Judul : ~ Honey ~
Genre :
Romance, komedi (?)
Type :
Series
Cast : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo
Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew
SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan
Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other
Cast : Park Jun Hea a.k.a Jung Hea, dan
Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)
Part
7
Wajah Key dan Soo Yun
tertekuk, dengan langkah berat dan terpaksa mereka berjalan bersama menuju
sebuah toko perhiasan dengan diikuti beberapa orang bodyguard tiga meter di
belakang.
Key dan Soo Yun
memasuki toko, mereka mulai mengamati berbagai macam dan bentuk cantik dari
tiap cincin yang di pajang di sana. Beberapa mata mulai terlihat memperhatikan
mereka, Key menarik topinya dan menunduk untuk menyembunyikan identitasnya.
“Hhh.. Sial..” gumamnya
seraya kembali mengamati cincin di etalase toko, tiba-tiba saja matanya
tertarik pada sepasang cincin emas putih polos dengan ukiran bergelombang di
atasnya.
“Aku mau yang ini!!”
seru Key dan Soo Yun bersamaan, menunjuk ke arah sepasang cincin yang sama.
“Ee—wah kalian kompak
sekali!” jawab pegawai wanita yang melayani mereka, wanita itu mulai
mengeluarkan cincin tadi dari etalase toko dan memperlihatkannya pada Key dan
Soo Yun.
Key dan Soo Yun
terlihat saling melirik kesal, “Aku tidak suka yang ini… Umm… yang ini saja!”
pilih Soo Yun asal. Kelihatannya ia tidak mau memiliki selera pilihan yang sama
dengan Key.
Key melirik cincin
pilihan Soo Yun, sebuah cincin emas putih dengan satu mata berlian di atasnya.
“Aku tidak suka yang itu, terlalu berlebihan. Aku pilih yang ini!” jawab Key
tetap bertahan pada pilihannya.
“Tapi aku mau yang
ini!!!!!!!” Balas Soo Yun ngotot.
“Jadi bagaimana?? Kau
ini egois sekali! Sudah ku bilang yang ini saja!!” jawab Key kesal.
“Hey!! Kau yang egois.
Seharusnya kau mengalah! Kau kan laki-laki, kau yang egois!!” Balas Soo Yun tak
kalah kesal.
“Ya’!! kenapa kau
memutar balikkan kata-kataku??!” seru Key sewot.
“Mwo??! Kau.. Hhh.. Ya
sudah kalau kau suka yang itu beli saja untuk dirimu sendiri, aku tetap mau
yang ini. Tolong di bungkus!” kata Soo Yun pada pegawai wanita tadi.
“Ooh, baiklah. Tolong
bungkus yang ini!!” seru Key tak mau kalah. Key melirik Soo Yun sewot, dan
begitu pula sebaliknya. Mereka saling menatap kesal satu sama lain.
*****
Taemin berjalan
menyusuri koridor sekolahnya pelan, sesekali terdengar ia mendesah, akhir-akhir
ini tampaknya banyak yang mengganggu pikirannya.
“ada apa denganku??”
tanya Taemin bingung sembari menggaruk-garuk kepalanya yang nggak gatal.
“Minggir!” terdengar
suara seorang yeoja di kejauhan. Langkah Taemin terhenti, ia mengenali suara
itu. Dengan langkah ragu ia mundur beberapa langkah dan menengok ke arah anak
tangga di samping kirinya, di sana terlihat Hanna di kepung oleh beberapa orang
namja yang mulai menggodanya.
“Ku bilang minggir!”
ulang Hanna hampir tanpa ekspresi.
“Wah, kau manis sekali.
Ternyata benar gosip-gosip itu, kau cantik sekali, benar-benar seperti sebuah
boneka yang bergerak!” jawab seorang namja bringasan dengan tindik di
telinganya.
“Bagaimana kalau kita
main sebentar? Kau mau?” lanjut namja tadi seraya berusaha meraih lengan Hanna.
Tapi belum sempat ia meraihnya, Hanna menghindar.
“Jangan coba-coba
berani menyentuhku!!” ucap Hanna memperingatkan.
“Wah, kau keren
sekali!!” jawab namja tadi yang diikuti tawa teman-temannya.
Taemin yang melihat itu
tiba-tiba saja merasa menjadi sangat kesal dan marah. Tangannya mengepal kuat,
dengan langkah penuh percaya diri ia berjalan menuruni anak tangga dan
menghampiri Hanna.
“Apa yang kalian
lakukan padanya? Sebaiknya kalian biarkan dia pergi atau aku akan memberi
kalian pelajaran!” seru Taemin memperingatkan.
“Mwo??” Seru namja itu
kaget. Sejenak ia menatap Taemin hampir tak berkedip.
“Huuuahahahahahahaha….
Kau pasti bercanda! Hahahaha!!!” Tawa namja tadi dan teman-temannya meledak.
Merasa di tertawakan, Taemin menjadi semakin kesal bercampur malu, tanpa banyak
bicara lagi ia melayangkan tinjunya tepat ke perut namja itu.
Buukkk
Semua orang terdiam.
Semua riuh tawa itu tiba-tiba lenyap, semua mata menatap ke arah Taemin kaget.
“Apa hanya ini tenagamu?
Kau berani memukulku hanya dengan pukulan selemah ini?? Apa kau tidak di beri
makan di rumah?!” ucap namja tadi tiba-tiba. Ia menatap Taemin tajam, namja itu
menahan tangan Taemin yang masih berada di perutnya itu kuat.
“Aww…” pekik Taemin
kesakitan.
“Kau berlagak sok
jagoan huh?? Apa yang bisa kau lakukan dengan badan kurusmu itu? Aku bahkan
tidak merasakan apa-apa akibat dari tijumu itu!! Gatal saja tidak, apalagi
sakit!!” Seru namja itu meremehkan.
Baru saja ia ingin
melayangkan tinjunya pada Taemin, Tiba-tiba…
Bbuuukkk…
Satu tendangan keras dari
Hanna mendarat tepat di perut namja itu.
“Hmmpp…” namja itu
terduduk, ia memegangi perutnya menahan sakit. Semua orang di sana terdiam
membatu, dengan takut mereka menatap Hanna.
“sudah ku bilang, jangan
menghalagi jalanku!” ucap Hanna datar seraya merapikan roknya dan beranjak
pergi menuruni anak tangga.
“Huuuaaa… Boss!! Kau
tidak apa-apa??” seru beberapa namja yang lain panik begitu Hanna menghilang di
tikungan.
“Dia mengerikan
sekali!” seru salah satu dari namja-namja itu begidik ngeri.
Sementara itu, Taemin
masih terdiam di tempatnya. Ia shock, ia kaget, ia bingung dan ia merasa
benar-benar malu.
“aku… di selamatkan
oleh yeoja yang ingin aku selamatkan? Apa aku selemah itu?” gumamnya tak
percaya.
*****
“Hanna, tunggu!!”
panggil Taemin keras seraya berjalan menghampiri Hanna di pintu gerbang
sekolah. Bel pulang baru saja berbunyi beberapa menit lalu, tapi tampaknya
sekolah sudah mulai sepi. Hari ini, sesuai janji, Taemin akan menemani Hanna
untuk jalan-jalan sebelum pulang.
“Kau lamban sekali!”
ucap Hanna ketus. Taemin nyengir cengegesan, ia merapikan rambut dan seragam
sekolahnya sejenak.
“Gomawo, kau sudah
menolongku tadi, harusnya aku yang menolongmu..” ucap Taemin tiba-tiba. Ia
menyeringai lebar, ia merasa benar-benar malu, tapi walau bagaimanapun ia tetap
harus mengucapkan terima kasih.
“Aku tidak menolongmu,
mereka mnghalangi jalanku!” elak Hanna.
“lagipula, kau saja
sering di bully, kenapa berani menantang mereka berkelahi? Apa kau tau apa yang
kau lakukan??” sindir Hanna pedas.
“hehehe… habis mau
bagaimana lagi, gadis yang ku sukai di ganggu namja lain! Hanya aku yang boleh
mengganggunya!” jawab Taemin malu seraya berjalan cepat mendahului Hanna.
Langkah Hanna terhenti,
ia terdiam di tempatnya.
“suka??” ulangnya.
Sejenak ia tampak berpikir, lalu hitungan detik kemudian tiba-tiba saja
senyuman kecil tersungging di kedua sudut bibirnya.
“dasar Pabo! Kau itu
bukan tipeku!!” gumam Hanna pelan. Ia menatap Taemin yang berjalan cepat di
depan, senyuman manis kembali tersungging di kedua sudut bibirnya.
“kau itu benar-benar
unik!” lanjutnya menahan tawa dan berlari mengejar Taemin.
*****
“Key, lakukan
sesuatu!!” Bisik Soo Yun kesal.
“Haiiisss… kau ini
tidak sabar!! Aku sedang berpikir!!” jawab Key sewot.
Kini Key dan Soo Yun
tampaknya sudah benar-benar tidak tahan, mereka berjalan berdekatan dan mulai
saling berbisik untuk memikirkan cara kabur dan menghindari dari para
bodyguard-bodyguard di belakang.
“Key cepat!! Kalau
tidak, kau pukuli saja mereka sampai pingsan! Jadi kita bisa kabur!!” desak Soo
Yun tak sabar.
“Mwo??” seru Key kaget.
Sejenak ia melirik para bodyguard yang berjalan beberapa meter di belakang
mereka, mengamati tiap lekungan otot-otot besar itu.
“Aku tidak bisa!” jawab
Key negidik ngeri.
“Aigo.. kau kan
laki-laki!! Kau benar-benar lemah dan penakut!!” runtuk Soo Yun tak habis
pikir.
“Hey!!! Siapa yang kau
bilang lemah dan penakut?! Aku tidak takut tapi… apa kau tidak lihat? Badan
mereka dua kali lipat lebih besar dariku!! Lalu bagaimana aku bisa menghajar
mereka? Itu namanya bunuh diri!!” jawab Key sewot.
“Karena itu kau ku
bilang lemah!!!” pekik Soo Yun kesal.
“Kenapa tidak aku saja
yang menghajar mereka?? Kau juga takut kan? Jadi jangan mengataiku!!!” balas
Key tajam.
Soo Yun menatap Key sebal,
ia menghentakkan kakinya keras ke tanah tiap kali melangkahkan kakinya.
Tampaknya Soo Yun benar-benar sudah di buat kesal olehnya.
Key melirik Soo Yun
serba salah, ia kembali melirik bodyguard-bodyguard itu di belakang, ia tampak
mulai berpikir.
“Soo Yun-ssi, kau bisa
berlari dengan cepat?” tanya Key tiba-tiba.
“Mwo??” tanya Soo Yun
kaget.
“ku bilang kau bisa
berlari tidak?!” ulang Key.
“Ee—itu … kalau hanya
berlari sih….” Belum lagi Soo Yun menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Key
meraih lengan Soo Yun, menariknya keras dan berteriak “LARI!!!!”
“Hiiiaaaa…..
Key!!!!!!!!!” pekik Soo Yun kaget. Kakinya mulai bingung mengikuti langkah
berlari Key, beberapa kali Soo yun hampir terjatuh dan tersandung, belum lagi
cengkraman tangan Key yang kuat benar-benar menyakiti kulitnya.
“Key pelan-pelan!!!”
Seru Soo Yun shock. Ia melirik ke belakang, di lihatnya body-guard-bodyguard
itu ikut berlari mengejar mengejar mereka.
“Huuaaa… Key!!!
Cepat-cepat!!! Lari lebih cepat!!! Mereka mengejar kita!! Kau lambat sekali!!!”
pekik Soo Yun seraya berlari secapat yang ia bisa.
“Hey!!! Tadi kau
sendiri yang bilang untuk lebih lambat!!!!” Teriak Key sewot.
Key dan Soo Yun pun
mulai kembali bertengar, mereka masih berlari walau sesekali saling cek-cok
hingga akhirnya…
BuUuukkk…
Mereka menabrak
seseorang.
“Aww…” pekik Key, Soo
Yun, Hanna dan Taemin bersamaan. Mereka ber-4 jatuh terduduk di trotoar kota.
“Oppa??” panggil Hanna
kaget begitu mengetahui siapa orang yang menabraknya.
“Hanna?? Taemin??” seru
Key tak kalah kaget.
“Hhh..Hhh..Hhh.. Nona,
Tuan, kalian tidak boleh mencoba untuk kabur lagi!” seru salah satu dari
bodyguard mereka yang akhirnya berhasil menyusul mereka.
Key dan Soo Yun saling
bertukar pandang.
“Haahhh….” Desah
keduanya lemas.
*****
Soo Yun menyeruput milkshake
nya cepat. Adengan berlari-lari ala india tadi benar-benar berhasil menguras
hampir semua tenanganya. Sementara Key hanya terduduk lemas, menyadarkan
punggungnya di kursi dan mendongakkan wajahnya ke atas, memandang langit-lagit
kafe melepas penat.
Kini Key, Soo Yun,
Taemin dan Hanna sedang beristirahat di sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari
tempat mereka bertemu tadi. Mereka memilih untuk beristirahat sejenak seblum
memutuskan untuk pulang. Dan tentu saja Soo Yun dan Key masih di ‘awasi’.
“Srruupp…” seruputan
milkshake terakhir Soo Yun terdengar di tengah kesunyian di antara mereka
berempat. Soo Yun meletakkan gelas milkshakenya di meja dan melirik botol air
mineral Key di sampingnya.
“Key, air minummu
untukku saja!” seru Soo Yun seraya berusaha meraih botol air mineral Key, tapi
tiba-tiba tangan lain menahannya.
“Ini milik oppa!” ucap
Hanna dingin.
“Eh—.” Seru Soo Yun
kaget. Soo Yun mendapatkan tatapan tajam Hanna, tiba-tiba saja ia merasa
terpojokkan.
“Baiklah, aku akan beli
sendiri” jawab Soo Yun canggung seraya berdiri dari duduknya.
“Noona, kau ambil saja
air mineralku. Aku tidak haus kok” seru Taemin tiba-tiba seraya menyunggingkan
senyuman manisnya.
“Ee—benarkah??” seru
Soo Yun berbinar. Begitu mendapatkan anggukan dari Taemin, dengan cepat Soo Yun
menghabiskannya.
“Kelihatannya Noona
lelah sekali” kata Taemin kembali tersenyum.
“Ya begitulah!” jawab
Soo Yun malu. Hanna yang melihat itu menjadi semakin kesal, ia melirik Taemin
tajam.
“Ee—Waeyo??” tanya
Taemin takut menyadari Hanna menatap tajam ke arahnya.
“Anio, tidak apa-apa!”
elak Hanna seraya kembali memperhatikan Soo Yun.
“Aigo… Aku lelah
sekali! Aku lelah sekali!” seru Key lemas seraya merusaha memperbaiki posisi
duduknya.
“Huh, sejak awal aku
tidak suka ide berlarimu itu!!” sindir Soo Yun tajam.
“Mwo?! Hey!! Setidaknya
aku berusaha!!!” balas Key sewot.
“Apa yang seperti itu
namanya berusaha?? Kau sudah membuat kakiku sampai memar begini!!!” balas Soo
Yun kesal.
“Oppa, Aku tidak suka
gadis itu!!” potong Hanna tiba-tiba. Soo Yun terdiam, ia memandang Hanna yang
menatap tajam ke arahnya.
Tatapan
matanya mengerikan sekali’ pikir Soo Yun takut.
“Ah, aku juga tidak
menyukainya!” jawab Key cuek. Mendengar itu Soo Yun merasa kalah telak, ia
selalu terpojokkan.
“Kau ini...” belum lagi
Soo Yun menyelesaikan kata-katanya, Henna kembali memotong, “siapa dia?? Apa
oppa memungutnya di jalan?” tanya Hanna pedas.
“Mwo?!” pekik Soo Yun
shock.
“Hahahaha.. hahahaha…
benar, aku memungutnya di jalan!” Tawa Key meledak.
Buukk..
“Aww…”
Soo Yun memukul kepala
Key keras.
“Jaga bicaramu!!” tegur
Soo Yun kesal. Wajah Key tertekuk, ia mengelus-elus kepalanya pelan.
“Oppa, siapa dia?!”
desak Hanna tak sabar. Taemin melirik Hanna sebentar, perasaan tukut mulai
menyelimutinya. Tampaknya Taemin benar-benar merasa khawatir apabila Hanna
mengetahui yang sebenarnya, mengetahui bahwa Key akan bertunangan. Ia tau
benar, Hanna sangat menyukai Key, menyukai Key sebagai seorang namja, bukan
sebagai seorang Oppa.
“Ahh.. sebenarnya
dia—.”
*****
Jonghyun sedang asyik
dengan gitarnya saat ia mendengar pintu depan di buka dan Hanna berlari masuk
ke kamar sambil menangis. Keningnya berkerut, belum lagi keheranannya terjawab,
tiba-tiba Key masuk tanpa mengucapkan salam dan berjalan cepat menuju kamar
Hanna yang di kunci dari dalam. Beberapa kali Key memanggil dan mengetuk pintu
kamar Hanna, tapi tetap tidak ada tanggapan.
Jonghyun masih diam dan
terus memperhatikan, hingga akhirnya Key menyerah dan berjalan masuk ke dalam
kamarnya. Lalu di susul dengan Taemin yang juga masuk tanpa salam dan bergegas
masuk ke dalam kamar menghampiri Key.
Jonghyun tampak semakin
heran, ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar. Berusaha mengetahui
jawaban atas semua kebingungannya sekarang.
“Hyung, harusnya kau
tidak bilang begitu padanya! Kau tau Hanna sangat menyukaimu!!” kata Taemin
kesal.
“Taemin-ah, kau diam
saja!! Aku sudah cukup pusing dengan masalahku! Aku tadi hanya sedikit kesal
dengan sikap kekanak-kanakkannya” jawab Key berusaha tenang.
“Tapi kau keterlaluan
hyung!! Lihat apa yang kau lakukan padanya!! Dia menangis!!” seru Taemin marah.
Key menatap Taemin kaget, tiba-tiba saja Key kembali merasa Kesal dan sebal.
“Kau masih kecil, kau
tidak mengerti!” seru Key sebal seraya berjalan keluar kamar, menabrak Jonghyun
di ambang pintu dan pergi begitu saja.
“Hey-hey, ada apa
ini??” Tanya Jonghyun semakin bingung. Ia memandang Key hingga menghilang di
balik pintu keluar, lalu beralih memandang Taemin yang terduduk di tempat tidur
dan menunduk dalam.
“Taemin-ah, ada apa
sebenarnya??” Tanya Taemin lagi.
“Aku bukan anak kecil
lagi! Aku mengerti, aku mengerti bagaimana perasaan Hanna! Andai kau tau itu,
hyung” gumam Taemin tiba-tiba.
“Mwo??” pekik Jonghyun
kaget.
“Aigo… ada apa dengan
kalian??” Seru Jonghyun hampir mati kebingungan.
*****
Soo Yun memandang
hamparan langit biru itu menerawang. Ia memutuskan untuk mampir dan duduk
sebenatr di seduah kursi panjang di tepian sungai Han. Membiarkan angin lembut
menerpa wajahnya.
Soo Yun memejamkan
matanya, tiba-tiba saja wajah Hanna terbayang di sana. Wajah gadis muda itu
saat menangis dan menatapnya penuh kebencian. Soo Yun kembali membuka matanya,
ia mendesah. Entah kenapa di sudut lain hatinya, ia merasa benar-benar kasihan
pada gadis manis itu, dari kata-katanya tadi, Soo Yun tau benar bahwa Hanna
benar-benar menyukai Key lebih dari apapun.
“Ini akan jadi
masalah…” gumamnya pelan.
Sementara itu, di lain
tempat Key merebahkan tubuhnya di sofa. Untuk mala mini ia memutuskan untuk
menginap di rumah manager hyung. Ia ingin sedikit mengendalikan emosinya.
Key memejamkan matanya,
ingatannya kembali membawanya pada kejadian tadi sore di kafe.
~ Flash Back ~
“Sebenarnya dia ini..
sebenarnya kami akan bertunangan..” jawab Key berusaha menjelaskan.
“Mwo??” seru Hanna
kaget.
“Ne, sebenarnya.. itu..
itu bukan keputusan kami. Ayah dan ibu yang merencanakan ini. Tapi kami sudah
berjanji untuk…”
“Oppa!! Kau tidak boleh
menikah dengan gadis lain selain aku!!!” Teriak Hanna tiba-tiba. Teriakannya
sontak saja berhasil menarik perhatian semua orang di penjuru kafe, Key dan Taemin
kaget bukan main. Dengan cepat mereka menunduk dalam dan berusaha menutupi
wajahnya, mencegah agar tak ada satu orangpun di sana yang dapat mengenali
mereka.
“Ha..Hanna, apa yang
kau lakukan! Kecilkan suaramu!!” tegus Key panik.
“Oppa, katakana kalau
itu bohong. Kau hanya mengerjaiku bukan? Iya kan??” desak Hanna sembari
menarik-narik lengan baju Key. Key semakin menduduk dalam, ia bisa merasakan
semua orang menatapnya, mengamatinya, dan berusaha untuk mengenalinya.
“Oppa..Oppa.. Katakan
padaku. Oppa… kau menyukaiku kan? Iya kan? Oppa..!!!” Hanna semakin bertidak di
luar kendali, ia tak memperdulikan tatapan aneh semua orang padanya, ia tak
memperdulikan Key yang sejak tadi terus berusaha memintanya diam, ia tidak
peduli, ia yang ada di pikirannya saat itu hanyalah ingin mendengar dari Key
bahwa semua itu adalah bohong.
“Oppa.. kau tega
sekali. Kau tau aku sangat menyukaimu! Oppa… kau tidak akan menikah bukan?
Oppa.. Oppa.. Kau….”
Key semakin terdesak,
Ia mulai tidak tahan dengan keributan yang di timbulkan Hanna. Key mencengkram
lengan Hanna kuat, ia menatap tajam tepat di kedua bola matanya.
“Hanna, kecilkan
suaramu!” tegur Key tegas.
“Oppa… katakan padaku…
bagaimana kau bisa memilih wanita sepertinya daripada aku?!! Oppa.. aku
menyukaimu! Aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan yeoja lain selain aku!!
Aku..” belum lagi Hanna menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Key memotong, “
Ku BILANG KECILKAN SUARAMU!!!” Bentak Key keras.
Hanna terdiam, ia
menatap Key kaget. Untuk pertama kalinya, Key bicara begitu keras padanya.
Hanna masih berusaha memandang Key, tapi Key yang sudah terlanjur emosi malah
mengalihkanm pandangannya keluar jendela dan tak mau menatapnya.
Sejenak suasana hening,
semua orang yang tadinya memperhatikan mereka perlahan mulai kembali pada
kegiatan masing-masing.
Taemin masih juga diam,
ia melirik Hanna yang terlihat mulai menunduk. Tampaknya Hanna benar-benar tak
menduga Key akan membentaknya.
“Oppa.. aku benar-benar
menyukaimu. Apa kau tidak bisa merasakannya? Aku hanya tidak ingin kau menikahi
yeoja lain..” gumam Hanna masih sambil tertunduk.
“Hanna, kita bisa
bicaran ini nanti!” jawab Key berusaha tenang.
“Aku benar-benar
menyukaimu.. apa kau tidak mengeti.. Aku mohon oppa, katakana padaku kalau itu
semua bohong, kau tidak akan menikahi…”
Braakkk..
Key memukul meja dengan
keras.
“Hanna!!!” bentak Key
lagi, memotong kata-kata Hanna yang menggantung.
“Berhenti bersikap
seperti anak kecil!!! Tadi aku sudah bilang ini hanya pura-pura!! Apa kau tidak
mengerti?!!” Sru Key keras.
Soo Yun melirik Hanna,
gadis itu terlihat sudah hampir menangis. Soo Yun benar-benar tak tega, dengan
cepat ia berusaha untuk menenangkan Key.
“Key, tenanglah!!”
“ Kalaupun aku
benar-benar akan menikah, itu tidak ada hubungannya denganmu!! Kau pikir kau
siapa?!!!” Maki Key kesal, ia sama sekali tidak memperdulikan kata-kata Soo Yun
sedikitpun.
“KEY!!!!!!!!!!!!!!!”
Bentak Soo Yun keras.
Kontak saja semua mata
di penjuru kafe itu kembali menatap lurus kea rah mereka berempat, Key terdiam.
Ia menunduk dalam,. Sementara Hanna bungkam tanpa suara, air matanya tiba-tiba
saja jatuh membasahi pipinya. Soo Yun menatap Hanna lirih, ia bisa merasakan
gadis ini benar-benar terpukul, kata-kata Key barusan benar-benar berhasil
memukul batinnya.
Tanpa banyak bicara,
tiba-tiba saja Hanna berdiri dari duduknya, kelima kecilnya itu mengepal kuat.
“OPPA
PABO!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! BODOH, BODOH,BODOH!!!!” Teriak Hanna keras.
“KAU BERTERIAK
PADAKU!!!!!!! BODOH!!!! PABO!!!!” lanjutnya lagi dengan pipi yang sudah basah
dengan air matanya. Key tampak tidak peduli, ia masih diam dan menunduk,
perasaan bersalah mulai merasuki hatinya.
~ Flash Back End ~
“Aigo.. mungkin aku
terlalu kasar padanya!” gumam Key merasa bersalah.
Kemudian ia kembali
terdiam, teringat lagi olehnya kata-kata Hanna waktu itu.
“Oppa..
aku benar-benar menyukaimu. Apa kau tidak bisa merasakannya? Aku hanya tidak
ingin kau menikahi yeoja lain”
“Dasar Pabo, kau itu
adikku.. bagaimana bisa kau berharap aku menyukaimu lebih dari seorang kakak
pada adiknya??” gumam Key lirih.
*****
Onew baru saja
melangkahkan kakinya masuk ketika ia menyadari ada sesuatu yang aneh di dorm
mereka. Kening Onew berkerut, ia menatap ruang depan berkeliling, tak ada satu
orangpun di sana. Tv yang biasanya menyalapun kini tak menimbulkan suara sedikitpun.
Onew melangkahkan kaki
menuju dapur, tetap tidak ada orang. Ia tampak semakin heran, lalu ia beralih
menuju kamar.
“Kemana semua orang??”
tanya Onew bingung begitu mendapati tak ada satu orangpun juga di kamar.
“Aneh sekali…” gumam
Onew curiga. Onew berjalan mendekati tempat tidur, baru saja dia mau merebahkan
tubuhnya, tiba-tiba saja ia mendengar suara isak tangis seseorang.
“Hiks..Hiks..Hiks..”
Onew terdiam, ia
was-was. Tiba-tiba saja ia merasakan bulu kuduknya merinding. Onew mendengarkan
suara isak tangis itu dengan seksama, ia berdiri dari duduknya dan berjalan
keluar kamar. Ia berusaha menajamkan pendengarannya, mengikuti sumber suara
tangis itu meskipun perasaan takut masih terus menyelimutinya.
“Aigo.. apa benar di
dorm ini ada hantunya?” gumam Onew ngeri.
“Kanapa saat aku
sendirian? Seharusnya Minho ada di sini, bukankah dia yang terobsesi untuk
melihat hantu?” runtuk Onew bergidik ngeri.
Langkah Onew terhenti
tepat di depan kamar Hanna, sejenak Onew tampak ragu, tapi ia berusaha
mengumpulkan keberaniannya. Perlahan di raihnya knop pintu, dengan hati-hati ia
membuka pintu itu dan berusaha melihat kedalam.
Gelap, kamar itu tampak
gelap. Yang terdengar hanya isakkan tangis, Onew menelan ludah. Tangannya mulai
meraba dinding dan berusaha untuk menyalakan lampu kamar.
Tekk..
Lampu menyala dan di
sana terlihat Hanna menangis sambil memeluk boneka beruang besarnya.
“Hanna?” tegur Onew
kaget.
*****
Onew masih diam, ia
bingung harus bicara apa. Hanna baru saja selesai menceritakan semuanya,
semuanya, tak terlewat sedikitpun. Onew tau dia harus menghibur Hanna, tapi dia
benar-benar bingung, dia belum pernah menghibur seseorang sebelumnya. Terakhir
kali ketika dia berusaha menghibur semua orang dengan leluconnya, ia malah
semakin memperburuk keadaan.
“Hiks..Hiks…Hikss..”
Hanna masih terisak. Sejenak Onew melirik Hanna lirih, rasanya ingin sekali
Onew melakukan sesuatu dan membuat yeoja cantik itu berhenti menangis, tapi ia
benar-benar tidak tau harus berbuat apa.
“harusnya aku membeli
buku psikiater atau semacamnya..” gumam Onew kehabisan ide.
“Ee—kau baik-baik
saja?” tanya Onew berusaha memulai pembicaraan.
“Apa aku terlihat
baik-baik saja?!” jawab Hanna sebal. Ia menatap Onew kesal, “Apa kau tidak mau
melakukan sesuatu untuk menghiburku?! Apa kau juga tidak peduli padaku sepeti
yang lain?!” Lanjut Hanna lagi.
“M..Mwo?? Ee-itu..”
“Apa kalian semua
benar-benar membenciku? Apa kalian benar-benar tidak suka aku tinggal disini??”
Tanya Hanna lagi di sela isak tangisnya.
“A.Anio.. bukan seperti
itu…”
“Lalu seperti apa!!!!”
teriak Hanna kesal. Onew terdiam, ia benar-benar tersudut. Seumur hidupnya, ia
tidak pernah berharap aka nada di situasi sesulit ini.
“Sudah lah, jangan di
pikirkan..” ucap Onew berusaha menghibur sembari menepuk-nepuk pundak Hanna
dengan penuh rasa hati-hati bercampur takut.
“Bagaimana tidak aku
pikirkan!!! Key akan menikahi gadis lain!!!” Teriak Hanna dan menangis semakin
keras. suasana pun kembali hening, Onew masih sibuk dengan pikirannya tentang
bagaimana caranya untuk menghibur Hanna, sementara Hanna sendiri sibuk dengan
tangisnya yang terus meledak-ledak.
Terkadang Hanna
berteriak tiba-tiba dan mengagetkan Onew, tapi setelah itu ia kembali diam dan
lalu berteriak lagi. Selama hampir setengah jam terus begitu, dan Onew selalu
di buat kaget dan ikut berteriak setiap kali Hanna berteriak mengagetkannya.
“Aku pulang…” terdengar
seseorang memberi salam.
“sanso gateun nuh nan nuhmoo deuleeshweemyun
dashi naebaeteul soo uhbsuh ee janeenhan kotong sokae
naega jookuhgago eetjahna..” Jonghyun kembali menyanyi.
dashi naebaeteul soo uhbsuh ee janeenhan kotong sokae
naega jookuhgago eetjahna..” Jonghyun kembali menyanyi.
Onew yang mendengar itu
hanya diam. Ia melirik Hanna yang masih terus menangis, dalam hati ia berharap
Jonghyun akan menolong dan menggantikan posisinya di sini.
“Jichkyuhjin deuthan nae sarangae ahpeum, ee dokhan
seulpeum kkaejyuh buhrin nayae uhreum sokae heureulneun noonmool” suara
Jonghyun terdengar semakin dekat hingga akhirnya Jonghyun secara tak sengaja
menengok ke dalam kamar Hanna.
Jonghyun
menatap Hanna yang menangis bingung, lalu ia beralih menatap Onew yang duduk
tak jauh dari Hanna dan menatapnya meminta bantuan.
Kening
Jonghyun berkerut, “Hyung, apa yang kau lakukan pada Hanna? Kau membuatnya
menangis?” tebak Jonghyun asal.
“M..Mwo??
A..aKu?? anio.. bukan begitu tapi…”
“Ah,
kau nakal juga ya hyung!” potong Jonghyun sembari mengerling jail pada Onew.
“Ya’!!
Apa maksudmu?! Aku tidak malakukan apa-apa!!” jawab Onew panik.
Jonghyun
membalasnya dengan tersenyum nakal, ia lalu beralih menatap Hanna yang masih
terisak.
“Sudahlah,
kau ini cengeng sekali. Benar-benar seperti anak kecil, kau cerewet dan suka
mengoceh. Suka menuduh orang memakai sabun mandimu, mengambil sarapan pagi
orang lain dan sekarang menangis sampai matamu bengkak. Aku akan melarang
Taemin bergaul denganmu, kau ini parah sekali! Bahkan Taemin tidak seburuk ini”
kata Jonghyun panjang lebar.
Onew
melirik Hanna yang masih menunduk, tapi suara tangisnya tiba-tiba saja
menghilang.
Tampaknya Jonghyun berhasil, Pikir Onew.
Mendengar
tidak ada jawaban dari Hanna, Jonghyun hanya mengangkat kedua bahunya dan
kembali bernyanyi.
“nalaga
buhrin, kyuhlgook nal buhrin, nareul galrabuhrin jidokhan hyangki….” Belum lagi
Jonghyun menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba..
Buukkk…
Sebuah
boneka beruang besar menghantam tepat di wajahnya.
“Siapa
yang kau maksud anak kecil?!!” jawab Hanna sewot. Cukup satu kata itu berhasil
membuat Onew menarik nafas lega.
******
Dengan
ragu Taemin berjalan memasuki dorm. Ia tampak bingung dan gelisah, ia
benar-benar khawatir dengan keadaan Hanna saat ini. Ia yakin sekali, Hanna
pasti masih menangis dan mengurung dirinya di kamar.
“Aku
pulang..” salam Taemin lemas.
“Oh
Taemin-ah, kau sudah pulang!” Jawab Jonghyun yang sedang asyik menonton
televisi dan asyik memakan kacangnya di temani dengan Onew di sampingnya.
“Hhh…”
Taemin menghela nafas berat. Ia berjalan menuju sofa dan ikut bergabung.
“Kau
kelihatan lelah Taemin-ah!” tegur Onew. Taemin tak menjawab, baru saja ia mau
mengambil posisi duduk di sofa, tiba-tiba saja matanya mendapati suatu
pemandangan yang benar-benar mengejutkannya. Matanya membola, “Hanna??!” pekiknya
keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar