Jumat, 16 September 2011

[FF] Honey - Part 8



Author : Puthrie Shairis As
Judul   : ~ Honey ~
Genre  : Romance, komedi (?)
Type    : Series
Cast     : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other Cast  : Park Jun Hea a.k.a Jung Hea, dan Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)

Part 8
“Kau kelihatan lelah Taemin-ah!” tegur Onew. Taemin tak menjawab, baru saja ia mau mengambil posisi duduk di sofa, tiba-tiba saja matanya mendapati suatu pemandangan yang benar-benar mengejutkannya. Matanya membola, “Hanna??!” pekiknya keras.
Hanna yang mendengar itu balik menatap Taemin sewot, “Apa?!” jawabnya ketus.
Taemin terdiam, ia menatap Hanna yang kini hanya menggunakan kemeja lengan panjang Jonghyun yang kebesaran hingga menutupi kedua pahanya, Hanna terlihat sangat seksi dan itu benar-benar membuat Taemin hampir jatuh pingsan. Terlebih lagi, yang membuat dada Taemin begitu terasa sesak, Hanna memeluk lengan Jonghyun erat, merek aberdua benar-benar terlihat seperti sepasang kekasih sekarang.
“Ka..Kau.. kenapa kau menggunakan pakaian Jonghyun hyung? Dan…” Taemin melirik pelukan Hanna pada lengan Jonghyun, “apa kalian mempunyai hubungan special?” lanjutnya takut.
“Anio Taemin-ah, hanya saja…” belum lagi Jonghyun menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Hanna angkat bicara “Apa pedulimu? Kalaupun aku dan Jonghyun oppa punya hubungan special, itu bukan urusanmu!” jawab Hanna datar. Tapi walaupun begitu ia melepaskan pelukannya dan beranjak pergi menuju kamarnya.
Semua orang di dalam ruangan itu terdiam, sejenak suasan menjadi hening. Taemin jatuh terduduk di sofa, ia menunduk dalam.
“Apa dia belum menyadarinya juga?” gumam Taemin lirih. Jonghyun dan Onew saling bertukar pandang, “Ee—Taemin-ah, kau benar-benar menyukainya?” tanya Jonghyun hati-hati.
Taemin mengangkat wajahnya, ia menatap Jonghyun kesal “Bukankah kau sudah tau?! Harusnya kau tidak mendekatinya!!” teriak Taemin kesal dan bergegas masuk kamar dan membanting pintunya keras.
Onew dan Jonghyun yang mendengar itu shock bukan main.
“Mwo? Apa dia berteriak padaku?!” tanya Jonghyun kaget. Onew diam seribu bahasa, tak ada satu katapun yang bisa ia ucapkan, ia terlalu bingung dan shock dengan semua yang terjadi akhir-akhir ini.
Apa lagi yang akan terjadi besok? Jangan-jangan Minho dan Key yang akan saling berkelahi! Pikir Onew asal.
*****
Minho berjalan lambat di tengah kepadatan kota Seoul malam ini. Ia baru saja pulang dari gedung SME karena ada sedikit masalah tentang mengisi acara Star King tadi siang. Minho memutuskan untuk jalan-jalan sejenak sebelum pulang ke dorm.
Minho menatap satu per satu bola basket yang di pajang di salah satu etalase toko yang ia lewati. Mungkin jalan-jalan seperti ini harus sedikit sering ia lakukan untuk melepas penat, terlebih tidak ada banyak orang yang memperhatikannya.
“Apa aku harus membeli bola baru?” gumam Minho tanpa mengalihkan pandangannya dari bola-bola di depannya itu. Sejenak ia tampak berpikir dan mempertimbangkan, tapi tiba-tiba saja matanya secara tidak sengaja menatap gambaran pantulan seorang yeoja di etalase toko.
Yeoja itu tampak sangat tak asing, tanpa banyak berpikir lagi Minho mengalihkan pandangannya pada yeoja itu, ternyata pantulan itu berasal dari seorang yeoja yang tampak mengamati sebuah gaun pengantin dari etalase toko sebelah. Lama Minho hanya diam di tempatnya dan memandangi yeoja itu lama, berusaha menguasai hatinya yang lagi-lagi terasa begitu panas dan jantungnya yang berdegup cepat. Tapi walaupun begitu, senyuman manis tiba-tiba saja tersungging di kedua sudut bibirnya.
Minho berjalan mendekati yeoja itu dan berdiri tepat di sampingnya, turut mengamati sepasang pakaian pengantin yang di pajang di etalase toko. Sejenak ia melirik yeoja itu, tampaknya dia tidak menyadari ada seorang namja tampan di berdiri di sampingnya, ia terlalu fokus pada gaun pengantin di depannya. Minho kembali tersenyum dan kembali ikut memperhatikan gaun pengantin di depannya.
“Kau ingin mencobanya?” celetuk Minho tiba-tiba.
Mendengar itu sontak saja yeoja tadi mendongak dan menatapnya. Ia tampak terkejut, tapi beberapa detik kemudian ia menggeleng dan tersenyum tipis.
“Aku hanya berpikir, apa aku harus menggunakan gaun itu dalam waktu dekat ini. Aku khawatir orang tuaku akan melakukan hal yang lebih nekat nanti” jawab Soo Yun apa adanya.
Minho kembali melirik Soo Yun dan tersenyum manis “ku dengar kalau hanya mencoba mengenakannya tidak di kenakan bayaran, A-yo!” seru Minho tiba-tiba dan menarik lengan Soo Yun memasuki toko.
“Mwo??” seru Soo Yun kaget, tapi sedikitpun ia tak berusaha untuk menolak, ia malah tersenyum tipis dan menurut.
Minho tampak sibuk berbicara dengan pemilik toko, sementara Soo Yun memutuskan untuk melihat-lihat gaun yang di jual di sana. Sesekali Minho melirik Soo Yun dan mengumbar senyum. Tak lama kemudian Minho berjalan menghampiri Soo Yun bersama pemilik toko.
“dia bilang kau bisa mencobanya, kau suka yang ini? coba saja!” ucap Minho sembari mendorong Soo Yun menuju ruang ganti.
“Mwo??” jawab Soo Yun kaget + bingung.
“Ini.. cepat ganti” lanjut Minho seraya menyodorkan sebuah gaun pada Soo Yun. Soo Yun masih tampak bingung dan heran, tapi tetap menurut walaupun tampak sedikit ragu.
Selama menunggu Soo Yun selesai, Minho memilih untuk berbicara dengan sang pemilik toko. Sangat beruntung dirinya, Lelaki tua pemilik toko itu tak mengenalinya. Selang beberapa menit kemudian Soo Yun keluar dari ruang ganti dengan mengenakan gaun pengantin putih panjang yang membuatnya tampak semakin cantik dan anggun.
Soo Yun terlihat sangat malu dan terus menunduk, ia meremas-remas jemarinya gelisah. Sementara Minho masih terperangah melihat pesona yeoja cantik di depannya itu. Ia mengumbar senyum dan berjalan menghampiri Soo Yun diikuti dengan lelaki tua tadi di belakang.
“benar-benar cocok untukmu, kau terlihat cantik” puji Minho.
Mendengar itu Soo Yun malu bukan main, wajahnya merona, sekalipun ia tak berani menatap Minho.
“Oh, apa kalian sepasang kekasih?” tanya lelaki tua itu tiba-tiba yang begitu mengejutkan Soo Yun dan Minho.
“Anio..” Jawab Soo Yun dan Minho bersamaan. Mereka saling melirik satu sama lain dengan wajah yang hampir memerah seperti udang rebus.
“Kami hanya berteman” tambah Minho lagi. Lelaki tua itu mengangguk-angguk mengerti, “Oh, jadi kalian sudah mau menikah? Kalau begitu aku akan memberikan diskon, kalian benar-benar terlihat serasi!” jawab lelaki tua itu mengumbar senyum.
“Mwo??” pekik Soo Yun dan Minho lagi.
“A..anio.. bukan begitu, kami hanya berteman!” ulang Soo Yun panik.
“ye, aku tau. Kalian sudah mengatakannya tadi. Kalian akan menikah bukan?” jawab lelaki tua itu lagi.
Minho dan Soo Yun saling bertukar pandang, berusaha membaca pikiran satu sama lain. Lama mereka tampak diam, tetapi beberapa detik kemudian…
*****
“Ahahahaha…. Ternyata lelaki tua itu mempunyai gangguan di pendengarannya!” ucap Soo Yun di sela-sela tawanya. Sejak meninggalkan toko gaun pengantin tadi, Soo Yun dan Minho tidak pernah bisa berhenti tertawa.
Kini mereka memutuskan untuk mampir dan duduk sebentar di pinggiran sungai Han. Mereka saling mengumbar tawa tiap kali mengingat kejadian di toko tadi.
“Dia bilang kita pasangan yang serasi..” celetuk Minho tiba-tiba.
Mendengar itu tiba-tiba saja tawa Soo Yun menghilang. Ia terdiam, wajahnya berubah merona, dalam hati ia bersyukur tempat ini tidak begitu terang, hanya tampak temaram dengan beberapa buah lampu yang menerangi jalan setapaknya, dengan begitu Minho tidak akan menyadari bahwa Soo Yun benar-benar di buat malu sendiri olehnya.
“Dia bilang dia akan memberikan diskon, mungkin kita bisa kembali ke sana untuk membeli beberapa gaun…” lanjut Minho.
Soo Yun melirik Minho kaget, tapi walaupun begitu ia tidak bisa mengelak bahwa ia benar-benar gugup sekarang.
“Ee—yah, mungkin kita bisa kembali ke sana kapan-kapan” jawab Soo Yun pelan, nyaris berbisik. Tapi walupun begitu, Minho masih bisa mendengarnya, dan cukup satu kalimat itu berhasil membuat Minho tersenyum manis dan merasa begitu lega.
“Boleh aku minta nomer ponselmu?” tanya Minho tiba-tiba.
“Mwo?? Oh.. Ne..” jawab Soo Yun gugup. Merekapun saling bertukar nomer ponsel dan setelah itu kembali diam.
“mungkin kapan-kapan kita bisa makan siang sama-sama” celetuk Minho sembari memandangi ponselnya. Soo Yun mengangguk kecil, dalam hati ia bersorak gembira. Entah kenapa, ia merasa ia adalah wanita paling beruntung di dunia.
Choi Minho… panggilnya dalam hati, dan satu kata itu mampu membuatnya benar-benar merasa tenang dan hangat.
*****
Key berdiri lama di depan pintu kamar Hanna. Ia tampak ragu untuk mengetuk, tapi ia tau ia harus menyelesaikan masalah ini. walau bagaimanapun ia sudah berpikir semalaman ini, ia tidak bisa membiarkan masalah ini berlarut-larut.
Pagi-pagi sekali Key memutuskan untuk pulang, ia berpamitan dengan manager hyung dan bergegas kembali ke dorm. Saat sampai di dorm, tampaknya belum ada satu orangpun yang terbangun, mungkin mereka semua kelelahan atau Key yang pulang terlalu awal.
Tok..tok..tok..
Key memberanikan diri mengetuk pintu kamar Hanna. Selama beberapa menit, tidak ada jawaban. Key kembali mengetuk.
Tok..tok..tok..
Hening, masih tak ada jawaban.
“Mungkin dia masih tidur” gumam Key berusaha menenangkan dirinya. Baru saja Key berbalik dan hendak berjaln pergi, tiba-tiba saja terdengar pintu kamar Hanna terbuka dan..
Hmmbb…
Seseorang memeluknya erat dari belakang.
“bagaimana aku bisa tidur jika oppa akan menikah dengan yeoja lain” ucap Hanna lirih. Key melepaskan pelukkan Hanna pelan, lalu berbalik memandang Hanna.
“oppa sudah bilang kami hanya pura-pura. Kau tidak bisa terus begini, bersikap dewasalah, kau itu sudah besar sekarang, bukan anak kecil lagi seperti dulu” nasehat Key hati-hati.
“tapi oppa…” belum lagi Hanna selesai bicara, Key memotong.
“Anio, oppa tidak akan menikah. Kami hanya akan bertunangan, itupun hanya pura-pura” jawab Key seakan tau apa yang akan di katakana Hanna.
Hanna diam, ia memandang Key lama. Untuk beberapa saat  ia tampak ragu dengan kata-kata Key, tapi setelah ia yakin Key tidak berbohong ia tersenyum manis.
“janji?” tantang Hanna menyodorkan jari kelingkingnya.
“Ne, oppa janji” jawab Key sembari mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Hanna.
“Karena hari ini kau libur sekolah, oppa akan mengajakmu ikut  ke acara ‘Right Now is the Flower Boy Era, hari ini kami akan menjadi bintang tamu di sana” ucap Key tiba-tiba.
“Mwo? Jeongmallyo??” pekik Hanna kaget.
“Ne, jadi cepat mandi dan rapikan dirimu” jawab Key. Hanna berjingkrak-jingkrak senang, tanpa ba-bi-bu lagi ia segera berlari menuju kamar mandi. Sementara Key segera beralih menuju dapur dan menyiapkan sarapan.
*****
“Oppa, sepulang dari sana nanti bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar?” saran Hanna girang. Key yang sedang asyik dengan supnya hanya mengangguk kecil.
“Ahaha.. Oppa memang yang terbaik” seru Hanna senang.
“Annyeong…” salam Onew dan Jonghyun bersamaan begitu memasuki dapur.
“Ooh, Key, kau sudah pulang?” tegur Onew seraya mengambil posisi duduk di meja makan, yang kemudian di susul Jonghyun di sampingnya.
“Ne, saat aku pulang kalian semua masih tidur” jawab Key tanpa mengalihkan pandangannya dari sepanci besar supnya.
Onew mengangguk-angguk mengerti, lalu ia mengalihkan pandangannya pada Hanna yang terlihat sangat girang pagi ini.
“kau sudah tidak apa-apa?” tanya Onew hati-hati.
“Mwo? Ah, aku tidak apa-apa” jawab Hanna ramah. Mendengar itu Onew dan Jonghyun menjadi bengong, mereka memandang Hanna kaget.
“Waeyo?” tanya Hanna bingung.
“Ah ani, Gwenchana” jawab Onew cepat. Sementara itu Jonghyun masih memandang Hanna heran.
“kalian sudah baikkan?” tebak Jonghyun tiba-tiba.
“Ne” jawab Hanna sembari menyunggingkan senyuman manisnya. Kening Jonghyun berkerut, ia merasa sikap Hanna pagi ini benar-benar berbeda.
“Apa terjadi sesuatu?” tanya Jonghyun curiga.
“Mwo?” seru Hanna kaget, kini berbalik ia yang memandang Jonghyun bingung.
“Anio, lupakan saja” elak Jonghyun akhirnya, meski begitu ia merasa Hanna benar-benat tampak aneh.
“Annyeong…” sapa Minho tiba-tiba.
“Wah, wangi sekali! Kibum-ah, masakanmu memang selalu membuatku semakin kelaparan!” puji Minho seraya duduk di samping Hanna.
“Ahahaha… Tentu saja! Kau pikir aku siapa? Panggil aku Chef Kim!” balas Key bangga seraya meletakkan sup tadi di meja makan.
“Wow.. kelihatannya benar-benar enak” puji Minho lagi.
“Minho-ah, kapan kau pulang? Aku tidak ingat melihatmu pulang tadi malam” tegur Onew tiba-tiba.
“Ooh, saat aku pulang kalian semua sudah tidur, semalam aku mengurus beberapa masalah sehingga pulang terlambat” jawab Minho sembari mencicipi sup buatan Key.
“hmm… ini enak sekali” puji Minho entah untuk yang keberapa kalinya. Semantara Itu Onew masih memandang Minho, kali ini penuh rasa curiga.
“benarkah? Tadi malam kau pulang jam berapa?” tanya Onew penuh selidik.
“Eh—itu, mungkin sekitar jam 11” jawab Minho jujur.
“Waeyo??” lanjutnya lagi.
“Aneh sekali, semalam manager hyung bilang kau sudah pulang jam 9” kata Onew bingung. “kau pergi kemana sebelum pulang?” tanya Onew lagi.
Minho terdiam. Mendadak ia menjadi pucat pasi.
“kau pergi  bersama seseorang?” tebak Jonghyun ikutan nimbrung.
Minho tetap berusaha tenang, sejenak ia melirik Key hati-hati.
“Itu—..” belum lagi Minho menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba terdengar Taemin memberi salam. Minho mengehal nafas lega, ia merasa benar-benar terselamatkan.
“Annyeong…” sapa Taemin pelan.
“Oh, Taemin-ah, kau sudah bangun!” jawab Key.
Bukannya menjawab Taemin malah memilih diam, ia juga tak beranjak untuk duduk. Ia hanya berdiri di samping Key dan memandang Hanna sejenak. Di pandanginya yeoja cantik itu lama, lalu beralih memandnag Jonghyun di depannya.
“Ee—hyung, bisa kita bicara sebentar?” tanya Taemin tiba-tiba.
Onew melirik Jonghyun was-was, mengingat kejadian semalam, ia berharap Jonghyun terlalu memikirkan ucapan Taemin waktu itu.
“Ne, kita bicara di luar saja” jawab Jonghyun seraya berdiri dari duduknya dan berjalan keluar apartemen diikuti dengan Taemin di belakang.
“Ada apa dengan mereka berdua?” tanya Key bingung.
“Anio, lupakan saja. Hanya masalah kecil” jawab Onew sembari melirik Hanna yang terus menatap Jonghyun dan Taemin hingga menghilang di balik pintu.
“baiklah, kalau begitu, A-yo kita makan sekarang!” seru Key semangat dan mulai menyantap makananya.
*****
Jonghyun mengangkat barbel di tangannya entah untuk yang keberapa kalinya. Sementara Taemin masih diam dan memandangi hyungnya itu lama. Kini mereka berdua sedang berada di gym yang terletak tak jauh dari dorm mereka.
Taemin tampak masih ragu dan berpikir lama, sesekali ia terlihat bingung dan gelisah. Raut wajahnya tampak tak bersemangat sepeti biasanya pagi ini.
“jadi, apa kau ingin mengatakan sesuatu padaku?” Mulai Jonghyung akhirnya tanpa beralih memandang Taemin sedikitpun.
Taemin memandang Jonghyun beberapa saat, ia menggigit bibir.
“Mianhae hyung, aku tidak bermaksud berteriak padamu semalam” ucap Taemin pelan. Perasaan bersalah tiba-tiba saja kembali merasuki hatinya.
“Aku hanya sedikit kesal” lanjutnya lagi.
“Gwenchana Taemin-ah, aku tau kau tidak bermaksud begitu” jawab Jonghyun mengumbar senyum.
Taemin kembali diam, ia tampak kembali berpikir. Sesekali ia melirik Jonghyun, ia tau hyung nya ini akan selalu memaafkannya. Tapi, bukan ini yang ingin ia bicarakan sebenarnya.
“Hyung…” panggil Taemin tiba-tiba. Jonghyun menghentikan aktifitasnya, ia beralih memandang Taemin.
“Kau.. bisakah kau berhenti mendekatinya? Mendekati Hanna?” tanya Taemin serius. Jonghyun terdiam, ia memandang Taemin sesaat lalu meletakkan barbel di tangannya di tempatnya lalu kembali berbalik memandang Taemin lekat.
“Tidak, aku tidak bisa” jawab Jonghyun  tak kalah serius.
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar