Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast : SHINee,
Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Cameo : Shin Sekyung
Disclaimer : This story and the plot is originally mine.
This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
Part
8
.STEP
Jonghyun versi.
Dengan susah payah Shin Yeong berusaha untuk membuka
pintu kamar dengan kedua tangan yang sibuk membawa nampan berisi seporsi besar
mie dan segelas air. Saat Shin Yeong berhasil membuka pintu, tiba-tiba
telinganya secara tak sengaja menangkap percakapan Eun Ji dan Soo Hyo.
“Ini hari pertama
camp, aku pikir ini akan menyenangkan, tapi aku mengacaukan semuanya.
Sepertinya besok aku harus benar-benar
pulang... ke rumah, seperti yang Mr.Kim katakan..” ucap Soo Hyo serak.
“Mwoya? Unnie... jangan
bercanda!” seru Sang-mi mendahului Shin Yeong yang masih tampak terkejut di
tempatnya.
Soo Hyo menatap Sang-mi
sekilas, lalu beralih memandang Shin Yeong di pintu masuk kamar. Soo Hyo
tersenyum kecut, “Gwenchana. Aku memang payah. Sejak awal memang sudah
kesalahanku sendiri karena suka menyelinap keluar asrama. Aku tidak tau
bagaimana, tapi sepertinya Mr.Kim mengetahui semuanya” cerita Soo Hyo tetap
berusaha memperlihatkan senyumnya.
Eun Ji, Sang-mi dan Shin
Yeong hanya bisa diam. Tak ada satupun dari ketiganya yang tampak ingin angkat
bicara. Meskipun begitu, bisa terlihat dengan jelas guratan kesedihan di setiap
garis-garis wajah ketiganya. Sang-mi dan Eun Ji hanya bisa menunduk, sementara
Shin Yeong terlihat sedikit kesal dan menggenggam nampan yang di bawanya begitu
kuat. Masih sambil terus menahan air matanya, Shin Yeong berjalan masuk dan
meletakkan nampan tadi di meja di dekat tempat tidur Soo Hyo.
“Bagaimana Mr.Kim bisa
tau?! Hanya aku, Eun Ji unnie, dan Sang-mi yang tau kebiasaan burukmu! Juga Hye
Sun, karena dia teman satu ka.....” belum sempat Shin Yeong menyelesaikan
kata-katanya. Mendadak ia terdiam.
Seperti menyadari
sesuatu, Sang mi, Eun Ji dan Shin Yeong spontan saling menatap satu sama lain.
“Eun Bi.... yeoja sombong itu... Argghh!!!!” runtuk Shin Yeong sebal setengah
mati.
***
Jonghyun berjalan lambat
keluar dari ruang istirahat di ikuti Onew, Taemin dan Minho. Saat mencapai
pintu, ke-4 namja itu berpapasan dnegan Key yang tampak sedikit kebingungan.
“Mau kemana? Bukankah
harus ada yang di interogasi?” tanya Key melirik Onew, Minho dan Taemin lalu
Jonghyun. “Kau terlambat. Kami baru saja selesai. Beruntung Jonghyun hanya di
tegur untuk tidak mengulangi apa yang dia lakukan hari ini. Jadi sekarang
sebaiknya kita kembali ke kamar dan beristirahat” jawab Onew seraya berjalan
menuju lantai dua di ikuti Minho dan Taemin.
Key mengangguk-angguk
kecil. Setelah ke-3 member yang lain pergi, Key pun beralih memandang Jonghyun.
“Apa yang kau lakukan hyung?! Ini pertama kalinya kau seperti ini. Apa karena
yeoja itu?” tanya Key penuh selidik.
Jonghyun hanya nyengir
cengegesan, “Sudahlah. Jangan banyak tanya. Aku sudah di sidang habis-habisan
tadi. Kajja, kau juga harus beristirahat” Jonghyun mendorong Key agar segera
pergi kembali ke kamar.
“Aku ingin menyegarkan
pikiranku sebentar di halaman” lanjut Jonghyun lagi.
“Kau tidak bermaksud
untuk menyelinap keluar lagi kan hyung?” Key tampak begitu was-was.
“Tidak. Aku hanya pergi
sebentar” Jonghyun kembali mendorong Key. Mulanya Key tampak sangat keberatan
dan melawan, tapi karena terus di desak akhirnya Key pun menyerah dan menurut.
Setelah kepergian Key,
raut wajah Jonghyun mendadak berubah murung. Teringat kembali di benaknya raut
wajah dan senyuman terpaksa Soo Hyo saat yeoja itu keluar dari ruangan Mr.Kim
dan tak sengaja berpapasan dengannya.
“Gwenchana.
Mr.Kim hanya menasehatiku. Baiklah, aku harus kembali”
Jonghyun mendesah.
Begitulah jawaban Soo Hyo saat ia bertanya apa yang Mr.Kim katakan padanya
tentang kejadian siang tadi. Soo Hyo memang tampak tenang dan berusaha
tersenyum, tapi entah kenapa Jonghyun bisa merasakan ada sesuatu yang lain.
“Aigo~ ada apa denganku?
Dia bilang dia baik-baik saja. Apa yang perlu aku khawatirkan?” pikir Jonghyun
begitu kembali tersadar dari lamunannya. Pelan-pelan Jonghyun pun mulai
berjalan menuju halaman depan villa. Walaupun sebentar, Jonghyun benar-benar
ingin menyegarkan pikirannya dan menghirup udara segar.
Begitu tiba di halaman,
Jonghyun mulai berjalan-jalan lambat tanpa tujuan di pekarangan yang terbilang
cukup luas. Sesekali Jonghyun menendangi batu-batu kerikil yang di temuinya.
Saat sedang asik dengan kegiatannya, entah kenapa mendadak Jonghyun berhenti
dan mendongak memandangi deretan jendela kamar di lantai dua.
Semua lampu kamar
terlihat sudah padam, kecuali kamar terakhir yang berada di sudut. Semua
deretan kamar itu adalah kamar para traineer, dan kamar yang masih dengan lampu
menyala itu adalah kamar Soo Hyo dkk. Jonghyun masih ingat persisnya saat tadi
siang secara tak sengaja melihat Soo Hyo di beranda kamar di atas sana.
Samar-samar terlihat
bayangan orang-orang yang berada di dalam kamar. Ada 3 orang. Salah satu dari
mereka tampak melempari pakaian pada salah satu yang lain. Jonghyun tersenyum
tipis, “Sepertinya dia memang baik-baik saja. Soo Hyo-ssi, kau harus menikmati
liburan di sini. Maaf karena aku kau jadi terkena masalah” gumam Jonghyun
pelan.
“Buku lagu itu sangat penting bagiku..”
Jonghyun terdiam.
Lagi-lagi ia teringat akan kata-kata Soo Hyo. “Buku lagu?”
Jonghyun pun berbalik
dan memandang keluar pagar villa. Menatap lurus menerobos pintu gerbang utama
yang berhadapan lurus dengan jejeran pohon-pohon lebat yang membentuk hutan di
sebrang. “Buku yang sangat penting kan? Aku pasti akan menemukannya” tekad
Jonghyun kemudian.
***
“Unnie!!!” Seru Shin
Yeong kaget setengah mati.
Bukan hanya Shin Yeong,
Eun Ji dan Sang-mi pun mengalami keterkejutan yang sama. Setengah berlari Shin
Yeong berjalan menghampiri Soo Hyo yang tampak sudah siap dengan kopernya di
ujung anak tangga untuk turun ke lantai satu. Tapi bukan ini yang mengejutkan
mereka, ada sesuatu yang berbeda di wajah Soo Hyo pagi ini.
“Unnie! Ada apa dengan
wajahmu?! Apa seseorang memukulmu?” cecar Shin Yeong panik setelah bisa melihat
dengan jelas luka lebam merah kebiruan di bawah mata kanan Soo Hyo.
Soo Hyo terlihat panik.
Dengan cepat ia merogoh masker di hand
bag nya dan mengenakannya untuk menutupi luka tadi. Shin Yeong yang melihat
itu merasa semakin kesal dan tidak sabar, ia menahan gerak Soo Hyo.
“Siapa yang melakukan
ini?!” teriak Shin Yeong semakin marah.
Eun Ji yang bisa melihat
kemarahan Shin Yeong dengan cepat menegur dan menenangkannya. Di bantu Sang-mi,
keduanya tampak berusaha meredakan rasa penasaran Shin Yeong yang begitu
meledak-meledak.
Begitu merasakan Shin
Yeong mulai tenang, dengan cepat Soo Hyo kembali menggunakan maskernya lalu
menatap Shin Yeong dengan tatapan sayang. “Gomawo.. aku tau, walaupun kau itu
sering sekali bertengkar denganku, sebenarnya kau itu gadis yang baik” ucap Soo
Hyo berusaha ceria seperti biasanya.
“Jangan khawatir. Ini
hanya luka kecil. Aku terjatuh di kamar mandi tadi pagi” tunjuk Soo Hyo pada
lukanya.
Mendengar jawaban Soo
Hyo mendadak Shin Yeong menjadi benar-benar diam. “Jeongmall? Tapi itu terlihat
seperti seseorang telah menonjokmu!” elak Shin Yeong setelah itu.
Soo Hyo menggeleng
kecil. “Baiklah. Sekarang saatnya untukku pergi” Soo Hyo melirik kopernya.
Seakan tersadarkan, spontan Shin Yeong terlonjak kaget. “Unnie!! Kau
benar-benar akan pergi? Tak bisakah kau melakukan sesuatu agar bisa tetap di
sini?”
“Mmm... kau benar.
Mungkin kalau ada seseorang yang mau membujuk Mr.Kim untuk tidak mengeluarkanku
aku bisa. Hehehe...” Soo Hyo berusaha mencairkan suasana. Tapi tampaknya ia
benar-benar tidak berhasil. Buktinya Shin Yeong dan Sang-mi justru nyaris
menangis di buatnya.
“Aishh.. Ya’!! Ada apa
dengan kalian berdua?! Jangan menjadi cengeng seperti ini! Ck.. ini sama sekali
bukan seperti Sang-mi dan Shin Yeong yang aku kenal. Sudahlah, kita masih bisa
bertemu setelah ini. Kalian bisa mengunjungiku saat libur” Soo Hyo tampak
benar-benar tidak tau lagi harus bagaimana.
Jujur. Jauh di dalam
lubuk hatinya ia benar-benar sedih dan ingin menangis. Ini adalah impiannya.
Tidak, tepatnya ini adalah impian orang tuanya. Menjadi seorang penyanyi.
Teringat olehnya betapa bahagianya ibunya saat ia lolos seleksi dan menjadi
trainee. Tapi tampaknya semuanya tak bisa berjalan sesuai harapannya.
Di saat bersamaan,
secara tak sengaja manik mata Soo Hyo menemukan sosok Eun Bi jauh di belakang
Shin Yeong, Sang-mi dan Eun Ji di sudut lorong. Eun Bi tampak berdiri angkuh
sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Yeoja itu menatap lurus Soo Hyo
dan tersenyum picik.
Soo Hyo berusaha tak
menanggapi. Di saat ia hendak mengacuhkan yeoja itu, mendadak ia berhenti untuk
menatap Hye Sun yang berdiri diam di belakang Eun Bi. Yeoja itu tampak diam dan
sedikit membuang muka. Soo Hyo tersenyum tipis, ia tau walaupun dari luar Hye
Sun tampak dingin, tapi sebenarnya yeoja itu begitu baik. Soo Hyo bisa membaca
kesedihan dan perasaan bersalah Hye Sun tanpa perlu di katakan.
“Shin Yeong-ah,
Sang-mi-ssi, kalian harus mengajak Hye Sun bicara sekali-kali. Dia benar-benar
kesepian. Dia tidak mudah bergaul seperti kalian” ucap Soo Hyo tiba-tiba.
Shin Yeong dan Sang-mi
saling bertukar pandang, lalu pelan-pelan mengangguk mengerti. Soo Hyo kembali
tersenyum, lalu kembali berusaha membawa kopernya turun. Sang-mi dan Shin Yeong
berjalan terlebih dahulu di depan sambil membatu membawa barang-barangnya yang
lain. Sementara Eun Ji dan Soo Hyo berjalan lambat di belakang.
“Sebaiknya unnie menjaga
Shin Yeong dan Sang-mi agar tidak lagi berurusan dengan Eun Bi. Yeoja itu
berbahaya” ucap Soo Hyo pelan.
Eun Ji tampak sedikit
tersentak kaget, ia menoleh menatap Soo Hyo yang tampak terus berjalan tanpa
mau menoleh menatapnya. Bisa terlihat kesedihan di mata yeoja itu. “Jadi ini
semua benar karena dia?” balas Eun Ji kemudian.
Soo Hyo tersenyum kecut,
dan cukup seutas senyuman itu sudah menjawab semua pertanyaan Eun Ji sepanjang
malam hingga pagi ini.
***
Srrakk... srrakk...
Jonghyun akhirnya
menemukan jalan keluar dari dalam hutan. Dengan tertatih-tatih namja itu
berjalan keluar dari semak-semak. Pakaiannya kucel dan kotor, rambutnya berantakkan
dan lekungan garis hitam terlihat jelas di bawah kedua matanya. Tetapi meskipun
begitu, seutas senyuman manis terus tersungging di kedua sudut bibirnya. Dengan
penuh rasa bangga dan lega ia bejalan kembali menuju villa dengan membawa
sebuah buku kumal di tangannya.
Akhirnya. Setelah
sepanjang malam menyusuri jalan berbukit dan hutan itu, ia berhasil menemukan
buku lagu Soo Hyo yang ia bilang begitu penting. Jonghyun merasa begitu senang.
Sedetikpun senyuman manis itu tak pernah luntur dari bibirnya.
Saat hendak mencapai
pintu gerbang villa, di saat itu juga sebuah bus traineer berjalan keluar.
Langkah Jonghyun terhenti sejenak. Keningnya berkerut. “Mau kemana? Bukankah
para traineer baru akan pulang minggu depan?” gumamnya kebingungan.
Jonghyun kembali
melanjutkan langkahnya memasuki villa. Di halaman, bisa ia lihat beberapa orang
training tampak saling berbisik, bahkan ada yang tampak begitu sedih nyaris
menangis. Jonghyun semakin bingung melihat pemandangan ini.
“Sudahlah. Shin
Yeong-ah, jangan menangis lagi” tegur Eun Ji.
Spontan Jonghyun
menoleh, ia kenal yeoja-yeoja ini. Eun Ji, Shin Yeong dan Sang-mi. Mereka
adalah teman-teman Soo Hyo. Pikir Jonghyun.
Ragu-ragu Jonghyun
berjalan mendekat. Tapi belum lagi ia sampai, telinganya sudah terlebih dahulu mendapatkan
jawaban atas semua kebingungannya. “Kenapa Soo Hyo unnie harus di keluarkan
hanya karena menyelinap keluar?! Bukankah itu keterlaluan?!” teriak Shin Yeong
keras.
DEG
Entah kenapa. Mendadak
Jonghyun merasa seperti tersambar petir. Namja itu mundur beberapa langkah.
“Mm..mwo? Si..siapa? Dikeluarkan?” ulangnya kaget.
***
Braakkk
Jonghyun membuka pintu
ruangan Mr.Kim dengan kasar. Namja itu tampak begitu marah sekaligus
kebingungan. Ia tampak seperti orang linglung yang kehilangan arah. Entah apa
yang ingin ia lakukan di sana, yang ia tau ia hanya menginginkan penjelasan.
“Kenapa Soo Hyo harus di
keluarkan semantara aku hanya kau nasehati?! Bukankah ini tidak adil?! Aku juga
menyelinap keluar bersamanya. Lagipula aku yang memaksanya! Bukankah sudah aku
katakan itu sebelumnya? Kalau begini, seharusnya kau juga menghukumku. Atau
paling tidak, kau bisa meringkan hukumannya!” ucap Jonghyun tak habis pikir.
Mr.Kim tampak begitu
terkejut dengan sikap kasar Jonghyun barusan. Mr.Kim berdiri dari duduknya dan menatap
Jonghyun tak percaya. “Jonghyun-ssi... Ada apa denganmu?” tanya kebingungan.
Jonghyun menggenggam
buku lagu yang sejak tadi terus di bawanya erat. Gigi-giginya saling beradu
hingga menimbulkan bunyi gemeretak yang cukup keras. Jonghyun membuang muka,
wajahnya sudah memerah karena marah.
“Shit!!! Arrghh..!!!”
Umpatnya yang kemudian berbalik dan beranjak pergi meninggalkan Mr.Kim yang
masih tampak kebingungan setengah mati.
Jonghyun berjalan cepat
menuju kamarnya di lantai dua. Tidak ia pedulikan tatapan aneh dari para
trainee juga panggilan-panggilan dari member yang lain saat melihatnya.
Jonghyun merasa begitu marah. Ia merasa begitu tidak adil dan menyesal.
Bagaimana ia bisa merasa semuanya akan baik-baik saja? Seharusnya dia tau
resiko untuk Soo Hyo pasti akan sangat besar di bandingkan dengannya.
Begitu sampai di kamar.
Jonghyun segera merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Nafasnya tampak begitu
memburu dan tak beraturan. Rahangnya mengeras karena begitu emosi. Tangannya
mengepal kuat.
“Sial!!! Apanya yang
baik-baik?!” umpatnya lagi saat mengingat apa yang Soo Hyo katakan semalam.
“Kenapa kau berbohong
padaku? Ah tidak. Akulah yang terlalu bodoh karena mempercayaimu. Seharusnya
aku tau kau pasti menipuku tentang apa yang Mr.Kim katakan padamu!” lanjutnya.
Jonghyun masih
benar-benar labil. Ia terlalu terkejut. Ini semua sama sekali tak pernah
terbesit di angannya. Entah kenapa, ia merasa begitu aneh. “Dia bahkan tidak
berpamitan” gumam Jonghyun setelah bisa menangkan dirinya sendiri beberapa saat
kemudian. Jonghyun melirik buku lagu yang di bawanya, mendadak tatapan matanya
berubah sendu.
“Kau sudah begitu banyak
membantuku, tapi aku malah membuatmu mendapatkan masalah seperti ini. Ini pasti
sangat berat” ucap Jonghyun yang lagi-lagi, dengan sangat mudah nyaris menangis
di antara keheningan pagi itu.
***
“Hye Sun-ah!! Kesini!!
Ayo ke sini!!” teriak Shin Yeong keras begitu melihat Hye Sun berjalan memasuki
ruang makan. Kini saatnya untuk mereka semua sarapan. Ruang makan ini bisa di
bilang cukup luas dan megah karena terdiri dari beberapa meja makan. Berhubung
meja yang kini Shin Yeong, Sang-mi dan Eun Ji tempati masih kosong. Dengan
cepat Shin Yeong mengajak Hye Sun untuk duduk dan bergabung bersama mereka.
Hye Sun tampak sendikit
terkejut. Yeoja itu terlihat begitu ketakutan. Ia menoleh ke kanan dan kekiri
seakan memastikan seseorang tidak melihatnya. Hye Sun kembali mengalihkan
pandangannya pada Shin Yeong yang masih terus melambai ke arahnya.
“Hye Sun-ah... di
sini!!” lanjut Shin Yeong lagi.
Hye Sun berpikir lama,
akhirnya Hye Sun memutuskan untuk berjalan mendekat. Tapi baru saja beberapa
langkah ia berjalan, mendadak langkahnya berhenti saat tiba-tiba Eun Bi berdiri
di depannya dan menghalangi langkahnya. Eun Bi berdiri tegak dan berkacak
pinggang.
“Ehm!” Eun Bi berdehem
keras.
Hye Sun terdiam. Tanpa
aba-aba, Eun Bi menarik lengan Hye Sun dan berjalan ke arah yang sebaliknya.
Menjauhi Shin Yeong dkk. Shin Yeong tampak ngedumel kesal. “Ada apa dengan
yeoja sombong itu?! Ahh... sejak awal aku curiga jangan-jangan Eun Bi yang
mengadukan Soo Hyo unnie pada Mr.Kim, tapi Soo Hyo unnie malah membantahnya!
Ini menyebalkan!” runtuk Shin Yeong cemberut.
Eun Ji tak membalas.
Yeoja itu masih duduk diam di tempatnya dan berpikir, tetapi sudut matanya
tetap mengikuti gerak Eun Bi yang berjalan menjauh. Ini sudah hampir dua hari
setelah kepergian Soo Hyo dan sesuatu benar-benar mengusik batinnya.
***
Jonghyun terus duduk
diam di balik kemudi mobilnya yang terparkir tak jauh dari ujung gang di
perempatan jalan. Entah untuk yang ke berapa kalinya ia kembali melirik jam
tangannya. Sudah hampir jam 8, dan bahkan sampai sekarang yeoja itu belum juga
terlihat.
Jonghyun sudah
benar-benar tidak sabar. Ia mulai kelihatan khawatir. Apakah sesuatu terjadi?
Seharusnya Soo Hyo sudah muncul dari dalam gang.
Benar. Sudah beberapa
hari ini Jonghyun terus mengamai Soo Hyo dari kejuhan. Karena perasaan bersalah
ini terus mengganggu pikirannya, Jonghyun menjadi benar-benar tidak bisa
tenang. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencuri-curi waktu pergi dari camp
hanya untuk sekedar melihat apakah Soo Hyo baik-baik saja.
Jonghyun baru akan
membuka pintu mobilnya saat manik matanya berhasil menangkap sosok Soo Hyo yang
setengah berlari berjalan keluar gang sambil membawa dua keranjang manisan. Gerak
Jonghyun berhenti. Mendadak ia mengurungkan niatnya dan kembali menutup pintu
mobil.
Mata Jonghyun terus
mengikuti setiap gerakan Soo Hyo yang tampak begitu terburu-buru. Yeoja itu
tampaknya sedikit kesiangan. Sudah Jonghyun amati, setelah keluar dari
rutinitas trainee, Soo Hyo bekerja dengan membuat manisan yang nantinya akan di
titipkan di toko-toko jajanan kecil tak jauh dari persimpangan lampu merah di
depan.
Jonghyun mendesah. Ia
kembali melirik buku lagu milik Soo Hyo yang bahkan hingga kini masih belum
bisa ia kembalikan. “Seharusnya dia tidak di sini. Seharusnya dia berada di
villa untuk mengikuti pelatihan vokal. Seharusnya dia berhasil menjadi
penyanyi” gumam Jonghyun lirih.
Jonghyun pun akhirnya
beranjak turun dari mobil dan berjalan mendekati toko jajanan tempat di mana
Soo Hyo menitipkan manisan-manisannya. Jonghyun mengintip, masih tetap berusaha
menjaga jarak.
“Jeongmallyo? Semua
manisan kemarin sama sekali tak tersisa lagi? Semua habis terjual?” pekik Soo
Hyo kaget sekaligus senang.
“Nee... tampaknya pemuda
ini benar-benar menyukai manisanmu” puji ahjuma pemilik toko. Soo Hyo menyeringai
lebar, setelah menerima uang hasil manisannya yang ludes terjual, Soo Hyo pun
kembali pulang. Meskipun sedikit aneh, tapi beberapa hari ini semua kue-kue nya
selalu terjual habis.
Setelah yakin Soo Hyo
pergi. Jonghyun pun kembali berjalan memasuki toko tadi. “Oh kau, mau membeli
manisan lagi?” tebak ahjumma pemilik toko saat melihat Jonghyun yang sudah
berjalan santai menghampirinya.
“Nee.. aku mau semuanya
di bungkus” jawab Jonghyun manis.
***
“Manisan lagi??” seru
Taemin dan Onew bersamaan begitu melihat sekantung manisan besar yang di bawa
Jonghyun barusan. Jonghyun menyeringai lebar, “Bukankah ini enak? Kalian tidak
suka?”
“Anio. Bukan begitu,
hanya saja, gigiku jadi sakit karena makan yang manis-manisan terus menerus!”
Taemin mulai mengadu.
Key yang mendengar itu
sontak keluar dari dalam wc, “Mwoya?! Kau sakit gigi? Aigo~ Ya’! Hyung, jangan
menyiksa Taemin seperti ini. Aku akan mencarikanmu obat” omel Key.
Jonghyun meringis kecil,
“Hyung, kau mau?” tawarnya pada Onew.
Onew menggeleng tak
sanggup, “Ani. Kalau kau membawakanku ayam setiap hari, tanpa di mintapun pasti
akan aku habiskan semuanya.. tapi kalau manisan.. Ah~” Onew beralih memeluk
guling dan mulai berbicara dengan bahasa yang hanya bisa di mengerti oleh
dirinya sendiri.
“Minho?” Jonghyun
beralih memandang Minho.
Minho hanya diam dan menggaruk-garuk
kepalanya yang sama sekali nggak gatal. “Arraseo.. Kalau begitu biar aku makan
sendiri” Jonghyun yang seakan mengerti penolakan halus dari Minhopun beranjak
dari duduknya sembari memeluk sekantung penuh manisan dan membawanya ke beranda
kamar.
Selagi mengahabiskan
cemilannya, Jonghyun bisa mendengar suara riuh dari ruang vokal yang berada
tepat di bawah kamar mereka. Paduan suara dari para trainee terdengar begitu
lembut dan indah.
“Apa yang harus aku
lakukan? Tidak bisa begini. Dia harus kembali” gumam Jonghyun tiba-tiba. Entah
bagaimana, pikiran Jonghyun saat itu tiba-tiba saja teringat akan Soo Hyo.
Derrttt...derrtt...derrttt...
Jonghyun bisa merasakan
ponselnya bergetar. Lamunanya mendadak buyar. Jonghyun merogoh ponselnya, ada
telpon masuk. Jonghyun mendadak terdiam. Di sana tertulis ‘Sekyung memanggil’.
Ragu, Jonghyun menekan
tombol terima.
“Yeoboseyo?” sapa
Jonghyun.
“Bisa kita bicara? Ini
sudah lama sekali” terdengar suara lembut Sekyung di sebrang.
***
Soo Hyo berjalan santai
melewati deretan pertokoan di sepanjang jalan menuju ke rumahnya sambil
sesekali membenarkan letak headseat di telinganya yang tersambung pada mp3 di
saku jaketnya. Soo Hyo bersenandung kecil, hari sudah hampir sore dan dia harus
segera kembali ke rumah.
Di tengah perjalanan,
tiba-tiba langkah Soo Hyo berhenti saat di lihatnya sebuah poster jumbo
terpajang di dinding salah satu toko pakaian di sana. Di poster itu tampak
berdiri tegap 5 orang namja dengan senyuman yang begitu cool. Soo Hyo tersenyum
kecil, di pandanginya satu persatu wajah dari namja-namja itu hingga akhirnya
matanya berhenti pada seorang namja berperawakan sedikit sangar dan berbadan
kekar.
Senyuman manis Soo Hyo
berubah menjadi senyuman tipis. Lagi-lagi ia merasa begitu bersalah karena
waktu itu tidak sempat berpamitan padanya. Di tambah lagi ia berbohong tentang
hukuman yang di terimanya.
Soo Hyo hanya bisa diam
di tempatnya berdiri. Berpikir apakah semua yang ia lakukan ini adalah benar.
“Tapi aku bukan siapa-siapa. Jonghyun oppa seorang selebritis yang ramah kepada
trainee di managementnya. Aku pergi atau tidak itu tidak akan menjadi masalah”
gumamnya.
Soo Hyo mengangguk.
Berusaha menyemangati dirinya sendiri. Lagi, Soo Hyo berusaha tersenyum lebar.
“Kau sangat keren oppa! Kau yang terbaik!” Soo Hyo mengacungkan kedua jempolnya
pada poster Jonghyun tadi.
“Hhh.. baiklah. Aku
harus cepat pulang” pikirnya.
***
Sekyung masih terus diam
dan memandangi Jonghyun yang sejak tadi terus saja tampak sibuk dengan
ponselnya dalam diam. Sekyung mendesah. Sekilas ia melemparkan pandangannya
keluar jendela etalase kafe.
“Ah! Benar. Sudah ku
duga ia termasuk ke dalam salah satu trainee pilihan” seru Jonghyun tiba-tiba
seraya menjentikkan jari-jarinya lalu kembali mengotak-atik ponselnya.
Sekyung melirik Jonghyun
sekali lagi. Namja itu terlihat begitu serius, entah apa yang ia lakukan, tapi
sepertinya semua itu jauh lebih penting daripada kehadirannya di sana.
“Jonghyun-ah, apa masih
belum selesai?” tegur Sekyung akhirnya.
Jonghyun menoleh, “Oh.
Ah.. hehehe... Mianhae. Ehm.. Jadi apa? Kau bilang ada yang ingin kau bicarakan
denganku?” Jonghyun segera membenarkan posisi duduknya dan kembali melanjutkan
pembicaraan mereka yang terputus tadi.
Jonghyun benar-benar
merasa menyesal dan tidak nyaman karena sedikit mengacuhkan Sekyung tadi, tapi
urusan ini benar-benar penting. Ia harus segera mengurus tentang pengembalian
Soo Hyo menjadi trainee.
Saat Sekyung mulai
bicara, Jonghyun kembali mencuri-curi kesempatan untuk memainkan ponselnya dan
membalas semua pesan dari salah satu staff SMent yang ia kenal. Jonghyun terus
meminta informasi tentang audisi dan sistem penilaian yang Soo Hyo dapatkan
saat pertama kali lolos hingga surat persetujuan tentang pengeluarannya. Memang
ada yang ganjil, dan karena itulah Jonghyun masih terus berusaha mencari di
mana letak kesalahannya.
“Ini aneh.. Dari staff
di managemen tidak ada yang tau tentang di keluarkannya Soo Hyo. Lagipula,
katanya Soo Hyo termasuk ke dalam salah satu peserta terbaik sampai-sampai
surat hasil pengumuman audisi di antarkan langsung ke rumahnya, jadi mana
mungkin dia di keluarkan begitu saja hanya karena masalah sepele...” gumam
Jonghyun kebingungan.
Lagi, Sekyung mendapati
konsetrasi Jonghyun kembali tertuju pada ponselnya. Yeoja itu tampak begitu
kecewa. Ia mengigit bibir, dalam diam ia terus memandangi Jonghyun. Namja ini
begitu baik dan perhatian, dia juga merupakan tipical namja penyayang dan
setia. Jujur, Sekyung jadi benar-benar merindukannya. Penyesalan itu lagi-lagi
kembali menggerogoti hatinya.
“Ee.. Jonghyun-ah...”
panggil Sekyung tiba-tiba.
“Hmm??” jawab Jonghyun
singkat tanpa mengalihkan pandangannya pada ponselnya sedikitpun.
Aku harus memberi tau masalah ini pada staff di
managemen. Mungkin ada kesalahan. Dan kalau memang benar begitu, Soo Hyo jadi
bisa kembali lagi menjadi trainee...’ pikir Jonghyun seraya menyungingkan
senyuman termanisnya membayangkan bagaimana reaksi Soo Hyo setelah mendengar
ini nanti.
“Aku ingin kembali
menjalin hubungan seperti dulu...” lanjut Sekyung akhirnya.
DEG
Jonghyun terdiam.
Gerakkannya terhenti. “Aku merasa... begitu aneh saat tidak bersamamu. Setelah
ini, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tetap bertahan dari semua antis juga
fans mu yang membenciku. Karena bagiku, kehilanganmu benar-benar jauh lebih
buruk daripada mendapatkan makian mereka... Jadi.. bagaimana menurutmu? Apakah
kau juga merasakan hal yang sama denganku?” tanya Sekyung hati-hati.
Jonghyun tampak begitu
terkejut. Ia balas memandang Sekyung dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Jeongmall? Benar begitukah yang kau rasakan semenjak kita putus?” Jonghyun
masih tampak tak percaya.
Sekyung terkekeh kecil.
Malu-malu ia mulai mengangguk. Jonghyun yang melihat itu mendadak balas
tersenyum manis, sekilas Jonghyun menunduk dan tersenyum girang. Kemudian
perlahan tangannya mulai bergerak menyentuh tangan Sekyung dan menggenggamnya.
“Ini bukan acara reality
show atau apapun bukan?” ucap Jonghyun setengah tertawa. Sekyung menggeleng,
“Tentu saja tidak...” balasnya dan cukup satu kalimat itu sudah berhasil
membuat Jonghyun merasa begitu gembira setelah sekian lama ini.
***
Hari itu Soo Hyo sedang
asik membungkus semua manisannya saat tiba-tiba terdengar suara derap kaki
ibunya yang berlari menuju dapur. Soo Hyo menoleh, menunggu kedatangan ibunya
di mulut pintu dapur.
“Soo Hyo-ah...” panggil
eommanya berlinang air mata namun tetap tersenyum manis padanya.
“Eomma... kau menangis?
Ada apa?” Soo Hyo yang terkejutpun bangkit dari duduknya dan bergerak mendekat
untuk menenangkan ibunya. Tetapi bukannya menjawab, eommanya malah menariknya
agar mengikutinya yang berjalan menuju ruang tamu di depan. Soo Hyo tampak
begitu kebingungan, tetapi sama sekali tak berniat untuk memberontak.
Begitu tiba di ruang
tamu, Soo Hyo kembali di kejutkan dengan kehadiran dua orang staff dari SMent yang
sudah duduk manis di sana. “Annyeonghaseo.. nona Shin Soo Hyo?” sapa salah satu
dari staff-staff itu.
Soo Hyo benar-benar
tidak mengerti dengan apa yang terjadi, “Ne.. ada ... apa?” jawabnya
kebingungan.
“Kami baru saja menerima
surat perintah dari managemen. Di sana di katakan bahwa telah terjadi kesalahan
atas pengeluaranmu saat camp berlangsung. Kami di minta untuk menjemputmu dan
mengantarmu kembali ke perkemahan untuk melanjutkan pelatihan training”
jawabnya formal.
“Mwo?” seru Soo Hyo
semakin kaget.
“Ke..kenapa? Kembali...
ke.. managemen? Ah, maksudmu aku.. bisa kembali menjadi trainee?” ulang Soo Hyo
ragu.
Belum lagi Soo Hyo
mendapatkan jawaban yang di inginkannya, eommanya sudah terlebih dahulu
memeluknya penuh haru. “Soo Hyo-ah... kau beruntung... ini benar-benar hebat.
Kau bisa kembali. Kau memang puteri ibu...” bisik eommanya seraya mengelus-elus
rambutnya penuh sayang.
Mulanya Soo Hyo masih
diam karena terkejut dengan semuanya yang terbilang begitu tiba-tiba. Tapi
lambat laun akhirnya ia bisa mengerti dan balas memeluk ibunya penuh senyum. “Ini
hebat...”
***
“Kau sudah dengar?
Katanya Soo Hyo akan kembali ke sini hari ini”
“Iya. Aku juga dengar
Mr.Kim ternyata mengeluarkan dia tanpa persetujuan resmi dari managemen. Dia
benar-benar melakukan semua hal sesukanya”
“Itu tidak penting. Apa
kalian sudah mendengar berita besarnya? Kabarnya Jonghyun SHINee lah yang
menyelidiki semua kekeliruan ini agar bisa membuat Soo Hyo kembali ke sini. Ini
benar-benar keren! Bukankah Soo Hyo sangat beruntung?”
Celetukkan demi
celetukkan itu sudah mulai menyebar dan terdengar hampir dari seluruh penjuru
ruang latihan vokal siang itu. Berita akan kembalinya Soo Hyo sudah menyebar
dengan begitu cepat dan pesat. Tentu saja hal ini di sambut baik oleh Eun Ji,
Sang-mi dan Shin Yeong. Tak bisa tergambarkan semua kelegaan yang mereka
dapatkan setelah mendengar berita ini.
Tapi di sisi lain, Eun
Bi justru terlihat sangat kesal dan sebal. Berkali-kali yeoja itu terlihat
mengumpat dan memandangi Eun Ji dkk penuh kebencian. Sementara Hye Sun di
sampingnya hanya terlihat diam dan berusaha untuk menyibukkan diri.
“Kenapa dia bisa
kembali?! Ini menyebalkan!” runtuk Eun Bi keki.
Sementara itu...
Jonghyun tidak bisa
terus-menerus menghentikan senyumannya setiap kali memikirkan Soo Hyo akan
benar-benar kembali. Jonghyun merasa benar-benar lega dan senang. Entah untuk
yang keberapa kalinya Jonghyun kembali bercermin dan merapikan rambutnya.
Ia sudah benar-benar
siap untuk menyambut kedatangan Soo Hyo hari ini. Kembali di liriknya buku lagu
Soo Hyo yang sudah beberapa hari ini terus di rawat dan di simpannya dengan
baik. Kebahagian Soo Hyo pasti akan menjadi berkali-kali lipat jika ia tau
Jonghyun berhasil menemukan bukunya.
Setelah selesai
berdandan ria, tanpa menghiraukan tatapa aneh dari member yang lain, Jonghyun
turun menuju lantai satu dan berjalan keluar menuju halaman utama villa bersama
staff yang lain untuk menyambut Soo Hyo.
Dan benar saja, tak lama
setelah itu sebuah mobil van memasuki halaman. Jonghyun semakin menyeringai
lebar saat matanya menemukan sosok Soo Hyo yang berjalan keluar dari mobil.
“Itu dia...” gumam Jonghyun.
Di saat yang sama, semua
trainee tampak mendongak keluar jendela dari ruang vokal. Terdengar seruan
keras Shin Yeong di tengah-tengah keributan. Soo Hyo tersenyum manis, ia balas
melambai kecil pada Shin Yeong. Ini benar-benar luar biasa. Soo Hyo sama sekali
tak pernah berpikir akan bisa kembali menginjakkan kaki di sana. Belum sampai
seminggu yang lalu saat ia pergi meninggalkan tempat itu dan sekarang ia
kembali lagi.
Soo Hyo kembali
mengalihkan pandangannya ke depan. Terlihat beberapa staff mengucapkan selamat
kepadanya, di susul Mr.Kim yang terlihat begitu menyesal. Soo Hyo hanya
tersenyum manis, baginya tidak masalah apa yang sudah terjadi selama beberapa
hari belakangan ini. Yang terpenting untuknya adalah sekarang ia sudah kembali.
Ini sudah jauh lebih daripada cukup.
Senyuman Soo Hyo
terlihat semakin lebar saat melihat Jonghyun yang berjalan mendekatinya.
Jonghyun terlihat sangat tampan dan menawan dengan kemeja kotak-kotaknya, di
tambah lagi namja itu terus saja menyunggingkan senyuman manisnya.
“Chukkae Soo Hyo-ah..”
Jonghyun mengulurkan tangannya dan mengajak Soo Hyo untuk bersalaman. Tanpa
ragu lagi, Soo Hyo menyambut uluran tangan Jonghyun “Gomawo... Jeongmall gomawo
untuk semuanya oppa. Aku dengar kaulah yang membantuku. Jeongmall...
Ghamsahamnida..” Soo Hyo sedikit membungkukkan tubuhnya.
“Ah. Anio. Aku tidak
melakukan apapun. Mereka berlebihan” elak Jonghyun cepat.
“Oh.. dan ini, aku tak
sengaja menemukannya” kata Jonghyun bohong seraya menyodorkan buku lagu Soo
Hyo. Soo Hyo tersentak kaget, “Oppa...”
“Sekarang kita impas.
Aku sangat senang bisa membantumu” lanjut Jonghyun ramah. Soo Hyo kembali
tersenyum haru, “Gomawo...”
.Jonghyun versi End.
TBC
Huaa.... Hieeyyy....
*tiup terompet bareng Key oppa
Akhirnya Soo Hyo balik
lagi ^O^
Nggak sia-sia
penyelidikkan detektive Jonghyun. Wkwkwk *apa dah
Tapi..tapi...
Ada sesuatu yang aneh
sama Eun Bi. Di tambah lagi luka memar Soo Hyo? Ah~ ada yang mencium sesuatu?
*emang apaan coba?
Oh No.... Jonghyun oppa
balikan sama Sekyung? Terus Soo Hyo gimana donk? Wah..wah... Bakal masalah baru
nih. Tapi untuk masalah JongHyo couple di lupain dulu, bakal di bahas lagi
setelah bagian couple yg lain kelar. Wkwkwk... Buat JongHyo shipper sabar-sabar
aja ya nungguin kelanjutan ceritanya, hehehe ^^V
Nah next part bakal jadi
gilirannya TaeMi couple nih, Waaa~
Mestinya MinSun couple
ya? Tapi aku ubah jadwalnya, hehehe... Peace Flames ^^V
Ini beberapa trailers
buat STEP TaeMi couple minggu depan :)
Trailers for next part
“Apa ini? ‘Tips dan trik untuk PDKT’?” seru Key
kaget begitu melihat apa yang Taemin search di internet selama berjam-jam
belakang tadi.
“Ya’!! Taemin-ah, kau
mengincar seseorang?!” seru Onew tak kalah terkejut.
<skip>
“Aku dapat nomor 16”
Sang-mi menunjukkan nomor undian yang di dapatkannya. Taemin yang berada tak
jauh dari tempatnya berdiri secara tak sengaja mendengarnya.
“Ah, itu sama dengan
nomorku” gumam Taemin terkejut.
<skip>
“Jadi... ini pacarmu?”
tunjuk Taemin takut-takut pada namja di foto tadi.
Malu-malu Sang-mi
mengangguk, “Ne.. kami sudah pacaran sejak SMP”
Trailers End
Undian? Aku kasih
bocoran deh ya, undian ini untuk acara malamnya para trainee. Sejenis uji
keberanian melintas hutan gitulah. Emang jodoh atau apa, Sang-mi bakal pasangan
sama Taemin nih. Kekeke~ abang tetem penakut nggak ya? xD
Wah wah... tapi Ini
parah. Sang-mi punya pacar? Ya ampun...
Taemin sih, nggak tanya
dulu! Aigo~...
Nah, itu dia. Bisa di
tunggu next partnya ya ^^
Lagi-lagi, aku cuman
bisa berusaha supaya nggak telat, tapi kalau memang bener-bener nggak sempat,
Mianhae.... *bow
Please... mengerti
posisiku ya T.T
Ghamsahamnida buat yang
udah setia menunggu dan RCL walau aku suka telat.. Jeongmall Ghamsahamnida...
Di tunggu Like and
Comentnya ya..