Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :
SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam
Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Cameo : Lee Chi Hoon (Fiction)
Disclaimer : This story and the plot is originally mine.
This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
Part
9
.STEP
Taemin versi.
Taemin menatap serius
layar laptopnya hampir tanpa berkedip. Matanya terus bergerak mengikuti setiap
untaian kalimat yang tertulis di sana. Sesekali Taemin terlihat mengangguk dan
berpikir, Taemin terlihat begitu antusias, satu kata pun tak ada yang ingin
terlewat olehnya.
“Taemin-ah!! Palli!!
Sudah waktunya untuk kegiatan malam!” Key muncul dari balik pintu kamar.
“Oh... Ne hyung, tunggu
sebentar” Taemin balas menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar
laptopnya sedikitpun. Key mendengus sebal, sudah sejak sore Taemin terus saja
berkutat dengan laptopnya, dan sejak sore pula Taemin hanya duduk bersila diam
di tempat tidurnya dengan entah-apa-yang-sebenarnya-ia-lakukan.
“Ya’!! Palli!! Berhenti
dengan laptopmu!” Key yang sudah tidak sabarpun berjalan mendekat dan menutup
laptop Taemin begitu saja. “Hyung...” Taemin mulai merengek.
“No.. no.. no.. kajja.
Kajja. Kajja...” Key mulai memberi isyarat pada Taemin untuk pergi keluar
kamar. Taemin pasrah, ia mengangkat kedua bahunya bersamaan seolah berkata ‘apa boleh buat’.
Mau tidak mau Taemin pun
bangkit dan turun dari tempat tidurnya. Tapi baru selangkah ia berjalan,
tiba-tiba ia berhenti, “Ouh.. hyung... aku mau ke kamar mandi...” serunya
tiba-tiba lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi begitu saja.
“Ck...” Key bekacak
pinggang dan terus mengikuti gerak Taemin hingga namja itu menghilang di balik
pintu kamar mandi.
Setelah Taemin
menghilang, Key pun beralih memandang tempat tidur Taemin yang tampak
berantakkan. Key mendesis. Tanpa banyak berpikir lagi, Key pun bergerak untuk
merapikan. Key mengambil alih laptop Taemin dan meletakkannya di meja. Saat Key
hendak beranjak kembali ke tempat tidur, entah apa, tiba-tiba langkah Key
berhenti.
Pelan-pelan ia menoleh
dan memandangi laptop Taemin penuh rasa ingin tau. Kedua mata Key mulai
menyipit, “Apa yang dia lakukan selama ini?” gumam Key curiga seraya
menggosok-gosok dagunya layaknya seorang detektive saat sedang berpikir untuk
memecahkan kasus.
“Haa.. apa...
jangan-jangan dia menonton film porno?!” seru Key tiba-tiba.
“Omo...!! Omo..!!” Key
mulai melompat-lompat panik.
“Oh..oh.. Andwae...
isshh.. aku akan memastikan” lanjut Key kemudian lalu kembali menatap lapotop
Taemin tajam. Takut-takut Key bergerak untuk membuka laptop Taemin, Key menelan
ludah. Saat tutup laptopnya benar-benar terbuka, Key bahkan langsung menutup
matanya karena tidak sanggup jika apa yang ia duga adalah benar.
Selama beberapa detik
Key masih tetap memejamkan matanya, sampai akhirnya keningnya terlihat
berkerut. Tidak ada suara apapun, yah paling tidak kalau memeng benar Taemin
menonton video porno, pasti ada sedikit suara. Karena penasaran, Key pun
membuka satu matanya.
Bukannya video atau
apapun yang terlihat, justru hanya sebuah halaman web yang penuh berisikan
tulisan sepanjang monitor. “Ige mwoya? ‘Tips
dan trik untuk PDKT’?” seru Key kaget begitu melihat apa yang Taemin search
di internet selama berjam-jam belakang tadi.
“Ya’!! Taemin-ah, kau mengincar seseorang?!”
seru Onew tak kalah terkejut yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Key
dan membuat Key melompat kaget karenanya.
“Aiisshhh... Hyung!
Jangan tiba-tiba muncul seperti hantu!!!” seru Key masih dengan jantung yang
dag-dig-dug-duaarrr.
Bukannya menjawab, Onew
malah menyeringai lebar dengan ekspresi tanpa rasa bersalah sedikitpun.
***
Taemin menggaruk-garuk
kepalanya kebingungan, ah tidak. Lebih tepatnya risih. Pasalnya sejak tadi
Onew, Key dan Jonghyun terus saja mengawasi gerak-geriknya. Sesekali ketiga
namja tampan itu terlihat saling berbisik.
“Nugu..?” tiba-tiba
Minho datang dan merangkul Taemin. Taemin menoleh, “Si..siapa apa?” jawab
Taemin gelagapan.
“Aa~ jangan ada rahasia
di antara kita Taemin-ah. Katakan padaku, siapa?” Minho sedikit menunduk dan
memberi tanda pada Taemin untuk berbisik padanya. Taemin tampak berpikir,
“Tapi.. jangan katakan pada Onew, Key dan Jonghyun hyung...” ucap Taemin
kemudian.
Minho tak menjawab, ia
terus saja menunjuk-nujuk teliganya agar Taemin segera memeberitaunya. Taemin
yang melihat itu tak bisa mengelak lagi, “Ee~ itu.. sebenarnya.. dia... Sa.. Sa..
ah andwae!” tiba-tiba Taemin mendorong Minho pelan agar melepaskan rangkulan.
Tepat ketika Taemin
sedikit bergerak mundur, kepalanya membentur wajah Jonghyun yang ternyata entah
sejak kapan, bersama Onew dan Key sudah berdiri di belakang ia dan Minho untuk
menguping.
“Omo!!!” pekik Jonghyun
keras dan langsung duduk berjongkok memegangi hidungnya yang ternyata membentur
kepala Taemin cukup keras.
“Huaaa... hyung...” Key
ikut duduk berjongkok dan mengawasi Jonghyun. “Gwenchana? Apakah sakit? Apa
hidungmu patah?” tanya Key asal. Kepanikan Key justru membuat Onew terbahak,
sementara Minho dan Taemin tampak saling bertukar.
“Err.. Mianhae hyung..”
Taemin meringis kecil.
***
Kegiatan malam para
trainee pun di mulai. Semua trainee diminta berbaris rapi untuk mengambil
undian nomor dalam acara uji keberanian malam ini. Peraturannya mudah, setiap
orang masing-masing di bagi menjadi beberapa kelompok dimana setiap kelompok
terdiri dari dua orang.
Kemudian, nantinya
masing-masing grup akan di tantang untuk melintasi hutan sesuai jalur yang
sudah di siapkan oleh panitia, dan di sepanjang jalan nanti mereka akan di
takut-takuti oleh panitia lain yang sudah bersiap dengan kostum menyerupai
monster dan hantu. Kegiatan ini sengaja di selenggarakan untuk mengusir
kejenuhan para trainee karena harus terus belajar dan berlatih di sepanjang
liburan.
Kini semua orang sudah
mendapatkan nomornya masing-masing. Mereka akan berpasangan dengan orang yang
memiliki nomor yang sama dengannya. Di antara keramaian pekarangan belakang
villa saat itu, terlihat Sang-mi, Soo Hyo, Eun Ji dan Shin Yeong yang mulai
perlahan-lahan membuka nomor masing-masing.
“21” Eun Ji menyebutkan
nomornya.
“15” Soo Hyo memperlihatkan
nomornya.
“4, ah~ Aku penasaran,
siapa pasanganku? Aku harap bukan yeoja sombong itu!” Shin Yeong melirik Eun Bi
di kejauhan jutek.
“Aku dapat nomor 16”
Sang-mi menunjukkan nomor undian yang di dapatkannya. Taemin yang berada tak
jauh dari tempatnya berdiri secara tak sengaja mendengarnya.
“Ah, itu sama dengan
nomorku” gumam Taemin terkejut.
Sementara itu...
“Ck, anak itu
benar-benar tidak mau memberi tau kita siapa yeoja yang di sukainya” celetuk
Key yang sejak tadi terus memandangi Taemin beberapa meter di depan.
“Hidungku, apa hidungku
baik-baik saja? Apa ada yang aneh?” Jonghyun manyenggol Key. Key beralih
memandang Jonghyun, “Omo... hidungmu terlihat sedikit bergeser ke kanan hyung!”
pekik Key berlagak kaget.
“Jinjja??!!” Pekik
Jonghyun membola.
“Sshh.. Puahahaha....”
tepat sedetik setalah itu Key terbahak dan mulai memukul-mukul pahanya sendiri.
“ Aiisshh... Dasar pembohong. Rasakan ini.. rasakan ini...” Jonghyun yang
menyadari lelucon Key bergerak merangkul Key kuat-kuat dan berlagak
memukulinya.
Key terus saja terbahak,
membuat Onew dan Minho beralih memandangi keduanya. “JongKey moment~ Ah..
Andwae...” pekik Onew yang bergerak melerai dan menarik Key.
Minho menyengir lebar
melihat tingkah ke-3 member yang lain, lalu sedetik setelah itu, ia kembali
memandangi Taemin. Di sana, Taemin terlihat memandang lurus ke arah seorang
yeoja yang tampak sedang asyik bicara dengan teman-temannya. Minho mengikuti
arah pandang Taemin, “Aah~ jadi dia..” gumam Minho nyengir.
***
“Oppa, kau yakin lewat
sini?” Sang-mi menarik ujung baju Taemin, menahan gerak namja tampan itu.
Langkah Taemin berhenti, “Eee~” Taemin memandang berkeliling.
Bagaimana ini? Semuanya terlihat sama. Aku tidak
bisa bilang pada Sang-mi kalau kami tersesat. Bagaimana ini?? Huaaaa’ pekik Taemin dalam
hati.
Disinilah mereka
sekarang. Terjebak di dalam hutan, semestinya mereka tinggal mengikuti petunjuk
arah yang di siapkan panitia, tapi entah kenapa, Taemin yakin ia mengikuti
semua jalur itu dengan benar dan hasilnya ia malah benar-benar tersesat.
“Oppa??” panggil Sang-mi
lagi.
“Oh, ah itu...” Taemin
tersadar dari lamunannya. Lagi, Taemin memutar tubuhnya, memandang berkeliling.
“Oppa... apa.. kita tersesat?” tebak Sang-mi takut-takut begitu melihat
gerak-gerik mencurigakan dari Taemin.
“Eh?!” Taemin terlonjak
kaget.
Gawat’ pikirnya.
Srraak...srraakk...
Tepat setelah itu,
terdengar bunyi sesuatu yang berjalan mendekat dari balik semak-semak. Spontan
Taemin dan Sang-mi pun menoleh. Semak-semak itu terus bergerak dan bergerak.
Sesuatu berjalan semakin mendekat, dekat, dekat, dekat hingga akhirnya sesosok
makhluk berjubah putih dan berambut panjang tiba-tiba muncul dari sana dan
mengangkat kedua tangannya berusaha menggapai Taemin dan Sang-mi.
“KYaaaaaa......” Taemin
dan Sang-mi berteriak sama keras.
“Umma....!!!!!!! Lari!!!
Lari!!!!” Teriak Taemin panik dan dengan cepat menarik lengan Sang-mi agar ikut
berlari. Sang-mi tak kalah panik, ia tampak begitu ketakutan. “O..oppa...
itu... itu apa? Kyaaa... apa itu hantu???” pekik Sang-mi di sela-sela larinya.
Buukk...
“Arrghh...” tiba-tiba
Sang-mi jatuh tersandung dan membentur tanah. Lari Taemin terhenti, ia
mendongak. Matanya membola begitu di lihatnya Sang-mi yang sudah terduduk di
tanah.
“Sang mi-ssi,
gwenchanayo?” Taemin berbalik menghampiri Sang-mi.
“Appo....” Sang-mi
menunjuk-nunjuk lututnya yang tampaknya terluka. Taemin memandang jauh
kebelakang sekilas, memastikan agar entah makhluk apa itu tadi sama sekali tak
mengejar.
“Apa kau bisa berjalan?”
tanya Taemin lagi.
Sang-mi mengangguk
kecil, lalu dengan bantuan Taemin, Sang-mi pun kembali berdiri. “Aaww... hua
Appoyo~” tiba-tiba Sang-mi duduk berjongkok dan memengangi pergelangan kakinya.
“Apa kakimu sakit? Ah~
apakah terkilir?” seru Taemin kaget. Sang-mi menggeleng tidak tau, pelan-pelan
ia pun mulai menarik celana olahraga yang di gunakannya agar bisa melihat apa
yang terjadi, “Astagah..” desis Taemin ngilu saat melihat bengkakkan berwarna
biru keunguan di dekat mata kaki Sang-mi.
“Sepertinya ini
parah...” ucap Sang-mi menahan sakit.
Mendengar itu sontak
Taemin terdiam. Mendadak raut wajahnya berubah, Taemin tampak begitu menyesal.
“Mianhae...” ucap Taemin pelan.
“Eh?!” Sang-mi beralih
memandang Taemin bingung.
“Kalau saja kita tidak
tersesat,. Mianhae.. Ini kesalahanku” lanjut Taemin lagi.
Sang-mi tersenyum tipis,
“Anio. Ini bukan kesalahanmu oppa. Jangan merasa bersalah seperti itu. Aku
baik-baik saja, sungguh”
Taemin mendesah,
“Lalu... bagaimana?” Taemin tampak memandang berkeliling, sepi dan senyap. “Ah,
aku bawa ponsel! Kenapa kita tidak menelpon yang lain saja?!” seru Sang-mi
tiba-tiba.
“Haa? Kenapa baru
bilang?” Taemin spontan memandang Sang-mi terkejut. Sang-mi meringis malu, “Aku
baru ingat oppa..” jawabnya seraya merogoh ponsel di saku celananya.
“Oh..oh.. Tidak ada
sinyal...” ucap Sang-mi kaget saat melihat sinyal di ponselnya tidak ada sama
sekali. “Jinjja?!” Taemin mengambil alih ponsel Sang-mi.
“Astagah. Benar tidak
ada” gumam Taemin kecewa.
Taemin yang tadinya ikut
duduk bersama Sang-mi spontan berdiri dari duduknya. “Aku akan coba menemukan
sinyal” ucapnya seraya berjalan berkeliling dan mengangkat ponsel Sang-mi
tinggi-tinggi.
“Ayolah-ayolah...” gumam
Taemin penuh harap.
Taemin terus saja
menatap layar ponsel Sang-mi, lebih tepatnya memperhatikan menara signal di
pojok kiri atas layar. Karena panik, sejak awal Taemin tak menyadari sama
sekali apa yang menjadi wallpaper ponsel Sang-mi waktu itu.
Tapi sekarang, entah
bagaimana, tiba-tiba mata Taemin berhasil tertarik dengan gambar itu. Langkah
Taemin yang sejak tadi berjalan berputar-putar mendadak terhenti. Pelan-pelan
di tariknya kembali turun ponsel Sang-mi hingga kini berhadapan langsung
dengannya. Gambar itu sekarang terlihat sangat jelas, foto Sang-mi bersama
seorang namja yang terlihat begitu tampan dan dewasa.
Di foto itu, Sang-mi dan
namja tadi terlihat sangat dekat, Sang namja merangkul Sang-mi dan menyeringai
lebar sembari membentuk huruf V dengan jari tengah dan telunjuknya. Sementara
Sang-mi tampak bersandar manis pada namja tadi dan ikut membentuk huruf V
dengan kedua tangannya.
Derrttt... Derrttt...
Derrttt...
Tiba-tiba Ponsel Sang-mi
bergetar, membuyarkan semua lamunan Taemin. Di layar, tertulis ada panggilan
masuk dari Shin Yeong. “Oh, ini ada telpon..” Taemin berjalan kembali
menghampiri Sang-mi yang masih terduduk di tanah tak jauh darinya.
Sang-mi mengambil alih
ponselnya, “Untunglah.. ada satu sinyal, semoga cukup..” ucap Sang-mi yang
kemudian menerima panggilan dari Shin Yeong.
“Ne.. unnie.. ah itu...
kami tersesat... tidak..”
“Bukan.. unnie, suaramu
putus-putus...”
“Tidak bisa. Aku tidak
bisa berjalan dengan baik... Ne? Ah.. iye.. Nee.. aku tidak akan kemana-mana..”
Itu yang terakhir, telpon tiba-tiba terputus.
“Huuffthh.. paling tidak
sekarang mereka tau kita tersesat. Shin Yeong unnie bilang orang-orang sudah
pergi untuk mencari kita” ucap Sang-mi kemudian.
“Ah.. baguslah” jawab
Taemin canggung. Pelan-pelan, Taemin pun beranjak duduk di samping Sang-mi,
entah kenapa, perasaannya jadi terasa aneh melihat foto tadi. Apa? Siapa?
Hubungan apa? Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja berputar-putar di kepalanya.
Taemin melirik Sang-mi
sekilas, yeoja itu terlihat diam dan memandangi wallpaper ponselnya. Hati
Taemin terasa semakin aneh saat melihat senyuman manis Sang-mi saat memandangi
foto itu.
“Ehm...” tiba-tiba
Taemin berdehem.
“Nu..nugu?” Taemin akhirnya
memberanikan diri untuk bertanya. Sang-mi menoleh, “Eh? Siapa?”
“Namja itu, kalian
terlihat dekat” lanjut Taemin berusaha supaya terdengar seperti biasa.
“Oh. Chi Hoon oppa? Dia
orang yang sangat spesial untukku”
“Spesial...?”
“Ne. Chi Hoon oppa sangat
berarti untukku. Dia begitu baik, ramah dan penyayang. Dia juga perhatian
dengan ibuku. Dia yang terbaik” cerita Sang-mi kemudian.
“Jadi... ini pacarmu?”
tunjuk Taemin takut-takut pada namja di foto tadi.
Malu-malu Sang-mi
mengangguk, “Ne.. kami sudah pacaran sejak SMP”
Duuarrr...
Seperti tersambar petir,
Taemin mendadak terdiam membatu di tempatnya. Entah kenapa tiba-tiba dadanya
terasa begitu sesak. Terasa begitu aneh. Sakit, terluka, hancur
berkeping-keping.
“Chi Hoon-oppa adalah
seniorku saat itu. Kami selalu pergi kemanapun bersama. Oh, bahkan Chi Hoon
oppa menemaniku saat audisi dan latihan dance sebelum menjadi trainee” Sang-mi
terdengar begitu senang saat menceritakan tentang kekasihnya itu.
Ah. Apa yang aku pikirkan?Tentu saja...
Sang-mi pasti sudah punya pacar. Bagaimana tidak
terpikir olehku?’
***
Taemin tampak murung.
Bahkan di saat Sang-mi berpamitan untuk pulang kembali ke Seoul pun Taemin
hanya balas tersenyum kecil tanpa mengatakan apapun. Pagi ini, karena luka yang
di dapatkan Sang-mi, pihak staff memutuskan untuk mengirim Sang-mi pulang ke
rumah untuk berisirahat selama beberapa waktu. Pasalnya, setelah di periksa,
ternyata luka yang di dapatkan Sang-mi cukup serius. Terjadi pergeseran sendi
di pergelangan kakinya sehingga tidak memungkinkan untuknya mengikuti
pelatiahan training selama beberapa hari terakhir.
“Hey, apakah harus
sesedih ini? Dia hanya pulang, bukan berarti kau tidak bisa melihatnya lagi”
tegur Minho iseng.
Taemin tak menjawab,
namja itu justru terlihat berusaha menyibukkan diri dengan bermain game di
laptopnya. Kening Minho berkerut, “Apa terjadi sesuatu?” tebaknya.
Lagi-lagi Taemin tak
menjawab. Taemin tetap berusaha fokus pada gamenya. Berharap semua pikirannya
tentang Sang-mi bisa menghilang secepatnya. Tapi bukannya menghilang, otak
Taemin justru kembali mengingatkannya tentang kejadian hari itu. Hari dimana
akhirnya Taemin menyadari tentang perasaannya yang terasa sedikit berbeda pada
Sang-mi.
- Flashback –
“Jatuh cinta?” ulang
Taemin ragu.
“Ne. Apa hyung tidak
pernah merasakannya? Mmm.. yah itu seperti perasaan di mana saat hyung
melihatnya, hyung akan terus bepikir bagaimana bisa untuk menahannya dan
mengajaknya bicara. Juga perasaan di mana saat hyung melihat dia bersama namja
lain, hyung akan merasa sangat marah. Seperti ingin menendang namja itu agar
tidak mendekati dia” jelas Dong Hyun, salah satu trainee namja yang mengikuti
camp.
“Ee~ perasaan seperti
itu...” Taemin tampak berpikir. Entah bagaimana bisa, tapi yang terlitas di
benaknya saat itu adalah Sang-mi. “Tapi.. kalau itu memang.. ehm.. cinta,
apakah bisa tumbuh dengan begitu cepat pada kedua orang yang baru saja
bertemu?” tanya Taemin lagi.
“Tentu saja!! Banyak
yang mengalami hal seperti itu, bahkan cinta pada pandangan pertama pun banyak”
jawab Dong Hyu menggebu-gebu.
“Jinjja? Ah~ tapi aku
tidak yakin...” gumam Taemin seraya melemparkan pandangannya keluar jendela
ruang tamu villa, dan di saat itu pula di lihatnya Sang-mi tampak asyik belajar
memainkan gitar di bawah sebuah pohon rindang di halaman depan.
Taemin terdiam.
Tiba-tiba saja perasaan aneh itu muncul lagi. Taemin terus memandangi Sang-mi,
bahkan ia sama sekali tak bisa mengontrol indra penglihatannya itu untuk
melihat ke arah lain. Lalu sesaat setelah itu, tiba-tiba salah satu trainee
namja yang lain terlihat menghampiri Sang-mi lalu menarik tangan Sang-mi untuk
ikut bergabung bersama yang lain berlatih dance di sudut halaman.
Melihat pemandangan itu,
terutama tangan namja trainee yang mengamit lengan Sang-mi mendadak membuat
Taemin panas. Spontan Taemin berdiri dari duduknya, “Apa yang dia lakukan?
Haruskan memegang tangannya seperti itu?!” Taemin menunjuk-nujuk trainee namja
itu.
Dong Hyun yang melihat
itu justru tampak kebingungan. “Memangnya kenapa? Aku pikir itu hal biasa”
jawabnya.
“Ah.. Jinjja? Itu sama
sekali ti... Eh?” Taemin kembali terdiam.
Otaknya tampak berpikir
keras. Kenapa.. lagi-lagi aku marah? Sama
dengan saat Sang-mi berlatih bersama Hyung Seok waktu itu...’
‘Juga perasaan di mana saat hyung melihat dia
bersama namja lain, hyung akan merasa sangat marah’ kata-kata Donghyun
kembali teringat olehnya.
“Omo... ini
benar-benar...”
- Flashback End –
“... saat itu bahkan
Taemin berpikir bahwa manager hyung adalah hantu sungguhan. Padahal sudah
sangat jelas bahwa manager hyung menggunakan kostum untuk menakut-nakuti
peserta” ucap Key gemas, membuyarkan lamunan Taemin.
“Jinjja? Jadi yang
Taemin sebut hantu tadi malam adalah manager hyung? Puahahaha....” Jonghyun
terbahak keras.
“Hey, ada apa?” tegur
Minho lagi, lengannya bergerak untuk menyenggol Taemin. Taemin melirik Minho
sekilas, “Bukan apa-apa” jawab Taemin sekenanya.
“Ah~ bagaimana kalau
besok kau kembali ke Seoul? Seseorang di antara kita harus mengantar manager
hyung pulang” ucap Minho tiba-tiba.
Mendengar itu spontan Taemin
menoleh, “Jinjja? Kembali ke Seoul?”.Mendadak Taemin jadi merasa begitu
bersemangat. Sekali saja, ia ingin melihat Sang-mi dan meminta maaf atas
prilaku anehnya hari ini karena pergi tanpa mengucapkan apapun saat Sang-mi
berpamitan pulang.
Di sisi lain, Minho
justru terlihat menahan senyum. Hah,
dasar si maknae. Pikiranmu sangat mudah untuk di tebak..’ pikirnya.
***
Taemin tampak sibuk
merapikan rambutnya saat secara tak
sengaja matanya menangkap sosok sepasang kekasih yang tampak terlihat bermesraan
beberapa meter di depan mobil dimana Taemin duduk sekarang terparkir.
Kini Taemin sudah tiba
di Seoul, manager hyung memutuskan untuk membeli beberapa keperluannya di
supermarket dan Taemin memutuskan untuk tetap menunggu di mobil. Maka di
sinilah Taemin sekarang.
Pemandangan sepasang
kekasih di depan mulanya sama sekali tak menarik perhatian Taemin. Ia justru
terlihat mulai memainkan ponselnya, mencari-cari nomor ponsel Sang-mi dan
bermaksud untuk menjenguknya mengingat kaki yeoja itu terluka.
Tapi di saat yang sama,
mata Taemin mendadak kembali tertarik melihat sepasang sejoli tadi begitu
melihat wajah sang namja. Tampak begitu tidak asing. Kening Taemin berkerut, ia
menegakkan tubuhnya dan menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatannya.
“Aneh... tapi rasanya
aku pernah melihatnya...” gumam Taemin bingung.
Raut wajah Taemin merona
saat di lihatnya sepasang kekasih itu tiba-tiba berciuman. Taemin panik, dengan
cepat ia membuang muka. “Apa mereka gila?! Berciuman di depan umum?” ucap
Taemin kaget.
“Padahal laki-laki itu
terlihat lebih dewa...”
“Chi Hoon oppa, semua
orang jadi melihat kita. Apa kau tidak bisa sabar sedikit?” seruan sang yeoja
itu melumpuhkan kata-kata Taemin. Spontan Taemin mengangkat wajahnya dan
menatap sang namja kaget. “Chi.. Chi Hoon? Ah benar, dia... Ah astagah...”
***
“Nomor yang anda tuju
tidak terdaftar...”
Tuutt..Tuutt...
Lagi-lagi ponsel Chi
Hoon tidak bisa di hubungi. Sang-mi menghela nafas panjang. Memang sudah hampir
beberapa minggu ini Sang-mi dan Chi Hoon tidak saling menghubungi karena
Sang-mi yang sibuk dengan masa trainee nya. Tapi itu bukan berarti jika Chi
Hoon mengganti nomor ponselnya, jadi Sang-mi tidak di beri tau.
Sang-mi kembali
memandangi fotonya bersama namja itu. Ia meraba wajah Chi Hoon penuh sayang. Di
saat Sang-mi bisa kembali pulang ke rumah, Sang-mi berharap selama waktu itulah
ia bisa melepaskan semua rindunya bersama Chi Hoon. Ia ingin menghubungi namja
itu dan memberi tau bahwa dia ada di rumah sekarang.
Sang-mi ingin sekali
melihat namja itu, juga untaian-untaian kata penyemangat yang selalu di
berikannya padanya. Sang-mi mendesah, kembali di liriknya kakinya yang kini di
beri gips. “Kalau saja aku bisa berjalan, aku pasti akan pergi mengunjungimu
oppa..” gumam Sang-mi pelan.
Deerrttt... Derrtt... Derrttt...
Tiba-tiba ponsel Sang-mi
bergetar. Ada telpon masuk. Nomor baru tanpa nama.
“Yeoboseyo?” Sang-mi
menjawab telpon.
“Sang Mi-ssi? Ini oppa,
benarkah kau sekarang sudah pulang?” terdengar suara khas Chi Hoon di sebrang.
“Ah oppa...! Ini benar
kau.. Ne, aku ada di rumah. Kemarilah..” jawab Sang-mi semangat.
“Aku tidak bisa,
bagaimana kalau kau yang ke sini? Aku ada di taman tak jauh dari rumahmu”
“Nee? Tapi aku...”
Sang-mi kembali melirik kakinya.
“Aku tunggu..”
“Tapi...”
Tuutt.. Tuutt.. Tuutt..
Telpon di matikan.
Tinggalah Sang-mi yang tampak kebingungan. “Oppa.. aku bahkan belum bicara...”
gumam Sang-mi cemberut. Tapi sedetik kemudian ia kembali tersenyum, “Apa oppa
mempersiapkan kejutan untukku?” ucap Sang-mi menduga-duga.
***
Taemin berjalan lambat
sembari mencocokkan satu demi satu nomor rumah yang di lewatinya dengan alamat
rumah Sang-mi di secarik kertas yang di dapatkannya dengan bantuan manager
hyung di gedung managemen tadi.
Saat hampir mencapai
ujung jalan, secara tak sengaja manik mata Taemin menangkap sosok Sang-mi yang
terlihat kesulitan berjalan menggunakan tongkat memunggunginya. Taemin
tersentak kaget. Setengah berlari Taemin bermaksud untuk menghampiri yeoja itu.
Tapi, tinggal beberapa langkah lagi Taemin berhasil menyusul yeoja itu,
tiba-tiba dari arah sebuah taman terlihat seorang namja tengah berdiri tampak
menunggu seseorang.
Langkah Taemin melambat,
semakin lambat, lambat dan lambat hingga akhirnya berhenti. Taemin hanya bisa
diam dan memandangi Sang-mi yang tampak begitu girang dan mempercepat
langkahnya untuk menemui namja itu.
“Oppa!!! Apa aku
membuatmu menunggu lama?” tegur Sang-mi begitu berhadapan dengan Chi Hoon.
Chi Hoon tersenyum tipis
dan menggeleng. “Tidak. Tapi.. ada apa? Apa sesuatu terjadi?” tanya Chi Hoon
kebingungan melihat Sang-moi yang menggunakan gips dan tongkat.
“Ani. Hehehe...
Gwenchana, ini hanya luka kecil” balas Sang-mi. Sang-mi tampak benar-benar
bahagia bisa bertemu lagi dengan Chi Hoon. Rasanya, luapan rindu ini begitu
besar dan menggebu-gebu ingin di lampiaskan. Baru saja Sang-mi hendak bergerak
untuk memeluk lengan Chi Hoon, tiba-tiba namja itu menahannya.
“Eh?! Oppa...?” Sang-mi
tampak sedikit kaget menerima penolakkan namja itu.
“Aku.. Ee~ Sang Mi-ah,
aku ingin mengakui sesuatu. Sebelumnya aku ingin minta maaf, tapi aku ingin
hubungan kita sampai di sini saja” ucap Chi Hoon hati-hati.
“Iye?? Apa? Ah.. oppa,
jangan bercanda...” Sang-mi tampak menahan tawa dan kembali bermaksud untuk
menggapai Chi Hoon, dan lagi-lagi kini gerak Sang-mi berhenti. Bukan karena Chi
Hoo kembali menghindar, melainkan tiba-tiba seorang yeoja datang dan memeluk
lengan Chi Hoon begitu mesra.
Sang-mi tampak
kebingungan, takut-takut ia beralih memandang Chi Hoon. Namja itu tampak begitu
menyesal dan merasa bersalah. Tapi bukan itu yang ingin Sang-mi ketahui.
“Siapa.. dia?” tunjuk Sang-mi pada yeoja asing itu.
“Chagi, kenapa tidak
langsung katakan saja?” yeoja itu mulai berbicara.
Seperti magnet,
tiba-tiba mata Sang-mi tertarik untuk melihat yeoja itu lagi. “Sang mi-ssi?
Benar? Waah.. ternyata kau jauh lebih manis daripada di foto” yeoja itu tampak
berusaha menyapa Sang-mi.
“Aku Jung Hye, kekasih
Chi Hoon” lanjutnya.
“Ne?” Sang-mi semakin
terkejut.
“Ke..kasih? Tapi aku...”
“Sudah oppa bilang, kita
sampai di sini. Mianhae, tapi mengertilah, oppa tidak tahan jika harus
berpacaran seperti ini. Kita bahkan tidak bisa pergi berkencan seperti dulu,
untuk menghubungimu pun oppa kesulitan, di tambah lagi kau sekarang tinggal di
asrama, oppa jadi tidak bisa melihatmu. Mianhae Sang Mi-ssi...” Chi Hoon
berusaha menjelaskan.
Sang-mi hanya bisa diam.
Raut wajahnya seolah mengatakn bahwa semua yang barusan ia dengar ini adalah
bohong. Lelucon yang benar-benar tidak lucu. “Ee~ oppa, hari ini aku tidak
berulang tahun, jadi jangan mengerjaiku. Aku memang berharap kau memberiku
kejutan, tapi kalau bercanda yang seperti ini aku tidak suka. Kajja, kita bisa
pergi ke rumahku dan menyapa umma” Sang-mi mencoba merangkai kata-katanya
sebaik mungkin dan kembali berusaha mengamit lengan Chi Hoon.
“Sang Mi-ah...” tegur
Chi Hoon setengah memohon.
Sang-mi berusaha
tersenyum, “Oppa, kajja. Kita pulang. Aku sudah janji pada eomma akan pulang
bersamamu. Setelah ini kita bisa pergi jalan-jalan..” Sang-mi menarik lengan
Chi Hoon untuk ikut bersamanya.
“Ya’!! Lepaskan!” tiba-tiba
Jung Hye bergerak mendorong Sang-mi keras hingga yeoja itu jatuh terduduk di
trotoar jalan. “Apa kau tuli?! Ck.. sudah ku duga, percuma saja berlagak baik
di depan. Chi Hoon-ah, ayo pergi. Kau sudah selesai bukan? Kajja...” Jung Hye
menarik lengan Chi Hoon berjalan menjauhi Sang-mi.
Chi Hoon menurut. Pergi
begitu saja meninggalkan Sang-mi yang masih duduk terpaku di tempatnya.
Sesekali Chi Hoon terlihat menoleh, memandang Sang-mi menyesal. Tapi hanya
begitu, setelah itu ia benar-benar pergi.
Air mata Sang-mi sudah
memupuk di pelupuk matanya. Tak di pedulikannya rasa sakit akibat benturan saat
terjatuh tadi. Ini benar-benar masih sulit untuk di terima oleh akal sehatnya.
“Ige mwoya? Apa? Ini lelucon atau apa? Aku tidak berulang tahun...” Sang-mi tampak
masih berusaha untuk mengelak semua kenyataan pahit yang di terimanya.
“Oppa... oppa...
oppa...” panggil Sang-mi serak.
“Kau yang menyemangatiku
untuk ikut audisi itu, lalu kau bilang kau tidak betah... hiks.. ottokhae? Aku
harus bagaimana? Oppa...”
“Jangan menangis” tegur
Taemin tiba-tiba, spontan Sang-mi menoleh. Melihat Taemin yang tiba-tiba
berdiri di belakangnya, dengan cepat Sang-mi menghapus air matanya dan berusaha
berdiri.
“Oppa?? Ah.. aku tadi..
itu, aku tersandung. Rasanya sakit sekali” elak Sang-mi begitu Taemin
membantunya berdiri. Taemin tampak semakin murung, ia menatap Sang-mi dengan
pandangan yang begitu sulit di artikan.
“Sang Mi-ah...”
“Sungguh, ini.. hiks..
sakit sekali.. rasanya sakit sekali...” tiba-tiba air mata Sang-mi jatuh kembali
begitu saja. Begitu sulit untuk Sang-mi kendalikan. Rasanya begitu nyilu.
Begitu menyesakkan.
“Ini.. sakit...” ulang
Sang-mi lagi. Pelan-pelan Taemin mulai menarik Sang-mi ke dalam pelukkannya.
Membiarkan yeoja itu terus menangis di dadanya. Hanya itu yang bisa Taemin
lakukan, diam dan mendengarkan. Mencoba memahami rasa sakit yang Sang-mi
rasakan. “Gwenchana.. Semuanya akan baik-baik saja” bisik Taemin pelan.
.Taemin versi End.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar