Minggu, 01 Juli 2012

[FF] STEP - Part 17




Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :  SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi, Kim Jongin as KAI EXO-K
Disclaimer : This story and the plot is originally mine. This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant and just enjoy it guys ^^V

Part 17

Masih dengan menenteng tas kertas berisikkan sepatu yang di belinya, Taemin berjalan lambat menyusuri lorong lantai 2 gedung SMEnt siang itu. Taemin masih memikirkan bagaimana sebaiknya sikapnya saat bertemu dengan Sang Mi nanti. Apa yang harus ia katakan? Apa kabar? Atau lama tidak bertemu? Ah sulit. Masih terasa sulit untuk Taemin agar terlihat baik-baik saja seolah-olah kejadian waktu itu tidak pernah terjadi.
Lagipula bagaimana dengan reaksi Sang-mi nanti? Sejak kejadian itu Taemin menghindarinya. Setelah berbulan-bulan, baru sekarang...
Langkah Taemin berhenti. Sesaat tadi secara tak sengaja ujung matanya menangkap suatu pemandangan yang begitu familiar di bawah sana. Area parkir gedung Sment yang kini tepat di depannya jika dilihat dari jendela. Taemin berjalan mendekati jendela agar bisa melihat lebih dekat pemandangan apa yang ada di bawah sana.
DEG!
Hanya dalam sekejap pancaran mata Taemin mendadak berubah keruh. Sendu, pilu dan lelah. Namja tampan itu tertunduk sesaat, lalu kembali mengangkat sedikit kepalanya dan kembali melihat Sang-mi di bawah sana, bersama Chi Hoon.
Chi Hoon terlihat tersenyum kecil lalu menarik Sang-mi dalam pelukannya. Taemin murung. Ia mendesah lama. Tak ada lagi yang bisa di lakukan. Selama ia pergi, mungkin saja Sang-mi sudah berbaikan kembali dengan namja itu.
Taemin berbalik dan beranjak pergi. Tak ada gunanya ia terus berdiri di sana dan melihat kedua orang itu berpelukan.
---
Sang-mi melepaskan pelukannya dengan Chi Hoon pelan. Entah kenapa, seakan ada yang memaksanya, Sang-mi menoleh menatap gedung SMent tepat di lantai dua. Tepat saat itu ia melihat punggung Taemin yang berbalik lalu beranjak pergi menjauhi jendela. Sang-mi memandangi punggung itu beberapa saat.
“Sekali lagi, selamat atas debutmu” ulang Chi Hoon.
Sang-mi menoleh dan balas tersenyum manis, “Gomawo oppa. Ini semua juga berkat dukunganmu waktu aku baru memulai audisiku dulu” jawab Sang-mi ramah.
Chi Hoon terdiam sejenak, “Kau.. benar- memaafkanku bukan?” tanya nya.
“Aku menyesal mengkhianatimu dengan cara seperti itu, aku menyanyangimu lebih dari apapun di dunia ini....”
***
Key terlihat putus asa, ia sudah mencari kesana kemari untuk mencari shin Yeong. Tapi hasilnya nihil. Bahkan sampai saat inipun dia belum juga bisa menemukan yeoja itu.
Langkah Key semakin lambat, lambat, lambat dan lambat hingga akhirnya berhenti karena lelah. Ia merapat ke tembok lorong gedung SMent dan menyandarkan punggungnya di sana. Kepalanya terangkat menatap langit-langit. Pikirannya melayang kemana-mana. Rasa cemas ini benar-benar mengacaukannya. Yeoja itu, Yoo Shin Yeong. Dimana dia sebenarnya?
“Hyung...” seseorang memanggil.
Key menoleh, terlihat Jongin atau yang sekarang telah di kenal sebagai KAI tengah berdiri tak jauh dari tempat Key bersandar. Key menarik punggungnya dan kembali berdiri tegak.
“Oh kau..” balas Key sekenanya.
“Aku rasa dia masih belum baik. Aku sudah menghiburnya, tapi dia tetap saja menangis..” kata Jongin tiba-tiba.
Mendengar itu sontak Key tampak terbangun dari kelelahannya. “Shin Yeong? Dimana dia?” tanya Key spontan.
---
Key terengah-engah. Namja itu terlihat basah karena keringat akibat kelelahan berlari menaiki setiap anak tangga untuk mencapai tempat ini. Dari semua tempat yang mungkin, entah kenapa Key sama sekali tak terpikir untuk ke tempat ini. Atap gedung.
Di ujung sana, tepat di sebuah kursi kayu panjang di tepi atap, terlihat seorang yeoja duduk merenung memunggunginya. Yeoja itu terlihat tertunduk dalam diam. Kilatan rasa cemas Key kini mulai memudar. Dengan langkah cepat ia berjalan menghampiri yeoja itu.
“Yoo Shin Yeong” panggil Key.
Yeoja itu menoleh, terlihat sedikit terkejut tapi dengan cepat menghapus air matanya yang mulai mengering. Berusaha agar tak menyisakan bekas sedikitpun.
“Aa.. si kerempeng” balas Shin Yeong asal.
“Kau.. sudah pulang” lanjutnya melemah.
Tatapan mata Key tampak mendung. Pelan ia berjalan mendekat dan duduk tepat di samping Shin Yeong. “Aku membawakanmu banyak oleh-oleh” mulai Key.
Shin Yeong tersenyum sinis, “Kau datang ke sini bukan untuk menghiburku? Aku yakin kau pasti sudah mendengar berita itu” Shin Yeong membuang muka untuk menyembunyikan air matanya yang kembali menggenang.
Key melirik sekilas, “Aa~ bagaimana ya.. sshh.. aku ini baru saja sampai di Seoul, punggungku terasa sakit dan pinggangku juga nyeri. Belum lagi kakiku terasa keram karena kesana kemari mencarimu. Aku berkeringat dan bau, aku tidak bisa mengabulkan harapanmu yang pasti ingin sekali aku peluk seperti di sinetron-sinetron” jawab Key panjang lebar.
“Yah aku tau aku tampan, tapi ak...”
“Ya’!!! Kenapa kau malah menyombongkan diri? Oppa, kau ini benar-benar keterlaluan. Apa kau sama sekali tak mengerti perasaanku?!” bentak Shin Yeong tiba-tiba.
“Oh, jadi kau benar-benar ingin aku memelukmu? Lalu meghapus air matamu dan berkata ‘jangan menangis, ada aku disini’, begitukah?” Key mulai ketus.
Wajah Shin Yeong memerah. Entah karena marah ataupun malu. Yeoja itu sama sekali tak membalas. Ia justru menunduk dan menggenggam kedua telapak tangannya begitu erat.
Plok
Key menepuk pucuk kepala Shin Yeong pelan.
“Gwenchana..” kata Key tiba-tiba.
Air mata Shin Yeong kembali jatuh. Meskipun hanya satu kata itu yang terdengar dari bibir Key, Shin Yeong bisa merasakan Key menyemangatinya. “Untuk yang berikutnya, aku akan berusaha...” balas Shin Yeong serak.
Key tersenyum manis, “Hwaiting.” Bisiknya.
***
Soo Hyo meremas ujung bajunya kuat. Mendadak jantungnya berdegup 10 kali lebih cepat saat manik matanya menangkap sosok Jonghyun yang memasuki lobi gedung SMent. Soo Hyo mengigit bibir, sikap kasarnya terakhir kali pada namja itu saat di lift masih terus mengganggu pikirannya.
Saat itu ia benar-benar kehilangan akal sehatnya karena shock saat mengetahui Jonghyun dan Sekyung kembali berpacaran. Ia sama sekali tidak bisa mengontrol sikapnya dengan baik. Soo Hyo benar-benar menyesal atas tindakannya waktu.
Ia ingin menyapa, tapi bibirnya terasa kelu. Apakah pantas ia berprilaku ramah setelah melukai Jonghyun dengan sikapnya?
“Tidak.. bisa” gumam Soo Hyo.
Soo Hyo pun akhirnya menyerah. Ia berbalik dan beranjak pergi menjauh untuk menghindari Jonghyun. Berjalan dan berjalan, tanpa arah dan tujuan yang pasti. Seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya Soo Hyo bergembira atas debutnya. Tapi semua perasaan ini mulai meluap-luap. Ia hanya ingin Jonghyun. Di sini, bersamanya.
Terttt... tertt... tertt..
Ponsel Soo Hyo tiba-tiba berbunyi, ada panggilan masuk oleh nomor tak dikenal.
Mulanya Soo Hyo tak berniat ingin menerima telpon tadi, tapi entah kenapa tiba-tiba terbesit di benaknya raut wajah Jonghyun. Langkah Soo Hyo berhenti, tangannya gemetar. Takut-takut ia menekan tombol terima di ponselnya.
“Yeoboseyo? Eonni, ini aku Sang-mi” jawab Sang-mi di sebrang.
Mendengar itu spontan Soo Hyo menghela nafas panjang. Ia terlihat begitu kecewa. Sungguh. Demi apapun ia benar-benar berharap itu tadi adalah Jonghyun. Walaupun ia tak tau apa yang harus ia katakan, tapi ia hanya ingin mendengar.. suara lembut namja itu.
“Oppa, ini sudah terhubung. Aku ada urusan, jadi aku akan pergi sekarang. Annyeong” terdengar samar-samar suara Sang-mi di ujung telpon.
“Ah~ ne.. gomawo Sang Mi-ah” tiba-tiba suara lembut seorang namja terdengar setelahnya.
DEG!
Jantung Soo Hyo seakan di paksa berhenti. Suara itu... nada suara khasnya.. Tidak salah lagi.. itu...
“Ee~ Soo Hyo-ah, ini aku, Jonghyun” ucap Jonghyun tiba-tiba.
Soo Hyo membekap mulutnya sendiri menahan luapan rasa syukur dan bahagianya. Sesaat ia masih tampak tak percaya, benarkah ini?
“O..oppa.. hiks.. oppa.. ini benar kau?” entah darimana datangnya, Soo Hyo tiba-tiba saja sudah menangis.
“Soo Hyo-ah, ka..kau menangis? Apa terjadi sesuatu? Kau baik-baik saja?” Jonghyun terdengar panik.
Air mata Soo Hyo mengalir jatuh semakin deras. Ia menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ini tidak benar. Tidak seharusnya ia bersikap egois seperti ini. Dia mengharapkan Jonghyun? Tapi ia sudah menyakiti namja itu terakhir kali. Apa harus mematikan telponnya sekarang juga? Kembali menghindarinya?
---
“Yeoboseyo? Soo Hyo-ah, kau masih di sana?” panggil Jonghyun panik saat tak kunjung mendengar jawaban dari yeoja tadi.
“Soo Hyo-ah, aku mohon jangan tutup telponnya. Aku ingin bicara. Dimana kau sekarang?” sambung Jonghyun lagi. Matanya mencari kesana kemari. Kakinya mulai berjalan menyusuri koridor semakin cepat.
Tuttt.. tuttt..tuttt..
Hubungan telpon terputus. Jonghyun tersentak kaget. Ia menarik ponselnya menjauh dari telinganya. Langkahnya semakin melambat. Benar-benar dimatikan.
Langkah Jonghyun benar-benar berhnti tepat di ujung lorong di tikungan. Matanya masih menatap layar ponselnya penuh rasa kecewa. “Shin Soo Hyo...” panggil Jonghyun pelan.
“Sudah kubilang... jangan dimatikan. Kenapa kau sama sekali tak mau mendengar?” Jonghyun mulai berkaca-kaca.
“Oppa.. hiks.. Mianhae. Aku memang bodoh.. aku egois, kejam, menyebalkan”
Jonghyun tersentak, suara itu?
Jonghyun menoleh, di sisi lorong yang lain, tapat beberapa meter di sana terlihat seorang yeoja tengah bediri diam dan menunduk sambil memeluk ponselnya dalam-dalam. Yeoja itu terus saja menangis dan menangis.
“Tidak seharusnya aku memperlakukanmu seperti ini. Aku sama sekali tak berhak membentakmu waktu itu. Aku sama sekali tidak berhak menyakitimu. Padahal kau selalu bersikap baik padaku. Seharusnya aku ikut bahagia saat kau kembali bersama Sekyung unni.. tapi aku malah...” Soo Hyo begumam sendirian dalam tangisnya.
Jonghyun terhenyak. Sebagai seorang namja yang mudah menangis, tentu saja Jonghyun sudah di buat berkaca-kaca di buatnya. Mungkin sekarang, Jonghyun menjadi benar-benar yakin dengan pilihannya. Ia sudah bertekad, akan memulai semuanya dari awal. Benar-benar dari nol, bersama yeoja ini, Shin Soo Hyo.
“Opp..” Soo Hyo yang tadinya mulai ingin merengek lagi mendadak terdiam saat di dengarnya langkah kaki seseorang yang berjalan cepat ke arahnya. Soo Hyo mengangkat kepalanya, tepat di saat itu.. chu~
Jonghyun mengecup bibirnya lembut selama beberapa detik.
“Tentu saja kau berhak memarahiku, karena entah sejak kapan... kau sudah berada di sini..” Jonghyun menunjuk dadanya. “Tepat di dalam hatiku..” lanjutnya.
Jonghyun merogoh saku celananya. Dari sana ia mengeluarkan sebuah kalung yang di belinya saat di paris kemarin. Tanpa menunggu reaksi Soo Hyo yang masih tertegun dalam angannya, Jonghyun bergerak mengalungkan kalung tadi di leher indah Soo Hyo.
“Na do saranghae, Soo Hyo-ah” bisik Jonghyun lembut di telinga yeoja cantik itu.
***
“Tenang... tenanglah” Onew mengelus-elus dadanya sendiri untuk menenangkan dirinya yang mulai merasa gerah. Entah sudah keberapa kalinya, lagi-lagi ia melihat Hyung Seok berusaha PDKT dengan yeojanya, Eun Ji.
Oke, mungkin kelewatan menyebut Eun Ji adalah ‘yeojanya’. Tapi tetap saja, secara tidak langsung pasti akan menjadi seperti itu mengingat Onew dan Eun Ji sudah kenal lama.
Onew berusaha untuk rileks. Ia merapikan pakaiannya juga tatanan rambutnya. Setelah yakin tak ada benda apapun di wajahnya, akhirnya Onew memberanikan diri melangkah lebih jauh menghampiri kedua orang itu.
“Oh Hyung Seok-ah... Hahaha.. halo” Onew menyapa Hyung Seok tiba-tiba. Mematahkan pembicaraan Hyung Seok dan Eun Ji barusan.
“Kau semakin terlihat tampan...” Onew bergerak merangkul Hyung Seok. Saat pandangan Onew dan Eun Ji bertemu, Onew berusaha untuk memperlihatkan senyuman terbaiknya. Cheese..
“Tapi tetap saja tidak akan bisa setampan aku..” gumam Onew pelan.
“Ne?!” Hyung Seok yang merasa mendengar sesuatu spontan bersuara.
“Oh.. A-ani. Apa yang sedang kalian bicarakan? Pasti bukan sesuatu yang berhubungan dengan ken-can-kan?” Onew berusaha ramah dengan menunjukkan senyuman lebarnya.
Pandangan Onew dan Hyung Seok bertemu. Kedua namja itu terus beradu pandang. Saling menatap satu sama lain lama.
“Hyung, bagaimana kau bisa tau? Aku baru saja mengajak Eun Ji noona nonton ke bioskop” jawab Hyung Seok akhirnya.
Glek!
Jleb!
Jegar Jeger!!!
Terasa tersambar petir di siang bolong, ketancep pisau, sampai gondokkan. Senyum Onew luntur layaknya salju yang mencair. Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali menatap Hyung Seok memastikan namja itu tidak serius.
“Se..serius?” Onew terlihat kaget.
Hyung Seok balas menatap Onew tak gentar. Membuat jantung Onew berdetak tak karuan, bahkan berhasil membuatnya berkeringat menunggu jawaban namja muda itu.
“Tidak. Aku hanya bercanda -,-‘ ..” jawab Hyung Seok datar.
“Hah?” Onew mangap.
“Hehehe... aku bercanda hyung. Sebenarnya...” Hyung Seok sedikit mendekat dan berbisik “Aku sudah dengar tentang kedekatan kalian. Aku patah hati, tapi saat aku tau Eun Ji noona menyukaimu sejak di bangku SMP, aku sadar kalau benar-benar tidak ada kesempatan sama sekali untukku..” jelasnya.
Ngek.
Bisa di pastikan wajah Onew memerah sempurna. Gugup Onew beralih memandang Eun Ji yang hanya tersenyum kecil. “Kau bisa saja.. jangan buat aku malu” Onew menyikut Hyung Seok pelan.
“Hehehe...” Onew nyengir kuda dan menepuk-nepuk pundak Hyung Seok tanpa sedetikpun mengalihkan padangannya dari Eun Ji.
‘Oppa, mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya aku melihat sikap kekanak-kanakkanmu...’ bisik Eun Ji dalam hati. Keputusannya sudah bulat. Dia akan keluar, dan tidak ada satu orangpun yang akan tau.
.To Be Countinued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar