Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast : SHINee,
Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Cameo : Eunhyuk (SuJu)
Disclaimer : This story and the plot ia originally mine.
This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
“Hyung Seok-ah, kau hebat juga” puji Taemin seraya
berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati hyung Seok. “Jadi... bagaimana
kalau kita melakukan battle?” tantang Taemin kemudian.
“Mwo?!” pekik Sang-mi dan Hyung Seok bersamaan.
Sang-mi dan Hyung Seok refleks saling bertukar pandang.
Bisa di lihat di raut wajah keduanya, mereka tampak sangat terkejut bercampur bingung.
Taemin memperhatikan kedua orang itu yang bahkan sampai sekarang masih saling
berpandangan, Taemin merasa semakin risih.
“Aku ingin tau siapa di antara kita yang lebih hebat.
Sang mi-ah, kau mau menjadi jurinya?” Taemin beralih memandang Sang-mi.
Berusaha kembali mengalihkan pandangan keduanya.
“Eh?! A..aku?!” seru Sang-mi kaget.
“Tapi... bagaimana bisa kau memilih di antara kalian
berdua?” lanjutnya gelagapan. Taemin melirik Hyung Seok, namja itu juga
terlihat meliriknya. Seakan mengerti arti dari tatapan Taemin, akhirnya Hyung
Seok angkat bicara.
“Geurae, jika memang itu yang hyung inginkan” jawabnya
yang berhasil membuat Sang-mi semakin terbelalak kaget, dan sebaliknya, Taemin
justru menyeringai lebar. Taemin kini kembali melirik Sang-mi, “Gwencahana Sang
mi-ah, katakan saja yang sejujurnya, siapa yang lebih baik? Aku atau Hyung
Seok” tunjuk Taemin.
Saeng mi terlihat ragu, tapi bisa di lihatnya kesungguhan
di kedua bola mata Taemin. Yeoja itu menghela nafas panjang, “Neee... akan ku
lakukan” jawabnya kemudian.
Taemin tersenyum lebar, ia pun mulai membenarkan posisinya
beberapa meter di samping Hyung Seok. Sekali lagi kedua namja itu saling
bertukar pandang, raut wajah Taemin berubah serius, sementara Hyung Seok
terlihat sedikit tegang karenanya.
Di sisi lain, Sang-mi mulai bergerak mendekati tipe dan menekan tombol ON. Selang
sedetik kemudian, irama musik perpaduan jazz,
hip hop dan DJ yang saling silih
bergantipun mulai terdengar. Taemin dan Hyung Seok menarik nafas untuk menekan
rasa tegang masing-masing. Keduanya juga tampak sedikit melakukan pemanasan dan
peregangan otot-otot tubuh.
Lagi, mereka saling bertukar pandang, Taemin memberi
tanda pada Hyung Seok untuk memulai terlebih dahulu. Hyung Seok mengerti, ia
maju beberapa langkah, kembali menarik nafas sebelum akhirnya mulai
menggerakkan tubuhnya mengikuti iringan musik.
Ia mulai bergerak ke kanan dan ke kiri, tubuhnya tampak
sangat lentur dan ringan. Tubuh Hyung Seok meliuk-liuk dengan sangat mudah, Hyung
Seok bahkan sempat menujukkan gerakan salto nya dengan sangat sempurna.
Taemin terus mengamati setiap gerak namja itu, matanya
mulai memperlajari teknik-teknik gerakan yang di lakukannya. Ya, harus Taemin
akui, sebagai seorang dancer, Hyung Seok mempunyai kemampuan dancing yang
sangat baik. Tapi tentu saja hal itu tak akan pernah membuatnya gentar, Taemin
bisa melakukan lebih.
Pelan-pelan Hyung Seok mulai memperlambat gerakannya,
kemudian memberi Taemin tanda untuk memulai setelahnya. Taemin mengerti, ia
juga sudah benar-benar tidak sabar untuk mulai. Sesaat ia melirik Sang-mi yang
tampak terkesan dengan aksi Hyung Seok barusan.
Aku
bisa melakukan yang lebih dari itu’ pikir Taemin.
Kini tibalah saatnya untuk Taemin bergerak. Ia mulai
memainkan tubuhnya dengan gerakan break beat, gerakan patah-patah dengan iringan musik hip-hop.
Bosan dengan gerakan itu, Taemin mulai kembali dengan gerakan Breakdance dengan sangat cepat dan profesional.
Sang-mi dan Hyung Seok sampai
tak berkedip melihat keindahan setiap gerakan Taemin saat itu. Belum lagi
kekaguman Sang-mi dan Hyung Seok mereda, Taemin kembali mengejutkan keduanya
dengan gerakan robot dance dan suffle kaki-kakinya yang sangat
lincah.
Sang-mi dan Hyung Seok saling
bertukar pandang, Hyung Seok tampak menggaruk-garuk tekuknya, ia tahu ini tidak
akan berhasil. Sejurus dengan itu, gerakan Taemin berhenti, namja itu tampak
berkeringat, tetapi tetap berusaha mengatur nafasnya. Ia kembali melemparkan
pandangannya pada Hyung Seok, balas memberi tanda pada namja itu untuk membalas
gerakannya.
Hyung Seok tampak tak yakin,
tapi Sang-mi terlihat memberinya semangat. “Kau juga harus benar-benar
menunjukkan kemampuanmu Hyung Seok-ah, supaya battle ini benar-benar adil dan
objektif. Taemin oppa juga bersungguh-sungguh” tunjuk Sang-mi pada Taemin.
Hyung Seok mengangguk
mengerti, di sepersekian detiknya, Taemin merasa semakin panas melihat Sang-mi
yang tampak menyemangati namja itu. Taemin tetap menahan perasaan aneh yang di
rasakannya, ia kini beralih memandang Hyung Seok yang kembali menggerakan tubuhnya.
Hyung Seok tampak tak mau
kalah, di beberapa kesempatan ia terlihat mempraktekkan gerakan moon-walk
Michael
Jackson dengan sangat
baik. Juga beberapa gerakan Breakdance seperti power move dan freeze (Kedua
gerakan ini lebih
bergantung pada kekuatan tubuh bagian atas untuk menari, menggunakan tangan
untuk bergerak).
Sang-mi tampak semakin bingung
jika memikirkan siapa yang harus ia putuskan sebagai pemenangnya. Belum lagi
saat Hyung Seok tiba-tiba menujukkan gerakan Handstand nya (Menompang
tubuh dengan tangan sementara kaki naik ke atas) dengan sangat perfect.
Prrok.. Prrok.. Prrok
Tiba-tiba terdengar suara
tepuk tangan, gerakkan Hyung Seok berhenti, sontak ia, Sang-mi dan Taemin
menoleh ke sumber suara. Seorang namja terlihat berdiri diam tepat di depan
pintu masuk ruang koreo. Karena keadaan ruangan itu bisa terbilang cukup gelap,
membuat ketiganya semakin sulit untuk melihat siapa gerangan namja itu.
“Wow~ itu sangat keren...”
pujinya.
Namja itu mulai berjalan
mendekat, perlahan-lahan wajahnya mulai pias terkena cahaya lampu hingga dengan
sangat mudah dapat di kenali oleh ketiganya. Mata Sang-mi membola begitu ia
melihat namja itu semakin mendekat ke arahnya.
“Omo... Eunhyuk oppa!”
pekiknya.
Eunhyuk berjalan semakin
mendekat, ia menyeringai lebar. “Aku kebetulan lewat dan mendengar alunan musik
dari sini, jadi aku memutuskan untuk melihat. Kau, bukankah kau salah satu
dancer pembantu?” tunjuk Eunhyuk pada Hyung Seok.
“O-oo.. Ne.. hyung. Park Hyung
Seok imnida” Hyung Seok sedikit membungkuk dan memperkenalkan diri. Eunhyuk
terlihat mengangguk-angguk kecil, kini ia balik menatap Taemin yang masih
tampak diam.
“Ya’! Taemin-ah, kau tidak
suka aku datang? Apa aku menganggumu?” tegur Eunhyuk yang merasa aneh karena
Taemin tak segera menegurnya seperti biasa. Seakan tersadar, Taemin dengan
cepat sedikit membungkuk dan memberi salam sebelum akhirnya kembali
cengar-cengir cengegesan seperti biasanya.
“Apa yang kalian lakukan
malam-malam di sini? Oh.. dan kau?” Eunhyuk yang baru menyadari kehadiran
seorang gadis asing di sana tampak kebingungan. Sang-mi mengerti, “Naega, Nam
Sang-mi imnida. Aku trainee junior” Sang-mi memperkenalkan dirinya.
“Oo—ya, aku sudah dengar
tentang audisi itu” Eunhyuk kembali mengangguk-angguk kecil. “Kau, Hyung Seok,
gerakanmu barusan benar-benar keren. Aku tidak menyangka keahlian dance-mu
begitu bagus.” Eunhyuk menepuk-nepuk pundak Hyung Seok.
“Itu hebat!” Eunhyuk kembali
memuji Hyung Seok diikuti dengan gerlingan matanya. “Ghamsahamnida hyung. Aku
bisa di bilang masih amatir” Hyung Seok tampak malu karena terus di puji.
“Ah~ jangan berkata begitu. Oh
iya, Taemin-ah, tadi aku bertemu dengan Minho, ia mencarimu. Bukankah kalian
harus segera kembali ke Dorm?” tanya Eunhyuk mengingatkan.
“Oh. Kau benar.. hehehe”
Taemin lagi-lagi tersenyum cengegesan.
“Geurae. Kebetulan aku juga
ingin turun. Kajja, kita bisa pergi bersama-sama. Kalian berdua juga harus
kembali. Ini sudah malam” tegur Eunhyuk pada Sang-mi dan Hyung Seok.
“Ne..” jawab Hyung Seok dan
Sang-mi bersamaan.
Eunhyuk pun berjalan kembali
menuju pintu keluar, sebenarnya Taemin masih ingin di sana dan mendengar
keputusan Sang-mi tentang siapa-yang-lebih-hebat. Tapi Eunhyuk yang menyadari
Taemin sama sekali tak bergerak, mendadak berhenti.
“Ppalli, kita harus segera
pergi” tegur Eunhyuk lagi. Kali ini jalan berbalik, merangkul Taemin lalu membawa
namja itu pergi. Sekilas Taemin melirik Sang-mi, yeoja itu meringis kecil dan
melambai mengucapkan selamat tinggal.
“Hhh~ Untunglah. Aku
tertolong” Sang-mi mengelus-elus dadanya lega.
“Kau benar-benar tidak bisa
menentukan mana yang lebih baik?” tanya Hyung Seok penasaran. Sang-mi
menggaruk-garuk kepalanya bingung, “Kalian berdua benar-benar keren. Bagaimana
aku bisa memilih?”
“Tapi aku pikir... Taemin hyung
benar-benar jauh lebih baik. Sepertinya, kita sudah tau siapa pemenangnya”
gumam Hyung Seok pelan.
***
Eun Ji berjalan terburu-buru
menuju kelas vokal di lantai 4. Ia sudah berjanji pada Shin Yeong dan Sang-mi
akan pergi menyusul mereka ke sana lebih cepat. Meskipun kelas vokal baru akan
di mulai sekitar 30 menit lagi, tapi kedua dongsaeng nya itu tampak sangat
tegang hingga memutuskan untuk datang lebih cepat dan berlatih vokal lebih
dahulu.
Eun Ji membawa kertas-kertas
lagu yang akan di pelajari di kelas vokal nanti dalam dekapannya, tidak ada
waktu lagi. Ia sudah hampir terlambat, kedua dongsaengnya itu, terutama Shin
Yeong pasti akan mengomel jika ia benar-benar datang terlambat.
Karena begitu terburu-buru, di
tambah lagi ia harus mengurus lembaran kertas-kertas yang di bawanya tadi, Eun
Ji jadi tidak begitu fokus dengan arah dari setiap langkahnya hingga
tiba-tiba...
Buughh..
Srakkk...
Eun Ji menabrak seseorang
hingga ia dan orang itu jatuh terjerembab di lantai, sementara kertas-kertas
lagu yang di bawanya jatuh berserakan di mana-mana.
“Ah.. Ma..maaf..” seru Eun Ji
tiba-tiba dan buru-buru bangun.
“Gwenchana, ini juga
kesalahanku” balasnya tetap ramah.
Eun Ji yang tadinya terus
membungkuk memohon maaf mendadak diam. Suara tadi, entah kenapa rasanya
benar-benar tidak asing. Takut-takut Eun Ji mengangkat wajahnya, matanya
membola begitu mendapati Onew lah namja yang baru saja di tabraknya tadi.
Karena begitu kaget di tambah
lagi jantungnya yang mulai berdegup cepat di luar kendali, Eun Ji sama sekali
tak terpikir untuk menolong Onew berdiri yang masih terduduk di lantai.
“Ee—Nona?” tegur Onew bingung
melihat Eun Ji yang masih tampak diam.
“Oh..ah, itu.. Ma..maafkan
aku. Mianhamnida..” Eun Ji kembali tersadar dari angannya. Ragu-ragu Eun Ji
mengulurkan tangannya, mencoba membantu Onew berdiri. Ia sempat menahan nafas
saat tangan halus Onew menyambut uluran tangannya.
“Ghamsahamnida.. dan oh,
sepertinya aku membuat semua barang-barangmu berantakkan” ucap Onew lagi
setelah berdiri dari duduknya dan menunjuk pada semua kertas-kertas lagu Eun Ji
yang masih berserakan di lantai.
“Eh?! A-aa..anio. Tidak
apa-apa. Sungguh. Ini karena kecerobohanku. Mianhae..” lagi-lagi Eun Ji
membungkuk, membuat Onew jadi merasa tak nyaman karena sejak tadi yeoja itu
terus saja meminta maaf. Entah kenapa Eun Ji menjadi sangat gugup dan grogi,
tak pernah terbayangkan olehnya akan bertemu dengan Onew secepat ini, dan
juga... dengan cara seperti ini.
“Gwenchana.. Oh, biar aku
bantu” ucap Onew tiba-tiba dan bergerak memunguti kertas-kertas tadi. Eun Ji
tersentak kaget, Ah.. benar. Aku melupakan kertas-kertas itu!’ runtuk
Eun Ji dalam hati karena justru Onew lah yang berinisiatif duluan untuk
memungut kertas lagunya.
Eun Ji kembali bergerak dan
mengikuti Onew yang masih terus memunguti kertas-kertas itu. Sesekali Eun Ji
mencuri pandang, ia menatap Onew dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Ini. Aku rasa semuanya sudah
lengkap” Onew menyerahkan kertas-kertas yang di kumpulkannya tadi pada Eun Ji.
“Oh, ne. Ghamsahamnida” Eun Ji kembali membungkuk.
“Ceonmanyo. Oh, aku harus
pergi sekarang. Maaf untuk yang tadi” pamit Onew tiba-tiba. Eun Ji hanya
mengangguk kecil, Onew melemparkan senyuman manisnya sebelum akhirnya melenggang
pergi begitu saja.
Pandangan Eun Ji terus
mengikuti gerak Onew hingga namja itu menghilang di tikungan koridor gedung.
Eun Ji mengigit bibir, tangannya bergerak meraba dadanya. Jantungnya bahkan
masih berdegup cepat.
Kejadian ini... hampir sama...’ pikirnya.
Mendadak ingatan Eun Ji
kembali membawanya pada kenangan beberapa tahun lalu. Masih saat ia duduk di
bangku SMA. Kenangannya bersama orang yang diam-diam begitu ia sukai.
- Flashback –
“Dalee-si, tunggu aku!”
panggil Eun Ji setengah memohon.
“Aigo~ Ppalli Eun Ji-ah, aku
sudah lapar!” dengus Dalee tak sabar. Eun Ji yang saat itu tengah mengalami
cidera di kaki kirinya akibat terjatuh ketika di jam pelajaran olahraga tadi
hanya bisa meringis kesakitan saat harus mempercepat langkahnya.
Tapi memang Dalee, yeoja itu
benar-benar sudah kelaparan. Ia malah berlari meninggalkan Eun Ji menuju kantin
hingga menghilang di tikungan koridor. Eun Ji panik, iapun mulai memaksakan
dirinya untuk ikut berlari, hingga saat mencapai tikungan koridor..
Buughh
“Aww!” Eun Ji meringis
kesakitan saat bokongnya dengan sukses menghantam lantai. Eun Ji masih belum
mengerti apa dan siapa yang baru saja di tabraknya saat tiba-tiba seseorang
mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri.
Eun Ji mendongak, tenggorokannya
tercekat saat melihat Jinki, sunbaenya itu tengah menawarkan bantuan untuk
membantunya berdiri. Namja bermata sipit itu juga terlihat menahan sakit di
bokongnya, Eun Ji meringis kecil.
“Mi.. Mianhae sunbae..” ucap
Eun Ji menyesal seraya menyambut uluran tangan Jinki a.k.a Onew dan mulai
berdiri. “Aww..” pekik Eun Ji tiba-tiba saat merasakan nyeri luka di kakinya.
“Ani. Seharusnya aku yang
minta maaf, tadi aku terburu-buru” elak Onew cepat, tetapi matanya terus
memperhatikan luka memar di pergelangan kaki yeoja itu.
“Kau terluka. Maafkan aku”
lanjutnya.
“Oh. A..anio.. luka ini aku
dapatkan karena terjatuh di jam olahraga tadi, bukan karena... itu” jawab Eun
Ji malu. Ia, menunduk dalam, sama sekali tak berani menatap Onew. Jantungnya
berdebar, kulitnya menjadi dingin karena gugup, seumur hidupnya, ia tak pernah
berdiri sedekat ini dengan Onew, ia hanya selalu mengamatinya dari kejauhan.
“Oh.. tapi lukamu tampaknya
semakin parah. Itu harus segera di obati. Aku akan membantumu pergi ke ruang
kesehatan” tunjuk Onew yang lagi-lagi berhasil mengejutkan Eun Ji.
“Ne?!” seru Eun Ji tak
percaya.
“Aku bilang, aku akan
membantumu. Naiklah” Onew tiba-tiba berbalik memunggungi Eun Ji dan membungkuk.
“Ha?! Na..naik?” ulang Eun Ji gelagapan.
“Kau tidak akan bisa berjalan dengan
luka seperti itu. Aku akan menggendongmu” jelas Onew lagi. “Kajja..”
“Ah... ti..tidak perlu sunbae.
Aku masih bisa...”
“Aku bilang naiklah!” potong
Onew tegas. Eun Ji tersentak kaget, dalam hati ia meruntuki dirinya sendiri.
Onew membentaknya! Dia pasti yeoja yang benar-benar keras kepala.
Ragu-ragu Eun Ji mendekat,
mengikuti apa yang Onew katakan barusan. Eun Ji memeluk leher Onew dari
belakang begitu namja itu mulai menggendongnya dan membawanya pergi menuju ruang
kesehatan. Eun Ji membenamkan wajahnya di pundak Onew, wajahnya merona dan
jantungnya masih berdegup cepat. Punggung Onew benar-benar hangat. Aroma
tubuhnya yang begitu khas juga membuat Eun Ji merasa begitu nyaman.
“Gomawo.. oppa..” bisik Eun Ji
pelan.
- Flasback End –
“Dan sepertinya... dia sama
sekali tidak ingat padaku...” gumam Eun Ji setelah itu.
“Aigo~ lihatlah tatapan mata
ini. Kau pasti menyukai Onew oppa!” tegur seseorang tiba-tiba, membangunkan Eun
Ji dari alam masa lalunya. Eun Ji menoleh, kini di sampingnya terlihat Eun Bi
tengah berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada yang ternyata sudah
menangkap basah Eun Ji tengah memandangi Onew hingga namja itu menghilang.
Eun Ji sudah mengerti sifat
Eun Bi. Ia tak menghiraukan kata-kata yeoja itu barusan. Meskipun sebenarnya ia
berdebar karena Eun Bi tiba-tiba memergokinya, Eun Ji tetap berusaha tenang. Ia
berbalik dan beranjak pergi meninggalkan Eun Bi begitu saja.
Sementara itu, Eun Bi yang
merasa tak di anggap mendadak kesal. Otaknya mulai berpikir dan mencari ide
untuk membalas perlakuan Eun Ji padanya. “Aku lihat. Aku melihat semuanya. Kau
terus memandangi Onew oppa.” seru Eun Bi tiba-tiba.
Eun Ji menggeleng-geleng kecil
tanpa menghentikan langkahnya sedikitpun. Ia tidak boleh ketahuan. Ia harus
tetap berusaha mengelak semua tuduhan Eun Bi yang memang benar. Tapi tampaknya
Eun Bi pantang menyerah, ia masih terus melanjutkan.
“Kau memandanginya dengan
tatapan yang berbeda. Terlihat jelas kau menyukainya. Pasti benar!” lanjutnya.
DEG.
Entah kenapa, tiba-tiba
langkah Eun Ji berhenti. Spontan ia menoleh, menatap Eun Bi yang kini beralih mengumbar
senyum penuh rasa kemenangan.
“Ah~ Jadi benar begitu...”
gumam Eun Bi menyeringai lebar.
“Jadi kau menyukai Onew oppa? Ah~ ini akan sangat
menarik” ucap Eun Bi nyengir. Eun Ji menjadi semakin gelisah, bagaimana pun
tidak ada yang boleh tau. Eun Ji kembali bisa menetralkan rasa gundahnya, ia
kembali berbalik dan beranjak pergi.
“Kebetulan sekali, aku punya kejutan untukmu di kelas
vokal nanti” sambungnya sembari menyunggingkan senyuman evilnya. Eun Ji
membatu. Langkahnya lagi-lagi berhenti. Kejutan?
Di kelas vokal? Aissh... ani. Dia pasti hanya menggodaku!’ pikir Eun Ji
mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dan kembali berjalan menuju ruang
vokal.
***
“Hari ini, kita kedatangan tamu istimewa” seru Mrs.Jung ,
salah satu pembimbing di kelas vokal saat itu. Eun Ji yang tadinya sedang sibuk
membantu mengoreksi pelatihan vokal Shin Yeong mendadak menoleh, ia melirik
Mrs.Jung sekilas, lalu entah kenapa, tiba-tiba matanya bergerak mencari sosok
Eun Bi.
Perasaannya tiba-tiba menjadi tak nyaman, teringat
olehnya ucapan Eun Bi tadi. Kejutan di kelas vokal. Sepertinya ini semua ada
kaitannya. Di tambah lagi, saat Eun Ji menatap Eun Bi, yeoja itu terlihat
menyeringai lebar ke arahnya.
“Onew-ssi, masuklah!” seru Mrs.Jung lagi.
Kali ini Eun Ji benar-benar terlonjak kaget di buatnya.
Sejalan dengan itu, para trainee yang lain mendadak riuh, terlebih saat
tiba-tiba Onew muncul dari balik pintu dan melenggang memasuki ruangan. Shin
Yeong menyenggol lengan Eun Ji pelan, “Unnie, itu Jinki sunbae.. Kau beruntung”
bisik Shin Yeong genit.
Mungkin seharusnya Eun Ji senang, tapi entah kenapa ia
justru merasakan yang sebaliknya. Ucapan itu, kata-kata Eun Bi tadi. Arrghh..
entah kenapa sepertinya merusak semuanya. Ia jadi penasaran, apa yang akan Eun
Bi lakukan?
“Annyeonghaseo. Naega Onew imnida. Aku leader dari
SHINee. Senang bertemu kalian” Onew di depan kelas sudah mulai memperkenalkan
diri dan seperti biasa, melemparkan senyuman manisnya.
“Aigo~ bukan kah dia sangat cute?”
“Dia bahkan terlihat lebih imut dari pada di tv”
“Kita beruntung! Ini seperti melihat pertunjukan gratis.
Onew pasti akan menyanyi, benar kan?”
Celetukkan demi
celetukkan mulai terdengar dari seluruh penjuru kelas. Kini semua tatapan
tertuju pada namja bermata sipit itu, “Sebagai pelatihan, kita memerlukan
seseorang yang mempunyai kemampuan vokal yang baik. Saya sengaja mengundah Onew
ke sini, untuk menujukkan pada kalian bagian tersulitnya” jelas Mrs.Jung lagi.
“Waa~ ini hebat”
sambung Soo Hyo yang sejak tadi duduk tepat di belakang Eun Ji dan Shin Yeong.
“Eh? Jadi sejak tadi kau duduk di situ?” tunjuk Shin Yeong bingung begitu
menyadari kehadiran Soo Hyo yang di dinilanya begitu tiba-tiba.
Soo Hyo memutar bola matanya gemas, “Lalu kau pikir sejak
tadi siapa yang menyodorkanmu air minum saat kau bilang haus huh?!” balasnya
keki.
Shin Yeong hanya cengar-cengir cengegesan, ia mendongak
ke kanan dan ke kiri, seakan mencari sesuatu yang kurang. “Yeoja itu, Hye Sun,
kemana dia?! Kenapa dia tidak pernah masuk kelas?” tanya Shin Yeong penasaran.
“Entahlah. Tapi Eun Bi bilang dia di minta Mr.Cho untuk
melakukan ‘sesuatu’ yang lain” jawab Soo Hyo sekenanya.
“Mwo? Sesuatu yang lain? Ah~ membersihkan alat musik?”
tebak Shin Yeong asal. Sontak Soo Hyo
memukul kepala Shin Yeong gemas, “Kau pikir dia OB?! Dasar bodoh! Itu pasti
sesuatu yang lebih hebat” ralat Soo Hyo kemudian.
Shin Yeong mendengus kesal sambil sesekali mengelus-elus
kepalanya. Wajahnya merengut, ia kembali membenarkan posisi duduknya. Sekilas
ia melirik Eun Ji, yeoja itu masih tampak diam dan memperhatikan Onew di depan.
“Dan saya akan menunjuk satu orang dari kalian untuk
berduet dengan Onew di depan, di sini” itulah kalimat terakhir yang dapat di
tangkap Shin Yeong.
Kedua bola mata Shin Yeong membola, bukan hanya dia saja
yang terkejut, semua trainee di kelas itupun tampak sedikit shock. Mendapatkan
kesempatan untuk duet? Itu benar-benar durian runtuh!
“Unnie.. Unnie.. itu.. KYAaaa... itu kesempatan bagus.
Kau kan hebat dalam menyanyi!” pekik Shin Yeong tiba-tiba. Eun Ji tetap tak
merespon, yeoja itu justru terlihat diam dan terus menatap Eun Bi lama. Yeoja
itu tampak menunggu sesuatu.
“Tapi tentu saja tak sembarangan orang. Hanya Trainee
terbaik yang boleh. Kang Eun Bi, kemarilah” lanjut Mrs.Jung yang lagi-lagi
membuat Shin Yeong terbelalak kaget dan menganga lebar.
“MWO?? M..mwoya?!” seru Shin Yeong tak berkedip.
“Unnie... Kenapa dia? Ba..bagaimana bisa? Kenapa harus si
yeoja sombong itu?!” Shin Yeong tampak panik.
“Unnie, tenang lah...” tegur Sang-mi yang jadi ikut
terlihat panik melihat tanggapan Shin Yeong. “Kalian lupa? Dia masuk di
managemen tanpa audisi. Memang harus ku akui, suaranya benar-benar merdu.
Vokalnya juga sangat bagus. Ku pikir dia berbakat” sambung Soo Hyo menjelaskan.
“Haisss.. Kau ini membela siapa sih?!” omel Shin Yeong
kesal.
“Ya’!! Harus berapa kali ku bilang?! Aku jauh lebih tua!
Panggil aku Unnie!” balas Soo Hyo tak terima. Sang-mi panik, ia kembali
berusaha untuk menenangkan keduanya. Sementara Eun Ji, ialah yang sebenarnya justru
merasa paling shock daripada yang lain.
Tatapan matanya terus saja mengikuti gerak Eun Bi yang
mulai berjalan ke depan kelas menghampiri Mrs.Jung dan Onew. Bisa Eun Ji lihat
Eun Bi melemparkan senyuman evilnya padanya. Jadi ini kejutannya? Baiklah, dia berhasil. Aku memang terkejut. Tapi,
jika hanya duet.. itu bukan masalah besar’ pikir Eun Ji lagi.
“Annyeong oppa. Naega, Kang Eun Bi imnida.
Bangapseumnida.” Eun Bi mulai memperkenalkan diri. Onew balas
tersenyum, “Senang bertemu denganmu Eun Bi-ssi. Aku jadi ingin mendengarmu
bernyanyi, pasti akan sangat bagus” ucap Onew ramah.
“Ani. Aku tidak akan bisa sebagus itu. Aku masih pemula”
jawab Eun Bi dengan raut wajah –bak-malaikatnya.
“Ck, lihat si rubah itu! Menyebalkan!” runtuk Shin Yeong
keki.
“Unnie, gwenchanayo?” tegur Sang-mi khawatir yang sejak
tadi menyadari Eun Ji hanya terus diam. Eun Ji menoleh, ia memaksakan diri
untuk tersenyum. “Gwenchana. Ada apa dengan kalian? Tentu aku baik” elaknya
sebisanya.
“Geurae. Sekarang akan kita dengarkan. Lebih cepat akan
lebih baik. Kalian siap?” Tanya Mrs.Jung pada Onew dan Eun Bi. Keduanya mengangguk,
Mrs.Jung pun sudah siap dengan piano-nya.
- Backsound Onew ft Jessica, Year Later –
Sedetik kemudian, alunan lembut dari tuts-tuts piano itu
mulai terdengar. Dan beriringan dengan itu, suara halus Eun Bi mulai ikut
bergabung.
“ It feels like I’ve
dreamed for a long time
For a while, I’ve wandered and wandered
For a while, I’ve wandered and wandered
We’re
standing face to face, just like that day
The
beautiful stories we wrote down then
The promises of forever we prayed then
All come back to me one by one
I knew my heart wouldn’t be able to take this
For you, I held it back even more
So how was your year?”
The promises of forever we prayed then
All come back to me one by one
I knew my heart wouldn’t be able to take this
For you, I held it back even more
So how was your year?”
Semua orang tertegun, termasuk Shin Yeong dan Eun Ji.
Harus mereka akui, suara dan kemampuan vokal Eun Bi memang sangat bagus.
Terdengar begitu lembut di telinga mereka semua. Shin Yeong bahkan tak bisa lagi
membantah dan mengelak, yeoja rubah itu memang istimewa.
Eun Ji menatap Onew, namja itu bahkan terlihat sedikit
kaget begitu mendengar suara halus Eun Bi. Namja itu tersenyum lebar pada Eun
Bi sebelum akhirnya mulai menyanyikan bagiannya.
“I’ve
lived and tried to forget for a long time
For a while, it seemed like it was okay
But as time passes by, I come to realize
That without you, I can’t go on”
For a while, it seemed like it was okay
But as time passes by, I come to realize
That without you, I can’t go on”
Suasana kelas semakin hening. Suara Khas Onew benar-benar
berhasil menghipnotis mereka semua. Meski samar, Eun Ji terlihat tersenyum
tipis. Suara ini terdengar lebih merdu daripada yang pertama kali ia dengar
waktu itu.
“Maybe
if we were just a little more mature then
Maybe if we knew back then what we know now
Endless regret only repeats itself
I have no will to save myself
But I tightly held all of that in
That’s how one year has passed”
Maybe if we knew back then what we know now
Endless regret only repeats itself
I have no will to save myself
But I tightly held all of that in
That’s how one year has passed”
Membuat hatinya terasa begitu teduh, alunan lagu ini juga
begitu menggambarkan apa yang terjadi padanya saat ini. Ia yang tak bisa
menahan semua perasaan di hatinya, selama tahun-tahun terakhir ini, hanya satu
sosok yang begitu ingin ia lihat. Jinki.
Melihat Onew yang kini sudah menjadi penyanyi yang
bersinar, membuat Eun Ji merasa begitu lega. Kembali teringat olehnya, saat
itu. Ketika ia mengatakan apa yang seharusnya Onew lakukan di mana di depan.
- Flashback –
Eun Ji berjalan menghampiri Onew yang saat itu hanya
duduk diam di kursinya di pojokkan perpustakaan sekolah. Saat itu Eun Ji masih
duduk di kelas 7, SMP dan Onew duduk di kelas 8.
Eun Ji selalu saja memperhatikan sunbaenya itu karena
selalu datang ke perpustakaan dan duduk di tempat yang sama setiap harinya.
Berawal dari penasaran, Eun Ji menjadi terus memperhatikan Onew hingga akhirnya
ia mulai sadar ia mulai menyukai namja itu.
Mungkin masih terlalu belia untuknya saat itu, tapi ia
menyukai perasaan itu. Membuatnya selalu ingin datang ke perpustakaan sekolah
agar bisa melihat namja pendiam itu. Ia selalu datang untuk belajar ataupun
hanya sekedar membaca buku, begitu tenang dan misterius. Tapi sisi itulah yang
Eun Ji sukai.
Hingga secara tak sengaja, saat di kelas kesenian, Eun Ji
mendengar Onew bernyanyi. Suaranya begitu merdu, Eun Ji benar-benar merasa
nyaman. Semua orang juga berpendapat yang sama. Eun Ji selama ini diam-diam
terus mendengarkan setiap kali Onew menjalani kelas kesenian, Eun Ji sangat
suka mendengarkan Onew menyanyi. Ia berpikir Onew harus menjadi seorang
penyanyi, maka di sinilah ia sekarang. Memberanikan diri menghampiri namja itu.
“Oppa...” panggil Eun Ji ragu.
Onew menoleh, namja bermata sipit itu terlihat bingung
begitu melihat gadis tak di kenal tengah menyapanya, tetapi ia tetap berusaha
untuk tersenyum. “Aku.. selalu mendengarmu bernyanyi di kelas seni. Suaramu
sangat bagus, apa kau pernah berpikir untuk menjadi seorang penyanyi kelak?”
tanya Eun Ji to the point.
“Ne?” seru Onew kaget.
“Ee—kau harus menjadi seorang penyanyi. Kau memiliki bakat.
Suara sangat indah. Sungguh” lanjut Eun Ji antusias. Onew tampak semakin
kebingungan, “Penyanyi?” gumamnya.
- Flasback End –
Eun Ji tersenyum tipis. Akhirnya Onew benar menjadi
penyanyi, di sini, sebagai bagian dari SHINee. Walaupun ia tidak yakin Onew
akan ingat padanya. Gadis biasa yang tidak populer di SMP ataupun di SMA. Apa
yang bisa di ingat dari yeoja sepertinya? Yang bahkan dulu terlalu takut walau
hanya untuk sekedar menyapa namja itu. Yang hanya bisa memperhatikan dari jauh.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan bahkan sampai sekarang.
“KYaaa~” pekikkan trainee-trainee yang lain membuyarkan
lamunan Eun Ji. Ia kembali mengamati, tenggorokkannya tercekat saat ia lihat
Eun Bi dan Onew mulai saling berpandangan dan berpengangan tangan sambil terus
menyanyi. Di persekian detiknya, Eun Bi terlihat melirik Eun Ji dan tersenyum
evil.
“U..unnie.. Gwenchana? Itu pasti hanya profesionalitas
dalam penghayatan lagu” hibur Shin Yeong takut-takut. Eun Ji tersenyum tipis,
tatapan matanya mendadak berubah keruh. Ia menggeleng kecil, “Ani. Aku bukan
siapa-siapa. Aku tak berhak marah ataupun cemburu. Aku bahkan tak berhak untuk
ada di dalam ingatan Jinki sunbae...”gumamnya lirih.
***
“Kemana Hye Sun? Kenapa dia belum sampai juga?” ucap
sutradara mulai cemas. Hari ini, lagi-lagi Minho dan Hye Sun akan melakukan
pemotretan bersama sesuai pengarahan Mr.Cho pagi ini. Minho yang memang sudah
mengertahui tentang jadwal ini jauh sebelumnya sudah tampak stand by di lokasi. Sementara Hye Sun,
yeoja itu baru saja mendapatkan kabar tentang pemotretan ini secara tiba-tiba,
mungkin ia masih dalam perjalanan.
Tapi tetap saja, Minho kembali melirik jam tangannya
sekilas. Sudah hampir satu jam, dan yeoja itu belum juga datang. Entah apa yang
tengah yeoja itu lakukan sekarang, ia benar-benar membuat semua orang panik.
“Ya’! Minho-ssi, coba hubungi dia” perintah sutradara
mulai tak sabar.
“M..mwo? Tapi.. aku tidak tau nomer ponselnya” jawab
Minho gelagapan.
“Ha?? Kau tidak punya? Aku pikir kalian dekat” sambung
salah satu kru.
“A..anio. Kami bahkan baru saling mengenal” elak Minho
cepat. Sesekali Minho menggaruk tekuknya bingung, ia tampak berpikir. Kira-kira
dimana yeoja itu sekarang?
“Aku akan pergi mencarinya!” seru Minho tiba-tiba. Semua
orang menoleh, “Mencarinya? Dimana? Ada banyak tempat di negara ini” celetuk
salah satu kru lagi diikuti riuh tawa yang lain.
“Ya’! Berhenti! Siapa yang memperbolehkan kalian tertawa
di saat genting seperti ini?! Model kita hilang!” runtuk Sutradara kesal.
Mendengar itu, mendadak semua kru-kru itu bungkam.
“Geurae. Itu keputasan yang baik. Pergilah Minho-ah,
mungkin dia tersesat di dekat sini. Lokasi pemotretan kita berbeda, mungkin ia
hanya bingung” lanjut Sutradara lagi. Minho mengumbar senyum, ia mengangguk
lalu bergerak menyambar jaketnya di kursi istirahat sebelum akhirnya melesat
pergi.
***
Hye Sun menatap berkeliling, berusaha mencari petunjuk
sekecil apapun itu. Ia baru saja mendapatkan pemberitahuan tentang pemotretan
ini tadi pagi, tapi ia sudah di minta untuk bergegas pergi menuju lokasi. Di
tambah lagi tak ada yang mengantar! Hanya bermodal sebuah alamat, Hye Sun
akhirnya benar-benar tidak tau di mana dia sekarang. Alamat di secarik kertas
itu tidak ada di manapun, bahkan ia baru pertama kali mendengarnya. Mungkin
mereka telah salah menuliskan alamatnya.
Hye Sun masih terus berjalan melewati keramaian
perempatan jalan siang itu. Melewati beberapa minimarket dan toko CD.
Langkahnya tiba-tiba berhenti saat tiba-tiba manik matanya menangkap foto
pemotretannya bersama Minho beberapa waktu lalu di sampul majalah olahraga di
salah satu toko majalah beberapa meter dari tempatnya berdiri.
Tatapan matanya kini beralih memandangi beberapa fans
yeoja yang terlihat marah dan kesal ketika melihat fotonya bersama Minho di
sana. Tentu saja Hye Sun bisa mengerti, wajahnya pasti tampak asing. Ia bukan
model ataupun selebritis. Fans-fans itu pasti merasa amat sangat cemburu dan
kesal.
Mendadak Hye Sun memutar balik tubuhnya, entah kenapa
firasatnya bilang sesuatu yang buruk akan terjadi jika ia memaksa untuk terus
maju. Hye Sun berjalan menunduk berusaha untuk menutupi wajahnya agar
yeoja-yeoja tadi tak melihatnya. Langkah Hye Sun masih terbilang santai seperti
biasanya, ia tak ingin terlihat sengaja menghindar.
Semuanya berjalan lancar saat tiba-tiba seseorang berhenti
tepat di depannya dan menghalangi langkahnya. Mau tidak mau Hye Sun berhenti,
ia mengangkat sedikit kepalanya, terlihat beberapa orang yeoja tengah berdiri
sambil berkacak pinggang dan menatapnya dengan tatapan yang begitu sulit di
artikan.
“Benar ini yeoja itu kan?” seru salah satu dari yeoja-yeoja
itu, kemungkinan besar ia adalah pimpinannya. Yeoja-yeoja di belakangnya
terlihat mengecek majalah olahraga yang benar ada Hye Sun dan Minho di bagian
sampulnya.
“Benar. Itu dia!” jawab salah satu dari yeoja-yeoja itu.
“Huh, jadi kau? Kau sengaja menghindar huh? Untung salah
satu dari kami melihatmu!” sindir yeoja pemimpin itu sinis. Ia berjalan
mendekati Hye Sun hingga membuat yeoja itu mundur beberapa langkah.
“Kau siapa?! Kenapa kau bisa melakukan pemotretan dengan
Minho oppa?! Penyanyi baru? Model? Ah~ atau aktris? Pasti bukan! Kami bahkan
tidak pernah melihatmu di tv!” lanjutnya lagi.
Hye Sun hanya diam. Yeoja itu bahkan tak terlihat takut.
Wajahnya tampak datar dan normal seperti biasanya. Hye Sun tak mau memperbesar
masalah, ia harus segera sampai di lokasi pemotretan secepatnya. Semua orang
pasti mencarinya sekarang.
Tanpa banya bicara, Hye Sun berbalik memunggungi
yeoja-yeoja itu begitu saja dan melenggang pergi. Yeoja-yeoja itu tampak
trekejut, dengan gerakan cepat beberapa dari mereka mulai berlari mendahului
Hye Sun dan memblokade jalan.
“Kau berusaha lari?! Kau bahkan tak menanggapi ucapanku!”
bentak pimpinan dari yeoja-yeoja itu lagi.
“Aku sedang terburu-buru. Aku harus pergi” jawab Hye Sun
singkat dan memilih berjalan dari sisi kanan yang terbuka. Pimpinan dari
yeoja-yeoja itu tampak semakin kesal, ia berjalan mengejar Hye Sun dan menarik
kerah kemeja Hye Sun dari belakang hingga yeoja itu hampir saja jatuh terbalik
kalau saja ia tidak dengan cepat kembali menyeimbangkan kakinya.
“Kau ini benar-benar menyebalkan!” bentaknya seraya
mendorong Hye Sun keras hingga yeoja itu jatuh tersungkur ditrotoar jalan.
“Apa?! Kau mau membela diri?! Cepat bicara!” tantangnya lagi begitu mendapati
Hye Sun melemparkan pandangan ‘kesalnya’ padanya.
Hye Sun bangkit berdiri. Ia menatap yeoja-yeoja itu
marah, seumur hidupnya, ia tidak pernah di perlakukan sekasar itu. Tapi ia
tetap harus bisa menjaga emosinya, ia tetap berusaha tenang dan bersabar. Tak
ada gunanya meladeni yeoja-yeoja ini. Lagipula ia tidak suka berkelahi, hanya
membuang-buang tenaganya.
“Aku akan pergi” ucap Hye Sun sekali lagi seraya berjalan
menjauhi yeoja-yeoja itu. Mereka terlihat semakin kesal, salah satu dari yeoja
itu terlihat merogoh kantung plastik belanjaannya dan mengeluarkan sebuah telur
dari dalam sana. Ia dan teman-temannya saling bertukar pandang dan tersenyum
lebar, begitu di beri tanda oleh sang ketua, yeoja itupun mulai melemparkannya
tepat ke punggung Hye Sun.
Ceplokk
Telur itu pecah dan mendarat dengan sukses di punggung
Hye Sun. Langkah Hye Sun berhenti, ia menoleh. Ia kembali tersentak kaget saat
yeoja-yeoja itu lagi-lagi terlihat mengeluarkan semua telur dari kantung plastik
belajaan mereka dan...
Bukk..bukk..bukk..
Telor-telor itu dengan sempurna menghantam wajah dan
dadanya. Hye Sun sampai di buat mundur beberapa lagkah karenanya. Hye Sun
menunduk, bisa di rasakannya perih di bagian kening dan sekitar matanya.
“Hahaha... bagus sekali!” sorak yeoja-yeoja itu.
Hye Sun mengangkat wajahnya, tenggorokannya tercekat saat
lagi-lagi yeoja-yeoja itu tampak bersiap untuk melemparinya lagi.
“Dasar yeoja sial! Rasakan ini!”
“Ini! Rasakan ini!”
Hye Sun menunduk dan memejamkan matanya untuk menghindari
lemparan yeoja-yeoja tadi lagi. Tapi tidak terjadi apapun. Aneh. Pelan-pelan
Hye Sun membuka matanya. Seseorang melindunginya. Namja itu memeluknya agar ia
terhindar dari lemparan batu yeoja-yeoja tadi. Hye Sun mengangkat kepalanya,
berusaha melihat siapa gerangan namja ini.
“Untunglah aku datang lebih cepat” ucap namja itu
nyengir.
Hye Sun tertegun, begitu juga dengan yeoja-yeoja tadi.
Mereka semua meringis memandangi telur-telur itu mengotori punggung lebar Minho
yang terbungkus jaket hangatnya.
“Mi..minho...” gumam mereka semua bersamaan.
Minho menoleh, yeoja-yeoja itu sudah hampir menangis di
buatnya karena memang benar Minho yang mereka lihat sekarang. Mereka semua
tampak gemetar dan merasa amat menyesal, mereka ketakutan setengah mati. Mereka
telah melakukan hal buruk di depan idolanya!
“Gwenchana. Kalian pulanglah. Jangan lakukan hal seperti
ini lagi. Ini tidak baik. Arraseo?!” ucap Minho ramah.
Semua yeoja-yeoja itu lagi-lagi di buat terkejut olehnya.
Mereka saling bertukar pandang. “Dia temanku. Nanti kalian juga pasti akan
melihatnya di tv, sesaat setelah dia debut. Jangan berburuk sangka. Jadilah
fans yang baik” lanjut Minho lagi.
“M..mwo?” seru mereka semua bersamaan. Yeoja-yeoja itu
kembali saling bertukar pandang, sejurus dengan itu mendadak raut wajah mereka
mendadak berubah pucat pasi. Takut-takut mereka beralih menatap Hye Sun yang
kini tengah berdiri diam di belakang Minho.
“Jadi.. Ah~ Mianhae... Mianhamnida... Maafkan kami” seru
sang ketua tiba-tiba.
“Kami terlalu berpikir buruk tentangmu. Maafkan kami”
lanjutnya seraya membungkuk di ikuti dengan yeoja-yeoja yang lain. Hye Sun
hanya mengangguk kecil dan terlihat cuek dengan membersihkan pakaiannya. Minho
yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan mengelus kepala Hye Sun gemas.
“Anak baik..” puji Minho.
Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan pesona yeoja
ini. Ia benar-benar manis. Apapun yang ia lakukan selalu terlihat cute di matanya. Sementara itu,
mendapatkan perlakuan manis yang begitu tiba-tiba dari Minho mendadak membuat
aktifitas Hye Sun berhenti. Ia mendongak, beralih menatap namja itu tepat di
kedua bola matanya.
DEG
Lagi. Mendadak Minho merasa panik. Ia menjadi salah
tingkah. Dengan cepat ia menarik kembali tangannya dan melemparkan pandangannya
ke sembarang arah. Ia tak habis pikir, baru saja beberapa menit yang lalu ia
sudah bisa merasa ‘normal’ bersama yeoja ini, tapi kenapa tiba-tiba begini
lagi? Jantungnya berdegup dengan sangat cepat di luar kendalinya.
Di sisi lain Hye Sun justru mengumbar senyum.
“Gomawo~...” ucapnya dan lagi-lagi, mambuat Minho menjadi semakin gugup hanya
dengan mendengar suaranya. Kenapa aku
selalu bersikap seperti ini jika bersamanya? Ayolah, ini bukan diriku’
runtuk Minho dalam hati.
***
Key dan Taemin melengoh masuk ke dalam ruang vokal para
Trainee. Kali ini jadwal mereka sedang kosong, begitu mendengar Onew di undang
sebagai tamu di sana, entah kenapa, Key dan Taemin mendadak kompak untuk
menyusul Onew hingga di sinilah mereka sekarang.
Kedatangan Taemin dan Key berhasil menarik perhatian
semua trainee di ruangan itu, bertepatan dengan berakhirnya duet Onew-Eun Bi
saat itu. Key dan Taemin melemparkan senyuman ramahnya pada semua trainee di
sana.
Tetapi senyuman Key tiba-tiba luntur begitu manik matanya
menemukan sosok Shin Yeong di antara para trainee-trainee itu. Mendadak raut
wajah ramah Key berubah masam begitu mengingat apa yang yeoja itu lakukan pada
lengannya!
Di saat yang sama, Shin Yeong juga tampak menunjukkan
tampang juteknya. Yeoja itu tampak mengumpat beberapa kali. Tidak ada raut
wajah senang sedikitpun melihat kedatangan namja tampan pencinta pink itu di
kelas vokalnya.
Sementara Sang-mi justru terlihat menunduk dan
menghindari kontak mata dengan Taemin. Ia bisa merasakan namja itu tengah
memperhatikannya. Tentang masalah battle itu, pasti namja itu ingin meminta
keputusannya.
“Aigo~ Apa yang di lakukan namja menyebalkan itu di
sini?” runtuk Shin Yeong keki. Shin Yeong kini beralih melirik Sang-mi yang
duduk tepat di belakangnya, “Apa yang kau lakukan Sang mi-ah?!” tanya nya
bingung yang melihat Sang-mi bersembunyi di balik punggungnya.
“Anio. Bukan sesuatu yang penting. Unnie, duduklah yang
benar!” pinta Sang-mi setengah memohon. Kening Shin Yeong berkerut, ia masih
penasaran. Lagi, Shin Yeong mengalihkan pandangannya pada namja-namja yang baru
saja masuk itu. Pasti salah satu dari namja itu yang ingin Sang-mi hindari.
Shin Yeong sedang serius
memperhatikan Taemin saat tiba-tiba Key yang ternyata sejak tadi mengetahui yeoja
itu tengah memperhatikan Taemin mendadak bergeser dan tempatnya berdiri menuju
sisi kiri Taemin hingga menutupi namja itu dari penglihatan Shin Yeong.
Shin Yeong terbelalak kaget, di lihatnya Key mengangkat
satu alisnya dan tersenyum sinis. “Sial! Dia sengaja!” umpat Shin Yeong.
Wajahnya semakin tertekuk masam saat Key terlihat memainkan kedua alisnya naik
turun dengan tatapan jail. Gigi Shin Yeong saling beradu hingga
menimbulkan suara gemeretak yang cukup keras. Ia benar-benar kesal sekarang. Key mengejeknya!
Shin Yeong yang benar-benar sudah tidak tahan, baru saja
ia ingin bergerak meraih sepatunya untuk melempari namja menyebalkan itu saat
tiba-tiba Mrs.Jung memanggil namanya.
“Nona Yoo Shin Yeong?” serunya.
Shin Yeong terlonjak kaget. Ia gelagapan. “Y..ye Mrs.Jung?”
jawab Shin Yeong cepat.
“Kemampuan vokalmu terdengar sangat buruk kemarin,
sekarang mari kita lihat apa ada perkembangan” ucap Mrs.Jung mempersilahkan
Shin Yeong untuk maju ke depan ruangan.
“Hah?” seru Shin Yeong refleks.
Matanya berkedip-kedip cepat beberapa kali. Ia menoleh,
menatap Eun Ji yang tampak meringis kecil. “Giliranmu Shin Yeong-ah” ucap Eun
Ji sekenanya.
“M..mwo? Ta..tapi.. Unnie.. aku belum siap...” bisik Shin
Yeong memelas, raut wajahnya mendadak berubah pucat pasi.
“Unnie, berjuanglah. Kau sudah berlatih semalaman untuk
hari ini. Aku yakin kau pasti bisa” sambung Sang-mi di belakang, tetap masih terus
bersembunyi dari pandangan Taemin.
“Ne. Aku sudah mendengarkanmu menyanyi sejak pagi,
cobalah. Kau pasti berhasil!” lanjut Soo Hyo menyemangati.
Shin Yeong tampak semakin gugup, “Kau pasti bisa Shin
Yeong-ah. Kau sudah berusaha keras dan terus berlatih, Unnie sudah membantumu mengoreksi
beberapa nada yang salah. Kau ingat bagian itu? Di bagian nada rendahnya. Kau
pasti bisa. Hwaiting!” jelas Eun Ji ikut memberi selamat.
“Nona Yoo Shin Yeong?” tegur Mrs.Jung lagi.
Kini semua pandangan benar-benar tertuju padanya. Entah
untuk yang keberapa kalinya Shin Yeong kembali melirik Eun Ji, yeoja itu
mengangguk dan tersenyum menyemangati. “Hwaiting!” seru Soo Hyo dan Sang-mi
lagi.
Shin Yeong tersenyum tipis. Meskipun ragu, akhirnya Shin
Yeong berdiri dari duduknya dan berjalan kedepan menghampiri Mrs.Jung. Ia
melemparkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Menatap satu per satu
semua trainee di sana. Ia benar-benar gugup.
“Geurae. Kita akan mulai sekarang” ucap Mrs.Jung kemudian
dan mulai memainkan piano nya. Shin Yeong menghela nafas panjang, ia melirik
Key yang tampak sangat antusias menunggunya bernyanyi. Shin Yeong lemas, ia
benar-benar belum siap. Walaupun sudah berlatih, tetap saja dia mengalami
kesulitan. Semua orang kini melihatnya!
“Loser” Shin
Yeong membaca gerak bibir Eun Bi di tempat duduknya yang tegak lurus dengan
tempat ia berdiri sekarang. ‘Mwo?!
Pecundang katanya! Kyaaaa.... dasar yeoja sombong!!!’ teriaknya dalam hati.
“Nona Shin Yeong? Kenapa diam saja? Sudah waktunya
untukmu mulai!” tegur Mrs.Jung tiba-tiba.
“Eh?!” Shin Yeong menoleh. Karena terlalu sibuk dengan
pikirannya, ia jadi tidak begitu fokus dengan iriangan piano nya. Soo Hyo di
barisan belakang menepuk keningnya keras, “Ya tuhan... Shin Yeong!” pekiknya
gemas.
Eun Bi sekali lagi terlihat menahan tawa, begitu juga
dengan anak-anak yang lain. Shin Yeong tampak semakin gugup. “Mi..mianhae
Mrs.Jung. Bisa kita ulangi? Hehehe” kata Shin Yeong cengegesan.
Mrs.Jung terlihat mendesah. Ia menggeleng-geleng kecil
sebelum akhirnya kembali memainkan pianonya. Shin Yeong menarik nafas panjang,
ia mendengarkan dengan seksama alunan musik yang mulai terdengar.
- Kim Yoo Kyung, Starlight Taers –
“seh
hayan byulbit chi noonmooleul gamssayo
ddaddeut han barameh noonmooli nehlyuhyo
geudeh neuggi nayo
joyonghi soksak ineun geudeleul hyanghan i ddullimeul” Shin Yeong mulai menyanyi mengimbangi alunan nada-nadanya.
ddaddeut han barameh noonmooli nehlyuhyo
geudeh neuggi nayo
joyonghi soksak ineun geudeleul hyanghan i ddullimeul” Shin Yeong mulai menyanyi mengimbangi alunan nada-nadanya.
Di luar dugaan, sajak pertama terdengar sangat bagus dan
sempurna. Semua orang tertegun, termasuk Eun Bi yang terlihat sangat terkejut.
Sang-mi dan Soo Hyo terlihat sangat gembira dan menyeringai lebar, tetapi tidak
dengan Eun Ji. Yeoja itu justru tampak serius dan meremas jamari-jemari
tangannya cemas. Bukan ini. Bukan ini kesulitannya.
“Wah~ Ternyata yeoja kanibal ini boleh juga” gumam Key
sinis.
Taemin mengangguk menyetujui pendapat Key, sementara Onew
justru tampak memperhatikan barisan tempat duduk para Trainee. Dari semua
trainee, hanya satu orang yang tampak begitu tegang dan khawatir. Benar, Eun
Ji.
Onew terus memperhatikan yeoja itu, kening Onew berkerut.
Apa ada yang salah?’ pikir Onew
bingung.
“hayan
jongi wi eh geudel geulyuhyo
ddaddeut han misoga nal ana joonehyo
igeh sarangin gayo
doo nooneul gama bwado geudeh man bo ineun gulyo”
ddaddeut han misoga nal ana joonehyo
igeh sarangin gayo
doo nooneul gama bwado geudeh man bo ineun gulyo”
Eun Ji semakin menunduk dalam. Ia terus berdoa dan
berharap. Setelah ini adalah bagian dimana Shin Yeong sering melakukan
kesalahan. ShinYeong-ah.. kau pasti bisa!
Kau pasti bisa...’ bisik Eun Ji dalam hati.
“I’ll
be waiting for you
geudel gidal lilggehyo
duh isang apeun noonmool bo iji aneullehyo
you let me know guhjitmal........”
geudel gidal lilggehyo
duh isang apeun noonmool bo iji aneullehyo
you let me know guhjitmal........”
Ah!
SALAH!’ pekik Eun Ji dan
Onew bersamaan, di dalam hati tentunya.
Dan benar saja, sedetik setelah itu Shin Yeong terdiam di
tempatnya, begitu juga dengan permainan piano Mrs.Jung. “Salah! Bagian itu
harusnya nada rendah, kenapa kau menggunakan nada tinggi?!” gertak Mrs.Jung
keras.
Shin Yeong bungkam. Dalam hati ia meruntuki dirinya
sendiri. Ia tau, ia sudah sangat berhati-hati pada bagian itu, tapi tetap
saja....
“Puahahaha~
Lihatlah yeoja itu. Bukankah dia benar-benar bodoh? Bahkan ia tidak bisa
membedakan mana tanda untuk nada tinggi dan mana untuk yang lebih rendah” Key
terbahak keras hingga semua mata kini beralih menatap ke arahnya.
“Huh, lihat, beginilah kemampuan orang yang gagal masuk
audisi sebanyak 45 kali. Benar-benar payah!” celetuk Eun Bi lagi yang tiba-tiba
tersenyum sumringah dan kali ini diikuti gelak tawa trainee yang lain.
“Ahahahaha...
Jinjja? Jadi yeoja kanibal itu gagal audisi sebanyak 45 kali?!” seru Key
tiba-tiba. Mendadak kini semua pandangan kembali beralih menatapnya.
Mata Shin Yeong memanas. Apa salahnya jika kemampuan vokalnya memang buruk? Apa salahnya jika
gagal lolos audisi sebanyak 45 kali? Apa itu suatu perbuatan hina? Apa itu
lelucon yang benar-benar lucu?’ pikir Shin Yeong yang kali ini akhirnya
benar-benar menangis. Ia di permalukan. Semua orang menertawakannya!
“Omo... Key, sepertinya kau membuatnya menangis” tegur
Onew nyaris berbisik.
“Eh?!” mendadak tawa Key berhenti.
Key membatu saat di lihatnya Shin Young menangis dan
menatapnya kesal. Tanpa ba-bi-bu lagi Shin Yeong berlari menabrak Key,Taemin
dan Onew di ambang pintu dan pergi berlalu begitu saja.
Semua orang kembali ribut. Sementara Eun Ji, Soo Hyo dan
Sang-mi terlihat panik. Ketiganya berdiri dari duduknya dan ikut berlari
mengejar Shin Yeong. Key melirik Onew, ia meringis kecil.
“A...aku tidak tau kalau itu menyinggungnya. Aku tertawa
begitu saja, itu refleks!” Key membela diri.
“Hyung.. tapi tetap saja, kau keterlaluan...” bisik
Taemin.
Key akhirnya menyerah. Harus ia akui ia memang salah.
Mendadak ingatan akan raut wajah dan tangis Shin Yeong tadi kembali terbesit di
otaknya. Key merasa sangat menyesal. Ia benar-benar sudah membuat yeoja itu
menangis.
TBC
PS : Thrailer nya sengaja nggak aku kasih supaya penasaran, wkwkwk
*Kepedean
*siapa juga yang penasaran
COMENTnya jangan lupa ya ^^
Ghamsahamnida... *bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar