Author : Puthrie Shairis As
Judul : ~ Honey ~
Genre :
Romance, komedi (?)
Type :
Series
Cast : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo
Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew
SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan
Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other
Cast : Park Jun Hea a.k.a Jung Hea, dan
Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)
Part
4
Soo Yun memandang Jung Hea heran. Ia berhenti
memberontak, perlahan ia mendongakkan kepalanya melihat wajah orang yang
membekapnya.
“Han Soo Yun, kita
harus bicara!” seru namja itu serius.
Soo Yun terdiam
membatu. Dia terperangah, matanya kini bertatapan tepat dengan kedua bola mata
namja itu. Wajah mereka begitu dekat, bahkan Soo Yun bisa merasakan hembusan
nafas dan bisa mencium wangi parfum namja itu.
Bagi Soo Yun, saat itu
waktu seakan berhenti, ia menatap wajah namja itu menyeluruh. Matanya bulat
besar, hidungnya mancung dan bibirnya seksi. Tatapan matanya begitu mempesona,
sungguh melebihi sosok pangeran yang selama ini pernah di bayangkannya.
“Mianhae, aku pinjam
dulu temanmu hari ini. Tidak apa-apa kan?” tanya namja tampan itu pada Jung Hea
yang masih berdiri diam di tempatnya.
“A..ah.. Ne,
gwenchana..” jawab Jung Hea gugup begitu tersadar dari lamunannya.
“Gomawo..” jawab namja
tampan itu mengumbar senyuman manisnya dan menarik lengan Soo Yun lembut untuk
mengikutinya. Jung Hea manatap kepergian Soo Yun dan namja tampan itu dalam
diam, dia masih belum bisa mempercayai apa yang baru saja di lihatnya.
“itu… dia… membawa Soo
Yun?? Tapi.. itu…” Jung Hea masih menatap namja itu dari kejauhan. Otaknya
berpikir keras, berusaha mencari suatu jawaban yang pasti.
“Aigo.. Ayolah Jung
Hea… aku tau namja itu.. aku tau…” gumam Jung Hea seraya memukul-mukul
kepalanya.
Sementara itu, Soo Yun
masih belum tersadar dari lamunannya. Ia tampak bingung dan kaget, tetapi ia
sama sekali tak memberontak begitu namja itu menarik lengannya dan membawanya
pergi.
Soo Yun menatap
punggung lebar namja itu lama, lalu beralih melirik wajahnya. Namja itu sangat
tampan, tubuhnya juga tinggi tegap, namja ini benar-benar membuat Soo Yun
semakin penasaran.
“KYaaaaaa……
Minho!!!!!!!!!!!!” Teriak Jung Hea tiba-tiba yang mengagetkan Soo Yun dan
membuat langkah namja tampan itu terhenti.
Soo Yun menatap namja
itu heran, “Min..minho..??” ulang Soo Yun ragu.
Namja itu meliriknya
dan menyeringai lebar, ia menggeleng-geleng kepalanya beberapa kali sebelum
akhirnya menarik lengan Soo Yun keras dan mengajaknya berlari.
“Mwo?? Hwaa…. Hei.. apa
yang kau lakukan? Kenapa tiba-tiba berlari?!!!” teriak Soo Yun keras seraya
berusaha mengimbangi langkah kaki namja itu yang mulai berlari semakin cepat.
“Menurutmu??” goda
namja itu seraya melirik Soo Yun dan kembali menyeringai lebar, menikmati
setiap terpaan angin di wajahnya. Kening Soo Yun berkerut, entah kenapa
tiba-tiba saja instingnya memaksa kepalanya untuk menengok ke belakang.
“Hiiiiaaa….” Pekik Soo
Yun kaget begitu di lihatnya beberapa yeoja berlari mengejar mereka, termasuk
Jung Hea yang terlihat di barisan paling depan.
“MINHO..!!!!!”
“MINHO..!!!!!”
“MINHO……………..!!!!!!!”
terikan demi teriakan itu mulai terdengar semakin keras. Soo Yun tampak semakin
panic, tetapi langkah kakinya mulai melambat, keringat sudah mulai meluncur
keluar dari setiap pori-pori kulit wajahnya.
Minho melirik Soo Yun
yang mulai kualahan, otaknya mulai berpikir mencari jalan keluar, semua
kejadian ini benar-benar di luar dugaannya.
“Aigo.. bagaimana
ini??” gumam Minho bingung seraya menggigit bibir bawahnya kuat.
Matanya mulai memandang
jalan di depannya menyeluruh, semua orang mulai tampak memperhatikannya, Minho
merasa semakin tersudut, ia sudah hampir putus asa saat iya melihat sebuah gang
kecil di belakang tong sampah besar di samping dua toko baju di perempatan
jalan. Tanpa banyak berpikir lagi, ia menarik lengan Soo Yun keras dan
membawanya menyelinap masuk di gang kecil dan gelap di sana. Soo Yun sudah
benar-benar di ujung tenaganya hanya menurut tanpa memberontak sedikitpun.
“Hhh…Hhh…Hhh…” Soo Yun
menyandarkan punggungnya di dinding gang, kakinya lelah, lututnya mulai lemas,
ia merosot turun hingga akhirnya terduduk di tanah dengan kaki yang tertekuk di
depan dada. Soo Yun membenamkan wajahnya di antara kedua kakinya dalam-dalam,
berusaha untuk menetralkan debaran jantung dan nafasnya.
Sementara itu Minho
masih mengawasi dari balik tong sampah besar di depannya, berharap tak ada
seorangpun yang berhasil menemukannya.
“Minho…?!”
“Minho?!” terdengar
beberapa yeoja masih memanggil namanya, tetapi suara itu mulai terdengar
menjauh hingga akhirnya benar-benar lenyap dari pendengarannya.
“Hhh…” Minho menghela
nafas lega, ia menyandarkan punggungnya ke dinding, lalu melirik Soo Yun yang
sudah terkulai lewas di sampingnya, entah kenapa, senyuman manis justru
mengembang di kedua sudut bibirnya.
“Kau tidak apa-apa?”
tanya Minho seraya berjongkok untuk menyetarakan dirinya dengan Soo Yun.
Soo Yun mengangkat
wajahnya, ia terlihat kesal tetapi tak ada satu katapun yang keluar dari bibir
kecilnya. Minho kembali menyunggingkan senyuman manisnya, ia beralih membantu
Soo Yun berdiri.
“Mianhae, aku tidak
menduga ini akan terjadi” ucapnya tulus.
“Lagi…” kata Soo Yun
akhirnya.
“Ini terjadi lagi!!
Kenapa aku selalu sial? Baru saja semalam rasanya aku mengalami ini, di kafe
itu… Oh tuhan… apa dosaku?!” runtuk Soo Yun miris. Minho kembali mengumbar
senyum, Soo Yun menatapnya semakin kesal.
“kenapa kau selalu
tersenyum? Apa menurutmu ini lucu?!” gerutu Soo Yun sebal.
“Mianhae, bukan begitu.
Ayo, aku traktir kau makan, lagipula aku sudah bilang, ada yang ingin aku
bicarakan denganmu!” jawab Minho seraya berjalan perlahan keluar.
Soo Yun menatap
punggung Minho beberapa saat, sebenarnya dia benar-benar kesal sekarang, tapi
entah kenapa, melihat Minho dan senyumannya, ia jadi merasa semua kejadian
barusan benar-benar lelucon dan kekonyolan.
Soo Yun mengumbar
senyum tipis, ia menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali. “ini semua
benar-benar hal tergila yang pernah aku alami dalam hidupku!” gumamnya menahan
tawa.
*****
“Annyeong, sampai jumpa
besok Hanna!” pamit namja-namja itu akhirnya. Bel tanda pulang baru saja
terdengar beberapa menit lalu, tapi kelas sudah mulai sepi, tampaknya para
siswa tampak senang karena hari ini sekolah berakhir lebih cepat dari biasanya.
Taemin masih duduk di
tempatnya, ia memandang Hanna di depannya lama. Matanya terus memperhatikan
yeoja itu sedari tadi, sejak tadi pagi, ia bahkan belum ada bicara satu katapun
dengannya. Taemin tampak gugup dan ragu, ingin rasanya ia menyapa yeoja di
depannya itu, tapi perasaan takut akan penolakan selalu menghantuinya.
“kenapa kau terus
menatapku?” tegur Hanna tiba-tiba tanpa menoleh sedikitpun. Taemin tersentak
kaget, ia tampak panic dan gelagapan.
Ba..bagaimana
dia bisa tau?? Pikir Taemin.
“Hari ini pulang cepat,
tapi aku belum ingin kembali ke rumah. Aku ingin jalan-jalan!” ucap Hanna
seraya berdiri dari duduknya.
“Kau harus menemaniku!”
lanjutnya seraya sedikit mendongak ke belakang.
“Mwo? A..Aku??” tanya
Taemin kaget.
“Ne, waeyo? Kau tidak
mau?” tanya Hanna lagi, kini ia berbalik dan menatap Taemin.
“A..Anio, bukan begitu,
aku…”
“Kajja, aku ingin pergi
ke bioskop!” potong Hanna seraya berjalan menuju pintu keluar. “Aa…Ne.. tunggu aku!”
jawab Taemin cepat seraya berjalan cepat untuk mengimbangi langkah Hanna.
*****
Sruuupp…
Soo Yun menghabiskan
botol air mineral keduanya, kelihatannya adengan berlari tadi benar-benar
berhasil membuatnya dehidrasi tingkat tinggi.
“Hhh… astaga, aku sudah
menghabiskan dua botol!” celetuk Soo Yun tak percaya. Minho kambali tersenyum
tipis, ia benar-benar menjadi merasa bersalah dengan yeoja di depannya itu.
Kini mereka berada di
sebuah kafe yang terletak tak begitu jauh dari tempat mereka bersembunyi tadi,
mereka memilih meja yang berada di pojokkan kafe, berusaha agar tak lagi
menjadi pusat perhatian, dan untuk mengatasi adanya orang yang mengenali mereka
(baca: Minho).
“kau tambah satu botol
lagi?” tanya Minho. Soo Yun menggeleng, ia lalu melipat kedua tangannya di atas
meja dan menatap Minho lurus.
“jadi, apa yang ingin
kau bicarakan denganku? Aku bahkan tak mengenalmu. Apa kita pernah bertemu
sebelumnya?” tanya Soo Yun tak sabar.
“Aku pikir… kita pernah
bertemu. Mmm… kau ingat, semalam, di kafe, kim kibum dan teman-temannya” jelas
Minho. Kening Soo Yun berkerut, “kim kibum? Kafe? Teman-temannya?” ulang Soo
Yun.
“Ah benar! Namja tidak
tau sopan santun itu! Jadi kau salah satu dari temannya waktu itu?” tanya Soo
Yun.
“benar.” Jawab Minho
mengumbar senyum.
“aku tau kalau kalian,
umm… di jodohkan. Tapi, Mianhae sebelumnya, Kibum, dia itu.. maksudku kami..
sebenarnya tidak diperbolehkan untuk pacaran oleh managemen kami, jadi kami
harap kau jangan bocorkan masalah perjodohan ini untuk sementara waktu!” jelas
Minho to the point.
“hey, aku juga tak suka
dengan perjodohan ini!” gerutu Soo Yun.
“Oh, ne aku tau, tapi
maksudku….”
“Ne..ne… aku paham
maksudmu. Aku tidak akan membocorkannya!” janji Soo Yun kesal.
Sejak
awal aku memang sudah punya firasat buruk tentang perjodohan ini!
Gumam Soo Yun dalam hati.
*****
“Hiiiaaaaa…..!!!!!”
pekik Taemin keras seraya mengangkat tas sekolahnya agar menutupi wajahnya. Soo
Yun melirik Taemin malas, kini mereka sudah berada di bioskop. Hanna memilih
untuk menonton film horror, tapi sejak tadi justru Taemin yang terus histeris
dan berteriak ketakutan setiap hantu di dalam film muncul.
“Hey, kenapa ka uterus
beteriak!” tegur Hanna kesal.
“Hantunya mengerikan.
Apa kau tidak takut? Sejak awal aku sudah bilang kita menonton film romace
saja!” jawab Taemin tanpa berani menatap layar film di depan.
“kau pikir aku bodoh?
Kalau seorang namja dan yeoja pergi berdua ke bioskop dan menonton film
romance, itu namanya kencan! Dan aku hanya mau kencan dengan Key oppa!!” jawab
Hanna sewot.
Mendengar itu taemin
menyeringai lebar, “kau benar, tapi.. bukankah kita memang sedang berkencan?”
goda Taemin jail.
Plaakkk
Hanna memukul kepala
Taemin keras.
“Aww…” pekik Taemin
seraya mengelus-elus kepalanya. “kenapa kau memukulku?!”
“itu balasan untuk
kata-katamu tadi. Kita tidak berkencan! Kau sama sekali bukan tipeku!!” jawab
Hanna cuek seraya mencomot popcornnya.
“benarkah? Memangnya
tipemu seperti apa? seperti Key hyung?” tanya Taemin penasaran.
“kau sudah tau sendiri
jawabannya…” jawab Hanna tanpa mengalihkan pandangannya dari layar film di
depan.
Taemin dia sejenak,
otaknya mulai berpikir.
“seperti.. Key hyung?
Kau suka laki-laki yang cerewet?” tanya Taemin refleks. Mendengar itu dengan
cepat Hanna menoleh dan menatap Taemin tajam.
“siapa yang kau maksud
cerewet!!” bentak Hanna sebal. Taemin menyeringai lebar, ia tertawa menahan
rasa malu dan takut “hehehe… Mianhae, aku keceplosan. Key hyung orang yang
baik.. sungguh!” ralat Taemin.
Hanna mengangguk-angguk
setuju, “tepat sekali! Nah sekarang coba lihat filmnya. Hantunya tidak
menyeramkan!” ucap Hanna seraya mengalihkan pandangannya pada layar film di
depan. Tapi pada saat yang bersamaan, di detik yang sama wajah hantu dari dalam
film muncul dan mengagetkan semua orang.
“KYaaaaaaaaaaa……………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Pekik Hanna keras. sementara Taemin, dia terdiam membatu seribu bahasa,
tampaknya malam ini ia akan sulit untuk tidur.
“Aigo… kenapa setannya
muncul tiba-tiba sih? Ngagetin aja!!” gerutu Hanna begitu mereka keluar dari
bioskop. Taemin yang mendengar itu hanya tersenyum kecut, “aku sudah bilangkan,
hantu itu menyeramkan!” jawabnya pelan.
Langkah Hanna tiba-tiba
terhenti, sesuatu di depan benar-benar menarik perhatiannya.
“bukankah itu…” kata-kata
Hanna menggantung. Kening Taemin berkerut, ia lalu mengikuti arah pandang Hanna
dan.. “bukankah itu Minho hyung?!” seru Taemin kaget.
“dia bersama yeoja!
Siapa dia??” tanya Hanna penasaran sembari memincingkan matanya berusaha
melihat wajah yeoja yang kini duduk di depan Minho.
“itu, Noona yang
kemarin?!” gumam Taemin ragu. Hanna menoleh cepat dan memandnag Taemin penuh
rasa ingin tau, “kau mengenalnya? Siapa dia?” tanya Hanna penasaran.
“Eee… aku tidak yakin,
tapi.. itu sepertinya Noona yang menjadi calon isteri…” kata-kata Taemin
terhenti. Dengan cepat ia membekap mulutnya sendiri, ia melirik Hanna yang
menatapnya bingung.
“siapa? Calon isteri
siapa??” desak Hanna tak sabar.
“A..Anio. hehehe…
lupakan saja, sepertinya bukan, aku salah mengenali orang” ralat Taemin cepat.
Kening Hanna berkerut, “benarkah?” tanya Hanna penuh rasa curiga.
“Nn..ne.. aku salah”
jawab Taemin gugup. Hanna mengalihkan pandangannya pada yeoja tadi, ia menatap
yeoja itu dalam, entah kenapa, tiba-tiba saja ia merasa tidak menyukai yeoja
itu.
Aku
tidak suka yeoja itu! Pikirnya.
*****
“Annyeong… kami
pulang!” seru Taemin dan Hanna bersamaan begitu menginjakkan kaki di depan
pintu dorm.
“Wah, kalian sudah
pulang?!” jawab Jonghyun yang sedang asyik menonton tv di ruang depan.
“Ne hyung” jawab Taemin
seraya berjalan mendekatinya dan duduk di sofa. Sementara Hanna tanpa banyak
bicara langsung masuk ke dalam kamarnya.
“darimana kalian?! Hari
pertama Hanna sekolah dan kalian sudah pulang bersama. Seperti sepasang
kekasih!” goda Jonghyun menyeringai lebar. Taemin balas menyeringai, “kami tadi
pergi nonton ke bioskop!” cerita Taemin bangga.
“Mwo? Secepat itukah??”
seru Jonghyun kaget.
“Hehehe… tapi dia
bilang itu bukan kencan!” jawab Taemin cengegesan. Jonghyun merangkul leher
Taemin dan berbisik “dia cantik, kau pasti menyukainya bukan?!” tanya Jonghyun
genit.
“Ahahaha.. hyung, kau
ini!” jawab Taemin malu seraya melepaskan rangkulan Jonghyun.
“dimana Key hyung dan
Onew hyung?” tanya Taemin mengalihkan pembicaraan.
“Ooh, mereka ada
pekerjaan, mungkin pulangnya larut malam!” jawab Jonghyun santai. Taemin
mengangguk-angguk mengerti, tapi beberapa detik kemudian ia kembali teringat
kejadian tadi siang.
“hyung, tadi aku
melihat Minho hyung dan Soo Yun noona di kafe berdua!” cerita Taemin tiba-tiba.
“Ne aku tau, aku, Onew dan Key sudah membicarakannya tadi pagi. Dan kami
memilih Minho untuk bicara dengan gadis itu!” jawab Jonghyun tanpa mengalihkan
pandangannya dari tv.
“Benarkah?! Kalian
tidak menungajakku untuk berunding?!” tanya Taemin kecewa.
“Kau kan sekolah,
terlalu lama untuk menunggumu pulang. Lagipula, bukankah kau harus menemui
menager hyung di kantor managemen??” kata Jonghyun mengingatkan.
“Mwo? Benarkah?!” tanya
Taemin kaget. “Aigo.. aku belum mandi!!” pekik Taemin panik seraya begegas
masuk ke dalam kamar lalu menuju kamar mandi.
Jonghyun hanya
geleng-geleng kepala melihat tingkah Taemin, “kau masih muda, harusnya kau
ingat!” teriak Jonghyun tak habis pikir.
*****
Tek..tek..tek..tek..
Bunyi detak jarum jam
terdengar jelas. Malam ini dorm benar-benar sepi, semua orang belum pulang
padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Jonghyun yang menemani Hanna di
dorm sudah terlelap sendari tadi di kamarnya. Sementara Hanna sedetikpun masih
belum bisa menutup matanya.
Bayangan akan wajah
hantu dari film yang tadi siang di tontonnya terus membayanginya. Hanna
bergidik ngeri, dorm ini terlalu sunyi, membuatnya benar-benar merasa takut.
Berkali-kali Hanna
berusaha untuk tidur, tapi selalu gagal. Untuk pertama kalinya ia harus
mengakui, ia takut tidur sendirian.
“Omonna, harusnya kau
mendengarkan Taemin tadi! Mungkin akan lebih baik kalau kami menonton film
romace!” sesal Hanna.
Setelah lama berpikir,
akhirnya Hanna bangun dari tidurnya dan beranjak keluar. Ia menyeret boneka
beruang besar kesayangannya dan berjalan menuju kamar sebelah. Perlahan
dibukanya pintu, dan memandang ke penjuru kamar, terlihat Jonghyun sudah
tertidur pulas di tempat tidurnya.
“Aku akan tidur di sini
sampai Key oppa pulang!” pikir Hanna seraya berjalan masuk dan merebahkan
tubuhnya di tempat tidur berseprai pink di pojokkan. Setelah sekian lama,
akhirnya Hanna mulai bisa memejamkan matanya, tapi tiba-tiba…
“Nuh nan neo muh yeh bbeo
Keu keu nyeo reul boh neun nah neun mee chyeo
Hah hah jee man ee jehn jee chyeo
Replay Replay Replay”
Keu keu nyeo reul boh neun nah neun mee chyeo
Hah hah jee man ee jehn jee chyeo
Replay Replay Replay”
Terdengar
seseorang bernyanyi. Hanna terbagun dari tidurnya, ia bangkit dan duduk, lalu
lagu itu terdengar lagi.
“Chuh eok ee nae mam eul hahl kweo eoh
Ah ah pah seo ee jehn mam eul goh chyeo
Dah dah gah oohl ee byeol eeh nan
Replay Replay Replay”
Ah ah pah seo ee jehn mam eul goh chyeo
Dah dah gah oohl ee byeol eeh nan
Replay Replay Replay”
Hanna
menengok ke sumber suara, dan disana terlihat Jonghyun sedang bernyanyi dalam
tidurnya.
“Mwo?”
pekik Hanna kaget.
“dia
bernyanyi sambil tidur?” lanjutnya tak percaya. Untuk beberapa saat Hanna masih
bengong sembari memandangi Jonghyun yang masih terus asyik dengan lagunya.
“Aaahh…”
desah Hanna seraya kemabli berbaring dan menutupi telinganya dengan selimut.
Selama beberapa menit terus begitu, Hanna masih menunggu hingga lagu itu habis
dan Jonghyun kembali diam. Tapi na’asnya, kini sudah hampir jam 12 dan Jonghyun
masih MENYANYI!!!
“Hiiiiaaaa….
Apa dia akan menyanyi satu album?!!” gerutu Hanna kesal seraya bangkit dari
tidurnya. Hanna menatap Jonghyun kesal, ia lalu melirik boneka beruangnya,
tanpa banyak bicara ia menarik boneka beruangnya dan melemparkannya tepat ke
kepala Jonghyun.
Buukkk
Boneka
beruangnya sukses mengenai kepala Jonghyun sebelum akhirnya jatuh ke lantai.
Jonghyun terbangun, ia terduduk di tempat tidurnya. Hanna tersenyum puas, tapi
beberapa detik kemudian…
“*a.mi.go!
Keunyeol boda naega michyeo
A.mi.go!
Iri sone an jabhyeo
A.mi.go!
Yonggi nae naneun pitch up!
Eoddeokhae eoddeokhae”
Keunyeol boda naega michyeo
A.mi.go!
Iri sone an jabhyeo
A.mi.go!
Yonggi nae naneun pitch up!
Eoddeokhae eoddeokhae”
Jonghyun
kembali tidur dan BERNYANYI lagi!
“Mwo?
Kau pasti bercanda!!!” pekik Hanna shock. Ia menatap Jonghyun tak berkedip
selama beberapa saat.
“Aigo…”
runtuk Hanna akhirnya seraya kembali berbaring dan menutupi telinganya dengan
bantal. “Aarrgghhh… ini gila!!!” pekiknya tak tahan.
Jonghyun
terus bernyanyi, kini jam sudah menujukkan pukul setengah satu malam dan Hanna
sedetikpun belum juga bisa menutup matanya.
“Omonna
aku sudah tidak tahan!!!” seru Hanna akhirnya begitu berada di puncak rasa
kesabarannya. Ia bangkit dari tidurnya dan berjalan menghampiri Jonghyun.
Ia
naik ke tampat tidur Jonghyun dan naik ke atas tubuh Jonghyun. Dia duduk di
atas kedua paha kaki Jonghyun dan mengambil boneka beruangnya yang tergeletak
di lantai.
“Bisakah
kau diam?!!” teriak Hanna seraya memukul-mukul dada Jonghyun dengan boneka
beruangnya.
“Aku
mohon diam!!! Aku mau tidur!!!” seru Hanna masih sambil memukul-mukul Jonghyun
dengan bonekanya. Tapi apa dikata, Jonghyun bahkan tak membuka matanya
sedikitpun.
Cerkrek!!
Terdengar
pintu kamar di buka.
“Huuaaaaa……….!!!!!!!!
Apa yang kau lakukan?!!!!!” Pekik Onew histeris begitu muncul dari balik pintu
dan mendapati Hanna yang duduk di atas tubuh Jonghyun.
“Hyung!
Kenapa berteriak?!!” Maki Key yang juga muncul di belakang Onew. Key mengikuti
arah pandangan Onew dan..
“Hhiiiaaaa….
Hanna!!!” pekiknya tak kalah keras.
“kalian
berdua sedang apa???!!!” teriak Onew dan Key bersamaan.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar