Title
: ~My Sweet Heart~
Author
: Puthrie
shairis as
Genre
: Romance, Angst (?)
Lenght
: Oneshoot
Main
Cast : Lee Soo Yun a.k.a You ( Reader ), Kim Kibum a.k.a Key
SHINee, Nicole KARA
Other
Cast : Lee Jinki a.k.a Onew SHINee
Soo
Yun meremas jemari-jemari kecil tangannya gelisah, ia menunduk dalam sehingga
rambut-rambut lurusnya jatuh menutupi wajahnya. Soo Yun mengigit bibir, ia
menyandarkan punggungnya di dinding tepat di samping pintu masuk kelas.
Ia
tampak gelisah, berkali-kali ia mencoba mengintip ke dalam kelas tetapi terlalu
takut. Kini jam istirahat, tak ada satu orangpun di dalam kelas kecuali Key dan
Nicole. Soo Yun marah, kesal, kecewa dan sebal. Ia sudah tau dengan jelas Key,
calon suaminya itu kini tengah berduaan dengan yeoja lain di dalam. Rasanya ia
ingin masuk dan memarahi namja itu, lalu menjambak dan mencakar atau perlu
mencekek yeoja di samping calon suaminya itu sampai mati.
Tapi
apa daya, Soo Yun bukanlah tipical yeoja yang bisa berbuat bringasan seperti
preman, tapi dia juga bukan tipical yeoja yang berhati malaikat yang bisa
berlapang dada melihat orang yang di sukainya berduaan dengan yeoja lain di
sekolah!
Soo
Yun mengumpulkan keberaniannya, perlahan ia mengintip ke dalam ke kelas.
Dilihatnya kedua remaja itu tengah asyik bercanda sambil sesekali melepaskan
tawa renyah yang menggambarkan kedekatan keduanya.
Soo
Yun menatap Key lama. Namja tampan itu tampak sangat bahagia, ia tertawa lepas.
Tawa yang tak pernah Key tunjukkan di depannya. Pasalnya Key selalu saja diam
dan bersikap dingin dengannya, ia bahkan tak pernah tersenyum dan menatap tepat
di kedua bola matanya.
Soo Yun menarik lagi tubuhnya dan bersandar di
dinding. Wajahnya murung, dalam hati ia mengutuk perbuatan Key yang ia pikir
sangat tidak manusiawi!
Yang
benar saja, semua orang di sekolah ini tau dirinya dan Key sudah bertunangan
dan akan segera menikah dalam waktu dekat ini (ya walaupun itu karena perjodohan
yang di lakukan oleh orang tua mereka masing-masing, atau mungkin tidak
sepenuhnya paksaan), tapi biarpun begitu, tanpa malu-malu Key malah berduaan
dengan yeoja lain di saat kelas sepi saat ia sudah menyandang status sebagai
calon suami Soo Yun dan itu bukan untuk hari ini saja, tetapi kemarin, lalu
kemarinnya, lalu kemarinnya juga. Mereka berduaan setiap hari! Bagaimana
pikiran anak-anak yang lain nanti?!
Tess…
Akhirnya
jatuh, air mata itu. Soo Yun menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Bahunya mulai naik turun, bibirnya bergetar. Ia menangis tanpa berusaha mengeluarkan
suara sedikitpun.
Hatinya
sakit, terasa seperti di cabik-cabik lalu sirami air garam. Terasa sangat
perih, sampai rasanya ia sulit bernafas dan ingin mati.
Aku tidak tau, bahwa ternyata
rasanya sesakit ini…
Sakit… Sakit sekali Key’
ucap Soo Yun jauh di dalam lubuk hatinya.
******
Key
menyantap makan siangnya perlahan. Ia memotong steak dagingnya lalu
menyuapkannya ke dalam mulutnya. Seperti biasa, Soo Yun dan Key menghabiskan
jam makan siang bersama sesuai perintah orang tua mereka.
Di
sudut kantin, sudah di siapkan meja khusus untuk mereka berdua. Orang tua Key
dan Soo Yun adalah keluarga yang berada dan cukup di kenal di Seoul, jadi
karena itu tidak heran jika kedua remaja itu juga selalu di jaga oleh beberapa
bodyguard dan selalu mendapatkan perlakuan istimewa, ya seperti sekarang ini.
Dan satu lagi, apapun yang mereka lakukan, akan selalu menjadi pusat perhatian.
Soo
Yun tak menyentuh makanannya. Ia hanya duduk diam sambil sesekali melirik Key
yang seperti biasa ‘tidak pernah mau mengajaknya bicara’. Soo Yun mendesah
pelan, pernah terpikir olehnya bagaimana bisa menyukai namja yang satu ini,
bahkan ia pikir ia terlalu mencintainya.
Soo
Yun kembali memandangi namja di depannya itu lirih. Rasanya ia ingin sekali
menanyakan banyak hal padanya. Banyak sekali, sampai-sampai ia bingung ingin memulainya
dari mana.
Soo
Yun menarik nafas panjang, ia mengumpulkan keberaniannya dan mulai bicara.
“Key…”
Panggil Soo Yun hati-hati. Key tidak bereaksi, seakan-akan ia tidak mendengar
gadis manis di depannya itu tengah memanggilnya.
“Key,
apa kau benar-benar menyukai Nicole? Kau mencintainya?” tanya Soo Yun yang
tidak perduli Key berpura-pura tidak mendengarnya. Key menghentikan suapannya,
ia tampak diam sejenak lalu meletakkan sendok dan garpu di meja. Ia mengangkat
wajahnya dan menatap Soo Yun dingin, hampir tanpa ekspresi.
“Itu
bukan urusanmu. Urus saja dirimu sendiri, jangan mencampuri masalahku.
Sebaiknya tutup mata dan telingamu, bersikap seolah-olah kau buta dan tuli
sehingga tidak terus membuntuti dan menguping pembicaraanku dengan Nicole”
jawab Key pedas seraya berdiri dari duduknya dan beranjak pergi.
Soo
Yun menunduk, matanya memanas. Harusnya ia kuat, harusnya ia tidak lemah seperti
ini. Key selalu bicara kasar padanya, lalu kenapa akhir-akhir ini ia merasa
begitu terluka? Kenapa kali ini semua ucapan dan perilaku Key benar-benar
terasa begitu menyakitkan di hatinya?
Air
mata kembali jatuh membasahi pipi Soo Yun, kali ini ia terisak. Tidak lagi
menangis dalam diam, rasanya ia ingin sekali berteriak dan mengatai Key dengan
kata-kata kotor. Tapi tidak bisa, biar bagaimanapun, ia terlalu mencintai namja
itu, bahkan saat hatinya rapuh dan hancurpun, ia mungkin tidak akan pernah
berani bicara.
“Kenapa?
Kenapa aku harus menjadi orang tuli dan buta? Apa kau tau aku sangat takut tiap
kali kau berkata begitu? Aku takut..” ucap Soo Yun pelan di sela isak
tangisnya.
“Aku
takut tidak bisa melihatmu, aku takut tidak bisa mendengar suaramu. Apa kau
tidak mengerti? Kenapa kau begitu membenciku?” lanjutnya lagi. Kini, hatinya
benar-benar terasa hancur, apa salah kita mencintai seseorang? Apa tidak boleh
kita mengharapkan balasan cinta darinya? Apakah itu suatu dosa?
“Aku
mencintaimu Key… Apa kau benar-benar tidak menyadarinya atau kau memang memalingkan
wajahmu dan berpura-pura tidak tau?” gumam Soo Yun menahan semua perasaan perih
di hatinya.
******
Soo
Yun berjalan lambat beberapa meter di belakang Key. Mereka berdua berjalan
melewati halaman utama sekolah untuk mencapai pintu gerbang sekolah, di sana
sudah menunggu sebuah mobil limusin yang selalu mengantar dan menjemput mereka
berdua.
Semua
mata menatap mereka berdua, tatapan kagum, iri dan senang membaur menjadi satu.
Para yeoja memandang penuh rasa iri pada Soo Yun, semua wanita di sekolah ini mungkin
selalu berdoa agar bisa berada di posisi Soo Yun, bisa bertunangan dan menikah
dengan namja tampan, pintar dan sepopuler Key merupakan sebuah anugrah. Begitu
pemikiran gadis-gadis itu tanpa tau bahwa mungkin, jika memang mereka yang
berada di posisi Soo Yun sekarang, mereka pasti sudah menangis pulang dan
mencaci maki Key.
Di
sisi lain justru para namja lah yang memandang iri Key. Bisa memiliki kekasih
secantik dan sebaik Soo Yun benar-benar sebuah keberuntungan besar. Semua namja
di sekolah ini pasti memimpikan gadis manis seperti Soo Yun. Soo Yun memang di
kenal sebagai tipical gadis yang ramah dan lemah lembut. Sikap dan tutur
katanya yang sopan berhasil menghipnotis semua namja termasuk para guru.
Menyakiti dan mencampakkan yeoja sebaik dirinya adalah suatu kesalahan besar.
Mereka
baru saja akan mencapai pintu gerbang saat tiba-tiba Nicole datang menghampiri
Key. Langkah Soo Yun terhenti, ia memandangi gadis manis yang menghampiri Key
itu beberapa saat. Ia tampak sesekali mengumbar tawa saat berbicara dengan Key.
Pandangan mata Soo Yun berubah sayu, ia mempererat genggaman tasnya.
