Selasa, 22 November 2011

[FF] Unlucky Girl - Oneshoot


Title : ~ Unlucky Girl ~
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Komedi (?), Friendship
Length : Oneshoot
Disclaimer : This story and the plot is originally Mine. This is just a FICTION so enjoy it guys.
Main Cast : Choi Minho a.k.a Minho, Zaidatun Ni’mah a.k.a Lee Hyomi
Other Cast : Other Member SHINee, Kang Ja Geun (Fiction)

“Hyomi-ah! Hyomi-ah!” Teriakkan Ja Geun melengking di tengah hiruk pikuk detuman keras musik dan sorak-sorai penonton di salah satu panggung acara stasiun tv yang mengundang SHINee sebagai bintang tamunya. (Bayangin kondisi ruangan dan panggung kayak di acara Derings yang di dalam ruangan loh ya. Bisa kan? Hehehe)
Tadinya Ja Geun datang bersama sahabatnya, Hyomi yang merupakan fans berat Minho, tapi baru saja sedetik ia berpaling dari yeoja itu, ia sudah kehilangan dia. Di tengah keramaian seperti ini membuat Ja Geun menjadi sangat kesulitan untuk menemukan Hyomi.
Di sisi lain, orang yang di cari malah sedang asik berkonsentrasi untuk maju ke barisan penonton paling depan. Hyomi mendekap kameranya erat dan berusaha untuk menerobos barisan penonton.
“A-a permisi.. Ou.. Aduh.. permisi..” Hyomi pantang menyerah. Meskipun ia terus terdorong, tersikut dan terinjak, ia tetap bersikeras untuk sampai di depan. Ia bertekat harus bisa mendapatkan foto Minho dari dekat.
“Hhh... akhirnya” serunya begitu ia berhasil sampai. Hyomi mulai celingak-celinguk mencari sosok Minho diantara member SHINee yang sudah tampil di atas panggung sendari tadi. Matanya bergerak cepat untuk menemukan namja jangkung itu.
“Ah, itu dia!” pekik Hyomi girang seraya mulai memainkan kameranya dan terus mengambil foto sang idola.
Minho bergerak semakin mendekat ke arahnya saat aturan dance berubah posisi. Hyomi tersenyum semakin lebar, beberapa langkah lagi, tepat saat Minho akan berada di depan matanya, Hyomi akan bergerak cepat untuk memotret Minho dan Tada~ foto terbaik Minho akan dia dapatkan. Kekeke~
Mungkin begitulah rencana Hyomi, tapi semua bisa saja terjadi di luar dugaan. Pasalnya, justru saat Minho semakin mendekat, fans-fans yang lain menjadi semakin menggila di buatnya. Mereka mulai histeris dan saling mendorong. Saling berebut ingin melihat lebih dekat.
Hyomi tampak kesal, tapi ia tak mau lengah. Ia tetap fokus pada kameranya. Sialnya, yeoja-yeoja di belakang tak mau hanya diam, semakin lama mereka menjadi semakin anarkis. Hyomi yangs ejak tadi terus berusaha untuk menahan serangan dan dorongan dari belakang mendadak kehilangan keseimbangan hingga akhirnya...
Bughh...
Separuh tubuh Hyomi jatuh terdorong ke panggung. Kakinya tetap berada di tempatnya hanya saja tubuh bagian atasnya dengan sukses membentur lantai panggung. Dada dan wajah Hyomi berciuman dengan lantai panggung yang sedikit lebih tinggi dari pinggulnya sedangkan kedua tangannya terulur ke depan. Dan di saat itulah Minho melompat tepat di atas jemari-jemari tangannya. (Bisa bayangin nggak readers?)
DEG
Minho yang menyadari ada yang aneh di bawah sepatunya pun melirik ke bawah. Matanya terbelalak kaget begitu ia menyadari ia telah menginjak jemari-jemari tangan seorang yeoja dari barisan penonton.
Mengetahui itu, dengan gerak cepat Minho melangkah mundur. Ia bermaksud untuk meminta maaf tapi kondisi dan situasinya yang sedang manggung membuatnya harus tetap bersikap profesional. Minho belum sempat melihat wajah yeoja itu saat lagi-lagi ia harus bertukar posisi dance dengan Taemin.
Di tengah gerakannya, Minho mencari-cari yeoja tadi. Ia melihat sekilas sebuah gelang bercorak pelangi melingkar di salah satu pergelangan tengan yeoja itu sebelum akhirnya  menghilang di keramaian.
***
“Hhh... gerah sekali” celetuk Jonghyun begitu mereka kembali ke belakang panggung.
“Hyung, kau mau minum?” Taemin menyodorkan sebotol air mineralnya pada Minho.
“Ani. Hyung ini..!” Minho mengambil alih botol air mineral Taemin tadi dan melemparkannya pada Jonghyun. Taemin hanya mengedikkan bahu dan beranjak duduk.
Minho mengintip dari balik panggung untuk melihat kembali barisan penonton di tempat ia yang tak sengaja menginjak jemari-jemari tangan yeoja tadi. Ia mencari-cari gelang bercorak pelangi yang tadi ia lihat di setiap barisan penonton. Nihil. Tidak ada. Yeoja itu sudah tidak ada di sana.
***
“Hyomi-ah. Gwenchana?” tanya Ja Geun khawatir.
Hyomi hanya diam dan memandangi jemari-jemari tangannya yang memerah itu dalam diam. Ja Geun meringis pelan, saat kejadian naas itu, Ja Geun berada tepat di belakang Hyomi (setelah susah payah menemukan yeoja itu tentunya). Saat Hyomi terjatuh, Ja Geun bermaksud untuk menolong, tapi terlambat. Semuanya terjadi dengan begitu cepat.
“Apa itu sakit?” bisik Ja Geun semakin cemas.
“Ini sakit sekali” jawab Hyomi dengan nada bergetar. Ja Geun melirik Hyomi sesaat, bisa ia lihat air mata yang menggenang di kedua pelupuk mata yeoja itu. Hyomi pasti sangat kesakitan.
“Apa kita perlu pergi ke dokter? Bagaimana kalau ada tulang jari-jarimu yang patah?” lanjut Ja Geun bergidik ngeri. Hyomi menggeleng kecil, “Aku...” gumam Hyomi pelan.
“Aku... aku sangat senang sekali! Huaaa... aku beruntung sekali!!!” pekik Hyomi tiba-tiba.
“Hah?” Ja Geun bengong. Ia memandangi raut wajag kegirangan Hyomi tak berkedip. “Ja Geun-ah, kau lihat ini? Kau lihat kan? Memar kemerahan ini, juga jejak kaki Minho... Huaaa itu hebat sekali!!!” lanjut Hyomi histeris. Tapi sedetik kemudian, raut wajah Hyomi berubah drastis. Tiba-tiba saja yeoja itu menangis, “Appo! Appo! Hiks.. sakit sekali, tapi aku senang” katanya polos.
Ja Geun seakan di tampar dan kembali sadar. Ia memandang Hyomi gemas. “Dasar bodoh!” maki Ja Geun sembari memukul kepala Hyomi keras.
***
Hyomi masih terus memandangi jemari-jemari tangannya yang kini sudah terbalut perban. Ia tampak sangat kecewa karena jejak Minho tadi sudah ikut mengilang bersama rasa nyerinya. Tetapi sesekali ia tersenyum sendiri mengingat kejadian waktu itu, namun sedetik setelah itu wajahnya akan kembali murung.
“Hyomi-ah, sekarang tanggal berapa?” celetuk Ja Geun tiba-tiba.
“Hmm??” Hyomi tak begitu mengindahkan. Ia masih tetap sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Besok Minho ulang tahun kan?” lanjut Ja Geun lagi. Mendengar kata ‘Minho’, mendadak Hyomi tersadar dari lamunannya dan dengan cepat menoleh memandang Ja Geun yang duduk santai di sofa sambil memutar-mutar kalender yang di bawanya.
“Mwoya? Kau bilang apa tadi? Minho? Kenapa dengan Minho? Apa terjadi sesuatu?” seru Hyomi panik.
Ja Geun memandang Hyomi sinis. Ia terus mencibir dan beralih memelintir boneka tedy-nya gemas. “Kalau sudah dengar kata ‘Minho’ aja cepet!” sungutnya keki.
“Hehehe.. Ada apa? Kenapa? Apaan sih! Buruan deh!” desak Hyomi tak sabar.
“Besok Minho ulang tahun” tunjuk Ja Geun pada tanggal 9 Desember di kalender Hyomi yang sudah di lingkari dan di beri gambar hati.
Melihat itu refleks Hyomi menepuk keningnya keras. “Ya ampun! Aku lupa!” gumamnya. Beberapa saat Hyomi tampak diam dan berpikir.
“Mmm..mmm...” gumamnya.
“Oh! Omo! Kyaaa~ bagaimana ini! Aku belum beli hadiahnya!!!” serunya tiba-tiba. Hyomi melirik jam, wajahnya terlihat semakin panik. “Gawat! Sudah jam 10 (malam)! Semua toko pasti sudah tutup dan yang lebih parah lagi...” raut wajah Hyomi berubah serius.
“Jasa penerima hadiah dari fans untuk Minho pasti sudah di tutup! Huaaa... Ottokhe? Ottokhe?” lanjutnya histeris.
Sementara itu Ja Geun terlihat terus memijat-mijat keningnya frustasi. Suara Hyomi melengking di kamarnya.
“Ya’!! Lee Hyomi! Kecilkan suaramu!” tegur Ja Geun kesal.
“Oh!!” tiba-tiba Hyomi terdiam.
“Aku punya ide!!” seru Hyomi lagi. Ia memandang Ja Geun sambil sesekali memainkan kedua alisnya naik-turun penuh senyum. Entah kenapa, melihat senyum dan tatapan Hyomi, Ja Geun yakin ide Hyomi pasti sangat berbahaya.
“Oh tidak. Jangan libatkan aku..”
***
“Aigo~ kenapa kita harus mengendap-ngendap seperti pencuri sih?!” gerutu Ja Geun kesal. Seperti yang sudah ia duga sebelumnya, pasti ide Hyomi akan sangat aneh dan beresiko. Hari ini adalah hari ulang tahun Minho, dan Hyomi melibatkan Ja Geun untuk ikut menyelinap masuk ke dorm SHINee hanya untuk mengantarkan hadiah!
Konyol. Benar-benar konyol. Ja Geun selalu saja terlibat dalam semua misi gila sahabatnya itu. Pasalnya, Hyomi sudah beratus-ratus kali mengatakan bahwa ia adalah fans sejatinya Minho, dan seorang fans sejati tidak akan mungkin tidak memberikan idolanya hadiah di saat ia berulang tahun!
Hyomi dan Ja Geun mengendap-ngendap saat masuk ke dalam gedung apartemen di dorm SHINee berada. Mereka terus berusaha menghindari satpam yang berkeliling. Karena hari ini adalah hari ulang tahun Minho, maka penjagaan di gedung itu lebih di perketat untuk berjaga-jaga kalau ada fans gila yang nekat menyelinap masuk layaknya Hyomi dan Ja Geun sekarang. Kekeke~
“Sedikit lagi, kita hampir sampai” bisik Hyomi begitu mereka berhasil memasuki lift dengan sukses.
***
Di dalam dorm, para member terlihat sangat sibuk mempersiapkan diri masing-masing. Pasalnya setelah ini mereka akan pergi ke gedung Sment untuk merayakan hari kelahiran Minho di sana.
“Kajja... kajja... Kita sudah hampir terlambat” seru Onew mengingatkan. Merekapun mulai berjalan keluar. Tepat ketika Onew membuka pintu, terdengar keributan tak jauh dari pintu dorm tadi. Onew menoleh, beberapa meter di samping kirinya terlihat dua orang yeoja tengah memberontak saat beberapa satpam menggeretnya untuk turun ke lobi.
“Kyaaa... lepaskan aku!” pekik salah satu dari yeoja-yeoja itu.
“Ada apa hyung?” tegur Key yang baru muncul di belakang Onew. Onew hanya mengedikkan bahunya dan memberi tanda pada Key dan yang lain untuk melihat ke tikungan koridor menuju lift di sisi kiri.
“Omo.. kenapa mereka?” seru Taemin kaget melihat yeoja-yeoja tadi. Jonghyun hanya menggeleng tak mengerti, tapi di saat itulah matanya secara tak sengaja menangkap sebuah kotak bingkisan tergeletak di lantai tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.
“Apa itu?” Jonghyun berjalan untuk memungut kotak tadi. Sementara itu, Minho yang baru saja keluar darm secara refleks mengikuti arah pandang member-member yang lain.
Ia tak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di sana, terakhir yang ia lihat hanyalah sebuah gelang bercorak pelangi yang melingkar manis di salah satu pergelangan tangan seorang yeoja yang di tarik satpam dengan paksa sebelum akhirnya menghilang saat pintu lift tertutup.
DEG
“Ah, itu...” seru Minho spontan.
“Minho-ah, ini hadiah untukmu” potong Jonghyun. Minho mengalihkan pandangannya pada Jonghyun yang berjalan mendekatinya. Jonghyun menyodorkan sebuah kotak terbungkuskan kertas kado bermotif hati yang ia temukan tadi pada Minho. Di sana ada secarik kertas bertuliskan “To My Superstar, Choi Minho’.
“Jangan-jangan yeoja tadi itu fansmu?” celetuk Key menduga-duga.
“Oh benar! Mungkin mereka sengaja datang untuk memberikan Minho hyung hadiah” sambung Taemin menyimpulkan. Mendengar itu mendadak Minho kembali mengalihkan pandangannya di lift di mana ia melihat yeoja dengan gelang bercorak pelangi tadi. Pasti sudah pergi.
“Sial!” umpat Minho yang menyadari lagi-lagi ia gagal menemui yeoja itu.
***
“Huss!! Sana pergi! Dasar fans gila!” dengus salah satu dari satpam-satpam tadi sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam gedung.
Hyomi memeletkan lidahnya kesal. Ia berdiri berkacak pinggang dan menggembungkan kedua pipinya “Dasar satpam idiot!” makinya cemberut.
“Dasar bodoh! Kau yang idiot!” sungut Ja Geun kesal. Hyomi menoleh, ia memandang Ja Geun tak kalah sebal. “Hisss... Ya’! Kau membela siapa sih?”
“Ah, terserah. Aku mau pulang!” seru Ja Geun tiba-tiba.
“Mwo?? Eh tapi Ja Geun-ah, hadiahku.. Oh omo.. hadiahku!” pekik Hyomi tiba-tiba begitu menyadari kotak hadiahnya menghilang.
“Huaaa... Ja Geun-ah! Ah jangan-jangan tadi terjatuh! Kyaa.... bagaimana ini? Aku sudah menghabiskan semua uang jajanku untuk membelinya...” lanjut Hyomi berkaca-kaca.
“Aisshh.. Kau ini. Sudahlah. Lupakan hadiahnya. Lebih baik kita pulang” celetuk Ja Geun sambil sesekali melirik satpam-satpam tadi yang ternyata terus saja melotot melihat kedua yeoja itu masih berkeliaran di sekitar gedung.
***
Minho masih terus mengumbar senyum sambil terus mengamati PS3 yang baru saja di dapatkannya. Ini adalah isi dari kotak hadiah yang di temukan Jonghyun tadi pagi. Minho tampak sangat senang, ia terus saja membolak balik dan mengamati PS3nya itu.
“Wow.. itu sangat keren hyung” celetuk Taemin.
“Dari sekian banyak hadiah yang kau dapatkan, kenapa hanya hadiah dari yeoja misterius itu yang kau perhatikan?” sambung Key penasaran.
“Eh?” Minho sedikit tersentak kaget. Benar juga. Minho baru menyadari sikap anehnya. “Mungkin karena hadiah yang itu spesial” gurau Jonghyun terkekeh geli.
Mendengar itu Minho hanya menyunggingkan senyuman tipis lalu kembali mengamati PS3 barunya. “Siapa.. kau sebenarnya?”
***
Hyomi berbaring malas-malasan di tempat tidurnya. Ia memeluk bantal berbentuk kaki miliknya sambil sesekali berguling ke kanan dan ke kiri. Hatinya sedang gundah sekarang, sesekali ia melirik Tv yang menyala di sudut kamar. Menunggu-nunggu kalau-kalau akan ada wawancara istimewa Minho yang hari ini berulang tahun.
“Huffthh.. Masa nggak ada sih!” gerutunya frustasi. Hyomi baru saja berniat untuk menggapai remote control saat tiba-tiba di layar kaca muncul wajah close up Minho dengan senyuman mautnya yang hampir membuat Hyomi pingsan.
Dengan gerak cepat Hyomi bangkit dan duduk di tempat tidurnya, ia membesarkan volume Tv dan terus senyum-senyum gaje memandangi sang idola yang tengah asik di wawancara.
“Oo-jadi apakah ada yang spesial di ulang tahunmu kali ini?” tanya salah satu dari presenter di sana.
“Tentu saja. Banyak sekali kejutan hari ini. Aku sangat gembira. Ghamsahamnida untuk hari ini semuanya. Terima kasih untuk hyung-hyungku yang terus menjahiliku sepanjang hari ini, fans-fansku untuk hadiahnya dan tentu saja untuk kakak dan kedua orang tuaku. Semuanya, terima kasih”
“Oh, ngomong-ngomong tentang fans, apakah ada hadiah yang berkesan? Kami dengar tadi pagi juga ada sedikit keributan di dorm karena kabarnya ada seorang fans gila yang menyelinap masuk? Hahaha.. ini sangat menggemparkan”
DEG
Hyomi terdiam membatu. Fans apa katanya? Fans.... gila?
Hyomi tampak berpikir beberapa saat, “Siapa fans gila yang berani menyelinap masuk ke dorm oppadeul SHINee?! Nggak tau malu banget sih! Tadi kok nggak ketemu ya? Atau jangan-jangan dia datang setelah aku dan Ja Geun di usir keluar?” gumam Hyomi menerka-nerka.
Pletakk
Tiba-tiba satu sentilan keras mendarat tepat di kepala Hyomi. Hyomi meringis kesakitan. “Dasar bodoh! Fans gila yang di maksud itu kit.. Ah ani..ani.. maksudku kau! Mana ada fans nekat menyelinap masuk selain kau!” sungut Ja Geun yang baru keluar dari kamar mandi.
“Mwo?! Jadi itu kita?” pekik Hyomi kelewat polos.
Ja Geun mendengus kesal. Ia lalu kembali mengalihkan pandangannya ke televisi, “Ya itu memang sedikit mengejutkan. Tapi yeoja ini benar-benar berhasil membuatku penasaran, hehehe...” canda Minho setelah itu.
“Eeehhhh??!” Mendengar itu sontak mata Hyomi membola.
“Dia penasaran dengan kita? Oh ani, denganku??” pekik Hyomi kemudian. Ja Geun hampir di buat gila oleh tingkah sahabatnya itu. “Ah baiklah, kita beralih ke topik lain. Jadi kalian akan melakukan konser di jepang? Benar begitu?” sesi wawancara masih berlanjut.
“Ya benar. Kami akan pergi ke Jepang untuk menghadiri mini konser di sana minggu depan” jawab Jonghyun yang sejak tadi berdiri di samping Minho.
“Mwooooo??? Mini konser di Jepang? Minho dan yang lain?!!” pekik Hyomi lagi. “Kyaaaa.... aku harus lihat!! Aku harus beli tiketnya!!!!” lanjut Hyomi histeris.
“Yah, whatever. Aku sih mending di ru...”
“Yeoboseyo, aku ingin memesan dua tiket penerbangan ke Jepang hari kamis” tiba-tiba Hyomi sudah stand by dengan ponselnya. Tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu, Hyomi sudah memesan tiket pesawat untuknya dan Ja Geun untuk perjalanan kecil ke Jepang lusa.
“MWOYA??!!! Huaaa... Umma... andwae... aku tidak mau terlibat lagi... Hyomi-ah...”
***
“Jadi sekarang kita OB!!!” umpat Ja Geun hampir gila.
“Sssttt... Jangan protes. Daripada kita jadi tukang parkir noh di depan” tunjuk Hyomi berusaha meyakinkan sahabatnya itu. Kini mereka sudah berada di jepang, tepatnya di salah satu hotel bintang 5 tempat di mana Minho dan para member SHINee yang lain menginap selama berada di sana.
Malam ini adalah mini konser SHINee, dan menurut perhitungan Hyomi, seharusnya Minho dkk akan keluar dari kamar dan turun menuju tempat parkir sekitar pukul 6. Karena begitu ingin bertemu langsung dengan Minho dan mengajaknya berfoto, Hyomi nekat menyamar menjadi cleaning servis di hotel tadi dan menunggu hingga ‘target’ yang di maksud melintas.
Tapi sudah hampir satu jam mereka menunggu di lobi hotel, orang yang di maksud tak kunjung terlihat. Hyomi sudah hampir putus asa. Ia melirik jam tangannya, sudah hampir jam 7 dan Minho belum kelihatan batang hidungnya.
“Aigo~ apa boleh buat. Ja Geun-ah, ayo kita naik” ucap Hyomi tiba-tiba.
“Hah???” seru Ja Geun refleks.
“Ke atas? Ngapain?” lanjutnya curiga.
“Hanya memastikan mereka baik-baik saja. Kau lihat? Sudah hampir jam 7 dan mereka belum turun!”
“Omo.. aigo~ Hyomi-ah, kau gila. Aku tidak mau terlibat masalah lagi kali ini” elak Ja Geun ogah.
“Nggak apa-apa kok. Kita kan udah nyamar” bisik Hyomi percaya diri. Ja Geun tertunduk pasrah. Hyomi menarik lengannya untuk ikut berjalan menaiki lift menuju lantai 4, tempat di mana kamar member SHINee berada. Kedua yeoja itu terus menunduk untuk menolak interaksi dengan petugas hotel yang lain.
“Sepertinya penyamaran kita berhasil” bisik Hyomi begitu perjalanan mereka tampak mulus tanpa hambatan. Ja Geun baru saja ingin berkomentar saat tiba-tiba terdengar seseorang berseru seperti memanggil mereka.
“Hey yang di sana!” tegur orang itu setengah berteriak. (inget ya, semua percakapan orang ini setelah ini dalam bahasa jepang, ceritanya... hehehe).
DEG
Langkah Hyomi dan Ja Geun mendadak berhenti. Tanpa di komando keduanya refleks menoleh ke sumber suara. Beberapa meter di belakang sana terlihat seorang namja paruh baya berpakaian rapi terlihat berjalan cepat menghampiri mereka.
“Siapa dia?” bisik Hyomi ragu.
“Gawat! Firasatku buruk” balas Ja Geun pucat pasi.
“Kenapa kalian malah berkeliaran di sini?! Cepat kembali bekerja!” tegas namja paruh baya tadi. Kelihatannya orang ini salah mengerti, ia pikir kedua yeoja polos itu adalah petugas hotel (bisa di lihat dari pakaian yang Hyomi dan Ja Geun kenakan).
“Hah?” Ja Geun dan Hyomi saling berpandangan.
“Dia ngomong apa sih?” tanya Hyomi bingung.
“Mana aku tau!” jawab Ja Geun keki.
Sekilas Hyomi dan Ja Geun melirik name tag laki-laki itu. Untungnya ada tulisan berbahasa inggris di sana, sehingga kedua yeoja itu bisa sedikit lebih mengerti. “Ma-na-ger” gumam Keduanya bersamaan.
“Hey, aku bilang cepat kembali bekerja!” bantak manager itu lagi yang berhasil membuat Ja Geun dan Hyomi tersentak kaget.
“Hyomi-ah, sepertinya kita harus pergi” bisik Ja Geun yang di ikuti dengan anggukkan Hyomi. Mereka berdua mulai mundur beberapa langkah, maksud hati bersiap-siap untuk berbalik dan berlari menjauhi laki-laki itu. Tapi apa di kata, kelihatannya manager itu lebih pintar, ia mengetahui gerak-gerik mencurigakan kedua yeoja itu sehingga saat Hyomi dan Ja Geun berbalik dan bersiap untuk lari, dengan gerak cepat kedua tangan manager tadi dengan cepat menahan kerah baju Hyomi dan Ja Geun hingga keduanya nyaris terjatuh.
“Kalian mau kabur huh?” sindir manager tadi sinis.
Takut-takut Hyomi dan Ja Geun menoleh dan memandang manager hotel itu cengegesan. “Hehehe...” tawa mereka sedikit di paksakan.
***
“Hyung, aku kebelet nih. Tunggu sebentar yah? Aku mau ke toilet dulu” mohon tetem dengan posisi kaki yang di silang dan punggung yang sedikit menunduk menahan hasrat pipisnya.
“Aigo~ kita sudah terlambat Taemin-ah” celetuk Jonghyun.
“Tapi hyung...” suara Taemin memelas.
“Ah, sudahlah hyung. Taemin-ah, sana cepet ke toilet. Tapi ke toilet umum di lobi aja sekalian, kalau di kamar ke lamaan naiknya” sambung Key.
“Oo-ne.. gomawo Key hyung. Eeisss.. lama banget sih liftnya!” sungut Taemin tak tahan. Ke-4 hyungnya yang lain malah cengar-cengir cengegesan.
Begitu mereka tiba di lobi, dengan gerak cepat Taemin melesat menuju toilet di sisi timur. Minho yang terlihat khawatir akhirnya memutuskan untuk menyusul Taemin dan memastikan si maknae itu baik-baik saja.
Minho berjalan santai menuju toilet, saat ia hendak melenggang masuk ke dalam toilet pria, tiba-tiba sesuatu menarik perhatiannya. Pintu toilet wanita yang berada tepat di samping Toilet pria itu sedikit terbuka. Ia bisa melihat dua orang yeoja tengah mengepel lantai ruangan di dalam toilet dan terus menggerutu kesal.
“Dasar manager idiot! Dia terus saja bicara pake bahasa planet! Ya nggak ngerti lah! Mana pake acara di suruh bersihin toilet lagi!” runtuk salah satu dari yeoja itu keki.
Minho hanya menahan tawa mendengarnya. Minho baru akan kembali melangkah masuk saat secara tak sengaja lagi-lagi ia melihat sepintas bayangan gelang bercorak pelangi di pergelangan tangan salah satu dari yeoja-yeoja tadi.
DEG.
Minho terdiam. Ia kembali mundur dan mempertajam penglihatannya. Kedua yeoja itu berdiri memunggunginya. Minho tak bisa melihat wajahnya, rasa penasaran Minho semakin besar. Ia kembali melirik gelang bercorak pelangi tadi, ia ingat, itu sama persis.
“Apa mereka orang yang sama? Ada berapa gelang seperti itu di korea?” gumam Minho ragu.
“Eh, tapi jika memang dia, apa yang dia lakukan di jepang?” lanjut Minho tak habis pikir.
“Huaaa... Kenapa aku selalu sial? Sengaja datang ke jepang untuk bertemu Minho, tapi malah di suruh membersihkan toilet! Waktu menyelinap ke dorm, di seret satpam! Waktu nonton konser, tanganku ke injek! Eomma... ini benar-benar menyebalkan!”
Entah kebetulan atau apa, celetukkan salah satu dari yeoja-yeoja itu berhasil membuat Minho tersentak kaget dan membatu di tempatnya. Benar, ini dia! Pasti dia orangnya.
Minho semakin tidak sabar, ia ingin segera bertemu dengan fans misteriusnya itu. Tangan Minho mulai bergerak untuk mendorong pintu ruang toilet wanita tadi untuk melihat wajah yeoja tadi lebih jelas, tapi sedetik kemudian ia kembali menarik tangannya saat Taemin muncul keluar dari ruang toilet pria.
“Hyung, apa yang kau lakukan?” tegur Taemin kaget.
“Oh, a-anio.. itu hanya saja...” Minho terus saja melirik melalui celah pintu yang terbuka. Sesekali ia mundur beberapa langkah untuk menemukkan posisi yang pas agar dapat melihat wajah yeoja itu.
“Hyung?” tegur Taemin semakin heran.
“Oo-ah, mungkin kita harus kembali” jawab Minho gelagapan. Taemin mengangguk dan mulai berjalan mendahului Minho untuk kembali ke lobi. Ragu-ragu Minho berjalan mengikuti Taemin. Sesekali ia terus saja menoleh ke belakang kalau-kalau yeoja itu keluar.
Minho tampak gundah. Ia benar-benar penasaran dengan yeoja ini. Entah kenapa, padahal ia belum pernah bertemu bahkan melihat yeoja ini. Tapi selama beberapa hari terakhir ini yeoja misterius itu terus saja menganggu pikirannya.
Minho terlihat berpikir keras. Saat tiba di lobi, mereka berlima pun segera beranjak munuju tempat parkir di sisi utara gedung. Di setiap langkah itulah, Minho terus saja memikirkan kemungkinan-kemungkinan kapan ia bisa menemukkan gadis itu lagi.
“Tidak bisa. Nanti aku kehilangan dia lagi” gumam Minho yang mendadak menghentikan langkahnya. Aksi namja jangkung itu berhasil menarik perhatian ke-4 namja tampan yang lain. Key, Onew, Jonghyun dan Taeminpun ikut menghentikan langkahnya dan memandang Minho bingung.
“Waeyo?” tanya Onew heran.
“Kalian duluan saja. Nanti aku susul. Aku ada urusan!” tiba-tiba Minho berlari menerobos member-member SHINee yang lain dan pergi menjauh hingga menghilang dari pandangan ke-4 namja itu.
“Hah?” Key terlihat kaget.
“Kenapa sih dia?” celetuk Jonghyun heran.
Di sisi lain, Minho terus berlari menuju toilet wanita di mana ia melihat yeoja misterius itu beberapa menit yang lalu. Begitu tiba di sana, Minho tampak berhenti sejenak dan menarik nafas panjang. Entah kenapa ia terlihat sangat gugup dan berdebar. Perlahan tapi pasti Minho mulai menggapai knop pintu dan mendorong pintu tadi perlahan.
Saat mulai terbuka sedikit celah, kepala Minho melengok masuk ke dalam ruangan. Hening. Kosong. Tidak ada. Yeoja itu sudah tidak ada!
“Hah! Sial!” umpatnya.
“Kyaaaaa!!!!! Penguntit!!!!!!” pekik seorang yeoja di belakang Minho tiba-tiba. Minho terlonjak kaget hingga kepalanya membentur pintu. Minho mendongak, di lihatnya seorang yeoja memandangnya ngeri. Beberapa detik setelah itu, terlihat beberapa yeoja lain mendekat dan memandang Minho garang.
Minho panik. Benar. Ini toilet wanita. Tentu saja yeoja-yeoja itu akan berpikir ia adalah seorang penguntit!
“Oo—ka..kalian salah paham.. bukan begitu... aku hanya...” kata-kata Minho menggantung begitu di lihatnya seorang nenek berjalan sembari melipat kedua ujung lengan bajunya dan bersiap memberinya pelajaran. “Dasar anak nakal! Kemari kau!” serunya.
“M..mwo??” Minho masih shock, bingung dan kaget dengan semua kejadian ini. Matanya membola begitu di lihatnya yeoja-yeoja yang lain mulai melayangkan hand bag mereka ke arah Minho.
 “Ya tuhan..” gumamnya pasrah.
***
“Ja Geun-ah, pengang sebentar gelangku, tanganku basah!” ucap Hyomi begitu menyerahkan gelang bercorak pelangi kesayangannya pada Ja Geun lalu mulai menyingsing kedua sisi lengan bajunya.
“Kenapa kau selalu memakai gelang norak ini sih?” sindir Ja Geun yang sudah terlanjur keki pada sahabatnya itu.
“Itu pemberian nenek. Ia memintaku untuk terus memakainya. Katanya bisa membawa keberuntungan, hehehe...” jawab Hyomi cengegesan. Ja Geun mendengus kesal, “Tapi selama ini kau kan selalu sial” lanjut Ja Geun yang mulai mencoba gelang bercorak pelangi Hyomi di pergelangan tangannya.
“Yah, nggak terlalu buruk” gumam Ja Geun seraya terus memperhatikan gelang tadi di pergelangan tangannya. Hyomi masih sibuk dengan lengan bajunya saat tiba-tiba di lihatnya seseorang berhenti tepat di depannya. Hyomi yang saat itu masih dalam posisi menunduk hanya dapat melihat sepatu orang itu.
Kening Hyomi berkerut, di tambah lagi tiba-tiba di liriknya Ja Geun terdiam membatu dan memandang lurus ke depan. Hyomi sedikit kaget saat di lihatnya seseorang tengah mengenggam lengan Ja Geun yang terangkat saat yeoja itu memperhatikan gelang bercorak pelangi Hyomi itu lembut.
Ragu-ragu Hyomi menoleh, matanya membola begitu mengetahui siapa orang itu. Mendadak jantung Hyomi berdegup 3 kali lebih cepat. Kakinya terasa sangat lemas tapi ia tetap berusaha untuk berdiri.
Kini di depannya, hanya berjarak 30 senti, tengah berdiri seorang namja tampan bak seorang pangeran yang selama ini terus ia puja. Meskipun penampilannya sedikit berantakkan dan wajahnya tampak sedikit terlihat goresan luka dan lecet, namun namja itu tetap saja terlihat sangat tampan.
Choi Minho. Benar itu dia! Entah mimpi apa Hyomi semalam. Tapi kini tiba-tiba saja namja itu sudah berada di hadapannya. Sedekat ini!
“Akhirnya kau menemukanmu” ucapnya sambil menyunggingkan senyuman manisnya.
“Eh?!” seru Hyomi dan Ja Geun bersamaan. Kata-kata Minho barusan berhasil membangunkan keduanya dari hipnotis pesona namja itu.
“Kau, yang waktu itu menyelinap ke dorm kan?” tanya Minho memastikan.
Hyomi bengong. Ia baru sadar sekarang. Minho sejak tadi tak melihatnya. Namja tampan itu sejak awal terus menatap lurus ke arah Ja Geun sahabatnya. Di tambah lagi, tangannya masih terus saja mengenggam lengan Ja Geun sejak tadi!
“Oo-ne..” jawab Ja Geun yang masih terlihat bingung dan kaget. Lagipula toh, Ja Geun memang juga menyelinap ke dalam dorm SHINee waktu itu, menemani Hyomi tentu saja.
“Sudah ku duga! Ah, akhirnya. Ketemu...” Minho terdengar sangat lega.
“Tak ku sangka kita akan bertemu di sini. Gelang ini, karena gelang ini aku bisa mengenalimu, hehehe...” lanjutnya.
Mendengar itu mendadak Hyomi seakan di sambar petir. Ia sadar sekarang! Benar, jadi Minho mencarinya? Selama ini Minho mencarinya? Omo...
“Ayo pergi. Aku ingin bicara banyak denganmu. Anggap saja ini hadiah spesial untuk fans misterius yang sudah berhasil membuatku galau...” tiba-tiba Minho menarik lengan Ja Geun dan membawanya pergi.
“Hah?!” seru Hyomi dan Ja Geun bersamaan.
“Ehh... tapi itukan...” kata-kata Hyomi terputus saat tiba-tiba sedetik kemudian di lihatnya raut wajah Ja Geun berubah aneh. Sekilas Hyomi bisa melihat Ja Geun tiba-tiba tersenyum aneh. Hyomi membatu, “Ke..napa?” gumam Hyomi kaget melihat senyuman aneh Ja Geun.
Tenggorokkan Hyomi semakin tercekat saat di lihatnya Ja Geun mulai berbalik dan memandangi Minho dengan tatapan aneh. Sekilas Ja Geun melirik Hyomi dan kembali tersenyum evil. Sepertinya yeoja itu punya rencana lain.
***
“Bohong...” Hyomi sudah hampir menangis begitu mengingat kejadian tadi. Senyuman Ja Geun tadi benar-benar sama dengan senyuman jahat seperti di sinetron-sinetron yang biasa ia lihat di tv.
Hyomi duduk sambil memeluk lutut di dekat pintu keluar hotel. Ia duduk di balik sebuah pot tanaman berukuran cukup besar sehingga tak banyak orang yang menyadari keberadaannya di sana.
Derrttt...derrttt...
Tiba-tiba Hyomi merasakan ponselnya bergetar. Ada pesan masuk! Dan itu dari sahabatnya, Ja Geun.
From : My lovely friends
Kau tidak akan percaya ini. Dia benar-benar mengira aku adalah kau. Ternyata gelang ini benar-benar membawa keberuntungan. Terima kasih sahabatku sayang. Setelah ku amati, dia tampan juga. Hahaha...
Di tidak akan pernah tau bahwa aku bukanlah kau. Gadis bodoh yang terlalu terobsesi padanya. Kau harus relakan dia untukku, karna sepertinya dia menyukaimu.. oh tidak maksudku aku. Anggap saja kita impas Hyomi-ah. Selama ini kau selalu membuatku susah. Jadi kita seri.
Hyomi menggigit bibirnya kuat. Air mata yang sejak tadi sudah berusaha ia tahan akhirnya jatuh juga. Hyomi tidak percaya ini. Ja Geun, sahabat terbaiknya. Sahabat sejatinya.. Ja Geun lah satu-satunya orang yang benar-benar tau sebesar apa rasa suka Hyomi pada Minho. Juga semua perjuangannya.
“Tidak mungkin...hiks..” gumam Hyomi sesegukkan.
***
Minho terus saja memandangi Ja Geun sambil terus menyunggingkan senyuman manisnya. Ia benar-benar tidak percaya akhirnya ia bisa menemukan gadis ini.
“Kau berantakan. Apa terjadi sesuatu?” tanya Ja Geun genit.
“Eh? Oh. Ini.. tadi...” Minho gelagapan. Entah kenapa di depan gadis ini, yang ia pikir adalah yeoja misterius itu, ia menjadi sangat gugup, mudah panik, berdebar dan menjadi salah tingkah. Entah kenapa ia merasakan sepertinya ada sesuatu yang lain di hatinya.
Sekilas Minho terlihat malu mengingat ia habis di keroyok beberapa orang yeoja yang berpikir kalau dia adalah seorang penguntit. Dan lebih parah lagi, ia melakukan hal-hal konyol seperti itu hanya untuk menemukan Ja Geun! Atau mungkin, yang seharusnya, adalah gadis lain. Lee Hyomi.
Ja Geun tersenyum tipis. Ia memandangi namja tampan di depannya ini dalam. Di amatinya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Pantas saja Hyomi begitu tergila-gila pada namja ini. Tidak bisa di bantah, namja ini memang benar-benar tampan. Apalagi bisa melihatnya sedekat ini.
“Ooh, siapa namamu?” tanya Minho tiba-tiba.
Ja Geun melipat kedua tangannya di depan dada dan balas memandang Minho dengan tatapan yang sulit di artikan. Sekilas Ja Geun tersenyum sinis mengingat apa yang akan Hyomi lakukan setelah membaca pesan singkat darinya tadi.
“Kau.. menyukaiku?” tembak Ja Geun langsung tanpa rasa malu sedikitpun.
Mendengar itu kening Minho mendadak berkerut, ia tampak bingung, tapi tak bisa di pungkiri kata-kata Ja Geun barusan juga berhasil membuatnya hampir terkena serangan jantung. Minho kembali gelagapan. Rasanya benar-benar aneh melihat seorang Choi Minho yang biasanya selalu terlihat cool itu menjadi seperti orang idiot seperti sekarang.
Minho tak mencoba menjawab, ia ragu. Mungkin ia hanya merasa sedikit tertarik dengan yeoja ini. Karena ia begitu misterius. Begitu menarik perhatiannya. Tapi di sisi lain, entahlah, mungkin semua orang akan berpikir ini aneh, tapi Minho benar-benar merasakan ada sesuatu yang ‘lain’.
Melihat tingkah Minho, Ja Geun sudah bisa menebak jawabannya. Yeoja itu tersenyum puas dan bergerak mendekatkan wajahnya ke wajah Minho. Nafas Minho tertahan, ia membatu. Ia menatap Ja Geun tak berkedip.
“Kalau begitu, sekarang aku mengijinkanmu bertemu dengannya...” bisik Ja Geun menahan tawa.
***
Hyomi masih tak bergerak di tempatnya. Ia membenamkan wajahnya di antara kedua tekuk lututnya. Matanya sembab, hidungnya sudah sangat merah karena terus menangis. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang di lakukan Ja Geun. Yeoja itu mengkhianatinya!
“Yang membuatku sangat sakit... hiks... Ja Geun-ah.. kau tega sekali... Kalau tau begini, aku rela meninggalkan mimpiku untuk bisa mengenal Minho lebih dari seorang fans pada idolanya, asalkan kau tidak mengkhianatiku... Aku tidak ingin membencimu..” ucap Hyomi lirih dengan aliran air bening yang terus mengalir membasahi pipinya.
Selama beberapa menit Hyomi terus begitu. Rasanya semua otot-otot sendinya menjadi kaku. Ia tak mau bergerak sedikitpun. Ia tak mau pulang dan berhadapan langsung dengan Ja Geun. Ia belum siap. Ia tidak tau harus bersikap seperti apa pada yeoja itu. Ia benar-benar tak mau membencinya, tapi... hatinya benar-benar sakit.
“Aigo~ lihatlah yeoja ini... benar-benar malang...” celetuk seseorang tiba-tiba.
DEG.
Hyomi membatu. Ia kenal suara ini. Pasti yeoja itu, Ja Geun!
Hyomi mengigit bibir, ia masih tak mau mengangkat wajahnya. Ia tak mau melihat wajah itu, juga senyuman mengerikan Ja Geun yang seperti menandakan sebuah mimpi buruk untuknya.
“Jah, kau menangis? Angkat kepalamu! Aku sedang bicara!” gertak Ja Geun keki karena merasa tak di perhatikan. Hyomi tetap kukuh dengan pendiriannya, Ia terus membenamkan wajahnya di kedua tekuk lututnya. Saat di rasakannya Ja Geun mulai menarik lengannya untuk bangun, Hyomi malah semakin mempererat pelukkan di kedua tekuk lututnya.
“Haisss... kau ini benar-benar ke kanak-kanakkan!” Ja Geun mencibir.
“Biar aku saja” tiba-tiba terdengar suara yang lain.
Hyomi yang saat itu tertunduk mendadak diam. Matanya membuka semakin lebar, walaupun ia tak mengangkat wajahnya, tapi ia sangat mengenali suara itu. Jantung Hyomi berdegup berpuluh-puluh juta kali lipat lebih cepat begitu di rasakannya orang itu mendekat dan duduk berjongkok di depannya.
“Lee Hyomi? Kau orangnya kan? Jadi kali ini aku tidak salah mengenalimu, si yeoja misterius” suara itu terdengar begitu lembut dan merdu di telinga Hyomi. Darah Hyomi mendesir dan merinding geli di buatnya.
Ragu-ragu Hyomi mengangkat wajahnya.
Duukk...Duukkk...Duukkk...Brakkkk
Jantung Hyomi benar-benar bertindak di luar kendali. Begitu ia mengangkat wajahnya, tiba-tiba saja di lihatnya wajah malaikat sang pujaan hati yang begitu dekat itu. Pucuk hidung mereka nyaris bertemu karena begitu dekat, Hyomi membatu. Terlebih lagi di lihatnya Minho tersenyum begituuuuuuuuuuu manis padanya.
“Jadi, kali ini aku benar-benar menemukanmu” Minho kembali menyunggingkan senyuman manisnya yang hampir saja membuat Hyomi benar-benar mati terkena serangan jantung di tempat!
***
~ Hyomi P.O.V ~
Hiiaaaaaaaaaaaaaa................
Huaaaaa...............................
Omo...omo.... aku benar-benar bahagia!
Aku adalah wanita yang paling beruntung di dunia. Ya tuhan, aku bahkan masih berdebar-debar di buatnya. Aku tidak percaya ini, setelah kejadian hari itu, hari di mana ternyata Ja Geun mengerjaiku dengan berakting sok mengkhianatiku, akhirnya aku dan Minho benar-benar saling mengenal secara pribadi!
Hueee....
Meskipun kejadian itu sudah hampir berjalan selama beberapa bulan yang lalu, tapi tetap saja menimbulkan kesan yang begitu mendalam di hatiku. Karena, berkat kerjaan iseng nggak pentingnya Ja Geun waktu itu, aku dan Minho jadi saling bertukaran nomer ponsel dan mulai sering pergi jalan berdua! Kyaaa.......
Omo... lihatlah kedekatan kami sekarang. Akan menjadi selangkah lebih maju, karena hari ini Minho mengajakku berkencan!!! Huaaahh... aku hampir pingsan saat mendengarnya. Aku bukan lagi seorang Unlucky Girl, aku adalah seorang fans yang sangaattttttttt beruntung! Kekeke~
Dagh semua, ada kencan yang harus aku jalani. xD
~ Hyomi P.O.V End ~
Hyomi menutup Diary-nya sambil terus menyunggingkan senyuman lebar. Kini ia sudah siap. Yeoja cantik itu sudah rapi dengan mini dress pink dan pita-pita imut di rambut coklat bergelombangnya. Semua perlengkapan (?) kencan juga sudah tersimpan rapi di hand bagnya.
Ting Tong
Tiba-tiba terdengar bel pintu berbunyi. Mendengar itu dalam hitungan detik Hyomi sudah melesat turun untuk membukakan pintu. Dan tada~ seorang namja tampan berpakaian rapi tengah menyodorkan sebucket mawar merah dan menyunggingkan senyuman yang teramat manis padanya.
“Kejutan di kencan pertama” ucapnya yang hampir membuat Hyomi mimisan.
“Hehehe... tunggu sebentar!” bukannya menyambut bucket mawar tadi, Hyomi malah sibuk membongkar isi tasnya dan membuat Minho bingung. Tapi sedetik kemudian kebingungan Minho terjawab ketika sang pujaan hati tiba-tiba mengeluarkan sebuah kamera dari dalam tasnya tadi.
“Walaupun aku sekarang yeojachingu, tapi aku tetap fans setiamu. Takkan ku lewatkan satu fotopun. Apalagi sekarang kau sangat tampan...” jelas Hyomi sembari tersenyum nakal.
“Ahahaha~ Aigo... chagiya...” tawa Minho menambah keceriaan kencan pertama mereka hari itu.
End


 Jangan lupa tinggalin Comentnya ya ^^