Selasa, 21 Februari 2012

[FF] STEP - Part 11



Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :  SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Disclaimer : This story and the plot is originally mine. This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant and just enjoy it guys ^^V

Part 11
.Step Minho Versi.
“Aku... suka kau, Hye Sun-ssi. Sejak awal aku selalu memperhatikanmu, jadi. . .” Namja itu tertunduk malu untuk melanjutkan kalimatnya. Sesaat suasana hening. Tak ada seorangpun dari mereka yang tampak ingin angkat bicara. Yang terdengar hanyalah sayup-sayup suara angin yang meniup dedaunan pohon-pohon dan semak.
Minho yang sejak tadi terus bersembunyi di balik salah satu pohon di halaman belakang villa terlihat kesal. Lagi, ia menoleh untuk mengintip. Dari tempatnya berdiri sekarang, bisa di lihatnya Hye Sun dan seorang namja trainee yang berdiri memunggunginya.
Malam itu, tadinya Minho bermaksud untuk jalan-jalan sebentar di halaman belakang sampai akhirnya secara tak sengaja ia melihat Hye Sun bersama namja tadi berjalan kedaerah yang cukup sepi. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa namja itu mendahuluinya, ah tidak, maksudnya tak terpikirkan olehnya bahwa namja itu akan menyatakan perasaannya pada Hye Sun.
“Anu... itu... jadi, apa kau mau.. ja..jadi yeojachinguku?” lanjut si namja trainee akhirnya dan membuat Minho yang mengintip menjadi cukup tegang akan jawaban Hye Sun nantinya.
Baik Minho maupun namja itu, keduanya tampak begitu gugup dan berdebar menunggu jawaban Hye Sun.
“Mianhae. . .”
DEG
Minho merasa semakin tegang.
 “Aku tidak bisa.Maafkan aku” lanjut Hye Sun yang berhasil membuat Minho melengos lega. Minho kembali menarik tubuhnya dan menyandarkan punggungnya di pohon, seutas senyuman lebar mendadak tersungging di kedua sudut bibirnya.
“Hampir saja” gumamnya nyengir.
***
Minho berjalan menuruni setiap anak tangga dari lantai dua dengan sedikit terburu-buru. Tak ada yang membangunkannya! Dia sudah hampir terlambat untuk mengikuti olahraga pagi bersama para trainee hari ini.
Minho melangkah lebar-lebar, bahkan sesekali ia terlihat melompati 2 anak tangga sekaligus agar bisa cepat sampai di halaman belakang villa. Minho mempercepat langkahnya saat secara tiba-tiba matanya menangkap sosok ke-4 member yang lain tampak berdiri mengendap di depan pintu ruang istirahat dan saling mendorong.
Langkahnya terhenti.
“Isshh.. hyung, minggir!” bisik Key sebal karena Onew terus mencoba mendorongnya.
“Hey, lebih baik kalian minggir! Aku tidak bisa mendengar apapun!” Jonghyun tampak tidak sabar.
“Hyung... kau menginjak kakiku!” ringis Taemin menegur Jonghyun.
Kening Minho berkerut. Ke-4 namja itu terlihat berusaha menempelkan telinganya ke dinding pintu. Mereka tampaknya sangat antusias untuk menguping pembicaraan dari dalam ruangan –,-‘
“Key...!!” tegur Minho yang spontan membuat ke-4 namja lain panik menatap ke arahnya dan dengan cepat meletakkan telunjuknya ke depan bibir masing-masing meminta Minho untuk diam.
“Sssttt... pelan-pelan!” tegur Key.
Minho semakin keheranan di buatnya. Pelan-pelan Minho berjalan mendekat.
“Ada apa? Siapa di dalam?” tanya Minho penasaran.
Key hanya melirik Minho sesaat lalu kembali fokus pada pendengarannya tanpa ada tanda-tanda ingin memberikan jawaban atas pertanyaan Minho, dan begitu pula dengan ke-3 namja yang lain.
Karena penasaran, akhirnya Minhopun ikut menguping dengan member yang lain.
“Puahaha~ lihat itu. Mereka semua... Puahaha~” terdengar suara tawa yang begitu keras dari dalam ruangan. Spontan Minho, Jonghyun, Key, Onew dan Taemin sesaat saling bertukar pandang.
“Sepertinya aku kenal tawa berisik ini~” gumam Key tiba-tiba.
Karena sudah tidak sabar, Key pun bergerak membuka pintu sedikit untuk mengintip apa yang sebenarnya yeoja-yeoja itu lihat di dalam. Mata Key spontan membola saat di lihatnya 5 orang yeoja di dalam tengah asik menonton putaran ulang salah satu drama komedi yang pernah mereka, SHINee ikuti dulu.
Di acara itu, semua anak-anak SHINee berperan dan berpenampilan sebagai anak perempuan.
