Judul : ~ Honey ~
Genre :
Romance, komedi (?)
Type :
Series
Cast : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo
Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew
SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan
Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other
Cast : Park Jun Hea a.k.a Jung Hea, dan
Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)
Part
13
“Aku, aku menyukai…
Minho! Choi Minho… tapi.. gara-gara kau… gara-gara kau.. Hek.. aku dan dia..
hek”
“Mwo? Apa katamu?!!”
seru Key kaget. Ia terdiam. Matanya menatap Soo Yun lekat.
Benarkah? Apa yang dia
katakan tadi? Dia suka siapa? Minho? Choi Minho?’ hati Key bertanya-tanya.
“Kau… kau.. benar-benar
menyebalkan! Hek… Andai saja kau tak ada… hek.. dan pertunangan bodoh ini…
hek.. aku pasti sudah bersamanya.. hek” kata SOo Yun semakin menjadi-jadi
sembari merangkak ke tempat tidur dan merebahkan dirinya di sana.
Key masih diam. Ia
masih tak percaya, apa benar? Apa Soo Yun bersungguh-sungguh? Tapi dia kan
mabuk? Ah biasanya justru orang yang sedang mabuklah yang selalu mengatakan
yang sejujurnya.
“kau menyukai Choi
Minho? Apa dia juga menyukaimu?” tanya Key berubah serius. Ia tau mungkin ini
gila mengajak bicara yeoja yang sedang mabuk, tapi rasa ingin tahunya sudah tak
bisa di bendung lagi.
“Tentu saja! Kami
bahkan sudah berkencan…” jawab Soo Yun pelan sebelum akhirnya benar-benar
tertidur.
Duaarrrr~
Kata-kata Soo Yun
barusan bagaikan petir yang menyambar Key membabi buta. Key tertegun. Raut
wajahnya masih menampakkan rasa ketidak percayaan. Berkali-kali ia melirik Soo
Yun shock.
“Jadi… mereka bahkan
pergi berkencan di belakangku? Benarkah?” gumam Key masih tak percaya dengan
apa yang di dengarnya.
“Huh’ ini memalukkan sekali!”
tambahnya seraya mengambil sebotol arak yang tersisa dan meminumnya membabi
buta hingga tetes terakhir.
“hahaha… hek… Minho?
Choi Minho? Hek… keterla..luan!” seru Key marah di tengah kesadarannya yang
mulai menghilang karena mabuk. Ia melemparkan botol arak di tangannya hingga
menghantam dinding dan pecah.
Key pun bangkit dari
duduknya dan berjalan terhuyung-huyung menuju tempat tidur dan mendekati SOo
yun. Wajah Key terlihat merah karena mabuk. Sesekali Key jatuh terjerembab di
lantai, lalu bangkit dan berjalan lagi.
Begitu sampai di tempat
tidur, ia merebahkan diri di samping Soo Yun dan memandangi wajah manis gadis
itu kesal.
“Kau… Han Soo Yun..
Kau.. menyebalkan! Hek.. berani sekali kau… jalan dengannya! Hek..” Key
menujuk-nunjuk kening SOo Yun dengan jari telunjuknya.
“Uu’uh….” Soo Yun menepis tangan Key dan berbalik
membelakangi namja itu masih dengan mata tertutup.
“Hey..! Han Soo Yun…
kesini kau…!” Key menarik tubuh Soo Yun untuk kembali berbalik menghadapnya.
Soo Yun yang sudah tak sadarkan diri lagi mengikuti arah tarikan Key.
Key memandangi SOo Yun
dengan tatapan matanya yang mulai memudar. Entah keberanian dari mana, Key
menarik Soo Yun mendekat dan mendekap yeoja itu dengan sisa tenaganya.
“kau itu…milikku” gumam
Key sebelum akhirnya benar-benar tertidur pulas.
******
Umma Appa Key dan Soo
Yun tampak panik. Kini mereka sudah tiba di rumah dan baru sadar kalau putera
dan puteri mereka tidak ada ==’. Entah karena terlalu asyik menikmati acara
semalam mereka sampai melupakan kedua tokoh utama dari pesta itu sendiri.
Umma Key berkali-kali
mencoba untuk menghubungi ponsel Key tapi tidak di angkat, begitu pula dengan
umma Soo Yun. Kedua wanita paruh baya itu semakin terlihat khawatir dan cemas.
“bagaimana ini?
Jangan-jangan semalam mereka terjun ke laut karena tidak rela dengan
pertunangan ini!” duga eomma Soo Yun asal.
“tidak mungkin,
jangan-jangan mereka lari bersama dan memutuskan untuk tidak pulang!” ralat
eomma Key tak kalah panik.
“Itu lebih tidak
mungkin lagi, buat apa mereka terjun ataupun lari bersama. Mereka kan tidak
saling menyukai, beda ceritanya jika mejalani cinta tak di restui ==’!” sambung
Appa Soo Yun malu melihat tingkah kedua wanita paruh baya itu.
“benar juga. Coba ku
telpon teman-teman Key, mungkin Soo Yun ikut ke apartemen mereka semalam” seru
eomma Key tiba-tiba sambil mulai menekan beberapa nomor di ponselnya.
“yeoboseyo?”
sapa orang di sebrang.
“ Oh, Jinki? Ini eomma
Key, apa Key dan Soo Yun ada di sana bersama kalian?” tanya eomma Key to the
point.
“Key?
Soo Yun? Ani, mereka tidak bersama kami. Bukankah mereka berdua pulang bersama
kalian?” tanya Onew
ikutan bingung.
“benarkah? Lalu kemana
mereka?” gumam eomma Key frustasi.
“Waeyo?
Apa terjadi sesuatu?” tanya Onew cemas.
“Ah, ani. Tidak terjadi
apa-apa. baiklah, gomawo jinki-ssi” eomma Key memutuskan hubungan telepon.
Wajahnya tampak lesu dan kecewa.
“tidak bersama mereka,
lalu dimana?” tanya eomma Soo Yun bingung.
******
Onew memandangi
ponselnya bingung. Keningnya bertaut, ia garuk-garuk kepala.
“Apa Key tidak bersama orang
tuanya? Lalu dia kemana?” tanya Onew bingung.
Hanna yang baru saja
bangun dari tidurnya dan hendak beranjak mengambil segelas air di kulkas
mengurungkan niatnya. Secara tak sengaja ia mendengar kata-kata Onew barusan.
Di liriknya namja bermata sipit yang kini tengah mencoba untuk membuat sarapan
itu.
Wajah Hanna semakin
terlihat murung.
“Key oppa tidak
pulang?” tanya Hanna tiba-tiba.
“Oh, Hanna-ssi. Sejak
kapan kau di sana? Benar, kelihatannya dia juga tidak sedang bersama orang
tuanya sekarang” jawab Onew yang mendongak memandang Hanna sebentar sebelum
akhirnya kembali fokus pada masakannya.
Hanna menuduk. Ia hanya
diam dan berjalan perlahan kembali ke kamarnya.
Minho memasuki dapur,
di pintu ia berpapasan dengan Hanna. Keningnya berkerut, ia mamandangi gadis
itu hingga menghilang di balik pintu kamarnya.
“Waeyo hyung? Apa
terjadi sesuatu?” tanya Minho bingung.
“Oh Minho. Ani tidak
ada apa-apa, hanya saja tadi eomma Key menelponku, mereka menanyakan apakah Key
dan Soo Yun bersama kita” jawab Onew tanpa beralih dari kompornya sedikitpun.
Kening Minho berkerut,
“Key dan Soo Yun tidak bersama orangtua mereka?”
“Aku juga bingung, tapi
kelihatannya begitu. Haiiss.. kemana lagi namja super cerewet itu! Membuat
masalah semakin besar saja!” keluh Onew.
Minho terdiam, otaknya
berpikir.
Kalau tidak berasama
appa dan eommanya… lalu, di mana mereka sekarang?’ hati Minho bertanya-tanya.
******
Key mulai membuka
matanya, cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela ruangan itu
mulai menyakiti matanya. Key baru akan mengangkat lengannya untuk melindungi
matanya saat di rasakannya sesuatu menahannya.
Key mendongak, di
lihatnya Soo Yun masih tertidur pulas sambil memeluknya. Kaki panjang gadis
manis itu menjepit kedua kaki Key. Key masih belum bisa menyadari apa yang
sedang terjadi saat itu, ia masih diam dan memandangi yeoja itu beberapa saat.
Hembusan angin yang
menggelitiknya tiba-tiba saja menyadarkan Key akan sesuatu. Ia merasa
kedinginan, saat ia melihat tubuhnya, matanya terbelalak seakan ingin melompat
keluar. Kancing bajunya terbuka sehingga memperlihatkan dadanya yang kerempeng
(?).
Belum lagi Key sempat
berpikir dengan apa yang akan ia lakukan setelah itu tiba-tiba saja Soo Yun
mendesah dan semakin memeluk tubuhnya erat.
“Uugghh…” gumam Soo Yun
pelan.
Key tetap diam. Ia
memandangi wajah gadis itu beberapa saat, saat tertidut pulas seperti ini ia
terlihat semakin manis. Key memandangi setiap lekuk dan garis-garis wajahnya.
Mulai dari mata, hidung lalu bibir kecil gadis itu.
Key menelan ludah.
Deg…Deg…Deg…
Tiba-tiba saja di
rasakannya debaran jantungnya berpacu semakin cepat. Key panik, ia tak mengerti
kenapa tiba-tiba ia merasakan perasaan aneh seperti ini. Key baru saja akan
melepaskan diri dari gadis itu saat tiba-tiba SOo Yun membuka matanya dan
menengadahkan wajahnya memandang Key.
Tatapan mereka bertemu.
Key membatu, entah apa yang membuatnya begini, tapi tiba-tiba saja ia merasakan
tubuhnya tak bisa bergerak. Sementara Soo Yun masih dengan wajah tampak
ekspresi terus memandangi Key dengan tenang. Tampaknya ia belum sadar
sepenuhnya.
Selama beberapa detik
mereka terus begitu. Saling berpandangan, ruangan itu menjadi semakin hening.
Yang terdengar hanyalah suara kicauan burung dan desiran ombak.
Awalnya Soo Yun masih
bengong sambil garuk-garuk kepala dan hendak beranjak tidur lagi, tapi
tiba-tiba saja, entah siapa yang menyadarkannya, Soo Yun memandangi kakinya
yang mengapit kedua kaki Key lalu beralih pada tangannya yang kini berada di
atas dada bidang Key.
Mata Soo Yun kini
terbuka sepenuhnya, ia tercengang. Lalu di dongakkannya kepalanya dan kini bisa
di lihatnya wajah Key dengan sangat jelas. Mata SOo Yun terbelalak, mulutnya
tebuka lebar hingga membentuk sebuah huruf O besar.
“KYaaa….!!!!!!!!!!”
Teriak Soo Yun tiba-tiba seraya bangkit dari tidurnya dan menendang Key agar
menjauh darinya.
“hey..hey… hentikan!
Hey!!” pekik Key shock yang mendapatkan tendangan membabi-buta dari Soo Yun.
Soo Yun tak peduli, ia terus menendangi Key hingga namja itu jatuh terjungkal
dari tempat tidurnya.
Soo Yun memandang Key
shock, sementara kedua tangannya meraba-raba pakaian di tubuhnya. Ia menghela
nafas lega saat di lihatnya pakaiannya masih berada di tempat yang memang
seharusnya.
“Ya’!! Apa yang kau
lakukan!! Dasar namja mesum!!” teriak Soo Yun keras seraya melempari Key dengan
bantal.
“Hey, aku tidak
melakukan apapun! Kau yang memelukku! Kau tadi lihat sendiri!” elak Key seraya
menepis serangan bantal dari Soo Yun.
“Ta..Tapi.. kenapa kau
membuka bajumu?! Kau pasti mau melakukan sesuatu! Dasar mesum..
mesum…mesum!!!!”
“Ya’!! Mana aku tau!!
Sudahlah hentikan!! Aku tidak melakukan apapun!!” jawab Key keras. Soo Yun
berhenti, tiba-tiba saja matanya berair. Ia menggigit bibir sambil menatap Key
kesal.
“A..apa? AKu tidak
menyentuhmu sama sekali!” kata Key salah tingkah mendapatkan tatapan seperti
itu dari Soo Yun.
“Huuaaa… eomma….
Hiks…hiks….” Tiba-tiba saja Soo Yun menangis sejadi-jadinya.
“He..Hey, jangan
menangis! Aigoo.. Ya’!! Diamlah!” pekik Key panik.
******
“Mwo? Key hyung
menghilang?” pekik Taemin kaget.
Kini ia, Onew dan Minho
tengah duduk diam di ruang tengah. Onew tampak pusing sambil memandangi
ponselnya berharap Key tiba-tiba menghubunginya. Onew juga memijit-mijit
kepalanya yang terasa semakin berat, sementara Minho hanya duduk dalam diam dan
memandangi pintu lurus ke depan dengan tatapan mata menerawang.
“hyung, lalu bagaimana
ini?” tanya Taemin cemas.
“Hhh… entahlah, aku
juga tak mengerti” jawab Onew lemas.
Taemin menggigit bibir.
Tak ada yang bisa mereka lakukan sekarang. Kini mereka bertiga kembali diam,
suasana ruangan itupun kembali senyap.
Onew memandangi Minho
dan Taemin bergantian, kedua dongsaengnya itu juga kelihatan cemas. Onew
mendesah, sebagai tertua di sana ia merasa benar-benar tak berguna. Tapi,
tunggu dulu, rasanya ada seseorang yang kurang.
“dimana Jonghyun?”
tanya Onew tiba-tiba.
“Eh?!” Taemin sepontan
jadi celingak-celinguk memandang berkeliling. Benar juga, Jonghyun juga tidak
kelihatan sepanjang pagi ini. Terkahir, tadi malam ia hanya tampak diam dan tak
banyak bicara, kelihatannya ia sedang memikirkan sesuatu.
“Aigo… dia juga
menghilang? Haahhhhhh….. pantas saja berat badanku semakin turun, setiap hari
kerjanya hanya di buat pusing oleh namja-namja ini” gumam Onew sambil
mengacak-acak rambutnya.
******
Jonghyun memandang
hamparan kota Seoul di depannya itu menerawang. Kini ia tengah berdiri di atap
gedung apartemennya. Semilir angin lembut menerpa wajahnya. Jonghyun mendesah.
Di liriknya gitar
kesayangannya yang memang sengaja di bawanya tadi, di raihnya gitar itu dan
mulai memainkannya. Jonghyun memetik tiap senar gitarnya untuk menghilangkan
penatnya. Ia tampak gelisah, beberapa kali ia terdengar salah memainkan
nada-nadanya.
“Hhh… aku jadi bingung
sendiri dengan perasaanku. Apa aku benar-benar menyukai Hanna?” hati Jonghyun
bertanya-tanya.
Sebenarnya selama ini
Jonghyun belum yakin tentang perasaannya. Ia bingung dan hampir frustasi tiap
kali harus memikirnya. Mungkin ia memeng sedikit tertarik dengan gadis itu,
tapi entah kenapa hingga kini ia belum juga merasakan perasaan khusus untuknya.
“Aigo… kelihatannya aku
harus benar-benar menghibur diriku! Mungkin aku harus mengusulkan untuk pergi
berlibur pada anak-anak yang lain nanti!” gumam Jonghyun sembari kembali
memainkan gitarnya.
******
Hanna termenung. Ia
duduk bertompang dagu di meja belajarnya. Pandangannya menatap lurus kearah
sebuah vas foto kecil yang berdiri tegak di depannya. Ia tersenyum kecil, foto
itu adalah foto pertama dirinya dan Key. Di foto itu terlihat Hanna yang tampak
tersenyum cerah sambil memeluk Key erat. Saat itu Key baru semalam tinggal di
rumahnya tapi sudah berhasil menarik perhatiannya. Namja itu meski cerewet dan
sering memarahinya, tapi tetap berhati baik dan lembut. Namja tampan itu juga
selalu menolong dan mendukungnya, selalu berada di sisinya saat ia senang dan
sedih, namja itu benar-benar segalanya untuknya.
Hanna kembali mengingat
apa tujuan awalnya hingga memutuskan untuk pergi ke Korea. Saat itu yang ia
pikirkan hanyalah Key, ia tak peduli orang tuanya menentangnya untuk datang ke
Seoul, ia bahkan tak peduli jika ia harus rela melepaskan semua fasilitas mewah
dari orang tuanya. Yang terpenting baginya saat itu adalah oppanya, Key, cinta
pertamanya.
Tapi kini, Hanna merasa
semuanya sia-sia, Key sudah mempunyai tunangan secara sah di depan semua orang.
Ia tau Key sudah pernah mengatakan padanya bahwa ini hanya pura-pura, tapi
tetap saja hal ini sangat menyakitkan untuknya. Sebesar apapun ia berharap, ia
juga tahu Key tidak akan pernah menerimanya sebagai seorang yeoja. Key hanya
menganggapnya sebagai dongsaeng, tak lebih.
Hanna tersenyum kecut,
ia mentertawakan dirinya sendiri. Ia berpikir dirinya sangat malang, tak ada
yeoja yang lebih patut di kasihani di dunia ini daripada dirinya. Mencintai,
tapi tak di cintai. Untuknya yang baru berusia 17 tahun, tentu saja ini sangat
berat.
“oppa… apa aku salah?
Apa aku benar-benar salah jika menyukaimu? Apa aku tidak boleh berharap kau
akan menerimaku… sebagai seorang yeoja?” gumam Hanna dengan air mata yang sudah
jatuh mengalir dari pelupuk matanya. Di sana, di kamarnya, Hanna kembali
menangis dalam diam. Ia menunduk dan menggigit bibir, hidungnya memerah.
“Apa yang harus aku
lakukan??” keluh Hanna di sela isak tangisnya.
******
Soo Yun berjalan cepat
menyusuri dermaga, ia bertelanjang kaki alias nyeker. Tangan kirinya menenteng
sepatu hak tingginya sedangkan tangan kanannya mengangkat sedikit gaun malamnya
agar ia bisa melangkah lebih lebar.
Sepanjang jalan ia
terus menggerutu kesal. Mulutnya berkomat kamit ria tiap kali mengingat kejadian
pagi ini. Hal tadi benar-benar memalukan. Bagaimana kalau orang-orang sampai
tau bahwa semalam ia dan Key tidur bersama di dalam satu kamar dan satu
ranjang!? Ahh tidak…itu tidak penting, yang terpenting sekarang adalah,
bagaimana kalau Minho sampai mengetahui hal ini?
“Hey! Pelankan
langkahmu!” tegur Key yang sudah kualan mengikutinya di belakang. Soo Yun
mendongak, wajahnya tertekuk. Ia memandang Key sebal dan marah.
“sudah ku bilang
menjauh dariku!!!!! Jangan mengikutiku terus!!!” teriak Soo Yun keras.
“Ya’!! Kenapa kau
marah? Apa salahku? Aku kan sudah bilang aku tidak melakukan apa-apa!” balas
Key sewot.
Soo Yun cemberut,
kekesalan nya sudah mencapai puncak. Tanpa pikir panjang lagi Soo Yun mengambil
satu sepatunya dan melemparkannya ke arah Key. Key yang melihat itu sontak saja
kaget dan menunduk hingga sepatu itu begitu saja melewatinya.
“Ya’!! Apa yang kau….”
Kata-kata Key kembali menggantung begitu di lihatnya sepatu SOo Yun yang satu
lagi melayang ke arahnya. Key menghindar, kini ia balik memandang Soo Yun
kesal.
“Baiklah, kalau itu
maumu!! Memangnya aku peduli?! Terserah kau mau kemana, aku tidak peduli!!
Pulang saja sendiri sana!!” maki Key kesal seraya berbelok dan meninggalkan Soo
Yun begitu saja.
Key terus menggerutu
kesal, sedikitpun ia tak ragu melangkahkan kakinya menjauh. Sementara SOo Yun
yang melihat itu tampak sedikit terkejut. Sesaat ia tampak celingak-celinguk
memandangi keadaan sekitar. Tempat itu tampak sepi, Soo Yun jadi merasa ngeri
di tambah lagi, sejujurnya ia tidak tau dia sekarang ada di mana. Yang ia tau,
ini dermaga yang ia datangi semalam sebelum naik ke kapal pesiar.
Soo Yun mengutuk
dirinya sendiri. Ia memandangi Key yang berjalan semakin menjauh, Soo Yun
menggigit bibir.
“Aduh.. bagaimana ini?
Dia benar-benar meninggalkanku!” kata Soo Yun panik.
“Aaaaa…. Eomma… haiss…”
“KEY!!!! Tunggu!!!
Jangan tinggalkan aku!!!” panggil Soo Yun tiba-tiba. Ia tak punya pilihan lain,
saat ini hanya Key lah harapannya satu-satunya. Soo Yun berlari menghampiri Key
tapi sebelum itu ia terlebih dahulu memungut sepatunya.
“Key… tunggu… Hey!!”
pekik Soo yun semakin keras.
Key yang mendengar itu
jelas saja berlagak tak mendengar. Ia malah semakin mempercepat langkahnya
hingga tiba-tiba di rasakannya ponselnya bergetar. Langkah Key terhenti, di rogohnya
ponsel di sakunya.
Ada pesan masuk.
Key membuka pesan itu
dan tiba-tiba saja raut wajahnya yang tadinya tertekuk karena kesal berubah
cerah, tak lupa senyuman manis tersungging di kedua sudut bibirnya.
Soo Yun yang baru saja
bisa mengejar Key tampak ngos-ngosan. Tapi matanya terus memperhatikan Key yang
tampak tersenyum, kening Soo Yun berkerut.
Kenapa
dia?’
pikir Soo yun bingung.
Soo Yun melirik ponsel
Key. Hmm… sepertinya dia tau kenapa. Perlahan-lahan Soo Yun mendekati Key,
matanya melirik tajam dan berusaha mengintip. Ada pesan! Tanpa ba-bi-bu lagi
yang pertama kali Soo Yun lihat adalah nama pengirimnya. Ia tahu pengirim pesan
ini pasti adalah orang yang sama dengan yeoja yang mengirimkan pesan untuk Key
beberapa hari lalu.
Ni..cole..?!’
eja Soo Yun dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar