Title
: STEP
Author
: Puthrie Shairis As
Genre
: Romance, Friendship
Lenght
: Chaptered
Main cast :
SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support
Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi, Kim Jongin as KAI EXO-K
Disclaimer : This story and the plot is originally mine.
This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
Part 15
Hening.
Kedua orang itu terus saja diam dan tak ada yang
ingin kembali memulai pembicaraan. Sudah hampir setengah jam mereka terus
begitu. Bahkan saling melirik pun tidak. Suasana canggung benar-benar terasa di
antara keduanya.
Taemin berdiri bersandar di tembok di ujung anak
tangga, sementara Sang-mi duduk meringkuk di anak tangga ke-4. Sejak kejadian
itu, dimana Taemin yang tiba-tiba menyatakan cintanya pada Sang-mi, kedua orang
itu hanya bisa saling diam dan berbagi keheningan. Keduanya terlihat sibuk dengan
pikirannya masing-masing.
Taemin terlihat gugup dan cemas dengan jawaban yang
akan diberikan Sang-mi nanti. Ia terus menunggu dan menunggu hingga Sang-mi
kembali mulai bicara. Dia membiarkan Sang-mi berpikir. Tapi tetap saja, di
sudut lain hatinya ia merasa benar-benar ceroboh, kenapa dia terlalu gegabah
dan langsung menyatakan cinta begitu saja? Padahal Taemin sangat tau ini bukan
saat yang tepat, Sang-mi sedang terluka. Itu sangat jelas terlihat. Bagaimana
kalau dia di tolak? Apa yang akan terjadi dengan jalinan pertemanan mereka?
Di sisi lain, Sang-mi terus menunduk. Tangisnya
memang berhasil di buat berhenti, bagaimana tidak? Taemin tiba-tiba datang dan
mengatakan hal yang benar-benar membuatnya terkejut. Sempat terbesit di
benaknya untuk mengatakan iya saat itu, tapi tidak. Bukan itu yang ingin ia
lakukan. Taemin memang baik, namja itu juga begitu memperhatikannya dan
melindunginya. Tapi tetap saja, ia tidak bisa semudah itu membuang Chi Hoon
dari dalam hatinya. Ini terlalu cepat, lagipula ia tidak memilki perasaan
spesial pada Taemin..
Teman. Hanya sebatas itu. Selama apapun ia
memikirkannya, hanya kata itu yang tergambarkan di otaknya jika mengingat
Taemin. Dia oppa yang baik, tapi jika sebagai pacar, itu tidak bisa. Terlalu
tiba-tiba, terlalu aneh dan terlalu memusingkan. Hanya satu yang jelas, “Aku
menyukai Chi Hoon oppa. Tidak ada yang lain” tiba-tiba Sang-mi bergumam cukup
keras.
Taemin menoleh. Dirasakannya jantungnya berdegup
dengan sangat cepat di luar kendali. Kalimat itu ada kalimat yang paling Taemin
hindari. Firasatnya buruk.
“Mianhae oppa, aku.. tidak bisa. Mian” lanjut
Sang-mi yang masih tertunduk, tak sanggup untuk melihat Taemin.
Seperti di jatuhi ribuan ton batu-batu besar,
Taemin merasa begitu terpukul dan terluka. Kecewa? Tentu saja. Dia baru saja di
tolak, oleh.. Sang-mi. Hatinya benar-benar sakit. “Ka..kau tidak perlu
menjawabnya sekarang SangMi-ah, ka..kau bisa berpikir lagi. Kau bisa memberiku
jawabannya kapan saja. Minggu depan, bulan depan a..ataupun tahun depan juga tidak
masalah. Aku akan me..”
“Mianhae.. oppa” keluhan kecil Sang-mi terdengar
bergetar. Sepertinya yeoja cantik itu kembali ingin menangis. Menghentikan
ucapan Taemin dan membuat namja tampan itu benar-benar tak bisa melakukan
apapun lagi. Menyadarkan namja itu bahwa, selama apapun Sang-mi berpikir,
jawabannya akan selalu tidak.
Taemin tertunduk lemas, tak bersuara sedikitpun.
Sang-mi yang menyadari Taemin pasti terpukul dan
sakit hati karenanya, spontan kembali menangis keras. “Mianhae. Mianhae. Aku.. hanya..
tidak bisa. Aku mencintai Chi Hoon oppa lebih dari siapapun. Aku tidak bisa
melupakannya begitu saja.. tidak bisa.. Mianhae..” jerit Sang-mi di sela isak
tangisnya.
Sang-mi terus mengatakan kata ‘Mianhae’
berulang-ulang kali. Penuh dengan nada penyesalan. Puluhan, hingga mungkin
ratusan kali ia terus mengatakan itu dan Taemin tetap juga tidak bergeming.
Namja itu terus diam dalam tunduk kepalanya. Shock. Perasaan itu tertanam
terlalu dalam di hatinya.
“Mi..anhae.. Mian..” suara Sang-mi sudah terdengar
serak dan melambat.
“Oppa..Mian..”
“Gwenchana…” Taemin akhirnya mengangkat kepalanya
dan menoleh memandang Sang-mi yang tampak kelelahan. “Aku tidak apa-apa. Itu
hakmu. Aku tidak bisa memaksa, lagipula aku yang keterlaluan. Aku tau kau
sedang bersedih tapi aku malah… Mianhae. Maafkan aku” lanjut Taemin menyesal.
Sang-mi menggeleng, “oppa tidak harus begi..”
“Ah, aku harus pergi sekarang. Mian” potong Taemin
cepat , tetap berusaha tersenyum sebelum pergi berlalu begitu saja, dengan
setitik air mata yang sejak tadi terus ia tahan karena tak ingin Sang-mi
melihatnya.
***
“Wah.. lipgloss ini benar-benar cantik. Aku mau
coba” seru Soo Hyo cukup keras dengan sengaja. Mendengar seruan itu Shin Yeong
yang sedang asik dengan ponselnya spontan menoleh, matanya membola begitu
melihat Soo Hyo yang berlagak di depan cermin untuk mencoba lipglossnya.
“Kyaaaa..!!! Andwae!!!” pekik Shin Yeong histeris
seraya melompat dari tempat tidurnya untuk menerkam Soo Hyo.
“Jangan meminjam barang-barangku seenaknya!!!”
teriak Shin Yeong menggebu-gebu seraya merebut paksa liplossnya dari tangan Soo
Hyo. Soo Hyo mengangkat satu alisnya, “karena itu pemberian Key aku jadi tidak
boleh pinjam? Biasanya aku pinjam barang-barangmu juga tidak masalah” tembak
Soo Hyo langsung.
DEG!
Wajah Shin Yeong spontan memerah seperti udang
rebus, “ti..tidak seperti itu. Ini.. bukan seperti yang kau pikirkan. Aku
hanya.. tidak..” Shin Yeong kelabakan. Yeoja itu panik, ia tidak bisa
memikirkan alasan apapun untuk membantah Soo Hyo.
“Hmmpphh.. Puahahaha~ lihat wajahmu.. aneh sekali.
Hahahaha” tiba-tiba Soo Hyo terbahak keras.
Deerrtt..derrtt..derrtt..
Tiba-tiba ponsel Shin Yeong yang di tinggalkan di
tempat tidur bergetar, berhasil membuat Soo Hyo dan Shin Yeong menoleh
bersamaan. Hening. Keduanya hanya diam dan memandangi ponsel Shin Yeong. Tapi
di detik berikutnya, keduanya berlari dan melompat untuk mendapatkan ponsel
itu.
“Kyaaa… tidak. Unnie!! Tidak, jangan lihat!!!”
pekik Shin Yeong panik karena Soo Hyo berhasil mendapatkan ponselnya lebih
dulu. Shin Yeong berusaha merebut kembali ponselnya, tetapi Soo Hyo justru
mengangkat ponselnya tinggi-tinggi sehingga ia tidak bisa menggapainya.
“Aku sedang makan siang. Cepat makan sana, kanibal”
Soo Hyo membaca pesan masuk tadi. Soo Hyo melirik nama si pengirim. “Key?”
gumam Soo Hyo nyengir.
“Kembalikan. Kembalikan..” Shin Yeong mulai
merengek dengan wajah yang semakin memerah. Soo Hyo terbahak, “Kalian bahkan
sudah bertukar nomor telpon? Kemajuan kalian benar-benar pesat”
***
“Ee~ jadi, kau selalu melihatku?” tanya Onew dengan
wajah merah merona karena malu. Eun Ji tersentak kaget, mendadak wajahnya ikut
memerah. Bisa Eun Ji rasakan jantungnya lagi dan lagi berdetak semakin
bertambah cepat.
Kini Onew dan Eun Ji sedang asik makan siang di
kedai Mr.Yoon yang terletak tak terlalu jauh dari gedung Sment (ini tempat yang
sama dengan kedai tempat Minho-HyeSun kencan di part sebelumnya). Entah
keberanian darimana, saat tidak sengaja bertemu Eun Ji di lobi gedung SMent
tadi, tiba-tiba Onew mengajak Eun Ji untuk makan siang disana. Maka di sinilah
mereka sekarang.
Mulanya mereka sudah cukup nyaman satu sama lain
dengan membicarakan tentang sistem training di Sment, tapi entah bagaimana
tiba-tiba pembicaraan mereka merembet ke hal-hal di jaman SMP-SMA dulu, dan hal
ini membuat keduanya mendadak merasa canggung karena malu.
“itu.. sebernarnya..” Eun Ji tertunduk semakin
dalam.
“Ah itu, anu.. Dalee~ yang mengatakannya padaku
waktu itu. Ee- benar juga, mungkin dia bohong…”
“A—ani. Itu.. memang benar. Ma..maafkan aku jika
kau merasa terganggu dengan sikapku waktu itu oppa. Kau pasti berpikir aku ini
penguntit dan sebagainya..” sergah Eun Ji cepat.
Heh?
Dia mengakuinya? Eun Ji jadi.. benar-benar memperhatikanku?! Hehehe
Aigo
aku benar-benar malu >,<
Bagaimana
ini? Aku senang sekali….!!!!’ Pekik Onew dalam hati.
“Ehm.. Tidak. Aku tidak berpikir begitu. Hehehe..
santai saja Eun Ji-ah” jawab Onew berlagak tenang, padahal jauh di dalam hati
ia justru bersorak sorai dan berbunga-bunga.
Eun Ji menunduk semakin malu. Ia gugup, tegang dan
tidak bisa mengendalikan perasaannya. Mungkin di mata orang lain ia terlihat
dewasa dan tenang, tapi jika sudah berhadapan dengan namja ini, semua image itu
hilang. Bayangkan saja, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia pergi makan
siang bersama Onew. Sunbae yang sudah hampir selama 7 tahun ini ia kagumi.
Hening.
Itulah yang terjadi jika keduanya hanya terus diam.
Beberapa kali Onew dan Eun Ji saling melirik satu sama lain dan tatapan mereka
selalu saja bertemu. Membuat keduanya mendadak panik dan membuang muka.
“Ya’ Jinki!! Dia pacarmu juga?” seru Mr.Yoon
tiba-tiba, mengejutkan Onew dan Eun Ji.
“M..mwo?” Jantung Onew mendadak berdegup semakin cepat
di luar kendali. Namja itu panik, ia memandang Mr.Yoon dan Eun Ji bergantian.
“A..anio. Bukan. Kami hanya berteman. Tidak seperti
itu” jawab Onew panik.
Raut wajah Eun Ji semakin memerah, “itu benar.
Jinki oppa adalah sunbaeku saat di SMA dulu” jawab Eun Ji setenang dan sejelas
mungkin.
“Oh. Aku pikir kalian berpacaran. Karena kemarin
Minho juga datang bersama pacarnya. Sayang sekali, padahal aku pikir kalian
saling menyukai” lanjut Mr.Yoon seraya mengerling nakal pada Onew dan Eun Ji.
DEG!
Onew dan Eun Ji spontan saling bertukar pandang.
Sudah cukup. Keduanya benar-benar sudah lebih merah daripada udang rebus.
***
“Mwo?! Jinjja? Jonghyun oppa dan Sekyung unnie
pacaran-lagi? Maksudmu mereka balikan?” pekik salah satu trainee histeris.
DEG!
Mau bagaimanapun, Soo Hyo tertarik untuk menoleh.
“pacaran..lagi?” ulang Soo Hyo pelan, terbesit dari nada bicaranya perasaan
takut dan was-was.
“sssttt… bodoh! Jangan keras-keras. Ini
rahasia!”tegur trainee yang lain.
“Ouh maaf. Tapi tapi.. bagaimana bisa? Kau tau dari
mana? Bahkan berita hebat seperti itupun tidak ada di Koran, apa
wartawan-wartawan itu belum tau?”
“Aku mendengarnya sendiri. Saat camp kemarin, aku
tidak sengaja mendengar pembicaraan Jonghyun oppa di telpon. Dia berkata
seperti ini ‘Aku juga sangat senang kita bisa kembali berpacaran seperti
dulu, Sekyung-ah’. Aku benar-benar shock!”
“KYaaa… kenapa begitu? Akan lebih baik kalau
Jonghyun oppa single kan? Aku benar-benar patah hati.. hiks”
Soo Hyo tertegun. Mendadak tubuhnya melemas.
Tiba-tiba perasaannya menjadi kacau balau. Apa benar? Jonghyun dan Sekyung
berbaikan? Sejak kapan?
“Perasaan apa ini? Sesak sekali..” gumam Soo Hyo
lirih.
***
“Mulai minggu ini hingga beberapa bulan kedepan,
jadwal kalian akan sangat padat. Karena terlalu sibuk, lain kali kalian tidak
usah mampir ke gedung managemen, langsung ke lokasi konser ataupun
pertunjukkan, setelah itu kembali ke dorm dan maksimalkan waktu untuk
istirahat. Kalian akan benar-benar lelah” ucap manager hyung seraya menutup
buku daftar schedule SHINee siang itu.
“Intinya waktu bersantai-santai sudah selesai. Jaga
kesehatan, jangan sampai ada yang sakit. Kita harus terus mengejar jadwal”
lanjut manager hyung lagi.
Onew, Minho, Jonghyun, dan Key mengangguk-angguk
mengerti. “Baiklah, sekarang sebaiknya kalian kembali ke dorm untuk istirahat”
manager hyung mengakhiri rapat mereka siang itu.
“Tidak mampir ke gedung management? Itu artinya
kita tidak akan datang ke sini lagi selama berbulan-bulan?” Tanya Onew memastikan.
Mendengar pertanyaan Onew, seakan baru tersadar
dari bencana besar, Key, Minho, Onew dan Jonghyun saling bertukar pandang.
“Omo.. itu artinya..” pekik Key seakan mewakili apa yang ada di pikiran member
yang lain.
“Payah..” entah bagaimana, di detik yang bersamaan
ke-4 namja itu tiba-tiba bergegas merogoh saku celananya dan mengeluarkan
ponsel mereka masing-masing.
“Ee-Hye Sun-ah, kita harus bertemu” ucap Minho
cepat saat Hye Sun mengangkat telponnya.
“Hey hey.. Yoo Shin Yeong, aku ingin bertemu.
Titik!” sambung Key yang juga ternyata menelpon.
“Eun Ji-ah, aku akan pergi jauh. Tunggulah aku.
Aarghh,... aku tidak mungkin mengatakan itu.. ottokhae?” Onew mengacak-acak
rambutnya frustasi.
“Aku lupa..” seru Jonghyun tiba-tiba.
“Aku kan tidak punya nomor ponselnya!” seru
Jonghyun tiba-tiba. Onew menoleh, “Hah? Oh.. omo.. aku juga tidak punya nomor
ponsel Eun Ji. Hiaaa… ottokhae? Ottokhae?” Onew tampak panik.
Di tengah kepanikan Onew, Jonghyun tampak sibuk
kembali mengotak atik daftar kontak di ponselnya. Berharap mungkin ada nomor
ponsel Soo Hyo terselip di sana. “benar-benar tidak ada…” gumam Jonghyun
kecewa.
“Eh?!” Jonghyun terhenti tepat saat manik matanya
menangkap nama’Sekyung’ di daftar kontaknya. Ia memandangi nomor itu lama.
Benar.
Kenapa yang teringat pertama kali olehku malah Soo Hyo? Bukankah orang yang
harus ku beri tau adalah Sekyung?Dia pacarku kan?’ Jonghyun baru tersadar akan tingkah anehnya.
Jonghyun kembali memandangi nama Sekyung tadi, tapi
yang teringat di otaknya justru raut wajah yeoja itu, Shin Soo Hyo. Jonghyun
menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, tapi tetap saja ia merasa harus
bicara dengan yeoja itu, bukan Sekyung.
“Baiklah, aku akan bicara padanya dulu” putus
Jonghyun akhirnya dan mengurungkan niatnya untuk menghubungi Sekyung.
“Taemin-ah, ada apa? Kau terus berdiam diri seperti
itu sejak tadi” tegur Key mengalihkan perhatian Jonghyun, Onew dan Minho untuk
bergerak menengok menatap Taemin.
“Aku baik-baik saja hyung.. Hhe” Taemin tampak
memaksakan dirinya untuk tertawa. Mungkin aku harus bersyukur, dengan begini
akan lebih mudah untukku mengindari Sang-mi. Aku tidak tau harus bersikap
bagaimana jika bertemu dengannya..’pikir Taemin murung.
***
“Ada apa?” Tanya Shin Yeong kebingungan saat
tiba-tiba Key mengajaknya bertemu.
“Aku akan sibuk selama beberapa bulan kedepan. Jadi
lebih baik kita tidak bisa bertemu lagi. Selamat tinggal” jawab Key datar lalu
berbalik pergi meninggalkan Shin Yeong begitu saja.
“Hah?! Hey! Kau memintaku datang hanya untuk ini?”
pekik Shin Yeong kaget.
Langkah Key berhenti, ia menoleh lalu berjalan
berbalik menghampiri Shin Yeong. “Jangan khawatir, kau masih bisa
menghubungiku. Walaupun aku sangaaat sibuk, akan ku sempatkan diri untuk
mengangkat telponmu.. Jangan sedih seperti itu..” Key menepuk-nepuk pundak Shin
Yeong pelan.
“Mwo?!” pekik Shin Yeong semakin kesal.
---
“Hye Sun-ah, setelah ini kami akan sangat sibuk.
Jadi kemungkinan untuk kita bertemu sangat kecil. Tapi jangan khawatir, aku
akan selalu menghubungimu” ucap Minho meyakinkan.
Hye Sun tersenyum manis, “Baiklah oppa. Aku pasti akan menunggumu”
---
“Eee~ Eun Ji-ah, ini nomor telponku” Onew
menyodorkan secarik kertas berisikan nomor ponselnya pada Eun Ji. Kening Eun Ji
berkerut, ragu-ragu ia mengambil kertas tadi dari tangan Onew.
“Aku.. aku akan kembali. Jadi.. Ee~ tung..tunggu..”
kata-kata Onew terputus-putus karena gugup.
“oppa?” tegur Eun Ji yang masih kebingungan.
“Hubungi aku setelah ini, kalau kau merasa ingin
bicara padaku, kau bisa menelponku.. tung..tunggulah aku. Jangan pergi dengan
namja lain!!” seru Onew tegas. mengejutkan Eun Ji.
“O..oppa..”
---
“Soo Hyo-ah!!!” Panggil Jonghyun nyengir begitu
menemukan sosok Soo Hyo di lobi gedung. Bisa Jonghyun lihat yeoja itu menoleh
melihatnya. Jonghyun melambaikan tangan dan menyeringai semakin lebar.
“Eh?!” Jonghyun tersentak kaget saat di lihatnya
Soo Hyo tiba-tiba berlari cepat menjauhinya lalu masuk menuju lift. “Soo
Hyo-ah!! Ya’!! Tunggu!!” seru Jonghyun keras seraya berlari mengejar yeoja itu.
Pintu lift belum juga tertutup, Soo Hyo terlihat
terkejut saat melihat Jonghyun hampir mencapai lift yang di naikinya.
Berkali-kali Soo Hyo menekan-nekan beberapa kali tombol lift dengan paksa agar
segera naik dan menutup, tapi sia-sia. Jonghyun lebih dulu berhasil
menyusulnya.
“AKenapa lari? Aku ingin bicara..” ucap Jonghyun
ngos-ngosan.
Soo Hyo terdiam di sudut lift dan memandangi
Jonghyun yang kelelahan dalam diam. “Ah, Tidak..” pekik Soo Hyo saat tiba-tiba
pintu lift tertutup.
Jonghyun mendongak. Tingkah laku Soo Hyo
benar-benar terlihat semakin aneh.
“Ada apa?” Jonghyun bermaksud menyentuh lengan
SooHyo, tapi Soo Hyo yang bisa membaca niat Jonghyun dengan cepat menepisnya.
“Jangan begini. Aku tidak mau bertemu denganmu. Aku
tidak mau…” ucap Soo Hyo tiba-tiba. Jonghyun tertegun, “Soo Hyo-ah, kau
menangis?” tegur Jonghyun kaget dan bermaksud untuk menyentuh Soo Hyo lagi.
“Tidak! Jangan bersikap baik padaku. Oppa.. jangan
memberiku harapan. Jangan bersikap seolah-olah kau menyukaiku. Karena kau yang
seperti ini lah aku jadi menyukaimu. Saat kau sudah memiliki pacar, aku harus
bagaimana? Aku terlalu menyukaimu. Aku tidak bisa ikut bergembira atas baiknya
hubunganmu dengan Sekyung unnie. Tidak bisa…” keluh Soo Hyo di sela isak
tangisnya.
.To Be Countinued.