Ia
tahu semua orang memperhatikan mereka, ia tahu bahwa ia adalah satu-satunya
yeoja yang patut di kasihani. Soo Yun menunduk, lag-lagi ia merasa ingin
menangis. Tapi tidak bisa, ia tidak boleh menangis di depan orang banyak, ia
tidak ingin semua orang menilai Key sebagai seorang namja brengsek. Lalu dengan
langkah mantap ia berjalan melewati Key dan Nicole dan berjalan masuk ke dalam
mobil.
Di
saat yang sama, ketika Soo Yun berjalan cepat melewati Key, tanpa ia ketahui
Key menatapnya. Menatapnya yang berjalan menjauh membelakanginya sambil
menangis. Key melihat air mata itu, air mata yang jatuh dari mata indah yeoja
cantik itu.
Sudah ku bilang, tutup mata dan
telingamu’ ucap Key lirih.
******
“Key,
tadi aku lihat Soo Yun pulang sambil menangis lagi. Apa terjadi sesuatu di
antara kalian?” Tanya seorang namja tampan bermata sipit yang terlihat sangat
cemas dan khawatir itu.
“Ani.
tidak ada hal istimewa yang terjadi hari ini. Kalau kau khawatir, kenapa tidak
kau tanyakan saja padanya?” Jawab Key tanpa melirik Onew yang merupakan calon
kakak iparnya itu sedikitpun.
Onew
mendesah, ia memandang Key lelah. Key masih terus membolak-balik buku di
tangannya dan tanpa sedikitpun mau menatapnya. Onew mengambil buku itu dengan
paksa, ia tahu Key tidak membacanya satu katapun.
“Apa
kau tidak bisa berbuat baik padanya? Adik kecilku itu terlalu rapuh untuk
merasakan hal-hal sulit seperti ini” lanjut Onew setengah memohon.
Key
masih diam, ia menengadahkan kepalanya dan menatap langit-langit kamarnya.
Matanya menerawang, “Aku tau, karena itu aku tidak mau menyakitinya” ucap Key
pelan.
Pandangan
mata Onew berubah sendu, ia mengerti benar apa yang di rasakan Key saat ini. Ia
tau namja ini tak berniat jahat pada adik manisnya itu, tapi walaupun begitu,
ia juga tidak bisa melihat adiknya selalu tampak murung dan sedih.
“Key,
apa kau tau Soo Yun sangat mencintaimu? Lebih dari apapun?” tanya Onew pelan,
bahkan terdengar seperti bicara pada dirinya sendiri.
“Aku
tau, aku lebih tau perasaannya lebih dari siapapun di dunia ini. Hanya saja…”
kata-kata Key menggantung. Onew tersenyum kecut, ia tau apa yang akan Key katakan
selanjutnya.
“Aku
hanya mengingatkanmu, kalau kau memang sudah tidak mencintai gadis itu lagi,
Nicole, maka katakan saja padanya yang sejujurnya. Kalau kau terlalu lamban,
maka mereka berdua yang akan tersakiti nanti pada akhirnya. Kau mengerti?”
nasehat Onew seraya menepuk pundak Key pelan sebelum akhirnya keluar dari Kamar
Key.
“Tidak
semudah itu hyung. Lagipula, akulah yang merasa lebih sakit, melihat setiap
tetes air matanya karena aku yang tidak berguna ini, Bagaikan tertusuk ribuan
pisau yang ditaburi racun” gumam Key pelan.
******
“Key!!!
Astagah, ku pikir kau tidak akan datang” pekik Nicole kaget seraya memeluk Key
erat. Key tersenyum tipis dan membalas pelukan yeoja cantik itu ragu.
Nicole
melepaskan pelukannya dan menatap Key dalam. Senyuman manis terus mengembang di
kedua sudut bibirnya. Kini sesuai janji, ia dan Key akan pergi kencan ke taman
hiburan.
Nicole
tampak bersemangat, ia menggandeng lengan Key manja dan terus berbicara. Key
memandangi yeoja itu beberapa saat, memandangi tiap garis bentuk wajah dan
senyumannya.
Tiba-tiba
saja terbesit bayangan gadis lain di matanya, seorang yeoja yang selalu
tersenyum tulus padanya walaupun ia tau yeoja itu terluka. Yeoja yang selalu
menemani dan memberikan perhatian lebih padanya dengan penuh rasa cinta
walaupun ia selalu bersikap kasar padanya. Soo Yun, gadis polos itu…
Apa pilihanku salah? Apa aku harus
benar-benar mengorbankan perasaanku?’ pikir Key lirih. Ia
tampak berpikir beberapa lama, tiba-tiba saja ia teringat kembali kata-kata
Onew semalam.
‘kalau kau memang sudah tidak
mencintai gadis itu lagi, Nicole, maka katakan saja padanya yang sejujurnya.
Kalau kau terlalu lamban, maka mereka berdua yang akan tersakiti nanti pada
akhirnya’
Key
terdiam. Mungkin benar apa yang dikatakan Onew waktu itu. Sudah terlalu lama ia
membohongi perasaannya sendiri, dan sudah terlalu jauh ia menyakiti Soo Yun,
gadis yang beberapa tahun belakangan ini terus bersamanya bahkan sebelum Nicole
datang dari masa lalunya.
Key
baru akan bicara saat secara tak sengaja ia melihat guratan luka jeratan di
sepanjang leher Nicole.
DEG
Perasaan
itu muncul lagi. Perasaan bersalah dan tak tega. Di balik tawa dan keceriaan
Nicole, tidak ada seorangpun yang tau bahwa ada luka di dalam dirinya. Key
menunduk, tiba-tiba saja tatapan matanya berubah keruh.
Aku tidak bisa melakukannya. Nicole
sudah terlalu banyak menderita dan berkorban untukku.’
ucap Key dalam hati.
Sungguh,
ini terasa begitu berat baginya. Tidak ada yang tau, hati Key jauh lebih sakit
dan terluka. Memilih pilihan terbaik bukanlah hal yang mudah, perkara ini jauh
lebih sulit dari misteri apapun di dunia ini yang tidak bisa terpecahkan.
Terkadang cinta itu, bisa menjadi lebih rumit.
******
Undangan
pernikahan Key dan Soo Yun sudah di sebar ke penjuru sekolah. Akhirnya, lusa
mereka akan benar-benar menikah. Walaupun awalnya pihak sekolah tidak
mengijinkan, tapi akhirnya mereka tidak bisa berbuat apapun untuk mencegahnya
lantaran orang tua Key dan Soo Yun merupakan salah satu donatur terbesar
sekolah.
Kini
semua orang mulai sibuk membicarakan mereka. Pernikahan dini Key dan Soo Yun
benar-benar menjadi topic pembicaraan terpanas sepanjang minggu.
Soo
Yun duduk menyendiri di bawah sebuah pohon besar di halaman belakang sekolah.
Ia duduk di tanah dengan kedua kaki yang dilipat di depan dada. Ia memeluk
kakinya dan meletakkan dagunya di atas lutut. Ia menatap langit biru itu
menerawang, ia mendesah.
“Apa
Key tidak apa-apa menikahi gadis seperti ku? Dia tidak mencintaiku, dia hanya
mencintai Nicole. Aku tau mereka pacaran” gumam Soo Yun lirih. Jari telunjuknya
pun mulai bergerak menggores tanah dan membuat sebuah tulisan kecil.
Pernikahan Lee Soo Yun dan Kim
Kibum
Semoga bahagia dan bersama
selamanya’
Soo
Yun tersenyum kecut, lalu dengan cepat ia menghapus tulisan itu dengan telapak
tangannya. Air mata kembali mengalir keluar dari pelupuk matanya tanpa bisa ia
cegah.
“Aku
mencintainya… Sungguh, aku mencintainya lebih dari apapun. Ku mohon… jangan
tinggalkan aku Key. Kau tidak akan lari di hari pernikahan kita kan?” ucap Soo
Yun di sela-sela isak tangisnya. Ia membenamkan wajahnya di antara kedua
tulutnya dan terus menangis.
Ia
takut, benar-benar merasa takut. Hatinya terus gelisah dan tak tenang, Ia
khawatir dan tak pernah berani membayangkannya. Membayangkan Key tidak akan
datang, tidak akan datang di upacara hari pernikahan mereka.
“Kau
tidak boleh meninggalkanku…” isak Soo Yun lagi. Tanpa ia ketahui, sepasang mata
terus menatapnya dari jendela kelas yang berada di lantai dua yang berhadapan
langsung dengan tempatnya kini berada.
Namja
itu terus menatapnya, menatapnya penuh rasa sayang.
“Soo
Yun-ssi.. apa yang bisa aku lakukan?” gumam namja itu lirih.
******
Key
menatap pantulan dirinya di cermin. Hari ini adalah harinya, benar, hari ini
adalah hari pernikahannya dengan Soo Yun. Key mengenakan jas dan celana putih.
Konsep pernikahan mereka kali ini adalah putih, semua dekorasi sengaja di buat
serba putih, tidak lupa juga dengan mawar putih yang menjadi pelengkapnya.
Semua
sudah siap, kedua belah pihak keluarga dan para tamu juga sudah mulai
meramaikan halaman belakang rumah Key yang menjadi lokasi utama acara
pernikahan.
Derttt..Derttt..
Ponsel
Key bergetar, ada pesan masuk.
Key
berjalan mendekati tempat tidurnya, ia meraih ponselnya dan membuka pesan
masuk.
From : Nicole
Key… Bisakah kita bicara sebentar?
kita bertemu di sekolah sekarang, aku menunggumu.
Key terdiam. Sejenak ia melirik ke arah pintu kamarnya, lalu
beralih memandang keluar jendela kamarnya yang berhadapan langsung dengan
halaman belakang. Di sana sudah mulai ramai, semua orang sudah datang.
Key tampak berpikir keras. Sekaranglah saatnya, memilih
keputusan yang tepat sebelum semuanya terlambat.
Otak Key bekerja keras, peluh sudah keluar dari setiap
pori-pori kulit wajahnya. Ingatan Key kembali membawanya pada Soo Yun, ia sudah
terlalu banyak menyakiti gadis itu. Gadis yang tanpa ia sadari sudah menggeser
posisi Nicole di hatinya beberapa tahun belakangan ini. Gadis yang tulus
mencintainya dan selalu setia menunggunya.
Jujur, ingin sekali rasanya Key tetap bertahan di sini dan
berdiri berdampingan bersama Soo Yun di sana, di depan semua orang dan
mengucapkan janji setia. Tapi keberanian dan keinginan itu terasa luruh
seketika begitu ia mengingat apa yang Nicole lakukan untuknya.
Tiba-tiba saja ingatan akan kenangan hari itu muncul kembali.
Kejadian yang benar-benar membuat Key tidak akan pernah tega untuk meninggalkan
gadis tak berdaya itu, Nicole.
Key dan Nicole sudah menjadi sepasang kekasih hampir 3 tahun
saat itu, hingga tiba-tiba Nicole harus pindah ke luar negeri mengikuti orang
tuanya. Awalnya itu tidaklah menjadi masalah besar, menjalin hubungan jarak
jauh tidak begitu sulit untuk Key dan Nicole mengingat rasa cinta dan saling
percaya yang amat kuat di antara keduanya.
Key tetap setia menunggu hingga Nicole kembali, begitu pula
dengan Nicole. Hingga tiba-tiba suatu hari Nicole menelpon Key sambil menangis
dan mengatakan keluarganya jatuh miskin karena bangkrut. Masa-masa itu adalah
masa yang berat untuk keluarga Nicole, karena itu setiap harinya, hampir setiap
jam Key selalu menghubungi Nicole dan menghiburnya.
Selang beberapa bulan setelah kejadian itu, lagi-lagi Nicole
kembali menelpon sambil menangis. Key menjadi panik dan semakin khawatir.
Awalnya Nicole tidak berani mengatakan satu patah katapun tentang masalahnya
pada Key, tapi karena terus di desak Key akhirnya ia bicara.
“Ibuku berselingkuh! Mereka bercerai bulan lalu dan ayahku
menjadi seperti orang gila. Dia menjualku!! Dia memaksaku menikah di usia 17
tahun seperti ini. Ia ingin aku menikahi seorang pria tua kaya yang bahkan
sudah tidak bisa berjalan lagi” cerita Nicole di sela isak tangisnya.
“Aku tidak mau! Aku sudah mengatakannya pada ayahku dengan
sangat jelas dan aku sudah beribu-ribu kali menolaknya. Tetapi dia malah
memukuli dan menghajarku… Setiap hari dia memukuliku…” lanjut Nicole dengan
tangis yang semakin terdengar keras.
“Aku mencintaimu Key. Kita sudah berjanji akan menikah nanti
kan? Aku berjanji akan segera kembali menemuimu. Aku mohon, jangan tinggalkan
aku seperti ibuku meninggalkanku” mohon Nicole sebelum akhirnya hubungan telpon
mereka terputus begitu terdengar teriakan dan makian ayah Nicole di sebrang.
Lalu beberapa bulan kemudian, tepatnya tahun lalu, tiba-tiba
Nicole muncul di korea dan menemui Key. Saat itu kondisi Nicole benar-benar
tampak buruk, ia tampak berantakan dan kucel.
Luka memar terlihat hampir di seluruh permukaan kulitnya dan
yang masih berbekas hingga sekarang adalah luka jeratan di lehernya. Nicole
hampir saja bunuh diri saat itu karena stres, tapi begitu ia ingat janjinya
bersama Key yang akan menikah dan hidup bersama selamanya nanti, Nicole
mengurungkan niatnya. Beruntung saat itu Nicole masih sempat di selamatkan.
Nicole berhasil kabur dan kembali ke korea setelah ia
melaporkan ayahnya sendiri ke polisi. Key berpikir Nicole sudah terlalu banyak menderita,
gadis itu kini tidak mempunyai siapapun lagi selain dirinya. Dan hanya Key lah
alasan sebenarnya kenapa Nicole harus tetap bertahan hidup sekarang.
Ini benar-benar merupakan pilihan yang sulit. Menyakiti Soo
Yun, wanita yang di cintainya itu atau meninggalkan Nicole yang sudah banyak
menderita dan berjuang untuknya.
Setelah lama berpikir, Key akhirnya mengambil keputusan.
Walau berat untuknya melakukan ini, tapi ia tetap harus memilih salah satu di
antara mereka berdua. Key meletakkan ponselnya di meja dan berjalan keluar
kamar.
Ia akan menemui Nicole, ia tidak bisa meninggalkan gadis
malang itu sendirian.
Langkah Key berhenti saat ia berpapasan dengan Soo Yun yang
sudah tampak cantik dan siap dengan gaun pengantin putihnya. Soo Yun tampak
terkejut, tetapi setelah itu ia hanya menunduk tanpa berani menatap Key.
Sementara itu Key memandangi gadis itu lama, ia menatap gadis
itu penuh sayang bercampur rasa bersalah. Tapi ia tidak punya pilihan lain, ini
keputusannya. Key kembali berjalan dan melewati Soo Yun begitu saja.
“Ah key…” panggil Soo Yun tiba-tiba. Langkah Key berhenti, ia
tak berbalik menatap Soo Yun sedikitpun, tetapi ia menyimak setiap kata yang
keluar dari bibir kecil gadis itu.
“Kau akan kembali kan? Aku tau kau akan pergi tapi… kau akan
kembali sebelum acara pernikahan kita di mulai kan?” tanya Soo Yun berusaha
kuat dan tegar. Terus terang di dalam hatinya ia tidak yakin, ia tau Key tidak
akan kembali. Ia tau firasatnya benar, ia tau. Tapi ia berusaha untuk tidak
percaya.
“Jangan berharap terlalu banyak, kau tau aku membencimu.
Tidak akan ada pernikahan, jadi setelah ini sebaiknya kau pulang dan lanjutkan
hidupmu. Mengerti? Jangan menjadi gadis cengeng” jawab Key seakan-akan ia tidak
akan pernah kembali lagi.
Key pun kembali berjalan menjauhi Soo Yun yang tampak sangat
terpukul dengan kata-katanya barusan. Bagi Soo Yun, kata-kata itu bagaikan
sebuah tamparan keras untuknya. Ia menangis, lututnya lemas. Ia pun jatuh dan
terduduk lemas di lantai sambil membekap mulutnya agar tak bersuara.
Soo Yun menatap punggung Key yang terlihat semakin menjauh.
Namja itu, namja yang di cintainya, cinta pertamanya. Apakah benar akan
berakhir seperti ini? Benarkah? Hati Soo Yun terus bertanya-tanya.
Soo Yun P.O.V
Aku memandangi punggung lebar Key yang terlihat semakin
menjauh.
Namja itu, satu-satunya namja yang ku cintai lebih dari
apapun. Namja yang merupakan cinta pertamaku. Benarkah? Benarkah akan berakhir
seperti ini? Apa tuhan bersungguh-sungguh merencanakan kisah cinta tragis
seperti ini untukku? Benarkah?
Aku tidak bisa. Aku tidak mau! Aku tidak mau menerima semua
ini. Ini tidak adil, ini sungguh tidak adil. Aku mencintainya, lalu kenapa?
Kenapa harus menjadi seperti ini. Ku mohon Key, berbaliklah, berhenti dan
katakan kau hanya mengerjaiku.
Aku rela terus kau maki dan marahi, tapi ku mohon jangan
pergi. Key… ku mohon….
Hatiku memberontak, tangisku menjadi semakin keras.
Tidak, aku tidak bisa terus begini. Aku tidak bisa terus
mengalah! Lee Soo Yun, kau mencintai Key bukan? Kau mencintainyakan? Kalau
begitu ayo, bangun. Bangun Soo Yun, kejar dia. Jangan biarkan dia pergi lagi,
kau harus utarakan perasaanmu. Katakan, katakan kau mencintainya! Kalaupun
harus berakhir seperti ini, setidaknya kau harus tau bagaimana perasaan dia padamu.
Ayo Soo Yun! Bangun!!
Jemari-jemari tanganku mengepal kuat. Benar, aku tidak boleh
membiarkannya pergi begitu saja.
Aku pun bangkit dari dudukku dan berlari mengejarnya. Ku
angkat gaun pengantinku agar aku bisa berlari lebih cepat, cepat..cepat.. cepat
Soo Yun. Kejar dia..
Seolah-olah ada sisi lain diriku yang memberikan semangat.
Aku berlari sekuat dan secepat yang aku bisa. Key… ku mohon… kau tidak boleh
pergi…
Soo Yun P.O.V End
******
Key sudah mencapai pintu gerbang utama rumahnya saat
tiba-tiba di lihatnya Nicole berdiri menunggunya disana. Langkah Key berhenti,
ia memandang yeoja cantik itu kaget. Yeoja itu tersenyum, tersenyum manis
seperti biasanya hanya saja ada yang aneh…
“Key, kau lama sekali” ucapnya masih dengan senyuman
manisnya. Ia pun berjalan menghampiri Key dan memeluknya erat. Nicole bahkan
bisa mencium wangi parfum namja yang di cintainya itu. Key tak bereakasi, ia
masih diam, bahkan tidak membalas pelukannya seperti biasa.
Sejenak Nicole merasakan hatinya menjadi lebih sakit daripada
saat ia mengetahui dari Onew bahwa Key bertindak kasar pada Soo Yun untuknya,
juga lebih memilih menjaga perasaannya daripada perasaan Key sendiri.
Nicole tau ada yang berbeda sejak ia kembali, ia tau. Ia tau
sudah ada wanita lain yang menggantikan posisinya di hati Key saat ia tidak
ada. Nicole merasa sangat sakit, sakit sekali. Nafasnya bahkan terasa sesak
setiap kali mengingat itu. Nicole sudah hampir menangis saat ia mendengar
seseorang berteriak memanggil Key. Nicole melepaskan pelukannya dan dilihatnya
Soo Yun tengah berdiri tak jauh dari ia dan Key dengan nafas tersengal-sengal.
Nicole menghapus air matanya cepat sebelum ada satu orangpun
yang melihat. Nicole kembali memandang Soo Yun, mata gadis itu terlihat sembab.
“Key…” panggil Nicole pelan, nyaris berbisik. Key yang
tadinya juga terlihat terus memandangi Soo Yun pun beralih menatap Nicole di
depannya. Gadis itu tersenyum tipis.
“Jadi selama ini kau membohongiku huh?! Ternyata sudah ada
gadis lain di hatimu selain aku! Dasar laki-laki, kata-kata kalian memang tidak
bisa di percaya!” gerutu Nicole setengah kesal sambil berkacak pinggang.
Mendengar itu Key tampak sedikit terkejut, lalu ia mendongak
kebelakang melihat Soo Yun dan kembali memandang Nicole. Tatapan matanya
berubah sedih dan perasaan bersalah tergambar jelas di wajahnya.
“Kau pikir aku mau menikah dengan laki-laki yang
berselingkuh?! Apalagi kau selama ini bersamaku hanya karena kasihan!! Kau
pikir aku wanita macam mana huh!” Lanjut Nicole berlagak marah dan melotot.
“Nicole…”
“Ani. Aku tidak mau mendengar kata maaf darimu, aku sedang
marah sekarang!! Jadi kau harus menebus kesalahanmu ini!!” Nicole memotong
kata-kata Key.
Ia pun beralih memandang Soo Yun, Nicole berjalan mendekati
yeoja manis itu sambil mengumbar senyum. Ia menghapus air mata Soo Yun yang
masih tersisa dan merapikan rambut dan gaun pengantin Soo Yun.
“Kau ini bagaimana sih, kenapa menangis dan berlarian begini.
Lihat, bedakmu jadi luntur dan gaunmu berantakan!” gerutu Nicole.
Soo Yun memandangi Nicole lama. Ia tau gadis ini baik, bahkan
sangat baik. Terlihat jelas dari sikap dan perilakunya di sekolah. Tapi tetap
saja… ia berpacaran dengan namja yang di cintainya. Ini sangat sulit untuk Soo
Yun.
“Key, kamari! Ayo cepat kesini atau aku hajar kau nanti!!”
seru Nicole memanggil Key. Awalnya Key tampak ragu, ia tampak enggan. Tetapi
begitu menerima pelototan dari Nicole, mau tidak mau ia berjalan mendekat.
“Apapun yang terjadi kalian harus menikah! Tidak usah
pedulikan aku, aku tidak apa-apa” ucap Nicole seraya menarik satu lengan Key
dan Soo Yun lalu menyatukan keduanya.
Key dan Soo Yun tampak saling berpandangan, Nicole mengumbar
senyum.
“Aku tidak apa-apa, lagipula aku sudah tidak menyukai namja
jelek ini lagi! Aku sudah menemukan yang lebih baik!!” lanjut Nicole seraya melirik
sinis ke arah Key.
“Nicole.. aku..”
“Ani!! Key aku tau kau menyukai Soo Yun. Aku tau kau
mencintainya, aku tau. Jadi tidak usah membantah lagi. Sungguh, aku sudah
memaafkanmu” potong Nicole lagi.
“Berjanjilah, kau akan menjaga Soo Yun seperti kau menjagaku
selama ini. Oke?” lanjut Nicole, walaupun lebih terdengar seperti ancaman.
Key diam. Wajahnya masih tampak ragu, ia memandang Nicole
sejenak, begitu yakin dengan perasaannya, Key beralih memandang Soo Yun.
“Itu… sebenarnya… aku…” Kata-kata Key menggantung. Nicole
yang melihat itu hanya melipat kedua tangannya di depan dada dan memandang Key
gemas.
“Katakan saja Key! Kau ini lamban sekali!!” tegur Nicole
galak. Key melirik Nicole sekali lagi, kali ini ia menatap Nicole lama. Ia tau
gadis ini terluka, tapi mungkin, apa yang Nicole katakan benar.
“Soo Yun-ssi, Saranghaeyo. Jeongmal Saranghae. Sungguh aku
tidak bermaksud menyakitimu” ucap Key akhirnya. Ia mengatakanya dengan sangat
jelas dan tulus dari hatinya.
Soo Yun yang mendengar itu tampak sangat terkejut dan kaget,
ia memandang Key tidak percaya. “Be..benarkah itu? Sungguh?” tanya Soo Yun
berlinang air mata.
“Aigo.. kau menangis lagi” ucap Key kaget seraya menarik Soo
Yun kedalam pelukannya. Ia memeluk gadis itu erat, begitu pula sebaliknya. Key
maupun Soo Yun merasa begitu lega. Tidak pernah selepas ini rasanya, tidak ada
lagi beban dan keluh kesah, yang ada hanyalah senyuman bahagia dan kecupan
penuh sayang dari Key di kening Soo Yun.
Nicole yang melihat itu hanya tersenyum tipis. Dalam diam ia
berjalan menjauh, Soo Yun yang melihat itu dengan cepat di beri isyarat oleh
Nicole untuk tetap diam.
Soo Yun menurut, ia memandangi terus gadis itu yang berjalan
mundur menjauhi ia dan Key yang masih berpelukkan.
“Gomawo… jeongmal
gomawo, Nicole-ssi” ucap Soo Yun tulus
dalam hati.
“Ceongmanyo Soo
Yun-ssi. Jagalah Key untukku, aku akan pergi jauh. Sangat jauh, ketempat dimana
tidak akan ada lagi penderitaan. Dan mungkin aku tidak akan kembali lagi. Tolong
sampaikan pada Key, terima kasih untuk semuanya. Aku benar-benar beruntung
mengenalnya”
Tiba-tiba saja Soo Yun mendegar suara Nicole. Walau pelan, ia
bisa mendengarnya dengan jelas. Suara Nicolepun menghilang bersamaan dengan
bertiupnya angin. Soo Yun tertegun, ia menatap bayangan nicole yang semakin
menjauh dan memudar. Gadis itu melambaikan tangannya sambil mengumbar senyuman
manis.
Soo Yun menangis, kau
akan ke surga huh? Seharusnya kau berpamitan padanya…
******
Key diam terpaku di depan sebuah makam seorang yeoja yang
baru saja di makamkan kemarin, tepat di hari pernikahannya. Key membatu,
bibirnya kelu dan jantungnya berdegup dengan sangat cepat. Ia tidak percaya,
ini sebuah lelucon atau apa?
Baru kemarin, baru kemarin ia bertemu Nicole. Nicole lah yang
menyatukan ia dan Soo Yun lalu sekarang? Tiba-tiba ia mendapatkan kabar Nicole
di temukan tewas gantung diri di rumahnya. Key Shock! Bagaimana bisa?
“Kau.. terlalu memaksakan diri. Seharusnya kemarin aku tak
menurutimu. Ini semua kesalahanku. Mianhae, jeongmall Mianhae Nicole-ssi. Harusnya
aku tetap berada di sisimu. Kau terlalu gegabah. Kau benar-benar bodoh” gumam
Key akhirnya.
Key menunduk dalam, ia menangis dalam kesendirian. Beribu-ribu
rasa bersalah menggerogoti hatinya tanpa ampun.
“Ani. Ini bukan
salahmu Key. Ada apa denganmu? Kau menangis hanya karena aku? Beginikah dirimu
yang sesungguhnya? Kau yang cerewet ternyata seorang namja yang cengeng? Kau bercanda?
jangan mengerjaiku!” celetuk seseorang
tiba-tiba.
Key tersentak kaget. Ia kenal suara ini.
Key menoleh, ia membatu. Bukan karena takut atau apa, tapi
karena rasa tak percayanya yang di luar kendali. Ia melihat gadis itu, bayangan
Nicole kini tengah berdiri di sampingnya dan melemparkan senyuman lebar.
“Aku baik-baik
saja. Sungguh. Berbahagialah Key. Kau sudah berjanji akan menjaga Soo Yun
seperti kau menjagaku bukan? Aku akan selalu mengawasimu” ucap Nicole lagi.
Kali ini Key bisa merasakan sedikit sentuhan dingin jemari Nicole.
Key melirik sekilas, Nicole menggengam tangannya lembut. Lalu saat Key kembali
mengangkat wajahnya untuk melihat yeoja itu, ia menghilang. Menghilang begitu
saja.
Key diam sejenak. Ia lalu kembali beralih memandang makam
Nicole beberapa saat.
“Gomawo. Aku pasti, akan tepati janjiku. Kau juga, harus
tepati janjimu. Kau harus baik-baik saja di sana. Arraseo?” ucap Key pelan.
“Ne, arraseo”
The End