Rabu, 06 Juni 2012

[FF] STEP - Part 15




Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :  SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi, Kim Jongin as KAI EXO-K
Disclaimer : This story and the plot is originally mine. This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant and just enjoy it guys ^^V

Part 15

Hening.
Kedua orang itu terus saja diam dan tak ada yang ingin kembali memulai pembicaraan. Sudah hampir setengah jam mereka terus begitu. Bahkan saling melirik pun tidak. Suasana canggung benar-benar terasa di antara keduanya.
Taemin berdiri bersandar di tembok di ujung anak tangga, sementara Sang-mi duduk meringkuk di anak tangga ke-4. Sejak kejadian itu, dimana Taemin yang tiba-tiba menyatakan cintanya pada Sang-mi, kedua orang itu hanya bisa saling diam dan berbagi keheningan. Keduanya terlihat sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Taemin terlihat gugup dan cemas dengan jawaban yang akan diberikan Sang-mi nanti. Ia terus menunggu dan menunggu hingga Sang-mi kembali mulai bicara. Dia membiarkan Sang-mi berpikir. Tapi tetap saja, di sudut lain hatinya ia merasa benar-benar ceroboh, kenapa dia terlalu gegabah dan langsung menyatakan cinta begitu saja? Padahal Taemin sangat tau ini bukan saat yang tepat, Sang-mi sedang terluka. Itu sangat jelas terlihat. Bagaimana kalau dia di tolak? Apa yang akan terjadi dengan jalinan pertemanan mereka?
Di sisi lain, Sang-mi terus menunduk. Tangisnya memang berhasil di buat berhenti, bagaimana tidak? Taemin tiba-tiba datang dan mengatakan hal yang benar-benar membuatnya terkejut. Sempat terbesit di benaknya untuk mengatakan iya saat itu, tapi tidak. Bukan itu yang ingin ia lakukan. Taemin memang baik, namja itu juga begitu memperhatikannya dan melindunginya. Tapi tetap saja, ia tidak bisa semudah itu membuang Chi Hoon dari dalam hatinya. Ini terlalu cepat, lagipula ia tidak memilki perasaan spesial pada Taemin..
Teman. Hanya sebatas itu. Selama apapun ia memikirkannya, hanya kata itu yang tergambarkan di otaknya jika mengingat Taemin. Dia oppa yang baik, tapi jika sebagai pacar, itu tidak bisa. Terlalu tiba-tiba, terlalu aneh dan terlalu memusingkan. Hanya satu yang jelas, “Aku menyukai Chi Hoon oppa. Tidak ada yang lain” tiba-tiba Sang-mi bergumam cukup keras.
Taemin menoleh. Dirasakannya jantungnya berdegup dengan sangat cepat di luar kendali. Kalimat itu ada kalimat yang paling Taemin hindari. Firasatnya buruk.
“Mianhae oppa, aku.. tidak bisa. Mian” lanjut Sang-mi yang masih tertunduk, tak sanggup untuk melihat Taemin.
Seperti di jatuhi ribuan ton batu-batu besar, Taemin merasa begitu terpukul dan terluka. Kecewa? Tentu saja. Dia baru saja di tolak, oleh.. Sang-mi. Hatinya benar-benar sakit. “Ka..kau tidak perlu menjawabnya sekarang SangMi-ah, ka..kau bisa berpikir lagi. Kau bisa memberiku jawabannya kapan saja. Minggu depan, bulan depan a..ataupun tahun depan juga tidak masalah. Aku akan me..”
“Mianhae.. oppa” keluhan kecil Sang-mi terdengar bergetar. Sepertinya yeoja cantik itu kembali ingin menangis. Menghentikan ucapan Taemin dan membuat namja tampan itu benar-benar tak bisa melakukan apapun lagi. Menyadarkan namja itu bahwa, selama apapun Sang-mi berpikir, jawabannya akan selalu tidak.
Taemin tertunduk lemas, tak bersuara sedikitpun.
Sang-mi yang menyadari Taemin pasti terpukul dan sakit hati karenanya, spontan kembali menangis keras. “Mianhae. Mianhae. Aku.. hanya.. tidak bisa. Aku mencintai Chi Hoon oppa lebih dari siapapun. Aku tidak bisa melupakannya begitu saja.. tidak bisa.. Mianhae..” jerit Sang-mi di sela isak tangisnya.
Sang-mi terus mengatakan kata ‘Mianhae’ berulang-ulang kali. Penuh dengan nada penyesalan. Puluhan, hingga mungkin ratusan kali ia terus mengatakan itu dan Taemin tetap juga tidak bergeming. Namja itu terus diam dalam tunduk kepalanya. Shock. Perasaan itu tertanam terlalu dalam di hatinya.
“Mi..anhae.. Mian..” suara Sang-mi sudah terdengar serak dan melambat.
“Oppa..Mian..”
“Gwenchana…” Taemin akhirnya mengangkat kepalanya dan menoleh memandang Sang-mi yang tampak kelelahan. “Aku tidak apa-apa. Itu hakmu. Aku tidak bisa memaksa, lagipula aku yang keterlaluan. Aku tau kau sedang bersedih tapi aku malah… Mianhae. Maafkan aku” lanjut Taemin menyesal.
Sang-mi menggeleng, “oppa tidak harus begi..”
“Ah, aku harus pergi sekarang. Mian” potong Taemin cepat , tetap berusaha tersenyum sebelum pergi berlalu begitu saja, dengan setitik air mata yang sejak tadi terus ia tahan karena tak ingin Sang-mi melihatnya.
***
“Wah.. lipgloss ini benar-benar cantik. Aku mau coba” seru Soo Hyo cukup keras dengan sengaja. Mendengar seruan itu Shin Yeong yang sedang asik dengan ponselnya spontan menoleh, matanya membola begitu melihat Soo Hyo yang berlagak di depan cermin untuk mencoba lipglossnya.
“Kyaaaa..!!! Andwae!!!” pekik Shin Yeong histeris seraya melompat dari tempat tidurnya untuk menerkam Soo Hyo.
“Jangan meminjam barang-barangku seenaknya!!!” teriak Shin Yeong menggebu-gebu seraya merebut paksa liplossnya dari tangan Soo Hyo. Soo Hyo mengangkat satu alisnya, “karena itu pemberian Key aku jadi tidak boleh pinjam? Biasanya aku pinjam barang-barangmu juga tidak masalah” tembak Soo Hyo langsung.
DEG!
Wajah Shin Yeong spontan memerah seperti udang rebus, “ti..tidak seperti itu. Ini.. bukan seperti yang kau pikirkan. Aku hanya.. tidak..” Shin Yeong kelabakan. Yeoja itu panik, ia tidak bisa memikirkan alasan apapun untuk membantah Soo Hyo.
“Hmmpphh.. Puahahaha~ lihat wajahmu.. aneh sekali. Hahahaha” tiba-tiba Soo Hyo terbahak keras.
Deerrtt..derrtt..derrtt..
Tiba-tiba ponsel Shin Yeong yang di tinggalkan di tempat tidur bergetar, berhasil membuat Soo Hyo dan Shin Yeong menoleh bersamaan. Hening. Keduanya hanya diam dan memandangi ponsel Shin Yeong. Tapi di detik berikutnya, keduanya berlari dan melompat untuk mendapatkan ponsel itu.
“Kyaaa… tidak. Unnie!! Tidak, jangan lihat!!!” pekik Shin Yeong panik karena Soo Hyo berhasil mendapatkan ponselnya lebih dulu. Shin Yeong berusaha merebut kembali ponselnya, tetapi Soo Hyo justru mengangkat ponselnya tinggi-tinggi sehingga ia tidak bisa menggapainya.
“Aku sedang makan siang. Cepat makan sana, kanibal” Soo Hyo membaca pesan masuk tadi. Soo Hyo melirik nama si pengirim. “Key?” gumam Soo Hyo nyengir.
“Kembalikan. Kembalikan..” Shin Yeong mulai merengek dengan wajah yang semakin memerah. Soo Hyo terbahak, “Kalian bahkan sudah bertukar nomor telpon? Kemajuan kalian benar-benar pesat”
***
“Ee~ jadi, kau selalu melihatku?” tanya Onew dengan wajah merah merona karena malu. Eun Ji tersentak kaget, mendadak wajahnya ikut memerah. Bisa Eun Ji rasakan jantungnya lagi dan lagi berdetak semakin bertambah cepat.
Kini Onew dan Eun Ji sedang asik makan siang di kedai Mr.Yoon yang terletak tak terlalu jauh dari gedung Sment (ini tempat yang sama dengan kedai tempat Minho-HyeSun kencan di part sebelumnya). Entah keberanian darimana, saat tidak sengaja bertemu Eun Ji di lobi gedung SMent tadi, tiba-tiba Onew mengajak Eun Ji untuk makan siang disana. Maka di sinilah mereka sekarang.
Mulanya mereka sudah cukup nyaman satu sama lain dengan membicarakan tentang sistem training di Sment, tapi entah bagaimana tiba-tiba pembicaraan mereka merembet ke hal-hal di jaman SMP-SMA dulu, dan hal ini membuat keduanya mendadak merasa canggung karena malu.
“itu.. sebernarnya..” Eun Ji tertunduk semakin dalam.
“Ah itu, anu.. Dalee~ yang mengatakannya padaku waktu itu. Ee- benar juga, mungkin dia bohong…”
“A—ani. Itu.. memang benar. Ma..maafkan aku jika kau merasa terganggu dengan sikapku waktu itu oppa. Kau pasti berpikir aku ini penguntit dan sebagainya..” sergah Eun Ji cepat.
Heh? Dia mengakuinya? Eun Ji jadi.. benar-benar memperhatikanku?! Hehehe
Aigo aku benar-benar malu >,<
Bagaimana ini? Aku senang sekali….!!!!’ Pekik Onew dalam hati.
“Ehm.. Tidak. Aku tidak berpikir begitu. Hehehe.. santai saja Eun Ji-ah” jawab Onew berlagak tenang, padahal jauh di dalam hati ia justru bersorak sorai dan berbunga-bunga.
Eun Ji menunduk semakin malu. Ia gugup, tegang dan tidak bisa mengendalikan perasaannya. Mungkin di mata orang lain ia terlihat dewasa dan tenang, tapi jika sudah berhadapan dengan namja ini, semua image itu hilang. Bayangkan saja, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia pergi makan siang bersama Onew. Sunbae yang sudah hampir selama 7 tahun ini ia kagumi.
Hening.
Itulah yang terjadi jika keduanya hanya terus diam. Beberapa kali Onew dan Eun Ji saling melirik satu sama lain dan tatapan mereka selalu saja bertemu. Membuat keduanya mendadak panik dan membuang muka.
“Ya’ Jinki!! Dia pacarmu juga?” seru Mr.Yoon tiba-tiba, mengejutkan Onew dan Eun Ji.
“M..mwo?” Jantung Onew mendadak berdegup semakin cepat di luar kendali. Namja itu panik, ia memandang Mr.Yoon dan Eun Ji bergantian.
“A..anio. Bukan. Kami hanya berteman. Tidak seperti itu” jawab Onew panik.
Raut wajah Eun Ji semakin memerah, “itu benar. Jinki oppa adalah sunbaeku saat di SMA dulu” jawab Eun Ji setenang dan sejelas mungkin.
“Oh. Aku pikir kalian berpacaran. Karena kemarin Minho juga datang bersama pacarnya. Sayang sekali, padahal aku pikir kalian saling menyukai” lanjut Mr.Yoon seraya mengerling nakal pada Onew dan Eun Ji.
DEG!
Onew dan Eun Ji spontan saling bertukar pandang. Sudah cukup. Keduanya benar-benar sudah lebih merah daripada udang rebus.
***
“Mwo?! Jinjja? Jonghyun oppa dan Sekyung unnie pacaran-lagi? Maksudmu mereka balikan?” pekik salah satu trainee histeris.
DEG!
Mau bagaimanapun, Soo Hyo tertarik untuk menoleh. “pacaran..lagi?” ulang Soo Hyo pelan, terbesit dari nada bicaranya perasaan takut dan was-was.
“sssttt… bodoh! Jangan keras-keras. Ini rahasia!”tegur trainee yang lain.
“Ouh maaf. Tapi tapi.. bagaimana bisa? Kau tau dari mana? Bahkan berita hebat seperti itupun tidak ada di Koran, apa wartawan-wartawan itu belum tau?”
“Aku mendengarnya sendiri. Saat camp kemarin, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan Jonghyun oppa di telpon. Dia berkata seperti ini ‘Aku juga sangat senang kita bisa kembali berpacaran seperti dulu, Sekyung-ah’. Aku benar-benar shock!”
“KYaaa… kenapa begitu? Akan lebih baik kalau Jonghyun oppa single kan? Aku benar-benar patah hati.. hiks”
Soo Hyo tertegun. Mendadak tubuhnya melemas. Tiba-tiba perasaannya menjadi kacau balau. Apa benar? Jonghyun dan Sekyung berbaikan? Sejak kapan?
“Perasaan apa ini? Sesak sekali..” gumam Soo Hyo lirih.
***
“Mulai minggu ini hingga beberapa bulan kedepan, jadwal kalian akan sangat padat. Karena terlalu sibuk, lain kali kalian tidak usah mampir ke gedung managemen, langsung ke lokasi konser ataupun pertunjukkan, setelah itu kembali ke dorm dan maksimalkan waktu untuk istirahat. Kalian akan benar-benar lelah” ucap manager hyung seraya menutup buku daftar schedule SHINee siang itu.
“Intinya waktu bersantai-santai sudah selesai. Jaga kesehatan, jangan sampai ada yang sakit. Kita harus terus mengejar jadwal” lanjut manager hyung lagi.
Onew, Minho, Jonghyun, dan Key mengangguk-angguk mengerti. “Baiklah, sekarang sebaiknya kalian kembali ke dorm untuk istirahat” manager hyung mengakhiri rapat mereka siang itu.
“Tidak mampir ke gedung management? Itu artinya kita tidak akan datang ke sini lagi selama berbulan-bulan?”  Tanya Onew memastikan.
Mendengar pertanyaan Onew, seakan baru tersadar dari bencana besar, Key, Minho, Onew dan Jonghyun saling bertukar pandang. “Omo.. itu artinya..” pekik Key seakan mewakili apa yang ada di pikiran member yang lain.
“Payah..” entah bagaimana, di detik yang bersamaan ke-4 namja itu tiba-tiba bergegas merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel mereka masing-masing.
“Ee-Hye Sun-ah, kita harus bertemu” ucap Minho cepat saat Hye Sun mengangkat telponnya.
“Hey hey.. Yoo Shin Yeong, aku ingin bertemu. Titik!” sambung Key yang juga ternyata menelpon.
“Eun Ji-ah, aku akan pergi jauh. Tunggulah aku. Aarghh,... aku tidak mungkin mengatakan itu.. ottokhae?” Onew mengacak-acak rambutnya frustasi.
“Aku lupa..” seru Jonghyun tiba-tiba.
“Aku kan tidak punya nomor ponselnya!” seru Jonghyun tiba-tiba. Onew menoleh, “Hah? Oh.. omo.. aku juga tidak punya nomor ponsel Eun Ji. Hiaaa… ottokhae? Ottokhae?” Onew tampak panik.
Di tengah kepanikan Onew, Jonghyun tampak sibuk kembali mengotak atik daftar kontak di ponselnya. Berharap mungkin ada nomor ponsel Soo Hyo terselip di sana. “benar-benar tidak ada…” gumam Jonghyun kecewa.
“Eh?!” Jonghyun terhenti tepat saat manik matanya menangkap nama’Sekyung’ di daftar kontaknya. Ia memandangi nomor itu lama.
Benar. Kenapa yang teringat pertama kali olehku malah Soo Hyo? Bukankah orang yang harus ku beri tau adalah Sekyung?Dia pacarku kan?’ Jonghyun baru tersadar akan tingkah anehnya.
Jonghyun kembali memandangi nama Sekyung tadi, tapi yang teringat di otaknya justru raut wajah yeoja itu, Shin Soo Hyo. Jonghyun menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, tapi tetap saja ia merasa harus bicara dengan yeoja itu, bukan Sekyung.
“Baiklah, aku akan bicara padanya dulu” putus Jonghyun akhirnya dan mengurungkan niatnya untuk menghubungi Sekyung.
“Taemin-ah, ada apa? Kau terus berdiam diri seperti itu sejak tadi” tegur Key mengalihkan perhatian Jonghyun, Onew dan Minho untuk bergerak menengok menatap Taemin.
“Aku baik-baik saja hyung.. Hhe” Taemin tampak memaksakan dirinya untuk tertawa. Mungkin aku harus bersyukur, dengan begini akan lebih mudah untukku mengindari Sang-mi. Aku tidak tau harus bersikap bagaimana jika bertemu dengannya..’pikir Taemin murung.
***
“Ada apa?” Tanya Shin Yeong kebingungan saat tiba-tiba Key mengajaknya bertemu.
“Aku akan sibuk selama beberapa bulan kedepan. Jadi lebih baik kita tidak bisa bertemu lagi. Selamat tinggal” jawab Key datar lalu berbalik pergi meninggalkan Shin Yeong begitu saja.
“Hah?! Hey! Kau memintaku datang hanya untuk ini?” pekik Shin Yeong kaget.
Langkah Key berhenti, ia menoleh lalu berjalan berbalik menghampiri Shin Yeong. “Jangan khawatir, kau masih bisa menghubungiku. Walaupun aku sangaaat sibuk, akan ku sempatkan diri untuk mengangkat telponmu.. Jangan sedih seperti itu..” Key menepuk-nepuk pundak Shin Yeong pelan.
“Mwo?!” pekik Shin Yeong semakin kesal.
---
“Hye Sun-ah, setelah ini kami akan sangat sibuk. Jadi kemungkinan untuk kita bertemu sangat kecil. Tapi jangan khawatir, aku akan selalu menghubungimu” ucap Minho meyakinkan.
Hye Sun tersenyum manis,  “Baiklah oppa. Aku pasti akan menunggumu”
---
“Eee~ Eun Ji-ah, ini nomor telponku” Onew menyodorkan secarik kertas berisikan nomor ponselnya pada Eun Ji. Kening Eun Ji berkerut, ragu-ragu ia mengambil kertas tadi dari tangan Onew.
“Aku.. aku akan kembali. Jadi.. Ee~ tung..tunggu..” kata-kata Onew terputus-putus karena gugup.
“oppa?” tegur Eun Ji yang masih kebingungan.
“Hubungi aku setelah ini, kalau kau merasa ingin bicara padaku, kau bisa menelponku.. tung..tunggulah aku. Jangan pergi dengan namja lain!!” seru Onew tegas. mengejutkan Eun Ji.
“O..oppa..”
---
“Soo Hyo-ah!!!” Panggil Jonghyun nyengir begitu menemukan sosok Soo Hyo di lobi gedung. Bisa Jonghyun lihat yeoja itu menoleh melihatnya. Jonghyun melambaikan tangan dan menyeringai semakin lebar.
“Eh?!” Jonghyun tersentak kaget saat di lihatnya Soo Hyo tiba-tiba berlari cepat menjauhinya lalu masuk menuju lift. “Soo Hyo-ah!! Ya’!! Tunggu!!” seru Jonghyun keras seraya berlari mengejar yeoja itu.
Pintu lift belum juga tertutup, Soo Hyo terlihat terkejut saat melihat Jonghyun hampir mencapai lift yang di naikinya. Berkali-kali Soo Hyo menekan-nekan beberapa kali tombol lift dengan paksa agar segera naik dan menutup, tapi sia-sia. Jonghyun lebih dulu berhasil menyusulnya.
“AKenapa lari? Aku ingin bicara..” ucap Jonghyun ngos-ngosan.
Soo Hyo terdiam di sudut lift dan memandangi Jonghyun yang kelelahan dalam diam. “Ah, Tidak..” pekik Soo Hyo saat tiba-tiba pintu lift tertutup.
Jonghyun mendongak. Tingkah laku Soo Hyo benar-benar terlihat semakin aneh.
“Ada apa?” Jonghyun bermaksud menyentuh lengan SooHyo, tapi Soo Hyo yang bisa membaca niat Jonghyun dengan cepat menepisnya.
“Jangan begini. Aku tidak mau bertemu denganmu. Aku tidak mau…” ucap Soo Hyo tiba-tiba. Jonghyun tertegun, “Soo Hyo-ah, kau menangis?” tegur Jonghyun kaget dan bermaksud untuk menyentuh Soo Hyo lagi.
“Tidak! Jangan bersikap baik padaku. Oppa.. jangan memberiku harapan. Jangan bersikap seolah-olah kau menyukaiku. Karena kau yang seperti ini lah aku jadi menyukaimu. Saat kau sudah memiliki pacar, aku harus bagaimana? Aku terlalu menyukaimu. Aku tidak bisa ikut bergembira atas baiknya hubunganmu dengan Sekyung unnie. Tidak bisa…” keluh Soo Hyo di sela isak tangisnya.
.To Be Countinued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar