Title
: STEP
Author
: Puthrie Shairis As
Genre
: Romance, Friendship
Lenght
: Chaptered
Main cast :
SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam
Sang-mi
Support
Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi, Kim Jongin as KAI EXO-K
Disclaimer : This story and the plot is originally mine.
This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
Part 17
Masih dengan menenteng tas
kertas berisikkan sepatu yang di belinya, Taemin berjalan lambat menyusuri
lorong lantai 2 gedung SMEnt siang itu. Taemin masih memikirkan bagaimana
sebaiknya sikapnya saat bertemu dengan Sang Mi nanti. Apa yang harus ia
katakan? Apa kabar? Atau lama tidak bertemu? Ah sulit. Masih terasa sulit untuk
Taemin agar terlihat baik-baik saja seolah-olah kejadian waktu itu tidak pernah
terjadi.
Lagipula bagaimana dengan
reaksi Sang-mi nanti? Sejak kejadian itu Taemin menghindarinya. Setelah
berbulan-bulan, baru sekarang...
Langkah Taemin berhenti.
Sesaat tadi secara tak sengaja ujung matanya menangkap suatu pemandangan yang
begitu familiar di bawah sana. Area parkir gedung Sment yang kini tepat di
depannya jika dilihat dari jendela. Taemin berjalan mendekati jendela agar bisa
melihat lebih dekat pemandangan apa yang ada di bawah sana.
DEG!
Hanya dalam sekejap pancaran
mata Taemin mendadak berubah keruh. Sendu, pilu dan lelah. Namja tampan itu
tertunduk sesaat, lalu kembali mengangkat sedikit kepalanya dan kembali melihat
Sang-mi di bawah sana, bersama Chi Hoon.
Chi Hoon terlihat tersenyum
kecil lalu menarik Sang-mi dalam pelukannya. Taemin murung. Ia mendesah lama.
Tak ada lagi yang bisa di lakukan. Selama ia pergi, mungkin saja Sang-mi sudah
berbaikan kembali dengan namja itu.
Taemin berbalik dan beranjak
pergi. Tak ada gunanya ia terus berdiri di sana dan melihat kedua orang itu
berpelukan.
---
Sang-mi melepaskan pelukannya
dengan Chi Hoon pelan. Entah kenapa, seakan ada yang memaksanya, Sang-mi
menoleh menatap gedung SMent tepat di lantai dua. Tepat saat itu ia melihat punggung
Taemin yang berbalik lalu beranjak pergi menjauhi jendela. Sang-mi memandangi
punggung itu beberapa saat.
“Sekali lagi, selamat atas
debutmu” ulang Chi Hoon.
Sang-mi menoleh dan balas
tersenyum manis, “Gomawo oppa. Ini semua juga berkat dukunganmu waktu aku baru
memulai audisiku dulu” jawab Sang-mi ramah.
Chi Hoon terdiam sejenak,
“Kau.. benar- memaafkanku bukan?” tanya nya.
“Aku menyesal mengkhianatimu
dengan cara seperti itu, aku menyanyangimu lebih dari apapun di dunia ini....”
***
Key terlihat putus asa, ia
sudah mencari kesana kemari untuk mencari shin Yeong. Tapi hasilnya nihil.
Bahkan sampai saat inipun dia belum juga bisa menemukan yeoja itu.
Langkah Key semakin lambat,
lambat, lambat dan lambat hingga akhirnya berhenti karena lelah. Ia merapat ke
tembok lorong gedung SMent dan menyandarkan punggungnya di sana. Kepalanya
terangkat menatap langit-langit. Pikirannya melayang kemana-mana. Rasa cemas
ini benar-benar mengacaukannya. Yeoja itu, Yoo Shin Yeong. Dimana dia
sebenarnya?
“Hyung...” seseorang
memanggil.
Key menoleh, terlihat Jongin
atau yang sekarang telah di kenal sebagai KAI tengah berdiri tak jauh dari
tempat Key bersandar. Key menarik punggungnya dan kembali berdiri tegak.
“Oh kau..” balas Key
sekenanya.
“Aku rasa dia masih belum baik.
Aku sudah menghiburnya, tapi dia tetap saja menangis..” kata Jongin tiba-tiba.
Mendengar itu sontak Key
tampak terbangun dari kelelahannya. “Shin Yeong? Dimana dia?” tanya Key
spontan.
---
Key terengah-engah. Namja itu
terlihat basah karena keringat akibat kelelahan berlari menaiki setiap anak
tangga untuk mencapai tempat ini. Dari semua tempat yang mungkin, entah kenapa
Key sama sekali tak terpikir untuk ke tempat ini. Atap gedung.
Di ujung sana, tepat di sebuah
kursi kayu panjang di tepi atap, terlihat seorang yeoja duduk merenung
memunggunginya. Yeoja itu terlihat tertunduk dalam diam. Kilatan rasa cemas Key
kini mulai memudar. Dengan langkah cepat ia berjalan menghampiri yeoja itu.
“Yoo Shin Yeong” panggil Key.
Yeoja itu menoleh, terlihat sedikit
terkejut tapi dengan cepat menghapus air matanya yang mulai mengering. Berusaha
agar tak menyisakan bekas sedikitpun.
“Aa.. si kerempeng” balas Shin
Yeong asal.
“Kau.. sudah pulang” lanjutnya
melemah.
Tatapan mata Key tampak
mendung. Pelan ia berjalan mendekat dan duduk tepat di samping Shin Yeong. “Aku
membawakanmu banyak oleh-oleh” mulai Key.
Shin Yeong tersenyum sinis,
“Kau datang ke sini bukan untuk menghiburku? Aku yakin kau pasti sudah mendengar
berita itu” Shin Yeong membuang muka untuk menyembunyikan air matanya yang
kembali menggenang.
Key melirik sekilas, “Aa~
bagaimana ya.. sshh.. aku ini baru saja sampai di Seoul, punggungku terasa
sakit dan pinggangku juga nyeri. Belum lagi kakiku terasa keram karena kesana
kemari mencarimu. Aku berkeringat dan bau, aku tidak bisa mengabulkan harapanmu
yang pasti ingin sekali aku peluk seperti di sinetron-sinetron” jawab Key
panjang lebar.
“Yah aku tau aku tampan, tapi
ak...”
“Ya’!!! Kenapa kau malah
menyombongkan diri? Oppa, kau ini benar-benar keterlaluan. Apa kau sama sekali
tak mengerti perasaanku?!” bentak Shin Yeong tiba-tiba.
“Oh, jadi kau benar-benar
ingin aku memelukmu? Lalu meghapus air matamu dan berkata ‘jangan menangis,
ada aku disini’, begitukah?” Key mulai ketus.
Wajah Shin Yeong memerah.
Entah karena marah ataupun malu. Yeoja itu sama sekali tak membalas. Ia justru
menunduk dan menggenggam kedua telapak tangannya begitu erat.
Plok
Key menepuk pucuk kepala Shin
Yeong pelan.
“Gwenchana..” kata Key
tiba-tiba.
Air mata Shin Yeong kembali
jatuh. Meskipun hanya satu kata itu yang terdengar dari bibir Key, Shin Yeong
bisa merasakan Key menyemangatinya. “Untuk yang berikutnya, aku akan
berusaha...” balas Shin Yeong serak.
Key tersenyum manis,
“Hwaiting.” Bisiknya.
***
Soo Hyo meremas ujung bajunya
kuat. Mendadak jantungnya berdegup 10 kali lebih cepat saat manik matanya
menangkap sosok Jonghyun yang memasuki lobi gedung SMent. Soo Hyo mengigit
bibir, sikap kasarnya terakhir kali pada namja itu saat di lift masih terus
mengganggu pikirannya.
Saat itu ia benar-benar
kehilangan akal sehatnya karena shock saat mengetahui Jonghyun dan Sekyung
kembali berpacaran. Ia sama sekali tidak bisa mengontrol sikapnya dengan baik.
Soo Hyo benar-benar menyesal atas tindakannya waktu.
Ia ingin menyapa, tapi
bibirnya terasa kelu. Apakah pantas ia berprilaku ramah setelah melukai
Jonghyun dengan sikapnya?
“Tidak.. bisa” gumam Soo Hyo.
Soo Hyo pun akhirnya menyerah.
Ia berbalik dan beranjak pergi menjauh untuk menghindari Jonghyun. Berjalan dan
berjalan, tanpa arah dan tujuan yang pasti. Seharusnya tidak seperti ini.
Seharusnya Soo Hyo bergembira atas debutnya. Tapi semua perasaan ini mulai
meluap-luap. Ia hanya ingin Jonghyun. Di sini, bersamanya.
Terttt... tertt... tertt..
Ponsel Soo Hyo tiba-tiba
berbunyi, ada panggilan masuk oleh nomor tak dikenal.
Mulanya Soo Hyo tak berniat
ingin menerima telpon tadi, tapi entah kenapa tiba-tiba terbesit di benaknya
raut wajah Jonghyun. Langkah Soo Hyo berhenti, tangannya gemetar. Takut-takut
ia menekan tombol terima di ponselnya.
“Yeoboseyo? Eonni, ini aku
Sang-mi” jawab Sang-mi di sebrang.
Mendengar itu spontan Soo Hyo
menghela nafas panjang. Ia terlihat begitu kecewa. Sungguh. Demi apapun ia
benar-benar berharap itu tadi adalah Jonghyun. Walaupun ia tak tau apa yang
harus ia katakan, tapi ia hanya ingin mendengar.. suara lembut namja itu.
“Oppa, ini sudah terhubung.
Aku ada urusan, jadi aku akan pergi sekarang. Annyeong” terdengar samar-samar
suara Sang-mi di ujung telpon.
“Ah~ ne.. gomawo Sang Mi-ah”
tiba-tiba suara lembut seorang namja terdengar setelahnya.
DEG!
Jantung Soo Hyo seakan di
paksa berhenti. Suara itu... nada suara khasnya.. Tidak salah lagi.. itu...
“Ee~ Soo Hyo-ah, ini aku,
Jonghyun” ucap Jonghyun tiba-tiba.
Soo Hyo membekap mulutnya
sendiri menahan luapan rasa syukur dan bahagianya. Sesaat ia masih tampak tak
percaya, benarkah ini?
“O..oppa.. hiks.. oppa.. ini
benar kau?” entah darimana datangnya, Soo Hyo tiba-tiba saja sudah menangis.
“Soo Hyo-ah, ka..kau menangis?
Apa terjadi sesuatu? Kau baik-baik saja?” Jonghyun terdengar panik.
Air mata Soo Hyo mengalir
jatuh semakin deras. Ia menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ini tidak benar.
Tidak seharusnya ia bersikap egois seperti ini. Dia mengharapkan Jonghyun? Tapi
ia sudah menyakiti namja itu terakhir kali. Apa harus mematikan telponnya
sekarang juga? Kembali menghindarinya?
---
“Yeoboseyo? Soo Hyo-ah, kau
masih di sana?” panggil Jonghyun panik saat tak kunjung mendengar jawaban dari
yeoja tadi.
“Soo Hyo-ah, aku mohon jangan
tutup telponnya. Aku ingin bicara. Dimana kau sekarang?” sambung Jonghyun lagi.
Matanya mencari kesana kemari. Kakinya mulai berjalan menyusuri koridor semakin
cepat.
Tuttt.. tuttt..tuttt..
Hubungan telpon terputus.
Jonghyun tersentak kaget. Ia menarik ponselnya menjauh dari telinganya.
Langkahnya semakin melambat. Benar-benar dimatikan.
Langkah Jonghyun benar-benar
berhnti tepat di ujung lorong di tikungan. Matanya masih menatap layar
ponselnya penuh rasa kecewa. “Shin Soo Hyo...” panggil Jonghyun pelan.
“Sudah kubilang... jangan
dimatikan. Kenapa kau sama sekali tak mau mendengar?” Jonghyun mulai
berkaca-kaca.
“Oppa.. hiks.. Mianhae. Aku
memang bodoh.. aku egois, kejam, menyebalkan”
Jonghyun tersentak, suara itu?
Jonghyun menoleh, di sisi
lorong yang lain, tapat beberapa meter di sana terlihat seorang yeoja tengah
bediri diam dan menunduk sambil memeluk ponselnya dalam-dalam. Yeoja itu terus
saja menangis dan menangis.
“Tidak seharusnya aku
memperlakukanmu seperti ini. Aku sama sekali tak berhak membentakmu waktu itu.
Aku sama sekali tidak berhak menyakitimu. Padahal kau selalu bersikap baik
padaku. Seharusnya aku ikut bahagia saat kau kembali bersama Sekyung unni..
tapi aku malah...” Soo Hyo begumam sendirian dalam tangisnya.
Jonghyun terhenyak. Sebagai
seorang namja yang mudah menangis, tentu saja Jonghyun sudah di buat
berkaca-kaca di buatnya. Mungkin sekarang, Jonghyun menjadi benar-benar yakin
dengan pilihannya. Ia sudah bertekad, akan memulai semuanya dari awal.
Benar-benar dari nol, bersama yeoja ini, Shin Soo Hyo.
“Opp..” Soo Hyo yang tadinya mulai
ingin merengek lagi mendadak terdiam saat di dengarnya langkah kaki seseorang
yang berjalan cepat ke arahnya. Soo Hyo mengangkat kepalanya, tepat di saat
itu.. chu~
Jonghyun mengecup bibirnya
lembut selama beberapa detik.
“Tentu saja kau berhak memarahiku,
karena entah sejak kapan... kau sudah berada di sini..” Jonghyun menunjuk
dadanya. “Tepat di dalam hatiku..” lanjutnya.
Jonghyun merogoh saku
celananya. Dari sana ia mengeluarkan sebuah kalung yang di belinya saat di
paris kemarin. Tanpa menunggu reaksi Soo Hyo yang masih tertegun dalam
angannya, Jonghyun bergerak mengalungkan kalung tadi di leher indah Soo Hyo.
“Na do saranghae, Soo Hyo-ah”
bisik Jonghyun lembut di telinga yeoja cantik itu.
***
“Tenang... tenanglah” Onew
mengelus-elus dadanya sendiri untuk menenangkan dirinya yang mulai merasa
gerah. Entah sudah keberapa kalinya, lagi-lagi ia melihat Hyung Seok berusaha PDKT dengan yeojanya, Eun Ji.
Oke, mungkin kelewatan menyebut Eun Ji adalah ‘yeojanya’.
Tapi tetap saja, secara tidak langsung pasti akan menjadi seperti itu mengingat
Onew dan Eun Ji sudah kenal lama.
Onew berusaha untuk rileks. Ia merapikan pakaiannya juga
tatanan rambutnya. Setelah yakin tak ada benda apapun di wajahnya, akhirnya
Onew memberanikan diri melangkah lebih jauh menghampiri kedua orang itu.
“Oh Hyung Seok-ah... Hahaha.. halo” Onew menyapa Hyung
Seok tiba-tiba. Mematahkan pembicaraan Hyung Seok dan Eun Ji barusan.
“Kau semakin terlihat tampan...” Onew bergerak merangkul
Hyung Seok. Saat pandangan Onew dan Eun Ji bertemu, Onew berusaha untuk
memperlihatkan senyuman terbaiknya. Cheese..
“Tapi tetap saja tidak akan bisa setampan aku..” gumam
Onew pelan.
“Ne?!” Hyung Seok yang merasa mendengar sesuatu spontan
bersuara.
“Oh.. A-ani. Apa yang sedang kalian bicarakan? Pasti
bukan sesuatu yang berhubungan dengan ken-can-kan?” Onew berusaha ramah dengan
menunjukkan senyuman lebarnya.
Pandangan Onew dan Hyung Seok
bertemu. Kedua namja itu terus beradu pandang. Saling menatap satu sama lain
lama.
“Hyung, bagaimana kau bisa
tau? Aku baru saja mengajak Eun Ji noona nonton ke bioskop” jawab Hyung Seok
akhirnya.
Glek!
Jleb!
Jegar Jeger!!!
Terasa tersambar petir di
siang bolong, ketancep pisau, sampai gondokkan. Senyum Onew luntur layaknya
salju yang mencair. Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali menatap Hyung Seok
memastikan namja itu tidak serius.
“Se..serius?” Onew terlihat
kaget.
Hyung Seok balas menatap Onew
tak gentar. Membuat jantung Onew berdetak tak karuan, bahkan berhasil
membuatnya berkeringat menunggu jawaban namja muda itu.
“Tidak. Aku hanya bercanda
-,-‘ ..” jawab Hyung Seok datar.
“Hah?” Onew mangap.
“Hehehe... aku bercanda hyung.
Sebenarnya...” Hyung Seok sedikit mendekat dan berbisik “Aku sudah dengar
tentang kedekatan kalian. Aku patah hati, tapi saat aku tau Eun Ji noona
menyukaimu sejak di bangku SMP, aku sadar kalau benar-benar tidak ada
kesempatan sama sekali untukku..” jelasnya.
Ngek.
Bisa di pastikan wajah Onew
memerah sempurna. Gugup Onew beralih memandang Eun Ji yang hanya tersenyum
kecil. “Kau bisa saja.. jangan buat aku malu” Onew menyikut Hyung Seok pelan.
“Hehehe...” Onew nyengir kuda
dan menepuk-nepuk pundak Hyung Seok tanpa sedetikpun mengalihkan padangannya
dari Eun Ji.
‘Oppa, mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya aku
melihat sikap kekanak-kanakkanmu...’ bisik Eun Ji dalam hati. Keputusannya sudah bulat.
Dia akan keluar, dan tidak ada satu orangpun yang akan tau.
.To Be Countinued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar