Selasa, 24 Januari 2012

[FF] STEP - Part 8




Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :  SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Cameo : Shin Sekyung
Disclaimer : This story and the plot is originally mine. This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant and just enjoy it guys ^^V

Part 8
.STEP Jonghyun versi.
Dengan susah payah Shin Yeong berusaha untuk membuka pintu kamar dengan kedua tangan yang sibuk membawa nampan berisi seporsi besar mie dan segelas air. Saat Shin Yeong berhasil membuka pintu, tiba-tiba telinganya secara tak sengaja menangkap percakapan Eun Ji dan Soo Hyo.
 “Ini hari pertama camp, aku pikir ini akan menyenangkan, tapi aku mengacaukan semuanya. Sepertinya besok aku harus benar-benar  pulang... ke rumah, seperti yang Mr.Kim katakan..” ucap Soo Hyo serak.
“Mwoya? Unnie... jangan bercanda!” seru Sang-mi mendahului Shin Yeong yang masih tampak terkejut di tempatnya.
Soo Hyo menatap Sang-mi sekilas, lalu beralih memandang Shin Yeong di pintu masuk kamar. Soo Hyo tersenyum kecut, “Gwenchana. Aku memang payah. Sejak awal memang sudah kesalahanku sendiri karena suka menyelinap keluar asrama. Aku tidak tau bagaimana, tapi sepertinya Mr.Kim mengetahui semuanya” cerita Soo Hyo tetap berusaha memperlihatkan senyumnya.
Eun Ji, Sang-mi dan Shin Yeong hanya bisa diam. Tak ada satupun dari ketiganya yang tampak ingin angkat bicara. Meskipun begitu, bisa terlihat dengan jelas guratan kesedihan di setiap garis-garis wajah ketiganya. Sang-mi dan Eun Ji hanya bisa menunduk, sementara Shin Yeong terlihat sedikit kesal dan menggenggam nampan yang di bawanya begitu kuat. Masih sambil terus menahan air matanya, Shin Yeong berjalan masuk dan meletakkan nampan tadi di meja di dekat tempat tidur Soo Hyo.
“Bagaimana Mr.Kim bisa tau?! Hanya aku, Eun Ji unnie, dan Sang-mi yang tau kebiasaan burukmu! Juga Hye Sun, karena dia teman satu ka.....” belum sempat Shin Yeong menyelesaikan kata-katanya. Mendadak ia terdiam.
Seperti menyadari sesuatu, Sang mi, Eun Ji dan Shin Yeong spontan saling menatap satu sama lain. “Eun Bi.... yeoja sombong itu... Argghh!!!!” runtuk Shin Yeong sebal setengah mati.
***
Jonghyun berjalan lambat keluar dari ruang istirahat di ikuti Onew, Taemin dan Minho. Saat mencapai pintu, ke-4 namja itu berpapasan dnegan Key yang tampak sedikit kebingungan.
“Mau kemana? Bukankah harus ada yang di interogasi?” tanya Key melirik Onew, Minho dan Taemin lalu Jonghyun. “Kau terlambat. Kami baru saja selesai. Beruntung Jonghyun hanya di tegur untuk tidak mengulangi apa yang dia lakukan hari ini. Jadi sekarang sebaiknya kita kembali ke kamar dan beristirahat” jawab Onew seraya berjalan menuju lantai dua di ikuti Minho dan Taemin.
Key mengangguk-angguk kecil. Setelah ke-3 member yang lain pergi, Key pun beralih memandang Jonghyun. “Apa yang kau lakukan hyung?! Ini pertama kalinya kau seperti ini. Apa karena yeoja itu?” tanya Key penuh selidik.
Jonghyun hanya nyengir cengegesan, “Sudahlah. Jangan banyak tanya. Aku sudah di sidang habis-habisan tadi. Kajja, kau juga harus beristirahat” Jonghyun mendorong Key agar segera pergi kembali ke kamar.
“Aku ingin menyegarkan pikiranku sebentar di halaman” lanjut Jonghyun lagi.

“Kau tidak bermaksud untuk menyelinap keluar lagi kan hyung?” Key tampak begitu was-was.
“Tidak. Aku hanya pergi sebentar” Jonghyun kembali mendorong Key. Mulanya Key tampak sangat keberatan dan melawan, tapi karena terus di desak akhirnya Key pun menyerah dan menurut.
Setelah kepergian Key, raut wajah Jonghyun mendadak berubah murung. Teringat kembali di benaknya raut wajah dan senyuman terpaksa Soo Hyo saat yeoja itu keluar dari ruangan Mr.Kim dan tak sengaja berpapasan dengannya.
 “Gwenchana. Mr.Kim hanya menasehatiku. Baiklah, aku harus kembali”
Jonghyun mendesah. Begitulah jawaban Soo Hyo saat ia bertanya apa yang Mr.Kim katakan padanya tentang kejadian siang tadi. Soo Hyo memang tampak tenang dan berusaha tersenyum, tapi entah kenapa Jonghyun bisa merasakan ada sesuatu yang lain.
“Aigo~ ada apa denganku? Dia bilang dia baik-baik saja. Apa yang perlu aku khawatirkan?” pikir Jonghyun begitu kembali tersadar dari lamunannya. Pelan-pelan Jonghyun pun mulai berjalan menuju halaman depan villa. Walaupun sebentar, Jonghyun benar-benar ingin menyegarkan pikirannya dan menghirup udara segar.
Begitu tiba di halaman, Jonghyun mulai berjalan-jalan lambat tanpa tujuan di pekarangan yang terbilang cukup luas. Sesekali Jonghyun menendangi batu-batu kerikil yang di temuinya. Saat sedang asik dengan kegiatannya, entah kenapa mendadak Jonghyun berhenti dan mendongak memandangi deretan jendela kamar di lantai dua.
Semua lampu kamar terlihat sudah padam, kecuali kamar terakhir yang berada di sudut. Semua deretan kamar itu adalah kamar para traineer, dan kamar yang masih dengan lampu menyala itu adalah kamar Soo Hyo dkk. Jonghyun masih ingat persisnya saat tadi siang secara tak sengaja melihat Soo Hyo di beranda kamar di atas sana.
Samar-samar terlihat bayangan orang-orang yang berada di dalam kamar. Ada 3 orang. Salah satu dari mereka tampak melempari pakaian pada salah satu yang lain. Jonghyun tersenyum tipis, “Sepertinya dia memang baik-baik saja. Soo Hyo-ssi, kau harus menikmati liburan di sini. Maaf karena aku kau jadi terkena masalah” gumam Jonghyun pelan.
“Buku lagu itu sangat penting bagiku..”
Jonghyun terdiam. Lagi-lagi ia teringat akan kata-kata Soo Hyo. “Buku lagu?”
Jonghyun pun berbalik dan memandang keluar pagar villa. Menatap lurus menerobos pintu gerbang utama yang berhadapan lurus dengan jejeran pohon-pohon lebat yang membentuk hutan di sebrang. “Buku yang sangat penting kan? Aku pasti akan menemukannya” tekad Jonghyun kemudian.
***
“Unnie!!!” Seru Shin Yeong kaget setengah mati.
Bukan hanya Shin Yeong, Eun Ji dan Sang-mi pun mengalami keterkejutan yang sama. Setengah berlari Shin Yeong berjalan menghampiri Soo Hyo yang tampak sudah siap dengan kopernya di ujung anak tangga untuk turun ke lantai satu. Tapi bukan ini yang mengejutkan mereka, ada sesuatu yang berbeda di wajah Soo Hyo pagi ini.
“Unnie! Ada apa dengan wajahmu?! Apa seseorang memukulmu?” cecar Shin Yeong panik setelah bisa melihat dengan jelas luka lebam merah kebiruan di bawah mata kanan Soo Hyo.
Soo Hyo terlihat panik. Dengan cepat ia merogoh masker di hand bag nya dan mengenakannya untuk menutupi luka tadi. Shin Yeong yang melihat itu merasa semakin kesal dan tidak sabar, ia menahan gerak Soo Hyo.
“Siapa yang melakukan ini?!” teriak Shin Yeong semakin marah.
Eun Ji yang bisa melihat kemarahan Shin Yeong dengan cepat menegur dan menenangkannya. Di bantu Sang-mi, keduanya tampak berusaha meredakan rasa penasaran Shin Yeong yang begitu meledak-meledak.
Begitu merasakan Shin Yeong mulai tenang, dengan cepat Soo Hyo kembali menggunakan maskernya lalu menatap Shin Yeong dengan tatapan sayang. “Gomawo.. aku tau, walaupun kau itu sering sekali bertengkar denganku, sebenarnya kau itu gadis yang baik” ucap Soo Hyo berusaha ceria seperti biasanya.
“Jangan khawatir. Ini hanya luka kecil. Aku terjatuh di kamar mandi tadi pagi” tunjuk Soo Hyo pada lukanya.
Mendengar jawaban Soo Hyo mendadak Shin Yeong menjadi benar-benar diam. “Jeongmall? Tapi itu terlihat seperti seseorang telah menonjokmu!” elak Shin Yeong setelah itu.
Soo Hyo menggeleng kecil. “Baiklah. Sekarang saatnya untukku pergi” Soo Hyo melirik kopernya. Seakan tersadarkan, spontan Shin Yeong terlonjak kaget. “Unnie!! Kau benar-benar akan pergi? Tak bisakah kau melakukan sesuatu agar bisa tetap di sini?”
“Mmm... kau benar. Mungkin kalau ada seseorang yang mau membujuk Mr.Kim untuk tidak mengeluarkanku aku bisa. Hehehe...” Soo Hyo berusaha mencairkan suasana. Tapi tampaknya ia benar-benar tidak berhasil. Buktinya Shin Yeong dan Sang-mi justru nyaris menangis di buatnya.
“Aishh.. Ya’!! Ada apa dengan kalian berdua?! Jangan menjadi cengeng seperti ini! Ck.. ini sama sekali bukan seperti Sang-mi dan Shin Yeong yang aku kenal. Sudahlah, kita masih bisa bertemu setelah ini. Kalian bisa mengunjungiku saat libur” Soo Hyo tampak benar-benar tidak tau lagi harus bagaimana.
Jujur. Jauh di dalam lubuk hatinya ia benar-benar sedih dan ingin menangis. Ini adalah impiannya. Tidak, tepatnya ini adalah impian orang tuanya. Menjadi seorang penyanyi. Teringat olehnya betapa bahagianya ibunya saat ia lolos seleksi dan menjadi trainee. Tapi tampaknya semuanya tak bisa berjalan sesuai harapannya.
Di saat bersamaan, secara tak sengaja manik mata Soo Hyo menemukan sosok Eun Bi jauh di belakang Shin Yeong, Sang-mi dan Eun Ji di sudut lorong. Eun Bi tampak berdiri angkuh sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Yeoja itu menatap lurus Soo Hyo dan tersenyum picik.
Soo Hyo berusaha tak menanggapi. Di saat ia hendak mengacuhkan yeoja itu, mendadak ia berhenti untuk menatap Hye Sun yang berdiri diam di belakang Eun Bi. Yeoja itu tampak diam dan sedikit membuang muka. Soo Hyo tersenyum tipis, ia tau walaupun dari luar Hye Sun tampak dingin, tapi sebenarnya yeoja itu begitu baik. Soo Hyo bisa membaca kesedihan dan perasaan bersalah Hye Sun tanpa perlu di katakan.
“Shin Yeong-ah, Sang-mi-ssi, kalian harus mengajak Hye Sun bicara sekali-kali. Dia benar-benar kesepian. Dia tidak mudah bergaul seperti kalian” ucap Soo Hyo tiba-tiba.
Shin Yeong dan Sang-mi saling bertukar pandang, lalu pelan-pelan mengangguk mengerti. Soo Hyo kembali tersenyum, lalu kembali berusaha membawa kopernya turun. Sang-mi dan Shin Yeong berjalan terlebih dahulu di depan sambil membatu membawa barang-barangnya yang lain. Sementara Eun Ji dan Soo Hyo berjalan lambat di belakang.
“Sebaiknya unnie menjaga Shin Yeong dan Sang-mi agar tidak lagi berurusan dengan Eun Bi. Yeoja itu berbahaya” ucap Soo Hyo pelan.
Eun Ji tampak sedikit tersentak kaget, ia menoleh menatap Soo Hyo yang tampak terus berjalan tanpa mau menoleh menatapnya. Bisa terlihat kesedihan di mata yeoja itu. “Jadi ini semua benar karena dia?” balas Eun Ji kemudian.
Soo Hyo tersenyum kecut, dan cukup seutas senyuman itu sudah menjawab semua pertanyaan Eun Ji sepanjang malam hingga pagi ini.
***
Srrakk... srrakk...
Jonghyun akhirnya menemukan jalan keluar dari dalam hutan. Dengan tertatih-tatih namja itu berjalan keluar dari semak-semak. Pakaiannya kucel dan kotor, rambutnya berantakkan dan lekungan garis hitam terlihat jelas di bawah kedua matanya. Tetapi meskipun begitu, seutas senyuman manis terus tersungging di kedua sudut bibirnya. Dengan penuh rasa bangga dan lega ia bejalan kembali menuju villa dengan membawa sebuah buku kumal di tangannya.
Akhirnya. Setelah sepanjang malam menyusuri jalan berbukit dan hutan itu, ia berhasil menemukan buku lagu Soo Hyo yang ia bilang begitu penting. Jonghyun merasa begitu senang. Sedetikpun senyuman manis itu tak pernah luntur dari bibirnya.
Saat hendak mencapai pintu gerbang villa, di saat itu juga sebuah bus traineer berjalan keluar. Langkah Jonghyun terhenti sejenak. Keningnya berkerut. “Mau kemana? Bukankah para traineer baru akan pulang minggu depan?” gumamnya kebingungan.
Jonghyun kembali melanjutkan langkahnya memasuki villa. Di halaman, bisa ia lihat beberapa orang training tampak saling berbisik, bahkan ada yang tampak begitu sedih nyaris menangis. Jonghyun semakin bingung melihat pemandangan ini.
“Sudahlah. Shin Yeong-ah, jangan menangis lagi” tegur Eun Ji.
Spontan Jonghyun menoleh, ia kenal yeoja-yeoja ini. Eun Ji, Shin Yeong dan Sang-mi. Mereka adalah teman-teman Soo Hyo. Pikir Jonghyun.
Ragu-ragu Jonghyun berjalan mendekat. Tapi belum lagi ia sampai, telinganya sudah terlebih dahulu mendapatkan jawaban atas semua kebingungannya. “Kenapa Soo Hyo unnie harus di keluarkan hanya karena menyelinap keluar?! Bukankah itu keterlaluan?!” teriak Shin Yeong keras.
DEG
Entah kenapa. Mendadak Jonghyun merasa seperti tersambar petir. Namja itu mundur beberapa langkah. “Mm..mwo? Si..siapa? Dikeluarkan?” ulangnya kaget.
***
Braakkk
Jonghyun membuka pintu ruangan Mr.Kim dengan kasar. Namja itu tampak begitu marah sekaligus kebingungan. Ia tampak seperti orang linglung yang kehilangan arah. Entah apa yang ingin ia lakukan di sana, yang ia tau ia hanya menginginkan penjelasan.
“Kenapa Soo Hyo harus di keluarkan semantara aku hanya kau nasehati?! Bukankah ini tidak adil?! Aku juga menyelinap keluar bersamanya. Lagipula aku yang memaksanya! Bukankah sudah aku katakan itu sebelumnya? Kalau begini, seharusnya kau juga menghukumku. Atau paling tidak, kau bisa meringkan hukumannya!” ucap Jonghyun tak habis pikir.
Mr.Kim tampak begitu terkejut dengan sikap kasar Jonghyun barusan. Mr.Kim berdiri dari duduknya dan menatap Jonghyun tak percaya. “Jonghyun-ssi... Ada apa denganmu?” tanya kebingungan.
Jonghyun menggenggam buku lagu yang sejak tadi terus di bawanya erat. Gigi-giginya saling beradu hingga menimbulkan bunyi gemeretak yang cukup keras. Jonghyun membuang muka, wajahnya sudah memerah karena marah.
“Shit!!! Arrghh..!!!” Umpatnya yang kemudian berbalik dan beranjak pergi meninggalkan Mr.Kim yang masih tampak kebingungan setengah mati.
Jonghyun berjalan cepat menuju kamarnya di lantai dua. Tidak ia pedulikan tatapan aneh dari para trainee juga panggilan-panggilan dari member yang lain saat melihatnya. Jonghyun merasa begitu marah. Ia merasa begitu tidak adil dan menyesal. Bagaimana ia bisa merasa semuanya akan baik-baik saja? Seharusnya dia tau resiko untuk Soo Hyo pasti akan sangat besar di bandingkan dengannya.
Begitu sampai di kamar. Jonghyun segera merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Nafasnya tampak begitu memburu dan tak beraturan. Rahangnya mengeras karena begitu emosi. Tangannya mengepal kuat.
“Sial!!! Apanya yang baik-baik?!” umpatnya lagi saat mengingat apa yang Soo Hyo katakan semalam.
“Kenapa kau berbohong padaku? Ah tidak. Akulah yang terlalu bodoh karena mempercayaimu. Seharusnya aku tau kau pasti menipuku tentang apa yang Mr.Kim katakan padamu!” lanjutnya.
Jonghyun masih benar-benar labil. Ia terlalu terkejut. Ini semua sama sekali tak pernah terbesit di angannya. Entah kenapa, ia merasa begitu aneh. “Dia bahkan tidak berpamitan” gumam Jonghyun setelah bisa menangkan dirinya sendiri beberapa saat kemudian. Jonghyun melirik buku lagu yang di bawanya, mendadak tatapan matanya berubah sendu.
“Kau sudah begitu banyak membantuku, tapi aku malah membuatmu mendapatkan masalah seperti ini. Ini pasti sangat berat” ucap Jonghyun yang lagi-lagi, dengan sangat mudah nyaris menangis di antara keheningan pagi itu.
***
“Hye Sun-ah!! Kesini!! Ayo ke sini!!” teriak Shin Yeong keras begitu melihat Hye Sun berjalan memasuki ruang makan. Kini saatnya untuk mereka semua sarapan. Ruang makan ini bisa di bilang cukup luas dan megah karena terdiri dari beberapa meja makan. Berhubung meja yang kini Shin Yeong, Sang-mi dan Eun Ji tempati masih kosong. Dengan cepat Shin Yeong mengajak Hye Sun untuk duduk dan bergabung bersama mereka.
Hye Sun tampak sendikit terkejut. Yeoja itu terlihat begitu ketakutan. Ia menoleh ke kanan dan kekiri seakan memastikan seseorang tidak melihatnya. Hye Sun kembali mengalihkan pandangannya pada Shin Yeong yang masih terus melambai ke arahnya.
“Hye Sun-ah... di sini!!” lanjut Shin Yeong lagi.
Hye Sun berpikir lama, akhirnya Hye Sun memutuskan untuk berjalan mendekat. Tapi baru saja beberapa langkah ia berjalan, mendadak langkahnya berhenti saat tiba-tiba Eun Bi berdiri di depannya dan menghalangi langkahnya. Eun Bi berdiri tegak dan berkacak pinggang.
“Ehm!” Eun Bi berdehem keras.
Hye Sun terdiam. Tanpa aba-aba, Eun Bi menarik lengan Hye Sun dan berjalan ke arah yang sebaliknya. Menjauhi Shin Yeong dkk. Shin Yeong tampak ngedumel kesal. “Ada apa dengan yeoja sombong itu?! Ahh... sejak awal aku curiga jangan-jangan Eun Bi yang mengadukan Soo Hyo unnie pada Mr.Kim, tapi Soo Hyo unnie malah membantahnya! Ini menyebalkan!” runtuk Shin Yeong cemberut.
Eun Ji tak membalas. Yeoja itu masih duduk diam di tempatnya dan berpikir, tetapi sudut matanya tetap mengikuti gerak Eun Bi yang berjalan menjauh. Ini sudah hampir dua hari setelah kepergian Soo Hyo dan sesuatu benar-benar mengusik batinnya.
***
Jonghyun terus duduk diam di balik kemudi mobilnya yang terparkir tak jauh dari ujung gang di perempatan jalan. Entah untuk yang ke berapa kalinya ia kembali melirik jam tangannya. Sudah hampir jam 8, dan bahkan sampai sekarang yeoja itu belum juga terlihat.
Jonghyun sudah benar-benar tidak sabar. Ia mulai kelihatan khawatir. Apakah sesuatu terjadi? Seharusnya Soo Hyo sudah muncul dari dalam gang.
Benar. Sudah beberapa hari ini Jonghyun terus mengamai Soo Hyo dari kejuhan. Karena perasaan bersalah ini terus mengganggu pikirannya, Jonghyun menjadi benar-benar tidak bisa tenang. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencuri-curi waktu pergi dari camp hanya untuk sekedar melihat apakah Soo Hyo baik-baik saja.
Jonghyun baru akan membuka pintu mobilnya saat manik matanya berhasil menangkap sosok Soo Hyo yang setengah berlari berjalan keluar gang sambil membawa dua keranjang manisan. Gerak Jonghyun berhenti. Mendadak ia mengurungkan niatnya dan kembali menutup pintu mobil.
Mata Jonghyun terus mengikuti setiap gerakan Soo Hyo yang tampak begitu terburu-buru. Yeoja itu tampaknya sedikit kesiangan. Sudah Jonghyun amati, setelah keluar dari rutinitas trainee, Soo Hyo bekerja dengan membuat manisan yang nantinya akan di titipkan di toko-toko jajanan kecil tak jauh dari persimpangan lampu merah di depan.
Jonghyun mendesah. Ia kembali melirik buku lagu milik Soo Hyo yang bahkan hingga kini masih belum bisa ia kembalikan. “Seharusnya dia tidak di sini. Seharusnya dia berada di villa untuk mengikuti pelatihan vokal. Seharusnya dia berhasil menjadi penyanyi” gumam Jonghyun lirih.
Jonghyun pun akhirnya beranjak turun dari mobil dan berjalan mendekati toko jajanan tempat di mana Soo Hyo menitipkan manisan-manisannya. Jonghyun mengintip, masih tetap berusaha menjaga jarak.
“Jeongmallyo? Semua manisan kemarin sama sekali tak tersisa lagi? Semua habis terjual?” pekik Soo Hyo kaget sekaligus senang.
“Nee... tampaknya pemuda ini benar-benar menyukai manisanmu” puji ahjuma pemilik toko. Soo Hyo menyeringai lebar, setelah menerima uang hasil manisannya yang ludes terjual, Soo Hyo pun kembali pulang. Meskipun sedikit aneh, tapi beberapa hari ini semua kue-kue nya selalu terjual habis.
Setelah yakin Soo Hyo pergi. Jonghyun pun kembali berjalan memasuki toko tadi. “Oh kau, mau membeli manisan lagi?” tebak ahjumma pemilik toko saat melihat Jonghyun yang sudah berjalan santai menghampirinya.
“Nee.. aku mau semuanya di bungkus” jawab Jonghyun manis.
***
“Manisan lagi??” seru Taemin dan Onew bersamaan begitu melihat sekantung manisan besar yang di bawa Jonghyun barusan. Jonghyun menyeringai lebar, “Bukankah ini enak? Kalian tidak suka?”
“Anio. Bukan begitu, hanya saja, gigiku jadi sakit karena makan yang manis-manisan terus menerus!” Taemin mulai mengadu.
Key yang mendengar itu sontak keluar dari dalam wc, “Mwoya?! Kau sakit gigi? Aigo~ Ya’! Hyung, jangan menyiksa Taemin seperti ini. Aku akan mencarikanmu obat” omel Key.
Jonghyun meringis kecil, “Hyung, kau mau?” tawarnya pada Onew.
Onew menggeleng tak sanggup, “Ani. Kalau kau membawakanku ayam setiap hari, tanpa di mintapun pasti akan aku habiskan semuanya.. tapi kalau manisan.. Ah~” Onew beralih memeluk guling dan mulai berbicara dengan bahasa yang hanya bisa di mengerti oleh dirinya sendiri.
“Minho?” Jonghyun beralih memandang Minho.
Minho hanya diam dan menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali nggak gatal. “Arraseo.. Kalau begitu biar aku makan sendiri” Jonghyun yang seakan mengerti penolakan halus dari Minhopun beranjak dari duduknya sembari memeluk sekantung penuh manisan dan membawanya ke beranda kamar.
Selagi mengahabiskan cemilannya, Jonghyun bisa mendengar suara riuh dari ruang vokal yang berada tepat di bawah kamar mereka. Paduan suara dari para trainee terdengar begitu lembut dan indah.
“Apa yang harus aku lakukan? Tidak bisa begini. Dia harus kembali” gumam Jonghyun tiba-tiba. Entah bagaimana, pikiran Jonghyun saat itu tiba-tiba saja teringat akan Soo Hyo.
Derrttt...derrtt...derrttt...
Jonghyun bisa merasakan ponselnya bergetar. Lamunanya mendadak buyar. Jonghyun merogoh ponselnya, ada telpon masuk. Jonghyun mendadak terdiam. Di sana tertulis ‘Sekyung memanggil’.
Ragu, Jonghyun menekan tombol terima.
“Yeoboseyo?” sapa Jonghyun.
“Bisa kita bicara? Ini sudah lama sekali” terdengar suara lembut Sekyung di sebrang.
***
Soo Hyo berjalan santai melewati deretan pertokoan di sepanjang jalan menuju ke rumahnya sambil sesekali membenarkan letak headseat di telinganya yang tersambung pada mp3 di saku jaketnya. Soo Hyo bersenandung kecil, hari sudah hampir sore dan dia harus segera kembali ke rumah.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba langkah Soo Hyo berhenti saat di lihatnya sebuah poster jumbo terpajang di dinding salah satu toko pakaian di sana. Di poster itu tampak berdiri tegap 5 orang namja dengan senyuman yang begitu cool. Soo Hyo tersenyum kecil, di pandanginya satu persatu wajah dari namja-namja itu hingga akhirnya matanya berhenti pada seorang namja berperawakan sedikit sangar dan berbadan kekar.
Senyuman manis Soo Hyo berubah menjadi senyuman tipis. Lagi-lagi ia merasa begitu bersalah karena waktu itu tidak sempat berpamitan padanya. Di tambah lagi ia berbohong tentang hukuman yang di terimanya.
Soo Hyo hanya bisa diam di tempatnya berdiri. Berpikir apakah semua yang ia lakukan ini adalah benar. “Tapi aku bukan siapa-siapa. Jonghyun oppa seorang selebritis yang ramah kepada trainee di managementnya. Aku pergi atau tidak itu tidak akan menjadi masalah” gumamnya.
Soo Hyo mengangguk. Berusaha menyemangati dirinya sendiri. Lagi, Soo Hyo berusaha tersenyum lebar. “Kau sangat keren oppa! Kau yang terbaik!” Soo Hyo mengacungkan kedua jempolnya pada poster Jonghyun tadi.
“Hhh.. baiklah. Aku harus cepat pulang” pikirnya.
***
Sekyung masih terus diam dan memandangi Jonghyun yang sejak tadi terus saja tampak sibuk dengan ponselnya dalam diam. Sekyung mendesah. Sekilas ia melemparkan pandangannya keluar jendela etalase kafe.
“Ah! Benar. Sudah ku duga ia termasuk ke dalam salah satu trainee pilihan” seru Jonghyun tiba-tiba seraya menjentikkan jari-jarinya lalu kembali mengotak-atik ponselnya.
Sekyung melirik Jonghyun sekali lagi. Namja itu terlihat begitu serius, entah apa yang ia lakukan, tapi sepertinya semua itu jauh lebih penting daripada kehadirannya di sana.
“Jonghyun-ah, apa masih belum selesai?” tegur Sekyung akhirnya.
Jonghyun menoleh, “Oh. Ah.. hehehe... Mianhae. Ehm.. Jadi apa? Kau bilang ada yang ingin kau bicarakan denganku?” Jonghyun segera membenarkan posisi duduknya dan kembali melanjutkan pembicaraan mereka yang terputus tadi.
Jonghyun benar-benar merasa menyesal dan tidak nyaman karena sedikit mengacuhkan Sekyung tadi, tapi urusan ini benar-benar penting. Ia harus segera mengurus tentang pengembalian Soo Hyo menjadi trainee.
Saat Sekyung mulai bicara, Jonghyun kembali mencuri-curi kesempatan untuk memainkan ponselnya dan membalas semua pesan dari salah satu staff SMent yang ia kenal. Jonghyun terus meminta informasi tentang audisi dan sistem penilaian yang Soo Hyo dapatkan saat pertama kali lolos hingga surat persetujuan tentang pengeluarannya. Memang ada yang ganjil, dan karena itulah Jonghyun masih terus berusaha mencari di mana letak kesalahannya.
“Ini aneh.. Dari staff di managemen tidak ada yang tau tentang di keluarkannya Soo Hyo. Lagipula, katanya Soo Hyo termasuk ke dalam salah satu peserta terbaik sampai-sampai surat hasil pengumuman audisi di antarkan langsung ke rumahnya, jadi mana mungkin dia di keluarkan begitu saja hanya karena masalah sepele...” gumam Jonghyun kebingungan.
Lagi, Sekyung mendapati konsetrasi Jonghyun kembali tertuju pada ponselnya. Yeoja itu tampak begitu kecewa. Ia mengigit bibir, dalam diam ia terus memandangi Jonghyun. Namja ini begitu baik dan perhatian, dia juga merupakan tipical namja penyayang dan setia. Jujur, Sekyung jadi benar-benar merindukannya. Penyesalan itu lagi-lagi kembali menggerogoti hatinya.
“Ee.. Jonghyun-ah...” panggil Sekyung tiba-tiba.
“Hmm??” jawab Jonghyun singkat tanpa mengalihkan pandangannya pada ponselnya sedikitpun.
Aku harus memberi tau masalah ini pada staff di managemen. Mungkin ada kesalahan. Dan kalau memang benar begitu, Soo Hyo jadi bisa kembali lagi menjadi trainee...’ pikir Jonghyun seraya menyungingkan senyuman termanisnya membayangkan bagaimana reaksi Soo Hyo setelah mendengar ini nanti.
“Aku ingin kembali menjalin hubungan seperti dulu...” lanjut Sekyung akhirnya.
DEG
Jonghyun terdiam. Gerakkannya terhenti. “Aku merasa... begitu aneh saat tidak bersamamu. Setelah ini, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tetap bertahan dari semua antis juga fans mu yang membenciku. Karena bagiku, kehilanganmu benar-benar jauh lebih buruk daripada mendapatkan makian mereka... Jadi.. bagaimana menurutmu? Apakah kau juga merasakan hal yang sama denganku?” tanya Sekyung hati-hati.
Jonghyun tampak begitu terkejut. Ia balas memandang Sekyung dengan tatapan yang sulit di artikan. “Jeongmall? Benar begitukah yang kau rasakan semenjak kita putus?” Jonghyun masih tampak tak percaya.
Sekyung terkekeh kecil. Malu-malu ia mulai mengangguk. Jonghyun yang melihat itu mendadak balas tersenyum manis, sekilas Jonghyun menunduk dan tersenyum girang. Kemudian perlahan tangannya mulai bergerak menyentuh tangan Sekyung dan menggenggamnya.
“Ini bukan acara reality show atau apapun bukan?” ucap Jonghyun setengah tertawa. Sekyung menggeleng, “Tentu saja tidak...” balasnya dan cukup satu kalimat itu sudah berhasil membuat Jonghyun merasa begitu gembira setelah sekian lama ini.
***
Hari itu Soo Hyo sedang asik membungkus semua manisannya saat tiba-tiba terdengar suara derap kaki ibunya yang berlari menuju dapur. Soo Hyo menoleh, menunggu kedatangan ibunya di mulut pintu dapur.
“Soo Hyo-ah...” panggil eommanya berlinang air mata namun tetap tersenyum manis padanya.
“Eomma... kau menangis? Ada apa?” Soo Hyo yang terkejutpun bangkit dari duduknya dan bergerak mendekat untuk menenangkan ibunya. Tetapi bukannya menjawab, eommanya malah menariknya agar mengikutinya yang berjalan menuju ruang tamu di depan. Soo Hyo tampak begitu kebingungan, tetapi sama sekali tak berniat untuk memberontak.
Begitu tiba di ruang tamu, Soo Hyo kembali di kejutkan dengan kehadiran dua orang staff dari SMent yang sudah duduk manis di sana. “Annyeonghaseo.. nona Shin Soo Hyo?” sapa salah satu dari staff-staff itu.
Soo Hyo benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi, “Ne.. ada ... apa?” jawabnya kebingungan.
“Kami baru saja menerima surat perintah dari managemen. Di sana di katakan bahwa telah terjadi kesalahan atas pengeluaranmu saat camp berlangsung. Kami di minta untuk menjemputmu dan mengantarmu kembali ke perkemahan untuk melanjutkan pelatihan training” jawabnya formal.
“Mwo?” seru Soo Hyo semakin kaget.
“Ke..kenapa? Kembali... ke.. managemen? Ah, maksudmu aku.. bisa kembali menjadi trainee?” ulang Soo Hyo ragu.
Belum lagi Soo Hyo mendapatkan jawaban yang di inginkannya, eommanya sudah terlebih dahulu memeluknya penuh haru. “Soo Hyo-ah... kau beruntung... ini benar-benar hebat. Kau bisa kembali. Kau memang puteri ibu...” bisik eommanya seraya mengelus-elus rambutnya penuh sayang.
Mulanya Soo Hyo masih diam karena terkejut dengan semuanya yang terbilang begitu tiba-tiba. Tapi lambat laun akhirnya ia bisa mengerti dan balas memeluk ibunya penuh senyum. “Ini hebat...”
***
“Kau sudah dengar? Katanya Soo Hyo akan kembali ke sini hari ini”
“Iya. Aku juga dengar Mr.Kim ternyata mengeluarkan dia tanpa persetujuan resmi dari managemen. Dia benar-benar melakukan semua hal sesukanya”
“Itu tidak penting. Apa kalian sudah mendengar berita besarnya? Kabarnya Jonghyun SHINee lah yang menyelidiki semua kekeliruan ini agar bisa membuat Soo Hyo kembali ke sini. Ini benar-benar keren! Bukankah Soo Hyo sangat beruntung?”
Celetukkan demi celetukkan itu sudah mulai menyebar dan terdengar hampir dari seluruh penjuru ruang latihan vokal siang itu. Berita akan kembalinya Soo Hyo sudah menyebar dengan begitu cepat dan pesat. Tentu saja hal ini di sambut baik oleh Eun Ji, Sang-mi dan Shin Yeong. Tak bisa tergambarkan semua kelegaan yang mereka dapatkan setelah mendengar berita ini.
Tapi di sisi lain, Eun Bi justru terlihat sangat kesal dan sebal. Berkali-kali yeoja itu terlihat mengumpat dan memandangi Eun Ji dkk penuh kebencian. Sementara Hye Sun di sampingnya hanya terlihat diam dan berusaha untuk menyibukkan diri.
“Kenapa dia bisa kembali?! Ini menyebalkan!” runtuk Eun Bi keki.
Sementara itu...
Jonghyun tidak bisa terus-menerus menghentikan senyumannya setiap kali memikirkan Soo Hyo akan benar-benar kembali. Jonghyun merasa benar-benar lega dan senang. Entah untuk yang keberapa kalinya Jonghyun kembali bercermin dan merapikan rambutnya.
Ia sudah benar-benar siap untuk menyambut kedatangan Soo Hyo hari ini. Kembali di liriknya buku lagu Soo Hyo yang sudah beberapa hari ini terus di rawat dan di simpannya dengan baik. Kebahagian Soo Hyo pasti akan menjadi berkali-kali lipat jika ia tau Jonghyun berhasil menemukan bukunya.
Setelah selesai berdandan ria, tanpa menghiraukan tatapa aneh dari member yang lain, Jonghyun turun menuju lantai satu dan berjalan keluar menuju halaman utama villa bersama staff yang lain untuk menyambut Soo Hyo.
Dan benar saja, tak lama setelah itu sebuah mobil van memasuki halaman. Jonghyun semakin menyeringai lebar saat matanya menemukan sosok Soo Hyo yang berjalan keluar dari mobil. “Itu dia...” gumam Jonghyun.
Di saat yang sama, semua trainee tampak mendongak keluar jendela dari ruang vokal. Terdengar seruan keras Shin Yeong di tengah-tengah keributan. Soo Hyo tersenyum manis, ia balas melambai kecil pada Shin Yeong. Ini benar-benar luar biasa. Soo Hyo sama sekali tak pernah berpikir akan bisa kembali menginjakkan kaki di sana. Belum sampai seminggu yang lalu saat ia pergi meninggalkan tempat itu dan sekarang ia kembali lagi.
Soo Hyo kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Terlihat beberapa staff mengucapkan selamat kepadanya, di susul Mr.Kim yang terlihat begitu menyesal. Soo Hyo hanya tersenyum manis, baginya tidak masalah apa yang sudah terjadi selama beberapa hari belakangan ini. Yang terpenting untuknya adalah sekarang ia sudah kembali. Ini sudah jauh lebih daripada cukup.
Senyuman Soo Hyo terlihat semakin lebar saat melihat Jonghyun yang berjalan mendekatinya. Jonghyun terlihat sangat tampan dan menawan dengan kemeja kotak-kotaknya, di tambah lagi namja itu terus saja menyunggingkan senyuman manisnya.
“Chukkae Soo Hyo-ah..” Jonghyun mengulurkan tangannya dan mengajak Soo Hyo untuk bersalaman. Tanpa ragu lagi, Soo Hyo menyambut uluran tangan Jonghyun “Gomawo... Jeongmall gomawo untuk semuanya oppa. Aku dengar kaulah yang membantuku. Jeongmall... Ghamsahamnida..” Soo Hyo sedikit membungkukkan tubuhnya.
“Ah. Anio. Aku tidak melakukan apapun. Mereka berlebihan” elak Jonghyun cepat.
“Oh.. dan ini, aku tak sengaja menemukannya” kata Jonghyun bohong seraya menyodorkan buku lagu Soo Hyo. Soo Hyo tersentak kaget, “Oppa...”
“Sekarang kita impas. Aku sangat senang bisa membantumu” lanjut Jonghyun ramah. Soo Hyo kembali tersenyum haru, “Gomawo...”
.Jonghyun versi End.
TBC

Huaa.... Hieeyyy.... *tiup terompet bareng Key oppa

Akhirnya Soo Hyo balik lagi ^O^
Nggak sia-sia penyelidikkan detektive Jonghyun. Wkwkwk *apa dah
Tapi..tapi...
Ada sesuatu yang aneh sama Eun Bi. Di tambah lagi luka memar Soo Hyo? Ah~ ada yang mencium sesuatu? *emang apaan coba?
Oh No.... Jonghyun oppa balikan sama Sekyung? Terus Soo Hyo gimana donk? Wah..wah... Bakal masalah baru nih. Tapi untuk masalah JongHyo couple di lupain dulu, bakal di bahas lagi setelah bagian couple yg lain kelar. Wkwkwk... Buat JongHyo shipper sabar-sabar aja ya nungguin kelanjutan ceritanya, hehehe ^^V
Nah next part bakal jadi gilirannya TaeMi couple nih, Waaa~
Mestinya MinSun couple ya? Tapi aku ubah jadwalnya, hehehe... Peace Flames ^^V
Ini beberapa trailers buat STEP TaeMi couple minggu depan :)

Trailers for next part
“Apa ini? ‘Tips dan trik untuk PDKT’?” seru Key kaget begitu melihat apa yang Taemin search di internet selama berjam-jam belakang tadi.
“Ya’!! Taemin-ah, kau mengincar seseorang?!” seru Onew tak kalah terkejut.
<skip>
“Aku dapat nomor 16” Sang-mi menunjukkan nomor undian yang di dapatkannya. Taemin yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri secara tak sengaja mendengarnya.
“Ah, itu sama dengan nomorku” gumam Taemin terkejut.
<skip>
“Jadi... ini pacarmu?” tunjuk Taemin takut-takut pada namja di foto tadi.
Malu-malu Sang-mi mengangguk, “Ne.. kami sudah pacaran sejak SMP”
Trailers End

Undian? Aku kasih bocoran deh ya, undian ini untuk acara malamnya para trainee. Sejenis uji keberanian melintas hutan gitulah. Emang jodoh atau apa, Sang-mi bakal pasangan sama Taemin nih. Kekeke~ abang tetem penakut nggak ya? xD
Wah wah... tapi Ini parah. Sang-mi punya pacar? Ya ampun...
Taemin sih, nggak tanya dulu! Aigo~...
Nah, itu dia. Bisa di tunggu next partnya ya ^^
Lagi-lagi, aku cuman bisa berusaha supaya nggak telat, tapi kalau memang bener-bener nggak sempat, Mianhae.... *bow
Please... mengerti posisiku ya T.T
Ghamsahamnida buat yang udah setia menunggu dan RCL walau aku suka telat.. Jeongmall Ghamsahamnida...
Di tunggu Like and Comentnya ya..

[FF] STEP - Part 7



Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :  SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Disclaimer : This story and the plot is originally mine. This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant and just enjoy it guys ^^V

Part 7
“Huh?!” seru Soo Hyo lagi. “Te..temani apa?” Soo Hyo tampak semakin kebingungan.
“Kencan~” jawab Jonghyun nyengir.
Soo Hyo terdiam. Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali tanda tak percaya. “Kencan? Jeongmallyo?” ucapnya lagi. Jonghyun semakin menyeringai lebar melihat ekspresi terkejut yeoja itu, “ Apa kau sudah jatuh cinta padaku?” goda Jonghyun.
“Mwo?” Soo Hyo terlihat semakin shock.
“Benar-benar... Ya’!! Oppa!! Itu sama sekali tidak lucu! Jangan menggodaku! Apanya yang jatuh cinta?” elak Soo Hyo gelagapan.
A..ada apa dengannya? Ini aneh sekali...’ Soo Hyo tak habis pikir.
Melihat ekspresi Soo Hyo yang semakin takut dan kebingungan, mendadak senyuman nakal Jonghyun berubah menjadi seutas senyum simpul yang teramat manis. Jonghyun mengacak-acak rambut Soo Hyo gemas, “Aku hanya bercanda. Karena saat itu kau membantuku, jadi sebagai balasannya hari ini aku akan menemanimu jalan-jalan” jelas Jonghyun akhirnya.
“Huh? Membantu apa? Aku tidak per....”
“Kajja. 30 menit lagi kalian para trainee harus berkumpul di halaman belakang, masih ada waktu untuk jalan-jalan” Jonghyun tiba-tiba menarik lengan Soo Hyo agar mulai berjalan.
“M..mwo? 30 menit? Ah~ aku pasti melewatkan pengumuman itu. Oppa, kita kembali saja. Aku tadi hanya bermaksud untuk mencari buku catatan laguku yang terbang terbawa angin keluar jendela bus” tiba-tiba Soo Hyo menahan langkah kakinya.
Jonghyun spontan ikut berhenti lalu menoleh memandang Soo Hyo dengan tatapan bingung, “Ee~ baiklah. Kalau begitu kita cari ke arah sebaliknya” jawab Jonghyun sedikit ragu dan memutar balik arah langkahnya yang tadi berjalan menanjak kini berjalan menuruni jalan berbukit.
“Oh tapi oppa... aku harus berkumpul bersama trainee yang lain nanti. Aku tidak ingin datang terlambat. Lagipula, bus kami datang dari arah gunung, jadi pasti tersangkut di suatu tempat di atas bukit” Soo Hyo kembali menahan langkahnya.
“Jinjja? Ah~ tapi, kalau kita jalan menurun, kita bisa mampir ke minimarket kecil di tikungan jalan tadi. Kalau jalan menanjak, aku rasa di atas sana hanya akan ada hutan.. jadi.. kita pergi jalan-jalan saja. Anggap saja ini sebagai balasan terima kasihku seperti yang ku katakan tadi. Aku akan mentraktirmu hari ini dan aku janji kita akan kembali sebelum 30 menit” Jonghyun tampak mempertimbangkan.
Soo Hyo diam dan berpikir, sesekali ia terlihat mendongak dan memandangi pintu gerbang villa yang masih terbuka lebar. Masih ada kesempatan untuk kembali...
“Gwenchana. Aku sudah katakan padamu kita akan kembali sebelum 30 menit” Jonghyun kembali menarik lengan Soo Hyo agar terus mengikutinya. Soo Hyo mendesah, mau bagaimana lagi.
***
“Srruppp...” Soo Hyo menyeruput es mocca nya hingga tetes yang paling akhir hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Beberapa orang di kedai kecil itu sempat mendongak untuk melihatnya. Tapi tampaknya Soo Hyo tidak merasakan tatapan aneh yang di terimanya. Yeoja itu justru bersendawa keras lalu melemparkan senyuman ramahnya kepada para pengunjung kedai yang lain. Jonghyun yang melihat itu hanya bisa menahan tawa sambil sesekali memalingkan wajahnya karena tidak sanggup melihat ekspresi innconect Soo Hyo saat itu.
Begitu selesai berteduh dan melepaskan dahaga di kedai tadi, keduanya kembali berjalan menyusuri jalan berpasir pemukiman penduduk di kaki gunung itu, saat melewati toko-toko barang antik, keduanya tampak menyempatkan diri untuk masuk dan melihat-lihat. Saling memperlihatkan barang-barang kuno dan unik yang mereka temukan dan saling bertukar tawa. Membuat perhatian beberapa orang tua di sana tertuju pada keduanya. Para orang tua juga tampak tersenyum simpul, kedua muda-mudi itu terlihat bergitu serasi. Mungkin itu yang mereka pikirkan.
Setelah hampir menyinggahi semua toko yang mereka lewati, akhirnya keduanya pun memutuskan untuk memberi beberapa cemilan dan minuman bersoda di minimarket. Berbelanja layaknya sepasang sejoli yang berhasil membuat beberapa muda-mudi di sana merasa iri dan cemburu.
Setelah berbelanja, Soo Hyo dan Jonghyun pun duduk di sebuah kursi taman yang menghadap tepat ke arah gunung. Keduanya duduk dan menghabiskan waktu dengan memakan snack-snack yang mereka beli tadi sambil sesekali berbagi cerita dan pengalaman uniknya masing-masing.
“Aku tidak pernah menyangka saat itu eomma akan benar-benar mengejarku sampai ke sekolah. Lalu ia berteriak memanggil namaku dan membuat semua orang diam dalam hitungan detik. Aku tidak pernah bisa berhenti tertawa saat itu...” cerita Soo Hyo menggebu-gebu.
Sontak tawa renyah pun terdengar dari bibir keduanya. “Ibumu benar-benar keren...” ucap Jonghyun. Soo Hyo yang masih tak bisa menghentikan tawanya hanya mengangguk sambil sesekali menyeka air mata yang mulai muncul di sudut matanya karena tertawa terlalu lama.
Jonghyun tersenyum simpul, entah kenapa di dekat Soo Hyo ia bisa merasa begitu nyaman. Tak ada rahasia, tak ada beban, rasanya begitu lepas. Ia juga bisa mencurahkan isi hatinya dengan begitu mudah pada yeoja ini, bahkan perasaan terlukanya yang sama sekali tak bisa ia sampaikan kepada member lain.
“Oh, buku lagumu itu... Apakah begitu penting? Kau bisa membelinya yang baru. Bagaimana bisa kau berpikir untuk mencarinya seorang diri? Di atas sana begitu sepi” celetuk Jonghyun tiba-tiba begitu teringat dengan apa yang Soo Hyo katakan tadi.
Mendengar itu mendadak Soo Hyo terdiam. Lama ia hanya berdiam diri lalu menunduk kecil. “Ani. Buku itu begitu penting. Nae Appa yang menulisnya. Semua not lagu-lagu di dalamnya adalah tulisan tangan ayahku. Dulu, ayahku adalah seorang penulis lagu, tapi belum sempat lagu-lagunya di instrumenkan, ia sudah terlebih dahulu pergi. Karena itulah ibuku selalu ingin aku menjadi seorang penyanyi, agar suatu saat.. aku bisa menyanyikan lagu yang ayahku buat dengan sepenuh hatinya..” jawab Soo Hyo akhirnya.
Soo Hyo menunduk semakin dalam, diam-diam tangannya bergerak untuk menyeka air mata yang mulai menggenang. Jonghyun terdiam. Yeoja yang selama ini selalu ia lihat tertawa dan ceria mendadak tertunduk dan menangis. Jonghyun merasa sangat menyesal menanyakan hal ini.
“Mianhae.. aku hanya...”
“Ah~ Ani. Oh, Omo.. ini sudah hampir lebih dari satu jam oppa!” tiba-tiba Soo Hyo memotong perkataan Jonghyun dan berdiri dari duduknya. “Oppa... aku sudah terlambat. Palli!! Oh.. Ottokhae?!” Soo Hyo mendadak panik.
Jonghyun masih tampak murung. Ia tau Soo Hyo hanya tak ingin ia merasa bersalah. “Oppa!! Palli!!!” Soo Hyo mulai semakin terburu-buru.
***
“Mwo?! Kenapa? Ini... kenapa pintu gerbangnya di kunci???” pekik Soo Hyo shock. Yeoja itu mulai tampak panik dan mengintip jauh ke dalam villa yang tampak sepi.
“Oh. Ottokhae? Pasti semua orang ada di halaman belakang. Oh. Bagaimana ini?” Soo Hyo mengigit bibirnya cemas.
Jonghyun yang masih berjalan santai di belakang bisa mengetahui apa yang terjadi dari ekspresi Soo Hyo di depan. Mendadak Jonghyun menghentikan langkahnya. Ia memandang berkeliling, villa di kelilingi oleh tembok-tembok pagar setinggi 2 meter. Dan hanya ada satu pintu gerbang utama, tidak ada jalan masuk yang lain.
Jonghyun memutar langkahnya dan berjalan menuju sisi tembok sebelah kanan. “Apa harus memanjat?” pikir Jonghyun garuk-garuk kepala.
***
“Unnie~ kenapa Soo Hyo unnie belum kembali juga?” bisik Sang-mi pada Shin Yeong dan Eun Ji. Mendengar itu, sontak Eun Ji dan Shin Yeong mendongak menatap Sang-mi kaget.
“Mwo? Sang Mi-ssi, apa maksudmu dengan belum kembali? Bukankah tadi kau bilang ia ada di kelompok Eun Bi dan Hye Sun di belakang?” seru Shin Yeong kebingungan.
Sang Mi tampak sangat menyesal, sejak awal ia tau Soo Hyo akan menyelinap keluar untuk mencari benda yang terjatuh seperti yang ia katakan. Tapi Soo Hyo memintanya untuk berjanji agar tak mengatakannya kepada yang lain. Jadi, mau tidak mau, saat Eun Ji dan Shin Yeong menanyakan kemana yeoja itu pergi, Sang-mi terpaksa berbohong dan mengatakan bahwa Soo Hyo sedang asik mengobrol dengan Eun Bi dan Hye Sun yang berada di barisan belakang.
Eun Ji yang bisa menebak dengan cepat arti dari ekspresi Sang-mi hanya bisa mendesah kecil. “Kau tau kalau dia pergi? Kau harusnya mengatakan ini kepada unnie. Bagaimana kalau dia tersesat? Tempat ini masih sangat baru untuk kita semua” ucap Eun Ji setenang mungkin.
Sang-mi mengigit bibir, “Mian...” jawabnya pelan.
Shin Yeong tampak merasa serba salah, “Gwencahana Sang Mi-ah, ini bukan kesalahanmu. Lagipula.... Kyaaaa.... Shin Soo Hyo! Kenapa dia begitu suka menyelinap keluar dan berjalan seorang diri?!” pekik Shin Yeong tiba-tiba.
“Ssttt..!! Shin Yeong-ah, kecilkan suaramu! Kalau Soo Hyo sampai ketauan, dia akan mendapat masalah” Eun Ji mencubit lengan Shin Yeong pelan.
Buughh
Tiba-tiba terdengar suara hantaman benda yang terjatuh begitu keras.
Spontan semua mata menoleh. Eun Ji, Sang-mi dan Shin Yeong juga semua trainee yang lain tampak terlonjak kaget. Soo Hyo jatuh terduduk di rerumputan sambil sesekali mengelus-elus bokongnya yang mulai terasa sakit karena hentakkan keras yang ia rasakan barusan.
“Apa dia melompati tembok pagar?” celetuk Eun Bi kaget.
“Ya’!! Gwenchana?” seru Jonghyun yang tiba-tiba mendongak dari sisi pagar yang lain tepat di belakang Soo Hyo. Semua mata kini semakin membola, “ Jonghyun hyung? Apa yang kau lakukan di atas sana! Tembok itu setinggi 2 meter!” pekik Key shock.
Spontan suasana pun hening. Semua mata sama sekali tak bergerak dan terus menatap lekat ke arah sepasang yeoja dan namja itu. Soo Hyo yang tadinya terus meringis kesakitan mendadak ikut bungkam saat mendapati semua orang kini tengah menatapnya.
“Ups.. sepertinya aku salah perhitungan...” ucap Soo Hyo pelan.
“Jonghyun-ssi? Bagaimana bisa...?! Apa yang kau lakukan di sana?!” seru Mr.Kim, kepala penanggung jawab kegiatan camp trainee kali ini. Mr.Kim terlihat sangat terkejut, tapi tak dapat di purngkiri kemarahan juga terlihat jelas di setiap garis wajahnya.
Jonghyun meringis kecil, pelan-pelan ia pun mulai berusaha turun dari tembok pagar dengan sangat hati-hati di bantu dengan Key dan Onew yang setengah berlari menghampirinya.
“Kau, nona Shin Soo Hyo?” Mr.Kim berjalan mendekat menghampiri Soo Hyo yang masih jatuh terduduk di tempatnya.
“Ne..” jawab Soo Hyo pelan.
“Sepertinya kau dalam masalah sekarang...” ucap Mr.Kim penuh horror seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
***
“Unnie... Gwenchanayo?” ucap Sang-mi cemas seraya menyodorkan segelas teh hangat pada Soo Hyo yang tampak murung. Soo Hyo tak menanggapi, yeoja itu masih saja duduk meringkuk di tempat tidurnya dan membenamkan wajahnya di antara kedua tekuk lututnya.
Sang-mi dan Shin Yeong saling bertukar pandang. Mereka sama sekali tidak tau apa yang Soo Hyo bicarakan dengan Mr.Kim di ruangannya tadi. Yang mereka tau, setelah keluar dari ruangan Mr.Kim, Soo Hyo benar-benar tampak begitu diam kemudian berjalan kembali ke kamarnya dan meringkuk seperti ini.
“Unnie... minumlah dulu” Sang-mi kembali mencoba untuk membujuk agar yeoja itu bergerak. “Gwen..chana..” samar-samar terdengar suara bergetar Soo Hyo yang masih terus membenamkan wajahnya.
Eun Ji yang sejak tadi duduk di tempat tidur sisi yang lain hanya bisa diam. Ia memandangi Sang-mi dan Shin Yeong yang tampak menatapnya meminta bantuan.
“Shin Yeong-ah, kau bisa buat makan malam. Memasak mie dengan kaldu ayam untuk Soo Hyo, dan kau Sang Mi-ssi, siapkan air hangat untuk Soo Hyo mandi nanti” ucap Eun Ji akhirnya.
Sang-mi dengan cepat mengangguk dan melesat masuk ke dalam kamar mandi, sementara Shin Yeong masih tampak berdiri di tempatnya dan memandang Eun Ji bingung.
“Aku? Memasak?” Shin Yeong menunjuk dirinya sendiri.
Eun Ji memandang Shin Yeong dengan tatapan yang seolah-olah mengatakan ‘cepatlah. Kau ingin aku menenangkan Soo Hyo bukan? Kami perlu ketenangan’
Shin Yeong mengigit bibir. Ia tidak punya pilihan lain. “Nee.. Soo Hyo unnie... aku akan membuatkan mie yang paling lezat untukmu. Jadi bersemangatlah. Oke?” ucap Shin Yeong sebelum akhirnya beranjak pergi keluar kamar.
Mendengar ucapan ‘unnie’ dari bibir Shin Yeong mendadak membuat Soo Hyo sedikit bergerak. Yeoja itu tampak mengangkat wajahnya dan memandangi punggung Shin Yeong sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.
“Kau menangis? Kau baik-baik saja?” tegur Eun Ji yang memergoki mata Soo Hyo yang memerah. “Apa terjadi sesuatu? Mr.Kim menghukum mu?” lanjut Eun Ji lagi.
***
Shin Yeong memasuki dapur, sepertinya tak ada yang sedang memerlukan dapur sekarang. Ruangan itu tampak begitu sepi. Shin Yeong menoleh, ini baru jam 5 sore. Pantas saja.
Shin Yeong pun berjalan mengitari dapur, “Hhh... terakhir kali aku memasak, eomma dan appa langsung melarangku untuk memasuki kawasan dapur” gumam Shin Yeong manyun.
Eomma dan Appa. Tiba-tiba Shin Yeong teringat akan mereka. Shin Yeong mengigit bibir. Mendadak hatinya terasa begitu sedih. Sudah lama sekali...
“Apa mereka baik-baik saja?” gumamnya pelan seraya memainkan kakinya seperti anak kecil. “Apa mereka masih mencariku?” lanjutnya.
Shin Yeong bisa merasakan genangan air bening itu lagi-lagi berusaha keluar dari sudut matanya. Tapi sebelum sempat jatuh, dengan cepat Shin Yeong menggeleng dan menepuk-nepuk pipinya agar kembali sadar. “Hoh.. ayolah. Yoo Shin Yeong. Kau harus tepati kata-katamu” ucapnya menyemangati diri sendiri.
Shin Yeong pun kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru dapur. “Ee~ baiklah. Pertama-tama, kita lihat apakah bahan yang di perlukan tersedia di kulkas” seru Shin Yeong seraya berjalan menuju kulkas.
***
Key berjalan santai menuruni setiap anak tangga bermaksud untuk pergi ke ruang istirahat menyusul member lain yang mengatakan ingin menginterogasi Jonghyun tentang insiden tadi siang.
Tetapi, saat mendekati dapur, tiba-tiba Key mendengar suara yang begitu berisik dari dalam. Juga bau ‘sesuatu’ yang begitu menyengat dan menusuk indra penciumannya. Langkah Key melambat, keningnya berkerut. “Bau apa ini?!” gumamnya tak habis pikir.
Ragu-ragu Key pun merapatkan langkahnya menuju pintu dapur yang sedikit terbuka. Key membuka semakin lebar pintu tadi dan mendongakkan kepalanya masuk ke dalam. Mata Key membola begitu menemukan pemandangan ‘luar biasa’ pada dapur’nya’. (yang secara tidak langsung akan menjadi dapurnya karena di villa hanya terdapat 1 dapur, dan itu artinya hanya ada 1 tempat di mana ia bisa leluasa melakukan hobinya. Memasak. wkwkwk)
Lantai dapur di penuhi berbagai macam potongan sayur mayur dan tumpahan bumbu-bumbu memasak seperti garam dan merica. Belum lagi genangan air yang entah dari mana asalnya itu. Key masih terus menyusuri lantai saat tiba-tiba manik matanya menangkap sosok seorang yeoja yang tampak bersiap akan melemparkan sepotong ayam besar ke dalam sebuah panci berisikin air mendidih.
“Huaaaaa.... Apa yang kau lakukan?!!!” teriak Key keras hingga menggema di seluruh penjuru ruangan. Shin Yeong yang mendengar itu sontak terkejut dan beralih menatap Key dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Bagaimana bisa kau bermaksud untuk melemparkan ayam seperti itu? Air mendidihnya akan melompat keluar ke arahmu jika seperti itu!!!” runtuk Key seraya berjalan mendekati Shin Yeong.
“Apa kau gila?!” tambahnya lagi.
Shin Yeong tak menanggapi. Raut wajahnya sudah tampak cemberut dan tertekuk dalam. Saat Key berusaha mengambil alih ayam yang di bawanya, dengan cepat Shin Yeong bergerak mundur dan menjauh.
“Ya’!!” benak Key keras.
“Apa?! Ini pekerjaanku. Ini makananku. Kau mau ikut campur?!” Shin Yeong balas berteriak. Key terdiam. “Benar. Ini hakmu... ah iya. Tentu saja. Bahkan jika wajahmu tersiram air panaspun itu bukan urusanku!” sindir Key kesal.
Tanpa ba-bi-bu lagi, Key pun berbalik dan beranjak pergi. Bibirnya mulai komat-kamit ngedumel kesal tanpa ada titik dan koma. Saat hendak mencapai pintu dapur, iseng-iseng namja itu melirik kembali ke belakang. Ingin melihat apa yang akan yeoja itu lakukan.
Key hampir saja mati tersedak saat tiba-tiba matanya menangkap gerak Shin Yeong yang memasukkan semua rempah-rempah yang ia lihat ke dalam panci dengan asal.
“Ya’!! Kau mau memasak atau mau meracuni dirimu sendiri?!” teriak Key kaget dan kembali berjalan cepat mendekati Shin Yeong.
“Kau perempuan dan tidak tau bagaimana caranya memasak mie?! Kau bercanda?” pekik Key semakin histeris. Shin Yeong mencibir, “Jangan berlagak! Kau berkata seperti itu seolah-olah kau bisa memasak!”
“Oh.. kau akan menyesal mengatakan itu..” tiba-tiba Key memandang Shin Yeong dengan tatapan penuh makna. “Minggir! Kali ini biarkan orang yang ahli melakukannya! Aku tidak mau mengambil resiko tempat ini akan terbakar atau seseorang yang akan mati kercunan!” ucap Key melotot hingga membuat Shin Yeong mundur beberapa langkah.
Tanpa menunggu persetujuan Shin Yeong, Key pun mulai bergerak. Ia melipat lengan bajunya hingga siku lalu menggunakan celemek dan membasuh kedua tangannya hingga bersih. Satu per satu, tahap demi tahap, Key memisahkan bahan yang di perlukan dan tidak.
Key memasak, memotong dan menyajikan mie dengan sangat rapi, teratur dan cekatan. Bekerja dengan sangat cepat tetapi tetap teliti. Memotong dan meracik bumbu dengan sangat lihai. Shin Yeong yang melihat itu hanya bisa terdiam dan memandang takjup. Ia memperhatikan semua yang Key lakukan dengan sangat seksama. Sesekali ia terlihat berpikir untuk mengingat langkah-langkah apa yang Key lakukan.
Beberapa kali Shin Yeong juga terlihat mengangguk. Sekilas Key melirik Shin Yeong, namja itu tersenyum sinis dan kembali melanjutkan kegiatannya. Hampir selama satu jam keduanya sibuk di dapur, mulanya yang Shin Yeong hanya berdiam diri akhirnya ikut membantu Key mengambilkan bahan dan barang yang ingin namja itu gunakan.
“Garam..!” seru Key.
Shin Yeong dengan cepat mengambil garam dan menyodorkannya pada Key. Sentuhan terakhir, Key menaburkan sedikit garam dan mengaduk mie. Sedetik setelah itu Key mengambil sendok dan mulai mencicipi mie kaldu buatannya. Namja itu mengangguk-angguk kecil. Menandakan semuanya sudah ‘pas’.
“Coba ini!” Key menyodorkan sendok yang berisi kuah mie nya pada Shin Yeong.
“Eh?!” Shin Yeong tampak terkejut. Tapi Key yang sudah sangat tidak sabar ingin mengakhiri kegiatan masak memasak ini dengan cepat menyuapkannya pada Shin Yeong hingga membuat yeoja itu tersedak beberapa kali.
“Ya’!! uhuk..uhuk.. kau...” Shin Yeong yang tadinya ingin berteriak dan mengatai namja itu mendadak diam saat lidahnya mulai bisa merasakan kaldu yang begitu terasa lezat di mulutnya.
“Enak...” gumamnya.
Key yang mendengar itu spontan tersenyum kecil lalu bergerak melepaskan celemeknya. “Tentu saja enak! Aku pergi!” serunya seraya melemparkan celemek tadi pada Shin Yeong.
“Ah~ tunggu sebentar!” tahan Shin Yeong tiba-tiba.
Langkah Key berhenti, ia beralih memandang Shin Yeong di belakang. Shin Yeong tampak gelagapan, ia tidak sadar menahan namja itu. Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. “Apa?” tegur Key.
“Itu... gomawo...” ucap Shin Yeong malu.
Key mengangkat satu alisnya, “Aku.. sudah berusaha memasak dengan baik. Aku hanya ingin Soo Hyo unnie merasa lebih baik setelah makan. Jadi...” kata-kata Shin Yeong menggantung, Yeoja itu tampak kebingungan ingin melanjutkan.
“Aku tau. Baguslah~ Setidaknya kau tidak membakar rumah. Aku sudah sangat bersyukur. Jangan takut untuk kembali ke dapur, kau bisa belajar jika ingin memasak dengan baik. Aku pergi” ucap Key seraya pergi berbalik begitu saja.
Shin Yeong tertegun.”Dia tidak melarangku kedapur lagi? Tapi eomma dan appa...”
Yeoja cengeng dan kanibal itu, setidaknya ia mencoba untuk menyenangkan temannya walau hampir saja meracuninya’ pikir key geli.
***
Dengan susah payah Shin Yeong berusaha untuk membuka pintu kamar dengan kedua tangan yang sibuk membawa nampan berisi seporsi besar mie dan segelas air. Saat Shin Yeong berhasil membuka pintu, tiba-tiba telinganya secara tak sengaja menangkap percakapan Eun Ji dan Soo Hyo.
 “Ini hari pertama camp, aku pikir ini akan menyenangkan, tapi aku mengacaukan semuanya. Sepertinya besok aku harus benar-benar  pulang... ke rumah, seperti yang Mr.Kim katakan..” ucap Soo Hyo serak.
TBC