“Aigo~ lihat itu.. bukankah dia Key? Benarkan? Puahaha...” Shin Yeong terbahak keras saat melihat seorang wanita berkepang dua yang tidak lain adalah Key.
Mendengar tawa Shin Yeong yang begitu keras mendadak membuat Key marah. Spontan Key menengakkan tubuhnya, tapi belum lagi ia begerak dari tempatnya berdiri, tiba-tiba Shin Yeong melanjutkan, “Tapi dia manis juga. Hihihi... walaupun tetap saja aku jauh lebih cantik darinya~”
Mendengar itu spontan Key terdiam. Raut wajah Key tampak incconect. Tapi beberapa detik setelah itu, namja itu justru tersenyum simpul.
“Jonghyun oppa terlihat aneh” celetuk Soo Hyo.
“Taemin oppa benar-benar cantik” sambung Sang-mi takjub.
Mendengar itu Taemin yang menguping tampak tersipu-sipu, sebaliknya Jonghyun tampak begitu terpuruk. “Sudah aku duga aku aneh..” gumamnya galau.
“Onew oppa cute, benarkan unn?” tanya Shin Yeong beralih menatap Eun Ji. Eun Ji sedikit tersentak kaget, tapi kemudian ia menangguk dan tersenyum tipis. “Lucu...” ucapnya.
“KYaaaa....” Onew terpekik pelan mendengar pujian Eun Ji. Membuat Minho, Taemin dan Key terkikik kecil.
“Minho oppa? Kalau dia...” Shin Yeong tampak berpikir.
Minho yang ikut mengintip bersama Key spontan memandang Hye Sun yang sejak tadi tampak diam. Yeoja itu terlihat memandang lurus layar televisi. Memang tak ada komentar atau pujian yang terlontar dari bibir kecilnya, tapi seutas senyuman manis terlihat tersungging di kedua sudut bibir yeoja itu.
Sudah cukup. Minho menegakkan tubuhnya dan ikut tersenyum manis. “Itu benar-benar cute” gumam Minho tanpa bisa berhenti untuk tersenyum.
***
“Haaa~ Tidak salah lagi. Udara di sini memang yang terbaik!” seru Key lantang seraya meregangkan tubuhnya dan menghirup udara pagi itu dalam-dalam.
Kini semua orang sudah berkumpul di halaman belakang villa dan mulai melakukan beberapa kegiatan berolahraga ringan seperti berlari-lari kecil. Semua member SHINee duduk berbanjar di teras belakang untuk bersantai sejenak sebelum harus kembali melanjutkan kegiatan olahraga nanti.
Di saat member yang lain tengah sibuk dengan peristirahatannya masing-masing, Minho justru tampak sibuk mengamati seseorang. Sejak tadi matanya terus saja mengikuti gerak yeoja itu tanpa bisa teralihkan.
Sesekali Minho terlihat tersenyum kecil dengan sendirinya setiap kali melihat tingkah lucu juga kecerobohan yeoja itu. Berkali-kali yeoja itu terlihat tersandung dan hampir terjatuh, ekspresi dan gerak spontannya benar-benar membuat Minho merasa semakin gemas.
Selama beberapa saat terus begitu hingga akhirnya secara tak sengaja Hye Sun, yeoja yang sejak tadi terus Minho perhatikan itu secara tak sengaja memergokinya yang terus menatap kearahnya. Minho sedikit tersentak kaget, tapi di detik berikutnya namja itu justru melemparkan senyuman manis dan melambai kecil untuk sekedar menyapa.
Hye Sun tampak balas tersenyum tipis dan sedikit membungkuk sebelum akhirnya kembali berlari-lari kecil. “Yeppeo~” gumam Minho pelan, nyaris berbisik.
***
“Jadi, saat malam terakhir camp nanti, kami sepakat akan kembali mengadakan acara malam inagurasi, api unggun...” jelas salah satu panitia staff yang mengatur semua kegiatan camp saat itu.
Semua orang tampak memperhatikan dengan seksama petunjuk juga arahan yang di berikan. Semua orang kini tengah duduk manis di ruang pelatihan vokal, sesekali terdengar celetukkan dan suara riuh ungkapan kegembiraan akan di selenggarakannya acara inagurasi.
Member SHINee duduk di deretan kursi di depan tepat di samping sebuah piano besar dan berhadapan langsung dengan para trainee. Kebetulan atau apa, lagi-lagi Minho mendapatkan tempat yang paling strategis. Kini, tepat di depannya adalah tempat di mana Hye Sun duduk. Keduanya duduk bersebrangan sehingga sangat memudahkan untuk Minho mengamati yeoja itu.
Hye Sun tampak memainkan pulpen di tangannya sambil sesekali memandang staff pembicara dan Minho bergantian. Karena posisi Minho yang terus saja memandangi yeoja itu, maka beberapa kali keduanya tampak saling berpandangan sebelum akhirnya melemparkan pandangannya ke tempat lain untuk menghilangkan rasa canggung di antara keduanya.
Minho menunduk dan berpura-pura sibuk dengan pulpen dan kertas di mejanya. Tanpa ia sadari tangannya bergerak begitu saja dan menuliskan sebuah kalimat. . .
3 alasan yang memungkinkan aku akan jatuh cinta padanya :
1.      Dia cantik
2.      Dia cantik
3.      Senyumannya sangat menawan
Minho mengangkat sedikit kepalanya dan memandang Hye Sun di depan. Yeoja itu tampaknya juga sibuk mencoret-coret kertasnya.

3 alasan kenapa aku begitu mengangguminya :
1.      Dia tampan
2.      Dia tampan
3.      Senyumannya sangat menawan, dan dia baik. . .
Tanpa di sengaja, keduanya menuliskan hal yang sama, dan tepat setelah Hye Sun menuliskan itu, ia juga bergerak untuk melirik Minho. Lagi! Tatapan mereka bertemu. Sedikit canggung memang, tapi keduanya tetap berusaha untuk saling melemparkan senyum.
***
“Aaau.. Aarggh... permisi sebentar...” Hye Sun terjepit tepat di tengah keramaian ruang makan yang terbilang cukup luas itu. Kini sudah waktunya untuk mereka makan siang, dan di luar dugaan, semua orang menjadi liar dan saling berebut minuman kaleng bersoda yang sengaja di siapkan saat istirahat para trainee tetapi dengan edisi terbatas.
Hye Sun berusaha menggapai kaleng terakhir, “Ah~ untung aku kebagian!”
Seorang trainee lain mendapatkan minuman kaleng itu jauh lebih cepat darinya. Hye Sun terdiam, tak ada yang bisa ia lakukan selain merelakan kaleng terakhir itu pergi.
Hye Sun tampak kecewa. Dengan sedikit lesu yeoja itu berjalan menuju meja yang kosong sembari membawa nampan makanannya.
“Hye Sun-ah!!!” panggil seseorang tiba-tiba.
Langkah Hye Sun berhenti. Ia menoleh, terlihat Shin Yeong melambai ke arahnya.
“Kesini!! Bergabung bersama kami!” lanjut yeoja itu lagi.
Hye Sun diam sesaat, yeoja itu tampak berpikir. Sekilas, ia memandang ke seluruh penjuru ruang makan. Eun Bi tidak ada!
Hye Sun tersenyum kecil lalu berbalik dan berjalan menuju meja tempat di mana Shin Yeong dkk berada. Akhir-akhir ini Hye Sun berusaha untuk berbaur bersama Shin Yeong, Soo Hyo, Sang mi dan Eun Ji. Meskipun masih ada sedikit perasaan gelisah di hatinya, tapi ia tetap mencoba untuk memberanikan diri.
Hye Sun duduk di antara ke-4 yeoja-yeoja cantik itu. Saat di sana, orang pertama yang Hye Sun lihat adalah Soo Hyo. Tatapan mata Hye Sun tampak begitu menyiratkan rasa menyesal yang teramat dalam mengingat apa yang telah terjadi pada yeoja itu beberapa hari kemarin. Tapi, seakan mengerti Soo Hyo justru tersenyum manis seolah mengatakan ia baik-baik saja.
“Ini. . .” ucap seseorang membuyarkan lamunan Hye Sun.
Orang itu meletakan sekaleng minuman bersoda di mejanya. Hye Sun tampak kebingungan, pelan-pelan ia mengangkat wajahnya dan mendapati seorang namja bertubuh tegap dan tinggi tengah tersenyum manis ke arahnya.
“Aku lihat kau tidak kebagian tadi, jadi . . . kau bisa memiliki punyaku” jelas Minho mencari-cari alasan.
Spontan Hye Sun tersenyum tipis, “Gomawo~”
***
Minho sama sekali tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ia terus saja tersenyum kecil di tengah-tengah keasyikannya bermain PS bersama Taemin malam itu. Taemin yang tampak serius dengan permainannya tampak sesekali melirik Minho kebingungan. Beberapa kali Taemin tampak membuka mulutnya ingin angkat bicara menegur hyung nya itu, tapi selalu di batalkannya karena meskipun Minho tampak tidak serius bermain, tapi namja itu tetap beberapa kali membuat Taemin hampir kalah karena serangan-serangannya. (Ini mereka lagi main winning eleven ya :D)
“Hyung....” Taemin tampak kualahan menghadapi permainan dan taktik Minho karena sudah yang ke-7 kalinya ia hampir kebobolan tendangan bola Minho ke gawangnya.
“Kau payah” gumam Minho tanpa melirik Taemin sedikitpun.
Taemin tampak cemberut mendengar ejekkan Minho. Di detik berikutnya Taemin mulai menekan-nekan tombol stik PS dengan kasar. Minho terbahak, tetapi matanya tetap memandang lurus ke tv.
“Hyung...” Taemin melirik Minho sekilas. Lagi-lagi namja tampan itu terlihat tersenyum kecil, dan Taemin yakin senyum itu bukan karena dirinya yang di bilang ‘payah’. Taemin tampak berpikir, entah bagaimana bisa, tiba-tiba nama Hye Sun terbesit di benaknya mengingat belakangan ini beberapa kali ia memergoki hyung nya itu kedapatan tengah mencuri-curi pandang pada Hye Sun.
“Hyung, ada Hye Sun noona~” celetuk Taemin ngasal.

Mendengar itu, spontan Minho menoleh, tangannya mendadak berhenti menekan-nekan tombol pada stik PSnya. Minho memutar tubuhnya memandang ke arah pintu kamar.
“Dimana?!” seru Minho antusias.
“GOOLLLL!!!! Yeah!!!! Aku menang!!!!” Seru Taemin tiba-tiba dan berhasil menarik perhatian Minho. Mata Minho membola saat melihat Taemin berhasil membobol pertahanan gawangnya.
“Ya’!!! Taemin! Yaiss!! Apa yang...!! Hey kau mengerjaiku?!” Minho seakan tersadar akan sesuatu. Bukannya menjawab, Taemin justru bangkit dari duduknya dan menyeringai lebar. “Kau... ck.. dasar!” Minho tampak tidak terima akan kekalahannya, tetapi raut wajahnya justru menunjukkan ekspresi yang berbeda. Minho tampak sedikit tersipu malu karena ia tau Taemin mencurigainya.
***
Minho berjalan lambat melewati lorong kamar-kamar di lantai dua saat secara tak sengaja langkahnya berhenti karena telinganya tertarik akan pembicaraan seseorang dari dalam salah satu kamar yang di lewatinya.
Kamar itu adalah kamar yang sama dengan kamar yang Hye Sun tempati.
Pelan-pelan Minho mendekat, berusaha agar bisa mendengar pembicaraan di dalam lebih jelas. Pasalnya jika ia tidak salah mendengar, baru saja ia mendengar namanya di sebut dalam pembicaraan tadi. Membuat rasa penasarannya mendadak bangkit.
“Aku tau kau menyukai Minho...” Minho tersentak kaget.
“Ya’ Hye Sun-ah, aku tau kau selalu memperhatikannya. Kau menyukainya kan?” lanjut suara itu lagi. Minho tidak bisa mengenali dengan jelas siapa pemilik suara itu. Tapi baginya bukan itu yang penting, yang membuatnya tegang adalah jawaban Hye Sun setelah ini.
“Tidak”
DEG
Jantung Minho seakan berhenti berdetak begitu mendengar satu kata yang bisa ia kenali dengan jelas bahwa itu adalah dia, Hye Sun. Minho tampak begitu terkejut.
“Aku tidak suka” lanjut Hye Sun mempertegas kata-katanya sebelumnya.
“Jinjja?!” sambung seseorang yang lain.
Sementara itu, Minho tampak linglung. Ia masih terlihat kebingungan dan aneh. Berkali-kali ia memandangi pintu kamar Hye Sun penuh arti. Apa yang baru saja di dengarnya? Benarkah itu? Jadi selama ini... Hye Sun melihatnya sebagai apa? Minho pikir, Hye Sun memiliki perasaan yang sama dengannya mengingat yeoja itu selalu membalas semua perhatiannya.
Minho mundur beberapa langkah. Mata namja itu tampak memerah. Merasa di permainkan, membuat Minho begitu marah. Tatapan matanya seketika berubah, tangannya mengepal kuat. “Ige mwoya?! Lalu apa artinya ini?!”
Minho tampak panas menahan luapan emosi di dadanya. Tak mau mendengar lebih banyak, Minho bergerak menjauhi kamar Hye Sun. “Shit!” umpatnya.
Di sisi lain.
“Jinjja? Sungguh kau tidak menyukainya?” ulang Eun Bi penuh selidik.
Hye Sun tampak menghindari pembicaraan lebih lanjut. Yeoja itu bergerak untuk berbaring di tempat tidurnya saat tiba-tiba Eun Bi menarik rambutnya kasar.
“JANGAN BOHONG! Kau pikir aku bodoh huh?!” teriak Eun Bi marah.
Hye Sun melirik Eun Bi, “Kalau memang benar, kenapa? Kau juga mau membuatku di keluarkan seperti yang kau lakukan pada Soo Hyo unnie?! Apa kau juga mau mencoba mengatur siapa orang yang boleh aku sukai?” balas Hye Sun yang mulai kehilangan kesabaran menghadapi yeoja satu itu.
“Mwo?!” Eun Bi tampak semakin kesal.
“Ya’!! Goo Hye Sun!!! Sudah ku bilang jaga bicaramu! Kita sudah sepakat untuk tidak membahas ini lagi!!” Eun Bi menarik rambut Hye Sun semakin keras, membuat yeoja itu spontan menjerit kesakitan.
“Kau juga mau melawanku? Kau mau ikut bergabung bersama yeoja-yeoja menyebalkan itu untuk menantangku?! KAU PIKIR AKU TIDAK TAU KALAU KAU BERSAMA MEREKA SEPANJANG HARI INI?!” teriak Eun Bi tepat di telinga Hye Sun.
Hye Sun tak menjawab. Yeoja itu justru balik menatap Eun Bi dengan tatapan benci dan jijik. Eun Bi merasa semakin mendidih karena marah. “DASAR PEREMPUAN JALANG! JANGAN MENATAPKU DENGAN PANDANGAN MERENDAHKAN SEPERTI ITU!!!!”
BUuukkkk
Eun Bi membenturkan kepala Hye Sun ke tembok di samping tempat tidur Hye Sun cukup keras. Hye Sun membekap mulutnya menahan sakit, “Kau gila...” gumam Hye Sun pelan.
Aliran darah mengalir jatuh dari kepala Hye Sun yang tadi di benturkan. Hye Sun meraba kepalanya, “Kau memang pantas mendapatkan itu! Cih.. Awas kalau kau mengadu kepada yang lain, aku akan membuatmu di keluarkan dan tidak akan pernah kembali lagi!” ancam Eun Bi yang kemudian bergerak ke tempat tidurnya dan berbaring.
“Selamat malam~” gumamnya tersenyum evil.
Cekrek
Pintu terbuka, Hye Sun tersentak kaget. Dengan gerak cepat ia berbaring dan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
“Sudah mau tidur?” tegur Soo Hyo kebingungan melihat ke-2 teman sekamarnya itu tampak berbaring. Soo Hyo melenggang masuk, sesaat ia melirik Eun Bi yang tampak tidur memunggunginya.
“Hye Sun-ah, Gwenchana?” Entah kenapa, Soo Hyo hanya ingin memastikan yeoja itu baik-baik saja.
“Nne~... jangan lupa mematikan lampu unn...” jawab Hye Sun sekenanya. Di balik selimutnya, Hye Sun tampak gemetar menahan rasa nyeri dan sakit di kepalanya. Air mata sudah tampak menggenang di pelupuk matanya hingga akhirnya ia hanya bisa menangis dalam diam.
***
Hye Sun masih bisa merasakan nyeri di kepalanya, tapi ia tetap berusaha terlihat baik. Pagi-pagi sekali Hye Sun sudah terbangun dan mengobati luka di kepalanya, juga mencuci semua seprai yang terkena noda darah.
“Dia benar-benar gila. . .” gumam Hye Sun mengingat apa yang di lakukan Eun Bi tadi malam.
***
Pagi itu Soo Hyo di kejutkan dengan adanya kapas luka di bagian kening sedikit ke kanan di kepala Hye Sun. Soo Hyo memandangi Hye Sun penuh tanda tanya dan curiga.
“Ada apa?” tunjuk Soo Hyo pada luka Hye Sun.
“Gwenchana unnie” jawab Hye Sun singkat seraya berdiri dari duduknya begitu selesai mengikat tali sepatunya. Hye Sun memandang Soo Hyo sejenak dan tersenyum tipis, “aku baik-baik saja” ulangnya meyakinkan sebelum akhirnya beranjak pergi keluar kamar meninggalkan Soo Hyo yang masih tampak diam di tempatnya.
Hye Sun bergerak menuruni setiap anak tangga menuju ruang makan untuk sarapan. Semua trainee tampaknya sudah bangun dan memadati ruangan itu. Hye Sun berjalan mendekati meja besar yang menyajikan menu makan pagi dan beberapa gelas susu hangat.
Tinggal satu yang tersisa. Hye Sun baru akan menggapai gelas itu saat lagi-lagi seseorang mendahuluinya. Hye Sun dan orang itu menoleh.
DEG
Orang itu Minho.
Minho tampak sedikit terkejut, namja itu tampak masih belum siap untuk bertemu dengan yeoja ini mengingat apa yang baru saja ia dengar tadi malam. Sesaat keduanya hanya diam. Sempat terpikir oleh Minho untuk mengalah dan memberikan segelas susu tadi pada Hye Sun, tapi sudut lain hatinya masih tampak kesal.
Minho mengurungkan niatnya. Namja itu memandang Hye Sun datar dan berbalik pergi begitu saja meninggalkan yeoja itu. Hye Sun tampak diam, jauh dalam hatinya ia merasa terkejut. “Waeyo oppa?” gumamnya bingung.
Di sisi lain, Minho yang berjalan menjauh memunggungi Hye Sun tampak gelisah. Di sepersekian detiknya namja itu sedikit mendongak kebelakang, melihat tatapan mata Hye Sun yang terlihat mengamatinya. Minho baru akan kembali membuang muka saat manik matanya menangkap kapas luka di kepala Hye Sun.
Minho tersentak hingga hampir saja menjatuhkan gelasnya. Mendadak ia panik dan raut wajahnya berubah khawatir. Ada apa dengan Hye Sun? Apa terjadi sesuatu?
Rasanya Minho ingin sekali berbalik dan menghampiri yeoja itu. Tapi tidak bisa. Terasa begitu berat untuknya melakukan itu. Ia masih merasa sakit hati. Ia benar-benar tidak suka perasaan ini.
“Tidak bisa. Ini bukan urusanku. Benar. Aku tidak peduli” Minho berusaha menenangkan hatinya dan kembali melenggang pergi begitu saja.
***
“Minho hyung! Ppalli!!” tegur Taemin keras yang menyadari Minho menjadi begitu lamban daripada biasanya. Namja itu terlihat tidak bersemangat hari ini.
“Hyung, Gwenchana?” tanya Taemin was-was.
Minho tersenyum terpaksa, “Aku baik” jawabnya singkat seraya berjalan mendahului Taemin dan bergerak memasang headseat di telinganya. Tepat ketika Minho selesai, mendadak langkahnya terhenti saat secara tak sengaja matanya menemukan sosok Hye Sun di kejauhan dan berjalan dengan arah yang berlawanan dengannya.
Lagi-lagi Minho merasa dadanya kembali sesak. Ia masih tidak mengerti kenapa Hye Sun melakukan hal seperti itu padanya. Memberikan harapan palsu? Minho bahkan sadar bahwa ia benar-benar jatuh cinta pada yeoja itu sejak pandangan pertama. Minho berpikir semuanya akan lancar, tapi nyatanya?
Minho kembali berjalan dan berpura-pura tidak mengenal Hye Sun saat ia dan yeoja itu berpapasan di jalan. Sangat sulit untuknya menjauhi Hye Sun seperti ini, tapi ia tidak bisa mengontrol perasaannya yang menjadi campur aduk sekarang. Mungkin ini yang terbaik.
Tanpa Minho sadari, di belakang, langkah Hye Sun berhenti. Yeoja itu berbalik menatapnya dengan pandangan yang begitu keruh dan kesepian. Sekarang Hye Sun tau, Minho menjauhinya. Sepanjang hari ini, namja itu terus menghindarinya. Entah apa yang bisa Hye Sun lakukan. Ia merasa benar-benar terluka.
Ia tidak tau kenapa mendadak Minho berubah? Namja itu selalu bersikap baik padanya. Membuat Hye Sun selalu merasa nyaman dan aman akan perlakuannya. Apanya yang salah?
***
Hye Sun duduk diam di tempat tidurnya dan melemparkan padangannya keluar jendela kamar menerawang. Pandangan matanya tampak kosong. Sepertinya perlakuan acuh Minho benar-benar memberikan efek tekanan yang besar untuknya.
Hye Sun bahkan tak menoleh saat terdengar suara pintu kamar di buka. Hye Sun tak peduli, ia masih sibuk dengan angannya yang entah pergi ke mana. Seseorang berjalan mendekatinya.
“Ini lucu~” ucap orang itu tiba-tiba.
“Aku lihat Minho oppa tidak peduli lagi padamu” lanjutnya menahan tawa.
“Sangat bagus”
Kali ini Hye Sun bergerak melirik, Eun Bi tampaknya merasa benar-benar senang dengan ini.
“Sudahlah. Jangan murung seperti ini. Kau masih bisa menjadi temanku sebelum terlambat. Kau tau kan, Mr.Kim itu pamanku, jadi aku bisa saja memintanya untuk mengeluarkanmu dari sini kalau aku mau” jelas Eun Bi singkat.
“Nah, karena aku merasa kasihan, jadi aku akan memaafkan kata-katamu semalam. Aku juga memaafkanmu karena sudah bergaul dengan yeoja-yeoja yang suka mengejekku itu.. sekarang kita bisa jadi tem....”
“Tidak” potong Hye Sun cepat.
“Eh?!” Eun Bi tampak terkejut.
“Apa kau bilang? Tidak?!” ulang Eun Bi begitu bisa mencerna kata-kata Hye Sun barusan. “Ya’!! Jangan bercanda! Kau mau melawanku?!” teriak Eun Bi keki.
Hye Sun tak memberi respon. Ia masih tetap duduk diam dan memandang langit menerawang. “Aku lelah, pergilah” usir Hye Sun sehalus mungkin.
“Mwoya?!” Eun Bi tampak semakin berdecak kesal.
“Kau ini... benar-benar tidak tau terima kasih! Geurae~ Akan aku pastikan kau menyesal!” umpat Eun Bi.
***
Bbuukkk...
Hye Sun jatuh terjerembab ke lantai saat secara sengaja Eun Bi menendang kakinya hingga ia kehilangan keseimbangan. Hye Sun meringis pelan, “Cih..” hanya satu kata itu yang keluar dari bibir kecil Eun Bi.
---
Krreeekkkk
Hye Sun hanya bisa terdiam di tempatnya melihat Eun Bi yang dengan santainya merobek semua pakaian kesayangannya begitu saja. Eun Bi meliriknya dan tersenyum sinis, “Oh hallo... maaf kau melihatnya...” kata Eun Bi sinis.
---
Doorrr...doorrr...doorrr...
Hye Sun menggedor pintu kamar mandi keras.
“Eun Bi-ah!! Jangan bercanda!!! Eun Bi-ah, aku harus mengikuti penilaian menyanyi hari ini! Eun Bi-ah!!!” Hye Sun sudah hampir menangis di buatnya. Tanpa harus menebakpun Hye Sun, pasti Eun Bi lah orangnya, yang tanpa perasaan menguncinya di kamar mandi tepat beberapa menit sebelum tes vokal.
***
Minho tampak tidak bisa berkonsentrasi dengan game-nya. Tingkah anehnya belakangan ini benar-benar membuat Onew, Key, Jonghyun dan Taemin kebingungan. Sejak pagi Minho tidak ada melakukan sesuatu dengan benar.
“Ya’ Minho, Gwenchana?” tegur Jonghyun akhirnya.
Minho berhenti menekan tombol PSnya. “Aku mau tidur” jawabnya singkat kemudian seraya bangkit dan meninggalkan Taemin yang kebingungan karena di tinggalkan oleh lawan mainnya.
Minho berbaring di tempat tidurnya, “Ada apa denganmu?! Jangan membuat kami berpikir yang aneh-aneh!” tegur Key kesal melihat tingkah si flaming kharisma sepanjang hari ini.
Minho tak membalas, ia justru bergerak memunggungi member yang lain. “Biasanya kalau aku galau, aku makan ayam! wink” sambung Onew ngasal dan berpose ala iklan Mexicana.
Key memutar bola matanya gemas, “Hyung... Please deh!” gerutu Key keki.
Sementara Jonghyun dan Taemin hanya bisa terkekeh geli.
“Hey namja-namja tampan~” tiba-tiba manager hyung melenggang memasuki kamar dan duduk di tepi tempat tidur Minho. Manager hyung melirik Minho yang tampak memaksakan diri untuk tidur, “Dasar si tukang tidur!” Manager hyung memukul bokong Minho gemas.
“Hyung... temani aku!!” seru Taemin kemudian seraya menujuk-nujuk stik PS Minho yang menganggur. “Wah bagus~” Manager hyung bangkit dari duduknya dan ikut bergabung bersama Taemin.
“Hyung, ada apa kau kemari?” tanya Key penuh selidik.
“Ah~ hanya mengurus masalah kecil. Katanya ada trainee yang membuat masalah. Dia tidak mengikuti tes vokal dan membuat Mrs.Jung marah besar” jawab Manager hyung sekenanya.
“Jinjja?!” seru Jonghyun kaget.
“Nugu?” sambung Taemin yang masih tetap asik dengan games-nya.
“Ee~ kalau tidak salah... namanya~ Sun..Sun..Hye.. Ah bukan, Hye.. Oh, Hye Sun. Goo Hye Sun. Benar dia~” jawab Manager hyung yang berhasil membuat Minho bangkit dari tidurnya.
Spontan semua orang menoleh, “Kau sudah bangun?” tegur Manager hyung.
Minho hanya diam. Mendadak pikirannya melayang kemana-mana. Hye Sun? Kenapa lagi sekarang? Pikir Minho bertanya-tanya.
“Sayang sekali, Ya’ Minho, mungkin kau bisa bicara dengannya. Kau tau? Salah satu staff managemen bilang, anak itu, Hye Sun baru mau bergabung di SMent setelah melihat fotomu. Mereka bilang sepertinya dia menyukaimu~” cerita Manager hyung dan kali ini benar-benar berhasil menarik perhatian Minho.
“Tidak mungkin!” bantah Minho cepat.
Semua orang lagi-lagi di buat menoleh kearahnya. “Dia bilang dia tidak menyukaiku!” lanjut Minho lagi yang berhasil membuat semua orang tersedak kaget.
Minho terdiam. Tak di pedulikannya celotehan juga beribu pertanyaan yang di lontarkan teman-temannya itu padanya perihal pernyataannya barusan. Minho berpikir keras. Kepalanya terasa begitu pusing memikirkan Hye Sun.
Arrgghh!!!’ pekik Minho dalam hati.
***
Minho sedang berusaha menenangkan pikirannya sejenak dan pergi ke halaman belakang villa seperti biasa. Minho tampak begitu tertekan dengan perasaannya sendiri. Menurutnya ini menyebalkan, tak pernah terpikirkan olehnya akan terjebak di dalam situasi seperti ini.
“Kau mau menjadi yeoja chinguku?”
DEG
Langkah Minho mendadak berhenti. Kalimat ini? Situasi ini? Tempat ini? Sama dengan malam itu!
Minho mendongak. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru halaman. Mendadak jantungnya berdegup cepat. Apa Hye Sun menerima pernyataan cinta lagi? Tidak. Tidak bisa!
Minho bergerak cepat mencari sumber suara itu. Bahkan Minho terlihat begitu tergesa-gesa dan ketakutan. Jika memang Hye Sun tidak menyukainya, mungkin saja kan yeoja itu menyukai namja yang kini tengah menembaknya? Tidak bisa! Mungkin ia egois, tapi Minho tidak mau ada satu orangpun selain dia yang bisa mendapatkan yeoja itu. Jika ia tidak bisa, maka orang lain juga tidak!
“Mianhae. Aku tidak bisa” jawab Hye Sun singkat seraya sedikit membungkuk.
Minho menemukan yeoja itu. Minho terdiam di tempatnya. Di depan sana. Bisa ia lihat yeoja itu tampak murung....
Hye Sun baru akan bermaksud untuk pergi, tetapi namja trainee yang menyatakan perasaannya pada Hye Sun itu dengan cepat bergerak menahan lengan Hye Sun. “Tunggu, setidaknya kau bisa memberikan alasan kenapa menolakku. Pergi begitu saja, bukan kah itu tidak sopan?”
Hye Sun melepaskan cengkraman namja itu dan kembali bermaksud untuk pergi. Tapi lagi-lagi, namja itu menahannya. “Katakan alasannya dan aku akan menyerah!”
Hye Sun sudah hampir menangis di buatnya. Bukan karena namja itu memaksanya atau menyakitinya. Tapi ia merasa batinnya begitu tertekan. Atas semua perlakuan acuh Minho, juga tindakkan Eun Bi yang membuatnya mendapatkan masalah.
Ia lelah. Satu-satunya alasan untuknya ikut bergabung di SMent adalah dia, Minho. Lalu, jika Minho memutuskan untuk menjauhinya? Apa lagi sekarang?
“Aku... sudah mempunyai orang yang aku sukai...” jawab Hye Sun serak.
Berhasil mengejutkan Minho.
“Tapi... dia menjauhiku... aku tidak tau kenapa... aku harus bagaimana? Ottokhae?” tangis Hye Sun akhirnya pecah. Yeoja itu sudah benar-benar tidak sanggup menahan semua beban ini lebih lama lagi.
Di sisi lain. Tatapan Minho tampak berubah sendu. Ia tampak begitu terluka melihat yeoja itu menangis. Tapi ia juga kecewa mengetahui Hye Sun menyukai seseorang, dan itu bukan dia!
Mata Minho memerah, ia benar-benar tidak tahan. Minho baru saja bermaksud untuk pergi saat tiba-tiba di dengarnya satu nama yang Hye Sun panggil di sela tangis setelah itu.
“Minho oppa...”
DEG
Dengan gerak cepat Minho menoleh, beralih memandang Hye Sun yang masih menangis. Yeoja itu masih belum menyadari kehadiran Minho disana.
“Minho oppa... ottokhae?” isak Hye Sun lagi.
Mendengar itu, mendadak Minho tersadar akan kenyataan yang sebenarnya. Teringat kembali olehnya semua balasan perlakuan Hye Sun, kata-kata Manager hyung juga pernyataan Hye Sun barusan bahwa orang yang ia sukai menjauhinya.
Minho merasa dirinya sangat bodoh. Bagaimana bisa ia berusaha membenci yeoja itu? Yeoja yang terlihat dingin dan tenang, ternyata begitu lemah dan cengeng. Yeoja yang benar-benar berhasil menarik perhatiannya.
“Ja..jangan menangis. Kalau kau bilang dia menjauhimu, kau bisa melupakannya dan menerimaku kan?” lanjut si namja trainee itu lagi.
“Tidak bisa! Yeoja ini milikku!!!” tiba-tiba Minho berjalan mendekat dan menarik Hye Sun ke dalam pelukannya. Hye Sun tersentak kaget, yeoja itu mendongak memandang wajah tampan Minho.
“Kalau memang suka, jangan dekati namja lain selain aku. Jangan melihat namja lain selain aku, dan jangan pernah... bilang kau tidak menyukaiku.. Jangan membuatku menjadi salah paham, bodoh!” runtuk Minho namun menggambarkan perasaan penuh sayang di setiap nada dalam kalimatnya.
.Minho Versi End.
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar