Judul : ~ Honey ~
Genre :
Romance, komedi (?)
Type :
Series
Cast : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo
Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew
SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan
Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other
Cast : Park Jun Hea a.k.a Jung Hea, dan
Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)
Part
11
“Key, ibumu masih
menelpon” tegur manager hyung tiba-tiba. Membuyarkan lamunan Key. Key pun
tersadar dan kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya, tapi matanya kembali
berusaha menemukan sosok yeoja dan namja tadi, sayangnya mereka sudah
menghilang.
“Key, kau mendengar
ibu?” tanya eomma Key di sebrang.
“Oh ne eomma, baiklah.
Aku akan datang” jawab Key cepat.
“baiklah. Jaga dirimu”
“Ne, eomma juga, jaga
kesehatanmu” jawab Key yang kemudian memutuskan hubungan telponnya.
“Ada apa? apanya yang
di batalkan?” tanya manager hyung penasaran dan kembali menjalankan mobilnya.
“Oh, a..ani hyung.
Hanya masalah kecil” jawab Key bohong. Manager hyung hanya mengangguk kecil dan
kembali fokus pada kemudinya, sedangkan Key duduk lemas sambil menggigit bibir.
Bagaimana
ini? Apa aku benar-benar harus bertunangan dengan gadis itu? Lalu bagaimana kalau
sampai pihak managemen tau??’ pikir Key mumet.
******
Onew duduk termangu di
dapur,ia duduk manis di meja makan sambil sesekali menyeruput segelas air
hangat untuk menenangkan pikirannya.
Onew bingung, ia
menjadi benar-benar pusing. Banyak sekali masalah akhir-akhir ini, dan semua
itu hanya karena wanita. Ia masih tidak percaya keakraban dan ketenangan antar
member di dorm ini menjadi terusik dan terganggu hanya karena seorang gadis.
Onew kembali memikirkan
kata-kata Taemin tadi, ia bilang dia menantang Jonghyun berkelahi untuk
memperebutkan Hanna, tapi itu semua di tolak Jonghyun mentah-mentah. Jonghyun
bilang, kalaupun Taemin memang mau menjadi laki-laki sejati dengan
menantangnya, maka ia harus menjadi kuat dulu sebelum itu. Sehingga hampir
sepanjang pagi itu Jonghyun membantu Taemin berolahraga di gym.
Onew tak habis pikir,
memang harus ia akui Hanna itu menarik, tapi apa harus sampai seperti itu? Apa
cinta itu begitu membutakan mata seseorang? Seorang maknae seperti Taemin, yang
biasanya bersikap penurut dan polos tiba-tiba berubah menjadi seperti ini?
Menantang hyungnya sendiri?
“Aigo.. kepala ku
benar-benar sakit” gumam Onew sambil memijit-mijit kepalanya. Di saat yang
bersamaan, terlihat Minho memasuki dapur dan berjalan menuju kulkas. Onew terus
memandangi dongsaengnya itu lama, melihat Minho mengingatkannya pada kejadian
tadi pagi saat ia secara tak sengaja mendengar percakapan Minho di telpon
bersama Soo Yun.
Mereka
bertemu diam-diam? Kenapa dia menyembunyikannya?dan sejak kapan Minho menjadi
dekat dengan gadis itu? Apa mereka sudah saling mengenal sebelumnya?’
hati Onew bertanya-tanya.
“hyung, kau baik-baik
saja?” tegur Minho tiba-tiba.
“Oh, ne. aku baik-baik
saja” jawab Onew cepat. Minho mengangguk-angguk kecil, ia menghabiskan satu
gelas air es di gelasnya dan beranjak keluar ruangan. Onew terus memandangi
dongsaengnya itu hingga menghilang di balik pintu.
“Apa dia menyukainya?
tapi gadis itu kan, Han Soo Yun, akan menjadi tunangan Key? Lalu…” kata-kata
Onew menggantung. Raut wajahnya berubah kusut dan frustasi.
“Aigoo… ini benar-benar
gila!! Ada apa dengan mereka semua? Kenapa harus menyukai gadis yang sama? Apa
tidak ada wanita lain di dunia ini?” seru Onew tiba-tiba.
“Ahh.. karena ini lah
aku bilang aku tidak ingin punya pacar! Wanita memang menyusahkan” lanjutnya
lagi.
******
Key memandangi sebuah
desain ruangan di sebuah kertas yang di berikan ibunya beberapa menit lalu.
Gambar itu merupakan sebuah gambaran ruang pesta pertunangan Key dan Soo Yun
yang sudah di rancang oleh kedua orang tua mereka secara bersama-sama. Sesuai
rencana, pesta akan di adakan di sebuah kapal pesiar mewah dan di langsungkan
pada malam hari. Konsep yang di pilihpun sangat berkelas dan anggun,
persiapannya juga sangat matang dan sempurna. Orang-orang pasti tidak akan
pernah menyangka bahwa ini hanyalah sebuah pesta pertuangan.
Soo Yun yang duduk di
samping Key ikut melirik dan memperhatikan desain gambar itu. Sejujurnya ia
sangat menyukai konsep dan tempat berlangsungnya. Menurutnya melangsungkan
pesta di kapal pesiar itu sangat romantis dan indah, tapi begitu mengingat
dengan siapa ia akan bertunangan, semua dekorasi dan tempat seindah apapun akan
tetap menjadi terlihat seperti neraka baginya.
“Bagaimana menurutmu?”
tanya eomma Soo Yun meminta pendapat.
“Aku suka, ini terlihat
sederhana tapi terkesan mewah. Tidak terlalu berlebihan” jawab Key sekenanya.
“Syukurlah, lagipula
walaupun kau bilang tidak suka, semua sudah siap dan hanya menunggu harinya
saja” balas eomma Key mengumbar senyum.
Key yang mendengar itu
tentu saja berubah manyun. Kalau sudah selesai semuanya kenapa masih harus
memaksanya datang? Lagipula sejak awal ia tau, suaranya tidak akan begitu di
hiraukan oleh eomma dan appanya.
“Nah baiklah, sekarang
waktunya untuk kita makan malam” seru appa Soo Yun tiba-tiba seraya berdiri
dari duduknya.
“Mari, Tn.Kim, Ny.Kim
kita ke ruang makan” lanjutnya sembari berjalan ke arah ruang makan di ikuti
eomma Soo Yun dan kedua orang tua Key.
Sementara itu Key masih
duduk di kursinya dan kembali memainkan ponselnya. Tangannya dengan lincah
menekan setiap tombol di ponselnya. Soo Yun awalnya berlagak cuek dan tak
perduli, seakan tidak mau kalah ia pun juga merogoh ponsel di sakunya dan mulai
memainkannya.
Key masih terus sibuk
dengan ponselnya, sedikitpun ia tidak mau mengajak Soo Yun bicara. Soo Yun
menjadi sedikit kesal, pasalnya ia berharap Key mengatakan sesuatu. Ia merasa
seperti orang bodoh dengan berpura-pura sibuk dengan ponselnya, pasalnya ia
bingung dengan apa yang ia lakukan. Ia hanya menekan-nekan tombol ponselnya
tanpa tujuan yang jelas. Sedangkan Key, namja itu malah sesekali terlihat
mengumbar senyum saat menerima sebuah pesan masuk di ponselnya. Soo Yun yang
melihat itu entah kenapa menjadi sangat curiga dan penasaran, rasa ingin taunya
menjadi sangat besar.
Soo Yun menyandarkan
punggungnya di punggung sofa. Ia kembali berlagak sibuk dengan ponselnya,
tetapi sedikit demi sedikit ia bergeser mendekati Key. Matanya terus melirik
ponsel Key dan berusaha membaca pesan yang membuat Key menjadi senyum-senyum
sendiri layaknya orang gila.
Aduh..
nggak keliatan!’ runtuknya dalam hati.
Soo Yun kembali
bergeser, ia mempertajam penglihatannya. Dapat! Walau sedikit ia bisa membaca
isi pesan tadi.
Mr.Kim,
kau jangan lupa makan malam, kau sudah terlihat kurus. Aku tidak mau….’
Belum lagi Soo Yun
selesai membaca habis isi pesan itu, tiba-tiba Key mendongak dan memandangnya.
Tatapan mata mereka bertemu. Soo Yun yang saat itu berada tepat di samping Key
membuat jarak antara wajah mereka menjadi sangat dekat dan terpaut beberapa
senti saja.
Soo Yun menahan nafas,
bukan karena takut di marahi atau di omeli oleh namja menyebalkan di depannya
ini. Tapi karena wajah mereka sangat dekat. Soo Yun bahkan bisa merasakan
hembusan nafas Key dan bisa mencium bau farfumnya. Di tambah lagi, dengan jarak
sedekat ini, mata Key jadi terlihat sangat indah, wajahnya juga terlihat lebih
jelas sehingga tampak semakin tampan dan imut.
Entah kenapa tiba-tiba
Soo Yun merasakan jantungnya berdebar-debar. Peluh juga mulai keluar dari
setiap pori-pori kulit wajahnya. Dan yang lebih aneh lagi, ia tidak bisa
berpaling dari Key, ia merasakan tubuhnya kaku. Setiap detik saat itu terasa
begitu lama untuknya, dalam hati ia terus mengutuk dirinya sendiri.
Dari mata, Soo Yun
beralih memandang bibir kecil Key. Bibir itu terlihat merah dan lembut (sok tau
banget), bibir yang sering mengoceh itu tiba-tiba saja terlihat sangat seksi di
matanya.
“Hey, kau mengintip
ya!” Tegur Key tiba-tiba, membuyarkan segala macam perasaan aneh yang sempat di
rasakan Soo Yun selama beberapa detik belakangan tadi.
Soo Yun segera
menjauhkan diri. Ia panik dan salah tingkah, pipinya merona. Jantungnya masih
berdegup cepat dan tak beraturan. Soo Yun kelabakan, tapi sebisa mungkin ia tetap
berusaha tenang agar Key tidak mengetahui bahwa ia sekarang merasa
sangat-sangat salah tingkah.
“Ti..Tidak! Enak saja
sembarangan menuduh orang!” elak Soo Yun setenang mungkin. Walaupun ia tidak
bisa mengungkiri bahwa jantungnya benar-benar lancang karena berdetak cepat
tanpa seijinnya.
“Kau pikir aku tidak
tau? Kau berusaha mengintip pesan di ponselku kan? Tadi kau duduk di sana, lalu
kenapa tiba-tiba ada di sini?! Mengaku saja!” balas Key tak mau kalah.
“ku bilang tidak ya
tidak!! Lagipula, kau juga. Hanya mendapat pesan seperti itu saja sudah
senyum-senyum dan kesenangan. Apa wanita yang mengirimkan pesan itu begitu
istimewa?” jawab Soo Yun keki.
Dalam hati ia kesal
juga, namja ini kalau ngomong dan timbul sifat cerewetnya dengan cepat bisa
membuatnya naik darah dan sebal. Rasanya rambutnya bisa terbakar karena kesal.
“YA’!! Apa pedulimu?!
Istimewa atau tidak itu kan urusanku! Lagipula, yang kau katakan tadi.. itu
sudah membuktikan kalau kau mengintip!! Haiis… aku ini menyebalkan! Mau tau
saja urusan orang lain!” kata Key sewot seraya berdiri dari duduknya dan
berjalan menjauhi Soo Yun menyusul eomma dan appanya.
Wajah Soo Yun tertekuk.
Ia cemberut, bibirnya mengerucut.
“Iiiihhh…. Bodoh..bodoh!!!
Kau benar-benar bodoh Han Soo Yun! Kau mempermalukan dirimu lagi!!” runtuk Soo
Yun kesal pada dirinya sendiri.
Deg..Deg..Deg..
Walaupun begitu,
jantungnya masih saja berdegup cepat. Perlahan Soo Yun mulai meraba dadanya, di
rasakannya lagi perasaan itu. Perasaan aneh yang tiba-tiba saja muncul tadi.
“A..apa ini? Kenapa aku
deg-degan?” gumamnya pelan.
Hening.
Ia terdiam. Ia masih
berpikir dan berpikir. Belum lagi ia mendapatkan jawaban atas pertanyaannya,
tiba-tiba ia kembali teringat dengan pesan di ponsel Key tadi.
“Siapa dia? Yang
mengirimkan pesan itu? Aku yakin dia pasti seorang yeoja! Kenapa mereka
terlihat sangat dekat? Apa itu pacarnya?” kata Soo Yun bertanya-tanya.
“Aaarrrghh.. Bodo! Apa
peduliku?! Kenapa aku harus pusing-pusing memikirkan namja menyebalkan
sepertinya!” sergahnya tiba-tiba seraya mengacak-acak rambutnya kesal.
******
“Mwo? Besok?! Ah benar
juga, ini sudah seminggu. Alu tidak percaya kau akan benar-benar bertunangan
dengan gadis itu” kata Onew geleng-geleng kepala.
“Ne. Key, aku pikir
yeoja itu tidak terlalu buruk juga. Kau harus belajar menyukainya, dia itu
calon isteri masa depanmu!” sambung Jonghyun.
Key memandang Jonghyun
sewot. Ia terus mencibir di sela-sela kegiatannya memoles roti untuk sarapan
Hanna pagi ini. Sementara itu, Hanna yang baru saja selesai bersiap-siap untuk
pergi kesekolah mengambil posisi duduk di samping Key.
Jonghyun yang menyadari
kedatangan gadis itu, terus saja memandanginya. Sebenarnya ia masih bingung
dengan perasaannya sendiri. Ia tak mengerti, kenapa ia bisa menolak untuk
menjauhi Hanna saat itu? Ia pikir ia juga tidak terlalu dekat dengan gadis ini.
Kalaupun ia memang menyukainya, tapi.. sejak kapan?
Si sisi lain, Taemin
yang duduk di samping Onew juga terus memperhatikan Hanna. Sedetikpun ia tak
pernah mau berpaling. Harus ia akui mungkin ia gila karena berani menantang
Jonghyun untuk berkelahi kemarin. Tapi itu semua karena ia begitu menyukai
gadis ini bahkan sejak saat pertama kali mereka bertemu. Ia belum pernah
merasakan perasaan ingin memiliki seseorang sekuat ini sebelumnya.
Onew yang duduk di
antara Jonghyun dan Taemin justru menjadi sangat tegang. Ia bisa merasakan
aura-aura cinta dari sisi kanan dan kirinya. Ia melirik Taemin di sisi
kanannya, dongsaeng nya itu terus memandangi Hanna, lalu ia pun beralih
memandang Jonghyun di sisi kirinya, namja satu ini sama saja, juga terus
memandangi Hanna.
Onew mendesah. Ia tidak
tau harus berbuat apa.
“Pagi..” sapa Minho
yang baru bangun dari tidurnya dan ikut bergabung di meja makan.
“Oh, pagi..” jawab
Jonghyun dan Key bersamaan.
“Key, acaranya besok
malam? Apa akan ada banyak tamu yang datang?” tanya Jonghyun tiba-tiba.
Onew yang mendengar itu
mulai terlihat was-was. Ia memandang Hanna di depannya, gadis manis itu
akhir-akhir ini tak mau banyak bicara. Gadis itu berpura-pura sibuk dengan
rotinya seolah-olah tak mau mendengar apapun tentang pertunangan Key besok.
Onew beralih melirik
Minho, namja itu terlihat sedikit sendu. Ia hanya diam dan memandangi
piringnya. Pandangan matanya sesekali terlihat menerawang, ia terlihat sedang
berpikir.
Onew kembali mendesah
untuk kedua kalinya pagi ini. Sebagai tertua di sana, ia tidak bisa berbuat
banyak. Kalau sudah berbicara tentang hati dan perasaan, tidak ada satu
orangpun yang bisa mencegah ataupun melarangnya.
“Appaku bilang mungkin
sebagian besar hanya keluarga besar kami dan keluarga besar Soo Yun juga
beberapa rekan bisnis” jawab Key mengingat-ngingat. Saat mengatakan itu, Key
terlihat melirik Hanna dengan ragu dan sedikit cemas.
“Apa kau yakin ini
tidak akan ketahuan oleh media?” tanya Onew ikutan nimbrung.
“Molla” jawab Key
singkat.
“Hmm… aku harap semua
masalah ini tidak akan menjadi lebih rumit lagi. Lalu, bagaimana dengan Hanna?
Apa kau sudah memikirkan jalan keluarnya? Manager hyung pasti akan terus
mendesak kita” kata Onew lagi.
Key terdiam. Ia kembali
melirik Hanna. Gadis itu lagi-lagi hanya diam. Key menjadi sangat khawatir. Ini
benar-benar bukan karakter Hanna. Hanna selalu bersikap semana-mena dan cerewet
juga manja. Tapi akhir-akhir ini ia menjadi sangat pendiam. Key benar-benar menjadi
merasa bersalah. Ia tau Hanna sangat kecewa padanya.
“Biarkan saja. Hanna
tidak akan kemana-mana. Ia akan tetap disini bersamaku, aku akan berusaha
melindunginya semampuku. Akan ku usahakan tidak akan ada satu orangpun lagi
yang tau kalau dia tinggal bersama kita di sini” jawab Key yang berhasil
menarik perhatian Hanna.
Hanna mengangkat
wajahnya, ia memandang Key kaget. Ia sama sekali tak menyangka Key akan tetap
mempertahankannya di sini, bersamanya. Key tersenyum manis dan mengelus-elus
rambut Hanna lembut.
“tenang saja, oppa
tidak mungkin membiarkanmu tinggal sendiri di luar sana”
Hanna tersenyum,
senyuman manis itu akhirnya terlihat lagi. Ia terus memandangi Key penuh rasa
sayang. Sangat terlihat jelas oleh semua orang di ruangan itu bahwa Hanna terlihat
senang.
Tatapan mata Taemin
berubah sendu, ia memandang Hanna lalu Key. Ia tau ini tidak boleh, tapi ia
merasa benar-benar kecewa. Ia iri, iri pada Key. Hanna begitu menyukainya.
andai Taemin yang berada di posisi Key saat ini, ia pasti tidak akan pernah
menyia-nyiakan gadis manis itu.
******
Semua orang sudah
datang. Ruangan utama tempat di adakannya acara sudah tampak ramai. Akhirnya
hari ini datang juga. Key sudah berpakaian rapi dengan jas putih lengkap dengan
mawar putih di kantung jasnya, sedangkan Soo Yun juga sudah siap dengan gaun
malamnya yang juga berwarna putih keemasan yang membuatnya tampak semakin
cantik dan anggun.
Sepanjang jalannya
acara, semua berjalan lancar tanpa kendala. Kini tiba sudah pada acara puncak,
saatnya untuk Key dan Soo Yun bertukar cincin. Semua mata sudah tertuju pada
kedua muda mudi itu. Mereka terlihat sangat serasi, semua orang yang melihat
itu selalu memuji dan sesekali mengumbar tawa melihat pertengkaran kecil di
antara keduanya saat akan memakaikan cincin.
“kenapa cincin yang
ini? Bukankah semalam aku memilih yang satu lagi?” keluh Soo Yun setengah
berbisik saat Key berniat memasangkan sebuah cincin emas putih di jari
manisnya.
“kau ini cerewet
sekali! Sudah ku bilang yang ini saja, cincin pilihanmu sangat jelek! Sini,
mana jari manismu!” jawab Key kesal sembari menarik jemari-jemari tangan Soo
Yun kasar.
“pelan-pelan sedikit
kenapa sih?! Sakit tau!!” hardik Soo Yun melotot pada Key.
“bawel!” kilah Key
sambil memasangkan cicin emas putih tadi dengan paksa di jari manis Soo Yun
karena saat itu cincinnya tampak sedikit kekecilan.
“Aww!!!” pekik Soo Yun
kaget dan kesakitan. ia menarik tangannya cepat dari pegangan Key dan
mengibas-ngibaskan tangannya. Ia memandangi jari manisnya, di sana kini sudah
bertengger manis sebuah cincin yang membuatnya terikat secara sah dengan namja
menyebalkan di sampingnya.
Soo Yun melihat berkas
merah di jari manisnya, sangat terlihat jelas cincin itu di paksakan untuk
masuk. Gara-gara saat memilih cincin mereka saling bertentangan pendapat,
mereka sampai lupa untuk mencocokkan ukurannya.
Soo Yun meraba cincin
itu lalu berusaha melepaskannya, tapi tidak bisa. Cincin itu menyangkut!
“Hey, apa yang kau
lakukan!” tegur Key kaget.
Semua orang yang
melihat itu tak kalah kaget dan heran, bisikkan demi bisikkanpun mulai
terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Orang tua kedua belah pihak tentu saja
merasa sangat malu atas kejadian ini.
“Soo Yun-ah, apa yang
kau lakukan!! Cepat pasang cincin yang satu lagi di jari manis calon suamimu!”
tegur eomma Soo Yun setengah berbisik dan sesekali melemparkan senyum canggung
pada tamu undangan yang melihatnya.
“eomma… cincin jelek
ini menyangkut di jariku. Aku tidak bisa melepaskannya!” jawab SOo Yun tak
kalah pelan di tengah aksinya melepaskan cincin itu.
“Haduh, dasar anak
bodoh! Buat apa kau melepaskannya. Cepat, pasangkan yang satu lagi!” perintah
eommanya tegas.
Soo Yun cemberut, ia
menggerutu. Dengan kesal ia mengambil cincin yang satu lagi dan memandang Key
tajam. Key tentu saja tak mau kalah, ia menatap calon isterinya itu tak kalah
tajam. Ia merasa di permalukan saat Soo Yun berusaha melepaskan cincin yang
sudah ia pasangkan.
Dasar
yeoja jelek, apa maksudnya berusaha melepaskan cincin itu di depan semua tamu?!’
runtuk Key dalam hati.
Namja
jelek!!!! Cincinnya tidak bisa di lepas, lihat saja. Akan aku balas!!!’
cecar Soo Yun penuh dendam.
******
Key memandangi sebuah
cincin emas putih cantik di jari manisnya. Wajahnya tertekuk, ia memandangi
cincin itu kesal. Jari manisnya terasa sangat panas dan sakit sekarang. Sial
untuknya karena cincin itu juga ternyata kekecilnya di jarinya dan SOo Yun
membalas dendamnya dengan memaksakan cincin itu untuk masuk. Alhasil, jari
manis Key menjadi terasa sangat sakit dan meninggalkan bekas luka. Di tambah
lagi, cincin itu juga tak bisa lepas.
Di sisi lain SOo Yun
memandangi Key dari kejauhan dengan senyuman puas. Akhirnya dendamnya
terbalaskan. Emang enak?!
“kau pikir aku tidak
bisa membalasmu?!” gumamnya dengan senyuman Lucifer dan penuh rasa kemenangan.
Tanpa ia sadari, sejak tadi sepasang mata terus memperhatikannya. Sedetikpun
tak pernah beralih darinya.
Namja itu tampak
murung, tapi ia mengumpulkan kembali keberaniannya dan berusaha tampil tenang
dan seperti biasa. Dengan langkah mantap ia berjalan menghampiri Soo Yun dan
berusaha tersenyum.
“Soo Yun-ssi, selamat”
ucapnya begitu berdiri di depan Soo Yun.
Soo Yun mendongak,
senyuman yang tadi terus mengembang di kedua sudut bibirnya menjadi luntur.
Raut wajahnya berubah sendu begitu melihat namja itu.
“Ini hanya pura-pura…”
kata Soo Yun mencoba menjelaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar