Title
:
~ Unlucky Girl ~
Author
:
Puthrie Shairis As
Genre
:
Romance, Komedi (?), Friendship
Length : Oneshoot
Disclaimer : This story and the plot is originally
Mine. This is just a FICTION so enjoy it guys.
Main
Cast : Choi Minho a.k.a Minho, Zaidatun Ni’mah a.k.a Lee
Hyomi
Other
Cast : Other Member SHINee, Kang Ja Geun (Fiction)
“Hyomi-ah! Hyomi-ah!” Teriakkan Ja Geun melengking di
tengah hiruk pikuk detuman keras musik dan sorak-sorai penonton di salah satu
panggung acara stasiun tv yang mengundang SHINee sebagai bintang tamunya.
(Bayangin kondisi ruangan dan panggung kayak di acara Derings yang di dalam
ruangan loh ya. Bisa kan? Hehehe)
Tadinya Ja Geun datang bersama sahabatnya, Hyomi yang
merupakan fans berat Minho, tapi baru saja sedetik ia berpaling dari yeoja itu,
ia sudah kehilangan dia. Di tengah keramaian seperti ini membuat Ja Geun
menjadi sangat kesulitan untuk menemukan Hyomi.
Di sisi lain, orang yang di cari malah sedang asik
berkonsentrasi untuk maju ke barisan penonton paling depan. Hyomi mendekap
kameranya erat dan berusaha untuk menerobos barisan penonton.
“A-a permisi.. Ou.. Aduh.. permisi..” Hyomi pantang
menyerah. Meskipun ia terus terdorong, tersikut dan terinjak, ia tetap
bersikeras untuk sampai di depan. Ia bertekat harus bisa mendapatkan foto Minho
dari dekat.
“Hhh... akhirnya” serunya begitu ia berhasil sampai.
Hyomi mulai celingak-celinguk mencari sosok Minho diantara member SHINee yang
sudah tampil di atas panggung sendari tadi. Matanya bergerak cepat untuk
menemukan namja jangkung itu.
“Ah, itu dia!” pekik Hyomi girang seraya mulai memainkan
kameranya dan terus mengambil foto sang idola.
Minho bergerak semakin mendekat ke arahnya saat aturan
dance berubah posisi. Hyomi tersenyum semakin lebar, beberapa langkah lagi,
tepat saat Minho akan berada di depan matanya, Hyomi akan bergerak cepat untuk
memotret Minho dan Tada~ foto terbaik Minho akan dia dapatkan. Kekeke~
Mungkin begitulah rencana Hyomi, tapi semua bisa saja
terjadi di luar dugaan. Pasalnya, justru saat Minho semakin mendekat, fans-fans
yang lain menjadi semakin menggila di buatnya. Mereka mulai histeris dan saling
mendorong. Saling berebut ingin melihat lebih dekat.
Hyomi tampak kesal, tapi ia tak mau lengah. Ia tetap
fokus pada kameranya. Sialnya, yeoja-yeoja di belakang tak mau hanya diam,
semakin lama mereka menjadi semakin anarkis. Hyomi yangs ejak tadi terus
berusaha untuk menahan serangan dan dorongan dari belakang mendadak kehilangan
keseimbangan hingga akhirnya...
Bughh...
Separuh tubuh Hyomi jatuh terdorong ke panggung. Kakinya
tetap berada di tempatnya hanya saja tubuh bagian atasnya dengan sukses
membentur lantai panggung. Dada dan wajah Hyomi berciuman dengan lantai
panggung yang sedikit lebih tinggi dari pinggulnya sedangkan kedua tangannya
terulur ke depan. Dan di saat itulah Minho melompat tepat di atas jemari-jemari
tangannya. (Bisa bayangin nggak readers?)
DEG
Minho yang menyadari ada yang aneh di bawah sepatunya pun
melirik ke bawah. Matanya terbelalak kaget begitu ia menyadari ia telah
menginjak jemari-jemari tangan seorang yeoja dari barisan penonton.
Mengetahui itu, dengan gerak cepat Minho melangkah
mundur. Ia bermaksud untuk meminta maaf tapi kondisi dan situasinya yang sedang
manggung membuatnya harus tetap bersikap profesional. Minho belum sempat
melihat wajah yeoja itu saat lagi-lagi ia harus bertukar posisi dance dengan
Taemin.
Di tengah gerakannya, Minho mencari-cari yeoja tadi. Ia
melihat sekilas sebuah gelang bercorak pelangi melingkar di salah satu
pergelangan tengan yeoja itu sebelum akhirnya
menghilang di keramaian.
***
“Hhh... gerah sekali” celetuk Jonghyun begitu mereka
kembali ke belakang panggung.
“Hyung, kau mau minum?” Taemin menyodorkan sebotol air
mineralnya pada Minho.
“Ani. Hyung ini..!” Minho mengambil alih botol air mineral
Taemin tadi dan melemparkannya pada Jonghyun. Taemin hanya mengedikkan bahu dan
beranjak duduk.
Minho mengintip dari balik panggung untuk melihat kembali
barisan penonton di tempat ia yang tak sengaja menginjak jemari-jemari tangan
yeoja tadi. Ia mencari-cari gelang bercorak pelangi yang tadi ia lihat di
setiap barisan penonton. Nihil. Tidak ada. Yeoja itu sudah tidak ada di sana.
***
“Hyomi-ah. Gwenchana?” tanya Ja Geun khawatir.
Hyomi hanya diam dan memandangi jemari-jemari tangannya
yang memerah itu dalam diam. Ja Geun meringis pelan, saat kejadian naas itu, Ja
Geun berada tepat di belakang Hyomi (setelah susah payah menemukan yeoja itu
tentunya). Saat Hyomi terjatuh, Ja Geun bermaksud untuk menolong, tapi
terlambat. Semuanya terjadi dengan begitu cepat.
“Apa itu sakit?” bisik Ja Geun semakin cemas.
“Ini sakit sekali” jawab Hyomi dengan nada bergetar. Ja
Geun melirik Hyomi sesaat, bisa ia lihat air mata yang menggenang di kedua
pelupuk mata yeoja itu. Hyomi pasti sangat kesakitan.
“Apa kita perlu pergi ke dokter? Bagaimana kalau ada
tulang jari-jarimu yang patah?” lanjut Ja Geun bergidik ngeri. Hyomi menggeleng
kecil, “Aku...” gumam Hyomi pelan.
“Aku... aku sangat senang sekali! Huaaa... aku beruntung
sekali!!!” pekik Hyomi tiba-tiba.
“Hah?” Ja Geun bengong. Ia memandangi raut wajag
kegirangan Hyomi tak berkedip. “Ja Geun-ah, kau lihat ini? Kau lihat kan? Memar
kemerahan ini, juga jejak kaki Minho... Huaaa itu hebat sekali!!!” lanjut Hyomi
histeris. Tapi sedetik kemudian, raut wajah Hyomi berubah drastis. Tiba-tiba
saja yeoja itu menangis, “Appo! Appo! Hiks.. sakit sekali, tapi aku senang”
katanya polos.
Ja Geun seakan di tampar dan kembali sadar. Ia memandang
Hyomi gemas. “Dasar bodoh!” maki Ja Geun sembari memukul kepala Hyomi keras.
***
Hyomi masih terus memandangi jemari-jemari tangannya yang
kini sudah terbalut perban. Ia tampak sangat kecewa karena jejak Minho tadi
sudah ikut mengilang bersama rasa nyerinya. Tetapi sesekali ia tersenyum
sendiri mengingat kejadian waktu itu, namun sedetik setelah itu wajahnya akan
kembali murung.
“Hyomi-ah, sekarang tanggal berapa?” celetuk Ja Geun
tiba-tiba.
“Hmm??” Hyomi tak begitu mengindahkan. Ia masih tetap
sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Besok Minho ulang tahun kan?” lanjut Ja Geun lagi.
Mendengar kata ‘Minho’, mendadak Hyomi tersadar dari lamunannya dan dengan
cepat menoleh memandang Ja Geun yang duduk santai di sofa sambil memutar-mutar
kalender yang di bawanya.
“Mwoya? Kau bilang apa tadi? Minho? Kenapa dengan Minho?
Apa terjadi sesuatu?” seru Hyomi panik.
Ja Geun memandang Hyomi sinis. Ia terus mencibir dan
beralih memelintir boneka tedy-nya gemas. “Kalau sudah dengar kata ‘Minho’ aja
cepet!” sungutnya keki.
“Hehehe.. Ada apa? Kenapa? Apaan sih! Buruan deh!” desak
Hyomi tak sabar.
“Besok Minho ulang tahun” tunjuk Ja Geun pada tanggal 9
Desember di kalender Hyomi yang sudah di lingkari dan di beri gambar hati.
Melihat itu refleks Hyomi menepuk keningnya keras. “Ya
ampun! Aku lupa!” gumamnya. Beberapa saat Hyomi tampak diam dan berpikir.
“Mmm..mmm...” gumamnya.
“Oh! Omo! Kyaaa~ bagaimana ini! Aku belum beli
hadiahnya!!!” serunya tiba-tiba. Hyomi melirik jam, wajahnya terlihat semakin
panik. “Gawat! Sudah jam 10 (malam)! Semua toko pasti sudah tutup dan yang
lebih parah lagi...” raut wajah Hyomi berubah serius.
“Jasa penerima hadiah dari fans untuk Minho pasti sudah
di tutup! Huaaa... Ottokhe? Ottokhe?” lanjutnya histeris.
Sementara itu Ja Geun terlihat terus memijat-mijat
keningnya frustasi. Suara Hyomi melengking di kamarnya.
“Ya’!! Lee Hyomi! Kecilkan suaramu!” tegur Ja Geun kesal.
“Oh!!” tiba-tiba Hyomi terdiam.
“Aku punya ide!!” seru Hyomi lagi. Ia memandang Ja Geun
sambil sesekali memainkan kedua alisnya naik-turun penuh senyum. Entah kenapa,
melihat senyum dan tatapan Hyomi, Ja Geun yakin ide Hyomi pasti sangat
berbahaya.
“Oh tidak. Jangan libatkan aku..”
***
“Aigo~ kenapa kita harus mengendap-ngendap seperti
pencuri sih?!” gerutu Ja Geun kesal. Seperti yang sudah ia duga sebelumnya,
pasti ide Hyomi akan sangat aneh dan beresiko. Hari ini adalah hari ulang tahun
Minho, dan Hyomi melibatkan Ja Geun untuk ikut menyelinap masuk ke dorm SHINee
hanya untuk mengantarkan hadiah!
Konyol. Benar-benar konyol. Ja Geun selalu saja terlibat
dalam semua misi gila sahabatnya itu. Pasalnya, Hyomi sudah beratus-ratus kali
mengatakan bahwa ia adalah fans sejatinya Minho, dan seorang fans sejati tidak
akan mungkin tidak memberikan idolanya hadiah di saat ia berulang tahun!
Hyomi dan Ja Geun mengendap-ngendap saat masuk ke dalam
gedung apartemen di dorm SHINee berada. Mereka terus berusaha menghindari
satpam yang berkeliling. Karena hari ini adalah hari ulang tahun Minho, maka
penjagaan di gedung itu lebih di perketat untuk berjaga-jaga kalau ada fans
gila yang nekat menyelinap masuk layaknya Hyomi dan Ja Geun sekarang. Kekeke~
“Sedikit lagi, kita hampir sampai” bisik Hyomi begitu
mereka berhasil memasuki lift dengan sukses.
***
Di dalam dorm, para member terlihat sangat sibuk
mempersiapkan diri masing-masing. Pasalnya setelah ini mereka akan pergi ke
gedung Sment untuk merayakan hari kelahiran Minho di sana.
“Kajja... kajja... Kita sudah hampir terlambat” seru Onew
mengingatkan. Merekapun mulai berjalan keluar. Tepat ketika Onew membuka pintu,
terdengar keributan tak jauh dari pintu dorm tadi. Onew menoleh, beberapa meter
di samping kirinya terlihat dua orang yeoja tengah memberontak saat beberapa
satpam menggeretnya untuk turun ke lobi.
“Kyaaa... lepaskan aku!” pekik salah satu dari
yeoja-yeoja itu.
“Ada apa hyung?” tegur Key yang baru muncul di belakang
Onew. Onew hanya mengedikkan bahunya dan memberi tanda pada Key dan yang lain
untuk melihat ke tikungan koridor menuju lift di sisi kiri.
“Omo.. kenapa mereka?” seru Taemin kaget melihat
yeoja-yeoja tadi. Jonghyun hanya menggeleng tak mengerti, tapi di saat itulah
matanya secara tak sengaja menangkap sebuah kotak bingkisan tergeletak di
lantai tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.
“Apa itu?” Jonghyun berjalan untuk memungut kotak tadi.
Sementara itu, Minho yang baru saja keluar darm secara refleks mengikuti arah
pandang member-member yang lain.
Ia tak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di
sana, terakhir yang ia lihat hanyalah sebuah gelang bercorak pelangi yang
melingkar manis di salah satu pergelangan tangan seorang yeoja yang di tarik
satpam dengan paksa sebelum akhirnya menghilang saat pintu lift tertutup.
DEG
“Ah, itu...” seru Minho spontan.
“Minho-ah, ini hadiah untukmu” potong Jonghyun. Minho
mengalihkan pandangannya pada Jonghyun yang berjalan mendekatinya. Jonghyun
menyodorkan sebuah kotak terbungkuskan kertas kado bermotif hati yang ia
temukan tadi pada Minho. Di sana ada secarik kertas bertuliskan “To My
Superstar, Choi Minho’.
“Jangan-jangan yeoja tadi itu fansmu?” celetuk Key
menduga-duga.
“Oh benar! Mungkin mereka sengaja datang untuk memberikan
Minho hyung hadiah” sambung Taemin menyimpulkan. Mendengar itu mendadak Minho
kembali mengalihkan pandangannya di lift di mana ia melihat yeoja dengan gelang
bercorak pelangi tadi. Pasti sudah pergi.
“Sial!” umpat Minho yang menyadari lagi-lagi ia gagal
menemui yeoja itu.
***
“Huss!! Sana pergi! Dasar fans gila!” dengus salah satu
dari satpam-satpam tadi sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam gedung.
Hyomi memeletkan lidahnya kesal. Ia berdiri berkacak
pinggang dan menggembungkan kedua pipinya “Dasar satpam idiot!” makinya
cemberut.
“Dasar bodoh! Kau yang idiot!” sungut Ja Geun kesal.
Hyomi menoleh, ia memandang Ja Geun tak kalah sebal. “Hisss... Ya’! Kau membela
siapa sih?”
“Ah, terserah. Aku mau pulang!” seru Ja Geun tiba-tiba.
“Mwo?? Eh tapi Ja Geun-ah, hadiahku.. Oh omo.. hadiahku!”
pekik Hyomi tiba-tiba begitu menyadari kotak hadiahnya menghilang.
“Huaaa... Ja Geun-ah! Ah jangan-jangan tadi terjatuh!
Kyaa.... bagaimana ini? Aku sudah menghabiskan semua uang jajanku untuk
membelinya...” lanjut Hyomi berkaca-kaca.
“Aisshh.. Kau ini. Sudahlah. Lupakan hadiahnya. Lebih
baik kita pulang” celetuk Ja Geun sambil sesekali melirik satpam-satpam tadi
yang ternyata terus saja melotot melihat kedua yeoja itu masih berkeliaran di
sekitar gedung.
***
Minho masih terus mengumbar senyum sambil terus mengamati
PS3 yang baru saja di dapatkannya. Ini adalah isi dari kotak hadiah yang di
temukan Jonghyun tadi pagi. Minho tampak sangat senang, ia terus saja membolak
balik dan mengamati PS3nya itu.
“Wow.. itu sangat keren hyung” celetuk Taemin.
“Dari sekian banyak hadiah yang kau dapatkan, kenapa
hanya hadiah dari yeoja misterius itu yang kau perhatikan?” sambung Key
penasaran.
“Eh?” Minho sedikit tersentak kaget. Benar juga. Minho
baru menyadari sikap anehnya. “Mungkin karena hadiah yang itu spesial” gurau
Jonghyun terkekeh geli.
Mendengar itu Minho hanya menyunggingkan senyuman tipis
lalu kembali mengamati PS3 barunya. “Siapa.. kau sebenarnya?”
***
Hyomi berbaring malas-malasan di tempat tidurnya. Ia
memeluk bantal berbentuk kaki miliknya sambil sesekali berguling ke kanan dan
ke kiri. Hatinya sedang gundah sekarang, sesekali ia melirik Tv yang menyala di
sudut kamar. Menunggu-nunggu kalau-kalau akan ada wawancara istimewa Minho yang
hari ini berulang tahun.
“Huffthh.. Masa nggak ada sih!” gerutunya frustasi. Hyomi
baru saja berniat untuk menggapai remote control saat tiba-tiba di layar kaca
muncul wajah close up Minho dengan senyuman mautnya yang hampir membuat Hyomi
pingsan.
Dengan gerak cepat Hyomi bangkit dan duduk di tempat
tidurnya, ia membesarkan volume Tv dan terus senyum-senyum gaje memandangi sang
idola yang tengah asik di wawancara.
“Oo-jadi apakah ada yang spesial di ulang tahunmu kali
ini?” tanya salah satu dari presenter di sana.
“Tentu saja. Banyak sekali kejutan hari ini. Aku sangat
gembira. Ghamsahamnida untuk hari ini semuanya. Terima kasih untuk
hyung-hyungku yang terus menjahiliku sepanjang hari ini, fans-fansku untuk
hadiahnya dan tentu saja untuk kakak dan kedua orang tuaku. Semuanya, terima
kasih”
“Oh, ngomong-ngomong tentang fans, apakah ada hadiah yang
berkesan? Kami dengar tadi pagi juga ada sedikit keributan di dorm karena
kabarnya ada seorang fans gila yang menyelinap masuk? Hahaha.. ini sangat
menggemparkan”
DEG
Hyomi terdiam membatu. Fans apa katanya? Fans.... gila?
Hyomi tampak berpikir beberapa saat, “Siapa fans gila
yang berani menyelinap masuk ke dorm oppadeul SHINee?! Nggak tau malu banget
sih! Tadi kok nggak ketemu ya? Atau jangan-jangan dia datang setelah aku dan Ja
Geun di usir keluar?” gumam Hyomi menerka-nerka.
Pletakk
Tiba-tiba satu sentilan keras mendarat tepat di kepala
Hyomi. Hyomi meringis kesakitan. “Dasar bodoh! Fans gila yang di maksud itu
kit.. Ah ani..ani.. maksudku kau! Mana ada fans nekat menyelinap masuk selain
kau!” sungut Ja Geun yang baru keluar dari kamar mandi.
“Mwo?! Jadi itu kita?” pekik Hyomi kelewat polos.
Ja Geun mendengus kesal. Ia lalu kembali mengalihkan
pandangannya ke televisi, “Ya itu memang sedikit mengejutkan. Tapi yeoja ini
benar-benar berhasil membuatku penasaran, hehehe...” canda Minho setelah itu.
“Eeehhhh??!” Mendengar itu sontak mata Hyomi membola.
“Dia penasaran dengan kita? Oh ani, denganku??” pekik
Hyomi kemudian. Ja Geun hampir di buat gila oleh tingkah sahabatnya itu. “Ah
baiklah, kita beralih ke topik lain. Jadi kalian akan melakukan konser di
jepang? Benar begitu?” sesi wawancara masih berlanjut.
“Ya benar. Kami akan pergi ke Jepang untuk menghadiri
mini konser di sana minggu depan” jawab Jonghyun yang sejak tadi berdiri di
samping Minho.
“Mwooooo??? Mini konser di Jepang? Minho dan yang
lain?!!” pekik Hyomi lagi. “Kyaaaa.... aku harus lihat!! Aku harus beli
tiketnya!!!!” lanjut Hyomi histeris.
“Yah, whatever. Aku sih mending di ru...”
“Yeoboseyo, aku ingin memesan dua tiket penerbangan ke
Jepang hari kamis” tiba-tiba Hyomi sudah stand by dengan ponselnya. Tanpa
meminta persetujuan terlebih dahulu, Hyomi sudah memesan tiket pesawat untuknya
dan Ja Geun untuk perjalanan kecil ke Jepang lusa.
“MWOYA??!!! Huaaa... Umma... andwae... aku tidak mau
terlibat lagi... Hyomi-ah...”
***
“Jadi sekarang kita OB!!!” umpat Ja Geun hampir gila.
“Sssttt... Jangan protes. Daripada kita jadi tukang
parkir noh di depan” tunjuk Hyomi berusaha meyakinkan sahabatnya itu. Kini
mereka sudah berada di jepang, tepatnya di salah satu hotel bintang 5 tempat di
mana Minho dan para member SHINee yang lain menginap selama berada di sana.
Malam ini adalah mini konser SHINee, dan menurut perhitungan
Hyomi, seharusnya Minho dkk akan keluar dari kamar dan turun menuju tempat
parkir sekitar pukul 6. Karena begitu ingin bertemu langsung dengan Minho dan
mengajaknya berfoto, Hyomi nekat menyamar menjadi cleaning servis di hotel tadi
dan menunggu hingga ‘target’ yang di maksud melintas.
Tapi sudah hampir satu jam mereka menunggu di lobi hotel,
orang yang di maksud tak kunjung terlihat. Hyomi sudah hampir putus asa. Ia
melirik jam tangannya, sudah hampir jam 7 dan Minho belum kelihatan batang
hidungnya.
“Aigo~ apa boleh buat. Ja Geun-ah, ayo kita naik” ucap
Hyomi tiba-tiba.
“Hah???” seru Ja Geun refleks.
“Ke atas? Ngapain?” lanjutnya curiga.
“Hanya memastikan mereka baik-baik saja. Kau lihat? Sudah
hampir jam 7 dan mereka belum turun!”
“Omo.. aigo~ Hyomi-ah, kau gila. Aku tidak mau terlibat
masalah lagi kali ini” elak Ja Geun ogah.
“Nggak apa-apa kok. Kita kan udah nyamar” bisik Hyomi
percaya diri. Ja Geun tertunduk pasrah. Hyomi menarik lengannya untuk ikut
berjalan menaiki lift menuju lantai 4, tempat di mana kamar member SHINee
berada. Kedua yeoja itu terus menunduk untuk menolak interaksi dengan petugas
hotel yang lain.
“Sepertinya penyamaran kita berhasil” bisik Hyomi begitu
perjalanan mereka tampak mulus tanpa hambatan. Ja Geun baru saja ingin
berkomentar saat tiba-tiba terdengar seseorang berseru seperti memanggil
mereka.
“Hey yang di sana!” tegur orang itu setengah berteriak.
(inget ya, semua percakapan orang ini setelah ini dalam bahasa jepang,
ceritanya... hehehe).
DEG
Langkah Hyomi dan Ja Geun mendadak berhenti. Tanpa di
komando keduanya refleks menoleh ke sumber suara. Beberapa meter di belakang
sana terlihat seorang namja paruh baya berpakaian rapi terlihat berjalan cepat
menghampiri mereka.
“Siapa dia?” bisik Hyomi ragu.
“Gawat! Firasatku buruk” balas Ja Geun pucat pasi.
“Kenapa kalian malah berkeliaran di sini?! Cepat kembali
bekerja!” tegas namja paruh baya tadi. Kelihatannya orang ini salah mengerti,
ia pikir kedua yeoja polos itu adalah petugas hotel (bisa di lihat dari pakaian
yang Hyomi dan Ja Geun kenakan).
“Hah?” Ja Geun dan Hyomi saling berpandangan.
“Dia ngomong apa sih?” tanya Hyomi bingung.
“Mana aku tau!” jawab Ja Geun keki.
Sekilas Hyomi dan Ja Geun melirik name tag laki-laki itu.
Untungnya ada tulisan berbahasa inggris di sana, sehingga kedua yeoja itu bisa
sedikit lebih mengerti. “Ma-na-ger” gumam Keduanya bersamaan.
“Hey, aku bilang cepat kembali bekerja!” bantak manager
itu lagi yang berhasil membuat Ja Geun dan Hyomi tersentak kaget.
“Hyomi-ah, sepertinya kita harus pergi” bisik Ja Geun
yang di ikuti dengan anggukkan Hyomi. Mereka berdua mulai mundur beberapa langkah,
maksud hati bersiap-siap untuk berbalik dan berlari menjauhi laki-laki itu.
Tapi apa di kata, kelihatannya manager itu lebih pintar, ia mengetahui
gerak-gerik mencurigakan kedua yeoja itu sehingga saat Hyomi dan Ja Geun
berbalik dan bersiap untuk lari, dengan gerak cepat kedua tangan manager tadi
dengan cepat menahan kerah baju Hyomi dan Ja Geun hingga keduanya nyaris
terjatuh.
“Kalian mau kabur huh?” sindir manager tadi sinis.
Takut-takut Hyomi dan Ja Geun menoleh dan memandang
manager hotel itu cengegesan. “Hehehe...” tawa mereka sedikit di paksakan.
***
“Hyung, aku kebelet nih. Tunggu sebentar yah? Aku mau ke
toilet dulu” mohon tetem dengan posisi kaki yang di silang dan punggung yang
sedikit menunduk menahan hasrat pipisnya.
“Aigo~ kita sudah terlambat Taemin-ah” celetuk Jonghyun.
“Tapi hyung...” suara Taemin memelas.
“Ah, sudahlah hyung. Taemin-ah, sana cepet ke toilet.
Tapi ke toilet umum di lobi aja sekalian, kalau di kamar ke lamaan naiknya”
sambung Key.
“Oo-ne.. gomawo Key hyung. Eeisss.. lama banget sih
liftnya!” sungut Taemin tak tahan. Ke-4 hyungnya yang lain malah cengar-cengir
cengegesan.
Begitu mereka tiba di lobi, dengan gerak cepat Taemin
melesat menuju toilet di sisi timur. Minho yang terlihat khawatir akhirnya
memutuskan untuk menyusul Taemin dan memastikan si maknae itu baik-baik saja.
Minho berjalan santai menuju toilet, saat ia hendak
melenggang masuk ke dalam toilet pria, tiba-tiba sesuatu menarik perhatiannya.
Pintu toilet wanita yang berada tepat di samping Toilet pria itu sedikit
terbuka. Ia bisa melihat dua orang yeoja tengah mengepel lantai ruangan di
dalam toilet dan terus menggerutu kesal.
“Dasar manager idiot! Dia terus saja bicara pake bahasa
planet! Ya nggak ngerti lah! Mana pake acara di suruh bersihin toilet lagi!”
runtuk salah satu dari yeoja itu keki.
Minho hanya menahan tawa mendengarnya. Minho baru akan
kembali melangkah masuk saat secara tak sengaja lagi-lagi ia melihat sepintas
bayangan gelang bercorak pelangi di pergelangan tangan salah satu dari
yeoja-yeoja tadi.
DEG.
Minho terdiam. Ia kembali mundur dan mempertajam
penglihatannya. Kedua yeoja itu berdiri memunggunginya. Minho tak bisa melihat
wajahnya, rasa penasaran Minho semakin besar. Ia kembali melirik gelang
bercorak pelangi tadi, ia ingat, itu sama persis.
“Apa mereka orang yang sama? Ada berapa gelang seperti
itu di korea?” gumam Minho ragu.
“Eh, tapi jika memang dia, apa yang dia lakukan di
jepang?” lanjut Minho tak habis pikir.
“Huaaa... Kenapa aku selalu sial? Sengaja datang ke
jepang untuk bertemu Minho, tapi malah di suruh membersihkan toilet! Waktu
menyelinap ke dorm, di seret satpam! Waktu nonton konser, tanganku ke injek!
Eomma... ini benar-benar menyebalkan!”
Entah kebetulan atau apa, celetukkan salah satu dari
yeoja-yeoja itu berhasil membuat Minho tersentak kaget dan membatu di
tempatnya. Benar, ini dia! Pasti dia
orangnya.
Minho semakin tidak sabar, ia ingin segera bertemu dengan
fans misteriusnya itu. Tangan Minho mulai bergerak untuk mendorong pintu ruang
toilet wanita tadi untuk melihat wajah yeoja tadi lebih jelas, tapi sedetik
kemudian ia kembali menarik tangannya saat Taemin muncul keluar dari ruang
toilet pria.
“Hyung, apa yang kau lakukan?” tegur Taemin kaget.
“Oh, a-anio.. itu hanya saja...” Minho terus saja melirik
melalui celah pintu yang terbuka. Sesekali ia mundur beberapa langkah untuk
menemukkan posisi yang pas agar dapat melihat wajah yeoja itu.
“Hyung?” tegur Taemin semakin heran.
“Oo-ah, mungkin kita harus kembali” jawab Minho
gelagapan. Taemin mengangguk dan mulai berjalan mendahului Minho untuk kembali
ke lobi. Ragu-ragu Minho berjalan mengikuti Taemin. Sesekali ia terus saja
menoleh ke belakang kalau-kalau yeoja itu keluar.
Minho tampak gundah. Ia benar-benar penasaran dengan
yeoja ini. Entah kenapa, padahal ia belum pernah bertemu bahkan melihat yeoja
ini. Tapi selama beberapa hari terakhir ini yeoja misterius itu terus saja
menganggu pikirannya.
Minho terlihat berpikir keras. Saat tiba di lobi, mereka
berlima pun segera beranjak munuju tempat parkir di sisi utara gedung. Di
setiap langkah itulah, Minho terus saja memikirkan kemungkinan-kemungkinan
kapan ia bisa menemukkan gadis itu lagi.
“Tidak bisa. Nanti aku kehilangan dia lagi” gumam Minho
yang mendadak menghentikan langkahnya. Aksi namja jangkung itu berhasil menarik
perhatian ke-4 namja tampan yang lain. Key, Onew, Jonghyun dan Taeminpun ikut
menghentikan langkahnya dan memandang Minho bingung.
“Waeyo?” tanya Onew heran.
“Kalian duluan saja. Nanti aku susul. Aku ada urusan!”
tiba-tiba Minho berlari menerobos member-member SHINee yang lain dan pergi
menjauh hingga menghilang dari pandangan ke-4 namja itu.
“Hah?” Key terlihat kaget.
“Kenapa sih dia?” celetuk Jonghyun heran.
Di sisi lain, Minho terus berlari menuju toilet wanita di
mana ia melihat yeoja misterius itu beberapa menit yang lalu. Begitu tiba di
sana, Minho tampak berhenti sejenak dan menarik nafas panjang. Entah kenapa ia
terlihat sangat gugup dan berdebar. Perlahan tapi pasti Minho mulai menggapai
knop pintu dan mendorong pintu tadi perlahan.
Saat mulai terbuka sedikit celah, kepala Minho melengok masuk
ke dalam ruangan. Hening. Kosong. Tidak ada. Yeoja itu sudah tidak ada!
“Hah! Sial!” umpatnya.
“Kyaaaaa!!!!! Penguntit!!!!!!” pekik seorang yeoja di
belakang Minho tiba-tiba. Minho terlonjak kaget hingga kepalanya membentur
pintu. Minho mendongak, di lihatnya seorang yeoja memandangnya ngeri. Beberapa
detik setelah itu, terlihat beberapa yeoja lain mendekat dan memandang Minho garang.
Minho panik. Benar. Ini toilet wanita. Tentu saja
yeoja-yeoja itu akan berpikir ia adalah seorang penguntit!
“Oo—ka..kalian salah paham.. bukan begitu... aku
hanya...” kata-kata Minho menggantung begitu di lihatnya seorang nenek berjalan
sembari melipat kedua ujung lengan bajunya dan bersiap memberinya pelajaran.
“Dasar anak nakal! Kemari kau!” serunya.
“M..mwo??” Minho masih shock, bingung dan kaget dengan
semua kejadian ini. Matanya membola begitu di lihatnya yeoja-yeoja yang lain
mulai melayangkan hand bag mereka ke
arah Minho.
“Ya tuhan..”
gumamnya pasrah.
***
“Ja Geun-ah, pengang sebentar gelangku, tanganku basah!”
ucap Hyomi begitu menyerahkan gelang bercorak pelangi kesayangannya pada Ja
Geun lalu mulai menyingsing kedua sisi lengan bajunya.
“Kenapa kau selalu memakai gelang norak ini sih?” sindir
Ja Geun yang sudah terlanjur keki pada sahabatnya itu.
“Itu pemberian nenek. Ia memintaku untuk terus
memakainya. Katanya bisa membawa keberuntungan, hehehe...” jawab Hyomi
cengegesan. Ja Geun mendengus kesal, “Tapi selama ini kau kan selalu sial”
lanjut Ja Geun yang mulai mencoba gelang bercorak pelangi Hyomi di pergelangan
tangannya.
“Yah, nggak terlalu buruk” gumam Ja Geun seraya terus
memperhatikan gelang tadi di pergelangan tangannya. Hyomi masih sibuk dengan lengan
bajunya saat tiba-tiba di lihatnya seseorang berhenti tepat di depannya. Hyomi
yang saat itu masih dalam posisi menunduk hanya dapat melihat sepatu orang itu.
Kening Hyomi berkerut, di tambah lagi tiba-tiba di
liriknya Ja Geun terdiam membatu dan memandang lurus ke depan. Hyomi sedikit
kaget saat di lihatnya seseorang tengah mengenggam lengan Ja Geun yang
terangkat saat yeoja itu memperhatikan gelang bercorak pelangi Hyomi itu
lembut.
Ragu-ragu Hyomi menoleh, matanya membola begitu
mengetahui siapa orang itu. Mendadak jantung Hyomi berdegup 3 kali lebih cepat.
Kakinya terasa sangat lemas tapi ia tetap berusaha untuk berdiri.
Kini di depannya, hanya berjarak 30 senti, tengah berdiri
seorang namja tampan bak seorang pangeran yang selama ini terus ia puja.
Meskipun penampilannya sedikit berantakkan dan wajahnya tampak sedikit terlihat
goresan luka dan lecet, namun namja itu tetap saja terlihat sangat tampan.
Choi Minho. Benar itu dia! Entah mimpi apa Hyomi semalam.
Tapi kini tiba-tiba saja namja itu sudah berada di hadapannya. Sedekat ini!
“Akhirnya kau menemukanmu” ucapnya sambil menyunggingkan
senyuman manisnya.
“Eh?!” seru Hyomi dan Ja Geun bersamaan. Kata-kata Minho
barusan berhasil membangunkan keduanya dari hipnotis pesona namja itu.
“Kau, yang waktu itu menyelinap ke dorm kan?” tanya Minho
memastikan.
Hyomi bengong. Ia baru sadar sekarang. Minho sejak tadi
tak melihatnya. Namja tampan itu sejak awal terus menatap lurus ke arah Ja Geun
sahabatnya. Di tambah lagi, tangannya masih terus saja mengenggam lengan Ja
Geun sejak tadi!
“Oo-ne..” jawab Ja Geun yang masih terlihat bingung dan kaget.
Lagipula toh, Ja Geun memang juga menyelinap ke dalam dorm SHINee waktu itu,
menemani Hyomi tentu saja.
“Sudah ku duga! Ah, akhirnya. Ketemu...” Minho terdengar
sangat lega.
“Tak ku sangka kita akan bertemu di sini. Gelang ini,
karena gelang ini aku bisa mengenalimu, hehehe...” lanjutnya.
Mendengar itu mendadak Hyomi seakan di sambar petir. Ia
sadar sekarang! Benar, jadi Minho mencarinya? Selama ini Minho mencarinya?
Omo...
“Ayo pergi. Aku ingin bicara banyak denganmu. Anggap saja
ini hadiah spesial untuk fans misterius yang sudah berhasil membuatku galau...”
tiba-tiba Minho menarik lengan Ja Geun dan membawanya pergi.
“Hah?!” seru Hyomi dan Ja Geun bersamaan.
“Ehh... tapi itukan...” kata-kata Hyomi terputus saat
tiba-tiba sedetik kemudian di lihatnya raut wajah Ja Geun berubah aneh. Sekilas
Hyomi bisa melihat Ja Geun tiba-tiba tersenyum aneh. Hyomi membatu, “Ke..napa?”
gumam Hyomi kaget melihat senyuman aneh Ja Geun.
Tenggorokkan Hyomi semakin tercekat saat di lihatnya Ja
Geun mulai berbalik dan memandangi Minho dengan tatapan aneh. Sekilas Ja Geun
melirik Hyomi dan kembali tersenyum evil. Sepertinya yeoja itu punya rencana
lain.
***
“Bohong...” Hyomi sudah hampir menangis begitu mengingat
kejadian tadi. Senyuman Ja Geun tadi benar-benar sama dengan senyuman jahat
seperti di sinetron-sinetron yang biasa ia lihat di tv.
Hyomi duduk sambil memeluk lutut di dekat pintu keluar
hotel. Ia duduk di balik sebuah pot tanaman berukuran cukup besar sehingga tak
banyak orang yang menyadari keberadaannya di sana.
Derrttt...derrttt...
Tiba-tiba Hyomi merasakan ponselnya bergetar. Ada pesan
masuk! Dan itu dari sahabatnya, Ja Geun.
From
: My lovely friends
Kau
tidak akan percaya ini. Dia benar-benar mengira aku adalah kau. Ternyata gelang
ini benar-benar membawa keberuntungan. Terima kasih sahabatku sayang. Setelah
ku amati, dia tampan juga. Hahaha...
Di
tidak akan pernah tau bahwa aku bukanlah kau. Gadis bodoh yang terlalu
terobsesi padanya. Kau harus relakan dia untukku, karna sepertinya dia menyukaimu..
oh tidak maksudku aku. Anggap saja kita impas Hyomi-ah. Selama ini kau selalu
membuatku susah. Jadi kita seri.
Hyomi menggigit bibirnya kuat. Air mata yang sejak tadi sudah
berusaha ia tahan akhirnya jatuh juga. Hyomi tidak percaya ini. Ja Geun,
sahabat terbaiknya. Sahabat sejatinya.. Ja Geun lah satu-satunya orang yang
benar-benar tau sebesar apa rasa suka Hyomi pada Minho. Juga semua
perjuangannya.
“Tidak mungkin...hiks..” gumam Hyomi sesegukkan.
***
Minho terus saja memandangi Ja Geun sambil terus
menyunggingkan senyuman manisnya. Ia benar-benar tidak percaya akhirnya ia bisa
menemukan gadis ini.
“Kau berantakan. Apa terjadi sesuatu?” tanya Ja Geun
genit.
“Eh? Oh. Ini.. tadi...” Minho gelagapan. Entah kenapa di
depan gadis ini, yang ia pikir adalah yeoja misterius itu, ia menjadi sangat
gugup, mudah panik, berdebar dan menjadi salah tingkah. Entah kenapa ia
merasakan sepertinya ada sesuatu yang lain di hatinya.
Sekilas Minho terlihat malu mengingat ia habis di keroyok
beberapa orang yeoja yang berpikir kalau dia adalah seorang penguntit. Dan
lebih parah lagi, ia melakukan hal-hal konyol seperti itu hanya untuk menemukan
Ja Geun! Atau mungkin, yang seharusnya, adalah gadis lain. Lee Hyomi.
Ja Geun tersenyum tipis. Ia memandangi namja tampan di
depannya ini dalam. Di amatinya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Pantas
saja Hyomi begitu tergila-gila pada namja ini. Tidak bisa di bantah, namja ini
memang benar-benar tampan. Apalagi bisa melihatnya sedekat ini.
“Ooh, siapa namamu?” tanya Minho tiba-tiba.
Ja Geun melipat kedua tangannya di depan dada dan balas
memandang Minho dengan tatapan yang sulit di artikan. Sekilas Ja Geun tersenyum
sinis mengingat apa yang akan Hyomi lakukan setelah membaca pesan singkat
darinya tadi.
“Kau.. menyukaiku?” tembak Ja Geun langsung tanpa rasa malu
sedikitpun.
Mendengar itu kening Minho mendadak berkerut, ia tampak
bingung, tapi tak bisa di pungkiri kata-kata Ja Geun barusan juga berhasil
membuatnya hampir terkena serangan jantung. Minho kembali gelagapan. Rasanya
benar-benar aneh melihat seorang Choi Minho yang biasanya selalu terlihat cool
itu menjadi seperti orang idiot seperti sekarang.
Minho tak mencoba menjawab, ia ragu. Mungkin ia hanya
merasa sedikit tertarik dengan yeoja ini. Karena ia begitu misterius. Begitu menarik
perhatiannya. Tapi di sisi lain, entahlah, mungkin semua orang akan berpikir
ini aneh, tapi Minho benar-benar merasakan ada sesuatu yang ‘lain’.
Melihat tingkah Minho, Ja Geun sudah bisa menebak
jawabannya. Yeoja itu tersenyum puas dan bergerak mendekatkan wajahnya ke wajah
Minho. Nafas Minho tertahan, ia membatu. Ia menatap Ja Geun tak berkedip.
“Kalau begitu, sekarang aku mengijinkanmu bertemu
dengannya...” bisik Ja Geun menahan tawa.
***
Hyomi masih tak bergerak di tempatnya. Ia membenamkan
wajahnya di antara kedua tekuk lututnya. Matanya sembab, hidungnya sudah sangat
merah karena terus menangis. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang di
lakukan Ja Geun. Yeoja itu mengkhianatinya!
“Yang membuatku sangat sakit... hiks... Ja Geun-ah.. kau
tega sekali... Kalau tau begini, aku rela meninggalkan mimpiku untuk bisa
mengenal Minho lebih dari seorang fans pada idolanya, asalkan kau tidak
mengkhianatiku... Aku tidak ingin membencimu..” ucap Hyomi lirih dengan aliran
air bening yang terus mengalir membasahi pipinya.
Selama beberapa menit Hyomi terus begitu. Rasanya semua
otot-otot sendinya menjadi kaku. Ia tak mau bergerak sedikitpun. Ia tak mau
pulang dan berhadapan langsung dengan Ja Geun. Ia belum siap. Ia tidak tau
harus bersikap seperti apa pada yeoja itu. Ia benar-benar tak mau membencinya,
tapi... hatinya benar-benar sakit.
“Aigo~ lihatlah yeoja ini... benar-benar malang...”
celetuk seseorang tiba-tiba.
DEG.
Hyomi membatu. Ia kenal suara ini. Pasti yeoja itu, Ja
Geun!
Hyomi mengigit bibir, ia masih tak mau mengangkat
wajahnya. Ia tak mau melihat wajah itu, juga senyuman mengerikan Ja Geun yang
seperti menandakan sebuah mimpi buruk untuknya.
“Jah, kau menangis? Angkat kepalamu! Aku sedang bicara!”
gertak Ja Geun keki karena merasa tak di perhatikan. Hyomi tetap kukuh dengan
pendiriannya, Ia terus membenamkan wajahnya di kedua tekuk lututnya. Saat di
rasakannya Ja Geun mulai menarik lengannya untuk bangun, Hyomi malah semakin
mempererat pelukkan di kedua tekuk lututnya.
“Haisss... kau ini benar-benar ke kanak-kanakkan!” Ja
Geun mencibir.
“Biar aku saja” tiba-tiba terdengar suara yang lain.
Hyomi yang saat itu tertunduk mendadak diam. Matanya
membuka semakin lebar, walaupun ia tak mengangkat wajahnya, tapi ia sangat
mengenali suara itu. Jantung Hyomi berdegup berpuluh-puluh juta kali lipat
lebih cepat begitu di rasakannya orang itu mendekat dan duduk berjongkok di
depannya.
“Lee Hyomi? Kau orangnya kan? Jadi kali ini aku tidak
salah mengenalimu, si yeoja misterius” suara itu terdengar begitu lembut dan
merdu di telinga Hyomi. Darah Hyomi mendesir dan merinding geli di buatnya.
Ragu-ragu Hyomi mengangkat wajahnya.
Duukk...Duukkk...Duukkk...Brakkkk
Jantung Hyomi benar-benar bertindak di luar kendali.
Begitu ia mengangkat wajahnya, tiba-tiba saja di lihatnya wajah malaikat sang
pujaan hati yang begitu dekat itu. Pucuk hidung mereka nyaris bertemu karena
begitu dekat, Hyomi membatu. Terlebih lagi di lihatnya Minho tersenyum begituuuuuuuuuuu
manis padanya.
“Jadi, kali ini aku benar-benar menemukanmu” Minho
kembali menyunggingkan senyuman manisnya yang hampir saja membuat Hyomi
benar-benar mati terkena serangan jantung di tempat!
***
~ Hyomi P.O.V ~
Hiiaaaaaaaaaaaaaa................
Huaaaaa...............................
Omo...omo.... aku benar-benar bahagia!
Aku adalah wanita yang paling beruntung di dunia. Ya
tuhan, aku bahkan masih berdebar-debar di buatnya. Aku tidak percaya ini,
setelah kejadian hari itu, hari di mana ternyata Ja Geun mengerjaiku dengan
berakting sok mengkhianatiku, akhirnya aku dan Minho benar-benar saling
mengenal secara pribadi!
Hueee....
Meskipun kejadian itu sudah hampir berjalan selama
beberapa bulan yang lalu, tapi tetap saja menimbulkan kesan yang begitu
mendalam di hatiku. Karena, berkat kerjaan iseng nggak pentingnya Ja Geun waktu
itu, aku dan Minho jadi saling bertukaran nomer ponsel dan mulai sering pergi
jalan berdua! Kyaaa.......
Omo... lihatlah kedekatan kami sekarang. Akan menjadi
selangkah lebih maju, karena hari ini Minho mengajakku berkencan!!! Huaaahh...
aku hampir pingsan saat mendengarnya. Aku bukan lagi seorang Unlucky Girl, aku
adalah seorang fans yang sangaattttttttt beruntung! Kekeke~
Dagh semua, ada kencan yang harus aku jalani. xD
~ Hyomi P.O.V End ~
Hyomi menutup Diary-nya sambil terus menyunggingkan
senyuman lebar. Kini ia sudah siap. Yeoja cantik itu sudah rapi dengan mini dress
pink dan pita-pita imut di rambut coklat bergelombangnya. Semua perlengkapan
(?) kencan juga sudah tersimpan rapi di
hand bagnya.
Ting Tong
Tiba-tiba terdengar bel pintu berbunyi. Mendengar itu
dalam hitungan detik Hyomi sudah melesat turun untuk membukakan pintu. Dan
tada~ seorang namja tampan berpakaian rapi tengah menyodorkan sebucket mawar
merah dan menyunggingkan senyuman yang teramat manis padanya.
“Kejutan di kencan pertama” ucapnya yang hampir membuat
Hyomi mimisan.
“Hehehe... tunggu sebentar!” bukannya menyambut bucket
mawar tadi, Hyomi malah sibuk membongkar isi tasnya dan membuat Minho bingung. Tapi
sedetik kemudian kebingungan Minho terjawab ketika sang pujaan hati tiba-tiba
mengeluarkan sebuah kamera dari dalam tasnya tadi.
“Walaupun aku sekarang yeojachingu, tapi aku tetap fans
setiamu. Takkan ku lewatkan satu fotopun. Apalagi sekarang kau sangat tampan...”
jelas Hyomi sembari tersenyum nakal.
“Ahahaha~ Aigo... chagiya...” tawa Minho menambah
keceriaan kencan pertama mereka hari itu.
End
Jangan lupa tinggalin Comentnya ya ^^