Sabtu, 17 September 2011

[FF] The Last Love-Sequel First Love - Oneshoot



Author : Puthrie Shairis As
Title : The Last Love
Genre : Romance
Main Cast : Song Ha Rien a.k.a You (Readers), Kim Kibum/Kim Key Bum a.k.a Key SHINee
Other Cast : Temuka sendiri, kekeke~

~ Ha Rien P.O.V ~
Belakangan ini aku mengalami banyak kejadian-kejadian yang begitu sulit untuk di terima akal sehatku.  Saat aku duduk di bangku kelas 3 SMA, aku sangat ingin merasakan bagaimana rasanya mempunyai pacar. Untuk mewujudkan impianku itu, aku nekat menembak hampir semua namja yang ku lihat ( mungkin aku memang keterlaluan -,-‘ ) tapi mereka semua menolakku.
Aku tidak mengerti kenapa, sempat terpikir olehku apa mungkin mereka kerja sama?  ( tapi kata Sunny pemikiranku bermasalah karena aku selalu di tolak T.T ). Aku sudah hampir putus asa saat secara tak sengaja aku bertemu ‘Dia’, Kim Kibum. Pertemuan itu, benar-benar merubah segalanya. Berawal dari impian iseng, kini beralih menjadi perasaan cinta yang teramat dalam.
Aku tidak peduli walaupun kami hanya bisa bertemu saat malam ataupun tidak pernah pergi berkencan. Aku juga tidak peduli Sunny yang tidak percaya padaku karena dia sendiri belum pernah melihat Kibum. Saat itu, yang paling penting untukku adalah selalu bisa berada di dekatnya.
Saat itu aku benar-benar bahagia hingga pada suatu hari dia menghilang. Menghilang, benar-benar menghilang. Aku benar-benar terpuruk, aku baru saja menemukan cinta pertamaku tapi dia pergi begitu saja. Di hari kelulusanku, aku menangis sambil terus menunggunya di koridor sekolah tempat dimana kami biasa bertemu.
Pada hari itu dia akhirnya datang, aku merasa benar-benar lega. Tapi ternyata kedatangannya saat itu adalah kali terakhir aku melihatnya. Jujur saja saat itu aku benar-benar shock dengan pengakuannya bahwa dia bukan manusia. Di pikiranku saat itu, mana mungkin. Mana mungkin ada hal semacam itu di dunia ini.
Sejak saat itu dia benar-benar pergi. Dia benar-benar meninggalkanku untuk selamanya. Aku tidak bisa menerima ini. Aku tidak rela membiarkannya pergi begitu saja. Aku benar-benar hampir putus asa memikirkan dia yang takkan kembali hingga secara tiba-tiba aku bertemu ‘Dia’ yang lain.
Ah! Aku benar-benar melihatnya. Aku melihat Kibum. Perasaanku menjadi campur aduk, antara kaget, takut, dan senang semuanya menjadi satu. Kali ini, dia bukan halusinasi maupun roh seperti dulu, dia nyata. Aku benar-benar bahagia. Kibum, dia kembali.
~ Ha Rie P.O.V End ~
***
~ Key P.O.V ~
Aku tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi hari itu tiba-tiba saja aku melihat seorang yeoja berdiri dan menangis di depan makan Kibum hyung. Saat ia berbalik menatapku, ia sempat memanggilku ‘Kibum’. Aku maklum dia memanggilku seperti itu, kami memang mirip hanya aja Kibum hyung lahir beberapa menit lebih cepat dariku.
Masih belum hilang rasa penasaranku akan yeoja itu, tiba-tiba aku lihat bayangan Kibum hyung berdiri di belakangnya. Aku shock! Bagaimana bisa? Kibum hyung?
‘jaga dia untukku’, aku membaca gerak bibirnya sebelum akhirnya ia menghilang. Aku masih belum bisa percaya dengan apa yang baru saja ku lihat, tapi lagi, ku beranikan diri memandang yeoja tadi. Kalau Kibum hyung memintaku untuk menjaganya, berarti, yeoja ini pasti sangat penting untuknya.
Kulihat yeoja itu terus menangis saat melihatku. Kelihatannya, bagi yeoja ini, Kibum hyung juga sangat penting untuknya. Baiklah, jika memang Kibum hyung yang minta. Aku akan menjaganya untukmu, hyung.
~ Key P.O.V End ~
***
“KYaaa~ . . .”
“Omo… Key!”
“Ya tuhan, dia benar-benar tampan!”
Begitulah selentingan demi selentingan komentar yang terdengar begitu Key melenggang masuk ke dalam area halaman kampus. Setiap kali melihat namja ini, semua yeoja-yeoja dengan refleks pasti akan menjerit histeris dan meneriaki namanya.
Hal ini tidak aneh, pasalnya Key memang populer. Dia tampan, multitalend, ramah, sopan, pintar, stylish dan anak dari seorang pengusaha kaya raya. Siapapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta.
Sementara itu Ha Rien dari kejauhan hanya mengamati namja tampan itu. Tatapan matanya berubah sendu. Di sisi lain hatinya ia merasa amat senang dan lega karena hari ini ia bisa melihat namja itu, namja yang dimatanya selalu terlihat sebagai sosok Kibum, bukan Key Bum yang tidak lain adalah saudara kembar Kibum. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya, ia merasa benar-benar sakit. Melihat Key selalu saja mengingatkannya dan menyadarkannya bahwa Kibum sudah tidak ada. Kibum tidak akan pernah kembali lagi padanya.
Key celingak celinguk mencari seseorang. Geraknya terhenti saat secara tak sengaja matanya melihat sosok Ha Rien di kejauhan. Tatapan mereka bertemu, Key menyunggingkan senyuman manisnya, kembali di amatinya yeoja manis itu dari kejauhan. Beberapa bulan terakhir ini ia sering mengamati yeoja ini dari kejauhan. Ia juga mulai mendekati yeoja ini untuk menuntaskan semua rasa penasaraannya yang menjadi amat sangat besar dan menggebu-gebu begitu mengetahui Ha Rien masuk ke Universitas yang sama dengannya. Jadi beginilah sekarang, ia dan Ha Rien jadi sering bertemu dan mulai sedikit akrab.
Sejak hari di mana pertama kali ia bertemu dengan Ha Rien, entah kenapa ia jadi ingin tahu semua tentang yeoja ini. Kenapa Kibum sampai meminta bantuannya? Kenapa yeoja ini menjadi begitu penting? Pasalnya selama ia bersama Kibum, ia tidak pernah sekali pun mendengar Kibum bercerita tentang yeoja ataupun masalah cinta. Kibum terlalu sibuk dengan berobat akan penyakitnya daripada mengurusi hal-hal sepele seperti itu.
Setelah mencari tau semuanya, akhirnya ia mengerti. Meskipun awalnya ia kaget dan tidak percaya dangan apa yang di dengarnya dari pengakuan Ha Rien bahwa ia dan Kibum sempat berpacaran, akhirnya ia percaya kalau itu benar.
Key mulai berjalan menghampiri Ha Rien, di sisi lain, Ha Rien yang melihat gerak Kibum berjalan mendekatinya mendadak berbalik dan berlari menjauhi namja itu.
Key tersentak, “Ha Rien-ssi!! Tunggu!” pekik Key kaget.
Tanpa ba-bi-bu lagi Key mempercepat langkahnya dan mulai berlari mengejar Ha Rien. Yeoja itu bersikap aneh belakangan ini. Ha Rien tampak seperti menghindari Key, padahal selama ini dia tidak begitu. Akhir-akhir ini Key memang sempat curiga ada yang tidak beres dengan sikap Ha Rien. Jujur saja Key tidak suka Ha Rien menghindarinya. Tidak melihat yeoja ini sehari saja sudah akan sangat menganggunya. Ia akan menjadi gelisah dan merasakan adanya perasaan aneh yang begitu menyakiti hatinya jika tidak bicara dengan yeoja ini.
“Ya’!! Ku bilang tunggu!!” teriak Key lagi begitu bisa menggapai lengan Ha Rien dan menahannya. Langkah Ha Rien berhenti, nafasnya ngos-ngosan. Sama seperti Key, pundaknya naik turun mengikuti hembusan nafasnya yang tak beraturan.
“Ada apa denganmu? Kau menjauhi ku huh?!” runtuk Key kesal.
Ha Rien tak menggubrisnya, ia tak mau berbalik untuk memandang Key. Melihat sikap Ha Rien seperti ini, mendadak membuat Key benar-benar menjadi sebal dan tidak tahan. Ia menarik legan Ha Rien paksa agar yeoja itu berbalik menatapnya.
Berhasil. Ha Rien berbalik. Baru saja Key mau mengoceh, tiba-tiba ia terdiam membatu. Dilihatnya yeoja itu menangis dalam diam. Key pangling, lebih tepatnya dia bingung. Kenapa tiba-tiba?
Tanpa aba-aba, Key mulai melonggarkan cengkraman tangannya. Melihat yeoja itu menangis benar-benar membuatnya miris. Yang benar saja, selama ini, terakhir kali ia melihat Ha Rien menangis adalah saat di makam Kibum kakaknya.
“Wa..Waeyo? apa aku menyakitimu?” tanya Key cemas.
Ha Rien menggeleng cepat, tapi bibirnya tetap terkatup rapat. Tak ada satu katapun yang mampu keluar dari tenggorokkannya. Key jadi merasa serba salah, dia bingung harus melakukan apa.
“Kibum…” satu kata pertama yang keluar dari bibir kecil Ha Rien. Key tersentak kaget, ia menatap Ha Rien bingung.
“Kau bukan Kibum, sebesar apapun aku berusaha untuk melepaskannya, aku tidak pernah bisa. Di mataku kau adalah Kibum, mungkin aku jahat tapi tujuanku mendekatimu selama ini hanyalah untuk melepaskan rinduku pada Kibum. Kalian begitu mirip…” belum lagi Ha Rien menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Key memotong.
“Ooh, jadi begitu? Tapi, jangan khawatir, jika kau mau menganggapku sebagai Kibum hyung juga tidak masalah. Toh aku tidak rugi apapun. Lagipula, aku sudah berjanji pada Kibum hyung untuk menjagamu”
Ha Rien mendongak, di lihatnya Key menyunggingkan senyuman manis padanya. “jadi kau menjauhiku hanya karena takut aku marah? Tidak apa-apa. Pokoknya kau jangan jauh-jauh dariku, nanti Kibum hyung akan mengomeliku. Kau tidak tau bagaimana cerewetnya Kibum hyung itu” curhat Key spontan.
Ha Rien masih diam, di amatinya lagi tiap lekuk bagian wajah Key. Benar, mereka sangat mirip. “jadi, bolehkah aku menganggapmu sebagai Kibum? Benar tidak masalah?” tanya Ha Rien tiba-tiba.
Key mengangguk, “tapi…kalau kau menganggap aku sebagai Kibum hyung, bukankah artinya kita pacaran?” goda Key. Wajah Ha Rien merona, “Ee-itu.. kalau kau tidak keberatan” ucap Ha Rien pelan namun terdengar dengan jelas di telinga Key.
Key kembali tersenyum, ia menarik Ha Rien mendekat dan mengacak-acak rambut yeoja manis itu gemas. “baiklah, aku akan meladenimu sampai bosan. Mulai sekarang, panggil aku Kibum dan kita adalah sepasang kekasih, tapi ini hanya di antara kita berdua, kau tau kan fans ku di luar sana sangat banyak, aku tidak mau mereka kecewa dan berhenti menyorak-nyoraikan namaku” kata Key narsis dengan nada jail.
Ha Rien mengangguk polos, Aigo.. yeoja ini benar-benar manis. Pantas saja Kibum hyung sampai menitipkan (?) nya padaku. Dia pasti tidak rela ada namja lain yang merebut Ha Rien darinya. Cih, dasar hyung! Cara berpikirmu benar-benar mudah di tebak!’ pikir Key gemas.
***
“Jadi, Kim Key Bum sekarang berubah menjadi Kim Kibum?” celetuk Minho asal. Key mengangguk kecil tanpa mengalihkan padangannya sedikitpun dari buku yang sendari tadi terus di bacanya.
“Kau yakin tidak apa-apa Key? Apa tidak seharusnya kau membantunya untuk melupakan Kibum?” lanjut Minho lagi.
“Percuma saja. Dia tidak akan bisa lupa jika setiap hari selalu bertemu denganku di kampus!” jawab Key masih di balik bukunya. Minho mengangguk kecil tanda mengerti, “memang benar, tapi bukankah kalau begini kesempatanmu untuk mendapatkan cintanya semakin tipis?”
Key bergerak, ia mendongak. Keningnya berkerut “mendapatkan cintanya? Astagah, kau pasti salah paham. Aku hanya mengikuti permintaan Kibum hyung untuk menjaganya” jelas Key bingung.
“Hhh.. ayolah Key, selama ini kau terus memperhatikannya. Awalnya dari rasa penasaran, lalu kau tertarik dan mendekatinya setelah itu suka lalu kau akan berpikir untuk memilikinya seutuhnya”
Key terdiam, ia tampak berpikir. Raut wajahnya seperti mengatakan ‘masa sih?’
“Lagipula apa kau yakin Kibum meminta kau menjaga Ha Rien karena takut di ambil namja lain? Bagaimana jika dia mengatakan itu karena dia yakin hanya kaulah yang pantas untuk mendapatkan cinta He Rien?”
Key masih diam. Mungkin apa yang dikatakan Minho ada benarnya, tapi saat ini dia tidak memiliki perasaan apapun pada yeoja itu. terlebih lagi, kata-kata ‘jaga dia untukku’ itu memiliki banyak sekali makna. Siapa yang tau mana arti yang sesungguhnya?
***
“Kibum-ah!!” teriak Ha Rien keras sehingga membuat semua orang di area parkir kampus beralih memandangnya. Key yang tadinya sedang asyik berbincang bersama teman-temannya pun ikut mendongak. Di lihatnya Ha Rien tersenyum lebar dan melambai padanya.
“lihat, dia tersenyum” gumam Key sumringah melihat senyuman lebar Ha Rien.
“bukankah dia yeoja yang sering bersamamu? Ada apa di antara kalian? Dan Kibum, bukankah itu nama hyungmu Key?” tanya salah satu teman Key yang bermata sipit seperti bulan sabit, Onew.
“Aa—tidak ada apa-apa. Sudah ya, aku ada janji!” pamit Key tiba-tiba seraya setengah berlari menghampiri Ha Rien. Di sisi lain Minho terus memperhatikan setiap gerak dan raut wajah Key. Sepertinya akan terjadi sesuatu yang gawat’ pikirnya.
Sementara itu-à
“Aku membuatkanmu bekal makan siang!” kata Ha Rien semangat seraya menyodorkan sebuah kotak bekal pada Key.
“Jinjja? Huaaa… pasti rasanya enak!” jawab Key tak kalah semangat. Entah kenapa melihat Ha Rien yang terlihat begitu bahagia dan ceria membuat suasana hati Key ikut cerah. Selama ini, baru kali ini ia melihat Ha Rien begitu bersemangat.
“Tentu saja! Aku memasaknya sendiri. Oo-bagaimana kalau kita makan di sana?” tunjuk Ha Rien pada sebuah kursi taman panjang di bawah sebuah pohon rindang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
“Baiklah!” jawab Key seraya beralih merangkul Ha Rien dan membawanya berjalan mendekati tempat yang dimaksud. Key dan Ha Rien duduk sedikit miring agar mereka saling berhadapan.
Ha Rien mulai membuka kotak bekal dan..
“Tadaaa~ Mie wortel dengan telur dadar gulung seperti yang pernah kau ceritakan padaku. Kau bilang saat itu kau suka sekali wortel kan? Aku sengaja membuatkannya untukmu, hehehe…”
Key membatu. Oh tidak. Apa yang yang baru saja Ha Rien katakan? Wortel? Omo..
Key mengigit bibir bawahnya bingung. Key sendiri yang tidak keberatan Ha Rien menganggapnya sebagai Kibum, dan Kibum sangat menyukai Wortel, tapi masalahnya Key180 derajat terbalik dengan Kibum yang benar-benar sangat amat tidak suka dengan sayuran yang di sebut ‘WORTEL’.
“Eh~ Kau tidak suka?” tegur Ha Rien dengan nada sedikit kecewa.
“A..Ani.. aku suka.. sungguh” jawab Key cepat. Ha Rien diam, ia memandangi raut wajah Key yang terlihat gelisah. “Apa ada yang salah Key? ku pikir Kibum memang pernah bilang kalau dia suka wortel kok”
“Ah~ kau ini bicara apa? ingat kan kata-kata ku kemarin? Aku ini Kim Kibum, bukan Key, jadi tentu saja aku suka!” jawab Key canggung.
Dengan ragu Key mengambil sumpit dan mulai melahap mie wortel tadi dengan terpaksa, tapi tentu saja tidak ia tunjukkan langsung di depan Ha Rien. Raut wajahnya tetap berusaha menikmati mie tadi sambil sesekali menyunggingkan senyuman manisnya.
“Enak sekali!” ucap Key di sela-sela sendokkan mienya.
Omo… Hueekk… Aku benci ini. Wortel?? Astagah…’ pikir Key dalam hati.
“Jinjja? Huaaa.. syukur lah Kibum. Kalau begitu, aku akan buatkan untukmu setiap hari!” seru Ha Rien semangat.
Byurrr…
Key yang tadinya sedang ayik meneguk air mineralnya mendadak menyemburkannya ke luar. “Ohok..ohok…Uhuk..  Hhh.. Hhh.. Haahh…” Key tersedak. Hidungnya memerah. Di rasakannya air tadi sudah naik ke saluran pernafasannya.
“Ah, Kibum, kau tidak apa-apa?” kata Ha Rien kaget.
Ha Rien mulai membongkar isi tasnya, terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Raut wajahnya tampak panik dan khawatir. Key mendongak, melihat raut wajah Ha Rien yang seperti itu mendadak membuatnya tersenyum simpul.
“Aku tidak apa-apa!” jawab Key sembari menggosok-gosok hidungnya yang memerah dengan jari telunjuknya.
“Ah ini dia!” Ha Rien menyodorkan sebuah sapu tangan pink bermotif kotak-kotak pada Key. “Gomawo” Key mengambil alih sapu tangan tadi.
“Kau yakin baik-baik saja?” tanya Ha Rien cemas. Key mengangguk kecil dan tersenyum tipis lalu menengadahkan wajahnya menatap langit menerawang.
“Kau sangat mencintaiku ya, Ha Rien-ssi??” tanya Key tiba-tiba.
Ha Rien tersentak kaget. Ia memandang Key bingung, “Ya maksudku, mencintai Kibum hyung. Kau ingat kan kalau sekarang aku berperan sebagai Kibum hyung?” lanjut Key lagi.
“Ee—iya ya, hehehe… aku belum terbiasa. Aku pikir kau bertanya di posisi dirimu sendiri” Ha Rien manggaruk-garuk kepalanya geje.
“iya, aku sangat mencintaimu Kibum” jawab Ha Rien tiba-tiba.
“untuk pertama kalinya, aku benar-benar jatuh cinta. Kau namjachingu pertamaku, kau cinta pertamaku dan kau adalah segalanya untukku. Saat kau bilang kau akan pergi jauh… aku merasa benar-benar terpukul..” lanjut Ha Rien pelan.
Ingatan Ha Rien kembali membawanya pada kenagannya bersama Kibum saat itu. tanpa ia sadari matanya mulai memanas, air matanya tampak sudah mulai berkumpul di pelupuk matanya.
Key yang menyadari perubahan nada bicara Ha Rien kini beralih memandang yeoja itu. Ha Rien menunduk sambil terus mengigit bibir bawahnya dan meremas-remas jemari-jemari tangannya sendiri. Tatapan mata Key berubah sendu, yeoja itu pasti sangat mencintai Kibum.
“Jangan menangis, aku ada di sini. Aku tidak akan pergi jauh meninggalkanmu lagi” ucap Key pelan seraya mengelus rambut Ha Rien lembut. Ha Rien mendongak, di lihatnya namja itu tersenyum.
Benar, sekarang Key adalah Kibum. Kibum yang begitu aku cintai. Dia tidak pergi, dia ada di sini, bersamaku. Kibum tak akan pergi kemanapun lagi. Kini aku bisa melihatnya dengan jelas. Senyumnya, raut wajahnya, suaranya…
“Gomawo, Key…” ucap Ha Rien pelan, nyaris berbisik.
Dalam hati ia tahu ini salah. Ini tidak benar. Key adalah Key, dan Kibum adalah Kibum. Tapi ia tidak mau menerima kenyataan ini, masih sulit untuknya melupakan Kibum. Mungkin dia egois, tapi Key sendiri rela dan dengan senang hati ingin membantunya. Membantunya melepaskan semua rasa rindunya pada Kibum.
“Key adalah Kibum” Kata Ha Rien menyakinkan pada dirinya sendiri.
***
“KYaaaa…. Key!!!”
“Omo… Key keren bangetttt….”
“Key!!! Ya tuhan, dia benar-benar membuatku hampir gila!”
Pekikkan demi pekikkan itu terus terdengar sejak Key naik ke atas panggung. Semua mata kini terus memperhatikan gerakkan demi gerakkan Key yang berhasil menghebohkan acara pensi dalam rangka ulang tahun universitas hari ini.
Key dan teman-temannya melakukan battle dance dengan sangat hebat. Peluh yang terus mengucur keluar dari pori-pori kulit wajahnya membuat Key tampak semakin mempesona. Di antara keramaian penonton, terlihat Ha Rien terus menatap Key tanpa bersuara. Matanya membola, Key benar-benar keren dan terlihat semakin tampan.
“Omo… Lihat itu! Key keren banget!”
Ha Rien mendongak, celetukkan-celetukan yang kini semakin ramai itu membuyarkan lamunannya. Ah benar, itu Key. Bagaimana dia bisa lupa? Sejak tadi di matanya, yang berada di atas panggung itu adalah Kibum, tapi di mata orang lain, tetap saja dia adalah Key.
Ha Rien mengigit bibir, kenyataan ini lagi-lagi membuat hatinya terasa menjadi semakin sakit. “tidak..dia Kibum, bukan Key. Dia Kibum!” Ha Rien kembali mengulang-ngulang kata-kata itu untuk menghibur hatinya yang galau.
Ia kembali memandang Key yang kini sudah membungkuk dan mengucapkan terima kasih sebelum akhirnya turun ke belakang panggung. Ha Rien bergerak, ia keluar dari keramaian penonton dan menghampiri Key di belakang panggung.
“Kerja bagus Key!” kata Minho seraya menepuk pundak Key bangga.
“Haaahh… rasanya menyenangkan sekali berdiri di atas panggung!” jawab Key berapi-api seraya meneguk sebotol air mineralnya.
Sementara itu, di sisi lain Ha Rien tampak memperhatikan Key dari kejauhan. Sesekali ia mengigit bibir bawahnya gelisah. “Hhh… baiklah, dia Kibum!” gumam Ha Rien lagi.
Setelah menarik nafas panjang, Ha Rien pun kembali melanjutkan langkahnya menghampiri Key. “Kibum-ah!” panggil Ha Rien keras.
Key dan Minho mendongak. Melihat Ha Rien yang berjalan ke arahnya, Key  tersenyum dan melambaikan tangannya. Minho melirik Key, lagi-lagi Key menunjukkan ekspresi sumringahnya. Minho hanya geleng-geleng kepala dan menepuk pundak Key pelan, “ingatlah kata-kata ku waktu itu Key. Kalau kau terus berperan sebagai Kibum seperti ini, maka akan semakin sulit untukmu mendapatkannya. Mungkin dia menyukaimu, tapi itu karena di matanya kau adalah Kibum, bukan Key!” kata Minho sebelum akhirnya pergi meninggalkan Key begitu saja.
Key kembali diam. sesaat ia berbalik dan melihat Minho yang terus berjalan menjauhinya. Raut wajahnya kembali berubah aneh, kenapa Minho selalu berkata begitu? Key tidak mengerti. dia melakukan ini demi Kibum, bukan karena dia menyukai Ha Rien. Key sangat yakin dengan pemikirannya.
“Kibum, kau benar-benar keren!” puji Ha Rien tiba-tiba yang berhasil membuyarkan lamunan Key.
“oh, ahahaha.. tentu saja!” jawab Key bangga seraya membusungkan dadanya dan menepuk-nepuknya pelan yang berhasil membuat Ha Rien terkikik geli. Key tersenyum tipis, jujur saja ia senang melihat Ha Rien tampak bahagia seperti ini, tapi di sudut lain hatinya terasa ada yang mengganjal. Di tambah lagi kata-kata Minho tadi terus berputar-putar di kepalanya.
***
“Ahahaha~ berhenti! Kibum-ah, berhenti!!!” berontak Ha Rien saat Key dengan jail terus menggelitik perutnya. Mata Ha Rien sudah berair saking menahan geli, semantara Key terus saja menggelitiknya tanpa ampun. Tidak peduli Ha Rien sudah hampir menangis karenanya.
“Key!” terdengar seseorang memanggilnya.
“Key!!!” panggillan itu terdengar lagi. Tapi Key tetap tak bergeming, ia tak mendongak seakan-akan tak mendengar seseorang tengah memanggilnya.
“KEY!!! Ya’!! KEY!!!”
Gerak Key berhenti, Ha Rien juga berhenti tertawa dan beralih memandang seorang namja yang berjalan mendekati ia dan Key. Key ikut mendongak, “Minho-ah, ada apa?” tanya Key bingung.
“Key, kau ini tuli atau apa? aku memanggilmu berulang kali. Hari ini kita harus pergi ke rumah Onew, ada masalah yang harus di urus” jawab Minho sewot.
“Eh, benarkah? Kau memanggilku?” Key malah balik bertanya. Minho berdecak kesal, kini ia beralih memandang Ha Rien yang sedikit menyunggingkan senyumannya saat tatapan mata mereka bertemu.
“sepertinya kita harus bicara” kata Minho serius.
“O-o, baiklah!” Key bangkit dari duduknya dan beralih memandang Ha Rien sejenak.
“Ha Rien-ssi, aku pergi sebentar” pamit Key yang di ikuti dengan anggukan Ha Rien. Key dan Minhopun berlalu. Mereka berjalan menjauh meninggalkan Ha Rien yang masih diam dan terus memandangi keduanya hingga menghilang di tikungan.
Tanpa ada yang tau, raut wajah Ha Rien kembali tampak gelisah. Perasaan bersalah kembali menggerayangi hatinya.
Sudah hampir 3 bulan sejak kejadian itu. kejadian di mana Key merelakan Ha Rien untuk menganggapnya sebagai Kibum. Jujur saja, karena sandiwara itu, Key dan Ha Rien tampak semakin dekat. Ha Rien benar-benar bahagia karena bisa kembali menemukan sosok Kibum walaupun melalui Key. Tapi akhir-akhir ini ia merasakan ada yang salah.
Ia tau. Ha Rien sadar dan masih mengingat jelas bahwa namja yang selama ini ia panggil dengan nama ‘Kibum’ adalah Key. Tapi ada yang tidak beres. Belakangan ini Ha Rien selalu memperhatikan perubahan sikap Key. Berulang kali Ha Rien memergoki Key tidak menggubris saat orang-orag memanggilnya dengan panggilan ‘Key’, dia baru akan mendongak saat seseorang memanggilnya ‘Kibum’.
Ha Rien jadi merasa aneh. Di tambah lagi sikap dan perilaku serta gaya bicara Key berangsur-angsur mulai terdengar semakin mirip dengan gaya bicara Kibum. Di mata Ha Rien, Key tampak benar-benar berbeda dan berubah. Key yang sekarang sama sekali berbeda dengan Key yang dulu. Kini, Key semakin terlihat seperti Kibum.
“apa yang salah? Key berubah.,. bukan karena aku kan?” gumam Ha Rien cemas.
***
“Key, berhentilah bersandiwara!” tegas Minho lagi.
“Mwo? Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apapun” jawab Key bingung. Minho semakin tampak kesal, “jangan berpura-pura seolah kau tidak mengerti. Aku tau kau sengaja merubah dirimu sendiri agar tampak terlihat semakin mirip dengan Kibum demi Ha Rien. Tapi ini tidak benar! Kau tidak bisa menjadi orang lain, kau harus tetap menjadi dirimu sendiri!” jelas Minho panjang lebar.
“Kau ini bicara apa? Aku tidak berpura-pura!” bantah Key.
“Kau itu, Kim Key Bum! Bukan KIM KIBUM! Aku sudah muak dengan sikapmu”
Key terdiam. Raut wajahnya mendadak berubah sendu. “tidak bisa. Mianhae Minho-ah, tapi aku tidak bisa. Benar apa yang kau katakan saat itu, semakin lama bersamanya aku sadar kalau aku mulai menyukainya. tapi Ha Rien hanya mau melihatku sebagai Kibum, jadi hanya ini cara satu-satunya agar aku tetap bisa bersamanya. Lagipula kami pacaran sungguhan, walaupun aku sebagai Kibum hyung. Menurutku tidak ada bedanya aku sebagai Kibum atau Key, toh ini tetap tubuhku” kata Key panjang lebar.
“Kau ini benar-benar bodoh. Kibum adalah Kibum, dan Key adalah Key. Walau rupa kalian sama tapi jelas saja kalian adalah dua orang yeng berbeda! Apa kau tidak apa-apa menerima kenyataan bahwa Ha Rien menyukaimu karena dia berpikir kau adalah Kibum?”
“Tidak apa-apa. karena itu aku akan selalu berusaha untuk menjadi Kibum hyung di matanya” jawab Key sembari tersenyum kecut. Minho menatap Key tidak percaya, “kau benar-benar sudah gila!”
“benar, mungkin aku memang sudah gila”
***
“omo! Gawat, aku terlambat!” pekik Ha Rien shock saat melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10. Sebentar lagi kelasnya akan segara di mulai. Ha Rien tak mau terlambat. Ia mempercepat langkahnya.
“Key!! Key!! Astagah! Apa dia tuli?!” runtuk seseorang tiba-tiba.
Langkah Ha Rien terhenti. Ia mendongak, di lihatnya beberapa orang namja dengan tampang putus atas tengah memanggil-manggil Key keras. Ha Rien mengalihkan pandangannya ke beberapa meter di depan. Terlihat Key sedang asyik duduk dan membaca sebuah buku di tangannya.
“Key!!!” lagi-lagi namja-namja itu memanggil Key, namun hasilnya lagi-lagi sama. Nihil. Key tetap tak bergeming.
“semakin hari Key semakin aneh. Aku benar-benar bingung menghadapinya” celetuk salah satu dari namja-namja tadi. Ha Rien mengigit bibir, ia masih diam berdiri di tempatnya dan mempertajam pendengarannya.
“Ah, coba kita panggil dengan nama ‘Kibum’? ku dengar dia akan merespon!” celetuk yang lainnya lagi.
“Kibum? Tapi itukan nama hyungnya?”
“aku juga tidak mengerti. Tapi begitulah yang aku dengar. Belakangan ini Key tidak merespon apapun kalau seseorang memanggilnya”
“Ah, baiklah, coba saja!”
“Kibum!! Kibum-ah!!!” panggil namja-namja itu lagi.
Ha Rien kini beralih memandang Key di kejauhan, dan benar saja! Key mendongak dan memandang namja-namja tadi beberapa saat sebelum akhirnya berdiri dari duduknya dan setengah berlari menghampiri namja tadi.
Ha Rien tercekat. Ini benar-benar aneh. Bukankah saat itu Key bilang hanya dia yang boleh memanggilnya Kibum? Lalu kenapa?
“Song Ha Rien-ssi” panggil seseorang tiba-tiba.
Ha Rien mendongak, dilihatnya Minho tengah melemparkan senyuman manisnya padanya. “Ne?”
“kau ada waktu sebentar? sepertinya kita perlu meluruskan sesuatu” mulai Minho to the point.
***
 “Aku yakin kau juga pasti menyadari perubahan apa yang terjadi pada Key sekarang” mulai Minho yang diikuti dengan anggukkan kecil dari Ha Rien.
“Ini tidak bisa di teruskan. Kau harus berhenti” lanjut Minho lagi.
He Rien mendongak, ia memandang Minho bingung.
“Kau pasti mengerti. Key adalah Key, dan Kibum adalah Kibum. Mereka adalah dua orang yang berbeda. Mungkin bagimu, melihat Key sebagai Kibum akan menghibur hatimu, tapi bagaimana dengan Key? Apa kau tidak memikirkan perasaannya? Dia terus berubah pelan-pelan, berusaha untuk tampil sempurna sebagai Kibum di matamu. Merubah karakter dan dirinya sendiri untuk menjadi orang lain…”
Ha Rien masih diam. kali ini ia menduduk dalam. Ia mengerti, ia juga tau dengan jelas apa maksud Minho yang sebenarnya. Namja itu ingin ia menghentikan semua sandiwara ini. Tapi itu sangat sulit untuknya, ia tak mau kehilangan Kibum untuk yang kedua kalinya.
“Aku sudah mengenal mereka sejak kecil. Key dan Kibum. Tampak luar mungkin orang-orang tidak akan bisa membedakkan mereka, tapi di dalam, mereka sangat jelas berbeda. Key tumbuh sebagai anak yang sehat dan ceria, tapi Kibum, dia terlahir dengan kondisi kesehatan yang sangat buruk. Bisa hidup sampai duduk di bangku SMA pun itu bagaikan mukjizat untuknya…” entah kenapa, tiba-tiba saja Minho ingin menceritakkan semuanya pada Ha Rien. Ia ingin yeoja ini tau, betapa berartinya Key. Ia ingin yeoja ini, melihat Key sebagai seorang Kim Key Bum, bukan orang lain.
“karena itu, semua orang lebih memperhatikan Kibum. Sejak kecil Key selalu merasa dirinya sendirian. Perbedaan kasih sayang yang di berikan orang tuanya tidak membuatnya membenci Kibum, justru sebaliknya. Ia begitu memperhatikan dan menyayangi Kibum. Seumur hidupnya, hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah saat di mana ia harus merelakan Kibum pergi…”
“Mianhae…” potong Ha Rien tiba-tiba.
“Tapi aku tidak bisa. Aku memang egois, tapi bisakah kau beri aku waktu untuk melakukannya? Saat aku siap, aku akan berhenti melakukan ini. Aku akan berhenti melihat Key sebagai Kibum, tapi nanti, setelah aku bisa menerima, kalau Kibum memang sudah pergi” lanjutnya lirih.
Minho melirik Ha Rien sejenak. Ia mendesah. “ini tidak semudah yang kau pikirkan. Selama beberapa tahun terakhir, aku tidak pernah melihat Key merasa begitu gembira. Sejak awal ia bercerita tentangmu padaku, aku sudah menduganya. Key pasti akan menyukaimu. Jadi bisakah, kau melihat Key sebagai dirinya sebentar saja? Kibum sudah pergi, dia sudah meninggal. Kau harus menerimanya!”
Mata Ha Rien terasa memanas. “kau tidak mengerti. kau tidak akan pernah bisa mengerti bagaimana perasaanku. Cinta pertamaku jatuh pada seorang hantu! Seorang Roh namja yang terjebak di sekolah! Apa kau pikir ini tidak menyakitkan? Aku begitu mencintainya, ini terlalu rumit”
Air mata itu akhirnya jatuh juga. Ha Rien sudah tak sanggup lagi menahannya. Ia mengerti ini semua salah. Semua ini begitu menyiksa batinnya, melupakan Kibum tidak semudah membalikkan telapak tangan untuknya.
Mendapati yeoja itu menangis, tatapan mata Minho berubah sayu.
“Dia menyukaimu. Key begitu menyukaimu makanya ia lakukan ini. Apa kau tidak bisa melihatnya? Kau menyakitinya. Lupakan saja egomu, kalau kau memang tidak bisa menerima Key, tinggalkan dia! Berhentilah untuk memanfaatkannya untuk kebahagiaan dirimu sendiri! Jika ini terus berlanjut lebih lama, kau tidak akan tau apa yang akan terjadi nanti” ucap Minho sehalus mungkin sebelum akhirnya pergi meninggalkan Ha Rien sendirian.
Ha Rien terus menangis dalam diam. “ini… tidak benar” gumamnya di sela isak tangisnya.
***
Key terlihat begitu terburu-buru. Ia terus berjalan mengelilingi kampus sambil celingak-celinguk mencari seseorang. Raut wajahnya tampak gelisah dan cemas. Berkali-kali ia terus mencoba menghubungi seseorang tapi tak ada jawaban.
“Ha Rien-ssi, kenapa tak menjawab telponku? Apa terjadi sesuatu? Setelah kau mendengar ini, cepat hubungi aku!” kata Key panik sebelum akhirnya memutuskan hubungan telpon.
Key kembali mencari sosok Ha Rien di seluruh penjuru Universitas. Tapi hasilnya sama saja. Nihil. Sejak beberapa hari ini tiba-tiba saja Ha Rien menghilang. Ia juga tidak bisa di hubungi. Key tidak mengeti apa yang terjadi, ada apa dengan Ha Rien sebenarnya?
“Key!” panggil seseorang tiba-tiba.
Lagi-lagi Key tak menggubrisnya. Namja yang tadi terus memanggilnya tampak semakin kesal. Setengah berlari ia berjalan menghampiri Key.
“Key, apa yang kau lakukan? Kita harus kembali” tegur Minho lelah.
“Beberapa hari ini aku tidak melihat Ha Rien. Ia juga tidak bisa di hubungi, aku khawatir” jawab Key sambil terus mengedarkan padangannya ke seluru penjuru halaman universitas.
“Dia bisa mengurus dirinya sendiri. Dia sudah besar, berhentilah bersikap berlebihan” balas Minho kesal.
Key mendongak, ia menatap Minho tak kalah kesal. “kau tidak mengerti! bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya?! Kalau kau mau kembali ke kelas, ya sudah, kembali saja sendiri!”
Minho menghela nafas lelah. Namja satu ini memang benar-benar keras kepala.
“Dia pasti sudah memikirkannya. Dia tidak akan mau lagi bertemu denganmu, jadi jangan ganggu dia. Ini yang terbaik” celetuk Minho tiba-tiba.
Kata-kata Minho barusan berhasil menarik perhatian Key. Key berbalik memandangnya penasaran. “Apa? Apa maksudmu?”
“sudahlah, ayo kembali ke kelas!” Minho menarik lengan Key paksa.
“Ya’!! Aku bilang apa maksudmu?! Kau bicara dengannya? Apa yang kau katakan padanya? Kenapa dia menjauhiku?!” bentak Key keras seraya menarik lengannya kasar.
Minho mendadak keki. Matanya menatap Key lelah, tetapi bibirnya masih mengatup rapat. Terlihat jelas bahwa dia tidak ingin membicarakan hal ini ‘lagi’.
“HEY! AKU BERTANYA PADAMU!!!” maki Key emosi seraya menarik kerah baju Minho kasar. Ia memandang Minho tajam, raut wajahnya menggambarkan beribu-ribu kemarahan.
***
“Shit!” maki Key keras begitu mengetahui semua yang Minho katakan pada Ha Rien di belakangnya. Ia tidak suka ini. Kalau Minho sudah mengatakan hal seperti itu, Ha Rien pasti akan menjauhinya. Key tidak bisa membayangkan bagaimana jika sehari saja tanpa bisa melihat dan bicara dengan yeoja ini.
Belakangan ini ia begitu menikmati kedekatannya dengan Ha Rien. Ia tak peduli Ha Rien melihatnya sebagai Kibum, yang terpenting untuknya adalah bisa terus berada di dekat yeoja ini.
Key terus berjalan cepat menuju area parkir kampus. Ia ingin segera pulang dan menyusul ke rumah Ha Rien. Ia harus menjelaskan pada Ha Rien bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tidak apa-apa jika yeoja itu masih terus ingin melihatnya sebagai Kibum.
“Ha Rien-ssi, ku mohon. Jangan pernah berpikir untuk menjauhiku lagi” gumam Key penuh harap. Raut wajahnya mulai menujukkan tingkat kecemasan yang teramat dalam.
***
Ha Rien duduk meringkuk di tempat tidurnya. Ke dua tangannya memeluk lipatan kedua kakinya di depan dada dan menenggelamkan wajahnya di sana. Semalam ia tidak bisa tidur, kata-kata Minho waktu itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.
“Dia menyukaimu. Key begitu menyukaimu makanya ia lakukan ini. Apa kau tidak bisa melihatnya? Kau menyakitinya. Lupakan saja egomu, kalau kau memang tidak bisa menerima Key, tinggalkan dia! Berhentilah untuk memanfaatkannya untuk kebahagiaan dirimu sendiri! Jika ini terus berlanjut lebih lama, kau tidak akan tau apa yang akan terjadi nanti”
Mengingat itu, Ha Rien kembali menangis. Memang benar, ia bisa melihat dengan jelas perubahan sikap Key. Jika memang benar Key berubah karena dia, berarti semua ini sudah jelas salah. Awalnya ini semua hanya keisengan kecil. Keisengan yang membuat Ha Rien jadi terbiasa melihat Key sebagai Kibum.
Ha Rien hanya mencintai Kibum. Tapi di sisi lain Key sudah bersikap amat baik padanya, namja itu juga peduli padanya seperti Kibum dulu. Kini ia tau satu kenyataan bahwa Key menyukainya. Tapi itu tidak mempengaruhi apapun, ia tidak memiliki perasaan sedikitpun pada Key.
“jadi. . . aku harus tinggalkan dia? Begitu kah?” gumam Ha Rien masih dengan wajah yang di benamkan di antara kedua tekuk lututnya. “tapi aku belum siap melepaskan dia. Diri Kibum yang ada padanya” lanjutnya lagi.
Suasana kembali hening. Sesekali hanya terdengar isak tangis Ha Rien. Yeoja itu tampak berpikir dengan keras tentang perasaannya. Ada perasaan bersalah yang amat dalam karena secara tidak langsung ia sudah memperalat Key. Tapi di sudut hatinya yang lain, ini bukan sepenuhnya kesalahannya. Key sendirilah yang sejak awal menyarankan hal gila ini.
“Jangan berpikir terlalu keras” tegur seseorang tiba-tiba. Suaranya terdengar begitu pelan dan tulus tetapi menyiratkan rasa kecemasan yang dalam. Ha Rien yang mendengar itu sedikit tersentak kaget. Dengan ragu ia mendongak, mengangkat wajahnya. Suara barusan, terdengar seperti suara. . .
Mata Ha Rien tiba-tiba saja kembali memanas. Air mata haru kembali jatuh begitu di lihatnya bayangan Kibum muncul tepat di depan matanya. Namja itu terlihat begitu cemas, ia berdiri di dekat jendela balkon kamar Ha Rien. Perlahan Kibum berjalan menghampiri Ha Rien dan menghapus air mata yeoja itu perlahan.
“Jangan membuatku jadi khawatir begini” ucap Kibum pelan.
Ha Rien masih diam dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Sedetikpun ia tak mau berhenti menatap namja ini. Rasanya sudah lama sekali. Benar, walaupun Key selama ini selalu tampil sebagai sosok Kibum, tetapi rasanya tetap saja berbeda. Kali ini, Kibum yang sungguhan, bukan lagi kepura-puraan.
“Berhentilah menangis”
“Akhirnya ketemu. . . Akhirnya aku melihatmu lagi” ucap Ha Rien pelan.
Gerak Key yang tadinya terus menghapus air mata yeoja ini mendadak berhenti. Di tatapnya mata Ha Rien dalam, yeoja ini sudah banyak menderita karenanya. Mungkin semuanya tidak akan jadi seperti ini jika saat itu mereka tidak bertemu. Raut wajah Kibum berubah murung, ia mendesah.
“Ha Rien-ssi, ku mohon jangan seperti ini. Aku sudah pernah bilang padamu kan? Kau harus terbiasa tanpa aku, aku yakin, suatu hari nanti kau akan bertemu dengan namja yang benar-benar akan mencintaimu lebih dari aku mencintaimu. Kau ingat?” kata Kibum lembut.
Ha Rien menggigit bibir, “Aku tau. Aku sudah berusaha. . .”
“Waktuku tidak banyak, jadi dengarkan aku kali Ha Rien-ssi. Aku sudah melihat semua yang terjadi belakangan ini dan ini tidak benar. . .” Kibum menggenggam punggung tangan Ha Rien lembut.
“Key, dia adikku. Kalian tidak bisa melakukan ini. Key adalah Key, dan aku adalah aku. Kau pasti mengerti ini. Bukan seperti ini yang ku harapkan. Aku ingin Key menjagamu agar bisa menggantikan posisiku di hatimu, tidakkah kau bisa mengerti aku?” Kibum berusaha menjelaskan. Ia jadi tampak serba salah, ia sendiri sebenarnya bingung. Dalam hati ia senang Ha Rien masih mencintainya hingga kini, tapi di sisi lain, ia merasa ini semua salah. Ini tidak boleh di teruskan lebih jauh lagi.
“Kibum…kau ingin aku…mencintai orang lain?” tanya Ha Rien gemetar.
“Aku sudah melihat. Key menyukaimu. Rasa cintanya mulai tumbuh, jadi ku mohon, lihatlah Key sebagai dirinya. Kau harus bisa menerima kenyataan bahwa aku…sudah pergi” ucap Kibum lirih.
Mendengar itu tangis Ha Rien kembali semakin keras. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya kuat. “Ani. Kau tidak boleh pergi. Ku mohon, jangan pergi lagi. Tetaplah di sini bersamaku” mohonnya.
Kibum hanya diam. Ia memandang Ha Rien yang sudah tampak sangat kacau. Mata Kibum mulai memanas. Ia sudah tidak sanggup lagi melihat Ha Rien menderita karenanya. Semua ini menyiksa batinnya. Ia tak menyangka rasa cinta Ha Rien padanya akan jadi sedalam ini.
“kau harus membuka hatimu…” gumam Kibum yang mulai bergerak menarik Ha Rien kedalam pelukkannya. Awalnya Ha Rien memberontak karena tidak bisa berpikir sehat, tapi semakin lama ia mulai bisa tenang. Sejenak Ha Rien memejamkan matanya, tiba-tiba saja otaknya kembali memutar semua kenangannya bersama Key selama ini. Semua pengorbanan dan perjuangan namja itu agar bisa membuatnya tersenyum. Mengorbankan perasaannya agar Ha Rien tetap bisa melihat dirinya sebagai Kibum. Serta perubahan apa saja yang terjadi pada namja itu hingga kini ia telah menjadi orang lain. Bukan lagi dirinya yang dulu. Key yang selalu bersemangat dan cerewet. Bukan.
“jika aku cinta pertamamu, maka jadikanlah Key, cinta terakhirmu, Ha Rien-ssi” bisik Kibum lembut sebelum akhirnya Ha Rien jatuh tertidur di dalam pelukannya. Perlahan Kibum melonggarkan pelukannya dan merebahkan Ha Rien di tempat tidurnya.
Kibum menarik selimut dan menyelimuti yeoja itu. lalu merapikan rambutnya yang berantakkan dan menghapus sisa air mata di pipinya. Di pandanginya lagi yeoja manis itu untuk yang terakhir kalinya. Sekilas Kibum menyunggingkan senyuman tipis.
“Setelah ini kau akan merasa lebih baik. Belajarlah untuk menjadi dewasa, Ha Rien-ssi” bisik Kibum sembari mengecup kening Ha Rien lembut.
“saranghae. Jeongmall saranghaeyo, Ha Rien-ssi”
***
“ Ha Rien-ssi!!! Ya’!! Ha Rien-ssi!!” panggil seseorang keras.
Perlahan Ha Rien mulai membuka matanya. kepalanya terasa berat dan berkunang-kunang. Wajahnya juga terasa lengket dan matanya bengkak. Setelah beberapa jam tertidur akhirnya ia bangun dan mendapati Kibum sudah menghilang.
“Kibum…” panggil Ha Rien pelan.
“Song Ha Rien!! Ya’! Song Ha Rien, kau ada di rumah? Ku mohon, bukakan pintu. Aku ingin bicara!!” lagi, terdengar seseorang berteriak memanggilnya di dikuti dengan suara pintu yang di gedor dengan kasar dan tak sabar.
Pelan-pelan Ha Rien bangkit dari tidurnya. Ia duduk termenung berusaha mengingat apa yang terjadi tadi. Kibum membantunya mengingat semua perhatian Key padanya. Membantu menyadarkannya betapa Key terlihat jelas sangat menyukainya.
“kau benar-benar ingin aku menerimanya, Kibum?” gumam Ha Rien lirih.
“Ha rien-ssi!!” Lagi, terdengar orang itu berteriak.
Ha Rien bergerak. Ia bangkit dan berjalan keluar menuruni tiap anak tangga. Masih dengan wajah kucel dan berantakkan ia beranjak membukakan pintu. Di sana, terlihat Key dengan penampilan yang kalah berantakkan dengannya berdiri dengan bercucuran keringat.
“Kau, tidak apa-apa? apa terjadi sesuatu? Kau sakit?” tanya Key cemas begitu melihat wajah Ha Rien yang tampak pucat. Ha Rien tak menjawab, ia hanya menggeleng pelan.
“Kau tidak memikirkan apa yang Minho katakan padamu waktu itu kan? Kau tidak menganggapnya seriuskan? Kau tidak akan mengehentikan rencana kit….”
“Aku menyukaimu…” potong Ha Rien tiba-tiba, yang berhasil membuat Key terdiam.
“Ah ani. Aku mencintaimu. Jeongmall saranghaeyo…” ralat Ha Rien lagi. Mata Key membola begitu mendengar pengakuan Ha Rien barusan. Raut wajahnya berubah cerah. “be..benarkah?” tanyanya antusias.
“Kibum. Aku benar-benar mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini” lanjut Ha Rien lagi yang berhasil meruntuhkan semua harapan di hati Key. Key tampak tersentak lalu menunduk, raut wajahnya kembali sendu. “Ah benar, Kibum” gumamnya.
Ha Rien memandangi Key sejenak, kini ia mengerti. Namja ini ternyata benar-benar mengorbankan perasaannya, “kenapa kau mau melakukan ini untukku? Kau bukan Kibum”
Key mendongak, ia tersenyum kecut, “karena, kalau aku bukan Kibum hyung, kau tidak mau melihatku. Bagiku, asalkan kau berada di sisiku, walaupun harus menjadi orang lain itu tidak masalah” jawab Key apa adanya.
Sebenarnya ia juga lelah dengan semua sandiwara ini. Semua ini menyiksa batinnya, menguras tenaga dan pikirannya. hanya menggores luka di hatinya. Lama sekali ia ingin mendengar Ha Rien mengatakan cinta padanya, tapi begitu ia dengar, selalu saja ada kata ‘Kibum’. Itu bukan dia. Itu bukan dirinya.
“bodoh!” maki Ha Rien tiba-tiba.
“kau ini benar-benar bodoh. Tapi, mungkin itu adalah salah satu daya tarikmu” lanjut Ha Rien lagi. Kening Key berkerut, ia memandang Ha Rien bingung.
Ha Rien diam sejenak. Mungkin memang benar apa yang Kibum katakan. Cepat atau lambat ia juga pasti harus terbiasa tanpa Kibum. Key juga anak yang baik. Mungkin, mencoba untuk menerima Key sebagai Kim Key Bum juga tidak akan terlalu buruk. Meski sulit, tapi Ha Rien harus tetap mencobanya. Ia tak mau membuat Kibum terlalu cemas lagi karena dirinya. Ha Rien harus mencoba melepaskan egonya.
“Mulai sekarang, berhentilah menjadi Kibum. Sekeras apapun kau berusaha untuk menjadi sepertinya, di kenyataannya kau tetaplah bukan dia. Percuma. Jadi, tetaplah menjadi dirimu sendiri. Kalau kau benar-benar menyukaiku, maka…buatlah aku menyukaimu, sebagai Key. Walaupun itu akan terasa begitu sulit untukmu, karena sampai sejauh ini, sedetikpun aku tidak bisa melupakan Kibum” kata Ha Rien panjang lebar.
Key terbelalak kaget. “M..Mwo? Apa itu artinya…” kata-kata Key menggantung begitu tiba-tiba di lihatnya bayangan samar Kibum tengah berdiri di samping Ha Rien dan terlihat menyunggingkan senyuman manisnya. Kibum mengerling nakal, “berusahalah” Key membaca gerak bibir hyungnya itu. Cukup satu kata itu sudah membuat Key mengerti. Ia balas tesenyum manis, lalu beralih memandangi Ha Rien penuh sayang.
“aku pasti… akan membuatmu jatuh cinta kepadaku dan akan ku pastikan, aku akan menjadi, cinta terakhirmu, Ha Rien-ssi” tekad Key mantap.
Gomawo hyung, sudah memberikan aku kesempatan’
END


Tidak ada komentar:

Posting Komentar