Sabtu, 17 September 2011

[FF] Honey - Part 17



Author : Puthrie Shairis As
Judul   : ~ Honey ~
Genre  : Romance, komedi (?)
Type    : Series
Cast     : Hanna Scharen Karl a.k.a Hanna, Han Soo Yun a.k.a You (Reader), Kim Kibum a.k.a Key SHINee, Lee Jinki a.k.a Onew SHINee, Choi Minho a.k.a Minho SHINee, Kim Jonghyun a.k.a Jonghyun SHINee, dan Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Other Cast  : Park Jung Hea a.k.a Jung Hea, Nicole KARA, dan Paul ( yang lain, tergantung perkembangan cerita)

Part 17
“ada apa? Apa yang kalian bicarakan sayang? Tadi Key tiba-tiba mengatakan kalian putus hubungan, ia menolak pernikahan kalian ….”
Duuaaarrrrr
Kata-kata itu bagaikan petri yang menyambar di telinga Soo Yun. Tangis nya semakin keras, terdengar begitu memilukan, eommanya hanya diam dan ikut menangis mendengar tangisan puteri kesayangannya itu.
“ibu… aku tidak mau… aku tidak mau berpisah. Aku mencintainya ibu…” isak Soo Yun di tengah tangisnya.
Eomma Soo Yun mengangguk-angguk kecil dan menarik pundak Soo Yun untuk masuk ke dalam pelukannya. Ia membelai rambut Soo Yun penuh sayang.
“dia tidak mau mendengar. Dia tidak mau mendengarkanku. Ia membenciku ibu…” lanjut Soo Yun semakin keras.
“Sudah berakhir eomma, ia tak mau memberiku kesempatan… atau mungkin, aku memang tak pantas untuk mendapatkan sebuah kesempatan kedua…. Dia membenciku…”
“Kalau begitu, kita cari saja laki-laki yang lebih baik dari dia” ucap Appa Soo Yun tiba-tiba.
Soo Yun tersentak kaget, ia mengangkat wajahnya dan memandang Appa nya yang terlihat marah dan murka.
“Untuk apa kau menangisi namja seperti dia??! Ini semua salah ayah, ayah sudah salah memilihkan calon suami yang baik untukmu!!” lanjutnya.
“baiklah, kalau memang benar kata-kata Key bahwa kau berselingkuh dengan temannya, ayah juga tidak bisa memarahinya dan menyalahkan keputusan anak itu untuk putus, tapi… demi kebaikanmu, ayah akan nikahkan saja kau dengan pacarmu itu, Choi Minho…” ucap Appa Soo Yun tegas.
“kau menyukainya kan?”
 ******
-Key P.O.V-
“Arrghh… Sial!! Dia mengakuinya!! Kata-kata yang sama sekali tak ingin ku dengar!!! Kau bodoh Han Soo Yun!! Benar-benar Bodoh!!” maki ku seraya semakin mempercepat laju mobil yang ku kendarai.
aku kesal, aku sebal, aku benar-benar marah. Ini pertama kalinya aku merasa semarah ini. Saat itu, tiba-tiba saja aku merasa begitu emosi saat Soo Yun bilang dia menyukai Minho. Minho.. Minho.. dan Minho…
Namja itu.
Choi Minho.
Kenapa harus dia??
            Dan selalu dia??
            Kenapa bukan aku?
Kenapa bukan aku yang ia sukai?
Apa kekuranganku?
Baik, mungkin aku kasar, sering berteriak dan cerewet, tapi apa hanya karena itu? Hanya karena itu kah? Hanya karena alasan itukah ia mengkhiantiku? Bahkan sejak awal? Saat semua ini baru saja akan di mulai??
            Arrggghhh…
            Dasar peramal tua!! Dia bilang semuanya akan baik-baik saja? Dia bilang semuanya akan lancar?????
-Key P.O.V End-
******
Key mengacak-acak rambutnya frustasi. Semua masalah ini benar-benar membuatnya hampir gila.
Dengan malas ia berjalan memasuki dorm, sekarang ia merasa benar-benar pusing dan kacau. Ia lelah, ia merasa perlu beristirahat dan menenangkan diri sejenak.
Saat tangannya hendak menggapai knop pintu kamar, tiba-tiba saja pintu itu terlebih dahulu di buka dari dalam.
“Oh Key, kau sudah pulang?” tegur Onew. Key mengangguk kecil, “Aku rasa aku perlu tidur sebentar” jawabnya.
Onew mengangguk-angguk mengerti, “ya, kau terlihat lelah. Beristirahatlah” balas Onew seraya menepuk pundak Key pelan dan berjalan menuju dapur.
Key mengalihkan pandangannya ke dalam kamar saat tiba-tiba Minho membuka pintu semakin lebar dan hendak menyusul Onew di depan. Minho terdiam, ia dan Key saling berpandangan beberapa saat.
“Ee- kau sudah pulang? Ku pikir kau akan pulang larut, apa urusanmu sudah selesai?” mulai Minho canggung.
Key diam. Ia tak menjawab, Ia hanya terus memandang Minho tajam. Tangannya mengepal kuat, tiba-tiba saja amarah yang tadi sempat menghilang kini muncul kembali.
“A-a baiklah, aku pergi dulu, istirahatlah” kata Minho lagi yang melihat Key tampak tidak berminat bicara dengannya.
Saat Minho berjalan melewati Key, tiba-tiba saja Key bicara “benar, semua urusanku sudah selesai”
Langkah Minho terhenti, ia mendongak dan memandang Key yang masih menatap lurus ke dalam kamar.
“terima kasih, semuanya karena kau. Akhirnya aku punya alasan untuk menghentikan semua rencana gila para orang tua itu” lanjutnya seraya berjalan memasuki kamar dan membanting pintu dengan keras.
“karena aku? Rencana gila para orang tua? Selesai?” gumam Minho bingung.
Sejenak ia tampak berpikir keras, berusaha memahami kata-kata Key barusan.
“Jangan-jangan…” gumamnya tiba-tiba. Wajahnya berubah pucat pasi, ia memandangi pintu kamar itu beberapa lama, “tidak mungkin!”
Di saat yang sama, tanpa ada yang tau, sejak tadi Hanna terus memperhatikan mereka berdua. Hanna memandang Minho datar, lalu beralih pada pintu kamar yang tertutup rapat itu.
“oppa, kau bilang kau tidak akan mungkin menyukai yeoja itu… kau bohong” gumamnya pelan, nyaris berbisik.
******
Soo Yun memandangi pantulan dirinya di cermin. Wajahnya pucat, bibirnya kering tetapi mata dan hidungnya memerah karena semalaman terus menangis. Ia tersenyum kecut.
“aku jelek sekali, pantas saja Key tidak menyukaiku” gumamnya berusaha menghibur diri sendiri. Tapi bukannya merasa lebih baik, ia malah kembali menangis.
“kau tega sekali Key… apa kau benar-benar serius? Kau benar-benar mau putus begitu saja denganku? Pasti bohong…” ucapnya lirih.
Ia menunduk dan memandangi cincin yang melingkar manis di jari manisnya. Ia menarik tangannya dan mencium cincin itu lama penuh sayang.
“aku bersyukur cincin ini tidak bisa lepas” tawanya canggung.
“aku tidak bisa begini, aku harus menemuinya. Ini semua salah paham, lagipula aku ini tunangannya. Putus secara sepihak tidak berarti apa-apa, benar kan?” tanyanya pada pantulan dirinya di cermin.
“aku harus tampil cantik” lanjut Soo Yun seraya berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi. Entah apa yang ia pikirkan, ia pasti sudah gila.
Ia tau jika ia menemui Key lagi, namja itu pasti akan mencacinya lagi seperti semalam. Tapi baginya itu tidak masalah, terus di makipun tak apa, asalkan Key, bisa berada di dekatnya.
“Aku tidak bisa, denganmu Minho”
******
Key duduk diam di tepi tempat tidurnya, ia menunduk dan memandnag lurus kearah lantai. Semalaman ia benar-benar tidak bisa tidur, memejamkan matapun rasanya tidak bisa. Yang ada di kepalanya saat itu hanya Han Soo Yun.
Ia masih ingat dengan jelas saat semalam yeoja cantik itu menangis di depannya. Key mengigit bibir. Entah kenapa ia merasa terlalu keras dengan yeoja itu, tapi begitu ingat apa yang di katakana Soo Yun.
“aku memang berkencan dengan Minho, aku memang menyukainya, tapi aku mencin…”
“Arrgghh… kenapa aku begitu risau? Yeoja jelek itu memang pantas di perlakukan seperti itu!” serunya tiba-tiba.
Kini ia beralih memandang cincin di jari manisnya, ia kembali kesal. Ia mencoba untuk melepaskan cincin itu.
“Sial!!! Kenapa tidak bisa lepas??” makinya kesal.
Key tak mau menyerah, tiap kali mengingat kata-kata Soo Yun semalam, hasrat untuk membuang cincin itu jauh-jauh menjadi semakin besar. Ia terus mencoba, walaupun sudah di rasakannya jarinya terasa begitu perih dan nyeri.
Klupp..
Tiba-tiba saja cincin itu bergerak, Key terdiam. Di tariknya pelan-pelan cincin itu keluar dari jari manisnya.
“Huh, Berhasil…” gumamnya pelan.
Di letakkannya cincin itu di telapak tangannya. ia memandanginya sejenak, tiba-tiba saja ingatan akan hari itu, hari di mana ia dan Soo Yun bertengkar di toko perhiasan itu kembali tergambar jelas di otaknya.
Ia tersenyum kecut, “benar-benar yeoja bodoh, dia berani melawanku” gumamnya pelan.
Entah apa yang merasukinya, bukannya membuang cincin itu seperti rencana nya semula, ia malah memasang lagi cincin tadi di jari manisnya.
“cincin ini milikku, juga pilihanku, kenapa harus aku buang??” katanya meyakinkan diri untuk tetap membiarkan cincin itu di jarinya. Tanpa ia sadari, senyuman manis, walaupun tipis tersungging di kedua sudut bibirnya. Mungkin sangat sulit baginya untuk mengerti, untuk memahami perasaannya sendiri.
******
“Hanna, kau mau kemana? Rapi sekali?” tanya Onew penasaran sambil mencomot roti bakar sarapannya.
“aku mau pergi jalan-jalan…” jawab Hanna ragu.
“Aaa- jangan-jangan kau mau pergi berkencan dengan Taemin ya?” tembak Jonghyun jail.
“M..mwo?? Ani.. tidak, itu tidak mungkin!” elak Hanna kaget.
Jonghyun dan Onew yang melihat itu hanya cengar-cengir cengegesan, sementara Minho hanya geleng-geleng kepala.
“hyung, berhenti menggoda Hanna” celetuk Key tiba-tiba.
“Aku tidak menggodanya, aku hanya menebaknya” jawab Jonghyun membela diri. Key balik memandang Hanna, di pandanginya yeoja itu dari unjung rambut sampai ujung kaki. Ia terlihat sangat rapi, dia juga berdandan.
Kening Key berkerut, “kau mau kencan?” tanya Key spontan.
Hanna terdiam, ia mengigit bibir.
“pagi hyung…” sapa Taemin tiba-tiba yang berjalan mendekati meja makan. Secara refleks ke-4 namja tampan itupun mendongak dan memandang ke arah Taemin.
Minho yang baru saja hendak menenguk minumannya mendadak tersedak dan menyemburkan air itu keluar.
“Taemin!! Kau berdandan??” pekik Minho kaget.
Sementara Jonghyun dan Onew kembali cengar-cengir.
“sudah ku bilang, lihat, Taemin rapi sekali” celetuk Jonghyun cengegesan.
Key masih diam. Ia memandang Hanna dan Taemin bergantian.
“Aku ikut!” serunya tiba-tiba.
“Mwo??” pekik Taemin, Jonghyun dan Onew bersamaan.
“kenapa? Memangnya kalian benar-benar berkencan?” tanya Key berpura-pura tak mengerti.
Wajah Taemin merona, ia melirik Hanna yang sejak tadi hanya diam.
“kalau begitu, aku ganti baju dulu” lanjut Key seraya berlari ke dalam kamar.
“Ah~ Key mengganggu saja, baiklah, kalau gitu sekalian saja, aku juga ikut!” lanjut Jonghyun enteng.
“aku juga, hehehe” sambung Onew.
“hyung….” Panggil Taemin memelas.
“Apa? kau melarang kami ikut??” tantang Jonghyun. Taemin cemberut, ia tersudut. Mana mungkin dia bilang ‘iya’
“Aku sudah siap, Hanna, A-yo” seru Key yang tiba-tiba keluar dari kamar dengan berpakaian rapi dan berjalan mendekati Hanna. Key menarik lengan Hanna pelan dan menggandengnya seraya berjalan menuju pintu keluar dorm.
Hanna tak memberontak, jujur saja ia sedikit kaget dan senang, tapi bersamaan dengan itu juga hatinya terasa begitu sakit. Dia tau Key hanya berusaha untuk bersenang-senang, berusaha untuk melupakan masalahnya dengan Soo Yun.
“Baiklah, Kajja, kita pergi ke Lotte World!” seru Jonghyun semangat.
“Minho-ah, kau juga harus ikut” tarik Onew memaksa. Dengan ogah-ogahan Minho berdiri dari duduknya dan berjalan mengikuti Onew dan Jonghyun di depan. Begitu berpapasan dengan Taemin yang tampak lesu, Minho hanya tersenyum kecil.
“tenang saja, kita akan bersenang-senang” hibur Minho seraya merangkul Taemin dan mengajaknya pergi.
Sementara itu…
Key baru saja membuka pintu utama dorm saat tiba-tiba di lihatnya Soo Yun berdiri di sana. Key terdiam, begitu juga dengan Soo Yun. Beberapa saat mereka saling berpandangan, tapi sedetik kemudian.
“Ah, Kajja Hanna” seru Key tiba-tiba seraya menarik Hanna dan berjalan melewati Soo Yun begitu saja, seolah-olah yeoja itu tak ada di sana.
Soo Yun tercekat, rasanya sakit sekali. Ia tau ini akan terjadi, ia tau jika datang ke sini dia akan terluka, tapi tetap saja, matanya mengikuti Key yang berjalan menjauh sambil menggandeng jemari-jemari Hanna erat.
“Oh, Soo Yun, kau datang ke mari?” tegur Onew tiba-tiba.
“kebetulan sekali, kalau begitu ikut kita aja sekalian. Kami mau ke taman hiburan” ajak Jonghyun di belakang Onew.
“Nunna, Omo… tadi Key hyung… kalian bertengkar?” tanya Taemin dan Minho yang baru muncul dari pintu.
Soo Yun memandang Minho sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke lantai, entah kenapa ia tidak berani menatap Minho.
“sudahlah, Key memang begitu. Dia keras kepala, kau ikut kami saja. Ayo!” tarik Jonghyun dan memaksa Soo Yun untuk ikut bersama mereka.
“Ah, ti..tidak usah, aku pulang saja” tolak Soo Yun.
“sudahlah, tidak apa-apa, lebih banyak orang lebih asyik” jawab Onew.
Di belakang, Minho hanya diam, ia memandangi Soo Yun yang terlihat pasrah mengikuti Jonghyun dan Onew yang menyeretnya. Yeoja itu tampak menunduk dan gelisah.
“Hhh… Apa benar ini semua karena aku?” gumam Minho lirih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar