Sabtu, 17 September 2011

[FF] Honey - Part 13



Author : Puthrie Shairis As
Judul   : ~ Honey ~
Genre  : Romance, komedi (?)
Type    : Series
Cast     : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other Cast  : Park Jun Hea a.k.a Jung Hea, dan Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)

Part 13
“Aku, aku menyukai… Minho! Choi Minho… tapi.. gara-gara kau… gara-gara kau.. Hek.. aku dan dia.. hek”
“Mwo? Apa katamu?!!” seru Key kaget. Ia terdiam. Matanya menatap Soo Yun lekat.
Benarkah? Apa yang dia katakan tadi? Dia suka siapa? Minho? Choi Minho?’ hati Key bertanya-tanya.
“Kau… kau.. benar-benar menyebalkan! Hek… Andai saja kau tak ada… hek.. dan pertunangan bodoh ini… hek.. aku pasti sudah bersamanya.. hek” kata SOo Yun semakin menjadi-jadi sembari merangkak ke tempat tidur dan merebahkan dirinya di sana.
Key masih diam. Ia masih tak percaya, apa benar? Apa Soo Yun bersungguh-sungguh? Tapi dia kan mabuk? Ah biasanya justru orang yang sedang mabuklah yang selalu mengatakan yang sejujurnya.
“kau menyukai Choi Minho? Apa dia juga menyukaimu?” tanya Key berubah serius. Ia tau mungkin ini gila mengajak bicara yeoja yang sedang mabuk, tapi rasa ingin tahunya sudah tak bisa di bendung lagi.
“Tentu saja! Kami bahkan sudah berkencan…” jawab Soo Yun pelan sebelum akhirnya benar-benar tertidur.
Duaarrrr~
Kata-kata Soo Yun barusan bagaikan petir yang menyambar Key membabi buta. Key tertegun. Raut wajahnya masih menampakkan rasa ketidak percayaan. Berkali-kali ia melirik Soo Yun shock.
“Jadi… mereka bahkan pergi berkencan di belakangku? Benarkah?” gumam Key masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
“Huh’ ini memalukkan sekali!” tambahnya seraya mengambil sebotol arak yang tersisa dan meminumnya membabi buta hingga tetes terakhir.
“hahaha… hek… Minho? Choi Minho? Hek… keterla..luan!” seru Key marah di tengah kesadarannya yang mulai menghilang karena mabuk. Ia melemparkan botol arak di tangannya hingga menghantam dinding dan pecah.
Key pun bangkit dari duduknya dan berjalan terhuyung-huyung menuju tempat tidur dan mendekati SOo yun. Wajah Key terlihat merah karena mabuk. Sesekali Key jatuh terjerembab di lantai, lalu bangkit dan berjalan lagi.
Begitu sampai di tempat tidur, ia merebahkan diri di samping Soo Yun dan memandangi wajah manis gadis itu kesal.
“Kau… Han Soo Yun.. Kau.. menyebalkan! Hek.. berani sekali kau… jalan dengannya! Hek..” Key menujuk-nunjuk kening SOo Yun dengan jari telunjuknya.
“Uu’uh….”  Soo Yun menepis tangan Key dan berbalik membelakangi namja itu masih dengan mata tertutup.
“Hey..! Han Soo Yun… kesini kau…!” Key menarik tubuh Soo Yun untuk kembali berbalik menghadapnya. Soo Yun yang sudah tak sadarkan diri lagi mengikuti arah tarikan Key.
Key memandangi SOo Yun dengan tatapan matanya yang mulai memudar. Entah keberanian dari mana, Key menarik Soo Yun mendekat dan mendekap yeoja itu dengan sisa tenaganya.
“kau itu…milikku” gumam Key sebelum akhirnya benar-benar tertidur pulas.
******
Umma Appa Key dan Soo Yun tampak panik. Kini mereka sudah tiba di rumah dan baru sadar kalau putera dan puteri mereka tidak ada ==’. Entah karena terlalu asyik menikmati acara semalam mereka sampai melupakan kedua tokoh utama dari pesta itu sendiri.
Umma Key berkali-kali mencoba untuk menghubungi ponsel Key tapi tidak di angkat, begitu pula dengan umma Soo Yun. Kedua wanita paruh baya itu semakin terlihat khawatir dan cemas.
“bagaimana ini? Jangan-jangan semalam mereka terjun ke laut karena tidak rela dengan pertunangan ini!” duga eomma Soo Yun asal.
“tidak mungkin, jangan-jangan mereka lari bersama dan memutuskan untuk tidak pulang!” ralat eomma Key tak kalah panik.
“Itu lebih tidak mungkin lagi, buat apa mereka terjun ataupun lari bersama. Mereka kan tidak saling menyukai, beda ceritanya jika mejalani cinta tak di restui ==’!” sambung Appa Soo Yun malu melihat tingkah kedua wanita paruh baya itu.
“benar juga. Coba ku telpon teman-teman Key, mungkin Soo Yun ikut ke apartemen mereka semalam” seru eomma Key tiba-tiba sambil mulai menekan beberapa nomor di ponselnya.
“yeoboseyo?” sapa orang di sebrang.
“ Oh, Jinki? Ini eomma Key, apa Key dan Soo Yun ada di sana bersama kalian?” tanya eomma Key to the point.
“Key? Soo Yun? Ani, mereka tidak bersama kami. Bukankah mereka berdua pulang bersama kalian?” tanya Onew ikutan bingung.
“benarkah? Lalu kemana mereka?” gumam eomma Key frustasi.
“Waeyo? Apa terjadi sesuatu?” tanya Onew cemas.
“Ah, ani. Tidak terjadi apa-apa. baiklah, gomawo jinki-ssi” eomma Key memutuskan hubungan telepon. Wajahnya tampak lesu dan kecewa.
“tidak bersama mereka, lalu dimana?” tanya eomma Soo Yun bingung.
******
Onew memandangi ponselnya bingung. Keningnya bertaut, ia garuk-garuk kepala.
“Apa Key tidak bersama orang tuanya? Lalu dia kemana?” tanya Onew bingung.
Hanna yang baru saja bangun dari tidurnya dan hendak beranjak mengambil segelas air di kulkas mengurungkan niatnya. Secara tak sengaja ia mendengar kata-kata Onew barusan. Di liriknya namja bermata sipit yang kini tengah mencoba untuk membuat sarapan itu.
Wajah Hanna semakin terlihat murung.
“Key oppa tidak pulang?” tanya Hanna tiba-tiba.
“Oh, Hanna-ssi. Sejak kapan kau di sana? Benar, kelihatannya dia juga tidak sedang bersama orang tuanya sekarang” jawab Onew yang mendongak memandang Hanna sebentar sebelum akhirnya kembali fokus pada masakannya.
Hanna menuduk. Ia hanya diam dan berjalan perlahan kembali ke kamarnya.
Minho memasuki dapur, di pintu ia berpapasan dengan Hanna. Keningnya berkerut, ia mamandangi gadis itu hingga menghilang di balik pintu kamarnya.
“Waeyo hyung? Apa terjadi sesuatu?” tanya Minho bingung.
“Oh Minho. Ani tidak ada apa-apa, hanya saja tadi eomma Key menelponku, mereka menanyakan apakah Key dan Soo Yun bersama kita” jawab Onew tanpa beralih dari kompornya sedikitpun.
Kening Minho berkerut, “Key dan Soo Yun tidak bersama orangtua mereka?”
“Aku juga bingung, tapi kelihatannya begitu. Haiiss.. kemana lagi namja super cerewet itu! Membuat masalah semakin besar saja!” keluh Onew.
Minho terdiam, otaknya berpikir.
Kalau tidak berasama appa dan eommanya… lalu, di mana mereka sekarang?’ hati Minho bertanya-tanya.
******
Key mulai membuka matanya, cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela ruangan itu mulai menyakiti matanya. Key baru akan mengangkat lengannya untuk melindungi matanya saat di rasakannya sesuatu menahannya.
Key mendongak, di lihatnya Soo Yun masih tertidur pulas sambil memeluknya. Kaki panjang gadis manis itu menjepit kedua kaki Key. Key masih belum bisa menyadari apa yang sedang terjadi saat itu, ia masih diam dan memandangi yeoja itu beberapa saat.
Hembusan angin yang menggelitiknya tiba-tiba saja menyadarkan Key akan sesuatu. Ia merasa kedinginan, saat ia melihat tubuhnya, matanya terbelalak seakan ingin melompat keluar. Kancing bajunya terbuka sehingga memperlihatkan dadanya yang kerempeng (?).
Belum lagi Key sempat berpikir dengan apa yang akan ia lakukan setelah itu tiba-tiba saja Soo Yun mendesah dan semakin memeluk tubuhnya erat.
“Uugghh…” gumam Soo Yun pelan.
Key tetap diam. Ia memandangi wajah gadis itu beberapa saat, saat tertidut pulas seperti ini ia terlihat semakin manis. Key memandangi setiap lekuk dan garis-garis wajahnya. Mulai dari mata, hidung lalu bibir kecil gadis itu.
Key menelan ludah.
Deg…Deg…Deg…
Tiba-tiba saja di rasakannya debaran jantungnya berpacu semakin cepat. Key panik, ia tak mengerti kenapa tiba-tiba ia merasakan perasaan aneh seperti ini. Key baru saja akan melepaskan diri dari gadis itu saat tiba-tiba SOo Yun membuka matanya dan menengadahkan wajahnya memandang Key.
Tatapan mereka bertemu. Key membatu, entah apa yang membuatnya begini, tapi tiba-tiba saja ia merasakan tubuhnya tak bisa bergerak. Sementara Soo Yun masih dengan wajah tampak ekspresi terus memandangi Key dengan tenang. Tampaknya ia belum sadar sepenuhnya.
Selama beberapa detik mereka terus begitu. Saling berpandangan, ruangan itu menjadi semakin hening. Yang terdengar hanyalah suara kicauan burung dan desiran ombak.
Awalnya Soo Yun masih bengong sambil garuk-garuk kepala dan hendak beranjak tidur lagi, tapi tiba-tiba saja, entah siapa yang menyadarkannya, Soo Yun memandangi kakinya yang mengapit kedua kaki Key lalu beralih pada tangannya yang kini berada di atas dada bidang Key.
Mata Soo Yun kini terbuka sepenuhnya, ia tercengang. Lalu di dongakkannya kepalanya dan kini bisa di lihatnya wajah Key dengan sangat jelas. Mata SOo Yun terbelalak, mulutnya tebuka lebar hingga membentuk sebuah huruf O besar.
“KYaaa….!!!!!!!!!!” Teriak Soo Yun tiba-tiba seraya bangkit dari tidurnya dan menendang Key agar menjauh darinya.
“hey..hey… hentikan! Hey!!” pekik Key shock yang mendapatkan tendangan membabi-buta dari Soo Yun. Soo Yun tak peduli, ia terus menendangi Key hingga namja itu jatuh terjungkal dari tempat tidurnya.
Soo Yun memandang Key shock, sementara kedua tangannya meraba-raba pakaian di tubuhnya. Ia menghela nafas lega saat di lihatnya pakaiannya masih berada di tempat yang memang seharusnya.
“Ya’!! Apa yang kau lakukan!! Dasar namja mesum!!” teriak Soo Yun keras seraya melempari Key dengan bantal.
“Hey, aku tidak melakukan apapun! Kau yang memelukku! Kau tadi lihat sendiri!” elak Key seraya menepis serangan bantal dari Soo Yun.
“Ta..Tapi.. kenapa kau membuka bajumu?! Kau pasti mau melakukan sesuatu! Dasar mesum.. mesum…mesum!!!!”
“Ya’!! Mana aku tau!! Sudahlah hentikan!! Aku tidak melakukan apapun!!” jawab Key keras. Soo Yun berhenti, tiba-tiba saja matanya berair. Ia menggigit bibir sambil menatap Key kesal.
“A..apa? AKu tidak menyentuhmu sama sekali!” kata Key salah tingkah mendapatkan tatapan seperti itu dari Soo Yun.
“Huuaaa… eomma…. Hiks…hiks….” Tiba-tiba saja Soo Yun menangis sejadi-jadinya.
“He..Hey, jangan menangis! Aigoo.. Ya’!! Diamlah!” pekik Key panik.
******
“Mwo? Key hyung menghilang?” pekik Taemin kaget.
Kini ia, Onew dan Minho tengah duduk diam di ruang tengah. Onew tampak pusing sambil memandangi ponselnya berharap Key tiba-tiba menghubunginya. Onew juga memijit-mijit kepalanya yang terasa semakin berat, sementara Minho hanya duduk dalam diam dan memandangi pintu lurus ke depan dengan tatapan mata menerawang.
“hyung, lalu bagaimana ini?” tanya Taemin cemas.
“Hhh… entahlah, aku juga tak mengerti” jawab Onew lemas.
Taemin menggigit bibir. Tak ada yang bisa mereka lakukan sekarang. Kini mereka bertiga kembali diam, suasana ruangan itupun kembali senyap.
Onew memandangi Minho dan Taemin bergantian, kedua dongsaengnya itu juga kelihatan cemas. Onew mendesah, sebagai tertua di sana ia merasa benar-benar tak berguna. Tapi, tunggu dulu, rasanya ada seseorang yang kurang.
“dimana Jonghyun?” tanya Onew tiba-tiba.
“Eh?!” Taemin sepontan jadi celingak-celinguk memandang berkeliling. Benar juga, Jonghyun juga tidak kelihatan sepanjang pagi ini. Terkahir, tadi malam ia hanya tampak diam dan tak banyak bicara, kelihatannya ia sedang memikirkan sesuatu.
“Aigo… dia juga menghilang? Haahhhhhh….. pantas saja berat badanku semakin turun, setiap hari kerjanya hanya di buat pusing oleh namja-namja ini” gumam Onew sambil mengacak-acak rambutnya.
******
Jonghyun memandang hamparan kota Seoul di depannya itu menerawang. Kini ia tengah berdiri di atap gedung apartemennya. Semilir angin lembut menerpa wajahnya. Jonghyun mendesah.
Di liriknya gitar kesayangannya yang memang sengaja di bawanya tadi, di raihnya gitar itu dan mulai memainkannya. Jonghyun memetik tiap senar gitarnya untuk menghilangkan penatnya. Ia tampak gelisah, beberapa kali ia terdengar salah memainkan nada-nadanya.
“Hhh… aku jadi bingung sendiri dengan perasaanku. Apa aku benar-benar menyukai Hanna?” hati Jonghyun bertanya-tanya.
Sebenarnya selama ini Jonghyun belum yakin tentang perasaannya. Ia bingung dan hampir frustasi tiap kali harus memikirnya. Mungkin ia memeng sedikit tertarik dengan gadis itu, tapi entah kenapa hingga kini ia belum juga merasakan perasaan khusus untuknya.
“Aigo… kelihatannya aku harus benar-benar menghibur diriku! Mungkin aku harus mengusulkan untuk pergi berlibur pada anak-anak yang lain nanti!” gumam Jonghyun sembari kembali memainkan gitarnya.
******
Hanna termenung. Ia duduk bertompang dagu di meja belajarnya. Pandangannya menatap lurus kearah sebuah vas foto kecil yang berdiri tegak di depannya. Ia tersenyum kecil, foto itu adalah foto pertama dirinya dan Key. Di foto itu terlihat Hanna yang tampak tersenyum cerah sambil memeluk Key erat. Saat itu Key baru semalam tinggal di rumahnya tapi sudah berhasil menarik perhatiannya. Namja itu meski cerewet dan sering memarahinya, tapi tetap berhati baik dan lembut. Namja tampan itu juga selalu menolong dan mendukungnya, selalu berada di sisinya saat ia senang dan sedih, namja itu benar-benar segalanya untuknya.
Hanna kembali mengingat apa tujuan awalnya hingga memutuskan untuk pergi ke Korea. Saat itu yang ia pikirkan hanyalah Key, ia tak peduli orang tuanya menentangnya untuk datang ke Seoul, ia bahkan tak peduli jika ia harus rela melepaskan semua fasilitas mewah dari orang tuanya. Yang terpenting baginya saat itu adalah oppanya, Key, cinta pertamanya.
Tapi kini, Hanna merasa semuanya sia-sia, Key sudah mempunyai tunangan secara sah di depan semua orang. Ia tau Key sudah pernah mengatakan padanya bahwa ini hanya pura-pura, tapi tetap saja hal ini sangat menyakitkan untuknya. Sebesar apapun ia berharap, ia juga tahu Key tidak akan pernah menerimanya sebagai seorang yeoja. Key hanya menganggapnya sebagai dongsaeng, tak lebih.
Hanna tersenyum kecut, ia mentertawakan dirinya sendiri. Ia berpikir dirinya sangat malang, tak ada yeoja yang lebih patut di kasihani di dunia ini daripada dirinya. Mencintai, tapi tak di cintai. Untuknya yang baru berusia 17 tahun, tentu saja ini sangat berat.
“oppa… apa aku salah? Apa aku benar-benar salah jika menyukaimu? Apa aku tidak boleh berharap kau akan menerimaku… sebagai seorang yeoja?” gumam Hanna dengan air mata yang sudah jatuh mengalir dari pelupuk matanya. Di sana, di kamarnya, Hanna kembali menangis dalam diam. Ia menunduk dan menggigit bibir, hidungnya memerah.
“Apa yang harus aku lakukan??” keluh Hanna di sela isak tangisnya.
******
Soo Yun berjalan cepat menyusuri dermaga, ia bertelanjang kaki alias nyeker. Tangan kirinya menenteng sepatu hak tingginya sedangkan tangan kanannya mengangkat sedikit gaun malamnya agar ia bisa melangkah lebih lebar.
Sepanjang jalan ia terus menggerutu kesal. Mulutnya berkomat kamit ria tiap kali mengingat kejadian pagi ini. Hal tadi benar-benar memalukan. Bagaimana kalau orang-orang sampai tau bahwa semalam ia dan Key tidur bersama di dalam satu kamar dan satu ranjang!? Ahh tidak…itu tidak penting, yang terpenting sekarang adalah, bagaimana kalau Minho sampai mengetahui hal ini?
“Hey! Pelankan langkahmu!” tegur Key yang sudah kualan mengikutinya di belakang. Soo Yun mendongak, wajahnya tertekuk. Ia memandang Key sebal dan marah.
“sudah ku bilang menjauh dariku!!!!! Jangan mengikutiku terus!!!” teriak Soo Yun keras.
“Ya’!! Kenapa kau marah? Apa salahku? Aku kan sudah bilang aku tidak melakukan apa-apa!” balas Key sewot.
Soo Yun cemberut, kekesalan nya sudah mencapai puncak. Tanpa pikir panjang lagi Soo Yun mengambil satu sepatunya dan melemparkannya ke arah Key. Key yang melihat itu sontak saja kaget dan menunduk hingga sepatu itu begitu saja melewatinya.
“Ya’!! Apa yang kau….” Kata-kata Key kembali menggantung begitu di lihatnya sepatu SOo Yun yang satu lagi melayang ke arahnya. Key menghindar, kini ia balik memandang Soo Yun kesal.
“Baiklah, kalau itu maumu!! Memangnya aku peduli?! Terserah kau mau kemana, aku tidak peduli!! Pulang saja sendiri sana!!” maki Key kesal seraya berbelok dan meninggalkan Soo Yun begitu saja.
Key terus menggerutu kesal, sedikitpun ia tak ragu melangkahkan kakinya menjauh. Sementara SOo Yun yang melihat itu tampak sedikit terkejut. Sesaat ia tampak celingak-celinguk memandangi keadaan sekitar. Tempat itu tampak sepi, Soo Yun jadi merasa ngeri di tambah lagi, sejujurnya ia tidak tau dia sekarang ada di mana. Yang ia tau, ini dermaga yang ia datangi semalam sebelum naik ke kapal pesiar.
Soo Yun mengutuk dirinya sendiri. Ia memandangi Key yang berjalan semakin menjauh, Soo Yun menggigit bibir.
“Aduh.. bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku!” kata Soo Yun panik.
“Aaaaa…. Eomma… haiss…”
“KEY!!!! Tunggu!!! Jangan tinggalkan aku!!!” panggil Soo Yun tiba-tiba. Ia tak punya pilihan lain, saat ini hanya Key lah harapannya satu-satunya. Soo Yun berlari menghampiri Key tapi sebelum itu ia terlebih dahulu memungut sepatunya.
“Key… tunggu… Hey!!” pekik Soo yun semakin keras.
Key yang mendengar itu jelas saja berlagak tak mendengar. Ia malah semakin mempercepat langkahnya hingga tiba-tiba di rasakannya ponselnya bergetar. Langkah Key terhenti, di rogohnya ponsel di sakunya.
Ada pesan masuk.
Key membuka pesan itu dan tiba-tiba saja raut wajahnya yang tadinya tertekuk karena kesal berubah cerah, tak lupa senyuman manis tersungging di kedua sudut bibirnya.
Soo Yun yang baru saja bisa mengejar Key tampak ngos-ngosan. Tapi matanya terus memperhatikan Key yang tampak tersenyum, kening Soo Yun berkerut.
Kenapa dia?’ pikir Soo yun bingung.
Soo Yun melirik ponsel Key. Hmm… sepertinya dia tau kenapa. Perlahan-lahan Soo Yun mendekati Key, matanya melirik tajam dan berusaha mengintip. Ada pesan! Tanpa ba-bi-bu lagi yang pertama kali Soo Yun lihat adalah nama pengirimnya. Ia tahu pengirim pesan ini pasti adalah orang yang sama dengan yeoja yang mengirimkan pesan untuk Key beberapa hari lalu.
Ni..cole..?!’ eja Soo Yun dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar