Title
: STEP
Author
: Puthrie Shairis As
Genre
: Romance, Friendship
Lenght
: Chaptered
Main cast :
SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam
Sang-mi
Cameo : Kang Hyung Seok, Kim He Jin (Fiction)
Disclaimer : This story and the plot is originally mine.
This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
Epilog
-Onew POV-
Pacar ya? Ternyata benar apa
yang orang-orang katakan. Jika kita mempunyai pacar, maka setiap hari ini akan
menjadi sangat menyenangkan. Buktinya Jonghyun, Minho, Taemin dan Key terlihat
sangat bersemangat setiap hari, dan itu pasti karena mereka memiliki seseorang
di samping mereka.
Belakangan, Jonghyun jadi
sering menyelinap keluar Dorm saat malam. Mungkin dia ketularan sifat Soo Hyo
yang juga suka pergi diam-diam dari asrama sejak dulu. Walau pura-pura tidak
melihat, aku tau Jonghyun selalu bangun di tengah malam dan pergi keluar.
Karena penasaran, aku pernah
nekat membuntinya, ternyata Jonghyun dan Soo Hyo pergi berkencan malam itu.
Keduanya menyamar lalu pergi menyanyi di kafe-kafe dan berduet. Jonghyun
memainkan gitarnya untuk mengiringi Soo Hyo sambil sesekali ikut bersenandung.
Hebatnya tidak ada satupun
dari pengunjung kafe yang mengenali mereka sehingga keduanya tampak begitu
menikmati setiap momentnya. Saling memandang dan melempar senyum, sesekali
bergandangan tangan saat menyanyi di panggung. Saat pulang bernyanyi, keduanya
akan mampir ke salah satu kedai mie di pinggir jalan. Sambil makan, keduanya
terlihat asik berbincang dan tertawa. Di sisi Jonghyun maupun Soo Hyo, dunia
pasti benar-benar terasa indah.
Sementara Taemin, ia justru
sering pergi berdua bersama Sang-mi saat sore hingga menjelang malam sebelum
makan malam. Hyung Seok pernah bercerita kepada kami, kalau ia melihat Taemin
dan Sang-mi datang untuk melihat pertunjukkan dance jalanan di pusat kota yang
dilakukan oleh anak-anak muda.
Taemin dan Sang-mi terlihat begitu
dekat, keduanya sesekali saling berbisik dan tertawa. Hyung Seok juga pernah
memergoki kedua sejoli itu ikut turun ke jalan untuk melakukan dance jalanan
bersama anak-anak itu. Tapi tentu saja dengan penyamaran. Kelihatannya
menyenangkan.
Berbeda dengan Taemin dan
Jonghyun yang berkencan diam-diam, Minho justru secara terang-terangan.
Pasalnya media sudah mengetahui hubungannya dengan Hye Sun. Beberapa fans
sempat terlihat marah dan kecewa seperti kasus Jonghyun dan Sekyung waktu itu,
tapi lambat laun akhirnya mereka bisa menerima. Minho dan Hye Sun masih sering
melakukan pemotretan untuk majalah bersama-sama, juga syuting iklanpun mereka
sengaja dikontrak berdua.
Kelihatannya hubungan mereka
berjalan lancar. Kedua orang ini benar-benar tidak terpisahkan. Dimanapun saat
ada waktu senggang, keduanya pasti akan bertemu dan berkencan. Selalu terlihat
mesra bergandengan tangan. Tak tanggung-tanggung, di suatu acara di mana SHINee
dan D’Amore di haruskan berada di satu panggung yang sama, di depan semua orang
Minho mencium Hye Sun. Tepat di bibirnya! Dan karena kelakuan Minho itu, mereka
sempat menjadi topik pembicaraan terpanas di berbagai media.
Kalau Key? Ah~ aku benci harus
mengatakan ini, tapi sebenarnya Key dan Shin Yeong masih sering bertengkar. Aku
heran kenapa hubungan mereka masih bisa bertahan hingga sejauh ini? Keduanya
sama keras kepalanya.
Tapi di balik keras kepalanya
Key, ia merupakan tipical namja yang setia. Bahkan terlalu setia. Dan karena
kesetiannya itu, semua orang di buat repot.
Seperti kemarin, syuting untuk
MV single kedua D’Amore sedang dalam proses pembuatan. Key di pilih sebagai
model video clip. Tentu saja Key sangat bersemangat, tapi begitu tau kalau dia
akan di pasangkan dengan Soo Hyo, bukannya Shin Yeong, mendadak sifat egois Key
keluar.
“Aku tidak mau!! Mana mungkin
aku bermesraan dengan yeoja lain? Aku mau Shin Yeong!!!” protesnya yang
berhasil membuat sutradara geleng-geleng kepala.
Sementara itu, dalam skenario
Shin Yeong di haruskan berpasangan dengan salah satu trainee pria. Dan
keputusan sutradara itu lagi-lagi membuat Key mengamuk. “Ya!! Yoo Shin Yeong.
Kau harus menolak peran ini. Kau tau kan aku mudah cemburu? Aku tidak suka. Aku
tidak akan membiarkan ini terjadi!!!”
“Ini kan cuman peran. Kenapa
kau harus cemburu? Lagipula aku harus bersikap profesional. Dan lagi, trainee
itu tampan juga” balas Shin Yeong antusias.
“Mwo?! Hey, pacarmu berdiri di
depanmu sekarang. Jangan melirik namja lain! Dasar mata keranjang!!”
“Mwo? Ya!! Oppa.. bla bla bla”
Yah begitulah. Hubungan Key
dan Shin Yeong memang sulit untuk di pahami. Tapi biar begitu, mereka tetap
terlihat bahagia saat bersama.
Kalau kalian bertanya
bagaimana denganku? Ah molla~ Ke-4 namja durhaka itu (baca: JongKey2Min) selalu
memperolok status single ku. Mereka tidak mengerti. Sejak awal sampai sekarang,
aku tetap tidak bisa melihat yeoja lain. Aku masih menunggu...
-Onew POV End-
***
Seorang yeoja cantik dengan
topi baret coklat dan rambut coklat panjang tergerai terlihat ikut
berdesak-desakkan di sepanjang antrian. Yeoja itu membawa sebuah CD album
SHINee yang baru saja di rilis.
Ruangan itu begitu ramai.
Kebanyakan yang meramaikan adalah wanita. Pasalnya siang ini SHINee tengah
melakukan fans meeting untuk album baru mereka. Di antara puluhan yeoja-yeoja
yang mengantri, Eun Ji terlihat paling tenang. Ia hanya mengantri di satu
antrian, dan itu antrian yang menuju meja Onew sang leader.
Sesekali Eun Ji terlihat
menengok dan melihat Onew jauh di depan. Namja itu duduk dengan manis, memberi
tanda tangan, berjabat tangan lalu melemparkan senyuman manisnya pada fans.
Melihat senyuman itu, membuat Eun Ji mau tidak mau ikut menyunggingkan senyum.
Sebelum datang ke sana, Eun Ji
sudah bertekad. Jika Onew mengenalinya dan menegurnya, ia tidak akan
bersembunyi lagi. Ia berjanji akan selalu ada di samping Onew, bahkan kalaupun
namja itu tidak menginginkan kehadirannya.
Rasa rindu Eun Ji sudah hampir
mencapai puncaknya. Sudah terlalu lama ia menyukai namja bermata sipit itu,
rasanya benar-benar ingin mengungkapkan perasaannya. Ia ingin namja itu tau
akan perasaannya.
Setelah lama menunggu, hampir
tiba saatnya untuk giliran Eun Ji. Hanya tersisa satu orang di depan. Karena
jarak yang begitu dekat, Eun Ji bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
“Siapa namamu?” tanya Onew
ramah selagi menandatangani CD yeoja di depan.
“Eun Ji. Lee Eun Ji” jawabnya.
Mendengar itu, Onew spontan
mengangkat wajahnya dan mengamati yeoja tadi. Sementara Eun Ji yang berdiri
tepat di belakang gadis itu hanya tersenyum kecil. Kelihatannya mereka
mempunyai nama yang sama. Hanya saja marga mereka yang membedakannya. Ini
benar-benar kebetulan.
Eun Ji memperhatikan reaksi
Onew, namja itu terlihat kecewa menyadari gadis tadi bukanlah Eun Ji yang ia
cari. Onew tetap berusaha tersenyum ramah lalu membiarkan gadis itu pergi.
Eun Ji melangkah maju. Ini
dia. Akhirnya Eun Ji dan onew bertemu secara langsung. Tapi, mungkin karena
perasaan onew masih terasa kurang baik perihal kejadian mengecewakan tadi, Onew
tampak tidak fokus. Ia melihat Eun Ji sekilas lalu menandatangani CDnya.
“Siapa namamu?” tanya Onew di
tengah kegiatan menulisnya.
Eun Ji terdiam sejenak, lalu
tersenyum menahan tawa. “Eun Ji. Choi Eun Ji” jawabnya.
Sesaat Onew terlihat diam
dalam kegiatan menulisnya, tapi sedetik kemudian ia menghela nafas panjang dan
kembali melanjutkan menulis nama Eun Ji di dekat tanda tangannya.
“Banyak sekali yang bernama
Eun Ji di sini. Kalau saja itu dia” gumam Onew tapi dapat terdengar baik di
telinga Eun Ji. Eun Ji kembali tersenyum, “Ini..” Onew menyodorkan CD yang
sudah di tandatanganinya.
Eun Ji menerima CD tadi,
“Gomawo oppa. Aku mancintaimu” ucap Eun Ji.
Masih dengan konsentrasi yang
rendah, karena otaknya terus memikirkan Eun Ji, Onew sama sekali tak menyadari
bahwa yang kini berdiri di depannya benar-benar yeoja yang ia cari. Onew
memandang Eun Ji sekilas dan tersenyum ramah, “Aku juga mencintaimu” balasnya.
Yah, itu hal biasa yang di
ucapkan idola pada fans nya.
Eun Ji sangat mengerti. Tanpa
bisa menghapus senyumnya, Eun Ji pergi meninggalkan meja. Lalu tepat setelah
kepergian Eun Ji, Onew tersentak. Bayangan Eun Ji tadi baru terproses dengan
benar di otaknya.
“Eun Ji?” serunya kaget.
Onew berdiri dari duduknya, ia
memandang berkeliling, tadi benar Eun Ji. Benar-benar dia. Kenapa ia bisa tidak
menyadarinya?
Terlambat. Eun Ji sudah
menghilang. Dalam hati onew mengutuk dirinya sendiri. Tanpa Onew sadari, Eun ji
tidak benar-benar sudah pergi. Yeoja itu berdiri tepat di dekat pintu masuk dan
melihat Onew yang sedang mencarinya. Eun Ji menyeringai kecil, “Mungkin ini
artinya sekarang belum saatnya untuk kita kembali bertemu oppa” gumamnya.
***
Sudah seminggu sejak kejadian
itu, dan Onew masih terus menyalahkan dirinya sendiri. Ia tidak akan pernah
lupa. Sekarang Onew tau seberapa bodohnya dia. Kalau saja saat itu ia cepat
menyadarinya, pasti sekarang Eun Ji masih bisa di lihatnya.
“Onew-ssi... Onew-ssi...”
panggil host entah untuk yang keberapa kalinya.
Onew tersentak, ia tersadar
dari angannya. Kini ia bersama ke-4 member yang lain tengah menghadiri suatu acara
Talk Show. Tapi tampaknya jiwa Onew terbang entah kemana tadi.
“Ne?” jawab Onew akhirnya.
“Kau melamun? Aa~ apakah kau memikirkan
seseorang? Apa seorang wanita? Jadi sekarang ada kemajuan. Coba ceritakan pada
kami” goda sang host di ikuti riuh tawa penonton di studio.
“Ah? Anio.. tidak. Tidak
seperti itu” elak Onew cepat.
“Oh sayang sekali. Kami semua
sudah benar-benar penasaran dengan kisah cintamu. Bahkan sampai sekarang kau
tidak terdengar mempunyai pacar. Tidak. Ini lebih parah, kita bahkan tidak
pernah mendengar Onew dekat dengan seorang wanita” balas Host tadi lagi diikuti
tawa semua orang.
“jadi... apa kau masih tidak tertarik dengan wanita
dan cinta seperti yang pernah kau akui dulu?” tanya Host penasaran.
Onew menggaruk tekuknya. “Aaa~
sebenarnya.. ya begitu lah. Ha ha ha” Onew terlihat bingung.
“Baiklah. Mungkin kau tidak
tertarik dengan wanita dan sebagainya. Tapi itu tidak bisa mencegah para wanita
menyukaimu kan?” goda Host tadi antusias.
“Nah sekarang di sini, kami
punya seseorang yang mengaku menyukaimu. Dia akan mengaku langsung di sini.
Silahkan masuk” panggil sang Host.
Tak lama kemudian masuk seorang
yeoja cantik yang juga penyanyi solo pendatang baru, He Jin. Semua orang
bertepuk tangan menyambut kedatangannya.
He Jin bersalaman dengan semua
bintang tamu, tapi saat akan menyalami Onew, namja itu justru berdiri dan
membungkuk tanpa bermaksud membalas uluran tangannya.
“Ooo~ He Jin-ssi, sepertinya
Onew menolakmu. Hahaha” celetuk Host tadi. He Jin menahan tawa, lalu ikut
bergabung dan duduk tak jauh dari Onew.
“Jadi, sshh... He Jin-ssi, apa
yang kau sukai dari Onew? Dan lagi, apa kau tau resiko jika menyukai namja yang
satu ini?” mulai Host tadi lagi penasaran.
He Jin tersenyum manis, lalu
ia menoleh memandang Onew yang terlihat acuh dan sibuk bermain dengan syal
merahnya. “Aku suka semua yang ada padanya. Dia benar-benar berbeda dengan
semua namja yang pernah aku temui” jawab He Jin yang berhasil membuat semua
orang di studio bersorak.
“Onew-ssi... Onew-ssi...” Host
tadi kini beralih memandang Onew yang masih memainkan syalnya.
Key yang menyadari Onew tidak
beraksi, kini bergerak menyenggol namja bermata sipit itu. “Oh.. ye?” Onew
kembali terfokus.
“Lihatlah ini, seorang wanita
cantik tengah menyatakan perasaannya padamu. Apa kau mendengarkan? Bagaimana
menurutmu?”
Onew menoleh menatap He Jin
yang masih setia tersenyum padanya. “Iya. Baiklah. Terima kasih” jawab Onew
nyengir.
Tindakan Onew barusan membuat
semua orang terbahak dan bertepuk tangan. “Ooh~ kau benar-benar namja yang
kejam” sang Host geleng-geleng kepala.
“He Jin-ssi, kau lihat apa
yang dia lakukan padamu? Apa kau yakin menyukai namja ini?” Sang Host tidak
henti-hentinya menggoda.
He Jin tertawa kecil, “tidak.
Aku yakin itu dia. Karena dia yang seperti inilah aku jadi menyukainya”
kelihatannya He Jin tetap bersikeras.
Sang Host baru akan bicara
lagi saat ia menerima tanda bahwa ada telpon masuk. Karena acara ini Live dan
pemirsa di rumah di perkenankan untuk berkomentar, maka Host tadipun menahan
apa yang ingin ia katakan selanjutnya.
“Ah baiklah. Ada telpon yang
masuk. Mari kita dengarkan. Yeoboseyo?” tegur sang Host antusias.
“Hallo...” jawab penelpon di
sebrang.
“Baiklah, dengan siapa
dimana?”
“Umm... seseorang pernah
memanggilku dengan nama ‘Dalee~” jawabnya.
DEG!!!
Onew yang tadinya terlihat
tidak tertarik spontan mengangkat wajahnya. Air mukanya mendadak terlihat
tegang juga bingung. Onew tampak antusias.
“Dalee-ssi, baiklah. Dimana
kau...”
“Aku ingin bertanya..” potong
seseorang yang mengaku sebagai Dalee tadi.
“Oh.. ah, baiklah, tapi
sebelumnya kau diman...”
“Onew oppa, kenapa kau tidak menerima
pernyataan cinta He Jin unnie? Apa kau masih menunggu seseorang?” lagi-lagi
Dalee memotong.
Mendengar itu spontan semua
orangdi studio menoleh memandang Onew. Menunggu seseorang? Siapa maksudnya?
Semua orang tampak berpikir.
Hening.
Studio itu mendadak sunyi
senyap. Semua tatapan kini tertuju pada Onew yang tampak terkejut. Lama situasi
di sana terus begitu sampai akhirnya sang Host menerima tanda untuk kembali
mencairkan suasana.
“Ehm.. Dalee-ssi, begini, kami
rasa pertanyaanmu itu...”
“Oppa... apa kau masih
menunggu? Sampai kapan? Bagaimana kalau benar-benar tidak akan pernah bisa
bertemu lagi?” Dalee lagi-lagi memotong.
“Nona... sup ayam gingsengmu sudah siap..” tiba-tiba terdengar seruan
seorang wanita paruh baya di belakang sana. Dalee terdengar terkejut lalu...
Tuutt.. Tuutt..
Telpon terputus.
“Ooo~ yeoboseyo? Dalee-ssi?
Yeoboseyo?” sang Host terlihat terkejut.
Setelah beberapa saat tak
mendengar jawaban. Akhirnya Host tadi kembali bicara “Sepertinya Dalee-ssi
sedang makan sekarang. Tapi, sup ayam gingseng? Bukankah satu-satunya warung
makan yang menyajikan itu berada tak jauh dari studio kita saat ini?”
celetukkan sang Host membuat semua orang tertawa.
Onew masih diam. Tubuhnya
menegang. Ia masih terduduk tegak dalam diam. Apa yang ia rasakan ini benar?
Apa itu Eun Ji? Tidak. Mana mungkin. Tapi....
Onew berdiri dari duduknya.
Membuat semua orang kembali memandangnya bingung. Tanpa menunggu lagi Onew
pergi berlari meninggalkan studio begitu saja. Mengejutkan semua orang. Tak
dipedulikannya semua orang yang memanggilnya. Tidak bisa terlambat lagi. Kalau
tidak cepat dia akan pergi dari sana.
***
Tuutt.. tuutt..
Eun Ji menutup telponnya.
“Ah~ bibi, kau mengejutkan ku”
Eun Ji mengelus-elus dadanya.
“Ohh~ Maaf nona, aku tidak tau
kalau kau sedang menelpon” jawab bibi tadi.
Eun Ji menghela nafas. Tapi..
eh? Tunggu dulu...
Eun Ji kembali memandangi
telponnya, “Gawat. Aku tidak sengaja menutupnya” seru Eun Ji yang baru
tersadar.
Eun Ji dengan cepat menengok
dan menatap layar televisi harap-harap cemas. Kening Eun Ji berkerut saat di
lihatnya Onew tak ada di sana. Namja itu tak terlihat dimanapun. Aneh. Kemana
dia? Bukankah tadi dia duduk di sana? Belum lagi semua orang di studio terlihat
panik dan kebingungan.
“Anak itu pergi kemana?
Padahal acaranya belum selesai” tegur bibi pemilik toko yang juga menonton
acara tadi.
Eun Ji menoleh, “Bibi, apa
maksudmu Oppa, ah tidak, namja yang bermata sipit itu pergi dari studio? Anda
melihatnya?” tanya Eun Ji ragu.
Wanita paruh baya itu diam
sejenak, kembali memperhatikan televisi kemudian beralih memandang Eun Ji.
“Benar. Aku melihatnya” jawabnya.
Eun Ji tertegun. Beberapa saat
yeoja itu terlihat berpikir. Kemana? Disaat seperti ini kemana Onew pergi?
“Apa aku harus menelpon lagi?”
gumamnya.
Eun Ji kembali memandangi
layar televisi, lalu tepat sedetik setelah itu terdengar pintu masuk toko
terbuka. Eun Ji menoleh.
Eun Ji tertegun. Matanya
sedetikpun tak bisa berpaling dari pemandangan di pintu masuk itu. Seorang
namja dengan syal merahnya berdiri sigap di sana dengan nafas yang
terengah-engah. Namja itu memandang lurus tepat di mata Eun Ji. Menatap Eun Ji
sangat dalam seakan ingin memakannya. Tatapan yang berusaha mendobrak masuk
untuk mengetahui apa yang sedang Eun Ji pikirkan sekarang.
“Oh. Itu namja yang di Tv”
seru bibi pemilik toko.
Onew melangkah maju. Nafasnya
masih tak teratur dan rambutnya juga berantakkan terhempas angin. Baik Onew
maupun Eun Ji, semuanya saling menatap satu sama lain.
“Ketemu...” ucap Onew mendadak
menyeringai lebar begitu berdiri tepat di depan Eun Ji.
“Ketemu... benar-benar
ketemu... akhirnya...” ulang Onew lagi.
“Oppa...” panggil Eun Ji yang
masih tak percaya benar Onew yang kini tengah berdiri di depan matanya. Onew
menengadah menatap langit-langit sambil menyibak rambutnya yang jatuh menutupi
keningnya. Namja itu menahan cairan bening yang entah kapan sudah memupuk di
pelupuk matanya itu agar tidak jatuh.
“Benar. Aku masih menunggu,
karena aku yakin, pasti akan... bertemu lagi” Onew kembali menarik kepalanya
dan memandang Eun Ji lurus. Onew menyeringai lebar, menggambarkan bagaimana
bahagianya dia saat ini. Pancaran matanya tampak begitu berkilau seolah baru
saja menemukan sebuah peti harta karun yang bernilai ribuan juta won.
Tatapan Eun Ji semakin lama
semakin melunak, seutas senyuman manispun mulai tertarik dan tersungging di
kedua sudut bibirnya.
“Oppa, kau menemukanku”
ucapnya.
Onew mengangguk, lalu
melepaskan syal yang melingkar di lehernya. “Dan kali ini tidak boleh lari
lagi” gumam Onew seraya mengikat salah satu pergelangan tangan Eun Ji dengan
ujung syalnya, lalu ujung yang satunya lagi terikat pada tangan kanannya.
“Abrakabra! Huii..huii.. Ho!!
Nah, dengan begini, ikatan ini tidak akan bisa lepas” kata Onew kemudian
setelah mengucapkan mantra pada ikatan syal yang mengikat mereka berdua.
Eun Ji tersenyum kecil,
“Oppa... jangan bercanda” tawanya.
***
Onew menggandeng lengan Eun Ji
sumringah. Tangan kirinya mengait lengan kanan Eun Ji sementara tangan kirinya
mengamit sebuah katalog mini drama yang akan di tampilkan pada acara drama
musical malam itu.
Onew merasa sangat senang.
Untuk pertama kalinya ia dan Eun Ji pergi keluar bersama-sama. Onew terus
melirik Eun Ji, entah kenapa di matanya, semakin lama Eun Ji semakin terlihat
cantik. Ia merasa benar-benar beruntung mengenal yeoja ini, dan karena itu ia
tak akan pernah membiarkan siapapun mendahuluinya untuk memiliki gadis ini.
Onew terus senyum-senyum
cengegesan, sesekali ia menyeringai lebar saat merasakan tangan halus Eun Ji
dalam genggaman tangannya.
Setelah lama mengantri di
pintu masuk, akhirnya Onew dan Eun Ji bisa mengambil tempat duduk. Onew
memandang berkeliling, hampir dari semua orang yang datang adalah pasangan.
Pasalnya drama musical kali ini memang bertemakan sebuah kisah cinta romantis
yang di senangi anak-anak kalangan muda.
Onew kembali menyeringai
lebar, ia semakin bersemangat. Ia sudah bertekad, malam ini ia akan mengakui
perasaannya pada Eun Ji. Ia bahkan sudah berlatih di depan cermin beberapa kali
di sepanjang hari ini. Kali ini harus berhasil.
Lampu di ruangan mulai
meredup. Lalu tirai merah di panggung mulai terangkat. Onew dan Eun Ji duduk
nyaman di kursi dan mulai menikmati pertunjukkan.
Selama menonton pertunjukkan,
Onew dan Eun Ji masih terus berpegangan tangan. Sesekali jemari tangan Onew
mengelus-elus punggung tangan Eun Ji. Membuat Eun Ji sama sekali tak bisa
berhenti untuk tersenyum.
“Eun Ji-ah...” panggil Onew
tiba-tiba.
Eun Ji menoleh, kening Eun Ji
mengerut saat di lihatnya ekspresi Onew tiba-tiba berubah mendung. “Aku hanya
ingin tau...” gumamnya.
Eun Ji masih diam dan menunggu
Onew untuk melanjutkan. “Kenapa kau menghilang? Apa kau menghindariku?”
Eun Ji tersentak. Akhirnya
Onew menanyakan itu. Ia tau hal ini cepat atau lambat akan terjadi. Sementara
mimik wajah Onew terlihat menegang, Eun Ji justru melemparkan senyum.
“Aku tidak bersembunyi. Aku
juga tidak melarikan diri ataupun menghindarimu oppa. Aku hanya berpikir untuk
kembali ke kehidupanku semula” jawab Eun Ji apa adanya.
“Aku mengikuti audisi Sment
karena aku pikir aku akan bertemu denganmu. Lalu setelah semuanya terwujud, aku
mulai merasa sudah cukup sampai di sana. Aku tak peduli apa yang orang katakan
tentang usia ku, itu tidak ada hubungannya. Aku hanya ingin istirahat”
Lanjutnya.
Onew diam sejenak. Ia menarik
tubuhnya dan menunduk. “Tapi kenapa tak menghubungiku?” gumam Onew pelan seakan
berbicara pada dirinya sendiri.
Eun Ji bisa mendengar itu, ia
tersenyum tipis. “Aku merasa belum waktunya. Kalau di saat itu aku
menghubungimu, kau pasti tidak akan membiarkanku keluar oppa. Lagipula aku
perlu waktu untuk meyakinkan perasaanku” jawab Eun Ji yang kini menatap lurus
panggung di depan.
Onew tersentak. Ia menoleh
memandangi Eun Ji yang mulai kembali menikmati pertunjukkan. Onew terlihat
berpikir sesaat lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada panggung
pertunjukkan.
Pertunjukkan sudah hampir
mencapai puncaknya. Perhatian semua orang semakin terfokus. Tapi di saat
seperti ini Onew justru menoleh memandangi Eun Ji di sampingnya. Onew sama
sekali tak memperhatikan pertunjukkan, ia terus saja mengamati wajah Eun Ji
yang terlihat samar di bawah cahaya lampu ruangan yang remang-remang.
Eun Ji yang merasa di
perhatikan spontan menoleh. Wajahnya memanas saat ia di sambut dengan senyuman
manis Onew begitu tatapan mereka bertemu. Saat itu Onew benar-benar terlihat
berbeda. Tak ada lagi gambaran wajah kekanak-kanakkan, yang terlihat hanya
garis wajah yang tegas namun lembut. Senyuman tulus yang begitu menghangatkan
hati Eun Ji.
“Aku sudah berpikir. Aku
percaya pada apa yang kau katakan tadi Eun Ji-ah” ucap Onew lembut.
“ Lagipula...” Onew diam
sejenak. Ia melirik memandang panggung lalu kembali menatap Eun Ji.
Kelihatannya Onew tengah menunggu sesuatu.
“Kau menghilang begitu saja
mungkin ada sisi baiknya juga. Semenjak kau pergi, aku merasa seperti telah membuang
banyak waktu untuk mengerjapkan mataku. Kau tahu kenapa? Karena selama saat
itu, aku tidak bisa melihatmu.” Kalimat yang Onew ucapkan sedetik
setelah itu adalah kalimat yang sama dengan kalimat yang di ucapkan namja
pemeran utama yang berdiri jauh di panggung sana tepat di saat yang bersamaan.
Eun Ji bungkam
dalam keheningan. Wajah Eun Ji memanas. Kalau saja penerangan di ruangan ini
terang benerang, mungkin rona pipinya yang merah sudah bisa terlihat jelas.
Eun Ji masih
terus memandang Onew dengan tatapan matanya yang meneduhkan. Namja itu terlihat
kembali tersenyum manis. Senyuman yang begitu tulus hanya untuknya. Onew
kembali bicara, namja itu membuka mulutnya. Tapi tepat di saat yang sama,
terdengar suara detuman musik yang begitu keras sehingga membuat Eun Ji sama
sekali tak bisa mendengar apa yang Onew katakan.
Eun Ji tak
bergeming. Apa yang Onew katakan tadi? Dari gerak bibirnya sepertinya itu hanya
satu kata yang pendek. Eun Ji baru berniat untuk bertanya tapi Onew sudah
terlebih dahulu kembali mengawasi penggung pertunjukan di depan.
Eun Ji
mengurungkan niatnya. Ia ikut memperhatikan panggung walaupun sebenarnya
otaknya sedang berpikir keras. Berusaha memahami apa yang Onew katakan tadi.
***
Pertunjukkan
sudah berakhir. Semua orang mulai berdiri dari tempat duduknya dan
berbondong-bondong pergi menuju pintu keluar. Begitupula dengan Onew, namja itu
berdiri dari duduknya dan meregangkan otot-otot tubuhnya yang mulai terasa
kaku.
Eun Ji menyusul
di belakang, yeoja itu berdiri dan terus memandangi Onew lama.
“Kajja, kita
juga harus keluar” ucap Onew.
Eun Ji menarik
lengan baju Onew untuk menahan namja itu agar tidak pergi, Onew menoleh.
Tatapan matanya dan Eun Ji bertemu.
“Na do
saranghae, oppa” ucap Eun Ji tiba-tiba.
Mimik wajah
Onew berubah, garis wajahnya mulai meluluh dan seutas senyuman manis tertarik
dari kedua sudut bibirnya. “Aku tau. Kajja, kita harus segera keluar. Setelah
ini ayo kita pergi makan ayam” jawab Onew yang kembali cengegesan.
Eun Ji
tersenyum kecil dan mengangguk. Membiarkan Onew menggenggam tangannya dan
menuntun langkahnya. Eun Ji memandangi punggung lebar Onew yang kelihatan
hangat, kembali teringat olehnya saat Onew mengatakan kalimat itu.
“Saranghae”
Eun Ji
tersenyum manis, ia mempercepat langkahnya dan mengamit lengan Onew.
Membenamkan wajahnya di lengan besar itu walau hanya untuk sekedar mencium wangi
pafrumnya untuk beberapa saat.
Aku mencintaimu oppa. Sangat sangat sangat mencintaimu’ ucap Eun Ji
jauh di dalam lubuk hatinya.
Onew menoleh
dan memandangi Eun Ji yang terus memeluk lengannya. Tatapan mata Onew melembut,
ia sedikit menunduk lalu berbisik “Na do saranghae...”
Fisnish