Senin, 14 November 2011

[FF] Careless Boy - Oneshoot

Annyeong. Aku datang buat posting FF lagi. hehehe
Kali ini aku kasih prolog sama epilognya. aku jadiin satu jadi di ngerti-ngertiin aja ya.
Mian kalau ceritanya garing dan ngebosenin, habis Authornya terdesak sama tugas. Hehehe
Oke, langsung aja --->



Title : ~ Careless Boy ~
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Komedi (?)
Length : Oneshoot
Disclaimer : This story and the plot is originally mine. This is only a FICTION so enjoy it.
Main Cast : Lee Jinki a.k.a Onew SHINee, Rezkika Febriani a.k.a Sung Ji Soo
Cameo : Yoo Seung Ho (namja satu ini milik author xD)

Prolog
~ Onew P.O.V ~
Tidak ku sangka aku akhirnya merasakan ini, jatuh cinta pada pandangan pertama. Jadi beginikah rasanya? Perasaan yang begitu sulit ku ungkapkan dengan kata-kata. Perasaan akan ingin memiliki seseorang.
Yeoja itu benar-benar berhasil menarik perhatianku. Matanya yang bulat dan indah ituh mungkin bisa sedikit memperbaiki keturanan keluargaku yang bermata sipit. Hehehe...
Mungkin kami di pertemukan karena takdir. Saat itu adalah acara ulang tahun pernikahan kedua orang tua Key. Saat di pesta itulah aku bertemu dengannya. Omo~ saat itu dia manis sekali! Rasanya aku seperti melihat berton-ton ayam saking senangnya. *abaikan
Setelah perkenalan singkat dan pembicaraan selama beberapa jam, aku meyakinkan diriku bahwa dialah sosok yeoja yang aku cari. Aku mencari seluruh informasi tentangnya. Ternyata ia adalah puteri dari salah satu teman dekat Appa Key. Ini jadi lebih mudah. Aku akan mengunjunginya nanti. Walau keujung duniapun, akan aku kejar ;)
~Onew P.O.V End ~
_____________________________________
 “Omo! Ah, STOP! STOP! STOP!” Pekik seorang namja dengan perawakan kurus bermata sipit yang duduk di deret kursi bagian paling belakang bus saat itu. Teriakkannya melengking begitu keras sehingga berhasil membuat semua penumpang yang lain tersentak kaget dan menatap sinis ke arahnya.
“Ahjussi! Berhenti!” Pekiknya lagi. Kali ini ia bangkit dari duduknya dan dengan susah payah berjalan mendekati supir di bagian di depan. Ia menepuk pundak supir bus itu ngos-ngosan setelah beberapa kali terjatuh saat ia hendak berjalan menuju bus bagian depan depan itu.
“Kumohon..” lanjutnya lemas.
Supir bus itu meliriknya kesal. Pasalnya sejak beberapa jam yang lalu namja ini terus saja meminta untuk berhenti, tapi beberapa detik setelah ia mengatakan itu, ia akan tersenyum cengengesan dan berkata “hehehe. Mianhae, kelihatannya aku keliru. Ini bukan tempat yang aku tuju. Bisa kita lanjutkan lagi perjalanan kita?”
Dengan setengah hati ia merapatkan busnya ke tepian jalan. Namja itu menghela nafas lega. Ia melihat keluar jendela, hamparan luas ladang pertanian dan lapangan berumput hijau terlihat jelas begitu ia mengedarkan pandangannya ke setiap sisi kanan dan kiri jalan yang terlihat masih panjang tiada ujung di depan.
“Haaahh.. segarnya” gumam namja itu begitu menghirup udara segar pedasaan yang rasanya sudah lama sekali tidak ia rasakan.
“Hey anak muda, kau mau turun tidak? Kami harus tetap melanjutkan perjalanan!” tegur salah seorang paman di barisan penumpang.
Namja itu menoleh dan melemparkan senyuman manisnya hingga matanya yang sipit hampir saja terlihat menghilang, “Ne. Aku rasa ini tempatnya. Maaf merepotkan semuanya” jawabnya seraya membungkukkan badannya dalam-dalam.
Namja itu kemudian beralih memandang sang supir, “Ghamsahamida untuk bantuanmu paman. Bekerjalah yang keras. Fighting!” serunya memberi semangat dan berhasil membuat beberapa bibi-bibi di belakang terkikik kecil dan memandangnya gemas.
“Ya-ya! Jaga dirimu anak muda” jawab supir tadi sebelum kembali melaju bersama busnya sesaat setelah namja itu turun tentunya.
“Baiklah! Kita sudah sampai. Jadi sekarang, biarku lihat ke mana selanjutnya” gumamnya seraya mengeluarkan sebuah peta dari dalam tas punggungnya. Siang ini cukup terik, kaos oblong putih yang di kenakan namja itu mulai terlihat basah karena keringat. Namja itu juga terlihat sesekali mengusap peluh yang sudah mulai ramai di kening dan tekuk lehernya.
“Aigo. Jadi aku harus kemana? Ke kanan? Atau Kekiri?” gumam namja itu frustasi setelah beberapa lama mengamati peta yang di bawanya tetapi tetap saja baginya untuk terlalu sulit di mengerti.
Ia memandang hamparan jalan raya di sisi kanan dan kirinya. Jalan raya itu terlihat seperti tak berujung. Di tambah lagi tak ada satu rumah pendudukpun di tepiannya, membuat keadaan di sana menjadi begitu hening selain suara nyanyian burung dan semak-semak yang tertiup angin karena sampai sejauh ini belum ada terlihat satu kendaraan pun yang melintas.
“Kenapa yeoja ini memilih tinggal di desa yang terpencil seperti ini? Bukankah masih banyak tempat lain?” gumamnya asal.
Derrtt.. Derrtt.. Derrtt..
Tiba-tiba di rasakannya ponselnya bergetar. Ia merogoh ponsel di saku celana jeansnya, ada telpon masuk!
“Yeoboseyo?” jawabnya.
“ONEW HYUNG………….” teriak seseorang di sebrang hingga membuat Onew menjauhkan sedikit ponsel tadi dari telinganya.
“Apa? Tersambung?Ya’ Taemin! Kemarikan! Biar aku yang bicara!” kini terdengar suara namja cerewet di sisi yang lain.
Onew meringis, ia tau setelah ini ia akan di marahi oleh para dongsaeng-dongsaengnya itu.
“HYUNG!! KEMANA SAJA KAU? Kenapa pagi-pagi sekali sudah menghilang!” teriak Key kesal.
“Hehehe. Mianhae, tapi aku ingin waktu libur kita ku habiskan sendiri. Jika kalian tetap ingin pergi ke jepang, kalian bisa pergi tanpa aku kan?”
“Adwae! Sekarang juga katakan padaku, hyung dimana? Aku akan menjemputmu!” Taemin merebut ponsel tadi dari Key.
“Ya’! Taemin-ah! Aku belum selesai bicara!” Oceh Key.
“Kemarikan! Oo-hyung, kau pergi menemui gadis itu ya? Ternyata kau serius?” kini Jonghyun yang bicara. “Yeoja? Yeoja siapa?! Hey, kenapa aku tidak tau apapun tentang itu?!” lagi-lagi terdengar celetukkan Key.
Onew kembali meringis, “Aa-anio.. aku tidak menemui gadis itu. Aku hanya jalan-jalan untuk berlibur. Sungguh!” dalih Onew.
“A-a ti-da-k perl-u berbo-hong hyu-ng a-ku ta-u ka-u…”
Tuutt.. Tuutt..
Tiba-tiba hubungan telpon terputus. Onew menarik ponsel tadi dari telinganya.
“Yeoboseyo? Jonghyun-ah? Jonghyun-ah” panggil Onew kaget.
Tidak ada jawaban. Onew melirik sinyal ponselnya, tidak ada. Tidak ada sinyal.
“Aigo. Tempat ini benar-benar parah” gumam Onew menerawang.
“Tapi, tampat ini sangat indah, dan udaranya segar” lanjutnya.
“Yah, walaupun sedikit lebih panas dari yang ku bayangkan” celetuk Onew lagi seraya berjalan mendekati ladang pertanian jauh beberapa puluh meter di belakang. Ia terus berjalan dan berjalan tanpa menyesal sedikitpun karena telah meninggalkan liburan gratis ke jepang bersama member yang lain.
Sebenarnya sampai sekarangpun Onew masih belum bisa percaya dengan apa yang ia lakukan. Ia baru sekali bertemu dengan yeoja itu, dan itupun karena kejadian yang tidak di sengaja, tapi entah kenapa ia begitu ingin bertemu lagi dengan yeoja itu, Sung Ji Soo, akhirnya ia nekat pergi menyusul sampai ke sini.
Setelah mencari informasi selama beberapa bulan terakhir ini, akhirnya Onew menemukan dimana yeoja itu tinggal. Sung Ji Soo ternyata adalah anak dari salah satu peternak di desa ini. Ia masih penasaran, bayangan akan yeoja ini terus terbayang di benaknya sejak hari pertemuan pertama mereka waktu itu. Sung Ji Soo, yeoja yang benar-benar telah berhasil menarik perhatiannya.
***
Sudah hampir satu jam Onew terus berjalan melewati area persawahan di sana. Tapi bahkan hingga sejauh ini ia belum melihat satu pemukiman pendudukpun. Onew sudah banjir keringat, seluruh pakaiannya basah karena udara yang begitu panas dan menyengat siang ini.
“Aigo~ Panas sekali” gumamnya seraya menarik-narik kerah kaosnya agar menghasilkan udara. Sementara itu matanya terus melihat ke sana kemari mencari petunjuk. Seluas mata memandang, yang terlihat hanyalah area pertanian gandum dan hutan dengan tanah lapang yang luas di sisi yang lain. Onew sudah hampir frustasi, apa dia kesasar?
“Dubu! Cepat kejar dia!” Teriak seseorang tiba-tiba.
Eh? Dubu? ‘Pikir Onew spontan.
Onew menoleh, tepat beberapa meter di sana, terlihat se-ekor domba putih kecil berlari dengan cepat ke arahnya. Mata Onew terbelalak kaget dengan apa yang di lihatnya. “Do..domba?!” pekiknya.
“Oo-Ya’! Tuan! Tuan yang di sana!” sedetik kemudian Onew kembali sadar dari rasa kagetnya. Onew mencari-cari sari mana asal suara tadi. Pandangan Onew berhenti begitu di lihatnya seorang yeoja manis dengan rambut coklat yang di kepang dua dengan kemeja kotak-kotak hitam-merah berlari beberapa meter di belakang domba tadi.
Onew tertegun. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup dengan sangat cepat.
Itu dia. Oh, ah. Astagah. Aku tidak percaya ini. Aku berhasil. Benarkah? Ini bukan halusinasiku saja kan? Oh, ya tuhan. Aku sangat yakin itu dia. Omo. Bahkan di saat berlarian di tengah panasnya terik matahari seperti inipun ia tampak sangat mempesona!
“...kap dia!”
“Eh?” kata-kata terakhir yeoja itulah yang berhasil di dengar Onew. Onew masih belum sadar dan paham sepenuhnya dengan apa yang baru saja terjadi, tetapi sedetik kemudian.
Buukkk
Braakk
Domba tadi berhasil dengan sukses merobohkan Onew dalam satu kali serudukkan. Onew jatuh terjungkal di tanah, sementara domba kecil tadi berhasil kabur dan lari menjauh begitu saja.
“Auu... Ya tuhan. Masa depanku..” ringis Onew menahan sakit dari serudukkan domba tadi. Onew masih terbaring dan menggeliat di tanah menahan sakit saat yeoja tadi dengan seekor anjing peliharaannya berhenti menghampirinya.
“Guk!” anak anjing itu mengingatkan yeoja tadi tentang anak domba yang masih terus berlari di depan. Onew melirik sekilas, yeoja itu tampak bingung antara berhenti untuk membantu Onew atau terus untuk mengejar anak domba yang kabur.
“Hhh. Dubu, kau kejar anak domba itu sampai dapat. Arraseo?” perintah yeoja tadi akhirnya yang di ikuti dengan nyalakkan anjing kecilnya yang tadi di panggilnya dengan sebutan ‘Dubu’. Setelah itu, Dubu pun mulai berlari cepat meninggalkan majikannya dan namja asing yang benar-benar sial (Red:Onew wkwkwk).
“Du-bu? Huh, nama seekor anjing?” gumam Onew masih sambil menahan sakit.
“Ee—Kau tidak apa-apa?” tegur yeoja tadi tiba-tiba.
Mendengar itu, secara refleks Onew mendongak. Di lihatnya yeoja itu, yang sangat ia yakini adalah cinta pertamanya, Sung Ji Soo, tengah berdiri dengan sedikit membungkukkan punggungnya untuk melihat Onew.
Begitu bisa melihat wajah Onew dengan jelas, Ji Soo tampak sangat terkejut. “Oppa!” serunya setelah itu. Onew hanya menyeringai kecil dan berusaha untuk berdiri. Ji Soo membantunya sejenak, tetapi raut wajahnya masih menunjukkan rasa kaget dan bingung yang amat luar biasa.
“Apa yang oppa lakukan di sini?” tanya Ji Soo penasaran.
“Ee-itu, aku hanya kebetulan lewat. Hahaha” tawa Onew canggung. Ji Soo tak bereaksi, ia tetap saja terus memandang Onew dengan tatapan heran.
“Ee-ee hehehe. Sebenarnya aku hanya ingin pergi berlibur” lanjut Onew malu.
“Berlibur? Oppa mau menginap di mana?” tanya Ji Soo bingung. Pasalnya di daerah ini tak ada satu rumahpun selain rumahnya karena semua tanah di sana adalah milik keluarga Sung.
Ya benar. Walaupun tinggal di tempat yang sedikit terpencil dan menyendiri, Keluarga Ji Soo tetaplah keluarga yang berada. Walaupun mereka hanya berternak dan berladang, tetapi penghasilan Appa Ji Soo sangatlah besar.
“Ooh itu...” Onew memandang berkeliling. Tetap saja tak ada satu rumahpun yang terlihat oleh matanya. Onew juga tidak mungkin mengaku pada Ji Soo kalau ia sengaja datang ke sana tanpa persiapan apapun karena akal sehatnya sudah di tutupi oleh rasa tidak sabar dan menggebu-gebunya yang ingin segera menemui yeoja itu.
“Sebenarnya aku...”
“Oppa tersesat!” potong Ji Soo menyimpulkan.
Mendengar itu mendadak Onew terdiam. Ya mungkin bisa juga di bilang begitu. Onew menunduk malu dan mulai memainkan tas ranselnya. Sementara kakinya menendang-nendang batu-batuan kecil di tanah.
Ji Soo tersenyum tipis. Ya ampun. Tingkah Onew oppa benar-benar seperti anak kecil. Manis sekali. Pikir Ji Soo lucu.
“Oppa mau menginap di rumahku?” tawar Ji Soo tiba-tiba.
Mendengar itu sontak Onew mengangkat kepalanya dan memandang Ji Soo kaget. “Bolehkah?” tanyanya ragu. Ji Soo mengangguk kecil. Melihat itu mendadak raut wajah Onew berubah cerah. Onew menyeringai lebar.
“Ini hebat, Hehehe”
***
Onew terdiam membatu begitu bertemu dengan Appa Ji Soo. Kini Onew hanya bisa duduk semanis mungkin dan mulai memainkan jemari-jemari tangannya cemas. Appa Ji Soo memang tampak sedikit tidak ramah. Mungkin karena perawakannya yang sangar dan kumisnya yang tebal. Tubuhnya juga sangat gagah dan tegap. Sehingga Onew merasa dirinya sangat-amat kecil sebagai laki-laki.
Sementara itu sejak tadi Appa Ji Soo terus sama mengamati Onew tanpa membuka suara. Ia memperhatikan Onew dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Ehm!” tiba-tiba Appa Ji Soo berdehem keras. Membuat Onew semakin menundukkan kepalanya karena takut. Sesekali Onew tampak menyeka keringat yang mulai keluar dari tiap pori-pori kulit wajahnya.
“Jadi, siapa namamu?” mulai Appa Ji Soo akhirnya.
Onew menelan ludah. Entah kenapa ia merasa sangat tegang. Bahkan ketegangannya ini melebihi ketegangannya saat ia pertama kali debut dulu. Mungkin ini terjadi karena kesan pertama di mata calon mertua adalah yang terpenting. Kekeke~
“Lee Jinki imnida. Tapi nama tenarku Onew”
“Nama tenar?” Appa Ji Soo mengangkat satu alisnya.
“Ne. Aku ini...”
“Aku tidak peduli! Nama tenar atau profesimu tidak akan ada gunanya di sini! Jadi mau apa kau datang ke rumahku? Kau mau mendekati puteriku?” tembak Appa Ji Soo tepat di jantung Onew.
Onew pucat pasi. Ia kembali menelan ludah. Mata Onew terus saja melirik ke sana kemari untuk mengalihkan pandangannya. Sedikitpun ia tak berani memandang Appa Ji Soo.
“Itu.. sebenarnya..” Onew terbata.
“Appa, kamarnya sudah siap” seru Ji Soo yang tiba-tiba muncul dari belakang.
Onew mengangkat wajahnya dan memandang Ji Soo penuh rasa syukur. Semantara Ji Soo malah tampak bingung. Ia bisa merasakan ruangan itu terasa amat sangat tegang.
“Appa, ada apa?” tanya Ji Soo bingung.
Appa Ji Soo tak menjawab. Ia hanya melirik Ji Soo sekilas dan kembali memandang Onew. “Karena Ji Soo bilang kau tersesat, maka aku ijinkan kau menginap di sini selama beberapa hari. Tapi dengan satu syarat dan satu peraturan penting” ucap Appa Ji Soo tiba-tiba.
***
“Kalau di minta mengurus hewan ternak aku bisa, tapi kalau peraturannya jangan mendekati Ji Soo itu tidak mungkin..” seru Onew frustasi.
“Aku datang untuk PDKT” lanjut Onew garuk-garauk kepala.
“Hhh.. apa aku pulang saja?” pikir Onew lagi.
“Ah andwae! Enak saja. Aku sudah berada sejauh ini. Lagipula...” Onew meraba dada kirinya. Tempat di mana jantungnya kini berada.
“Baru pertama kali aku merasakan yang seperti ini. Hehehe... Sung Ji Soo. Jadi beginikah rasanya jatuh cinta? Aku berdebar-debar. Aku tidak mau perasaan ini hilang” Onew terkekeh sendiri di buatnya.
***
“Hiiiaaaa...!!” Pekik Onew keras begitu domba-domba itu berlarian ke arahnya. Dengan gerak cepat, Onew memutar balik langkahnya dan berlari mengindari domba-domba tadi.
“Ya’!! Halau domba-domba itu! Jangan sampai mereka keluar dari kandang! Bukannya malah berlari menghindarinya!” Seru Appa Ji Soo gemas.
“Oo-ta,,tapi...”
“Cepat!” bentak Appa Ji Soo keras. Onew sedikit tersentak kaget, dengan ragu ia mulai berlari mengejar domba-domba tadi dan berusaha menutup pagar pembatas antara halaman kadang dan ladang.
“Hey jangan lari! Berhenti!! Huss...huss.. kembali!” perintah Onew meneriaki domba-domba yang semakin liar itu.
Appa Ji Soo hanya melihat dari kejauhan. Ia tampak pusing melihat tingkah Onew yang sejak tadi sudah tidak ada melakukan apapun dengan benar. Appa Ji Soo memijat-mijat keningnya frustasi.
“Anak itu. Melakukan apapun selalu saja tidak beres” gumamnya.
“Appa, Seung Ho sudah datang” ucap Ji Soo menghampiri ayahnya.
Appa Ji Soo menoleh, di lihatnya puteri kesayangannya itu datang bersama seorang namja muda tampan yang begitu ia banggakan.
“Oh, Seung Ho-ah. Hahaha. Akhirnya kau datang” tegur Appa Ji Soo ramah.
“Annyeong haseyo. Kau terlihat sehat paman” sapa Seung Ho.
“Tentu saja. Bagaimana perjalananmu? Oo kau akan berlibur di sini sepanjang liburan bukan?”
Di sisi lain, Onew yang masih sibuk dengan domba-domba tadi secara tak sengaja melihat ke arah Ji Soo. Keningnya berkerut begitu melihat seorang namja tampak berbicara dengan Appa Ji Soo. Mereka tampak sangat akrab. Onew terus memperhatikan, Appa Ji Soo sesekali terlihat tertawa dan menepuk-nepuk pundak namja itu pelan.
“Siapa dia?” pikir Onew penasaran.
“Guk!” Dubu menyalak, menyadarkan Onew dari lamunannya. Onew mendongak, matanya terbelalak kaget begitu melihat domba-domba tadi sudah berlari jauh meninggalkan kandang.
“Omo!! Ya’! Berhenti!!!” pekik Onew shock.
Appa Ji Soo menoleh, ia beralih memandang Onew yang berlari tunggang langgang mengejar domba-domba ternaknya. “Aigo~ anak itu” runtuk Appa Ji Soo frustasi.
Sementara Ji Soo hanya mengumbar senyum dan mulai berjalan mengejar Onew untuk membantunya. “Oppa, kau ini...” gumamnya menahan tawa.
***
“Ini, makan yang banyak. Ayam. Seperti yang kau suka” ucap Ji Soo ramah dengan senyuman manisnya. Onew balas tersenyum manis. Terus di pandanginya wajah cantik yeoja itu tanpa berkedip sedetikpun.
“Ghamsa...”
“Tidak. Untukmu saja. Kau harus makan lebih banyak” kata-kata Seung Ho tadi membuyarkan lamunan Onew. Benar. Apa yang tadi di katakan Ji Soo sepenuhnya adalah untuk Seung Ho.
Kini  saatnya makan malam. Onew duduk tepat di depan tempat Ji Soo yang duduk bersebelahan bersama Seung Ho. Sepanjang makan malam ini Onew berhasil di buat panas olehnya. Ji Soo dan Seung Ho benar-benar tampak sangat dekat. Terkadang mereka saling mengoper makanan dan berbagi gelas minum.
“Hahaha. Kalian sama sekali tidak berubah. Seung Ho-ah, makan lah yang banyak. Ji Soo sudah sengaja memasak semua ini untu menyambutmu” tegur Appa Ji Soo.
Onew mendelik. Bibirnya mengerucut karena cemburu. Ia heran, kenapa semua orang bersikap baik pada namja ini. Apa kelebihannya?
Aku bahkan lebih tampan’ pikir Onew.
Dan suaraku lebih bagus’ lanjutnya.
“Oppa, ini untukmu” Ji Soo meletakkan sepotong ayam goreng besar di piring Onew. Onew mengangkat kepalanya. Di lihatnya Ji Soo melemparkan senyuman manisnya.
Aigo... Lihatlah senyumnya. Manis sekal ><
“Ehm!!” Appa Ji Soo kembali bedehem keras. Onew menoleh, di lihatnya Appa Ji Soo memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan. “Hehehe...” Onew nyengir cengegesan.
Onewpun mulai melahap makanannya. Ia tampak sangat bahagia. Onew terus tersenyum dan tubuhnya mulai bergerak-gerak ke kanan dan ke kiri saat mengunyah setiap potongan ayam tadi.
Tingkah Onew benar-benar berhasil membuat Ji Soo, Seung Ho dan Appa Soo Yun sedikit menahan tawa. “Dia benar-benar lucu” bisik Seung Ho yang diikuti dengan anggukkan Ji Soo.
Ji Soo terus saja memperhatikan Onew sepanjang makan malam. Senyuman manis terus tersungging di kedua sudur bibirnya.
***
Onew memandangi dengan serius Ji Soo dan Seung Ho yang tengah asyik menggiring domba-domba ternak menuju tanah lapang di sisi lain kandang. Onew yang berjalan sendirian mengikuti mereka di belakang hanya bisa mendengus kesal. Ji Soo dan Seung Ho benar-benar tampak dekat, sesekali mereka terlihat bercanda dan saling mendorong.
“Huaaa...  kenapa jadi begini? Mereka selalu berdua, kapan giliranku?” runtuk Onew tak terima. Melihat pemandangan di depan benar-benar berhasil membuatnya panas. Onew cemberut, ia menghentak-hentakkan kakinya ke tanah keras.
Saat tiba di padang rumput, Seung Ho terlihat meninggalkan Ji Soo sendiri untuk mengurus domba-domba tadi. Raut wajah Onew berubah cerah, ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan langkah cepat Onew setengah berlari menghampiri Ji Soo.
“Ehm...” Onew berdehem kecil untuk menarik perhatian Ji Soo. Yeoja itu menoleh, “Oppa...” serunya sembari mengumbar senyum.
“Oppa, kau bagian dari SHINee kan? Coba tunjukkan padaku salah satu dari gerakan dance kalian” mulai Ji Soo begitu Onew berdiri di sampingnya.
“Ee-? Ah~ tentu saja. Aku adalah yang terhebat. Danceku yang paling bagus” kata Onew melebih-lebihkan.
Bagus. Ini adalah kesempatanku untuk membuat Ji Soo terpesona.Kekeke~
Onew pun menarik nafas panjang dan melirik Ji Soo sekilas. Yeoja itu tampak sangat antusias. Onew tersenyum tipis dan mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti koreografi lagu juliette.
Juliette! yeonghoneul bachilkkeyo. Juliette! jebal nal bada jwoyo...”
“Guk!”
Buugghh...
“Awww!!!” Onew jatuh terjungkal dan pantatnya dengan sukses menghantap tanah. Kejadiannya begitu cepat, saat Onew sedang asik menirukan gerakan dance tadi, Dubu berlari kearahnya hingga ia tersandung dan terjatuh.
“Hmmpp...” Ji Soo refleks membekap mulutnya menahan tawa.
“Dub..dubu! hahaha.. Dubu kau nakal!” tawa Ji Soo akhirnya. Wajahnya Onew merona karena malu. Ia meringis menahan sakit di bokongnya. Sekilas Onew melirik Dubu yang menatap ke arahnya sambil mengibas-ngibaskan ekornya manja. Onew memandang Dubu tajam.
“Kau mempermalukanku!” bisik Onew kesal.
***
~ Back Sound tvxq-SHE ~
Aigati jarangseureowoyo (I feel childishly proud )
Babo gateun phyojeong dwaebeoryeoyo (My expression becomes like an idiot)
Jebal naegemal useoyo oh She~ She~ (Please laugh only with me, oh SHE~ SHE~)
Dangsinei kkeutigo sipheungeolyo (I want to be your last)
Keugotmali cheongukin geolyo (You’re my heaven)
Sesang hana ppunin oh She~ She~ (Only one in the world, oh SHE~ SHE~)”

Onew besenandung kecil di tengah-tengah pekerjaannya memanen ubi jalar di kebun belakang. Onew mencabut ubi-ubi itu dari akarnya dengan susah payah. Tapi ia tak mengeluh, lihat saja, ia malah asyik bernyanyi dan itu karena...

“Aigo~ lihatlah pemandangan ini...” gumamnya cengar cengir tanpa bisa melepaskan pandangannya dari Ji Soo yang sedang asyik memetik anggur di kebun sebelah yang kebetulan berhadapan langsung dengan tempat Onew berada sekarang.

Onew duduk berjongkok dan terus mengamati Ji Soo. Mengamati setiap gerak-geriknya, tingkah lakunya, senyumnya, tawanya, gaya bicaranya....
“Yeppeo...” gumam Onew terpesona.
“Ji Soo-ah! Coba lihat ini” seru Seung Ho membuyarkan semua lamunan Onew. Onew pun beralih mengamati gerak Seung Ho yang berjalan mendekati Ji Soo. Namja itu terlihat menangkupkan kedua telapak tangannya seperti menutupi sesuatu di dalamnya.
“Hoaaa.. cantik sekali” seru Ji Soo begitu Seung Ho membuka telapak tangannya dan seekor kupu-kupu terbang keluar dari sana. “Aigo~ itu manis sekali Seung Ho-ah” lanjut Ji Soo yang tampak sangat senang.
Onew mengerucutkan bibirnya, kini ia beralih memandang Seung Ho tajam. Namja itu selalu saja membuatnya kesal.  “Isshh.. dasar cari perhatian” gerutu Onew keki.
Di saat yang sama, Appa Ji Soo melintas tepat di belakang Onew. Langkah laki-laki paruh baya itu berhenti. Ia melirik Onew beberapa saat lalu beralih memandang Ji Soo dan Seung Ho di kebun sebelah. Appa Ji Soo tersenyum tipis, ia mengerti siapa yang Onew maksud tadi.
“Apa yang kau lakukan! Jangan hanya mengintip saja, cepat selesaikan pekerjaanmu!” tegur Appa Ji Soo yang tiba-tiba saja berubah serius dan berhasil membuat Onew kaget setengah mati.
“Oo-Ne..” Jawab Onew pucat pasi dan kembali melakukan pekerjaannya. Tapi walaupun begitu, matanya tetap saja memandangi Ji Soo dan Seung Ho di depan. Onew terbakar rasa cemburu.
***
“Ji Soo-ah!” panggil Onew girang begit u tidak menemukan Seung Ho yang selama ini selalu saja berkeliaran di sekitar yeoja itu.
Ji Soo menoleh dan tersenyum manis. “Oppa..” sapanya. Onew celingak-celinguk untuk memastikan tidak ada Appa Ji Soo di sekitar sana. “Waeyo? Oppa mencari sesuatu?” tanya Ji Soo bingung.
“O-anio. Ee- Ji Soo-ah, bagaimana kalau kita jalan-jalan berkeliling di ladang?” Ajak Onew antusias. Ini adalah kesempatan bagus untuk mencari alasan agar bisa berduaan bersama yeoja cantik itu.
Ji Soo melirik pekerjaan Onew (red: membersihkan kandang kuda) yang terlihat masih belum selesai sepenuhnya.
“Gwenchana. Aku akan menyele...” belum lagi Onew menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba seseorang memotong. “Ya’!! Lee Jinki! Sedang apa kau di sana?! Cepat selesaikan pekerjaanmu!!” teriak Appa Ji Soo yang selalu saja membuat Onew hampir terkena serangan jantung. Ji Soo kembali dibuat senyam-senyum sendiri karenanya.
***
“Ya’!! Selesaikan tugasmu!!” bentak Appa Ji Soo keras.
“Ye..” Jawab Onew yang lagi-lagi gagal mengajak Ji Soo jalan berduaan.
.Hari berikutnya.
“Lee Jinki! Mau kemana kau?!”
“O-ne. Akan aku kerjakan” jawab Onew kaget dan kali ini lagi-lagi ia gagal.
.Hari berikutnya lagi.
“Kenapa rumbut-rumput ini belum di potong?!”
“Tapi aku sudah memotongnya. Baru saja” jawab Onew polos. Terang saja, Onew memang sudah memotong rumput-rumput itu tadi. Tapi ia melakukannya secara cepat dan asal agar tidak lagi di ganggu Appa Ji Soo jika ia mengajak bicara Ji Soo nanti.
“Kau harus memotongnya dengan rapi dan teratur. Ulangi!”
“Mwoo??”
***
“Tanam bibit-bibit jangung ini sesuai jalur ini, mengerti?” Appa Ji Soo menjelaskan sebelum akhirnya pergi meninggalkan Onew sendiri.
“Ne..” Jawab Onew lemas. Onew pun duduk berjongkok dengan lesu. Gagal sudah. Semuanya kacau. Ia bahkan tak ada kesempatan walau hanya untuk menyapa Ji Soo. Onew jadi heran sendiri, kenapa Appa Ji Soo selalu berada di sekitarnya.
Onew frustasi, di tambah lagi akhir-akhir ini Onew bisa melihat Ji Soo dan Seung Ho jadi sering bersama dan tampak semakin dekat.
“Pupus sudah” gumamnya.
Tanpa Onew ketahui, dua pasang mata terus memperhatikannya sejak beberapa hari terakhir. Kedua orang itu bersembunyi di balik semak-semak. Keduanya terus saja mengumbar senyum dan menahan tawa.
“Appa, kau sudah keterlaluan”
***
Malam ini Onew sama sekali tidak bisa tidur. Ia memutuskan untuk keluar menghirup udara segar. Onew duduk di sebuah tumpukan balok-balok kotakkan jerami. Ia memandang langit malam yang sedang ramai bertabur bintang. Raut wajahnya tampak sangat murung dan tidak bersemangat. Berkali-kali bisa terdengar Onew mendesah.
~ Back Sound Jan Geun Suk – My Precious ~
sujub-eun geu sogsag-im seumyeodeuneun gwisga-e (Shy pervading while whispering in your ear)
soboghage ssah-yeoganeun ulideul-ui iyagi
  (Our story is covered by mystery)
seololeul balabomyeo sal-aganeun
(Feels happy when we Looked at each other)
cham eoliseoggo yeppeun moseubdeul
(Oh look how pretty foolish it is)” Onew mulai menyanyi dalam kesendiriannya.
Di saat yang sama.
~ Ji Soo P.O.V ~
Aku sedang mengambil air minum di dapur saat secara tak sengaja ku dnegar samar-samar seseorang bernyanyi. Aku terdiam. Suara ini terdengar begitu lembut di telingaku. Karena penasaran, aku berjalan mendekati jendela dapur yang berhadapan langsung dengan halaman kandang ternak di sisi timur. Di sana, bisa ku lihat bayang-bayang seorang namja yang tengah duduk menatap langit di atas tumpukan balok-balok jerami.
Aku membuka jendela dan menajamkan penglihatanku. “Ah, oppa!!” seruku begitu bisa melihatnya dengan jelas. Dengan jendela yang terbuka, kini aku bisa mendengar dengan jelas suara merdunya. Aku sampai terhanyut ke dalam lagunya.
Aku menyandarkan punggungku di dinding. Mendengarkan lagunya yang begitu indah dan menyentuh hatiku. Hembusan semilir angin lembut menyapu rambutku, membuatku semakin terbuai. Benar-benar damai rasanya. Baru saja aku mulai memejamkan mataku, tiba-tiba ku oppa berhenti menyanyi.
“Hhh... Ji Soo-ah, andai saja kau tau aku menyukaimu. Ah Ani, mungkin aku memang sudah jatuh cinta padamu pada pandangan pertama”
DEG
Sontak aku membuka mataku. Jantungku berdegup sangat cepat. Aku mendenganya. Ini bukan mimpikan? Sungguhkah?
Aku bergerak dan kembali mengamati oppa dari jendela. Bisa ku rasakan wajahku merona. Oh astagah, ini benar-benar...
“Ehm” tiba-tiba seseorang berdehem. Aku menolah, ku lihat Appa berdiri di belakangku dan ikut mengintip. Ia memandang Onew oppa lurus di depan.
“Sepertinya dia tulus” bisiknya.
Aku tersenyum tipis, “Appa selalu mengerjainya” sindirku.
“Ayah hanya ingin mengujinya. Ayah takut ia hanya akan mempermainkanmu. Sejak kau pertama kali menceritakan tentang namja ini, ayah lihat kau mulai mengumpulkan poster-posternya. Mengoleksi semua albumnya. Namja ini kelihatannya benar-benar berhasil menarik perhatian puteriku, huh?”
Aku menunduk malu. “Ya. Mungkin aku memang jatuh hati padanya. Rasanya seperti mimpi saat melihatnya tiba-tiba ada di sini”
~ Ji Soo P.O.V End ~
***
“Mwo? Kenapa tiba-tiba?” Seru Ji Soo kaget begitu tiba-tiba pagi ini Onew sudah marapikan semua pakaiannya dan berpamitan pulang.
Onew hanya tersenyum tipis dan menggaruk-garuk punggung lehernya canggung. “Aku harus kembali ke Seoul, waktu liburanku sudah berakhir. Benar-benar tidak terasa, hehehe” tawa Onew sedikit di paksakan.
“Mianhae Ji Soo-ah, tapi aku harus pergi” pamit Onew lagi.
“Oppa...” panggil Ji Soo tiba-tiba. Onew menoleh, “Ne?”
Ji Soo hanya diam beberapa saat, “Kau benar-benar akan pergi? Secepat ini?” tanya Ji Soo ragu. Onew kembali menggaruk-garuk punggung lehernya bimbang. Sebenarnya Onew bisa saja tinggal di sana beberapa hari lebih lama. Tapi Onew takut, ia takut akan kembali merasakan sakit hati melihat kedekatan Ji Soo dan Seung Ho jika berada lebih lama lagi di sana. Di tambah lagi, tidak akan ada kesempatan untuk mendekati Ji Soo. Seperti tidak ada harapan sama sekali.
“Oppa, kau masih bisa tinggal kan?” desak Ji Soo tak sabar.
“Ee—itu, tapi aku harus pulang..” gumam Onew pelan.
Ji Soo cemberut, oppanya yang satu ini selalu saja penakut dan tidak berani mengambil resiko. Sikapnya juga kekanak-kanakkan. Tapi, mungkin itu adalah salah satu dari daya tariknya.
“Oppa, tidak ada yang ingin kau katakan padaku?” tanya Ji Soo tiba-tiba.
“Eh?!” Onew tampak sedikit terkejut. Tapi sedetik kemudian Onew tampak berpikir keras sambil sesekali melirik Ji Soo malu. Ji Soo tersenyum tipis. Jika setelah ini Onew akan menyatakan cintanya padanya, Ji Soo dengan senang hati pasti akan menjawab ‘iya’.
“Ee—sebenarnya...” mulai Onew tiba-tiba.
“Ne?” jawab Ji Soo dengan wajah merona.
“Aku ingin mengakui sesuatu....” Lanjut Onew lagi.
“Katakan saja oppa...” balas Ji Soo malu.
“Tapi aku malu.... ><” seru Onew yang membuat Ji Soo semakin merasa tak sabar. “Apa oppa? Ayo cepat katakan!” desak Ji Soo tak sabar.
“Itu..sebenarnya aku...”
“Ne?”
“Sebenarnya aku belum selesai membersihkan kandang kuda di belakang. Tapi sungguh, aku bukannya bermaksud untuk kabur. Hanya saja aku tadi, itu... aku tidak sengaja menghilangkan tapal kuda di sana jadi.. kalau ayahmu tau mungkin...”
Ji Soo bengong. Wajahnya menujukkan tampang inconect dan bingung. Selama beberapa saat ia terus memperhatikan gaya bicara Onew yang benar-benar membuatnya gemas itu.
“Oppa!! Ya ampun...” seru Ji Soo gemas dan dengan gerak cepat beranjak memeluk Onew erat-erat. Onew panik, ia menjadi salah tingkah dan wajahnya merona. Onew bisa merasakan degupan jantungnya tiba-tiba berdetak dengan sangat cepat di luar kendali.
“Omo..omo.. Ji..Ji Soo-ah..” ucap Onew terbata.
“Saranghaeyo...” Bisik Ji Soo malu.
“Huh?” Onew terdiam beberapa saat. Otaknya berusaha mencerna apa maksud dari kata-kata Ji Soo barusan.
“Eehhhhhh???????” pekik Onew tiba-tiba dengan mata yang terbelalak laget. Onew menarik Ji Soo agar melepaskan pelukannya dan memandang Ji Soo tak percaya. Yang di lihat malah cengar cengir cengegesan dan kembali memeluk Onew erat.
“Aku mendengarmu semalam. Na do saranghae oppa..” ulangnya yang berhasil membuat Onew hampir jatuh pingsan.
_________________________________
Epilog
~ Onew P.O.V ~
Aigo~
Aku tidak percaya ini.
Rasanya benar-benar seperti mimpi.
Tadinya ku pikir kisah cintaku akan berakhir dengan buruk. Ku pikir Ji Soo menyukai Seung Ho ternyata mereka hanya sepupu. Hehehe~
Ah apapun itu, yang terpenting adalah cintaku terbalaskan.
Aku akan membuat member yang lain iri, kekeke~ *laugh evil bareng kyu
Hahaha... Aku benar-benar bahagia. Yah walaupun pada akhirnya kami harus berpisah karena aku harus kembali ke Seoul, aku dan Ji Soo berjanji akan saling mengirim surat. Saat liburan sesekali aku datang untuk mengunjungi calon mertuaku, xD Walaupun lagi-lagi aku harus menjadi petani dan peternak lagi. Yah ku pikir tak apa, suatu saat jika aku menikah dengan Ji Soo, ujung-ujungnya juga aku akan menjadi seperti mertuaku, Hohoho~
Mungkin kadang-kadang aku ‘Careless Boy’, tapi ada juga kalanya aku adalah seorang‘Lucky Guy’
End

Komen. Komen. Komen ya :D

2 komentar:

  1. onew geblek parah, sumpah..
    ahhh, pengen nyubit itu pipi.. #gemes

    BalasHapus
  2. Whehehe... Abang Onew mah emang gemesin dari lahir xD *nggak nyambung

    Gomawo...

    BalasHapus