Title : The Last Love
Genre : Romance
Main Cast : Song Ha Rien a.k.a You (Readers), Kim Kibum/Kim
Key Bum a.k.a Key SHINee
Other Cast : Temuka sendiri, kekeke~
~ Ha Rien P.O.V ~
Belakangan ini aku mengalami banyak kejadian-kejadian yang
begitu sulit untuk di terima akal sehatku.
Saat aku duduk di bangku kelas 3 SMA, aku sangat ingin merasakan
bagaimana rasanya mempunyai pacar. Untuk mewujudkan impianku itu, aku nekat
menembak hampir semua namja yang ku lihat ( mungkin aku memang keterlaluan -,-‘
) tapi mereka semua menolakku.
Aku tidak mengerti kenapa, sempat terpikir olehku apa mungkin
mereka kerja sama? ( tapi kata Sunny
pemikiranku bermasalah karena aku selalu di tolak T.T ). Aku sudah hampir putus
asa saat secara tak sengaja aku bertemu ‘Dia’, Kim Kibum. Pertemuan itu,
benar-benar merubah segalanya. Berawal dari impian iseng, kini beralih menjadi
perasaan cinta yang teramat dalam.
Aku tidak peduli walaupun kami hanya bisa bertemu saat malam
ataupun tidak pernah pergi berkencan. Aku juga tidak peduli Sunny yang tidak
percaya padaku karena dia sendiri belum pernah melihat Kibum. Saat itu, yang
paling penting untukku adalah selalu bisa berada di dekatnya.
Saat itu aku benar-benar bahagia hingga pada suatu hari dia menghilang.
Menghilang, benar-benar menghilang. Aku benar-benar terpuruk, aku baru saja
menemukan cinta pertamaku tapi dia pergi begitu saja. Di hari kelulusanku, aku
menangis sambil terus menunggunya di koridor sekolah tempat dimana kami biasa
bertemu.
Pada
hari itu dia akhirnya datang, aku merasa benar-benar lega. Tapi ternyata
kedatangannya saat itu adalah kali terakhir aku melihatnya. Jujur saja saat itu
aku benar-benar shock dengan pengakuannya bahwa dia bukan manusia. Di pikiranku
saat itu, mana mungkin. Mana mungkin ada hal semacam itu di dunia ini.
Sejak saat itu dia benar-benar pergi. Dia benar-benar
meninggalkanku untuk selamanya. Aku tidak bisa menerima ini. Aku tidak rela
membiarkannya pergi begitu saja. Aku benar-benar hampir putus asa memikirkan
dia yang takkan kembali hingga secara tiba-tiba aku bertemu ‘Dia’ yang lain.
Ah! Aku benar-benar melihatnya. Aku melihat Kibum. Perasaanku
menjadi campur aduk, antara kaget, takut, dan senang semuanya menjadi satu.
Kali ini, dia bukan halusinasi maupun roh seperti dulu, dia nyata. Aku
benar-benar bahagia. Kibum, dia kembali.
~ Ha Rie P.O.V End ~
***
~
Key P.O.V ~
Aku
tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi hari itu tiba-tiba saja aku melihat
seorang yeoja berdiri dan menangis di depan makan Kibum hyung. Saat ia berbalik
menatapku, ia sempat memanggilku ‘Kibum’. Aku maklum dia memanggilku seperti
itu, kami memang mirip hanya aja Kibum hyung lahir beberapa menit lebih cepat
dariku.
Masih
belum hilang rasa penasaranku akan yeoja itu, tiba-tiba aku lihat bayangan
Kibum hyung berdiri di belakangnya. Aku shock! Bagaimana bisa? Kibum hyung?
‘jaga
dia untukku’, aku membaca gerak bibirnya sebelum akhirnya ia menghilang. Aku
masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja ku lihat, tapi lagi, ku
beranikan diri memandang yeoja tadi. Kalau Kibum hyung memintaku untuk
menjaganya, berarti, yeoja ini pasti sangat penting untuknya.
Kulihat
yeoja itu terus menangis saat melihatku. Kelihatannya, bagi yeoja ini, Kibum
hyung juga sangat penting untuknya. Baiklah, jika memang Kibum hyung yang
minta. Aku akan menjaganya untukmu, hyung.
~
Key P.O.V End ~
***
“KYaaa~ . . .”
“Omo… Key!”
“Ya tuhan, dia
benar-benar tampan!”
Begitulah selentingan
demi selentingan komentar yang terdengar begitu Key melenggang masuk ke dalam
area halaman kampus. Setiap kali melihat namja ini, semua yeoja-yeoja dengan
refleks pasti akan menjerit histeris dan meneriaki namanya.
Hal ini tidak aneh,
pasalnya Key memang populer. Dia tampan, multitalend, ramah, sopan, pintar,
stylish dan anak dari seorang pengusaha kaya raya. Siapapun yang melihatnya
pasti akan jatuh cinta.
Sementara itu Ha Rien
dari kejauhan hanya mengamati namja tampan itu. Tatapan matanya berubah sendu.
Di sisi lain hatinya ia merasa amat senang dan lega karena hari ini ia bisa
melihat namja itu, namja yang dimatanya selalu terlihat sebagai sosok Kibum,
bukan Key Bum yang tidak lain adalah saudara kembar Kibum. Tapi jauh di dalam lubuk
hatinya, ia merasa benar-benar sakit. Melihat Key selalu saja mengingatkannya
dan menyadarkannya bahwa Kibum sudah tidak ada. Kibum tidak akan pernah kembali
lagi padanya.
Key
celingak celinguk mencari seseorang. Geraknya terhenti saat secara tak sengaja
matanya melihat sosok Ha Rien di kejauhan. Tatapan mereka bertemu, Key menyunggingkan
senyuman manisnya, kembali di amatinya yeoja
manis itu dari kejauhan. Beberapa bulan terakhir ini ia sering mengamati yeoja
ini dari kejauhan. Ia juga mulai mendekati yeoja ini untuk menuntaskan semua
rasa penasaraannya yang menjadi amat sangat besar dan menggebu-gebu begitu
mengetahui Ha Rien masuk ke Universitas yang sama dengannya. Jadi beginilah
sekarang, ia dan Ha Rien jadi sering bertemu dan mulai sedikit akrab.
Sejak hari di mana pertama kali ia bertemu dengan Ha Rien,
entah kenapa ia jadi ingin tahu semua tentang yeoja ini. Kenapa Kibum sampai
meminta bantuannya? Kenapa yeoja ini menjadi begitu penting? Pasalnya selama ia
bersama Kibum, ia tidak pernah sekali pun mendengar Kibum bercerita tentang
yeoja ataupun masalah cinta. Kibum terlalu sibuk dengan berobat akan
penyakitnya daripada mengurusi hal-hal sepele seperti itu.
Setelah mencari tau semuanya, akhirnya ia mengerti. Meskipun
awalnya ia kaget dan tidak percaya dangan apa yang di dengarnya dari pengakuan
Ha Rien bahwa ia dan Kibum sempat berpacaran, akhirnya ia percaya kalau itu
benar.
Key mulai berjalan
menghampiri Ha Rien, di sisi lain, Ha Rien yang melihat gerak Kibum berjalan
mendekatinya mendadak berbalik dan berlari menjauhi namja itu.
Key tersentak, “Ha
Rien-ssi!! Tunggu!” pekik Key kaget.
Tanpa ba-bi-bu lagi Key
mempercepat langkahnya dan mulai berlari mengejar Ha Rien. Yeoja itu bersikap
aneh belakangan ini. Ha Rien tampak seperti menghindari Key, padahal selama ini
dia tidak begitu. Akhir-akhir ini Key memang sempat curiga ada yang tidak beres
dengan sikap Ha Rien. Jujur saja Key tidak suka Ha Rien menghindarinya. Tidak
melihat yeoja ini sehari saja sudah akan sangat menganggunya. Ia akan menjadi
gelisah dan merasakan adanya perasaan aneh yang begitu menyakiti hatinya jika
tidak bicara dengan yeoja ini.
“Ya’!! Ku bilang
tunggu!!” teriak Key lagi begitu bisa menggapai lengan Ha Rien dan menahannya.
Langkah Ha Rien berhenti, nafasnya ngos-ngosan. Sama seperti Key, pundaknya
naik turun mengikuti hembusan nafasnya yang tak beraturan.
“Ada apa denganmu? Kau
menjauhi ku huh?!” runtuk Key kesal.
Ha Rien tak menggubrisnya,
ia tak mau berbalik untuk memandang Key. Melihat sikap Ha Rien seperti ini,
mendadak membuat Key benar-benar menjadi sebal dan tidak tahan. Ia menarik
legan Ha Rien paksa agar yeoja itu berbalik menatapnya.
Berhasil. Ha Rien
berbalik. Baru saja Key mau mengoceh, tiba-tiba ia terdiam membatu. Dilihatnya
yeoja itu menangis dalam diam. Key pangling, lebih tepatnya dia bingung. Kenapa
tiba-tiba?
Tanpa aba-aba, Key
mulai melonggarkan cengkraman tangannya. Melihat yeoja itu menangis benar-benar
membuatnya miris. Yang benar saja, selama ini, terakhir kali ia melihat Ha Rien
menangis adalah saat di makam Kibum kakaknya.
“Wa..Waeyo? apa aku
menyakitimu?” tanya Key cemas.
Ha Rien menggeleng
cepat, tapi bibirnya tetap terkatup rapat. Tak ada satu katapun yang mampu
keluar dari tenggorokkannya. Key jadi merasa serba salah, dia bingung harus
melakukan apa.
“Kibum…” satu kata
pertama yang keluar dari bibir kecil Ha Rien. Key tersentak kaget, ia menatap
Ha Rien bingung.
“Kau bukan Kibum,
sebesar apapun aku berusaha untuk melepaskannya, aku tidak pernah bisa. Di
mataku kau adalah Kibum, mungkin aku jahat tapi tujuanku mendekatimu selama ini
hanyalah untuk melepaskan rinduku pada Kibum. Kalian begitu mirip…” belum lagi
Ha Rien menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Key memotong.
“Ooh, jadi begitu?
Tapi, jangan khawatir, jika kau mau menganggapku sebagai Kibum hyung juga tidak
masalah. Toh aku tidak rugi apapun. Lagipula, aku sudah berjanji pada Kibum
hyung untuk menjagamu”
Ha Rien mendongak, di
lihatnya Key menyunggingkan senyuman manis padanya. “jadi kau menjauhiku hanya
karena takut aku marah? Tidak apa-apa. Pokoknya kau jangan jauh-jauh dariku,
nanti Kibum hyung akan mengomeliku. Kau tidak tau bagaimana cerewetnya Kibum
hyung itu” curhat Key spontan.
Ha Rien masih diam, di
amatinya lagi tiap lekuk bagian wajah Key. Benar, mereka sangat mirip. “jadi,
bolehkah aku menganggapmu sebagai Kibum? Benar tidak masalah?” tanya Ha Rien
tiba-tiba.
Key mengangguk,
“tapi…kalau kau menganggap aku sebagai Kibum hyung, bukankah artinya kita
pacaran?” goda Key. Wajah Ha Rien merona, “Ee-itu.. kalau kau tidak keberatan”
ucap Ha Rien pelan namun terdengar dengan jelas di telinga Key.
Key kembali tersenyum,
ia menarik Ha Rien mendekat dan mengacak-acak rambut yeoja manis itu gemas.
“baiklah, aku akan meladenimu sampai bosan. Mulai sekarang, panggil aku Kibum
dan kita adalah sepasang kekasih, tapi ini hanya di antara kita berdua, kau tau
kan fans ku di luar sana sangat banyak, aku tidak mau mereka kecewa dan
berhenti menyorak-nyoraikan namaku” kata Key narsis dengan nada jail.
Ha Rien mengangguk
polos, Aigo.. yeoja ini benar-benar
manis. Pantas saja Kibum hyung sampai menitipkan (?) nya padaku. Dia pasti
tidak rela ada namja lain yang merebut Ha Rien darinya. Cih, dasar hyung! Cara
berpikirmu benar-benar mudah di tebak!’ pikir Key gemas.
***
“Jadi, Kim Key Bum
sekarang berubah menjadi Kim Kibum?” celetuk Minho asal. Key mengangguk kecil
tanpa mengalihkan padangannya sedikitpun dari buku yang sendari tadi terus di
bacanya.
“Kau yakin tidak
apa-apa Key? Apa tidak seharusnya kau membantunya untuk melupakan Kibum?”
lanjut Minho lagi.
“Percuma saja. Dia
tidak akan bisa lupa jika setiap hari selalu bertemu denganku di kampus!” jawab
Key masih di balik bukunya. Minho mengangguk kecil tanda mengerti, “memang
benar, tapi bukankah kalau begini kesempatanmu untuk mendapatkan cintanya
semakin tipis?”
Key bergerak, ia
mendongak. Keningnya berkerut “mendapatkan cintanya? Astagah, kau pasti salah
paham. Aku hanya mengikuti permintaan Kibum hyung untuk menjaganya” jelas Key
bingung.
“Hhh.. ayolah Key,
selama ini kau terus memperhatikannya. Awalnya dari rasa penasaran, lalu kau
tertarik dan mendekatinya setelah itu suka lalu kau akan berpikir untuk
memilikinya seutuhnya”
Key terdiam, ia tampak
berpikir. Raut wajahnya seperti mengatakan ‘masa sih?’
“Lagipula apa kau yakin
Kibum meminta kau menjaga Ha Rien karena takut di ambil namja lain? Bagaimana
jika dia mengatakan itu karena dia yakin hanya kaulah yang pantas untuk
mendapatkan cinta He Rien?”
Key masih diam. Mungkin
apa yang dikatakan Minho ada benarnya, tapi saat ini dia tidak memiliki
perasaan apapun pada yeoja itu. terlebih lagi, kata-kata ‘jaga dia untukku’ itu
memiliki banyak sekali makna. Siapa yang tau mana arti yang sesungguhnya?
***
“Kibum-ah!!” teriak Ha
Rien keras sehingga membuat semua orang di area parkir kampus beralih
memandangnya. Key yang tadinya sedang asyik berbincang bersama teman-temannya
pun ikut mendongak. Di lihatnya Ha Rien tersenyum lebar dan melambai padanya.
“lihat, dia tersenyum”
gumam Key sumringah melihat senyuman lebar Ha Rien.
“bukankah dia yeoja
yang sering bersamamu? Ada apa di antara kalian? Dan Kibum, bukankah itu nama
hyungmu Key?” tanya salah satu teman Key yang bermata sipit seperti bulan
sabit, Onew.
“Aa—tidak ada apa-apa.
Sudah ya, aku ada janji!” pamit Key tiba-tiba seraya setengah berlari
menghampiri Ha Rien. Di sisi lain Minho terus memperhatikan setiap gerak dan
raut wajah Key. Sepertinya akan terjadi sesuatu yang gawat’ pikirnya.
Sementara itu-à
“Aku membuatkanmu bekal
makan siang!” kata Ha Rien semangat seraya menyodorkan sebuah kotak bekal pada
Key.
“Jinjja? Huaaa… pasti
rasanya enak!” jawab Key tak kalah semangat. Entah kenapa melihat Ha Rien yang
terlihat begitu bahagia dan ceria membuat suasana hati Key ikut cerah. Selama
ini, baru kali ini ia melihat Ha Rien begitu bersemangat.
“Tentu saja! Aku
memasaknya sendiri. Oo-bagaimana kalau kita makan di sana?” tunjuk Ha Rien pada
sebuah kursi taman panjang di bawah sebuah pohon rindang tak jauh dari tempat
mereka berdiri.
“Baiklah!” jawab Key
seraya beralih merangkul Ha Rien dan membawanya berjalan mendekati tempat yang
dimaksud. Key dan Ha Rien duduk sedikit miring agar mereka saling berhadapan.
Ha Rien mulai membuka
kotak bekal dan..
“Tadaaa~ Mie wortel
dengan telur dadar gulung seperti yang pernah kau ceritakan padaku. Kau bilang
saat itu kau suka sekali wortel kan? Aku sengaja membuatkannya untukmu,
hehehe…”
Key membatu. Oh tidak.
Apa yang yang baru saja Ha Rien katakan? Wortel? Omo..
Key mengigit bibir
bawahnya bingung. Key sendiri yang tidak keberatan Ha Rien menganggapnya
sebagai Kibum, dan Kibum sangat menyukai Wortel, tapi masalahnya Key180 derajat
terbalik dengan Kibum yang benar-benar sangat amat tidak suka dengan sayuran
yang di sebut ‘WORTEL’.
“Eh~ Kau tidak suka?”
tegur Ha Rien dengan nada sedikit kecewa.
“A..Ani.. aku suka..
sungguh” jawab Key cepat. Ha Rien diam, ia memandangi raut wajah Key yang
terlihat gelisah. “Apa ada yang salah Key? ku pikir Kibum memang pernah bilang
kalau dia suka wortel kok”
“Ah~ kau ini bicara
apa? ingat kan kata-kata ku kemarin? Aku ini Kim Kibum, bukan Key, jadi tentu
saja aku suka!” jawab Key canggung.
Dengan ragu Key
mengambil sumpit dan mulai melahap mie wortel tadi dengan terpaksa, tapi tentu
saja tidak ia tunjukkan langsung di depan Ha Rien. Raut wajahnya tetap berusaha
menikmati mie tadi sambil sesekali menyunggingkan senyuman manisnya.
“Enak sekali!” ucap Key
di sela-sela sendokkan mienya.
Omo…
Hueekk… Aku benci ini. Wortel?? Astagah…’ pikir Key dalam
hati.
“Jinjja? Huaaa.. syukur
lah Kibum. Kalau begitu, aku akan buatkan untukmu setiap hari!” seru Ha Rien
semangat.
Byurrr…
Key yang tadinya sedang
ayik meneguk air mineralnya mendadak menyemburkannya ke luar. “Ohok..ohok…Uhuk..
Hhh.. Hhh.. Haahh…” Key tersedak.
Hidungnya memerah. Di rasakannya air tadi sudah naik ke saluran pernafasannya.
“Ah, Kibum, kau tidak
apa-apa?” kata Ha Rien kaget.
Ha Rien mulai
membongkar isi tasnya, terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Raut wajahnya
tampak panik dan khawatir. Key mendongak, melihat raut wajah Ha Rien yang
seperti itu mendadak membuatnya tersenyum simpul.
“Aku tidak apa-apa!”
jawab Key sembari menggosok-gosok hidungnya yang memerah dengan jari
telunjuknya.
“Ah ini dia!” Ha Rien
menyodorkan sebuah sapu tangan pink bermotif kotak-kotak pada Key. “Gomawo” Key
mengambil alih sapu tangan tadi.
“Kau yakin baik-baik
saja?” tanya Ha Rien cemas. Key mengangguk kecil dan tersenyum tipis lalu
menengadahkan wajahnya menatap langit menerawang.
“Kau sangat mencintaiku
ya, Ha Rien-ssi??” tanya Key tiba-tiba.
Ha Rien tersentak
kaget. Ia memandang Key bingung, “Ya maksudku, mencintai Kibum hyung. Kau ingat
kan kalau sekarang aku berperan sebagai Kibum hyung?” lanjut Key lagi.
“Ee—iya ya, hehehe… aku
belum terbiasa. Aku pikir kau bertanya di posisi dirimu sendiri” Ha Rien
manggaruk-garuk kepalanya geje.
“iya, aku sangat
mencintaimu Kibum” jawab Ha Rien tiba-tiba.
“untuk pertama kalinya,
aku benar-benar jatuh cinta. Kau namjachingu pertamaku, kau cinta pertamaku dan
kau adalah segalanya untukku. Saat kau bilang kau akan pergi jauh… aku merasa
benar-benar terpukul..” lanjut Ha Rien pelan.
Ingatan Ha Rien kembali
membawanya pada kenagannya bersama Kibum saat itu. tanpa ia sadari matanya mulai
memanas, air matanya tampak sudah mulai berkumpul di pelupuk matanya.
Key yang menyadari
perubahan nada bicara Ha Rien kini beralih memandang yeoja itu. Ha Rien
menunduk sambil terus mengigit bibir bawahnya dan meremas-remas jemari-jemari
tangannya sendiri. Tatapan mata Key berubah sendu, yeoja itu pasti sangat
mencintai Kibum.
“Jangan menangis, aku
ada di sini. Aku tidak akan pergi jauh meninggalkanmu lagi” ucap Key pelan
seraya mengelus rambut Ha Rien lembut. Ha Rien mendongak, di lihatnya namja itu
tersenyum.
Benar,
sekarang Key adalah Kibum. Kibum yang begitu aku cintai. Dia tidak pergi, dia
ada di sini, bersamaku. Kibum tak akan pergi kemanapun lagi. Kini aku bisa melihatnya
dengan jelas. Senyumnya, raut wajahnya, suaranya…
“Gomawo, Key…” ucap Ha
Rien pelan, nyaris berbisik.
Dalam hati ia tahu ini
salah. Ini tidak benar. Key adalah Key, dan Kibum adalah Kibum. Tapi ia tidak
mau menerima kenyataan ini, masih sulit untuknya melupakan Kibum. Mungkin dia
egois, tapi Key sendiri rela dan dengan senang hati ingin membantunya.
Membantunya melepaskan semua rasa rindunya pada Kibum.
“Key adalah Kibum” Kata
Ha Rien menyakinkan pada dirinya sendiri.
***
“KYaaaa…. Key!!!”
“Omo… Key keren
bangetttt….”
“Key!!! Ya tuhan, dia
benar-benar membuatku hampir gila!”
Pekikkan demi pekikkan
itu terus terdengar sejak Key naik ke atas panggung. Semua mata kini terus
memperhatikan gerakkan demi gerakkan Key yang berhasil menghebohkan acara pensi
dalam rangka ulang tahun universitas hari ini.
Key dan teman-temannya
melakukan battle dance dengan sangat hebat. Peluh yang terus mengucur keluar
dari pori-pori kulit wajahnya membuat Key tampak semakin mempesona. Di antara
keramaian penonton, terlihat Ha Rien terus menatap Key tanpa bersuara. Matanya
membola, Key benar-benar keren dan terlihat semakin tampan.
“Omo… Lihat itu! Key
keren banget!”
Ha Rien mendongak,
celetukkan-celetukan yang kini semakin ramai itu membuyarkan lamunannya. Ah
benar, itu Key. Bagaimana dia bisa lupa? Sejak tadi di matanya, yang berada di
atas panggung itu adalah Kibum, tapi di mata orang lain, tetap saja dia adalah
Key.
Ha Rien mengigit bibir,
kenyataan ini lagi-lagi membuat hatinya terasa menjadi semakin sakit.
“tidak..dia Kibum, bukan Key. Dia Kibum!” Ha Rien kembali mengulang-ngulang
kata-kata itu untuk menghibur hatinya yang galau.
Ia kembali memandang
Key yang kini sudah membungkuk dan mengucapkan terima kasih sebelum akhirnya
turun ke belakang panggung. Ha Rien bergerak, ia keluar dari keramaian penonton
dan menghampiri Key di belakang panggung.
“Kerja bagus Key!” kata
Minho seraya menepuk pundak Key bangga.
“Haaahh… rasanya
menyenangkan sekali berdiri di atas panggung!” jawab Key berapi-api seraya
meneguk sebotol air mineralnya.
Sementara itu, di sisi
lain Ha Rien tampak memperhatikan Key dari kejauhan. Sesekali ia mengigit bibir
bawahnya gelisah. “Hhh… baiklah, dia Kibum!” gumam Ha Rien lagi.
Setelah menarik nafas
panjang, Ha Rien pun kembali melanjutkan langkahnya menghampiri Key.
“Kibum-ah!” panggil Ha Rien keras.
Key dan Minho
mendongak. Melihat Ha Rien yang berjalan ke arahnya, Key tersenyum dan melambaikan tangannya. Minho
melirik Key, lagi-lagi Key menunjukkan ekspresi sumringahnya. Minho hanya
geleng-geleng kepala dan menepuk pundak Key pelan, “ingatlah kata-kata ku waktu
itu Key. Kalau kau terus berperan sebagai Kibum seperti ini, maka akan semakin
sulit untukmu mendapatkannya. Mungkin dia menyukaimu, tapi itu karena di
matanya kau adalah Kibum, bukan Key!” kata Minho sebelum akhirnya pergi
meninggalkan Key begitu saja.
Key kembali diam. sesaat
ia berbalik dan melihat Minho yang terus berjalan menjauhinya. Raut wajahnya
kembali berubah aneh, kenapa Minho selalu berkata begitu? Key tidak mengerti.
dia melakukan ini demi Kibum, bukan karena dia menyukai Ha Rien. Key sangat
yakin dengan pemikirannya.
“Kibum, kau benar-benar
keren!” puji Ha Rien tiba-tiba yang berhasil membuyarkan lamunan Key.
“oh, ahahaha.. tentu
saja!” jawab Key bangga seraya membusungkan dadanya dan menepuk-nepuknya pelan
yang berhasil membuat Ha Rien terkikik geli. Key tersenyum tipis, jujur saja ia
senang melihat Ha Rien tampak bahagia seperti ini, tapi di sudut lain hatinya
terasa ada yang mengganjal. Di tambah lagi kata-kata Minho tadi terus
berputar-putar di kepalanya.
***
“Ahahaha~ berhenti!
Kibum-ah, berhenti!!!” berontak Ha Rien saat Key dengan jail terus menggelitik
perutnya. Mata Ha Rien sudah berair saking menahan geli, semantara Key terus
saja menggelitiknya tanpa ampun. Tidak peduli Ha Rien sudah hampir menangis
karenanya.
“Key!” terdengar
seseorang memanggilnya.
“Key!!!” panggillan itu
terdengar lagi. Tapi Key tetap tak bergeming, ia tak mendongak seakan-akan tak
mendengar seseorang tengah memanggilnya.
“KEY!!! Ya’!! KEY!!!”
Gerak Key berhenti, Ha
Rien juga berhenti tertawa dan beralih memandang seorang namja yang berjalan
mendekati ia dan Key. Key ikut mendongak, “Minho-ah, ada apa?” tanya Key
bingung.
“Key, kau ini tuli atau
apa? aku memanggilmu berulang kali. Hari ini kita harus pergi ke rumah Onew,
ada masalah yang harus di urus” jawab Minho sewot.
“Eh, benarkah? Kau
memanggilku?” Key malah balik bertanya. Minho berdecak kesal, kini ia beralih
memandang Ha Rien yang sedikit menyunggingkan senyumannya saat tatapan mata
mereka bertemu.
“sepertinya kita harus
bicara” kata Minho serius.
“O-o, baiklah!” Key
bangkit dari duduknya dan beralih memandang Ha Rien sejenak.
“Ha Rien-ssi, aku pergi
sebentar” pamit Key yang di ikuti dengan anggukan Ha Rien. Key dan Minhopun
berlalu. Mereka berjalan menjauh meninggalkan Ha Rien yang masih diam dan terus
memandangi keduanya hingga menghilang di tikungan.
Tanpa ada yang tau,
raut wajah Ha Rien kembali tampak gelisah. Perasaan bersalah kembali
menggerayangi hatinya.
Sudah hampir 3 bulan
sejak kejadian itu. kejadian di mana Key merelakan Ha Rien untuk menganggapnya
sebagai Kibum. Jujur saja, karena sandiwara itu, Key dan Ha Rien tampak semakin
dekat. Ha Rien benar-benar bahagia karena bisa kembali menemukan sosok Kibum
walaupun melalui Key. Tapi akhir-akhir ini ia merasakan ada yang salah.
Ia tau. Ha Rien sadar
dan masih mengingat jelas bahwa namja yang selama ini ia panggil dengan nama
‘Kibum’ adalah Key. Tapi ada yang tidak beres. Belakangan ini Ha Rien selalu
memperhatikan perubahan sikap Key. Berulang kali Ha Rien memergoki Key tidak
menggubris saat orang-orag memanggilnya dengan panggilan ‘Key’, dia baru akan
mendongak saat seseorang memanggilnya ‘Kibum’.
Ha Rien jadi merasa
aneh. Di tambah lagi sikap dan perilaku serta gaya bicara Key berangsur-angsur
mulai terdengar semakin mirip dengan gaya bicara Kibum. Di mata Ha Rien, Key
tampak benar-benar berbeda dan berubah. Key yang sekarang sama sekali berbeda
dengan Key yang dulu. Kini, Key semakin terlihat seperti Kibum.
“apa yang salah? Key
berubah.,. bukan karena aku kan?” gumam Ha Rien cemas.
***
“Key, berhentilah
bersandiwara!” tegas Minho lagi.
“Mwo? Apa maksudmu? Aku
tidak melakukan apapun” jawab Key bingung. Minho semakin tampak kesal, “jangan
berpura-pura seolah kau tidak mengerti. Aku tau kau sengaja merubah dirimu
sendiri agar tampak terlihat semakin mirip dengan Kibum demi Ha Rien. Tapi ini
tidak benar! Kau tidak bisa menjadi orang lain, kau harus tetap menjadi dirimu
sendiri!” jelas Minho panjang lebar.
“Kau ini bicara apa?
Aku tidak berpura-pura!” bantah Key.
“Kau itu, Kim Key Bum!
Bukan KIM KIBUM! Aku sudah muak dengan sikapmu”
Key terdiam. Raut
wajahnya mendadak berubah sendu. “tidak bisa. Mianhae Minho-ah, tapi aku tidak
bisa. Benar apa yang kau katakan saat itu, semakin lama bersamanya aku sadar
kalau aku mulai menyukainya. tapi Ha Rien hanya mau melihatku sebagai Kibum,
jadi hanya ini cara satu-satunya agar aku tetap bisa bersamanya. Lagipula kami
pacaran sungguhan, walaupun aku sebagai Kibum hyung. Menurutku tidak ada
bedanya aku sebagai Kibum atau Key, toh ini tetap tubuhku” kata Key panjang
lebar.
“Kau ini benar-benar
bodoh. Kibum adalah Kibum, dan Key adalah Key. Walau rupa kalian sama tapi
jelas saja kalian adalah dua orang yeng berbeda! Apa kau tidak apa-apa menerima
kenyataan bahwa Ha Rien menyukaimu karena dia berpikir kau adalah Kibum?”
“Tidak apa-apa. karena
itu aku akan selalu berusaha untuk menjadi Kibum hyung di matanya” jawab Key
sembari tersenyum kecut. Minho menatap Key tidak percaya, “kau benar-benar
sudah gila!”
“benar, mungkin aku
memang sudah gila”
***
“omo! Gawat, aku
terlambat!” pekik Ha Rien shock saat melihat jam tangannya yang sudah
menunjukkan pukul 10. Sebentar lagi kelasnya akan segara di mulai. Ha Rien tak
mau terlambat. Ia mempercepat langkahnya.
“Key!! Key!! Astagah!
Apa dia tuli?!” runtuk seseorang tiba-tiba.
Langkah Ha Rien
terhenti. Ia mendongak, di lihatnya beberapa orang namja dengan tampang putus
atas tengah memanggil-manggil Key keras. Ha Rien mengalihkan pandangannya ke
beberapa meter di depan. Terlihat Key sedang asyik duduk dan membaca sebuah
buku di tangannya.
“Key!!!” lagi-lagi
namja-namja itu memanggil Key, namun hasilnya lagi-lagi sama. Nihil. Key tetap
tak bergeming.
“semakin hari Key
semakin aneh. Aku benar-benar bingung menghadapinya” celetuk salah satu dari namja-namja
tadi. Ha Rien mengigit bibir, ia masih diam berdiri di tempatnya dan
mempertajam pendengarannya.
“Ah, coba kita panggil
dengan nama ‘Kibum’? ku dengar dia akan merespon!” celetuk yang lainnya lagi.
“Kibum? Tapi itukan
nama hyungnya?”
“aku juga tidak
mengerti. Tapi begitulah yang aku dengar. Belakangan ini Key tidak merespon
apapun kalau seseorang memanggilnya”
“Ah, baiklah, coba
saja!”
“Kibum!! Kibum-ah!!!”
panggil namja-namja itu lagi.
Ha Rien kini beralih
memandang Key di kejauhan, dan benar saja! Key mendongak dan memandang
namja-namja tadi beberapa saat sebelum akhirnya berdiri dari duduknya dan
setengah berlari menghampiri namja tadi.
Ha Rien tercekat. Ini
benar-benar aneh. Bukankah saat itu Key bilang hanya dia yang boleh
memanggilnya Kibum? Lalu kenapa?
“Song Ha Rien-ssi”
panggil seseorang tiba-tiba.
Ha Rien mendongak,
dilihatnya Minho tengah melemparkan senyuman manisnya padanya. “Ne?”
“kau ada waktu
sebentar? sepertinya kita perlu meluruskan sesuatu” mulai Minho to the point.
***
“Aku yakin kau juga pasti menyadari perubahan
apa yang terjadi pada Key sekarang” mulai Minho yang diikuti dengan anggukkan
kecil dari Ha Rien.
“Ini tidak bisa di
teruskan. Kau harus berhenti” lanjut Minho lagi.
He Rien mendongak, ia
memandang Minho bingung.
“Kau pasti mengerti.
Key adalah Key, dan Kibum adalah Kibum. Mereka adalah dua orang yang berbeda.
Mungkin bagimu, melihat Key sebagai Kibum akan menghibur hatimu, tapi bagaimana
dengan Key? Apa kau tidak memikirkan perasaannya? Dia terus berubah pelan-pelan,
berusaha untuk tampil sempurna sebagai Kibum di matamu. Merubah karakter dan
dirinya sendiri untuk menjadi orang lain…”
Ha Rien masih diam.
kali ini ia menduduk dalam. Ia mengerti, ia juga tau dengan jelas apa maksud
Minho yang sebenarnya. Namja itu ingin ia menghentikan semua sandiwara ini.
Tapi itu sangat sulit untuknya, ia tak mau kehilangan Kibum untuk yang kedua
kalinya.
“Aku sudah mengenal
mereka sejak kecil. Key dan Kibum. Tampak luar mungkin orang-orang tidak akan
bisa membedakkan mereka, tapi di dalam, mereka sangat jelas berbeda. Key tumbuh
sebagai anak yang sehat dan ceria, tapi Kibum, dia terlahir dengan kondisi
kesehatan yang sangat buruk. Bisa hidup sampai duduk di bangku SMA pun itu
bagaikan mukjizat untuknya…” entah kenapa, tiba-tiba saja Minho ingin
menceritakkan semuanya pada Ha Rien. Ia ingin yeoja ini tau, betapa berartinya
Key. Ia ingin yeoja ini, melihat Key sebagai seorang Kim Key Bum, bukan orang
lain.
“karena itu, semua
orang lebih memperhatikan Kibum. Sejak kecil Key selalu merasa dirinya
sendirian. Perbedaan kasih sayang yang di berikan orang tuanya tidak membuatnya
membenci Kibum, justru sebaliknya. Ia begitu memperhatikan dan menyayangi
Kibum. Seumur hidupnya, hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah saat di
mana ia harus merelakan Kibum pergi…”
“Mianhae…” potong Ha
Rien tiba-tiba.
“Tapi aku tidak bisa.
Aku memang egois, tapi bisakah kau beri aku waktu untuk melakukannya? Saat aku
siap, aku akan berhenti melakukan ini. Aku akan berhenti melihat Key sebagai
Kibum, tapi nanti, setelah aku bisa menerima, kalau Kibum memang sudah pergi”
lanjutnya lirih.
Minho melirik Ha Rien
sejenak. Ia mendesah. “ini tidak semudah yang kau pikirkan. Selama beberapa
tahun terakhir, aku tidak pernah melihat Key merasa begitu gembira. Sejak awal
ia bercerita tentangmu padaku, aku sudah menduganya. Key pasti akan menyukaimu.
Jadi bisakah, kau melihat Key sebagai dirinya sebentar saja? Kibum sudah pergi,
dia sudah meninggal. Kau harus menerimanya!”
Mata Ha Rien terasa
memanas. “kau tidak mengerti. kau tidak akan pernah bisa mengerti bagaimana
perasaanku. Cinta pertamaku jatuh pada seorang hantu! Seorang Roh namja yang
terjebak di sekolah! Apa kau pikir ini tidak menyakitkan? Aku begitu
mencintainya, ini terlalu rumit”
Air mata itu akhirnya
jatuh juga. Ha Rien sudah tak sanggup lagi menahannya. Ia mengerti ini semua
salah. Semua ini begitu menyiksa batinnya, melupakan Kibum tidak semudah
membalikkan telapak tangan untuknya.
Mendapati yeoja itu
menangis, tatapan mata Minho berubah sayu.
“Dia menyukaimu. Key
begitu menyukaimu makanya ia lakukan ini. Apa kau tidak bisa melihatnya? Kau
menyakitinya. Lupakan saja egomu, kalau kau memang tidak bisa menerima Key,
tinggalkan dia! Berhentilah untuk memanfaatkannya untuk kebahagiaan dirimu
sendiri! Jika ini terus berlanjut lebih lama, kau tidak akan tau apa yang akan
terjadi nanti” ucap Minho sehalus mungkin sebelum akhirnya pergi meninggalkan
Ha Rien sendirian.
Ha Rien terus menangis
dalam diam. “ini… tidak benar” gumamnya di sela isak tangisnya.
***
Key terlihat begitu
terburu-buru. Ia terus berjalan mengelilingi kampus sambil celingak-celinguk
mencari seseorang. Raut wajahnya tampak gelisah dan cemas. Berkali-kali ia
terus mencoba menghubungi seseorang tapi tak ada jawaban.
“Ha Rien-ssi, kenapa
tak menjawab telponku? Apa terjadi sesuatu? Setelah kau mendengar ini, cepat
hubungi aku!” kata Key panik sebelum akhirnya memutuskan hubungan telpon.
Key kembali mencari
sosok Ha Rien di seluruh penjuru Universitas. Tapi hasilnya sama saja. Nihil.
Sejak beberapa hari ini tiba-tiba saja Ha Rien menghilang. Ia juga tidak bisa
di hubungi. Key tidak mengeti apa yang terjadi, ada apa dengan Ha Rien
sebenarnya?
“Key!” panggil
seseorang tiba-tiba.
Lagi-lagi Key tak
menggubrisnya. Namja yang tadi terus memanggilnya tampak semakin kesal.
Setengah berlari ia berjalan menghampiri Key.
“Key, apa yang kau
lakukan? Kita harus kembali” tegur Minho lelah.
“Beberapa hari ini aku
tidak melihat Ha Rien. Ia juga tidak bisa di hubungi, aku khawatir” jawab Key
sambil terus mengedarkan padangannya ke seluru penjuru halaman universitas.
“Dia bisa mengurus
dirinya sendiri. Dia sudah besar, berhentilah bersikap berlebihan” balas Minho
kesal.
Key mendongak, ia
menatap Minho tak kalah kesal. “kau tidak mengerti! bagaimana kalau terjadi
sesuatu padanya?! Kalau kau mau kembali ke kelas, ya sudah, kembali saja
sendiri!”
Minho menghela nafas
lelah. Namja satu ini memang benar-benar keras kepala.
“Dia pasti sudah
memikirkannya. Dia tidak akan mau lagi bertemu denganmu, jadi jangan ganggu
dia. Ini yang terbaik” celetuk Minho tiba-tiba.
Kata-kata Minho barusan
berhasil menarik perhatian Key. Key berbalik memandangnya penasaran. “Apa? Apa
maksudmu?”
“sudahlah, ayo kembali
ke kelas!” Minho menarik lengan Key paksa.
“Ya’!! Aku bilang apa
maksudmu?! Kau bicara dengannya? Apa yang kau katakan padanya? Kenapa dia
menjauhiku?!” bentak Key keras seraya menarik lengannya kasar.
Minho mendadak keki.
Matanya menatap Key lelah, tetapi bibirnya masih mengatup rapat. Terlihat jelas
bahwa dia tidak ingin membicarakan hal ini ‘lagi’.
“HEY! AKU BERTANYA
PADAMU!!!” maki Key emosi seraya menarik kerah baju Minho kasar. Ia memandang
Minho tajam, raut wajahnya menggambarkan beribu-ribu kemarahan.
***
“Shit!” maki Key keras
begitu mengetahui semua yang Minho katakan pada Ha Rien di belakangnya. Ia
tidak suka ini. Kalau Minho sudah mengatakan hal seperti itu, Ha Rien pasti
akan menjauhinya. Key tidak bisa membayangkan bagaimana jika sehari saja tanpa
bisa melihat dan bicara dengan yeoja ini.
Belakangan ini ia
begitu menikmati kedekatannya dengan Ha Rien. Ia tak peduli Ha Rien melihatnya
sebagai Kibum, yang terpenting untuknya adalah bisa terus berada di dekat yeoja
ini.
Key terus berjalan
cepat menuju area parkir kampus. Ia ingin segera pulang dan menyusul ke rumah
Ha Rien. Ia harus menjelaskan pada Ha Rien bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Tidak apa-apa jika yeoja itu masih terus ingin melihatnya sebagai Kibum.
“Ha Rien-ssi, ku mohon.
Jangan pernah berpikir untuk menjauhiku lagi” gumam Key penuh harap. Raut
wajahnya mulai menujukkan tingkat kecemasan yang teramat dalam.
***
Ha Rien duduk meringkuk
di tempat tidurnya. Ke dua tangannya memeluk lipatan kedua kakinya di depan
dada dan menenggelamkan wajahnya di sana. Semalam ia tidak bisa tidur,
kata-kata Minho waktu itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.
“Dia
menyukaimu. Key begitu menyukaimu makanya ia lakukan ini. Apa kau tidak bisa
melihatnya? Kau menyakitinya. Lupakan saja egomu, kalau kau memang tidak bisa
menerima Key, tinggalkan dia! Berhentilah untuk memanfaatkannya untuk
kebahagiaan dirimu sendiri! Jika ini terus berlanjut lebih lama, kau tidak akan
tau apa yang akan terjadi nanti”
Mengingat itu, Ha Rien
kembali menangis. Memang benar, ia bisa melihat dengan jelas perubahan sikap
Key. Jika memang benar Key berubah karena dia, berarti semua ini sudah jelas
salah. Awalnya ini semua hanya keisengan kecil. Keisengan yang membuat Ha Rien
jadi terbiasa melihat Key sebagai Kibum.
Ha Rien hanya mencintai
Kibum. Tapi di sisi lain Key sudah bersikap amat baik padanya, namja itu juga
peduli padanya seperti Kibum dulu. Kini ia tau satu kenyataan bahwa Key
menyukainya. Tapi itu tidak mempengaruhi apapun, ia tidak memiliki perasaan
sedikitpun pada Key.
“jadi. . . aku harus
tinggalkan dia? Begitu kah?” gumam Ha Rien masih dengan wajah yang di benamkan
di antara kedua tekuk lututnya. “tapi aku belum siap melepaskan dia. Diri Kibum
yang ada padanya” lanjutnya lagi.
Suasana kembali hening.
Sesekali hanya terdengar isak tangis Ha Rien. Yeoja itu tampak berpikir dengan
keras tentang perasaannya. Ada perasaan bersalah yang amat dalam karena secara
tidak langsung ia sudah memperalat Key. Tapi di sudut hatinya yang lain, ini
bukan sepenuhnya kesalahannya. Key sendirilah yang sejak awal menyarankan hal
gila ini.
“Jangan
berpikir terlalu keras” tegur seseorang tiba-tiba. Suaranya terdengar begitu pelan dan tulus tetapi menyiratkan rasa
kecemasan yang dalam. Ha Rien yang mendengar itu sedikit tersentak kaget.
Dengan ragu ia mendongak, mengangkat wajahnya. Suara barusan, terdengar seperti
suara. . .
Mata Ha Rien tiba-tiba saja kembali memanas. Air mata haru
kembali jatuh begitu di lihatnya bayangan Kibum muncul tepat di depan matanya.
Namja itu terlihat begitu cemas, ia berdiri di dekat jendela balkon kamar Ha
Rien. Perlahan Kibum berjalan menghampiri Ha Rien dan menghapus air mata yeoja
itu perlahan.
“Jangan membuatku jadi khawatir begini” ucap Kibum pelan.
Ha Rien masih diam dengan air mata yang terus mengalir
membasahi pipinya. Sedetikpun ia tak mau berhenti menatap namja ini. Rasanya
sudah lama sekali. Benar, walaupun Key selama ini selalu tampil sebagai sosok
Kibum, tetapi rasanya tetap saja berbeda. Kali ini, Kibum yang sungguhan, bukan
lagi kepura-puraan.
“Berhentilah menangis”
“Akhirnya ketemu. . . Akhirnya aku melihatmu lagi” ucap Ha
Rien pelan.
Gerak Key yang tadinya terus menghapus air mata yeoja ini
mendadak berhenti. Di tatapnya mata Ha Rien dalam, yeoja ini sudah banyak
menderita karenanya. Mungkin semuanya tidak akan jadi seperti ini jika saat itu
mereka tidak bertemu. Raut wajah Kibum berubah murung, ia mendesah.
“Ha Rien-ssi, ku mohon jangan seperti ini. Aku sudah pernah
bilang padamu kan? Kau
harus terbiasa tanpa aku, aku yakin, suatu hari nanti kau akan bertemu dengan
namja yang benar-benar akan mencintaimu lebih dari aku mencintaimu. Kau
ingat?” kata Kibum lembut.
Ha
Rien menggigit bibir, “Aku tau. Aku sudah berusaha. . .”
“Waktuku
tidak banyak, jadi dengarkan aku kali Ha Rien-ssi. Aku sudah melihat semua yang
terjadi belakangan ini dan ini tidak benar. . .” Kibum menggenggam punggung
tangan Ha Rien lembut.
“Key,
dia adikku. Kalian tidak bisa melakukan ini. Key adalah Key, dan aku adalah aku.
Kau pasti mengerti ini. Bukan seperti ini yang ku harapkan. Aku ingin Key
menjagamu agar bisa menggantikan posisiku di hatimu, tidakkah kau bisa mengerti
aku?” Kibum berusaha menjelaskan. Ia jadi tampak serba salah, ia sendiri
sebenarnya bingung. Dalam hati ia senang Ha Rien masih mencintainya hingga
kini, tapi di sisi lain, ia merasa ini semua salah. Ini tidak boleh di teruskan
lebih jauh lagi.
“Kibum…kau
ingin aku…mencintai orang lain?” tanya Ha Rien gemetar.
“Aku
sudah melihat. Key menyukaimu. Rasa cintanya mulai tumbuh, jadi ku mohon,
lihatlah Key sebagai dirinya. Kau harus bisa menerima kenyataan bahwa aku…sudah
pergi” ucap Kibum lirih.
Mendengar
itu tangis Ha Rien kembali semakin keras. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya
kuat. “Ani. Kau tidak boleh pergi. Ku mohon, jangan pergi lagi. Tetaplah di
sini bersamaku” mohonnya.
Kibum
hanya diam. Ia memandang Ha Rien yang sudah tampak sangat kacau. Mata Kibum
mulai memanas. Ia sudah tidak sanggup lagi melihat Ha Rien menderita karenanya.
Semua ini menyiksa batinnya. Ia tak menyangka rasa cinta Ha Rien padanya akan
jadi sedalam ini.
“kau
harus membuka hatimu…” gumam Kibum yang mulai bergerak menarik Ha Rien kedalam
pelukkannya. Awalnya Ha Rien memberontak karena tidak bisa berpikir sehat, tapi
semakin lama ia mulai bisa tenang. Sejenak Ha Rien memejamkan matanya,
tiba-tiba saja otaknya kembali memutar semua kenangannya bersama Key selama
ini. Semua pengorbanan dan perjuangan namja itu agar bisa membuatnya tersenyum.
Mengorbankan perasaannya agar Ha Rien tetap bisa melihat dirinya sebagai Kibum.
Serta perubahan apa saja yang terjadi pada namja itu hingga kini ia telah
menjadi orang lain. Bukan lagi dirinya yang dulu. Key yang selalu bersemangat
dan cerewet. Bukan.
“jika
aku cinta pertamamu, maka jadikanlah Key, cinta terakhirmu, Ha Rien-ssi” bisik
Kibum lembut sebelum akhirnya Ha Rien jatuh tertidur di dalam pelukannya.
Perlahan Kibum melonggarkan pelukannya dan merebahkan Ha Rien di tempat
tidurnya.
Kibum
menarik selimut dan menyelimuti yeoja itu. lalu merapikan rambutnya yang
berantakkan dan menghapus sisa air mata di pipinya. Di pandanginya lagi yeoja
manis itu untuk yang terakhir kalinya. Sekilas Kibum menyunggingkan senyuman
tipis.
“Setelah
ini kau akan merasa lebih baik. Belajarlah untuk menjadi dewasa, Ha Rien-ssi”
bisik Kibum sembari mengecup kening Ha Rien lembut.
“saranghae.
Jeongmall saranghaeyo, Ha Rien-ssi”
***
“ Ha Rien-ssi!!! Ya’!! Ha Rien-ssi!!” panggil seseorang
keras.
Perlahan Ha Rien mulai membuka matanya. kepalanya terasa
berat dan berkunang-kunang. Wajahnya juga terasa lengket dan matanya bengkak.
Setelah beberapa jam tertidur akhirnya ia bangun dan mendapati Kibum sudah
menghilang.
“Kibum…” panggil Ha Rien pelan.
“Song Ha Rien!! Ya’! Song Ha Rien, kau ada di rumah? Ku
mohon, bukakan pintu. Aku ingin bicara!!” lagi, terdengar seseorang berteriak
memanggilnya di dikuti dengan suara pintu yang di gedor dengan kasar dan tak
sabar.
Pelan-pelan Ha Rien bangkit dari tidurnya. Ia duduk termenung
berusaha mengingat apa yang terjadi tadi. Kibum membantunya mengingat semua
perhatian Key padanya. Membantu menyadarkannya betapa Key terlihat jelas sangat
menyukainya.
“kau benar-benar ingin aku menerimanya, Kibum?” gumam Ha Rien
lirih.
“Ha rien-ssi!!” Lagi, terdengar orang itu berteriak.
Ha Rien bergerak. Ia bangkit dan berjalan keluar menuruni
tiap anak tangga. Masih dengan wajah kucel dan berantakkan ia beranjak membukakan
pintu. Di sana, terlihat Key dengan penampilan yang kalah berantakkan dengannya
berdiri dengan bercucuran keringat.
“Kau, tidak apa-apa? apa terjadi sesuatu? Kau sakit?” tanya
Key cemas begitu melihat wajah Ha Rien yang tampak pucat. Ha Rien tak menjawab,
ia hanya menggeleng pelan.
“Kau tidak memikirkan apa yang Minho katakan padamu waktu itu
kan? Kau tidak menganggapnya seriuskan? Kau tidak akan mengehentikan rencana
kit….”
“Aku menyukaimu…” potong Ha Rien tiba-tiba, yang berhasil
membuat Key terdiam.
“Ah ani. Aku mencintaimu. Jeongmall saranghaeyo…” ralat Ha
Rien lagi. Mata Key membola begitu mendengar pengakuan Ha Rien barusan. Raut wajahnya
berubah cerah. “be..benarkah?” tanyanya antusias.
“Kibum. Aku benar-benar mencintaimu lebih dari apapun di
dunia ini” lanjut Ha Rien lagi yang berhasil meruntuhkan semua harapan di hati
Key. Key tampak tersentak lalu menunduk, raut wajahnya kembali sendu. “Ah
benar, Kibum” gumamnya.
Ha Rien memandangi Key sejenak, kini ia mengerti. Namja ini
ternyata benar-benar mengorbankan perasaannya, “kenapa kau mau melakukan ini
untukku? Kau bukan Kibum”
Key mendongak, ia tersenyum kecut, “karena, kalau aku bukan
Kibum hyung, kau tidak mau melihatku. Bagiku, asalkan kau berada di sisiku,
walaupun harus menjadi orang lain itu tidak masalah” jawab Key apa adanya.
Sebenarnya ia juga lelah dengan semua sandiwara ini. Semua
ini menyiksa batinnya, menguras tenaga dan pikirannya. hanya menggores luka di
hatinya. Lama sekali ia ingin mendengar Ha Rien mengatakan cinta padanya, tapi
begitu ia dengar, selalu saja ada kata ‘Kibum’. Itu bukan dia. Itu bukan
dirinya.
“bodoh!” maki Ha Rien tiba-tiba.
“kau ini benar-benar bodoh. Tapi, mungkin itu adalah salah
satu daya tarikmu” lanjut Ha Rien lagi. Kening Key berkerut, ia memandang Ha
Rien bingung.
Ha Rien diam sejenak. Mungkin memang benar apa yang Kibum
katakan. Cepat atau lambat ia juga pasti harus terbiasa tanpa Kibum. Key juga
anak yang baik. Mungkin, mencoba untuk menerima Key sebagai Kim Key Bum juga
tidak akan terlalu buruk. Meski sulit, tapi Ha Rien harus tetap mencobanya. Ia
tak mau membuat Kibum terlalu cemas lagi karena dirinya. Ha Rien harus mencoba
melepaskan egonya.
“Mulai sekarang, berhentilah menjadi Kibum. Sekeras apapun
kau berusaha untuk menjadi sepertinya, di kenyataannya kau tetaplah bukan dia.
Percuma. Jadi, tetaplah menjadi dirimu sendiri. Kalau kau benar-benar menyukaiku,
maka…buatlah aku menyukaimu, sebagai Key. Walaupun itu akan terasa begitu sulit
untukmu, karena sampai sejauh ini, sedetikpun aku tidak bisa melupakan Kibum”
kata Ha Rien panjang lebar.
Key terbelalak kaget. “M..Mwo? Apa itu artinya…” kata-kata
Key menggantung begitu tiba-tiba di lihatnya bayangan samar Kibum tengah
berdiri di samping Ha Rien dan terlihat menyunggingkan senyuman manisnya. Kibum
mengerling nakal, “berusahalah” Key membaca gerak bibir hyungnya itu. Cukup
satu kata itu sudah membuat Key mengerti. Ia balas tesenyum manis, lalu beralih
memandangi Ha Rien penuh sayang.
“aku pasti… akan membuatmu jatuh cinta kepadaku dan akan ku
pastikan, aku akan menjadi, cinta terakhirmu, Ha Rien-ssi” tekad Key mantap.
Gomawo hyung,
sudah memberikan aku kesempatan’
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar