Sabtu, 17 September 2011

[FF] Honey - Part 11



Author : Puthrie Shairis As
Judul   : ~ Honey ~
Genre  : Romance, komedi (?)
Type    : Series
Cast     : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other Cast  : Park Jun Hea a.k.a Jung Hea, dan Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)


Part 11
“Key, ibumu masih menelpon” tegur manager hyung tiba-tiba. Membuyarkan lamunan Key. Key pun tersadar dan kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya, tapi matanya kembali berusaha menemukan sosok yeoja dan namja tadi, sayangnya mereka sudah menghilang.
“Key, kau mendengar ibu?” tanya eomma Key di sebrang.
“Oh ne eomma, baiklah. Aku akan datang” jawab Key cepat.
“baiklah. Jaga dirimu”
“Ne, eomma juga, jaga kesehatanmu” jawab Key yang kemudian memutuskan hubungan telponnya.
“Ada apa? apanya yang di batalkan?” tanya manager hyung penasaran dan kembali menjalankan mobilnya.
“Oh, a..ani hyung. Hanya masalah kecil” jawab Key bohong. Manager hyung hanya mengangguk kecil dan kembali fokus pada kemudinya, sedangkan Key duduk lemas sambil menggigit bibir.
Bagaimana ini? Apa aku benar-benar harus bertunangan dengan gadis itu? Lalu bagaimana kalau sampai pihak managemen tau??’ pikir Key mumet.
******
Onew duduk termangu di dapur,ia duduk manis di meja makan sambil sesekali menyeruput segelas air hangat untuk menenangkan pikirannya.
Onew bingung, ia menjadi benar-benar pusing. Banyak sekali masalah akhir-akhir ini, dan semua itu hanya karena wanita. Ia masih tidak percaya keakraban dan ketenangan antar member di dorm ini menjadi terusik dan terganggu hanya karena seorang gadis.
Onew kembali memikirkan kata-kata Taemin tadi, ia bilang dia menantang Jonghyun berkelahi untuk memperebutkan Hanna, tapi itu semua di tolak Jonghyun mentah-mentah. Jonghyun bilang, kalaupun Taemin memang mau menjadi laki-laki sejati dengan menantangnya, maka ia harus menjadi kuat dulu sebelum itu. Sehingga hampir sepanjang pagi itu Jonghyun membantu Taemin berolahraga di gym.
Onew tak habis pikir, memang harus ia akui Hanna itu menarik, tapi apa harus sampai seperti itu? Apa cinta itu begitu membutakan mata seseorang? Seorang maknae seperti Taemin, yang biasanya bersikap penurut dan polos tiba-tiba berubah menjadi seperti ini? Menantang hyungnya sendiri?
“Aigo.. kepala ku benar-benar sakit” gumam Onew sambil memijit-mijit kepalanya. Di saat yang bersamaan, terlihat Minho memasuki dapur dan berjalan menuju kulkas. Onew terus memandangi dongsaengnya itu lama, melihat Minho mengingatkannya pada kejadian tadi pagi saat ia secara tak sengaja mendengar percakapan Minho di telpon bersama Soo Yun.
Mereka bertemu diam-diam? Kenapa dia menyembunyikannya?dan sejak kapan Minho menjadi dekat dengan gadis itu? Apa mereka sudah saling mengenal sebelumnya?’ hati Onew bertanya-tanya.
“hyung, kau baik-baik saja?” tegur Minho tiba-tiba.
“Oh, ne. aku baik-baik saja” jawab Onew cepat. Minho mengangguk-angguk kecil, ia menghabiskan satu gelas air es di gelasnya dan beranjak keluar ruangan. Onew terus memandangi dongsaengnya itu hingga menghilang di balik pintu.
“Apa dia menyukainya? tapi gadis itu kan, Han Soo Yun, akan menjadi tunangan Key? Lalu…” kata-kata Onew menggantung. Raut wajahnya berubah kusut dan frustasi.
“Aigoo… ini benar-benar gila!! Ada apa dengan mereka semua? Kenapa harus menyukai gadis yang sama? Apa tidak ada wanita lain di dunia ini?” seru Onew tiba-tiba.
“Ahh.. karena ini lah aku bilang aku tidak ingin punya pacar! Wanita memang menyusahkan” lanjutnya lagi.
******
Key memandangi sebuah desain ruangan di sebuah kertas yang di berikan ibunya beberapa menit lalu. Gambar itu merupakan sebuah gambaran ruang pesta pertunangan Key dan Soo Yun yang sudah di rancang oleh kedua orang tua mereka secara bersama-sama. Sesuai rencana, pesta akan di adakan di sebuah kapal pesiar mewah dan di langsungkan pada malam hari. Konsep yang di pilihpun sangat berkelas dan anggun, persiapannya juga sangat matang dan sempurna. Orang-orang pasti tidak akan pernah menyangka bahwa ini hanyalah sebuah pesta pertuangan.
Soo Yun yang duduk di samping Key ikut melirik dan memperhatikan desain gambar itu. Sejujurnya ia sangat menyukai konsep dan tempat berlangsungnya. Menurutnya melangsungkan pesta di kapal pesiar itu sangat romantis dan indah, tapi begitu mengingat dengan siapa ia akan bertunangan, semua dekorasi dan tempat seindah apapun akan tetap menjadi terlihat seperti neraka baginya.
“Bagaimana menurutmu?” tanya eomma Soo Yun meminta pendapat.
“Aku suka, ini terlihat sederhana tapi terkesan mewah. Tidak terlalu berlebihan” jawab Key sekenanya.
“Syukurlah, lagipula walaupun kau bilang tidak suka, semua sudah siap dan hanya menunggu harinya saja” balas eomma Key mengumbar senyum.
Key yang mendengar itu tentu saja berubah manyun. Kalau sudah selesai semuanya kenapa masih harus memaksanya datang? Lagipula sejak awal ia tau, suaranya tidak akan begitu di hiraukan oleh eomma dan appanya.
“Nah baiklah, sekarang waktunya untuk kita makan malam” seru appa Soo Yun tiba-tiba seraya berdiri dari duduknya.
“Mari, Tn.Kim, Ny.Kim kita ke ruang makan” lanjutnya sembari berjalan ke arah ruang makan di ikuti eomma Soo Yun dan kedua orang tua Key.
Sementara itu Key masih duduk di kursinya dan kembali memainkan ponselnya. Tangannya dengan lincah menekan setiap tombol di ponselnya. Soo Yun awalnya berlagak cuek dan tak perduli, seakan tidak mau kalah ia pun juga merogoh ponsel di sakunya dan mulai memainkannya.
Key masih terus sibuk dengan ponselnya, sedikitpun ia tidak mau mengajak Soo Yun bicara. Soo Yun menjadi sedikit kesal, pasalnya ia berharap Key mengatakan sesuatu. Ia merasa seperti orang bodoh dengan berpura-pura sibuk dengan ponselnya, pasalnya ia bingung dengan apa yang ia lakukan. Ia hanya menekan-nekan tombol ponselnya tanpa tujuan yang jelas. Sedangkan Key, namja itu malah sesekali terlihat mengumbar senyum saat menerima sebuah pesan masuk di ponselnya. Soo Yun yang melihat itu entah kenapa menjadi sangat curiga dan penasaran, rasa ingin taunya menjadi sangat besar.
Soo Yun menyandarkan punggungnya di punggung sofa. Ia kembali berlagak sibuk dengan ponselnya, tetapi sedikit demi sedikit ia bergeser mendekati Key. Matanya terus melirik ponsel Key dan berusaha membaca pesan yang membuat Key menjadi senyum-senyum sendiri layaknya orang gila.
Aduh.. nggak keliatan!’ runtuknya dalam hati.
Soo Yun kembali bergeser, ia mempertajam penglihatannya. Dapat! Walau sedikit ia bisa membaca isi pesan tadi.
Mr.Kim, kau jangan lupa makan malam, kau sudah terlihat kurus. Aku tidak mau….’
Belum lagi Soo Yun selesai membaca habis isi pesan itu, tiba-tiba Key mendongak dan memandangnya. Tatapan mata mereka bertemu. Soo Yun yang saat itu berada tepat di samping Key membuat jarak antara wajah mereka menjadi sangat dekat dan terpaut beberapa senti saja.
Soo Yun menahan nafas, bukan karena takut di marahi atau di omeli oleh namja menyebalkan di depannya ini. Tapi karena wajah mereka sangat dekat. Soo Yun bahkan bisa merasakan hembusan nafas Key dan bisa mencium bau farfumnya. Di tambah lagi, dengan jarak sedekat ini, mata Key jadi terlihat sangat indah, wajahnya juga terlihat lebih jelas sehingga tampak semakin tampan dan imut.
Entah kenapa tiba-tiba Soo Yun merasakan jantungnya berdebar-debar. Peluh juga mulai keluar dari setiap pori-pori kulit wajahnya. Dan yang lebih aneh lagi, ia tidak bisa berpaling dari Key, ia merasakan tubuhnya kaku. Setiap detik saat itu terasa begitu lama untuknya, dalam hati ia terus mengutuk dirinya sendiri.
Dari mata, Soo Yun beralih memandang bibir kecil Key. Bibir itu terlihat merah dan lembut (sok tau banget), bibir yang sering mengoceh itu tiba-tiba saja terlihat sangat seksi di matanya.
“Hey, kau mengintip ya!” Tegur Key tiba-tiba, membuyarkan segala macam perasaan aneh yang sempat di rasakan Soo Yun selama beberapa detik belakangan tadi.
Soo Yun segera menjauhkan diri. Ia panik dan salah tingkah, pipinya merona. Jantungnya masih berdegup cepat dan tak beraturan. Soo Yun kelabakan, tapi sebisa mungkin ia tetap berusaha tenang agar Key tidak mengetahui bahwa ia sekarang merasa sangat-sangat salah tingkah.
“Ti..Tidak! Enak saja sembarangan menuduh orang!” elak Soo Yun setenang mungkin. Walaupun ia tidak bisa mengungkiri bahwa jantungnya benar-benar lancang karena berdetak cepat tanpa seijinnya.
“Kau pikir aku tidak tau? Kau berusaha mengintip pesan di ponselku kan? Tadi kau duduk di sana, lalu kenapa tiba-tiba ada di sini?! Mengaku saja!” balas Key tak mau kalah.
“ku bilang tidak ya tidak!! Lagipula, kau juga. Hanya mendapat pesan seperti itu saja sudah senyum-senyum dan kesenangan. Apa wanita yang mengirimkan pesan itu begitu istimewa?” jawab Soo Yun keki.
Dalam hati ia kesal juga, namja ini kalau ngomong dan timbul sifat cerewetnya dengan cepat bisa membuatnya naik darah dan sebal. Rasanya rambutnya bisa terbakar karena kesal.
“YA’!! Apa pedulimu?! Istimewa atau tidak itu kan urusanku! Lagipula, yang kau katakan tadi.. itu sudah membuktikan kalau kau mengintip!! Haiis… aku ini menyebalkan! Mau tau saja urusan orang lain!” kata Key sewot seraya berdiri dari duduknya dan berjalan menjauhi Soo Yun menyusul eomma dan appanya.
Wajah Soo Yun tertekuk. Ia cemberut, bibirnya mengerucut.
“Iiiihhh…. Bodoh..bodoh!!! Kau benar-benar bodoh Han Soo Yun! Kau mempermalukan dirimu lagi!!” runtuk Soo Yun kesal pada dirinya sendiri.
Deg..Deg..Deg..
Walaupun begitu, jantungnya masih saja berdegup cepat. Perlahan Soo Yun mulai meraba dadanya, di rasakannya lagi perasaan itu. Perasaan aneh yang tiba-tiba saja muncul tadi.
“A..apa ini? Kenapa aku deg-degan?” gumamnya pelan.
Hening.
Ia terdiam. Ia masih berpikir dan berpikir. Belum lagi ia mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, tiba-tiba ia kembali teringat dengan pesan di ponsel Key tadi.
“Siapa dia? Yang mengirimkan pesan itu? Aku yakin dia pasti seorang yeoja! Kenapa mereka terlihat sangat dekat? Apa itu pacarnya?” kata Soo Yun bertanya-tanya.
“Aaarrrghh.. Bodo! Apa peduliku?! Kenapa aku harus pusing-pusing memikirkan namja menyebalkan sepertinya!” sergahnya tiba-tiba seraya mengacak-acak rambutnya kesal.
******
“Mwo? Besok?! Ah benar juga, ini sudah seminggu. Alu tidak percaya kau akan benar-benar bertunangan dengan gadis itu” kata Onew geleng-geleng kepala.
“Ne. Key, aku pikir yeoja itu tidak terlalu buruk juga. Kau harus belajar menyukainya, dia itu calon isteri masa depanmu!” sambung Jonghyun.
Key memandang Jonghyun sewot. Ia terus mencibir di sela-sela kegiatannya memoles roti untuk sarapan Hanna pagi ini. Sementara itu, Hanna yang baru saja selesai bersiap-siap untuk pergi kesekolah mengambil posisi duduk di samping Key.
Jonghyun yang menyadari kedatangan gadis itu, terus saja memandanginya. Sebenarnya ia masih bingung dengan perasaannya sendiri. Ia tak mengerti, kenapa ia bisa menolak untuk menjauhi Hanna saat itu? Ia pikir ia juga tidak terlalu dekat dengan gadis ini. Kalaupun ia memang menyukainya, tapi.. sejak kapan?
Si sisi lain, Taemin yang duduk di samping Onew juga terus memperhatikan Hanna. Sedetikpun ia tak pernah mau berpaling. Harus ia akui mungkin ia gila karena berani menantang Jonghyun untuk berkelahi kemarin. Tapi itu semua karena ia begitu menyukai gadis ini bahkan sejak saat pertama kali mereka bertemu. Ia belum pernah merasakan perasaan ingin memiliki seseorang sekuat ini sebelumnya.
Onew yang duduk di antara Jonghyun dan Taemin justru menjadi sangat tegang. Ia bisa merasakan aura-aura cinta dari sisi kanan dan kirinya. Ia melirik Taemin di sisi kanannya, dongsaeng nya itu terus memandangi Hanna, lalu ia pun beralih memandang Jonghyun di sisi kirinya, namja satu ini sama saja, juga terus memandangi Hanna.
Onew mendesah. Ia tidak tau harus berbuat apa.
“Pagi..” sapa Minho yang baru bangun dari tidurnya dan ikut bergabung di meja makan.
“Oh, pagi..” jawab Jonghyun dan Key bersamaan.
“Key, acaranya besok malam? Apa akan ada banyak tamu yang datang?” tanya Jonghyun tiba-tiba.
Onew yang mendengar itu mulai terlihat was-was. Ia memandang Hanna di depannya, gadis manis itu akhir-akhir ini tak mau banyak bicara. Gadis itu berpura-pura sibuk dengan rotinya seolah-olah tak mau mendengar apapun tentang pertunangan Key besok.
Onew beralih melirik Minho, namja itu terlihat sedikit sendu. Ia hanya diam dan memandangi piringnya. Pandangan matanya sesekali terlihat menerawang, ia terlihat sedang berpikir.
Onew kembali mendesah untuk kedua kalinya pagi ini. Sebagai tertua di sana, ia tidak bisa berbuat banyak. Kalau sudah berbicara tentang hati dan perasaan, tidak ada satu orangpun yang bisa mencegah ataupun melarangnya.
“Appaku bilang mungkin sebagian besar hanya keluarga besar kami dan keluarga besar Soo Yun juga beberapa rekan bisnis” jawab Key mengingat-ngingat. Saat mengatakan itu, Key terlihat melirik Hanna dengan ragu dan sedikit cemas.
“Apa kau yakin ini tidak akan ketahuan oleh media?” tanya Onew ikutan nimbrung.
“Molla” jawab Key singkat.
“Hmm… aku harap semua masalah ini tidak akan menjadi lebih rumit lagi. Lalu, bagaimana dengan Hanna? Apa kau sudah memikirkan jalan keluarnya? Manager hyung pasti akan terus mendesak kita” kata Onew lagi.
Key terdiam. Ia kembali melirik Hanna. Gadis itu lagi-lagi hanya diam. Key menjadi sangat khawatir. Ini benar-benar bukan karakter Hanna. Hanna selalu bersikap semana-mena dan cerewet juga manja. Tapi akhir-akhir ini ia menjadi sangat pendiam. Key benar-benar menjadi merasa bersalah. Ia tau Hanna sangat kecewa padanya.
“Biarkan saja. Hanna tidak akan kemana-mana. Ia akan tetap disini bersamaku, aku akan berusaha melindunginya semampuku. Akan ku usahakan tidak akan ada satu orangpun lagi yang tau kalau dia tinggal bersama kita di sini” jawab Key yang berhasil menarik perhatian Hanna.
Hanna mengangkat wajahnya, ia memandang Key kaget. Ia sama sekali tak menyangka Key akan tetap mempertahankannya di sini, bersamanya. Key tersenyum manis dan mengelus-elus rambut Hanna lembut.
“tenang saja, oppa tidak mungkin membiarkanmu tinggal sendiri di luar sana”
Hanna tersenyum, senyuman manis itu akhirnya terlihat lagi. Ia terus memandangi Key penuh rasa sayang. Sangat terlihat jelas oleh semua orang di ruangan itu bahwa Hanna terlihat senang.
Tatapan mata Taemin berubah sendu, ia memandang Hanna lalu Key. Ia tau ini tidak boleh, tapi ia merasa benar-benar kecewa. Ia iri, iri pada Key. Hanna begitu menyukainya. andai Taemin yang berada di posisi Key saat ini, ia pasti tidak akan pernah menyia-nyiakan gadis manis itu.
******
Semua orang sudah datang. Ruangan utama tempat di adakannya acara sudah tampak ramai. Akhirnya hari ini datang juga. Key sudah berpakaian rapi dengan jas putih lengkap dengan mawar putih di kantung jasnya, sedangkan Soo Yun juga sudah siap dengan gaun malamnya yang juga berwarna putih keemasan yang membuatnya tampak semakin cantik dan anggun.
Sepanjang jalannya acara, semua berjalan lancar tanpa kendala. Kini tiba sudah pada acara puncak, saatnya untuk Key dan Soo Yun bertukar cincin. Semua mata sudah tertuju pada kedua muda mudi itu. Mereka terlihat sangat serasi, semua orang yang melihat itu selalu memuji dan sesekali mengumbar tawa melihat pertengkaran kecil di antara keduanya saat akan memakaikan cincin.
“kenapa cincin yang ini? Bukankah semalam aku memilih yang satu lagi?” keluh Soo Yun setengah berbisik saat Key berniat memasangkan sebuah cincin emas putih di jari manisnya.
“kau ini cerewet sekali! Sudah ku bilang yang ini saja, cincin pilihanmu sangat jelek! Sini, mana jari manismu!” jawab Key kesal sembari menarik jemari-jemari tangan Soo Yun kasar.
“pelan-pelan sedikit kenapa sih?! Sakit tau!!” hardik Soo Yun melotot pada Key.
“bawel!” kilah Key sambil memasangkan cicin emas putih tadi dengan paksa di jari manis Soo Yun karena saat itu cincinnya tampak sedikit kekecilan.
“Aww!!!” pekik Soo Yun kaget dan kesakitan. ia menarik tangannya cepat dari pegangan Key dan mengibas-ngibaskan tangannya. Ia memandangi jari manisnya, di sana kini sudah bertengger manis sebuah cincin yang membuatnya terikat secara sah dengan namja menyebalkan di sampingnya.
Soo Yun melihat berkas merah di jari manisnya, sangat terlihat jelas cincin itu di paksakan untuk masuk. Gara-gara saat memilih cincin mereka saling bertentangan pendapat, mereka sampai lupa untuk mencocokkan ukurannya.
Soo Yun meraba cincin itu lalu berusaha melepaskannya, tapi tidak bisa. Cincin itu menyangkut!
“Hey, apa yang kau lakukan!” tegur Key kaget.
Semua orang yang melihat itu tak kalah kaget dan heran, bisikkan demi bisikkanpun mulai terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Orang tua kedua belah pihak tentu saja merasa sangat malu atas kejadian ini.
“Soo Yun-ah, apa yang kau lakukan!! Cepat pasang cincin yang satu lagi di jari manis calon suamimu!” tegur eomma Soo Yun setengah berbisik dan sesekali melemparkan senyum canggung pada tamu undangan yang melihatnya.
“eomma… cincin jelek ini menyangkut di jariku. Aku tidak bisa melepaskannya!” jawab SOo Yun tak kalah pelan di tengah aksinya melepaskan cincin itu.
“Haduh, dasar anak bodoh! Buat apa kau melepaskannya. Cepat, pasangkan yang satu lagi!” perintah eommanya tegas.
Soo Yun cemberut, ia menggerutu. Dengan kesal ia mengambil cincin yang satu lagi dan memandang Key tajam. Key tentu saja tak mau kalah, ia menatap calon isterinya itu tak kalah tajam. Ia merasa di permalukan saat Soo Yun berusaha melepaskan cincin yang sudah ia pasangkan.
Dasar yeoja jelek, apa maksudnya berusaha melepaskan cincin itu di depan semua tamu?!’ runtuk Key dalam hati.
Namja jelek!!!! Cincinnya tidak bisa di lepas, lihat saja. Akan aku balas!!!’ cecar Soo Yun penuh dendam.
******
Key memandangi sebuah cincin emas putih cantik di jari manisnya. Wajahnya tertekuk, ia memandangi cincin itu kesal. Jari manisnya terasa sangat panas dan sakit sekarang. Sial untuknya karena cincin itu juga ternyata kekecilnya di jarinya dan SOo Yun membalas dendamnya dengan memaksakan cincin itu untuk masuk. Alhasil, jari manis Key menjadi terasa sangat sakit dan meninggalkan bekas luka. Di tambah lagi, cincin itu juga tak bisa lepas.
Di sisi lain SOo Yun memandangi Key dari kejauhan dengan senyuman puas. Akhirnya dendamnya terbalaskan. Emang enak?!
“kau pikir aku tidak bisa membalasmu?!” gumamnya dengan senyuman Lucifer dan penuh rasa kemenangan. Tanpa ia sadari, sejak tadi sepasang mata terus memperhatikannya. Sedetikpun tak pernah beralih darinya.
Namja itu tampak murung, tapi ia mengumpulkan kembali keberaniannya dan berusaha tampil tenang dan seperti biasa. Dengan langkah mantap ia berjalan menghampiri Soo Yun dan berusaha tersenyum.
“Soo Yun-ssi, selamat” ucapnya begitu berdiri di depan Soo Yun.
Soo Yun mendongak, senyuman yang tadi terus mengembang di kedua sudut bibirnya menjadi luntur. Raut wajahnya berubah sendu begitu melihat namja itu.
“Ini hanya pura-pura…” kata Soo Yun mencoba menjelaskan.
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar