Sabtu, 17 September 2011

[FF] Honey - Part 14



Author : Puthrie Shairis As
Judul   : ~ Honey ~
Genre  : Romance, komedi (?)
Type    : Series
Cast     : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other Cast  : Park Jung Hea a.k.a Jung Hea, dan Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)

            Part 14
Soo Yun berjalan lambat menyusuri lorong-lorong kampus menuju kelasnya. Keningnya sesekali tampak berkerut, sementara kedua tangannya di lipat di depan dada.
Sejak semalam, entah kenapa ia merasa gelisah dan penasaran. Ia bahkan hampir tak bisa tidur hanya karena sebuah nama.
Ni...cole' ulang Soo Yun pelan.
"siapa sih yeoja ini?? Apa dia teman Key? Atau jangan-jangan...." nafas Soo Yun tertahan.
"tidak!! Tentu saja tidak! Key itu kan sudah bertunangan denganku! Tidak mungkin dia diam-diam berpacaran dengan yeoja lain! Memangnya secantik apa sih yeoja itu?" gerutu Soo Yun kemudian.
Ia menghentak-hentakkan kakinya keras ke lantai, pertanda ia sedang kesal dan sebal. Wajah Soo Yun tertekuk, ia benar-benar marah pada Key. Tapi...
"tunggu dulu" katanya menyadarkan diri sendiri.
"kenapa aku harus marah? Kenapa aku peduli?" tanya Soo Yun bingung, terlebih pada dirinya sendiri. Belum lagi ia berhasil menemukan jawabannya, tiba-tiba ia mendengar sebuah jeritan hebat dari arah kelasnya. Soo Yun kaget bukan main, sejenak ia hanya diam di tempatnya berdiri dan kembali membuka lebar telinganya.
"KYaaaa..... ini bencana!! Ini bencana!!” terdengar lagi pekikan itu. Kening Soo Yun berkerut, siapa yeoja gila yang teriak-teriak pagi-pagi gini?? Pikirnya.
Awalnya Soo Yun hendak berlagak tak peduli, tapi begitu mendegar jeritan itu untuk yang ketiga kalinya, tiba-tiba Soo Yun merasa ia begitu mengenali suara itu.
"Jung Hea!!" pekik Soo Yun tiba-tiba setelah berpikir beberapa saat. Soo Yun panik, gawat!'
Soo Yun setengah berlari berjalan memasuki kelasnya. Dan benar saja, kini tengah di lihatnya Jung Hea sedang menginjak-injak sebuah majalah. Soo Yun mendesah, ia tau Kalau sahabatnya itu sudah mengamuk, pasti ini ada hubungannya dengan....
"KEY!!! KEY!!! KEY!!!" teriak Jung Hea keras.
Soo Yun segera saja berjalan menghampiri sahabatnya itu, ia menepuk pundak Jung Hea agar gadis itu berbalik melihatnya.
Jung Hea berbalik, matanya membola karena kesal tapi terlihat sedikit memerah dan wajahnya tertekuk. Ia memandang Soo Yun beberapa saat sebelum akhirnya memeluk sahabatnya itu erat dan menumpahkan kekesalannya.
"aku pasti gila!" gumam Jung Hea antara kesal dan sedih. Soo Yun mendesah, ia tau sabahatnya ini sangat fanatik dan begitu terobsesi pada salah satu member boy band terkemuka yang kini tengah naik daun. Soo Yun mengelus-elus punggung Jung Hea berusaha menenangkan gadis itu.
"tenang sedikit, memangnya ada apa dengan Ke..y??" tanya Soo Yun yang meresa tersentak saat menyebut nama KEY.
Tunggu dulu, jadi... Ah.. Omo... Soo Yun pabo, dia lupa kalau orang yang di idolakan sahabatnya itu adalah Key, namja yang kini tengah sah menjadi calon suaminya.
Dengan takut-takut Soo Yun melepaskan pelukannya, "a..ada apa dengan Key?" tanyanya setengah berbisik seraya menyembunyikan tangan kirinya di belakang tubuhnya. Ia menggigit bibir, cincin itu masih melingkar manis di jarinya. Entah kenapa hal itu membuatnya takut Jung Hea akan mencurigainya dan bertanya lebih banyak. Selain takut Key akan mengamuk karena ada orang lain yang tau, Soo Yun malah lebih takut Jung Hea akan membunuhnya terlebih dahulu sebelum ia memberikan penjelasan. Pasalnya sahabatnya ini memang benar-benar fanatik.
"aku benci yeoja itu! Berani-berani nya dia jalan berduaan dengan Key! Dia pasti belum pernah merasakan serangan Lockets!" kata Jung Hea berapi-api.
"m..mwo?? Ye..yeoja mana? Si..siapa?" tanya Soo Yun takut + kaget. Jantungnya berdegub cepat, 'apa aku ketauan?? Gawat...' pekik Soo Yun dalam hati.
"itu, si Nicole menyebalkan!!" jawab Jung Hea emosi.
Mendengar bukan namanya yang di sebut, jelas saja membuat Soo Yun menghela nafas lega.
Hhh.. Ternyata bukan aku. Untunglah...' kata Soo Yun dalam hati. Ia mengelus-elus dadanya lega, kemudian ia mengangkat wajahnya dan memandang Jung Hea mengumbar senyum.
"memang kenapa dengan si ni.." Soo Yun terdiam.
Tunggu dulu. Tadi Jung Hea bilang siapa? Ni..nicole?? Nicole??' cecar Soo Yun dalam hati. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup cepat, rasa ingin taunya juga berubah menjadi sangat besar. Matanya membola, ia memandang Jung Hea penuh rasa ingin tau.
"kau bilang nicole?? Ada apa?? Kenapa? Siapa dia?? Apa dia punya hubungan istimewa dengan Key???" desak Soo Yun tak sabar.
Bukan nya menjawab, Jung Hea malah diam dan memandang Soo Yun heran. Keningnya berkerut.
"kenapa kau jadi histeris?" tanya Jung Hea bingung.
"eh?! Ah itu.. A,.ani,, aku hanya ingin tau. ceritakan padaku, ada apa dengan nicole dan Key??"
*****
Soo Yun berjalan kesal menuju mobil Key yang sudah nangkring di depan kampusnya. mulai hari ini, kedua orang tua mereka memaksa Key untuk selalu menjemput Soo Yun, dan memaksa Soo Yun untuk selalu menemani Key. Ini merupakan salah satu strategi orang tua mereka untuk mendekatkan Key dan Soo Yun satu sama lain.
Tapi masalahnya, bukan itu yang menyebabkan Soo Yun merasa amat kesal. ada hal yang lebih penting!
"Kau ini lambat sekali! Sudah ku bilang cepat sedikit!!" runtuk Key begitu Soo Yun masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya.
Soo Yun beralih menatap Key tajam. Kening Key berkerut, "apa??!" tanya Key bingung bercampur kesal.
"ini apa???!!! ada apa di antara kalian berdua!!" tembak Soo Yun langsung sambil memperlihatkan sebuah potongan majalah kusut tepat di depan mata Key.
"memang nya ada apa? Mana sini ku lihat!" Key merebut lembaran majalah itu dari Soo Yun.
Key memandang majalah itu sesaat, awalnya ia masih belum sadar sepenuhnya tentang artikel apa yang tertulis di sana, tapi sedetik kemudian matanya membola. Ia yang tadinya duduk malas bersandar di punggung kursi kemudinya mendadak menegakkan tubuhnya.
"m..mwo?? A..apa ini??" pekik Key shock.
"jadi... Kalian jalan berduaan? Malam-malam? dan itu di belakangku?!" kata Soo Yun tajam.
Key masih shock, di perhatikannya artikel itu dengan cermat. Di sana tertulis tentang isu-isu kedekatannya dengan Nicole, juga di lengkapi dengan gambar mereka berdua yang saat itu sedang jalan bersama.
"omo... Aku dalam masalah" gumam Key pelan.
"kau memang dalam masalah!! Jadi dia, wanita yang selalu mengirimkan pesan-pesan manis padamu itu??" sindir Soo Yun sinis.
Key melirik Soo Yun kesal. "ini bukan urusanmu! Jangan mengkritikku!"
"Ya'!! Tentu saja ini urusanku bodoh! Aku ini tunanganmu!" protes Soo Yun sembari memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
Key tidak membalas, ia hanya menatap Soo Yun sebal dan kembali memperhatikan artikel tadi.
"gawat.." gumam Key lagi.
Soo Yun melihat itu tentu saja merasa sebal. Tapi ia lebih marah pada tingkah Key yang seperti itu, jalan bersama yeoja lain! Apa begitu tingkah seorang namja yang sudah mempunyai calon isteri?!
Soo Yun melirik jari manis Key, keningnya berkerut. Jari manis Key kini tengah terbalut plaster luka, dan cincin pertunangan mereka tak ada di sana.
Soo Yun terdiam sesaat, entah kenapa tiba-tiba saja ia merasa kecewa. Raut wajah kesedihan mulai terukir di setiap garis wajahnya. Perasaan penuh amarah tadi menghilang begitu saja, yang ada kini hanyalah perasaan tak nyaman.
Yang benar saja, ia hingga kini masih menggunakan cincin itu. Ya memang benar cincin itu tidak bisa di lepas, tapi apa Key begitu membencinya hingga melakukan apa saja untuk melepaskan cincin itu dari jari manisnya bahkan sampai terluka.
Key yang merasa ada yang aneh dengan keheningan tiba-tiba pun beralih memandang Soo Yun. Key tampak bengong beberapa saat melihat perubahan sikap Soo Yun yang tiba-tiba, ia tampak murung. Key pun mengikuti arah pandang yeoja itu yang menatap lurus jari manisnya.
"ini hanya untuk menutupi cincinnya, tidak mungkin ku biarkan begitu saja, nanti semua orang akan curiga" jelas Key seraya membuka plaster tadi dan di bawahnya terlihat cincin pertunangan mereka masih melingkar dengan manis.
Soo Yun yang melihat itu awalnya sedikit terkejut, bagaimana Key bisa tau apa yang dia pikirkan? Tapi kemudian ia merasa sangat lega dan senang, ternyata Key tak melepaskan cincin itu. Namun walaupun begitu, tentu saja ia tak mau menunjukkan perasaan senangnya di depan Key.
"a..aku tidak peduli! Kau buang juga tidak apa-apa" jawab Soo Yun sewot seraya membuang muka ke luar jendela, tapi senyuman tipis tersungging di kedua sudut bibirnya. Ia tidak mengerti kenapa ia merasa begitu senang, tapi yang pasti ia merasa benar-benar menjadi lebih baik.
"tentang Nicole..." kata Key tiba-tiba.
Soo Yun mendongak. Lagi-lagi ia mendengar nama itu! Merusak suasana hatinya saja.
Perempuan itu lagi!' runtuk Soo Yun dalam hati.
"kenapa? kau mau mengaku kalau kalian berdua pacaran? Aku tida..."
"bukan! Makanya dengarkan aku dulu, kau ini berisik sekali. Aku tadi mau bilang kalau aku dan dia hanya teman! foto di artikel ini foto saat kami pergi membeli kado untuk teman kami waktu itu" jelas Key panjang lebar, tapi sedikitpun matanya tak berani memandang Soo Yun.
Sementara itu Soo Yun memandang Key diam.
Apa dia mencoba menjelaskan padaku? Apa dia tak ingin aku salah paham??'  gumam Soo Yun dalam hati.
Beberapa saat ia tampak berpikir lama, dan sedetik setelah itu sebuah senyuman manis tersungging di kedua sudut bibirnya.
******
Hanna diam sambil terus memandangi sebuah artikel dari sebuah majalah yang baru saja tadi di belinya. Ia mendesah, ia tampak lelah dengan semua ini.
Beberapa hari ini Hanna tampak banyak berpikir tentang semua masalahnya, baik itu tentang rasa sukanya pada Key, pertunangan Key, permasalahan Taemin dan Jonghyun yang ia tau itu semua karenanya di tambah lagi, gossip ini.
Hanna merasa lelah, sebenarnya ia tau, sejak awal Key pasti tidak akan mau menerimanya sebagai seorang yeoja, melainkan hanya sebagai seorang dongsaeng.tapi tetap saja saat itu ia nekat untuk pergi ke Seoul, Negara yang belum pernah ia kunjungi sejak ia lahir. Tapi rasa suka dan rindumya yamg sudah tak terbendung lagi itu memberinya semangat dan secercah harapan akan di terima baik di hati Key.
Hanna juga sudah mulai memilih untuk mengurung diri dan tak banyak bicara. Bahkan saat acara pertunangan Key dia sengaja tak datang. Itu hal yang normal baginya, yeoja mana yang dengan senang hati dating ke pesya pertunangan orang yang di sukainya dan mengucapkan selamat dengan penuh senyum.
Begitu lama Hanna berpikir, Ia tau Taemin menyukainya. Tapi kalau Jonghyun?? Hmm… dia tau namja bersuara indah itu tidak memiliki perasaan apapun padanya selama ini. Tapi ia hanya memilih diam dan berlagak tak perduli dengan pertengkaran Taemin dan Jonghyun. Itu bukan urusannya, tapi semakin lama ia malah semakin merasa bersalah.
Di sisi lain ia berpikir, tidak ada waktu untuk memikirkan orang-orang itu sedangkan masalahnya saja sudah menumpuk. Tapi walaubagaimanapun, semua masalah itu satu per satu harus ia selesaikan.
Drrttt..Drrttt…Drrttt…
Ponsel Hanna bergetar, menghambur semua lamunannya.
Hanna meraih ponselnya dan di sana tertulis ‘Mom memanggil’. Bukannya menjawab ia malah kembali meletakkan ponselnya di meja dan beranjak dari duduknya. Ia membuang majalah di tangannya di tempat sampah lalu berjalan keluar.
Ia berjalan lambat menuju dapur, di lihatnya Taemin tengah sibuk membaca buku sambil sesekali menyeruput minumannya. Hanna terdiam sesaat, ia memandnagi namja imut itu lama,saat itu, berbagai macam pikiran memenuhi kepalanya. Mendesaknya untuk bicara. Menyelesaikan semuanya.
“Taemin-ah, aku ingin bicara” tegur Hanna seraya berjalanmenghampiri Taemin di meja makan dan duduk di depannya. Taemin tiba-tiba saja tampak gugup, ia tersenyum canggung dan menutup bukunya. Dengan takut-takut ia memberanikan diri memandang yeoja cantik itu.
“Bisakah… kau berhenti menyukaiku?” Tanya Hanna tanpa ragu sedikitpun, yang berhasil membuat Taemin kaget bukan main.
“M..mwo?? ke..kenapa? Aku nyaman dengan perasaan ini” jawab Taemin bohong. Tentu saja itu bohong, karena sebenarnya ia benar-benar merasa tersiksa dengan perasaan ini, tidak akan ada habisnya jika memikirkan Hanna tiap kali ia menginginkan gadis itu.
“aku tidak menyukaimu, dan tidak akan menyukaimu. Percuma saja, aku hanya menyukai Key oppa jadi….” Belum lagi Hanna menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Taemin memotong.
“mungkin… Key hyung juga akan mengatakan itu padamu. ‘aku tidak menyukaimu, dan tidak akan menyukaimu’. Lalu jika begitu, apa kau akan menyerah dan melupakan perasaanmu?”
Hanna terdiam sesaat, ia memandang Taemin kaget lalu berusaha kembali bersikap biasa. Hanna membuang muka, ia menggigit bibir.
“Aku tau kau tidak akan membuang perasaan sukamu pada Key hyung begitu saja, dan begitupula aku. Ini adalah kali pertama di mana aku merasa benar-benar ingin memiliki seseorang… meskipun tidak mungkin bisa memiliki mu, tapi aku akan tetap menyukaimu. Ada pepatah yang bilang, cinta itu tak harus memiliki, jadi…”
“Berhenti! Jangan bersikap begitu padaku! Jangan bersikap baik padaku! Aku tidak menyukaimu!!” bentak Hanna gemetar.
“Walau aku tau ini menyakitkan, tapi lebih baik kau lupakan saja Key hyung. Dia sudah bertunangan dan dia….”
“Aku tidak mau dengar! Aku akan mendapatkannya, aku akan mendapatkan cinta Key oppa!!” teriak Hanna sembali membenamkan wajahnya di antara lipatan kedua tangannya di meja.
Hanna menangis. Ia terisak, ia tau… ia tau apa yang Taemin katakan itu benar, tapi ia tak mau mempercayainya. Ia tak mau tau, ia terlalu menyukai Key. Semua hal itu menyakitkan, benar-benarmembuat dadanya terasa sesak tiap kali memikirnya, benar-benar membuatnya hampir gila.
Taemin menunduk, ia hanya diam dan tak berani melihat Hanna yang menangis. Ia mengigit bibir dan tangannya mengepal kuat. Ruangan itu hening, yang terdengar hanyalah isakan tangis Hanna yang begitu memilukan dan menyayat hatinya.
Taemin menjadi kesal, benar-benar kesal. Menurutnya Hanna terlalu cengeng dan egois. Hanya memikirkan dirinya sendiri dan bersikap terlalu kekanak-kanakan, tapi justru itulah yang membuatnya tertarik dengan yeoja itu sejak pertama kali mereka bertemu. Dia juga banyak berpikir, kenapa cinta pertamanya jadi seburuk ini.
“Berhenti menangis…” ucap Taemin lirih.
“Ku mohon, jangan menangis lagi…” kata Taemin lagi saat measih belum mendapatkan respon dari Hanna.
Taemin kambali diam. Hanna tak mendengarkannya, yeoja itu masih menangis. Taemin menjadi semakin kesal. Ia marah, benar-benar marah! Hanna seharusnya sekali saja menuruti kata-katanya. Kenapa yeoja itu begitu keras kepala?! Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi.
“KU BILANG BERHENTI!!!” bentak Taemin sambil memukul meja dengan keras. Kali ini ia mengangkat wajahnya, dengan penuh keberanian di tatapnya Hanna yang terlonjak kaget dan juga memandangnya shock.
Tangis Hanna berhenti begitu dilihatnya kedua mata Taemin yang memerah karena hendak menangis. Namja yang biasanya terlihat polos dan manis itu kini berubah keras dan marah. Tak ada lagi senyum yang biasa tersungging di kedua sudut bibirnya, yang ada hanyalah tatapan tajam yang begitu menakutkan.
“Berhentilah bersikap seperti anak kecil! Lihat kenyataan, jangan bersikap semaumu!! Key hyung hanya menganggapmu sebagai adik, jadi berhentilah berharap yang berlebihan dan menyiksa dirimu terus seperti ini!!” ucap Taemin tegas dan marah. Nafasnya memburu dan juntungnya berdegup 3 kali lebih cepat di tambah lagi, ia bisa merasakan kedua tangan dan kakinya gemetar begitu di lihatnya Hanna yang tampak sangat terpukul dengan kata-katanya barusan.
Suasana kembali hening. Hanna menunduk dalam, sementara Taemin yang mulai merasa tenang tampak merasa sangat bersalah. Ia mengigit bibir.
“Mi..Mianhae…” ucap Taemin tiba-tiba.
Hanna masih menunduk, Taemin tampak semakin khawatir.
“Aku.. tidak bermaksud…”
“Ani..” potong Hanna yang tiba-tiba saja bersuara.
“Mungkin benar, aku kekanak-kanakan, aku egois…” lanjutnya pelan. Pundaknya kembali bergetar naik dan turun. Entah kenapa ia kembali menangis, suaranya juga menjadi sedikit serak.
“Ha..Hanna…” panggil Taemin lirih.
“memang benar… oppa hanya menganggapku sebagai adik…” lanjutnya dengan suara bergetar.
Taemin bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Hanna. Di gapainya pundak Hanna lembut penuh saying. Ia tau yeoja ini merasa sangat sakit sekarang.
“Tapi… aku sangat menyukainya..”
Sreettt..
Taemin menarik Hanna dan memeluknya. Ia memeluk gadis itu penuh kehangatan dan meluapkan semua rasa sukanya. Ia sudah hampir menangis saat di rasakannya air mata Hanna membasahi pakaiannya.
“apa aku salah?? Apa aku salah jika aku berharap dia juga akan menyukaiku??” Tanya Hanna di sela tangisnya. Ia menarik ujung baju Taemin dan membiarkan namja itu terus memeluknya.
“tidak, kau tidak salah… karena, apa yang kita rasakan sama…” jawab Taemin pelan, nyaris berbisik.
******
Key dengan penuh rasa ragu dan takut berjalan memasuki apartemen manager hyung nya. Tadi ia di telpon dan manager hyung terdengar sangat marah. Ia meminta Key untuk segera datang ke apartemennya dan saat itulah Key merasakan firasat buruk.
Key menarik nafas dalam-dalam dan mengumpulkan keberaniannya.
“Hhh… Baiklah, aku bisa menangani ini. Hyung tidak mungkin akan membunuhku hanya karena masalah seperti ini, tidak. Aku ini omset berharganya” ucap Key menyemangati, lebih tepatnya meyakinkan dirinya sendiri bahwa hal buruk tidak akan terjadi padanya begitu melewati pintu itu.
Cekrek
Key membuka pintu.
“Key, kau dalam masalah besar…” tegur seseorang tiba-tiba.
Key mengangkat wajahnya dan di lihatnya manager hyung duduk tepat di depannya dan menatapnya tajam. Tapi bukan itu masalahnya, mata Key membola saat di lihatnya siapa yang kini tengah duduk bersama manager hyung nya itu.
“Ni..Nicole?? Soo Yun??” serunya kaget.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar