Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :
SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam
Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Disclaimer : This story and the plot is originally mine.
This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
Part 11
.Step Minho Versi.
“Aku... suka kau, Hye Sun-ssi.
Sejak awal aku selalu memperhatikanmu, jadi. . .” Namja itu tertunduk malu
untuk melanjutkan kalimatnya. Sesaat suasana hening. Tak ada seorangpun dari
mereka yang tampak ingin angkat bicara. Yang terdengar hanyalah sayup-sayup
suara angin yang meniup dedaunan pohon-pohon dan semak.
Minho yang sejak tadi terus
bersembunyi di balik salah satu pohon di halaman belakang villa terlihat kesal.
Lagi, ia menoleh untuk mengintip. Dari tempatnya berdiri sekarang, bisa di
lihatnya Hye Sun dan seorang namja trainee yang berdiri memunggunginya.
Malam itu, tadinya Minho
bermaksud untuk jalan-jalan sebentar di halaman belakang sampai akhirnya secara
tak sengaja ia melihat Hye Sun bersama namja tadi berjalan kedaerah yang cukup
sepi. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa namja itu mendahuluinya, ah tidak,
maksudnya tak terpikirkan olehnya bahwa namja itu akan menyatakan perasaannya
pada Hye Sun.
“Anu... itu... jadi, apa kau
mau.. ja..jadi yeojachinguku?” lanjut si namja trainee akhirnya dan membuat
Minho yang mengintip menjadi cukup tegang akan jawaban Hye Sun nantinya.
Baik Minho maupun namja itu,
keduanya tampak begitu gugup dan berdebar menunggu jawaban Hye Sun.
“Mianhae. . .”
DEG
Minho merasa semakin tegang.
“Aku tidak bisa.Maafkan aku” lanjut Hye Sun
yang berhasil membuat Minho melengos lega. Minho kembali menarik tubuhnya dan
menyandarkan punggungnya di pohon, seutas senyuman lebar mendadak tersungging
di kedua sudut bibirnya.
“Hampir saja” gumamnya
nyengir.
***
Minho berjalan menuruni setiap
anak tangga dari lantai dua dengan sedikit terburu-buru. Tak ada yang
membangunkannya! Dia sudah hampir terlambat untuk mengikuti olahraga pagi
bersama para trainee hari ini.
Minho melangkah lebar-lebar,
bahkan sesekali ia terlihat melompati 2 anak tangga sekaligus agar bisa cepat
sampai di halaman belakang villa. Minho mempercepat langkahnya saat secara
tiba-tiba matanya menangkap sosok ke-4 member yang lain tampak berdiri
mengendap di depan pintu ruang istirahat dan saling mendorong.
Langkahnya terhenti.
“Isshh.. hyung, minggir!”
bisik Key sebal karena Onew terus mencoba mendorongnya.
“Hey, lebih baik kalian
minggir! Aku tidak bisa mendengar apapun!” Jonghyun tampak tidak sabar.
“Hyung... kau menginjak
kakiku!” ringis Taemin menegur Jonghyun.
Kening Minho berkerut. Ke-4
namja itu terlihat berusaha menempelkan telinganya ke dinding pintu. Mereka
tampaknya sangat antusias untuk menguping pembicaraan dari dalam ruangan –,-‘
“Key...!!” tegur Minho yang
spontan membuat ke-4 namja lain panik menatap ke arahnya dan dengan cepat
meletakkan telunjuknya ke depan bibir masing-masing meminta Minho untuk diam.
“Sssttt... pelan-pelan!” tegur
Key.
Minho semakin keheranan di
buatnya. Pelan-pelan Minho berjalan mendekat.
“Ada apa? Siapa di dalam?”
tanya Minho penasaran.
Key hanya melirik Minho sesaat
lalu kembali fokus pada pendengarannya tanpa ada tanda-tanda ingin memberikan
jawaban atas pertanyaan Minho, dan begitu pula dengan ke-3 namja yang lain.
Karena penasaran, akhirnya
Minhopun ikut menguping dengan member yang lain.
“Puahaha~ lihat itu. Mereka
semua... Puahaha~” terdengar suara tawa yang begitu keras dari dalam ruangan.
Spontan Minho, Jonghyun, Key, Onew dan Taemin sesaat saling bertukar pandang.
“Sepertinya aku kenal tawa
berisik ini~” gumam Key tiba-tiba.
Karena sudah tidak sabar, Key
pun bergerak membuka pintu sedikit untuk mengintip apa yang sebenarnya
yeoja-yeoja itu lihat di dalam. Mata Key spontan membola saat di lihatnya 5
orang yeoja di dalam tengah asik menonton putaran ulang salah satu drama komedi
yang pernah mereka, SHINee ikuti dulu.
Di acara itu, semua anak-anak
SHINee berperan dan berpenampilan sebagai anak perempuan.
“Aigo~ lihat itu.. bukankah
dia Key? Benarkan? Puahaha...” Shin Yeong terbahak keras saat melihat seorang
wanita berkepang dua yang tidak lain adalah Key.
Mendengar tawa Shin Yeong yang
begitu keras mendadak membuat Key marah. Spontan Key menengakkan tubuhnya, tapi
belum lagi ia begerak dari tempatnya berdiri, tiba-tiba Shin Yeong melanjutkan,
“Tapi dia manis juga. Hihihi... walaupun tetap saja aku jauh lebih cantik
darinya~”
Mendengar itu spontan Key
terdiam. Raut wajah Key tampak incconect. Tapi beberapa detik setelah itu,
namja itu justru tersenyum simpul.
“Jonghyun oppa terlihat aneh”
celetuk Soo Hyo.
“Taemin oppa benar-benar
cantik” sambung Sang-mi takjub.
Mendengar itu Taemin yang
menguping tampak tersipu-sipu, sebaliknya Jonghyun tampak begitu terpuruk.
“Sudah aku duga aku aneh..” gumamnya galau.
“Onew oppa cute, benarkan
unn?” tanya Shin Yeong beralih menatap Eun Ji. Eun Ji sedikit tersentak kaget,
tapi kemudian ia menangguk dan tersenyum tipis. “Lucu...” ucapnya.
“KYaaaa....” Onew terpekik
pelan mendengar pujian Eun Ji. Membuat Minho, Taemin dan Key terkikik kecil.
“Minho oppa? Kalau dia...”
Shin Yeong tampak berpikir.
Minho yang ikut mengintip
bersama Key spontan memandang Hye Sun yang sejak tadi tampak diam. Yeoja itu
terlihat memandang lurus layar televisi. Memang tak ada komentar atau pujian
yang terlontar dari bibir kecilnya, tapi seutas senyuman manis terlihat
tersungging di kedua sudut bibir yeoja itu.
Sudah cukup. Minho menegakkan
tubuhnya dan ikut tersenyum manis. “Itu benar-benar cute” gumam Minho tanpa
bisa berhenti untuk tersenyum.
***
“Haaa~ Tidak salah lagi. Udara
di sini memang yang terbaik!” seru Key lantang seraya meregangkan tubuhnya dan menghirup
udara pagi itu dalam-dalam.
Kini semua orang sudah
berkumpul di halaman belakang villa dan mulai melakukan beberapa kegiatan
berolahraga ringan seperti berlari-lari kecil. Semua member SHINee duduk
berbanjar di teras belakang untuk bersantai sejenak sebelum harus kembali
melanjutkan kegiatan olahraga nanti.
Di saat member yang lain
tengah sibuk dengan peristirahatannya masing-masing, Minho justru tampak sibuk
mengamati seseorang. Sejak tadi matanya terus saja mengikuti gerak yeoja itu
tanpa bisa teralihkan.
Sesekali Minho terlihat
tersenyum kecil dengan sendirinya setiap kali melihat tingkah lucu juga
kecerobohan yeoja itu. Berkali-kali yeoja itu terlihat tersandung dan hampir
terjatuh, ekspresi dan gerak spontannya benar-benar membuat Minho merasa
semakin gemas.
Selama beberapa saat terus
begitu hingga akhirnya secara tak sengaja Hye Sun, yeoja yang sejak tadi terus
Minho perhatikan itu secara tak sengaja memergokinya yang terus menatap
kearahnya. Minho sedikit tersentak kaget, tapi di detik berikutnya namja itu justru
melemparkan senyuman manis dan melambai kecil untuk sekedar menyapa.
Hye Sun tampak balas tersenyum
tipis dan sedikit membungkuk sebelum akhirnya kembali berlari-lari kecil.
“Yeppeo~” gumam Minho pelan, nyaris berbisik.
***
“Jadi, saat malam terakhir camp
nanti, kami sepakat akan kembali mengadakan acara malam inagurasi, api
unggun...” jelas salah satu panitia staff yang mengatur semua kegiatan camp
saat itu.
Semua orang tampak
memperhatikan dengan seksama petunjuk juga arahan yang di berikan. Semua orang
kini tengah duduk manis di ruang pelatihan vokal, sesekali terdengar celetukkan
dan suara riuh ungkapan kegembiraan akan di selenggarakannya acara inagurasi.
Member SHINee duduk di deretan
kursi di depan tepat di samping sebuah piano besar dan berhadapan langsung
dengan para trainee. Kebetulan atau apa, lagi-lagi Minho mendapatkan tempat
yang paling strategis. Kini, tepat di depannya adalah tempat di mana Hye Sun
duduk. Keduanya duduk bersebrangan sehingga sangat memudahkan untuk Minho
mengamati yeoja itu.
Hye Sun tampak memainkan
pulpen di tangannya sambil sesekali memandang staff pembicara dan Minho
bergantian. Karena posisi Minho yang terus saja memandangi yeoja itu, maka
beberapa kali keduanya tampak saling berpandangan sebelum akhirnya melemparkan
pandangannya ke tempat lain untuk menghilangkan rasa canggung di antara
keduanya.
Minho menunduk dan
berpura-pura sibuk dengan pulpen dan kertas di mejanya. Tanpa ia sadari
tangannya bergerak begitu saja dan menuliskan sebuah kalimat. . .
3 alasan yang memungkinkan aku akan jatuh cinta padanya :
1. Dia cantik
2. Dia cantik
3. Senyumannya sangat menawan
Minho mengangkat sedikit
kepalanya dan memandang Hye Sun di depan. Yeoja itu tampaknya juga sibuk
mencoret-coret kertasnya.
3 alasan kenapa aku begitu mengangguminya :
1. Dia tampan
2. Dia tampan
3. Senyumannya sangat menawan, dan dia baik. . .
Tanpa di sengaja, keduanya
menuliskan hal yang sama, dan tepat setelah Hye Sun menuliskan itu, ia juga
bergerak untuk melirik Minho. Lagi! Tatapan mereka bertemu. Sedikit canggung
memang, tapi keduanya tetap berusaha untuk saling melemparkan senyum.
***
“Aaau.. Aarggh... permisi
sebentar...” Hye Sun terjepit tepat di tengah keramaian ruang makan yang
terbilang cukup luas itu. Kini sudah waktunya untuk mereka makan siang, dan di
luar dugaan, semua orang menjadi liar dan saling berebut minuman kaleng bersoda
yang sengaja di siapkan saat istirahat para trainee tetapi dengan edisi
terbatas.
Hye Sun berusaha menggapai
kaleng terakhir, “Ah~ untung aku kebagian!”
Seorang trainee lain
mendapatkan minuman kaleng itu jauh lebih cepat darinya. Hye Sun terdiam, tak
ada yang bisa ia lakukan selain merelakan kaleng terakhir itu pergi.
Hye Sun tampak kecewa. Dengan
sedikit lesu yeoja itu berjalan menuju meja yang kosong sembari membawa nampan
makanannya.
“Hye Sun-ah!!!” panggil
seseorang tiba-tiba.
Langkah Hye Sun berhenti. Ia
menoleh, terlihat Shin Yeong melambai ke arahnya.
“Kesini!! Bergabung bersama
kami!” lanjut yeoja itu lagi.
Hye Sun diam sesaat, yeoja itu
tampak berpikir. Sekilas, ia memandang ke seluruh penjuru ruang makan. Eun Bi
tidak ada!
Hye Sun tersenyum kecil lalu
berbalik dan berjalan menuju meja tempat di mana Shin Yeong dkk berada.
Akhir-akhir ini Hye Sun berusaha untuk berbaur bersama Shin Yeong, Soo Hyo,
Sang mi dan Eun Ji. Meskipun masih ada sedikit perasaan gelisah di hatinya,
tapi ia tetap mencoba untuk memberanikan diri.
Hye Sun duduk di antara ke-4
yeoja-yeoja cantik itu. Saat di sana, orang pertama yang Hye Sun lihat adalah
Soo Hyo. Tatapan mata Hye Sun tampak begitu menyiratkan rasa menyesal yang
teramat dalam mengingat apa yang telah terjadi pada yeoja itu beberapa hari
kemarin. Tapi, seakan mengerti Soo Hyo justru tersenyum manis seolah mengatakan
ia baik-baik saja.
“Ini. . .” ucap seseorang
membuyarkan lamunan Hye Sun.
Orang itu meletakan sekaleng
minuman bersoda di mejanya. Hye Sun tampak kebingungan, pelan-pelan ia
mengangkat wajahnya dan mendapati seorang namja bertubuh tegap dan tinggi
tengah tersenyum manis ke arahnya.
“Aku lihat kau tidak kebagian
tadi, jadi . . . kau bisa memiliki punyaku” jelas Minho mencari-cari alasan.
Spontan Hye Sun tersenyum
tipis, “Gomawo~”
***
Minho sama sekali tak bisa
menyembunyikan kegembiraannya. Ia terus saja tersenyum kecil di tengah-tengah
keasyikannya bermain PS bersama Taemin malam itu. Taemin yang tampak serius
dengan permainannya tampak sesekali melirik Minho kebingungan. Beberapa kali
Taemin tampak membuka mulutnya ingin angkat bicara menegur hyung nya itu, tapi
selalu di batalkannya karena meskipun Minho tampak tidak serius bermain, tapi namja
itu tetap beberapa kali membuat Taemin hampir kalah karena
serangan-serangannya. (Ini mereka lagi main winning eleven ya :D)
“Hyung....” Taemin tampak
kualahan menghadapi permainan dan taktik Minho karena sudah yang ke-7 kalinya
ia hampir kebobolan tendangan bola Minho ke gawangnya.
“Kau payah” gumam Minho tanpa
melirik Taemin sedikitpun.
Taemin tampak cemberut mendengar
ejekkan Minho. Di detik berikutnya Taemin mulai menekan-nekan tombol stik PS
dengan kasar. Minho terbahak, tetapi matanya tetap memandang lurus ke tv.
“Hyung...” Taemin melirik
Minho sekilas. Lagi-lagi namja tampan itu terlihat tersenyum kecil, dan Taemin
yakin senyum itu bukan karena dirinya yang di bilang ‘payah’. Taemin tampak
berpikir, entah bagaimana bisa, tiba-tiba nama Hye Sun terbesit di benaknya
mengingat belakangan ini beberapa kali ia memergoki hyung nya itu kedapatan
tengah mencuri-curi pandang pada Hye Sun.
“Hyung, ada Hye Sun noona~”
celetuk Taemin ngasal.
Mendengar itu, spontan Minho
menoleh, tangannya mendadak berhenti menekan-nekan tombol pada stik PSnya.
Minho memutar tubuhnya memandang ke arah pintu kamar.
“Dimana?!” seru Minho
antusias.
“GOOLLLL!!!! Yeah!!!! Aku
menang!!!!” Seru Taemin tiba-tiba dan berhasil menarik perhatian Minho. Mata
Minho membola saat melihat Taemin berhasil membobol pertahanan gawangnya.
“Ya’!!! Taemin! Yaiss!! Apa
yang...!! Hey kau mengerjaiku?!” Minho seakan tersadar akan sesuatu. Bukannya
menjawab, Taemin justru bangkit dari duduknya dan menyeringai lebar. “Kau...
ck.. dasar!” Minho tampak tidak terima akan kekalahannya, tetapi raut wajahnya
justru menunjukkan ekspresi yang berbeda. Minho tampak sedikit tersipu malu
karena ia tau Taemin mencurigainya.
***
Minho berjalan lambat melewati
lorong kamar-kamar di lantai dua saat secara tak sengaja langkahnya berhenti
karena telinganya tertarik akan pembicaraan seseorang dari dalam salah satu
kamar yang di lewatinya.
Kamar itu adalah kamar yang
sama dengan kamar yang Hye Sun tempati.
Pelan-pelan Minho mendekat,
berusaha agar bisa mendengar pembicaraan di dalam lebih jelas. Pasalnya jika ia
tidak salah mendengar, baru saja ia mendengar namanya di sebut dalam
pembicaraan tadi. Membuat rasa penasarannya mendadak bangkit.
“Aku tau kau menyukai
Minho...” Minho tersentak kaget.
“Ya’ Hye Sun-ah, aku tau kau
selalu memperhatikannya. Kau menyukainya kan?” lanjut suara itu lagi. Minho
tidak bisa mengenali dengan jelas siapa pemilik suara itu. Tapi baginya bukan
itu yang penting, yang membuatnya tegang adalah jawaban Hye Sun setelah ini.
“Tidak”
DEG
Jantung Minho seakan berhenti
berdetak begitu mendengar satu kata yang bisa ia kenali dengan jelas bahwa itu
adalah dia, Hye Sun. Minho tampak begitu terkejut.
“Aku tidak suka” lanjut Hye
Sun mempertegas kata-katanya sebelumnya.
“Jinjja?!” sambung seseorang
yang lain.
Sementara itu, Minho tampak
linglung. Ia masih terlihat kebingungan dan aneh. Berkali-kali ia memandangi
pintu kamar Hye Sun penuh arti. Apa yang baru saja di dengarnya? Benarkah itu?
Jadi selama ini... Hye Sun melihatnya sebagai apa? Minho pikir, Hye Sun
memiliki perasaan yang sama dengannya mengingat yeoja itu selalu membalas semua
perhatiannya.
Minho mundur beberapa langkah.
Mata namja itu tampak memerah. Merasa di permainkan, membuat Minho begitu
marah. Tatapan matanya seketika berubah, tangannya mengepal kuat. “Ige mwoya?!
Lalu apa artinya ini?!”
Minho tampak panas menahan
luapan emosi di dadanya. Tak mau mendengar lebih banyak, Minho bergerak
menjauhi kamar Hye Sun. “Shit!” umpatnya.
Di sisi lain.
“Jinjja? Sungguh kau tidak
menyukainya?” ulang Eun Bi penuh selidik.
Hye Sun tampak menghindari
pembicaraan lebih lanjut. Yeoja itu bergerak untuk berbaring di tempat tidurnya
saat tiba-tiba Eun Bi menarik rambutnya kasar.
“JANGAN BOHONG! Kau pikir aku
bodoh huh?!” teriak Eun Bi marah.
Hye Sun melirik Eun Bi, “Kalau
memang benar, kenapa? Kau juga mau membuatku di keluarkan seperti yang kau
lakukan pada Soo Hyo unnie?! Apa kau juga mau mencoba mengatur siapa orang yang
boleh aku sukai?” balas Hye Sun yang mulai kehilangan kesabaran menghadapi
yeoja satu itu.
“Mwo?!” Eun Bi tampak semakin
kesal.
“Ya’!! Goo Hye Sun!!! Sudah ku
bilang jaga bicaramu! Kita sudah sepakat untuk tidak membahas ini lagi!!” Eun
Bi menarik rambut Hye Sun semakin keras, membuat yeoja itu spontan menjerit
kesakitan.
“Kau juga mau melawanku? Kau
mau ikut bergabung bersama yeoja-yeoja menyebalkan itu untuk menantangku?! KAU
PIKIR AKU TIDAK TAU KALAU KAU BERSAMA MEREKA SEPANJANG HARI INI?!” teriak Eun
Bi tepat di telinga Hye Sun.
Hye Sun tak menjawab. Yeoja
itu justru balik menatap Eun Bi dengan tatapan benci dan jijik. Eun Bi merasa
semakin mendidih karena marah. “DASAR PEREMPUAN JALANG! JANGAN MENATAPKU DENGAN
PANDANGAN MERENDAHKAN SEPERTI ITU!!!!”
BUuukkkk
Eun Bi membenturkan kepala Hye
Sun ke tembok di samping tempat tidur Hye Sun cukup keras. Hye Sun membekap
mulutnya menahan sakit, “Kau gila...” gumam Hye Sun pelan.
Aliran darah mengalir jatuh
dari kepala Hye Sun yang tadi di benturkan. Hye Sun meraba kepalanya, “Kau
memang pantas mendapatkan itu! Cih.. Awas kalau kau mengadu kepada yang lain,
aku akan membuatmu di keluarkan dan tidak akan pernah kembali lagi!” ancam Eun
Bi yang kemudian bergerak ke tempat tidurnya dan berbaring.
“Selamat malam~” gumamnya
tersenyum evil.
Cekrek
Pintu terbuka, Hye Sun
tersentak kaget. Dengan gerak cepat ia berbaring dan menarik selimut hingga
menutupi seluruh tubuhnya.
“Sudah mau tidur?” tegur Soo
Hyo kebingungan melihat ke-2 teman sekamarnya itu tampak berbaring. Soo Hyo
melenggang masuk, sesaat ia melirik Eun Bi yang tampak tidur memunggunginya.
“Hye Sun-ah, Gwenchana?” Entah
kenapa, Soo Hyo hanya ingin memastikan yeoja itu baik-baik saja.
“Nne~... jangan lupa mematikan
lampu unn...” jawab Hye Sun sekenanya. Di balik selimutnya, Hye Sun tampak
gemetar menahan rasa nyeri dan sakit di kepalanya. Air mata sudah tampak
menggenang di pelupuk matanya hingga akhirnya ia hanya bisa menangis dalam
diam.
***
Hye Sun masih bisa merasakan
nyeri di kepalanya, tapi ia tetap berusaha terlihat baik. Pagi-pagi sekali Hye
Sun sudah terbangun dan mengobati luka di kepalanya, juga mencuci semua seprai
yang terkena noda darah.
“Dia benar-benar gila. . .”
gumam Hye Sun mengingat apa yang di lakukan Eun Bi tadi malam.
***
Pagi itu Soo Hyo di kejutkan
dengan adanya kapas luka di bagian kening sedikit ke kanan di kepala Hye Sun.
Soo Hyo memandangi Hye Sun penuh tanda tanya dan curiga.
“Ada apa?” tunjuk Soo Hyo pada
luka Hye Sun.
“Gwenchana unnie” jawab Hye
Sun singkat seraya berdiri dari duduknya begitu selesai mengikat tali
sepatunya. Hye Sun memandang Soo Hyo sejenak dan tersenyum tipis, “aku
baik-baik saja” ulangnya meyakinkan sebelum akhirnya beranjak pergi keluar
kamar meninggalkan Soo Hyo yang masih tampak diam di tempatnya.
Hye Sun bergerak menuruni
setiap anak tangga menuju ruang makan untuk sarapan. Semua trainee tampaknya
sudah bangun dan memadati ruangan itu. Hye Sun berjalan mendekati meja besar
yang menyajikan menu makan pagi dan beberapa gelas susu hangat.
Tinggal satu yang tersisa. Hye
Sun baru akan menggapai gelas itu saat lagi-lagi seseorang mendahuluinya. Hye
Sun dan orang itu menoleh.
DEG
Orang itu Minho.
Minho tampak sedikit terkejut,
namja itu tampak masih belum siap untuk bertemu dengan yeoja ini mengingat apa
yang baru saja ia dengar tadi malam. Sesaat keduanya hanya diam. Sempat
terpikir oleh Minho untuk mengalah dan memberikan segelas susu tadi pada Hye
Sun, tapi sudut lain hatinya masih tampak kesal.
Minho mengurungkan niatnya.
Namja itu memandang Hye Sun datar dan berbalik pergi begitu saja meninggalkan
yeoja itu. Hye Sun tampak diam, jauh dalam hatinya ia merasa terkejut. “Waeyo
oppa?” gumamnya bingung.
Di sisi lain, Minho yang
berjalan menjauh memunggungi Hye Sun tampak gelisah. Di sepersekian detiknya
namja itu sedikit mendongak kebelakang, melihat tatapan mata Hye Sun yang
terlihat mengamatinya. Minho baru akan kembali membuang muka saat manik matanya
menangkap kapas luka di kepala Hye Sun.
Minho tersentak hingga hampir
saja menjatuhkan gelasnya. Mendadak ia panik dan raut wajahnya berubah
khawatir. Ada apa dengan Hye Sun? Apa terjadi sesuatu?
Rasanya Minho ingin sekali
berbalik dan menghampiri yeoja itu. Tapi tidak bisa. Terasa begitu berat
untuknya melakukan itu. Ia masih merasa sakit hati. Ia benar-benar tidak suka
perasaan ini.
“Tidak bisa. Ini bukan
urusanku. Benar. Aku tidak peduli” Minho berusaha menenangkan hatinya dan
kembali melenggang pergi begitu saja.
***
“Minho hyung! Ppalli!!” tegur
Taemin keras yang menyadari Minho menjadi begitu lamban daripada biasanya.
Namja itu terlihat tidak bersemangat hari ini.
“Hyung, Gwenchana?” tanya
Taemin was-was.
Minho tersenyum terpaksa, “Aku
baik” jawabnya singkat seraya berjalan mendahului Taemin dan bergerak memasang headseat
di telinganya. Tepat ketika Minho selesai, mendadak langkahnya terhenti saat
secara tak sengaja matanya menemukan sosok Hye Sun di kejauhan dan berjalan
dengan arah yang berlawanan dengannya.
Lagi-lagi Minho merasa dadanya
kembali sesak. Ia masih tidak mengerti kenapa Hye Sun melakukan hal seperti itu
padanya. Memberikan harapan palsu? Minho bahkan sadar bahwa ia benar-benar
jatuh cinta pada yeoja itu sejak pandangan pertama. Minho berpikir semuanya
akan lancar, tapi nyatanya?
Minho kembali berjalan dan
berpura-pura tidak mengenal Hye Sun saat ia dan yeoja itu berpapasan di jalan.
Sangat sulit untuknya menjauhi Hye Sun seperti ini, tapi ia tidak bisa
mengontrol perasaannya yang menjadi campur aduk sekarang. Mungkin ini yang
terbaik.
Tanpa Minho sadari, di
belakang, langkah Hye Sun berhenti. Yeoja itu berbalik menatapnya dengan
pandangan yang begitu keruh dan kesepian. Sekarang Hye Sun tau, Minho
menjauhinya. Sepanjang hari ini, namja itu terus menghindarinya. Entah apa yang
bisa Hye Sun lakukan. Ia merasa benar-benar terluka.
Ia tidak tau kenapa mendadak
Minho berubah? Namja itu selalu bersikap baik padanya. Membuat Hye Sun selalu
merasa nyaman dan aman akan perlakuannya. Apanya yang salah?
***
Hye Sun duduk diam di tempat
tidurnya dan melemparkan padangannya keluar jendela kamar menerawang. Pandangan
matanya tampak kosong. Sepertinya perlakuan acuh Minho benar-benar memberikan
efek tekanan yang besar untuknya.
Hye Sun bahkan tak menoleh
saat terdengar suara pintu kamar di buka. Hye Sun tak peduli, ia masih sibuk
dengan angannya yang entah pergi ke mana. Seseorang berjalan mendekatinya.
“Ini lucu~” ucap orang itu
tiba-tiba.
“Aku lihat Minho oppa tidak
peduli lagi padamu” lanjutnya menahan tawa.
“Sangat bagus”
Kali ini Hye Sun bergerak
melirik, Eun Bi tampaknya merasa benar-benar senang dengan ini.
“Sudahlah. Jangan murung
seperti ini. Kau masih bisa menjadi temanku sebelum terlambat. Kau tau kan, Mr.Kim
itu pamanku, jadi aku bisa saja memintanya untuk mengeluarkanmu dari sini kalau
aku mau” jelas Eun Bi singkat.
“Nah, karena aku merasa
kasihan, jadi aku akan memaafkan kata-katamu semalam. Aku juga memaafkanmu
karena sudah bergaul dengan yeoja-yeoja yang suka mengejekku itu.. sekarang
kita bisa jadi tem....”
“Tidak” potong Hye Sun cepat.
“Eh?!” Eun Bi tampak terkejut.
“Apa kau bilang? Tidak?!”
ulang Eun Bi begitu bisa mencerna kata-kata Hye Sun barusan. “Ya’!! Jangan
bercanda! Kau mau melawanku?!” teriak Eun Bi keki.
Hye Sun tak memberi respon. Ia
masih tetap duduk diam dan memandang langit menerawang. “Aku lelah, pergilah”
usir Hye Sun sehalus mungkin.
“Mwoya?!” Eun Bi tampak
semakin berdecak kesal.
“Kau ini... benar-benar tidak
tau terima kasih! Geurae~ Akan aku pastikan kau menyesal!” umpat Eun Bi.
***
Bbuukkk...
Hye Sun jatuh terjerembab ke
lantai saat secara sengaja Eun Bi menendang kakinya hingga ia kehilangan
keseimbangan. Hye Sun meringis pelan, “Cih..” hanya satu kata itu yang keluar
dari bibir kecil Eun Bi.
---
Krreeekkkk
Hye Sun hanya bisa terdiam di
tempatnya melihat Eun Bi yang dengan santainya merobek semua pakaian
kesayangannya begitu saja. Eun Bi meliriknya dan tersenyum sinis, “Oh hallo...
maaf kau melihatnya...” kata Eun Bi sinis.
---
Doorrr...doorrr...doorrr...
Hye Sun menggedor pintu kamar
mandi keras.
“Eun Bi-ah!! Jangan
bercanda!!! Eun Bi-ah, aku harus mengikuti penilaian menyanyi hari ini! Eun
Bi-ah!!!” Hye Sun sudah hampir menangis di buatnya. Tanpa harus menebakpun Hye
Sun, pasti Eun Bi lah orangnya, yang tanpa perasaan menguncinya di kamar mandi
tepat beberapa menit sebelum tes vokal.
***
Minho tampak tidak bisa
berkonsentrasi dengan game-nya. Tingkah anehnya belakangan ini benar-benar
membuat Onew, Key, Jonghyun dan Taemin kebingungan. Sejak pagi Minho tidak ada
melakukan sesuatu dengan benar.
“Ya’ Minho, Gwenchana?” tegur
Jonghyun akhirnya.
Minho berhenti menekan tombol
PSnya. “Aku mau tidur” jawabnya singkat kemudian seraya bangkit dan
meninggalkan Taemin yang kebingungan karena di tinggalkan oleh lawan mainnya.
Minho berbaring di tempat
tidurnya, “Ada apa denganmu?! Jangan membuat kami berpikir yang aneh-aneh!”
tegur Key kesal melihat tingkah si flaming kharisma sepanjang hari ini.
Minho tak membalas, ia justru
bergerak memunggungi member yang lain. “Biasanya kalau aku galau, aku makan
ayam! wink” sambung Onew ngasal dan berpose ala iklan Mexicana.
Key memutar bola matanya
gemas, “Hyung... Please deh!” gerutu Key keki.
Sementara Jonghyun dan Taemin
hanya bisa terkekeh geli.
“Hey namja-namja tampan~”
tiba-tiba manager hyung melenggang memasuki kamar dan duduk di tepi tempat
tidur Minho. Manager hyung melirik Minho yang tampak memaksakan diri untuk
tidur, “Dasar si tukang tidur!” Manager hyung memukul bokong Minho gemas.
“Hyung... temani aku!!” seru
Taemin kemudian seraya menujuk-nujuk stik PS Minho yang menganggur. “Wah
bagus~” Manager hyung bangkit dari duduknya dan ikut bergabung bersama Taemin.
“Hyung, ada apa kau kemari?”
tanya Key penuh selidik.
“Ah~ hanya mengurus masalah
kecil. Katanya ada trainee yang membuat masalah. Dia tidak mengikuti tes vokal
dan membuat Mrs.Jung marah besar” jawab Manager hyung sekenanya.
“Jinjja?!” seru Jonghyun
kaget.
“Nugu?” sambung Taemin yang
masih tetap asik dengan games-nya.
“Ee~ kalau tidak salah...
namanya~ Sun..Sun..Hye.. Ah bukan, Hye.. Oh, Hye Sun. Goo Hye Sun. Benar dia~”
jawab Manager hyung yang berhasil membuat Minho bangkit dari tidurnya.
Spontan semua orang menoleh,
“Kau sudah bangun?” tegur Manager hyung.
Minho hanya diam. Mendadak
pikirannya melayang kemana-mana. Hye Sun? Kenapa lagi sekarang? Pikir Minho
bertanya-tanya.
“Sayang sekali, Ya’ Minho,
mungkin kau bisa bicara dengannya. Kau tau? Salah satu staff managemen bilang,
anak itu, Hye Sun baru mau bergabung di SMent setelah melihat fotomu. Mereka
bilang sepertinya dia menyukaimu~” cerita Manager hyung dan kali ini
benar-benar berhasil menarik perhatian Minho.
“Tidak mungkin!” bantah Minho
cepat.
Semua orang lagi-lagi di buat
menoleh kearahnya. “Dia bilang dia tidak menyukaiku!” lanjut Minho lagi yang
berhasil membuat semua orang tersedak kaget.
Minho terdiam. Tak di
pedulikannya celotehan juga beribu pertanyaan yang di lontarkan teman-temannya
itu padanya perihal pernyataannya barusan. Minho berpikir keras. Kepalanya
terasa begitu pusing memikirkan Hye Sun.
Arrgghh!!!’ pekik Minho dalam hati.
***
Minho sedang berusaha
menenangkan pikirannya sejenak dan pergi ke halaman belakang villa seperti
biasa. Minho tampak begitu tertekan dengan perasaannya sendiri. Menurutnya ini
menyebalkan, tak pernah terpikirkan olehnya akan terjebak di dalam situasi
seperti ini.
“Kau mau menjadi yeoja
chinguku?”
DEG
Langkah Minho mendadak
berhenti. Kalimat ini? Situasi ini? Tempat ini? Sama dengan malam itu!
Minho mendongak. Ia
mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru halaman. Mendadak jantungnya
berdegup cepat. Apa Hye Sun menerima pernyataan cinta lagi? Tidak. Tidak bisa!
Minho bergerak cepat mencari
sumber suara itu. Bahkan Minho terlihat begitu tergesa-gesa dan ketakutan. Jika
memang Hye Sun tidak menyukainya, mungkin saja kan yeoja itu menyukai namja
yang kini tengah menembaknya? Tidak bisa! Mungkin ia egois, tapi Minho tidak
mau ada satu orangpun selain dia yang bisa mendapatkan yeoja itu. Jika ia tidak
bisa, maka orang lain juga tidak!
“Mianhae. Aku tidak bisa”
jawab Hye Sun singkat seraya sedikit membungkuk.
Minho menemukan yeoja itu.
Minho terdiam di tempatnya. Di depan sana. Bisa ia lihat yeoja itu tampak
murung....
Hye Sun baru akan bermaksud
untuk pergi, tetapi namja trainee yang menyatakan perasaannya pada Hye Sun itu
dengan cepat bergerak menahan lengan Hye Sun. “Tunggu, setidaknya kau bisa
memberikan alasan kenapa menolakku. Pergi begitu saja, bukan kah itu tidak
sopan?”
Hye Sun melepaskan cengkraman
namja itu dan kembali bermaksud untuk pergi. Tapi lagi-lagi, namja itu
menahannya. “Katakan alasannya dan aku akan menyerah!”
Hye Sun sudah hampir menangis
di buatnya. Bukan karena namja itu memaksanya atau menyakitinya. Tapi ia merasa
batinnya begitu tertekan. Atas semua perlakuan acuh Minho, juga tindakkan Eun
Bi yang membuatnya mendapatkan masalah.
Ia lelah. Satu-satunya alasan
untuknya ikut bergabung di SMent adalah dia, Minho. Lalu, jika Minho memutuskan
untuk menjauhinya? Apa lagi sekarang?
“Aku... sudah mempunyai orang
yang aku sukai...” jawab Hye Sun serak.
Berhasil mengejutkan Minho.
“Tapi... dia menjauhiku... aku
tidak tau kenapa... aku harus bagaimana? Ottokhae?” tangis Hye Sun akhirnya
pecah. Yeoja itu sudah benar-benar tidak sanggup menahan semua beban ini lebih
lama lagi.
Di sisi lain. Tatapan Minho
tampak berubah sendu. Ia tampak begitu terluka melihat yeoja itu menangis. Tapi
ia juga kecewa mengetahui Hye Sun menyukai seseorang, dan itu bukan dia!
Mata Minho memerah, ia
benar-benar tidak tahan. Minho baru saja bermaksud untuk pergi saat tiba-tiba
di dengarnya satu nama yang Hye Sun panggil di sela tangis setelah itu.
“Minho oppa...”
DEG
Dengan gerak cepat Minho
menoleh, beralih memandang Hye Sun yang masih menangis. Yeoja itu masih belum
menyadari kehadiran Minho disana.
“Minho oppa... ottokhae?” isak
Hye Sun lagi.
Mendengar itu, mendadak Minho
tersadar akan kenyataan yang sebenarnya. Teringat kembali olehnya semua balasan
perlakuan Hye Sun, kata-kata Manager hyung juga pernyataan Hye Sun barusan
bahwa orang yang ia sukai menjauhinya.
Minho merasa dirinya sangat
bodoh. Bagaimana bisa ia berusaha membenci yeoja itu? Yeoja yang terlihat
dingin dan tenang, ternyata begitu lemah dan cengeng. Yeoja yang benar-benar
berhasil menarik perhatiannya.
“Ja..jangan menangis. Kalau
kau bilang dia menjauhimu, kau bisa melupakannya dan menerimaku kan?” lanjut si
namja trainee itu lagi.
“Tidak bisa! Yeoja ini
milikku!!!” tiba-tiba Minho berjalan mendekat dan menarik Hye Sun ke dalam
pelukannya. Hye Sun tersentak kaget, yeoja itu mendongak memandang wajah tampan
Minho.
“Kalau memang suka, jangan
dekati namja lain selain aku. Jangan melihat namja lain selain aku, dan jangan
pernah... bilang kau tidak menyukaiku.. Jangan membuatku menjadi salah paham,
bodoh!” runtuk Minho namun menggambarkan perasaan penuh sayang di setiap nada
dalam kalimatnya.
.Minho Versi End.
TBC