Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :
SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam
Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Disclaimer : This story and the plot is originally mine.
This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
Part
7
“Huh?!” seru Soo Hyo lagi. “Te..temani apa?” Soo Hyo
tampak semakin kebingungan.
“Kencan~” jawab Jonghyun nyengir.
Soo Hyo terdiam. Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali
tanda tak percaya. “Kencan? Jeongmallyo?” ucapnya lagi. Jonghyun semakin
menyeringai lebar melihat ekspresi terkejut yeoja itu, “ Apa kau sudah jatuh
cinta padaku?” goda Jonghyun.
“Mwo?” Soo Hyo terlihat semakin shock.
“Benar-benar... Ya’!! Oppa!! Itu sama sekali tidak lucu!
Jangan menggodaku! Apanya yang jatuh cinta?” elak Soo Hyo gelagapan.
A..ada
apa dengannya? Ini aneh sekali...’ Soo Hyo tak habis pikir.
Melihat ekspresi Soo Hyo yang semakin takut dan
kebingungan, mendadak senyuman nakal Jonghyun berubah menjadi seutas senyum
simpul yang teramat manis. Jonghyun mengacak-acak rambut Soo Hyo gemas, “Aku
hanya bercanda. Karena saat itu kau membantuku, jadi sebagai balasannya hari
ini aku akan menemanimu jalan-jalan” jelas Jonghyun akhirnya.
“Huh? Membantu apa? Aku tidak per....”
“Kajja. 30 menit lagi kalian para trainee harus berkumpul
di halaman belakang, masih ada waktu untuk jalan-jalan” Jonghyun tiba-tiba
menarik lengan Soo Hyo agar mulai berjalan.
“M..mwo? 30 menit? Ah~ aku pasti melewatkan pengumuman
itu. Oppa, kita kembali saja. Aku tadi hanya bermaksud untuk mencari buku
catatan laguku yang terbang terbawa angin keluar jendela bus” tiba-tiba Soo Hyo
menahan langkah kakinya.
Jonghyun spontan ikut berhenti lalu menoleh memandang Soo
Hyo dengan tatapan bingung, “Ee~ baiklah. Kalau begitu kita cari ke arah
sebaliknya” jawab Jonghyun sedikit ragu dan memutar balik arah langkahnya yang
tadi berjalan menanjak kini berjalan menuruni jalan berbukit.
“Oh tapi oppa... aku harus berkumpul bersama trainee yang
lain nanti. Aku tidak ingin datang terlambat. Lagipula, bus kami datang dari
arah gunung, jadi pasti tersangkut di suatu tempat di atas bukit” Soo Hyo
kembali menahan langkahnya.
“Jinjja? Ah~ tapi, kalau kita jalan menurun, kita bisa
mampir ke minimarket kecil di tikungan jalan tadi. Kalau jalan menanjak, aku
rasa di atas sana hanya akan ada hutan.. jadi.. kita pergi jalan-jalan saja.
Anggap saja ini sebagai balasan terima kasihku seperti yang ku katakan tadi.
Aku akan mentraktirmu hari ini dan aku janji kita akan kembali sebelum 30
menit” Jonghyun tampak mempertimbangkan.
Soo Hyo diam dan berpikir, sesekali ia terlihat mendongak
dan memandangi pintu gerbang villa yang masih terbuka lebar. Masih ada
kesempatan untuk kembali...
“Gwenchana. Aku sudah katakan padamu kita akan kembali
sebelum 30 menit” Jonghyun kembali menarik lengan Soo Hyo agar terus
mengikutinya. Soo Hyo mendesah, mau bagaimana lagi.
***
“Srruppp...” Soo Hyo menyeruput es mocca nya hingga tetes
yang paling akhir hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Beberapa orang di
kedai kecil itu sempat mendongak untuk melihatnya. Tapi tampaknya Soo Hyo tidak
merasakan tatapan aneh yang di terimanya. Yeoja itu justru bersendawa keras
lalu melemparkan senyuman ramahnya kepada para pengunjung kedai yang lain.
Jonghyun yang melihat itu hanya bisa menahan tawa sambil sesekali memalingkan
wajahnya karena tidak sanggup melihat ekspresi innconect Soo Hyo saat itu.
Begitu selesai berteduh dan melepaskan dahaga di kedai
tadi, keduanya kembali berjalan menyusuri jalan berpasir pemukiman penduduk di
kaki gunung itu, saat melewati toko-toko barang antik, keduanya tampak
menyempatkan diri untuk masuk dan melihat-lihat. Saling memperlihatkan
barang-barang kuno dan unik yang mereka temukan dan saling bertukar tawa.
Membuat perhatian beberapa orang tua di sana tertuju pada keduanya. Para orang
tua juga tampak tersenyum simpul, kedua muda-mudi itu terlihat bergitu serasi.
Mungkin itu yang mereka pikirkan.
Setelah hampir menyinggahi semua toko yang mereka lewati,
akhirnya keduanya pun memutuskan untuk memberi beberapa cemilan dan minuman bersoda
di minimarket. Berbelanja layaknya sepasang sejoli yang berhasil membuat
beberapa muda-mudi di sana merasa iri dan cemburu.
Setelah berbelanja, Soo Hyo dan Jonghyun pun duduk di
sebuah kursi taman yang menghadap tepat ke arah gunung. Keduanya duduk dan
menghabiskan waktu dengan memakan snack-snack yang mereka beli tadi sambil
sesekali berbagi cerita dan pengalaman uniknya masing-masing.
“Aku tidak pernah menyangka saat itu eomma akan
benar-benar mengejarku sampai ke sekolah. Lalu ia berteriak memanggil namaku
dan membuat semua orang diam dalam hitungan detik. Aku tidak pernah bisa
berhenti tertawa saat itu...” cerita Soo Hyo menggebu-gebu.
Sontak tawa renyah pun terdengar dari bibir keduanya.
“Ibumu benar-benar keren...” ucap Jonghyun. Soo Hyo yang masih tak bisa
menghentikan tawanya hanya mengangguk sambil sesekali menyeka air mata yang
mulai muncul di sudut matanya karena tertawa terlalu lama.
Jonghyun tersenyum simpul, entah kenapa di dekat Soo Hyo
ia bisa merasa begitu nyaman. Tak ada rahasia, tak ada beban, rasanya begitu
lepas. Ia juga bisa mencurahkan isi hatinya dengan begitu mudah pada yeoja ini,
bahkan perasaan terlukanya yang sama sekali tak bisa ia sampaikan kepada member
lain.
“Oh, buku lagumu itu... Apakah begitu penting? Kau bisa membelinya
yang baru. Bagaimana bisa kau berpikir untuk mencarinya seorang diri? Di atas
sana begitu sepi” celetuk Jonghyun tiba-tiba begitu teringat dengan apa yang
Soo Hyo katakan tadi.
Mendengar itu mendadak Soo Hyo terdiam. Lama ia hanya
berdiam diri lalu menunduk kecil. “Ani. Buku itu begitu penting. Nae Appa yang
menulisnya. Semua not lagu-lagu di dalamnya adalah tulisan tangan ayahku. Dulu,
ayahku adalah seorang penulis lagu, tapi belum sempat lagu-lagunya di
instrumenkan, ia sudah terlebih dahulu pergi. Karena itulah ibuku selalu ingin
aku menjadi seorang penyanyi, agar suatu saat.. aku bisa menyanyikan lagu yang
ayahku buat dengan sepenuh hatinya..” jawab Soo Hyo akhirnya.
Soo Hyo menunduk semakin dalam, diam-diam tangannya
bergerak untuk menyeka air mata yang mulai menggenang. Jonghyun terdiam. Yeoja
yang selama ini selalu ia lihat tertawa dan ceria mendadak tertunduk dan
menangis. Jonghyun merasa sangat menyesal menanyakan hal ini.
“Mianhae.. aku hanya...”
“Ah~ Ani. Oh, Omo.. ini sudah hampir lebih dari satu jam
oppa!” tiba-tiba Soo Hyo memotong perkataan Jonghyun dan berdiri dari duduknya.
“Oppa... aku sudah terlambat. Palli!! Oh.. Ottokhae?!” Soo Hyo mendadak panik.
Jonghyun masih tampak murung. Ia tau Soo Hyo hanya tak
ingin ia merasa bersalah. “Oppa!! Palli!!!” Soo Hyo mulai semakin terburu-buru.
***
“Mwo?! Kenapa? Ini... kenapa pintu gerbangnya di
kunci???” pekik Soo Hyo shock. Yeoja itu mulai tampak panik dan mengintip jauh
ke dalam villa yang tampak sepi.
“Oh. Ottokhae? Pasti semua orang ada di halaman belakang.
Oh. Bagaimana ini?” Soo Hyo mengigit bibirnya cemas.
Jonghyun yang masih berjalan santai di belakang bisa
mengetahui apa yang terjadi dari ekspresi Soo Hyo di depan. Mendadak Jonghyun
menghentikan langkahnya. Ia memandang berkeliling, villa di kelilingi oleh
tembok-tembok pagar setinggi 2 meter. Dan hanya ada satu pintu gerbang utama,
tidak ada jalan masuk yang lain.
Jonghyun memutar langkahnya dan berjalan menuju sisi
tembok sebelah kanan. “Apa harus memanjat?” pikir Jonghyun garuk-garuk kepala.
***
“Unnie~ kenapa Soo Hyo unnie belum kembali juga?” bisik
Sang-mi pada Shin Yeong dan Eun Ji. Mendengar itu, sontak Eun Ji dan Shin Yeong
mendongak menatap Sang-mi kaget.
“Mwo? Sang Mi-ssi, apa maksudmu dengan belum kembali?
Bukankah tadi kau bilang ia ada di kelompok Eun Bi dan Hye Sun di belakang?”
seru Shin Yeong kebingungan.
Sang Mi tampak sangat menyesal, sejak awal ia tau Soo Hyo
akan menyelinap keluar untuk mencari benda yang terjatuh seperti yang ia
katakan. Tapi Soo Hyo memintanya untuk berjanji agar tak mengatakannya kepada
yang lain. Jadi, mau tidak mau, saat Eun Ji dan Shin Yeong menanyakan kemana
yeoja itu pergi, Sang-mi terpaksa berbohong dan mengatakan bahwa Soo Hyo sedang
asik mengobrol dengan Eun Bi dan Hye Sun yang berada di barisan belakang.
Eun Ji yang bisa menebak dengan cepat arti dari ekspresi
Sang-mi hanya bisa mendesah kecil. “Kau tau kalau dia pergi? Kau harusnya
mengatakan ini kepada unnie. Bagaimana kalau dia tersesat? Tempat ini masih
sangat baru untuk kita semua” ucap Eun Ji setenang mungkin.
Sang-mi mengigit bibir, “Mian...” jawabnya pelan.
Shin Yeong tampak merasa serba salah, “Gwencahana Sang
Mi-ah, ini bukan kesalahanmu. Lagipula.... Kyaaaa.... Shin Soo Hyo! Kenapa dia
begitu suka menyelinap keluar dan berjalan seorang diri?!” pekik Shin Yeong
tiba-tiba.
“Ssttt..!! Shin Yeong-ah, kecilkan suaramu! Kalau Soo Hyo
sampai ketauan, dia akan mendapat masalah” Eun Ji mencubit lengan Shin Yeong
pelan.
Buughh
Tiba-tiba terdengar suara hantaman benda yang terjatuh
begitu keras.
Spontan semua mata menoleh. Eun Ji, Sang-mi dan Shin
Yeong juga semua trainee yang lain tampak terlonjak kaget. Soo Hyo jatuh
terduduk di rerumputan sambil sesekali mengelus-elus bokongnya yang mulai
terasa sakit karena hentakkan keras yang ia rasakan barusan.
“Apa dia melompati tembok pagar?” celetuk Eun Bi kaget.
“Ya’!! Gwenchana?” seru Jonghyun yang tiba-tiba mendongak
dari sisi pagar yang lain tepat di belakang Soo Hyo. Semua mata kini semakin
membola, “ Jonghyun hyung? Apa yang kau lakukan di atas sana! Tembok itu
setinggi 2 meter!” pekik Key shock.
Spontan suasana pun hening. Semua mata sama sekali tak
bergerak dan terus menatap lekat ke arah sepasang yeoja dan namja itu. Soo Hyo
yang tadinya terus meringis kesakitan mendadak ikut bungkam saat mendapati
semua orang kini tengah menatapnya.
“Ups.. sepertinya aku salah perhitungan...” ucap Soo Hyo
pelan.
“Jonghyun-ssi? Bagaimana bisa...?! Apa yang kau lakukan
di sana?!” seru Mr.Kim, kepala penanggung jawab kegiatan camp trainee kali ini.
Mr.Kim terlihat sangat terkejut, tapi tak dapat di purngkiri kemarahan juga
terlihat jelas di setiap garis wajahnya.
Jonghyun meringis kecil, pelan-pelan ia pun mulai
berusaha turun dari tembok pagar dengan sangat hati-hati di bantu dengan Key
dan Onew yang setengah berlari menghampirinya.
“Kau, nona Shin Soo Hyo?” Mr.Kim berjalan mendekat
menghampiri Soo Hyo yang masih jatuh terduduk di tempatnya.
“Ne..” jawab Soo Hyo pelan.
“Sepertinya kau dalam masalah sekarang...” ucap Mr.Kim
penuh horror seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
***
“Unnie... Gwenchanayo?” ucap Sang-mi cemas seraya
menyodorkan segelas teh hangat pada Soo Hyo yang tampak murung. Soo Hyo tak
menanggapi, yeoja itu masih saja duduk meringkuk di tempat tidurnya dan
membenamkan wajahnya di antara kedua tekuk lututnya.
Sang-mi dan Shin Yeong saling bertukar pandang. Mereka
sama sekali tidak tau apa yang Soo Hyo bicarakan dengan Mr.Kim di ruangannya
tadi. Yang mereka tau, setelah keluar dari ruangan Mr.Kim, Soo Hyo benar-benar
tampak begitu diam kemudian berjalan kembali ke kamarnya dan meringkuk seperti
ini.
“Unnie... minumlah dulu” Sang-mi kembali mencoba untuk
membujuk agar yeoja itu bergerak. “Gwen..chana..” samar-samar terdengar suara
bergetar Soo Hyo yang masih terus membenamkan wajahnya.
Eun Ji yang sejak tadi duduk di tempat tidur sisi yang
lain hanya bisa diam. Ia memandangi Sang-mi dan Shin Yeong yang tampak menatapnya
meminta bantuan.
“Shin Yeong-ah, kau bisa buat makan malam. Memasak mie
dengan kaldu ayam untuk Soo Hyo, dan kau Sang Mi-ssi, siapkan air hangat untuk
Soo Hyo mandi nanti” ucap Eun Ji akhirnya.
Sang-mi dengan cepat mengangguk dan melesat masuk ke
dalam kamar mandi, sementara Shin Yeong masih tampak berdiri di tempatnya dan
memandang Eun Ji bingung.
“Aku? Memasak?” Shin Yeong menunjuk dirinya sendiri.
Eun Ji memandang Shin Yeong dengan tatapan yang seolah-olah
mengatakan ‘cepatlah. Kau ingin aku
menenangkan Soo Hyo bukan? Kami perlu ketenangan’
Shin Yeong mengigit bibir. Ia tidak punya pilihan lain. “Nee..
Soo Hyo unnie... aku akan membuatkan mie yang paling lezat untukmu. Jadi
bersemangatlah. Oke?” ucap Shin Yeong sebelum akhirnya beranjak pergi keluar
kamar.
Mendengar ucapan ‘unnie’ dari bibir Shin Yeong mendadak
membuat Soo Hyo sedikit bergerak. Yeoja itu tampak mengangkat wajahnya dan
memandangi punggung Shin Yeong sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.
“Kau menangis? Kau baik-baik saja?” tegur Eun Ji yang
memergoki mata Soo Hyo yang memerah. “Apa terjadi sesuatu? Mr.Kim menghukum
mu?” lanjut Eun Ji lagi.
***
Shin Yeong memasuki dapur, sepertinya tak ada yang sedang
memerlukan dapur sekarang. Ruangan itu tampak begitu sepi. Shin Yeong menoleh,
ini baru jam 5 sore. Pantas saja.
Shin Yeong pun berjalan mengitari dapur, “Hhh... terakhir
kali aku memasak, eomma dan appa langsung melarangku untuk memasuki kawasan
dapur” gumam Shin Yeong manyun.
Eomma dan Appa. Tiba-tiba Shin Yeong teringat akan
mereka. Shin Yeong mengigit bibir. Mendadak hatinya terasa begitu sedih. Sudah
lama sekali...
“Apa mereka baik-baik saja?” gumamnya pelan seraya
memainkan kakinya seperti anak kecil. “Apa mereka masih mencariku?” lanjutnya.
Shin Yeong bisa merasakan genangan air bening itu
lagi-lagi berusaha keluar dari sudut matanya. Tapi sebelum sempat jatuh, dengan
cepat Shin Yeong menggeleng dan menepuk-nepuk pipinya agar kembali sadar.
“Hoh.. ayolah. Yoo Shin Yeong. Kau harus tepati kata-katamu” ucapnya
menyemangati diri sendiri.
Shin Yeong pun kembali mengedarkan pandangannya ke
seluruh penjuru dapur. “Ee~ baiklah. Pertama-tama, kita lihat apakah bahan yang
di perlukan tersedia di kulkas” seru Shin Yeong seraya berjalan menuju kulkas.
***
Key berjalan santai menuruni setiap anak tangga bermaksud
untuk pergi ke ruang istirahat menyusul member lain yang mengatakan ingin
menginterogasi Jonghyun tentang insiden tadi siang.
Tetapi, saat mendekati dapur, tiba-tiba Key mendengar
suara yang begitu berisik dari dalam. Juga bau ‘sesuatu’ yang begitu menyengat
dan menusuk indra penciumannya. Langkah Key melambat, keningnya berkerut. “Bau
apa ini?!” gumamnya tak habis pikir.
Ragu-ragu Key pun merapatkan langkahnya menuju pintu
dapur yang sedikit terbuka. Key membuka semakin lebar pintu tadi dan
mendongakkan kepalanya masuk ke dalam. Mata Key membola begitu menemukan
pemandangan ‘luar biasa’ pada dapur’nya’. (yang secara tidak langsung akan menjadi
dapurnya karena di villa hanya terdapat 1 dapur, dan itu artinya hanya ada 1
tempat di mana ia bisa leluasa melakukan hobinya. Memasak. wkwkwk)
Lantai dapur di penuhi berbagai macam potongan sayur
mayur dan tumpahan bumbu-bumbu memasak seperti garam dan merica. Belum lagi genangan
air yang entah dari mana asalnya itu. Key masih terus menyusuri lantai saat
tiba-tiba manik matanya menangkap sosok seorang yeoja yang tampak bersiap akan
melemparkan sepotong ayam besar ke dalam sebuah panci berisikin air mendidih.
“Huaaaaa.... Apa yang kau lakukan?!!!” teriak Key keras
hingga menggema di seluruh penjuru ruangan. Shin Yeong yang mendengar itu
sontak terkejut dan beralih menatap Key dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Bagaimana bisa kau bermaksud untuk melemparkan ayam
seperti itu? Air mendidihnya akan melompat keluar ke arahmu jika seperti
itu!!!” runtuk Key seraya berjalan mendekati Shin Yeong.
“Apa kau gila?!” tambahnya lagi.
Shin Yeong tak menanggapi. Raut wajahnya sudah tampak
cemberut dan tertekuk dalam. Saat Key berusaha mengambil alih ayam yang di
bawanya, dengan cepat Shin Yeong bergerak mundur dan menjauh.
“Ya’!!” benak Key keras.
“Apa?! Ini pekerjaanku. Ini makananku. Kau mau ikut
campur?!” Shin Yeong balas berteriak. Key terdiam. “Benar. Ini hakmu... ah iya.
Tentu saja. Bahkan jika wajahmu tersiram air panaspun itu bukan urusanku!”
sindir Key kesal.
Tanpa ba-bi-bu lagi, Key pun berbalik dan beranjak pergi.
Bibirnya mulai komat-kamit ngedumel kesal tanpa ada titik dan koma. Saat hendak
mencapai pintu dapur, iseng-iseng namja itu melirik kembali ke belakang. Ingin
melihat apa yang akan yeoja itu lakukan.
Key hampir saja mati tersedak saat tiba-tiba matanya
menangkap gerak Shin Yeong yang memasukkan semua rempah-rempah yang ia lihat ke
dalam panci dengan asal.
“Ya’!! Kau mau memasak atau mau meracuni dirimu
sendiri?!” teriak Key kaget dan kembali berjalan cepat mendekati Shin Yeong.
“Kau perempuan dan tidak tau bagaimana caranya memasak
mie?! Kau bercanda?” pekik Key semakin histeris. Shin Yeong mencibir, “Jangan
berlagak! Kau berkata seperti itu seolah-olah kau bisa memasak!”
“Oh.. kau akan menyesal mengatakan itu..” tiba-tiba Key
memandang Shin Yeong dengan tatapan penuh makna. “Minggir! Kali ini biarkan
orang yang ahli melakukannya! Aku tidak mau mengambil resiko tempat ini akan
terbakar atau seseorang yang akan mati kercunan!” ucap Key melotot hingga
membuat Shin Yeong mundur beberapa langkah.
Tanpa menunggu persetujuan Shin Yeong, Key pun mulai
bergerak. Ia melipat lengan bajunya hingga siku lalu menggunakan celemek dan
membasuh kedua tangannya hingga bersih. Satu per satu, tahap demi tahap, Key
memisahkan bahan yang di perlukan dan tidak.
Key memasak, memotong dan menyajikan mie dengan sangat rapi,
teratur dan cekatan. Bekerja dengan sangat cepat tetapi tetap teliti. Memotong
dan meracik bumbu dengan sangat lihai. Shin Yeong yang melihat itu hanya bisa
terdiam dan memandang takjup. Ia memperhatikan semua yang Key lakukan dengan
sangat seksama. Sesekali ia terlihat berpikir untuk mengingat langkah-langkah
apa yang Key lakukan.
Beberapa kali Shin Yeong juga terlihat mengangguk.
Sekilas Key melirik Shin Yeong, namja itu tersenyum sinis dan kembali
melanjutkan kegiatannya. Hampir selama satu jam keduanya sibuk di dapur, mulanya
yang Shin Yeong hanya berdiam diri akhirnya ikut membantu Key mengambilkan
bahan dan barang yang ingin namja itu gunakan.
“Garam..!” seru Key.
Shin Yeong dengan cepat mengambil garam dan menyodorkannya
pada Key. Sentuhan terakhir, Key menaburkan sedikit garam dan mengaduk mie.
Sedetik setelah itu Key mengambil sendok dan mulai mencicipi mie kaldu
buatannya. Namja itu mengangguk-angguk kecil. Menandakan semuanya sudah ‘pas’.
“Coba ini!” Key menyodorkan sendok yang berisi kuah mie
nya pada Shin Yeong.
“Eh?!” Shin Yeong tampak terkejut. Tapi Key yang sudah
sangat tidak sabar ingin mengakhiri kegiatan masak memasak ini dengan cepat
menyuapkannya pada Shin Yeong hingga membuat yeoja itu tersedak beberapa kali.
“Ya’!! uhuk..uhuk.. kau...” Shin Yeong yang tadinya ingin
berteriak dan mengatai namja itu mendadak diam saat lidahnya mulai bisa
merasakan kaldu yang begitu terasa lezat di mulutnya.
“Enak...” gumamnya.
Key yang mendengar itu spontan tersenyum kecil lalu
bergerak melepaskan celemeknya. “Tentu saja enak! Aku pergi!” serunya seraya
melemparkan celemek tadi pada Shin Yeong.
“Ah~ tunggu sebentar!” tahan Shin Yeong tiba-tiba.
Langkah Key berhenti, ia beralih memandang Shin Yeong di
belakang. Shin Yeong tampak gelagapan, ia tidak sadar menahan namja itu.
Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. “Apa?” tegur Key.
“Itu... gomawo...” ucap Shin Yeong malu.
Key mengangkat satu alisnya, “Aku.. sudah berusaha
memasak dengan baik. Aku hanya ingin Soo Hyo unnie merasa lebih baik setelah
makan. Jadi...” kata-kata Shin Yeong menggantung, Yeoja itu tampak kebingungan
ingin melanjutkan.
“Aku tau. Baguslah~ Setidaknya kau tidak membakar rumah.
Aku sudah sangat bersyukur. Jangan takut untuk kembali ke dapur, kau bisa
belajar jika ingin memasak dengan baik. Aku pergi” ucap Key seraya pergi
berbalik begitu saja.
Shin Yeong tertegun.”Dia tidak melarangku kedapur lagi?
Tapi eomma dan appa...”
Yeoja
cengeng dan kanibal itu, setidaknya ia mencoba untuk menyenangkan temannya
walau hampir saja meracuninya’
pikir key geli.
***
Dengan susah payah Shin Yeong berusaha untuk membuka
pintu kamar dengan kedua tangan yang sibuk membawa nampan berisi seporsi besar
mie dan segelas air. Saat Shin Yeong berhasil membuka pintu, tiba-tiba
telinganya secara tak sengaja menangkap percakapan Eun Ji dan Soo Hyo.
“Ini hari pertama
camp, aku pikir ini akan menyenangkan, tapi aku mengacaukan semuanya.
Sepertinya besok aku harus benar-benar pulang... ke rumah, seperti yang Mr.Kim katakan..”
ucap Soo Hyo serak.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar