Kali ini aku kasih prolog sama epilognya. aku jadiin satu jadi di ngerti-ngertiin aja ya.
Mian kalau ceritanya garing dan ngebosenin, habis Authornya terdesak sama tugas. Hehehe
Oke, langsung aja --->
Title
: ~ Careless Boy ~
Author
:
Puthrie Shairis As
Genre
:
Romance, Komedi (?)
Length : Oneshoot
Disclaimer : This story and the plot is originally mine. This is only a FICTION so enjoy it.
Main
Cast : Lee Jinki a.k.a Onew SHINee, Rezkika Febriani a.k.a
Sung Ji Soo
Cameo
: Yoo
Seung Ho (namja satu ini milik author xD)
Prolog
~ Onew P.O.V ~
Tidak ku sangka aku akhirnya merasakan ini, jatuh cinta
pada pandangan pertama. Jadi beginikah rasanya? Perasaan yang begitu sulit ku
ungkapkan dengan kata-kata. Perasaan akan ingin memiliki seseorang.
Yeoja itu benar-benar berhasil menarik perhatianku.
Matanya yang bulat dan indah ituh mungkin bisa sedikit memperbaiki keturanan
keluargaku yang bermata sipit. Hehehe...
Mungkin kami di pertemukan karena takdir. Saat itu adalah
acara ulang tahun pernikahan kedua orang tua Key. Saat di pesta itulah aku
bertemu dengannya. Omo~ saat itu dia manis sekali! Rasanya aku seperti melihat
berton-ton ayam saking senangnya. *abaikan
Setelah perkenalan singkat dan pembicaraan selama
beberapa jam, aku meyakinkan diriku bahwa dialah sosok yeoja yang aku cari. Aku
mencari seluruh informasi tentangnya. Ternyata ia adalah puteri dari salah satu
teman dekat Appa Key. Ini jadi lebih mudah. Aku akan mengunjunginya nanti.
Walau keujung duniapun, akan aku kejar ;)
~Onew P.O.V End ~
_____________________________________
“Omo! Ah, STOP! STOP!
STOP!” Pekik seorang namja dengan perawakan kurus bermata sipit yang duduk di
deret kursi bagian paling belakang bus saat itu. Teriakkannya melengking begitu
keras sehingga berhasil membuat semua penumpang yang lain tersentak kaget dan
menatap sinis ke arahnya.
“Ahjussi! Berhenti!” Pekiknya lagi. Kali
ini ia bangkit dari duduknya dan dengan susah payah berjalan mendekati supir di
bagian di depan. Ia menepuk pundak supir bus itu ngos-ngosan setelah beberapa
kali terjatuh saat ia hendak berjalan menuju bus bagian depan depan itu.
“Kumohon..”
lanjutnya lemas.
Supir
bus itu meliriknya kesal. Pasalnya sejak beberapa jam yang lalu namja ini terus
saja meminta untuk berhenti, tapi beberapa detik setelah ia mengatakan itu, ia
akan tersenyum cengengesan dan berkata “hehehe. Mianhae, kelihatannya aku
keliru. Ini bukan tempat yang aku tuju. Bisa kita lanjutkan lagi perjalanan
kita?”
Dengan
setengah hati ia merapatkan busnya ke tepian jalan. Namja itu menghela nafas
lega. Ia melihat keluar jendela, hamparan luas ladang pertanian dan lapangan
berumput hijau terlihat jelas begitu ia mengedarkan pandangannya ke setiap sisi
kanan dan kiri jalan yang terlihat masih panjang tiada ujung di depan.
“Haaahh..
segarnya” gumam namja itu begitu menghirup udara segar pedasaan yang rasanya
sudah lama sekali tidak ia rasakan.
“Hey
anak muda, kau mau turun tidak? Kami harus tetap melanjutkan perjalanan!” tegur
salah seorang paman di barisan penumpang.
Namja
itu menoleh dan melemparkan senyuman manisnya hingga matanya yang sipit hampir
saja terlihat menghilang, “Ne. Aku rasa ini tempatnya. Maaf merepotkan
semuanya” jawabnya seraya membungkukkan badannya dalam-dalam.
Namja
itu kemudian beralih memandang sang supir, “Ghamsahamida untuk bantuanmu paman.
Bekerjalah yang keras. Fighting!” serunya memberi semangat dan berhasil membuat
beberapa bibi-bibi di belakang terkikik kecil dan memandangnya gemas.
“Ya-ya!
Jaga dirimu anak muda” jawab supir tadi sebelum kembali melaju bersama busnya
sesaat setelah namja itu turun tentunya.
“Baiklah!
Kita sudah sampai. Jadi sekarang, biarku lihat ke mana selanjutnya” gumamnya
seraya mengeluarkan sebuah peta dari dalam tas punggungnya. Siang ini cukup
terik, kaos oblong putih yang di kenakan namja itu mulai terlihat basah karena
keringat. Namja itu juga terlihat sesekali mengusap peluh yang sudah mulai
ramai di kening dan tekuk lehernya.
“Aigo.
Jadi aku harus kemana? Ke kanan? Atau Kekiri?” gumam namja itu frustasi setelah
beberapa lama mengamati peta yang di bawanya tetapi tetap saja baginya untuk
terlalu sulit di mengerti.
Ia
memandang
hamparan jalan raya di sisi kanan dan kirinya. Jalan raya itu terlihat seperti
tak berujung. Di tambah lagi tak ada satu rumah pendudukpun di tepiannya, membuat
keadaan di sana menjadi begitu hening selain suara nyanyian burung dan
semak-semak yang tertiup angin karena sampai sejauh ini belum ada terlihat satu
kendaraan pun yang melintas.
“Kenapa
yeoja ini memilih tinggal di desa yang terpencil seperti ini? Bukankah masih
banyak tempat lain?” gumamnya asal.
Derrtt..
Derrtt.. Derrtt..
Tiba-tiba
di rasakannya ponselnya bergetar. Ia merogoh ponsel di saku celana jeansnya,
ada telpon masuk!
“Yeoboseyo?”
jawabnya.
“ONEW
HYUNG………….” teriak seseorang di sebrang hingga membuat Onew menjauhkan sedikit
ponsel tadi dari telinganya.
“Apa? Tersambung?Ya’ Taemin!
Kemarikan! Biar aku yang bicara!” kini terdengar suara
namja cerewet di sisi yang lain.
Onew
meringis, ia tau setelah ini ia akan di marahi oleh para dongsaeng-dongsaengnya
itu.
“HYUNG!!
KEMANA SAJA KAU? Kenapa pagi-pagi sekali sudah menghilang!” teriak Key kesal.
“Hehehe.
Mianhae, tapi aku ingin waktu libur kita ku habiskan sendiri. Jika kalian tetap
ingin pergi ke jepang, kalian bisa pergi tanpa aku kan?”
“Adwae!
Sekarang juga katakan padaku, hyung dimana? Aku akan menjemputmu!” Taemin
merebut ponsel tadi dari Key.
“Ya’!
Taemin-ah! Aku belum selesai bicara!” Oceh Key.
“Kemarikan!
Oo-hyung, kau pergi menemui gadis itu ya? Ternyata kau serius?” kini Jonghyun
yang bicara. “Yeoja? Yeoja siapa?! Hey, kenapa aku tidak tau apapun tentang
itu?!” lagi-lagi terdengar celetukkan Key.
Onew
kembali meringis, “Aa-anio.. aku tidak menemui gadis itu. Aku hanya jalan-jalan
untuk berlibur. Sungguh!” dalih Onew.
“A-a
ti-da-k perl-u berbo-hong hyu-ng a-ku ta-u ka-u…”
Tuutt..
Tuutt..
Tiba-tiba
hubungan telpon terputus. Onew menarik ponsel tadi dari telinganya.
“Yeoboseyo?
Jonghyun-ah? Jonghyun-ah” panggil Onew kaget.
Tidak
ada jawaban. Onew melirik sinyal ponselnya, tidak ada. Tidak ada sinyal.
“Aigo.
Tempat ini benar-benar parah” gumam Onew menerawang.
“Tapi,
tampat ini sangat indah, dan udaranya segar” lanjutnya.
“Yah,
walaupun sedikit lebih panas dari yang ku bayangkan” celetuk Onew lagi seraya
berjalan mendekati ladang pertanian jauh beberapa puluh meter di belakang. Ia
terus berjalan dan berjalan tanpa menyesal sedikitpun karena telah meninggalkan
liburan gratis ke jepang bersama member yang lain.
Sebenarnya
sampai sekarangpun Onew masih belum bisa percaya dengan apa yang ia lakukan. Ia baru sekali bertemu dengan yeoja itu, dan itupun
karena kejadian yang tidak di sengaja, tapi entah kenapa ia begitu
ingin bertemu lagi dengan yeoja itu, Sung Ji Soo, akhirnya ia nekat pergi menyusul sampai ke
sini.
Setelah mencari informasi selama beberapa bulan terakhir
ini, akhirnya Onew menemukan dimana yeoja itu tinggal. Sung Ji Soo
ternyata adalah anak dari salah satu peternak di desa ini. Ia masih penasaran,
bayangan akan yeoja ini terus terbayang di benaknya sejak hari pertemuan pertama mereka waktu itu. Sung Ji Soo,
yeoja yang benar-benar telah berhasil menarik perhatiannya.
***
Sudah hampir satu jam Onew terus
berjalan melewati area persawahan di sana. Tapi bahkan hingga sejauh ini ia
belum melihat satu pemukiman pendudukpun. Onew sudah banjir keringat, seluruh
pakaiannya basah karena udara yang begitu panas dan menyengat siang ini.
“Aigo~ Panas sekali” gumamnya seraya
menarik-narik kerah kaosnya agar menghasilkan udara. Sementara itu matanya
terus melihat ke sana kemari mencari petunjuk. Seluas mata memandang, yang
terlihat hanyalah area pertanian gandum dan hutan dengan tanah lapang yang luas
di sisi yang lain. Onew sudah hampir frustasi, apa dia kesasar?
“Dubu! Cepat kejar dia!” Teriak
seseorang tiba-tiba.
Eh? Dubu? ‘Pikir Onew spontan.
Onew menoleh, tepat beberapa meter di
sana, terlihat se-ekor domba putih kecil berlari dengan cepat ke arahnya. Mata
Onew terbelalak kaget dengan apa yang di lihatnya. “Do..domba?!” pekiknya.
“Oo-Ya’! Tuan! Tuan yang di sana!”
sedetik kemudian Onew kembali sadar dari rasa kagetnya. Onew mencari-cari sari
mana asal suara tadi. Pandangan Onew berhenti begitu di lihatnya seorang yeoja
manis dengan rambut coklat yang di kepang dua dengan kemeja kotak-kotak
hitam-merah berlari beberapa meter di belakang domba tadi.
Onew tertegun. Tiba-tiba saja jantungnya
berdegup dengan sangat cepat.
Itu dia. Oh, ah. Astagah. Aku tidak percaya ini. Aku
berhasil. Benarkah? Ini bukan halusinasiku saja kan? Oh, ya tuhan. Aku sangat
yakin itu dia. Omo. Bahkan di saat berlarian di tengah panasnya terik matahari
seperti inipun ia tampak sangat mempesona!
“...kap dia!”
“Eh?” kata-kata terakhir yeoja itulah
yang berhasil di dengar Onew. Onew masih belum sadar dan paham sepenuhnya
dengan apa yang baru saja terjadi, tetapi sedetik kemudian.
Buukkk
Braakk
Domba tadi berhasil dengan sukses
merobohkan Onew dalam satu kali serudukkan. Onew jatuh terjungkal di tanah,
sementara domba kecil tadi berhasil kabur dan lari menjauh begitu saja.
“Auu... Ya tuhan. Masa depanku..” ringis Onew menahan sakit dari serudukkan domba
tadi. Onew masih terbaring dan menggeliat di tanah menahan sakit saat yeoja
tadi dengan seekor anjing peliharaannya berhenti menghampirinya.
“Guk!” anak anjing itu mengingatkan
yeoja tadi tentang anak domba yang masih terus berlari di depan. Onew melirik
sekilas, yeoja itu tampak bingung antara berhenti untuk membantu Onew atau
terus untuk mengejar anak domba yang kabur.
“Hhh. Dubu, kau kejar anak domba itu
sampai dapat. Arraseo?” perintah yeoja tadi akhirnya yang di ikuti dengan
nyalakkan anjing kecilnya yang tadi di panggilnya dengan sebutan ‘Dubu’.
Setelah itu, Dubu pun mulai berlari cepat meninggalkan majikannya dan namja
asing yang benar-benar sial (Red:Onew wkwkwk).
“Du-bu? Huh, nama seekor anjing?” gumam
Onew masih sambil menahan sakit.
“Ee—Kau tidak apa-apa?” tegur yeoja tadi tiba-tiba.
Mendengar itu, secara refleks Onew
mendongak. Di lihatnya yeoja itu, yang sangat ia yakini adalah cinta
pertamanya, Sung Ji Soo, tengah berdiri dengan sedikit membungkukkan
punggungnya untuk melihat Onew.
Begitu bisa melihat wajah Onew dengan
jelas, Ji Soo tampak sangat terkejut. “Oppa!” serunya setelah itu. Onew hanya
menyeringai kecil dan berusaha untuk berdiri. Ji Soo membantunya sejenak,
tetapi raut wajahnya masih menunjukkan rasa kaget dan bingung yang amat luar
biasa.
“Apa yang oppa lakukan di sini?” tanya
Ji Soo penasaran.
“Ee-itu, aku hanya kebetulan lewat.
Hahaha” tawa Onew canggung. Ji Soo tak bereaksi, ia tetap saja terus memandang
Onew dengan tatapan heran.
“Ee-ee hehehe. Sebenarnya aku hanya
ingin pergi berlibur” lanjut Onew malu.
“Berlibur? Oppa mau menginap di mana?”
tanya Ji Soo bingung. Pasalnya di daerah ini tak ada satu rumahpun selain
rumahnya karena semua tanah di sana adalah milik keluarga Sung.
Ya benar. Walaupun tinggal di tempat
yang sedikit terpencil dan menyendiri, Keluarga Ji Soo tetaplah keluarga yang
berada. Walaupun mereka hanya berternak dan berladang, tetapi penghasilan Appa
Ji Soo sangatlah besar.
“Ooh itu...” Onew memandang berkeliling.
Tetap saja tak ada satu rumahpun yang terlihat oleh matanya. Onew juga tidak
mungkin mengaku pada Ji Soo kalau ia sengaja datang ke sana tanpa persiapan
apapun karena akal sehatnya sudah di tutupi oleh rasa tidak sabar dan
menggebu-gebunya yang ingin segera menemui yeoja itu.
“Sebenarnya aku...”
“Oppa tersesat!” potong Ji Soo
menyimpulkan.
Mendengar itu mendadak Onew terdiam. Ya
mungkin bisa juga di bilang begitu. Onew menunduk malu dan mulai memainkan tas
ranselnya. Sementara kakinya menendang-nendang batu-batuan kecil di tanah.
Ji Soo tersenyum tipis. Ya ampun. Tingkah Onew oppa benar-benar
seperti anak kecil. Manis sekali. Pikir Ji Soo lucu.
“Oppa mau menginap di rumahku?” tawar Ji
Soo tiba-tiba.
Mendengar itu sontak Onew mengangkat
kepalanya dan memandang Ji Soo kaget. “Bolehkah?” tanyanya ragu. Ji Soo
mengangguk kecil. Melihat itu mendadak raut wajah Onew berubah cerah. Onew
menyeringai lebar.
“Ini hebat, Hehehe”
***
Onew terdiam membatu begitu bertemu
dengan Appa Ji Soo. Kini Onew hanya bisa duduk semanis mungkin dan mulai
memainkan jemari-jemari tangannya cemas. Appa Ji Soo memang tampak sedikit
tidak ramah. Mungkin karena perawakannya yang sangar dan kumisnya yang tebal.
Tubuhnya juga sangat gagah dan tegap. Sehingga Onew merasa dirinya sangat-amat
kecil sebagai laki-laki.
Sementara itu sejak tadi Appa Ji Soo
terus sama mengamati Onew tanpa membuka suara. Ia memperhatikan Onew dari ujung
rambut sampai ujung kaki.
“Ehm!” tiba-tiba Appa Ji Soo berdehem
keras. Membuat Onew semakin menundukkan kepalanya karena takut. Sesekali Onew
tampak menyeka keringat yang mulai keluar dari tiap pori-pori kulit wajahnya.
“Jadi, siapa namamu?” mulai Appa Ji Soo
akhirnya.
Onew menelan ludah. Entah kenapa ia
merasa sangat tegang. Bahkan ketegangannya ini melebihi ketegangannya saat ia
pertama kali debut dulu. Mungkin ini terjadi karena kesan pertama di mata calon
mertua adalah yang terpenting. Kekeke~
“Lee Jinki imnida. Tapi nama tenarku
Onew”
“Nama tenar?” Appa Ji Soo mengangkat
satu alisnya.
“Ne. Aku ini...”
“Aku tidak peduli! Nama tenar atau
profesimu tidak akan ada gunanya di sini! Jadi mau apa kau datang ke rumahku?
Kau mau mendekati puteriku?” tembak Appa Ji Soo tepat di jantung Onew.
Onew pucat pasi. Ia kembali menelan
ludah. Mata Onew terus saja melirik ke sana kemari untuk mengalihkan
pandangannya. Sedikitpun ia tak berani memandang Appa Ji Soo.
“Itu.. sebenarnya..” Onew terbata.
“Appa, kamarnya sudah siap” seru Ji Soo
yang tiba-tiba muncul dari belakang.
Onew mengangkat wajahnya dan memandang
Ji Soo penuh rasa syukur. Semantara Ji Soo malah tampak bingung. Ia bisa
merasakan ruangan itu terasa amat sangat tegang.
“Appa, ada apa?” tanya Ji Soo bingung.
Appa Ji Soo tak menjawab. Ia hanya
melirik Ji Soo sekilas dan kembali memandang Onew. “Karena Ji Soo bilang kau
tersesat, maka aku ijinkan kau menginap di sini selama beberapa hari. Tapi
dengan satu syarat dan satu peraturan penting” ucap Appa Ji Soo tiba-tiba.
***
“Kalau di minta mengurus hewan ternak
aku bisa, tapi kalau peraturannya jangan mendekati Ji Soo itu tidak mungkin..”
seru Onew frustasi.
“Aku datang untuk PDKT” lanjut Onew
garuk-garauk kepala.
“Hhh.. apa aku pulang saja?” pikir Onew
lagi.
“Ah andwae! Enak saja. Aku sudah berada
sejauh ini. Lagipula...” Onew meraba dada kirinya. Tempat di mana jantungnya
kini berada.
“Baru pertama kali aku merasakan yang
seperti ini. Hehehe... Sung Ji Soo. Jadi beginikah rasanya jatuh cinta? Aku
berdebar-debar. Aku tidak mau perasaan ini hilang” Onew terkekeh sendiri di
buatnya.
***
“Hiiiaaaa...!!” Pekik Onew keras begitu
domba-domba itu berlarian ke arahnya. Dengan gerak cepat, Onew memutar balik
langkahnya dan berlari mengindari domba-domba tadi.
“Ya’!! Halau domba-domba itu! Jangan sampai
mereka keluar dari kandang! Bukannya malah berlari menghindarinya!” Seru Appa
Ji Soo gemas.
“Oo-ta,,tapi...”
“Cepat!” bentak Appa Ji Soo keras. Onew
sedikit tersentak kaget, dengan ragu ia mulai berlari mengejar domba-domba tadi
dan berusaha menutup pagar pembatas antara halaman kadang dan ladang.
“Hey jangan lari! Berhenti!!
Huss...huss.. kembali!” perintah Onew meneriaki domba-domba yang semakin liar
itu.
Appa Ji Soo hanya melihat dari kejauhan.
Ia tampak pusing melihat tingkah Onew yang sejak tadi sudah tidak ada melakukan
apapun dengan benar. Appa Ji Soo memijat-mijat keningnya frustasi.
“Anak itu. Melakukan apapun selalu saja
tidak beres” gumamnya.
“Appa, Seung Ho sudah datang” ucap Ji
Soo menghampiri ayahnya.
Appa Ji Soo menoleh, di lihatnya puteri
kesayangannya itu datang bersama seorang namja muda tampan yang begitu ia
banggakan.
“Oh, Seung Ho-ah. Hahaha. Akhirnya kau
datang” tegur Appa Ji Soo ramah.
“Annyeong haseyo. Kau terlihat sehat
paman” sapa Seung Ho.
“Tentu saja. Bagaimana perjalananmu? Oo
kau akan berlibur di sini sepanjang liburan bukan?”
Di sisi lain, Onew yang masih sibuk
dengan domba-domba tadi secara tak sengaja melihat ke arah Ji Soo. Keningnya
berkerut begitu melihat seorang namja tampak berbicara dengan Appa Ji Soo.
Mereka tampak sangat akrab. Onew terus memperhatikan, Appa Ji Soo sesekali
terlihat tertawa dan menepuk-nepuk pundak namja itu pelan.
“Siapa dia?” pikir Onew penasaran.
“Guk!” Dubu menyalak, menyadarkan Onew
dari lamunannya. Onew mendongak, matanya terbelalak kaget begitu melihat
domba-domba tadi sudah berlari jauh meninggalkan kandang.
“Omo!! Ya’! Berhenti!!!” pekik Onew
shock.
Appa Ji Soo menoleh, ia beralih
memandang Onew yang berlari tunggang langgang mengejar domba-domba ternaknya.
“Aigo~ anak itu” runtuk Appa Ji Soo frustasi.
Sementara Ji Soo hanya mengumbar senyum
dan mulai berjalan mengejar Onew untuk membantunya. “Oppa, kau ini...” gumamnya
menahan tawa.
***
“Ini, makan yang banyak. Ayam. Seperti
yang kau suka” ucap Ji Soo ramah dengan senyuman manisnya. Onew balas tersenyum
manis. Terus di pandanginya wajah cantik yeoja itu tanpa berkedip sedetikpun.
“Ghamsa...”
“Tidak. Untukmu saja. Kau harus makan
lebih banyak” kata-kata Seung Ho tadi membuyarkan lamunan Onew. Benar. Apa yang
tadi di katakan Ji Soo sepenuhnya adalah untuk Seung Ho.
Kini
saatnya makan malam. Onew duduk tepat di depan tempat Ji Soo yang duduk
bersebelahan bersama Seung Ho. Sepanjang makan malam ini Onew berhasil di buat
panas olehnya. Ji Soo dan Seung Ho benar-benar tampak sangat dekat. Terkadang
mereka saling mengoper makanan dan berbagi gelas minum.
“Hahaha. Kalian sama sekali tidak
berubah. Seung Ho-ah, makan lah yang banyak. Ji Soo sudah sengaja memasak semua
ini untu menyambutmu” tegur Appa Ji Soo.
Onew mendelik. Bibirnya mengerucut
karena cemburu. Ia heran, kenapa semua orang bersikap baik pada namja ini. Apa
kelebihannya?
Aku bahkan lebih tampan’ pikir Onew.
Dan suaraku lebih bagus’ lanjutnya.
“Oppa, ini untukmu” Ji Soo meletakkan
sepotong ayam goreng besar di piring Onew. Onew mengangkat kepalanya. Di
lihatnya Ji Soo melemparkan senyuman manisnya.
Aigo... Lihatlah senyumnya. Manis sekal ><
“Ehm!!” Appa Ji Soo kembali bedehem
keras. Onew menoleh, di lihatnya Appa Ji Soo memandangnya dengan tatapan yang
sulit di artikan. “Hehehe...” Onew nyengir cengegesan.
Onewpun mulai melahap makanannya. Ia
tampak sangat bahagia. Onew terus tersenyum dan tubuhnya mulai bergerak-gerak
ke kanan dan ke kiri saat mengunyah setiap potongan ayam tadi.
Tingkah Onew benar-benar berhasil
membuat Ji Soo, Seung Ho dan Appa Soo Yun sedikit menahan tawa. “Dia
benar-benar lucu” bisik Seung Ho yang diikuti dengan anggukkan Ji Soo.
Ji Soo terus saja memperhatikan Onew
sepanjang makan malam. Senyuman manis terus tersungging di kedua sudur
bibirnya.
***
Onew memandangi dengan serius Ji Soo dan
Seung Ho yang tengah asyik menggiring domba-domba ternak menuju tanah lapang di
sisi lain kandang. Onew yang berjalan sendirian mengikuti mereka di belakang
hanya bisa mendengus kesal. Ji Soo dan Seung Ho benar-benar tampak dekat,
sesekali mereka terlihat bercanda dan saling mendorong.
“Huaaa... kenapa jadi begini? Mereka selalu berdua,
kapan giliranku?” runtuk Onew tak terima. Melihat pemandangan di depan
benar-benar berhasil membuatnya panas. Onew cemberut, ia menghentak-hentakkan
kakinya ke tanah keras.
Saat tiba di padang rumput, Seung Ho
terlihat meninggalkan Ji Soo sendiri untuk mengurus domba-domba tadi. Raut
wajah Onew berubah cerah, ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan
langkah cepat Onew setengah berlari menghampiri Ji Soo.
“Ehm...” Onew berdehem kecil untuk
menarik perhatian Ji Soo. Yeoja itu menoleh, “Oppa...” serunya sembari
mengumbar senyum.
“Oppa, kau bagian dari SHINee kan? Coba
tunjukkan padaku salah satu dari gerakan dance kalian” mulai Ji Soo begitu Onew
berdiri di sampingnya.
“Ee-? Ah~ tentu saja. Aku adalah yang
terhebat. Danceku yang paling bagus” kata Onew melebih-lebihkan.
Bagus. Ini adalah kesempatanku untuk membuat Ji Soo
terpesona.Kekeke~’
Onew pun menarik nafas panjang dan
melirik Ji Soo sekilas. Yeoja itu tampak sangat antusias. Onew tersenyum tipis
dan mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti koreografi lagu juliette.
“Juliette! yeonghoneul
bachilkkeyo. Juliette!
jebal nal bada jwoyo...”
“Guk!”
Buugghh...
“Awww!!!” Onew jatuh terjungkal dan pantatnya dengan
sukses menghantap tanah. Kejadiannya begitu cepat, saat Onew sedang asik
menirukan gerakan dance tadi, Dubu berlari kearahnya hingga ia tersandung dan
terjatuh.
“Hmmpp...” Ji Soo refleks membekap mulutnya menahan tawa.
“Dub..dubu! hahaha.. Dubu kau nakal!” tawa Ji Soo
akhirnya. Wajahnya Onew merona karena malu. Ia meringis menahan sakit di
bokongnya. Sekilas Onew melirik Dubu yang menatap ke arahnya sambil
mengibas-ngibaskan ekornya manja. Onew memandang Dubu tajam.
“Kau mempermalukanku!” bisik Onew kesal.
***
~ Back Sound tvxq-SHE ~
“Aigati jarangseureowoyo (I
feel childishly proud )
Babo gateun phyojeong dwaebeoryeoyo (My
expression becomes like an idiot)
Jebal naegemal useoyo oh She~ She~ (Please
laugh only with me, oh SHE~ SHE~)
Dangsinei kkeutigo sipheungeolyo (I
want to be your last)
Keugotmali cheongukin geolyo (You’re
my heaven)
Sesang hana ppunin oh She~ She~ (Only
one in the world, oh SHE~ SHE~)”
Onew besenandung kecil di tengah-tengah pekerjaannya
memanen ubi jalar di kebun belakang. Onew mencabut ubi-ubi itu dari akarnya
dengan susah payah. Tapi ia tak mengeluh, lihat saja, ia malah asyik bernyanyi
dan itu karena...
“Aigo~ lihatlah pemandangan ini...” gumamnya cengar
cengir tanpa bisa melepaskan pandangannya dari Ji Soo yang sedang asyik memetik
anggur di kebun sebelah yang kebetulan berhadapan langsung dengan tempat Onew
berada sekarang.
Onew duduk berjongkok dan terus mengamati Ji Soo.
Mengamati setiap gerak-geriknya, tingkah lakunya, senyumnya, tawanya, gaya
bicaranya....
“Yeppeo...” gumam Onew terpesona.
“Ji Soo-ah! Coba lihat ini” seru Seung Ho membuyarkan
semua lamunan Onew. Onew pun beralih mengamati gerak Seung Ho yang berjalan
mendekati Ji Soo. Namja itu terlihat menangkupkan kedua telapak tangannya
seperti menutupi sesuatu di dalamnya.
“Hoaaa.. cantik sekali” seru Ji Soo begitu Seung Ho
membuka telapak tangannya dan seekor kupu-kupu terbang keluar dari sana. “Aigo~
itu manis sekali Seung Ho-ah” lanjut Ji Soo yang tampak sangat senang.
Onew mengerucutkan bibirnya, kini ia beralih memandang
Seung Ho tajam. Namja itu selalu saja membuatnya kesal. “Isshh.. dasar cari perhatian” gerutu Onew
keki.
Di saat yang sama, Appa Ji Soo melintas tepat di belakang
Onew. Langkah laki-laki paruh baya itu berhenti. Ia melirik Onew beberapa saat
lalu beralih memandang Ji Soo dan Seung Ho di kebun sebelah. Appa Ji Soo
tersenyum tipis, ia mengerti siapa yang Onew maksud tadi.
“Apa yang kau lakukan! Jangan hanya mengintip saja, cepat
selesaikan pekerjaanmu!” tegur Appa Ji Soo yang tiba-tiba saja berubah serius
dan berhasil membuat Onew kaget setengah mati.
“Oo-Ne..” Jawab Onew pucat pasi dan kembali melakukan
pekerjaannya. Tapi walaupun begitu, matanya tetap saja memandangi Ji Soo dan
Seung Ho di depan. Onew terbakar rasa cemburu.
***
“Ji Soo-ah!” panggil Onew girang begit u tidak menemukan
Seung Ho yang selama ini selalu saja berkeliaran di sekitar yeoja itu.
Ji Soo menoleh dan tersenyum manis. “Oppa..” sapanya.
Onew celingak-celinguk untuk memastikan tidak ada Appa Ji Soo di sekitar sana.
“Waeyo? Oppa mencari sesuatu?” tanya Ji Soo bingung.
“O-anio. Ee- Ji Soo-ah, bagaimana kalau kita jalan-jalan
berkeliling di ladang?” Ajak Onew antusias. Ini adalah kesempatan bagus untuk
mencari alasan agar bisa berduaan bersama yeoja cantik itu.
Ji Soo melirik pekerjaan Onew (red: membersihkan kandang
kuda) yang terlihat masih belum selesai sepenuhnya.
“Gwenchana. Aku akan menyele...” belum lagi Onew
menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba seseorang memotong. “Ya’!! Lee Jinki!
Sedang apa kau di sana?! Cepat selesaikan pekerjaanmu!!” teriak Appa Ji Soo
yang selalu saja membuat Onew hampir terkena serangan jantung. Ji Soo kembali
dibuat senyam-senyum sendiri karenanya.
***
“Ya’!! Selesaikan tugasmu!!” bentak Appa Ji Soo keras.
“Ye..” Jawab Onew yang lagi-lagi gagal mengajak Ji Soo
jalan berduaan.
.Hari berikutnya.
“Lee Jinki! Mau kemana kau?!”
“O-ne. Akan aku kerjakan” jawab Onew kaget dan kali ini
lagi-lagi ia gagal.
.Hari berikutnya lagi.
“Kenapa rumbut-rumput ini belum di potong?!”
“Tapi aku sudah memotongnya. Baru saja” jawab Onew polos.
Terang saja, Onew memang sudah memotong rumput-rumput itu tadi. Tapi ia
melakukannya secara cepat dan asal agar tidak lagi di ganggu Appa Ji Soo jika
ia mengajak bicara Ji Soo nanti.
“Kau harus memotongnya dengan rapi dan teratur. Ulangi!”
“Mwoo??”
***
“Tanam bibit-bibit jangung ini sesuai jalur ini,
mengerti?” Appa Ji Soo menjelaskan sebelum akhirnya pergi meninggalkan Onew
sendiri.
“Ne..” Jawab Onew lemas. Onew pun duduk berjongkok dengan
lesu. Gagal sudah. Semuanya kacau. Ia bahkan tak ada kesempatan walau hanya
untuk menyapa Ji Soo. Onew jadi heran sendiri, kenapa Appa Ji Soo selalu berada
di sekitarnya.
Onew frustasi, di tambah lagi akhir-akhir ini Onew bisa
melihat Ji Soo dan Seung Ho jadi sering bersama dan tampak semakin dekat.
“Pupus sudah” gumamnya.
Tanpa Onew ketahui, dua pasang mata terus
memperhatikannya sejak beberapa hari terakhir. Kedua orang itu bersembunyi di
balik semak-semak. Keduanya terus saja mengumbar senyum dan menahan tawa.
“Appa, kau sudah keterlaluan”
***
Malam ini Onew sama sekali tidak bisa tidur. Ia
memutuskan untuk keluar menghirup udara segar. Onew duduk di sebuah tumpukan
balok-balok kotakkan jerami. Ia memandang langit malam yang sedang ramai
bertabur bintang. Raut wajahnya tampak sangat murung dan tidak bersemangat. Berkali-kali
bisa terdengar Onew mendesah.
~ Back Sound Jan Geun Suk – My Precious ~
“sujub-eun
geu sogsag-im seumyeodeuneun gwisga-e (Shy pervading while whispering in your ear)
soboghage ssah-yeoganeun ulideul-ui iyagi (Our story is covered by mystery)
seololeul balabomyeo sal-aganeun (Feels happy when we Looked at each other)
cham eoliseoggo yeppeun moseubdeul (Oh look how pretty foolish it is)” Onew mulai menyanyi dalam kesendiriannya.
soboghage ssah-yeoganeun ulideul-ui iyagi (Our story is covered by mystery)
seololeul balabomyeo sal-aganeun (Feels happy when we Looked at each other)
cham eoliseoggo yeppeun moseubdeul (Oh look how pretty foolish it is)” Onew mulai menyanyi dalam kesendiriannya.
Di saat yang sama.
~ Ji Soo P.O.V ~
Aku sedang mengambil air minum di dapur saat secara tak
sengaja ku dnegar samar-samar seseorang bernyanyi. Aku terdiam. Suara ini
terdengar begitu lembut di telingaku. Karena penasaran, aku berjalan mendekati
jendela dapur yang berhadapan langsung dengan halaman kandang ternak di sisi timur.
Di sana, bisa ku lihat bayang-bayang seorang namja yang tengah duduk menatap
langit di atas tumpukan balok-balok jerami.
Aku membuka jendela dan menajamkan penglihatanku. “Ah,
oppa!!” seruku begitu bisa melihatnya dengan jelas. Dengan jendela yang terbuka,
kini aku bisa mendengar dengan jelas suara merdunya. Aku sampai terhanyut ke
dalam lagunya.
Aku menyandarkan punggungku di dinding. Mendengarkan
lagunya yang begitu indah dan menyentuh hatiku. Hembusan semilir angin lembut
menyapu rambutku, membuatku semakin terbuai. Benar-benar damai rasanya. Baru
saja aku mulai memejamkan mataku, tiba-tiba ku oppa berhenti menyanyi.
“Hhh... Ji Soo-ah, andai saja kau tau aku menyukaimu. Ah
Ani, mungkin aku memang sudah jatuh cinta padamu pada pandangan pertama”
DEG
Sontak aku membuka mataku. Jantungku berdegup sangat
cepat. Aku mendenganya. Ini bukan mimpikan? Sungguhkah?
Aku bergerak dan kembali mengamati oppa dari jendela.
Bisa ku rasakan wajahku merona. Oh astagah, ini benar-benar...
“Ehm” tiba-tiba seseorang berdehem. Aku menolah, ku lihat
Appa berdiri di belakangku dan ikut mengintip. Ia memandang Onew oppa lurus di
depan.
“Sepertinya dia tulus” bisiknya.
Aku tersenyum tipis, “Appa selalu mengerjainya” sindirku.
“Ayah hanya ingin mengujinya. Ayah takut ia hanya akan
mempermainkanmu. Sejak kau pertama kali menceritakan tentang namja ini, ayah
lihat kau mulai mengumpulkan poster-posternya. Mengoleksi semua albumnya. Namja
ini kelihatannya benar-benar berhasil menarik perhatian puteriku, huh?”
Aku menunduk malu. “Ya. Mungkin aku memang jatuh hati
padanya. Rasanya seperti mimpi saat melihatnya tiba-tiba ada di sini”
~ Ji Soo P.O.V End ~
***
“Mwo? Kenapa tiba-tiba?” Seru Ji Soo kaget begitu
tiba-tiba pagi ini Onew sudah marapikan semua pakaiannya dan berpamitan pulang.
Onew hanya tersenyum tipis dan menggaruk-garuk punggung
lehernya canggung. “Aku harus kembali ke Seoul, waktu liburanku sudah berakhir.
Benar-benar tidak terasa, hehehe” tawa Onew sedikit di paksakan.
“Mianhae Ji Soo-ah, tapi aku harus pergi” pamit Onew
lagi.
“Oppa...” panggil Ji Soo tiba-tiba. Onew menoleh, “Ne?”
Ji Soo hanya diam beberapa saat, “Kau benar-benar akan
pergi? Secepat ini?” tanya Ji Soo ragu. Onew kembali menggaruk-garuk punggung
lehernya bimbang. Sebenarnya Onew bisa saja tinggal di sana beberapa hari lebih
lama. Tapi Onew takut, ia takut akan kembali merasakan sakit hati melihat
kedekatan Ji Soo dan Seung Ho jika berada lebih lama lagi di sana. Di tambah
lagi, tidak akan ada kesempatan untuk mendekati Ji Soo. Seperti tidak ada
harapan sama sekali.
“Oppa, kau masih bisa tinggal kan?” desak Ji Soo tak
sabar.
“Ee—itu, tapi aku harus pulang..” gumam Onew pelan.
Ji Soo cemberut, oppanya yang satu ini selalu saja
penakut dan tidak berani mengambil resiko. Sikapnya juga kekanak-kanakkan.
Tapi, mungkin itu adalah salah satu dari daya tariknya.
“Oppa, tidak ada yang ingin kau katakan padaku?” tanya Ji
Soo tiba-tiba.
“Eh?!” Onew tampak sedikit terkejut. Tapi sedetik
kemudian Onew tampak berpikir keras sambil sesekali melirik Ji Soo malu. Ji Soo
tersenyum tipis. Jika setelah ini Onew akan menyatakan cintanya padanya, Ji Soo
dengan senang hati pasti akan menjawab ‘iya’.
“Ee—sebenarnya...” mulai Onew tiba-tiba.
“Ne?” jawab Ji Soo dengan wajah merona.
“Aku ingin mengakui sesuatu....” Lanjut Onew lagi.
“Katakan saja oppa...” balas Ji Soo malu.
“Tapi aku malu.... ><” seru Onew yang membuat Ji
Soo semakin merasa tak sabar. “Apa oppa? Ayo cepat katakan!” desak Ji Soo tak
sabar.
“Itu..sebenarnya aku...”
“Ne?”
“Sebenarnya aku belum selesai membersihkan kandang kuda
di belakang. Tapi sungguh, aku bukannya bermaksud untuk kabur. Hanya saja aku
tadi, itu... aku tidak sengaja menghilangkan tapal kuda di sana jadi.. kalau
ayahmu tau mungkin...”
Ji Soo bengong. Wajahnya menujukkan tampang inconect dan
bingung. Selama beberapa saat ia terus memperhatikan gaya bicara Onew yang
benar-benar membuatnya gemas itu.
“Oppa!! Ya ampun...” seru Ji Soo gemas dan dengan gerak
cepat beranjak memeluk Onew erat-erat. Onew panik, ia menjadi salah tingkah dan
wajahnya merona. Onew bisa merasakan degupan jantungnya tiba-tiba berdetak
dengan sangat cepat di luar kendali.
“Omo..omo.. Ji..Ji Soo-ah..” ucap Onew terbata.
“Saranghaeyo...” Bisik Ji Soo malu.
“Huh?” Onew terdiam beberapa saat. Otaknya berusaha
mencerna apa maksud dari kata-kata Ji Soo barusan.
“Eehhhhhh???????” pekik Onew tiba-tiba dengan mata yang
terbelalak laget. Onew menarik Ji Soo agar melepaskan pelukannya dan memandang
Ji Soo tak percaya. Yang di lihat malah cengar cengir cengegesan dan kembali
memeluk Onew erat.
“Aku mendengarmu semalam. Na do saranghae oppa..”
ulangnya yang berhasil membuat Onew hampir jatuh pingsan.
_________________________________
Epilog
~ Onew P.O.V ~
Aigo~
Aku tidak percaya ini.
Rasanya benar-benar seperti mimpi.
Tadinya ku pikir kisah cintaku akan berakhir dengan
buruk. Ku pikir Ji Soo menyukai Seung Ho ternyata mereka hanya sepupu. Hehehe~
Ah apapun itu, yang terpenting adalah cintaku
terbalaskan.
Aku akan membuat member yang lain iri, kekeke~ *laugh
evil bareng kyu
Hahaha... Aku benar-benar bahagia. Yah walaupun pada
akhirnya kami harus berpisah karena aku harus kembali ke Seoul, aku dan Ji Soo
berjanji akan saling mengirim surat. Saat liburan sesekali aku datang untuk
mengunjungi calon mertuaku, xD Walaupun lagi-lagi aku harus menjadi petani dan
peternak lagi. Yah ku pikir tak apa, suatu saat jika aku menikah dengan Ji Soo,
ujung-ujungnya juga aku akan menjadi seperti mertuaku, Hohoho~
Mungkin kadang-kadang aku ‘Careless Boy’, tapi ada juga
kalanya aku adalah seorang‘Lucky Guy’
End
Komen. Komen. Komen ya :D
onew geblek parah, sumpah..
BalasHapusahhh, pengen nyubit itu pipi.. #gemes
Whehehe... Abang Onew mah emang gemesin dari lahir xD *nggak nyambung
BalasHapusGomawo...