Minggu, 25 Desember 2011

[FF] STEP - Part 4



Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :  SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Cameo : Eunhyuk (SuJu)
Disclaimer : This story and the plot ia originally mine. This story is a FICTION , just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant and just enjoy it guys ^^V

“Hyung Seok-ah, kau hebat juga” puji Taemin seraya berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati hyung Seok. “Jadi... bagaimana kalau kita melakukan battle?” tantang Taemin kemudian.
“Mwo?!” pekik Sang-mi dan Hyung Seok bersamaan.
Sang-mi dan Hyung Seok refleks saling bertukar pandang. Bisa di lihat di raut wajah keduanya, mereka tampak sangat terkejut bercampur bingung. Taemin memperhatikan kedua orang itu yang bahkan sampai sekarang masih saling berpandangan, Taemin merasa semakin risih.
“Aku ingin tau siapa di antara kita yang lebih hebat. Sang mi-ah, kau mau menjadi jurinya?” Taemin beralih memandang Sang-mi. Berusaha kembali mengalihkan pandangan keduanya.
“Eh?! A..aku?!” seru Sang-mi kaget.
“Tapi... bagaimana bisa kau memilih di antara kalian berdua?” lanjutnya gelagapan. Taemin melirik Hyung Seok, namja itu juga terlihat meliriknya. Seakan mengerti arti dari tatapan Taemin, akhirnya Hyung Seok angkat bicara.
“Geurae, jika memang itu yang hyung inginkan” jawabnya yang berhasil membuat Sang-mi semakin terbelalak kaget, dan sebaliknya, Taemin justru menyeringai lebar. Taemin kini kembali melirik Sang-mi, “Gwencahana Sang mi-ah, katakan saja yang sejujurnya, siapa yang lebih baik? Aku atau Hyung Seok” tunjuk Taemin.
Saeng mi terlihat ragu, tapi bisa di lihatnya kesungguhan di kedua bola mata Taemin. Yeoja itu menghela nafas panjang, “Neee... akan ku lakukan” jawabnya kemudian.
Taemin tersenyum lebar, ia pun mulai membenarkan posisinya beberapa meter di samping Hyung Seok. Sekali lagi kedua namja itu saling bertukar pandang, raut wajah Taemin berubah serius, sementara Hyung Seok terlihat sedikit tegang karenanya.
Di sisi lain, Sang-mi mulai bergerak mendekati tipe dan menekan tombol ON. Selang sedetik kemudian, irama musik perpaduan jazz, hip hop dan DJ yang saling silih bergantipun mulai terdengar. Taemin dan Hyung Seok menarik nafas untuk menekan rasa tegang masing-masing. Keduanya juga tampak sedikit melakukan pemanasan dan peregangan otot-otot tubuh.
Lagi, mereka saling bertukar pandang, Taemin memberi tanda pada Hyung Seok untuk memulai terlebih dahulu. Hyung Seok mengerti, ia maju beberapa langkah, kembali menarik nafas sebelum akhirnya mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti iringan musik.
Ia mulai bergerak ke kanan dan ke kiri, tubuhnya tampak sangat lentur dan ringan. Tubuh Hyung Seok meliuk-liuk dengan sangat mudah, Hyung Seok bahkan sempat menujukkan gerakan salto nya dengan sangat sempurna.
Taemin terus mengamati setiap gerak namja itu, matanya mulai memperlajari teknik-teknik gerakan yang di lakukannya. Ya, harus Taemin akui, sebagai seorang dancer, Hyung Seok mempunyai kemampuan dancing yang sangat baik. Tapi tentu saja hal itu tak akan pernah membuatnya gentar, Taemin bisa melakukan lebih.
Pelan-pelan Hyung Seok mulai memperlambat gerakannya, kemudian memberi Taemin tanda untuk memulai setelahnya. Taemin mengerti, ia juga sudah benar-benar tidak sabar untuk mulai. Sesaat ia melirik Sang-mi yang tampak terkesan dengan aksi Hyung Seok barusan.
Aku bisa melakukan yang lebih dari itu’ pikir Taemin.
Kini tibalah saatnya untuk Taemin bergerak. Ia mulai memainkan tubuhnya dengan gerakan break beat, gerakan patah-patah dengan iringan musik hip-hop. Bosan dengan gerakan itu, Taemin mulai kembali dengan gerakan Breakdance dengan sangat cepat dan profesional.
Sang-mi dan Hyung Seok sampai tak berkedip melihat keindahan setiap gerakan Taemin saat itu. Belum lagi kekaguman Sang-mi dan Hyung Seok mereda, Taemin kembali mengejutkan keduanya dengan gerakan robot dance dan suffle kaki-kakinya yang sangat lincah.
Sang-mi dan Hyung Seok saling bertukar pandang, Hyung Seok tampak menggaruk-garuk tekuknya, ia tahu ini tidak akan berhasil. Sejurus dengan itu, gerakan Taemin berhenti, namja itu tampak berkeringat, tetapi tetap berusaha mengatur nafasnya. Ia kembali melemparkan pandangannya pada Hyung Seok, balas memberi tanda pada namja itu untuk membalas gerakannya.
Hyung Seok tampak tak yakin, tapi Sang-mi terlihat memberinya semangat. “Kau juga harus benar-benar menunjukkan kemampuanmu Hyung Seok-ah, supaya battle ini benar-benar adil dan objektif. Taemin oppa juga bersungguh-sungguh” tunjuk Sang-mi pada Taemin.
Hyung Seok mengangguk mengerti, di sepersekian detiknya, Taemin merasa semakin panas melihat Sang-mi yang tampak menyemangati namja itu. Taemin tetap menahan perasaan aneh yang di rasakannya, ia kini beralih memandang Hyung Seok yang kembali menggerakan tubuhnya.
Hyung Seok tampak tak mau kalah, di beberapa kesempatan ia terlihat mempraktekkan gerakan moon-walk Michael Jackson dengan sangat baik. Juga beberapa gerakan Breakdance seperti power move dan freeze (Kedua gerakan ini  lebih bergantung pada kekuatan tubuh bagian atas untuk menari, menggunakan tangan untuk bergerak).
Sang-mi tampak semakin bingung jika memikirkan siapa yang harus ia putuskan sebagai pemenangnya. Belum lagi saat Hyung Seok tiba-tiba menujukkan gerakan Handstand nya (Menompang tubuh dengan tangan sementara kaki naik ke atas) dengan sangat perfect.
Prrok.. Prrok.. Prrok
Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan, gerakkan Hyung Seok berhenti, sontak ia, Sang-mi dan Taemin menoleh ke sumber suara. Seorang namja terlihat berdiri diam tepat di depan pintu masuk ruang koreo. Karena keadaan ruangan itu bisa terbilang cukup gelap, membuat ketiganya semakin sulit untuk melihat siapa gerangan namja itu.
“Wow~ itu sangat keren...” pujinya.
Namja itu mulai berjalan mendekat, perlahan-lahan wajahnya mulai pias terkena cahaya lampu hingga dengan sangat mudah dapat di kenali oleh ketiganya. Mata Sang-mi membola begitu ia melihat namja itu semakin mendekat ke arahnya.
“Omo... Eunhyuk oppa!” pekiknya.
Eunhyuk berjalan semakin mendekat, ia menyeringai lebar. “Aku kebetulan lewat dan mendengar alunan musik dari sini, jadi aku memutuskan untuk melihat. Kau, bukankah kau salah satu dancer pembantu?” tunjuk Eunhyuk pada Hyung Seok.
“O-oo.. Ne.. hyung. Park Hyung Seok imnida” Hyung Seok sedikit membungkuk dan memperkenalkan diri. Eunhyuk terlihat mengangguk-angguk kecil, kini ia balik menatap Taemin yang masih tampak diam.
“Ya’! Taemin-ah, kau tidak suka aku datang? Apa aku menganggumu?” tegur Eunhyuk yang merasa aneh karena Taemin tak segera menegurnya seperti biasa. Seakan tersadar, Taemin dengan cepat sedikit membungkuk dan memberi salam sebelum akhirnya kembali cengar-cengir cengegesan seperti biasanya.
“Apa yang kalian lakukan malam-malam di sini? Oh.. dan kau?” Eunhyuk yang baru menyadari kehadiran seorang gadis asing di sana tampak kebingungan. Sang-mi mengerti, “Naega, Nam Sang-mi imnida. Aku trainee junior” Sang-mi memperkenalkan dirinya.
“Oo—ya, aku sudah dengar tentang audisi itu” Eunhyuk kembali mengangguk-angguk kecil. “Kau, Hyung Seok, gerakanmu barusan benar-benar keren. Aku tidak menyangka keahlian dance-mu begitu bagus.” Eunhyuk menepuk-nepuk pundak Hyung Seok.
“Itu hebat!” Eunhyuk kembali memuji Hyung Seok diikuti dengan gerlingan matanya. “Ghamsahamnida hyung. Aku bisa di bilang masih amatir” Hyung Seok tampak malu karena terus di puji.
“Ah~ jangan berkata begitu. Oh iya, Taemin-ah, tadi aku bertemu dengan Minho, ia mencarimu. Bukankah kalian harus segera kembali ke Dorm?” tanya Eunhyuk mengingatkan.
“Oh. Kau benar.. hehehe” Taemin lagi-lagi tersenyum cengegesan.
“Geurae. Kebetulan aku juga ingin turun. Kajja, kita bisa pergi bersama-sama. Kalian berdua juga harus kembali. Ini sudah malam” tegur Eunhyuk pada Sang-mi dan Hyung Seok.
“Ne..” jawab Hyung Seok dan Sang-mi bersamaan.
Eunhyuk pun berjalan kembali menuju pintu keluar, sebenarnya Taemin masih ingin di sana dan mendengar keputusan Sang-mi tentang siapa-yang-lebih-hebat. Tapi Eunhyuk yang menyadari Taemin sama sekali tak bergerak, mendadak berhenti.
“Ppalli, kita harus segera pergi” tegur Eunhyuk lagi. Kali ini jalan berbalik, merangkul Taemin lalu membawa namja itu pergi. Sekilas Taemin melirik Sang-mi, yeoja itu meringis kecil dan melambai mengucapkan selamat tinggal.
“Hhh~ Untunglah. Aku tertolong” Sang-mi mengelus-elus dadanya lega.
“Kau benar-benar tidak bisa menentukan mana yang lebih baik?” tanya Hyung Seok penasaran. Sang-mi menggaruk-garuk kepalanya bingung, “Kalian berdua benar-benar keren. Bagaimana aku bisa memilih?”
“Tapi aku pikir... Taemin hyung benar-benar jauh lebih baik. Sepertinya, kita sudah tau siapa pemenangnya” gumam Hyung Seok pelan.
***
Eun Ji berjalan terburu-buru menuju kelas vokal di lantai 4. Ia sudah berjanji pada Shin Yeong dan Sang-mi akan pergi menyusul mereka ke sana lebih cepat. Meskipun kelas vokal baru akan di mulai sekitar 30 menit lagi, tapi kedua dongsaeng nya itu tampak sangat tegang hingga memutuskan untuk datang lebih cepat dan berlatih vokal lebih dahulu.
Eun Ji membawa kertas-kertas lagu yang akan di pelajari di kelas vokal nanti dalam dekapannya, tidak ada waktu lagi. Ia sudah hampir terlambat, kedua dongsaengnya itu, terutama Shin Yeong pasti akan mengomel jika ia benar-benar datang terlambat.
Karena begitu terburu-buru, di tambah lagi ia harus mengurus lembaran kertas-kertas yang di bawanya tadi, Eun Ji jadi tidak begitu fokus dengan arah dari setiap langkahnya hingga tiba-tiba...
Buughh..
Srakkk...
Eun Ji menabrak seseorang hingga ia dan orang itu jatuh terjerembab di lantai, sementara kertas-kertas lagu yang di bawanya jatuh berserakan di mana-mana.
“Ah.. Ma..maaf..” seru Eun Ji tiba-tiba dan buru-buru bangun.
“Gwenchana, ini juga kesalahanku” balasnya tetap ramah.
Eun Ji yang tadinya terus membungkuk memohon maaf mendadak diam. Suara tadi, entah kenapa rasanya benar-benar tidak asing. Takut-takut Eun Ji mengangkat wajahnya, matanya membola begitu mendapati Onew lah namja yang baru saja di tabraknya tadi.
Karena begitu kaget di tambah lagi jantungnya yang mulai berdegup cepat di luar kendali, Eun Ji sama sekali tak terpikir untuk menolong Onew berdiri yang masih terduduk di lantai.
“Ee—Nona?” tegur Onew bingung melihat Eun Ji yang masih tampak diam.
“Oh..ah, itu.. Ma..maafkan aku. Mianhamnida..” Eun Ji kembali tersadar dari angannya. Ragu-ragu Eun Ji mengulurkan tangannya, mencoba membantu Onew berdiri. Ia sempat menahan nafas saat tangan halus Onew menyambut uluran tangannya.
“Ghamsahamnida.. dan oh, sepertinya aku membuat semua barang-barangmu berantakkan” ucap Onew lagi setelah berdiri dari duduknya dan menunjuk pada semua kertas-kertas lagu Eun Ji yang masih berserakan di lantai.
“Eh?! A-aa..anio. Tidak apa-apa. Sungguh. Ini karena kecerobohanku. Mianhae..” lagi-lagi Eun Ji membungkuk, membuat Onew jadi merasa tak nyaman karena sejak tadi yeoja itu terus saja meminta maaf. Entah kenapa Eun Ji menjadi sangat gugup dan grogi, tak pernah terbayangkan olehnya akan bertemu dengan Onew secepat ini, dan juga... dengan cara seperti ini.
“Gwenchana.. Oh, biar aku bantu” ucap Onew tiba-tiba dan bergerak memunguti kertas-kertas tadi. Eun Ji tersentak kaget, Ah.. benar. Aku melupakan kertas-kertas itu!’ runtuk Eun Ji dalam hati karena justru Onew lah yang berinisiatif duluan untuk memungut kertas lagunya.
Eun Ji kembali bergerak dan mengikuti Onew yang masih terus memunguti kertas-kertas itu. Sesekali Eun Ji mencuri pandang, ia menatap Onew dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Ini. Aku rasa semuanya sudah lengkap” Onew menyerahkan kertas-kertas yang di kumpulkannya tadi pada Eun Ji. “Oh, ne. Ghamsahamnida” Eun Ji kembali membungkuk.
“Ceonmanyo. Oh, aku harus pergi sekarang. Maaf untuk yang tadi” pamit Onew tiba-tiba. Eun Ji hanya mengangguk kecil, Onew melemparkan senyuman manisnya sebelum akhirnya melenggang pergi begitu saja.
Pandangan Eun Ji terus mengikuti gerak Onew hingga namja itu menghilang di tikungan koridor gedung. Eun Ji mengigit bibir, tangannya bergerak meraba dadanya. Jantungnya bahkan masih berdegup cepat.
Kejadian ini... hampir sama...’ pikirnya.
Mendadak ingatan Eun Ji kembali membawanya pada kenangan beberapa tahun lalu. Masih saat ia duduk di bangku SMA. Kenangannya bersama orang yang diam-diam begitu ia sukai.
- Flashback –
“Dalee-si, tunggu aku!” panggil Eun Ji setengah memohon.
“Aigo~ Ppalli Eun Ji-ah, aku sudah lapar!” dengus Dalee tak sabar. Eun Ji yang saat itu tengah mengalami cidera di kaki kirinya akibat terjatuh ketika di jam pelajaran olahraga tadi hanya bisa meringis kesakitan saat harus mempercepat langkahnya.
Tapi memang Dalee, yeoja itu benar-benar sudah kelaparan. Ia malah berlari meninggalkan Eun Ji menuju kantin hingga menghilang di tikungan koridor. Eun Ji panik, iapun mulai memaksakan dirinya untuk ikut berlari, hingga saat mencapai tikungan koridor..
Buughh
“Aww!” Eun Ji meringis kesakitan saat bokongnya dengan sukses menghantam lantai. Eun Ji masih belum mengerti apa dan siapa yang baru saja di tabraknya saat tiba-tiba seseorang mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri.
Eun Ji mendongak, tenggorokannya tercekat saat melihat Jinki, sunbaenya itu tengah menawarkan bantuan untuk membantunya berdiri. Namja bermata sipit itu juga terlihat menahan sakit di bokongnya, Eun Ji meringis kecil.
“Mi.. Mianhae sunbae..” ucap Eun Ji menyesal seraya menyambut uluran tangan Jinki a.k.a Onew dan mulai berdiri. “Aww..” pekik Eun Ji tiba-tiba saat merasakan nyeri luka di kakinya.
“Ani. Seharusnya aku yang minta maaf, tadi aku terburu-buru” elak Onew cepat, tetapi matanya terus memperhatikan luka memar di pergelangan kaki yeoja itu.
“Kau terluka. Maafkan aku” lanjutnya.
“Oh. A..anio.. luka ini aku dapatkan karena terjatuh di jam olahraga tadi, bukan karena... itu” jawab Eun Ji malu. Ia, menunduk dalam, sama sekali tak berani menatap Onew. Jantungnya berdebar, kulitnya menjadi dingin karena gugup, seumur hidupnya, ia tak pernah berdiri sedekat ini dengan Onew, ia hanya selalu mengamatinya dari kejauhan.
“Oh.. tapi lukamu tampaknya semakin parah. Itu harus segera di obati. Aku akan membantumu pergi ke ruang kesehatan” tunjuk Onew yang lagi-lagi berhasil mengejutkan Eun Ji.
“Ne?!” seru Eun Ji tak percaya.
“Aku bilang, aku akan membantumu. Naiklah” Onew tiba-tiba berbalik memunggungi Eun Ji dan membungkuk. “Ha?! Na..naik?” ulang Eun Ji gelagapan.
“Kau tidak akan bisa berjalan dengan luka seperti itu. Aku akan menggendongmu” jelas Onew lagi. “Kajja..”
“Ah... ti..tidak perlu sunbae. Aku masih bisa...”
“Aku bilang naiklah!” potong Onew tegas. Eun Ji tersentak kaget, dalam hati ia meruntuki dirinya sendiri. Onew membentaknya! Dia pasti yeoja yang benar-benar keras kepala.
Ragu-ragu Eun Ji mendekat, mengikuti apa yang Onew katakan barusan. Eun Ji memeluk leher Onew dari belakang begitu namja itu mulai menggendongnya dan membawanya pergi menuju ruang kesehatan. Eun Ji membenamkan wajahnya di pundak Onew, wajahnya merona dan jantungnya masih berdegup cepat. Punggung Onew benar-benar hangat. Aroma tubuhnya yang begitu khas juga membuat Eun Ji merasa begitu nyaman.
“Gomawo.. oppa..” bisik Eun Ji pelan.
- Flasback End –
“Dan sepertinya... dia sama sekali tidak ingat padaku...” gumam Eun Ji setelah itu.
“Aigo~ lihatlah tatapan mata ini. Kau pasti menyukai Onew oppa!” tegur seseorang tiba-tiba, membangunkan Eun Ji dari alam masa lalunya. Eun Ji menoleh, kini di sampingnya terlihat Eun Bi tengah berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada yang ternyata sudah menangkap basah Eun Ji tengah memandangi Onew hingga namja itu menghilang.
Eun Ji sudah mengerti sifat Eun Bi. Ia tak menghiraukan kata-kata yeoja itu barusan. Meskipun sebenarnya ia berdebar karena Eun Bi tiba-tiba memergokinya, Eun Ji tetap berusaha tenang. Ia berbalik dan beranjak pergi meninggalkan Eun Bi begitu saja.
Sementara itu, Eun Bi yang merasa tak di anggap mendadak kesal. Otaknya mulai berpikir dan mencari ide untuk membalas perlakuan Eun Ji padanya. “Aku lihat. Aku melihat semuanya. Kau terus memandangi Onew oppa.” seru Eun Bi tiba-tiba.
Eun Ji menggeleng-geleng kecil tanpa menghentikan langkahnya sedikitpun. Ia tidak boleh ketahuan. Ia harus tetap berusaha mengelak semua tuduhan Eun Bi yang memang benar. Tapi tampaknya Eun Bi pantang menyerah, ia masih terus melanjutkan.
“Kau memandanginya dengan tatapan yang berbeda. Terlihat jelas kau menyukainya. Pasti benar!” lanjutnya.
DEG.
Entah kenapa, tiba-tiba langkah Eun Ji berhenti. Spontan ia menoleh, menatap Eun Bi yang kini beralih mengumbar senyum penuh rasa kemenangan.
“Ah~ Jadi benar begitu...” gumam Eun Bi menyeringai lebar.
“Jadi kau menyukai Onew oppa? Ah~ ini akan sangat menarik” ucap Eun Bi nyengir. Eun Ji menjadi semakin gelisah, bagaimana pun tidak ada yang boleh tau. Eun Ji kembali bisa menetralkan rasa gundahnya, ia kembali berbalik dan beranjak pergi.
“Kebetulan sekali, aku punya kejutan untukmu di kelas vokal nanti” sambungnya sembari menyunggingkan senyuman evilnya. Eun Ji membatu. Langkahnya lagi-lagi berhenti. Kejutan? Di kelas vokal? Aissh... ani. Dia pasti hanya menggodaku!’ pikir Eun Ji mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dan kembali berjalan menuju ruang vokal.
***
“Hari ini, kita kedatangan tamu istimewa” seru Mrs.Jung , salah satu pembimbing di kelas vokal saat itu. Eun Ji yang tadinya sedang sibuk membantu mengoreksi pelatihan vokal Shin Yeong mendadak menoleh, ia melirik Mrs.Jung sekilas, lalu entah kenapa, tiba-tiba matanya bergerak mencari sosok Eun Bi.
Perasaannya tiba-tiba menjadi tak nyaman, teringat olehnya ucapan Eun Bi tadi. Kejutan di kelas vokal. Sepertinya ini semua ada kaitannya. Di tambah lagi, saat Eun Ji menatap Eun Bi, yeoja itu terlihat menyeringai lebar ke arahnya.
“Onew-ssi, masuklah!” seru Mrs.Jung lagi.
Kali ini Eun Ji benar-benar terlonjak kaget di buatnya. Sejalan dengan itu, para trainee yang lain mendadak riuh, terlebih saat tiba-tiba Onew muncul dari balik pintu dan melenggang memasuki ruangan. Shin Yeong menyenggol lengan Eun Ji pelan, “Unnie, itu Jinki sunbae.. Kau beruntung” bisik Shin Yeong genit.
Mungkin seharusnya Eun Ji senang, tapi entah kenapa ia justru merasakan yang sebaliknya. Ucapan itu, kata-kata Eun Bi tadi. Arrghh.. entah kenapa sepertinya merusak semuanya. Ia jadi penasaran, apa yang akan Eun Bi lakukan?
“Annyeonghaseo. Naega Onew imnida. Aku leader dari SHINee. Senang bertemu kalian” Onew di depan kelas sudah mulai memperkenalkan diri dan seperti biasa, melemparkan senyuman manisnya.
“Aigo~ bukan kah dia sangat cute?”
“Dia bahkan terlihat lebih imut dari pada di tv”
“Kita beruntung! Ini seperti melihat pertunjukan gratis. Onew pasti akan menyanyi, benar kan?”
 Celetukkan demi celetukkan mulai terdengar dari seluruh penjuru kelas. Kini semua tatapan tertuju pada namja bermata sipit itu, “Sebagai pelatihan, kita memerlukan seseorang yang mempunyai kemampuan vokal yang baik. Saya sengaja mengundah Onew ke sini, untuk menujukkan pada kalian bagian tersulitnya” jelas Mrs.Jung lagi.
“Waa~  ini hebat” sambung Soo Hyo yang sejak tadi duduk tepat di belakang Eun Ji dan Shin Yeong. “Eh? Jadi sejak tadi kau duduk di situ?” tunjuk Shin Yeong bingung begitu menyadari kehadiran Soo Hyo yang di dinilanya begitu tiba-tiba.
Soo Hyo memutar bola matanya gemas, “Lalu kau pikir sejak tadi siapa yang menyodorkanmu air minum saat kau bilang haus huh?!” balasnya keki.
Shin Yeong hanya cengar-cengir cengegesan, ia mendongak ke kanan dan ke kiri, seakan mencari sesuatu yang kurang. “Yeoja itu, Hye Sun, kemana dia?! Kenapa dia tidak pernah masuk kelas?” tanya Shin Yeong penasaran.
“Entahlah. Tapi Eun Bi bilang dia di minta Mr.Cho untuk melakukan ‘sesuatu’ yang lain” jawab Soo Hyo sekenanya.
“Mwo? Sesuatu yang lain? Ah~ membersihkan alat musik?” tebak Shin Yeong asal.  Sontak Soo Hyo memukul kepala Shin Yeong gemas, “Kau pikir dia OB?! Dasar bodoh! Itu pasti sesuatu yang lebih hebat” ralat Soo Hyo kemudian.
Shin Yeong mendengus kesal sambil sesekali mengelus-elus kepalanya. Wajahnya merengut, ia kembali membenarkan posisi duduknya. Sekilas ia melirik Eun Ji, yeoja itu masih tampak diam dan memperhatikan Onew di depan.
“Dan saya akan menunjuk satu orang dari kalian untuk berduet dengan Onew di depan, di sini” itulah kalimat terakhir yang dapat di tangkap Shin Yeong.
Kedua bola mata Shin Yeong membola, bukan hanya dia saja yang terkejut, semua trainee di kelas itupun tampak sedikit shock. Mendapatkan kesempatan untuk duet? Itu benar-benar durian runtuh!
“Unnie.. Unnie.. itu.. KYAaaa... itu kesempatan bagus. Kau kan hebat dalam menyanyi!” pekik Shin Yeong tiba-tiba. Eun Ji tetap tak merespon, yeoja itu justru terlihat diam dan terus menatap Eun Bi lama. Yeoja itu tampak menunggu sesuatu.
“Tapi tentu saja tak sembarangan orang. Hanya Trainee terbaik yang boleh. Kang Eun Bi, kemarilah” lanjut Mrs.Jung yang lagi-lagi membuat Shin Yeong terbelalak kaget dan menganga lebar.
“MWO?? M..mwoya?!” seru Shin Yeong tak berkedip.
“Unnie... Kenapa dia? Ba..bagaimana bisa? Kenapa harus si yeoja sombong itu?!” Shin Yeong tampak panik.
“Unnie, tenang lah...” tegur Sang-mi yang jadi ikut terlihat panik melihat tanggapan Shin Yeong. “Kalian lupa? Dia masuk di managemen tanpa audisi. Memang harus ku akui, suaranya benar-benar merdu. Vokalnya juga sangat bagus. Ku pikir dia berbakat” sambung Soo Hyo menjelaskan.
“Haisss.. Kau ini membela siapa sih?!” omel Shin Yeong kesal.
“Ya’!! Harus berapa kali ku bilang?! Aku jauh lebih tua! Panggil aku Unnie!” balas Soo Hyo tak terima. Sang-mi panik, ia kembali berusaha untuk menenangkan keduanya. Sementara Eun Ji, ialah yang sebenarnya justru merasa paling shock daripada yang lain.
Tatapan matanya terus saja mengikuti gerak Eun Bi yang mulai berjalan ke depan kelas menghampiri Mrs.Jung dan Onew. Bisa Eun Ji lihat Eun Bi melemparkan senyuman evilnya padanya. Jadi ini kejutannya? Baiklah, dia berhasil. Aku memang terkejut. Tapi, jika hanya duet.. itu bukan masalah besar’ pikir Eun Ji lagi.
“Annyeong oppa. Naega, Kang Eun Bi imnida. Bangapseumnida.” Eun Bi mulai memperkenalkan diri. Onew balas tersenyum, “Senang bertemu denganmu Eun Bi-ssi. Aku jadi ingin mendengarmu bernyanyi, pasti akan sangat bagus” ucap Onew ramah.
“Ani. Aku tidak akan bisa sebagus itu. Aku masih pemula” jawab Eun Bi dengan raut wajah –bak-malaikatnya.
“Ck, lihat si rubah itu! Menyebalkan!” runtuk Shin Yeong keki.
“Unnie, gwenchanayo?” tegur Sang-mi khawatir yang sejak tadi menyadari Eun Ji hanya terus diam. Eun Ji menoleh, ia memaksakan diri untuk tersenyum. “Gwenchana. Ada apa dengan kalian? Tentu aku baik” elaknya sebisanya.
“Geurae. Sekarang akan kita dengarkan. Lebih cepat akan lebih baik. Kalian siap?” Tanya Mrs.Jung pada Onew dan Eun Bi. Keduanya mengangguk, Mrs.Jung pun sudah siap dengan piano-nya.
- Backsound Onew ft Jessica, Year Later –
Sedetik kemudian, alunan lembut dari tuts-tuts piano itu mulai terdengar. Dan beriringan dengan itu, suara halus Eun Bi mulai ikut bergabung.
It feels like I’ve dreamed for a long time
For a while, I’ve wandered and wandered
We’re standing face to face, just like that day
The beautiful stories we wrote down then
The promises of forever we prayed then
All come back to me one by one
I knew my heart wouldn’t be able to take this
For you, I held it back even more
So how was your year?
Semua orang tertegun, termasuk Shin Yeong dan Eun Ji. Harus mereka akui, suara dan kemampuan vokal Eun Bi memang sangat bagus. Terdengar begitu lembut di telinga mereka semua. Shin Yeong bahkan tak bisa lagi membantah dan mengelak, yeoja rubah itu memang istimewa.
Eun Ji menatap Onew, namja itu bahkan terlihat sedikit kaget begitu mendengar suara halus Eun Bi. Namja itu tersenyum lebar pada Eun Bi sebelum akhirnya mulai menyanyikan bagiannya.
I’ve lived and tried to forget for a long time
For a while, it seemed like it was okay
But as time passes by, I come to realize
That without you, I can’t go on
Suasana kelas semakin hening. Suara Khas Onew benar-benar berhasil menghipnotis mereka semua. Meski samar, Eun Ji terlihat tersenyum tipis. Suara ini terdengar lebih merdu daripada yang pertama kali ia dengar waktu itu.
Maybe if we were just a little more mature then
Maybe if we knew back then what we know now
Endless regret only repeats itself
I have no will to save myself
But I tightly held all of that in
That’s how one year has passed
Membuat hatinya terasa begitu teduh, alunan lagu ini juga begitu menggambarkan apa yang terjadi padanya saat ini. Ia yang tak bisa menahan semua perasaan di hatinya, selama tahun-tahun terakhir ini, hanya satu sosok yang begitu ingin ia lihat. Jinki.
Melihat Onew yang kini sudah menjadi penyanyi yang bersinar, membuat Eun Ji merasa begitu lega. Kembali teringat olehnya, saat itu. Ketika ia mengatakan apa yang seharusnya Onew lakukan di mana di depan.
- Flashback –
Eun Ji berjalan menghampiri Onew yang saat itu hanya duduk diam di kursinya di pojokkan perpustakaan sekolah. Saat itu Eun Ji masih duduk di kelas 7, SMP dan Onew duduk di kelas 8.
Eun Ji selalu saja memperhatikan sunbaenya itu karena selalu datang ke perpustakaan dan duduk di tempat yang sama setiap harinya. Berawal dari penasaran, Eun Ji menjadi terus memperhatikan Onew hingga akhirnya ia mulai sadar ia mulai menyukai namja itu.
Mungkin masih terlalu belia untuknya saat itu, tapi ia menyukai perasaan itu. Membuatnya selalu ingin datang ke perpustakaan sekolah agar bisa melihat namja pendiam itu. Ia selalu datang untuk belajar ataupun hanya sekedar membaca buku, begitu tenang dan misterius. Tapi sisi itulah yang Eun Ji sukai.
Hingga secara tak sengaja, saat di kelas kesenian, Eun Ji mendengar Onew bernyanyi. Suaranya begitu merdu, Eun Ji benar-benar merasa nyaman. Semua orang juga berpendapat yang sama. Eun Ji selama ini diam-diam terus mendengarkan setiap kali Onew menjalani kelas kesenian, Eun Ji sangat suka mendengarkan Onew menyanyi. Ia berpikir Onew harus menjadi seorang penyanyi, maka di sinilah ia sekarang. Memberanikan diri menghampiri namja itu.
“Oppa...” panggil Eun Ji ragu.
Onew menoleh, namja bermata sipit itu terlihat bingung begitu melihat gadis tak di kenal tengah menyapanya, tetapi ia tetap berusaha untuk tersenyum. “Aku.. selalu mendengarmu bernyanyi di kelas seni. Suaramu sangat bagus, apa kau pernah berpikir untuk menjadi seorang penyanyi kelak?” tanya Eun Ji to the point.
“Ne?” seru Onew kaget.
“Ee—kau harus menjadi seorang penyanyi. Kau memiliki bakat. Suara sangat indah. Sungguh” lanjut Eun Ji antusias. Onew tampak semakin kebingungan, “Penyanyi?” gumamnya.
- Flasback End –
Eun Ji tersenyum tipis. Akhirnya Onew benar menjadi penyanyi, di sini, sebagai bagian dari SHINee. Walaupun ia tidak yakin Onew akan ingat padanya. Gadis biasa yang tidak populer di SMP ataupun di SMA. Apa yang bisa di ingat dari yeoja sepertinya? Yang bahkan dulu terlalu takut walau hanya untuk sekedar menyapa namja itu. Yang hanya bisa memperhatikan dari jauh. Cinta yang bertepuk sebelah tangan bahkan sampai sekarang.
“KYaaa~” pekikkan trainee-trainee yang lain membuyarkan lamunan Eun Ji. Ia kembali mengamati, tenggorokkannya tercekat saat ia lihat Eun Bi dan Onew mulai saling berpandangan dan berpengangan tangan sambil terus menyanyi. Di persekian detiknya, Eun Bi terlihat melirik Eun Ji dan tersenyum evil.
“U..unnie.. Gwenchana? Itu pasti hanya profesionalitas dalam penghayatan lagu” hibur Shin Yeong takut-takut. Eun Ji tersenyum tipis, tatapan matanya mendadak berubah keruh. Ia menggeleng kecil, “Ani. Aku bukan siapa-siapa. Aku tak berhak marah ataupun cemburu. Aku bahkan tak berhak untuk ada di dalam ingatan Jinki sunbae...”gumamnya lirih.
***
“Kemana Hye Sun? Kenapa dia belum sampai juga?” ucap sutradara mulai cemas. Hari ini, lagi-lagi Minho dan Hye Sun akan melakukan pemotretan bersama sesuai pengarahan Mr.Cho pagi ini. Minho yang memang sudah mengertahui tentang jadwal ini jauh sebelumnya sudah tampak stand by di lokasi. Sementara Hye Sun, yeoja itu baru saja mendapatkan kabar tentang pemotretan ini secara tiba-tiba, mungkin ia masih dalam perjalanan.
Tapi tetap saja, Minho kembali melirik jam tangannya sekilas. Sudah hampir satu jam, dan yeoja itu belum juga datang. Entah apa yang tengah yeoja itu lakukan sekarang, ia benar-benar membuat semua orang panik.
“Ya’! Minho-ssi, coba hubungi dia” perintah sutradara mulai tak sabar.
“M..mwo? Tapi.. aku tidak tau nomer ponselnya” jawab Minho gelagapan.
“Ha?? Kau tidak punya? Aku pikir kalian dekat” sambung salah satu kru.
“A..anio. Kami bahkan baru saling mengenal” elak Minho cepat. Sesekali Minho menggaruk tekuknya bingung, ia tampak berpikir. Kira-kira dimana yeoja itu sekarang?
“Aku akan pergi mencarinya!” seru Minho tiba-tiba. Semua orang menoleh, “Mencarinya? Dimana? Ada banyak tempat di negara ini” celetuk salah satu kru lagi diikuti riuh tawa yang lain.
“Ya’! Berhenti! Siapa yang memperbolehkan kalian tertawa di saat genting seperti ini?! Model kita hilang!” runtuk Sutradara kesal. Mendengar itu, mendadak semua kru-kru itu bungkam.
“Geurae. Itu keputasan yang baik. Pergilah Minho-ah, mungkin dia tersesat di dekat sini. Lokasi pemotretan kita berbeda, mungkin ia hanya bingung” lanjut Sutradara lagi. Minho mengumbar senyum, ia mengangguk lalu bergerak menyambar jaketnya di kursi istirahat sebelum akhirnya melesat pergi.
***
Hye Sun menatap berkeliling, berusaha mencari petunjuk sekecil apapun itu. Ia baru saja mendapatkan pemberitahuan tentang pemotretan ini tadi pagi, tapi ia sudah di minta untuk bergegas pergi menuju lokasi. Di tambah lagi tak ada yang mengantar! Hanya bermodal sebuah alamat, Hye Sun akhirnya benar-benar tidak tau di mana dia sekarang. Alamat di secarik kertas itu tidak ada di manapun, bahkan ia baru pertama kali mendengarnya. Mungkin mereka telah salah menuliskan alamatnya.
Hye Sun masih terus berjalan melewati keramaian perempatan jalan siang itu. Melewati beberapa minimarket dan toko CD. Langkahnya tiba-tiba berhenti saat tiba-tiba manik matanya menangkap foto pemotretannya bersama Minho beberapa waktu lalu di sampul majalah olahraga di salah satu toko majalah beberapa meter dari tempatnya berdiri.
Tatapan matanya kini beralih memandangi beberapa fans yeoja yang terlihat marah dan kesal ketika melihat fotonya bersama Minho di sana. Tentu saja Hye Sun bisa mengerti, wajahnya pasti tampak asing. Ia bukan model ataupun selebritis. Fans-fans itu pasti merasa amat sangat cemburu dan kesal.
Mendadak Hye Sun memutar balik tubuhnya, entah kenapa firasatnya bilang sesuatu yang buruk akan terjadi jika ia memaksa untuk terus maju. Hye Sun berjalan menunduk berusaha untuk menutupi wajahnya agar yeoja-yeoja tadi tak melihatnya. Langkah Hye Sun masih terbilang santai seperti biasanya, ia tak ingin terlihat sengaja menghindar.
Semuanya berjalan lancar saat tiba-tiba seseorang berhenti tepat di depannya dan menghalangi langkahnya. Mau tidak mau Hye Sun berhenti, ia mengangkat sedikit kepalanya, terlihat beberapa orang yeoja tengah berdiri sambil berkacak pinggang dan menatapnya dengan tatapan yang begitu sulit di artikan.
“Benar ini yeoja itu kan?” seru salah satu dari yeoja-yeoja itu, kemungkinan besar ia adalah pimpinannya. Yeoja-yeoja di belakangnya terlihat mengecek majalah olahraga yang benar ada Hye Sun dan Minho di bagian sampulnya.
“Benar. Itu dia!” jawab salah satu dari yeoja-yeoja itu.
“Huh, jadi kau? Kau sengaja menghindar huh? Untung salah satu dari kami melihatmu!” sindir yeoja pemimpin itu sinis. Ia berjalan mendekati Hye Sun hingga membuat yeoja itu mundur beberapa langkah.
“Kau siapa?! Kenapa kau bisa melakukan pemotretan dengan Minho oppa?! Penyanyi baru? Model? Ah~ atau aktris? Pasti bukan! Kami bahkan tidak pernah melihatmu di tv!” lanjutnya lagi.
Hye Sun hanya diam. Yeoja itu bahkan tak terlihat takut. Wajahnya tampak datar dan normal seperti biasanya. Hye Sun tak mau memperbesar masalah, ia harus segera sampai di lokasi pemotretan secepatnya. Semua orang pasti mencarinya sekarang.
Tanpa banya bicara, Hye Sun berbalik memunggungi yeoja-yeoja itu begitu saja dan melenggang pergi. Yeoja-yeoja itu tampak trekejut, dengan gerakan cepat beberapa dari mereka mulai berlari mendahului Hye Sun dan memblokade jalan.
“Kau berusaha lari?! Kau bahkan tak menanggapi ucapanku!” bentak pimpinan dari yeoja-yeoja itu lagi.
“Aku sedang terburu-buru. Aku harus pergi” jawab Hye Sun singkat dan memilih berjalan dari sisi kanan yang terbuka. Pimpinan dari yeoja-yeoja itu tampak semakin kesal, ia berjalan mengejar Hye Sun dan menarik kerah kemeja Hye Sun dari belakang hingga yeoja itu hampir saja jatuh terbalik kalau saja ia tidak dengan cepat kembali menyeimbangkan kakinya.
“Kau ini benar-benar menyebalkan!” bentaknya seraya mendorong Hye Sun keras hingga yeoja itu jatuh tersungkur ditrotoar jalan. “Apa?! Kau mau membela diri?! Cepat bicara!” tantangnya lagi begitu mendapati Hye Sun melemparkan pandangan ‘kesalnya’ padanya.
Hye Sun bangkit berdiri. Ia menatap yeoja-yeoja itu marah, seumur hidupnya, ia tidak pernah di perlakukan sekasar itu. Tapi ia tetap harus bisa menjaga emosinya, ia tetap berusaha tenang dan bersabar. Tak ada gunanya meladeni yeoja-yeoja ini. Lagipula ia tidak suka berkelahi, hanya membuang-buang tenaganya.
“Aku akan pergi” ucap Hye Sun sekali lagi seraya berjalan menjauhi yeoja-yeoja itu. Mereka terlihat semakin kesal, salah satu dari yeoja itu terlihat merogoh kantung plastik belanjaannya dan mengeluarkan sebuah telur dari dalam sana. Ia dan teman-temannya saling bertukar pandang dan tersenyum lebar, begitu di beri tanda oleh sang ketua, yeoja itupun mulai melemparkannya tepat ke punggung Hye Sun.
Ceplokk
Telur itu pecah dan mendarat dengan sukses di punggung Hye Sun. Langkah Hye Sun berhenti, ia menoleh. Ia kembali tersentak kaget saat yeoja-yeoja itu lagi-lagi terlihat mengeluarkan semua telur dari kantung plastik belajaan mereka dan...
Bukk..bukk..bukk..
Telor-telor itu dengan sempurna menghantam wajah dan dadanya. Hye Sun sampai di buat mundur beberapa lagkah karenanya. Hye Sun menunduk, bisa di rasakannya perih di bagian kening dan sekitar matanya.
“Hahaha... bagus sekali!” sorak yeoja-yeoja itu.
Hye Sun mengangkat wajahnya, tenggorokannya tercekat saat lagi-lagi yeoja-yeoja itu tampak bersiap untuk melemparinya lagi.
“Dasar yeoja sial! Rasakan ini!”
“Ini! Rasakan ini!”
Hye Sun menunduk dan memejamkan matanya untuk menghindari lemparan yeoja-yeoja tadi lagi. Tapi tidak terjadi apapun. Aneh. Pelan-pelan Hye Sun membuka matanya. Seseorang melindunginya. Namja itu memeluknya agar ia terhindar dari lemparan batu yeoja-yeoja tadi. Hye Sun mengangkat kepalanya, berusaha melihat siapa gerangan namja ini.
“Untunglah aku datang lebih cepat” ucap namja itu nyengir.
Hye Sun tertegun, begitu juga dengan yeoja-yeoja tadi. Mereka semua meringis memandangi telur-telur itu mengotori punggung lebar Minho yang terbungkus jaket hangatnya.
“Mi..minho...” gumam mereka semua bersamaan.
Minho menoleh, yeoja-yeoja itu sudah hampir menangis di buatnya karena memang benar Minho yang mereka lihat sekarang. Mereka semua tampak gemetar dan merasa amat menyesal, mereka ketakutan setengah mati. Mereka telah melakukan hal buruk di depan idolanya!
“Gwenchana. Kalian pulanglah. Jangan lakukan hal seperti ini lagi. Ini tidak baik. Arraseo?!” ucap Minho ramah.
Semua yeoja-yeoja itu lagi-lagi di buat terkejut olehnya. Mereka saling bertukar pandang. “Dia temanku. Nanti kalian juga pasti akan melihatnya di tv, sesaat setelah dia debut. Jangan berburuk sangka. Jadilah fans yang baik” lanjut Minho lagi.
“M..mwo?” seru mereka semua bersamaan. Yeoja-yeoja itu kembali saling bertukar pandang, sejurus dengan itu mendadak raut wajah mereka mendadak berubah pucat pasi. Takut-takut mereka beralih menatap Hye Sun yang kini tengah berdiri diam di belakang Minho.
“Jadi.. Ah~ Mianhae... Mianhamnida... Maafkan kami” seru sang ketua tiba-tiba.
“Kami terlalu berpikir buruk tentangmu. Maafkan kami” lanjutnya seraya membungkuk di ikuti dengan yeoja-yeoja yang lain. Hye Sun hanya mengangguk kecil dan terlihat cuek dengan membersihkan pakaiannya. Minho yang melihat itu hanya tersenyum kecil dan mengelus kepala Hye Sun gemas.
“Anak baik..” puji Minho.
Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi dengan pesona yeoja ini. Ia benar-benar manis. Apapun yang ia lakukan selalu terlihat cute di matanya. Sementara itu, mendapatkan perlakuan manis yang begitu tiba-tiba dari Minho mendadak membuat aktifitas Hye Sun berhenti. Ia mendongak, beralih menatap namja itu tepat di kedua bola matanya.
DEG
Lagi. Mendadak Minho merasa panik. Ia menjadi salah tingkah. Dengan cepat ia menarik kembali tangannya dan melemparkan pandangannya ke sembarang arah. Ia tak habis pikir, baru saja beberapa menit yang lalu ia sudah bisa merasa ‘normal’ bersama yeoja ini, tapi kenapa tiba-tiba begini lagi? Jantungnya berdegup dengan sangat cepat di luar kendalinya.
Di sisi lain Hye Sun justru mengumbar senyum. “Gomawo~...” ucapnya dan lagi-lagi, mambuat Minho menjadi semakin gugup hanya dengan mendengar suaranya. Kenapa aku selalu bersikap seperti ini jika bersamanya? Ayolah, ini bukan diriku’ runtuk Minho dalam hati.
***
Key dan Taemin melengoh masuk ke dalam ruang vokal para Trainee. Kali ini jadwal mereka sedang kosong, begitu mendengar Onew di undang sebagai tamu di sana, entah kenapa, Key dan Taemin mendadak kompak untuk menyusul Onew hingga di sinilah mereka sekarang.
Kedatangan Taemin dan Key berhasil menarik perhatian semua trainee di ruangan itu, bertepatan dengan berakhirnya duet Onew-Eun Bi saat itu. Key dan Taemin melemparkan senyuman ramahnya pada semua trainee di sana.
Tetapi senyuman Key tiba-tiba luntur begitu manik matanya menemukan sosok Shin Yeong di antara para trainee-trainee itu. Mendadak raut wajah ramah Key berubah masam begitu mengingat apa yang yeoja itu lakukan pada lengannya!
Di saat yang sama, Shin Yeong juga tampak menunjukkan tampang juteknya. Yeoja itu tampak mengumpat beberapa kali. Tidak ada raut wajah senang sedikitpun melihat kedatangan namja tampan pencinta pink itu di kelas vokalnya.
Sementara Sang-mi justru terlihat menunduk dan menghindari kontak mata dengan Taemin. Ia bisa merasakan namja itu tengah memperhatikannya. Tentang masalah battle itu, pasti namja itu ingin meminta keputusannya.
“Aigo~ Apa yang di lakukan namja menyebalkan itu di sini?” runtuk Shin Yeong keki. Shin Yeong kini beralih melirik Sang-mi yang duduk tepat di belakangnya, “Apa yang kau lakukan Sang mi-ah?!” tanya nya bingung yang melihat Sang-mi bersembunyi di balik punggungnya.
“Anio. Bukan sesuatu yang penting. Unnie, duduklah yang benar!” pinta Sang-mi setengah memohon. Kening Shin Yeong berkerut, ia masih penasaran. Lagi, Shin Yeong mengalihkan pandangannya pada namja-namja yang baru saja masuk itu. Pasti salah satu dari namja itu yang ingin Sang-mi hindari.
Shin Yeong sedang  serius memperhatikan Taemin saat tiba-tiba Key yang ternyata sejak tadi mengetahui yeoja itu tengah memperhatikan Taemin mendadak bergeser dan tempatnya berdiri menuju sisi kiri Taemin hingga menutupi namja itu dari penglihatan Shin Yeong.
Shin Yeong terbelalak kaget, di lihatnya Key mengangkat satu alisnya dan tersenyum sinis. “Sial! Dia sengaja!” umpat Shin Yeong. Wajahnya semakin tertekuk masam saat Key terlihat memainkan kedua alisnya naik turun dengan tatapan jail. Gigi Shin Yeong saling beradu hingga menimbulkan suara gemeretak yang cukup keras. Ia benar-benar kesal sekarang. Key mengejeknya!
Shin Yeong yang benar-benar sudah tidak tahan, baru saja ia ingin bergerak meraih sepatunya untuk melempari namja menyebalkan itu saat tiba-tiba Mrs.Jung memanggil namanya.
“Nona Yoo Shin Yeong?” serunya.
Shin Yeong terlonjak kaget. Ia gelagapan. “Y..ye Mrs.Jung?” jawab Shin Yeong cepat.
“Kemampuan vokalmu terdengar sangat buruk kemarin, sekarang mari kita lihat apa ada perkembangan” ucap Mrs.Jung mempersilahkan Shin Yeong untuk maju ke depan ruangan.
“Hah?” seru Shin Yeong refleks.
Matanya berkedip-kedip cepat beberapa kali. Ia menoleh, menatap Eun Ji yang tampak meringis kecil. “Giliranmu Shin Yeong-ah” ucap Eun Ji sekenanya.
“M..mwo? Ta..tapi.. Unnie.. aku belum siap...” bisik Shin Yeong memelas, raut wajahnya mendadak berubah pucat pasi.
“Unnie, berjuanglah. Kau sudah berlatih semalaman untuk hari ini. Aku yakin kau pasti bisa” sambung Sang-mi di belakang, tetap masih terus bersembunyi dari pandangan Taemin.
“Ne. Aku sudah mendengarkanmu menyanyi sejak pagi, cobalah. Kau pasti berhasil!” lanjut Soo Hyo menyemangati.
Shin Yeong tampak semakin gugup, “Kau pasti bisa Shin Yeong-ah. Kau sudah berusaha keras dan terus berlatih, Unnie sudah membantumu mengoreksi beberapa nada yang salah. Kau ingat bagian itu? Di bagian nada rendahnya. Kau pasti bisa. Hwaiting!” jelas Eun Ji ikut memberi selamat.
“Nona Yoo Shin Yeong?” tegur Mrs.Jung lagi.
Kini semua pandangan benar-benar tertuju padanya. Entah untuk yang keberapa kalinya Shin Yeong kembali melirik Eun Ji, yeoja itu mengangguk dan tersenyum menyemangati. “Hwaiting!” seru Soo Hyo dan Sang-mi lagi.
Shin Yeong tersenyum tipis. Meskipun ragu, akhirnya Shin Yeong berdiri dari duduknya dan berjalan kedepan menghampiri Mrs.Jung. Ia melemparkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Menatap satu per satu semua trainee di sana. Ia benar-benar gugup.
“Geurae. Kita akan mulai sekarang” ucap Mrs.Jung kemudian dan mulai memainkan piano nya. Shin Yeong menghela nafas panjang, ia melirik Key yang tampak sangat antusias menunggunya bernyanyi. Shin Yeong lemas, ia benar-benar belum siap. Walaupun sudah berlatih, tetap saja dia mengalami kesulitan. Semua orang kini melihatnya!
Loser” Shin Yeong membaca gerak bibir Eun Bi di tempat duduknya yang tegak lurus dengan tempat ia berdiri sekarang. ‘Mwo?! Pecundang katanya! Kyaaaa.... dasar yeoja sombong!!!’ teriaknya dalam hati.
“Nona Shin Yeong? Kenapa diam saja? Sudah waktunya untukmu mulai!” tegur Mrs.Jung tiba-tiba.
“Eh?!” Shin Yeong menoleh. Karena terlalu sibuk dengan pikirannya, ia jadi tidak begitu fokus dengan iriangan piano nya. Soo Hyo di barisan belakang menepuk keningnya keras, “Ya tuhan... Shin Yeong!” pekiknya gemas.
Eun Bi sekali lagi terlihat menahan tawa, begitu juga dengan anak-anak yang lain. Shin Yeong tampak semakin gugup. “Mi..mianhae Mrs.Jung. Bisa kita ulangi? Hehehe” kata Shin Yeong cengegesan.
Mrs.Jung terlihat mendesah. Ia menggeleng-geleng kecil sebelum akhirnya kembali memainkan pianonya. Shin Yeong menarik nafas panjang, ia mendengarkan dengan seksama alunan musik yang mulai terdengar.
- Kim Yoo Kyung, Starlight Taers –
seh hayan byulbit chi noonmooleul gamssayo
ddaddeut han barameh noonmooli nehlyuhyo
geudeh neuggi nayo
joyonghi soksak ineun geudeleul hyanghan i ddullimeul
” Shin Yeong mulai menyanyi mengimbangi alunan nada-nadanya.
Di luar dugaan, sajak pertama terdengar sangat bagus dan sempurna. Semua orang tertegun, termasuk Eun Bi yang terlihat sangat terkejut. Sang-mi dan Soo Hyo terlihat sangat gembira dan menyeringai lebar, tetapi tidak dengan Eun Ji. Yeoja itu justru tampak serius dan meremas jamari-jemari tangannya cemas. Bukan ini. Bukan ini kesulitannya.
“Wah~ Ternyata yeoja kanibal ini boleh juga” gumam Key sinis.
Taemin mengangguk menyetujui pendapat Key, sementara Onew justru tampak memperhatikan barisan tempat duduk para Trainee. Dari semua trainee, hanya satu orang yang tampak begitu tegang dan khawatir. Benar, Eun Ji.
Onew terus memperhatikan yeoja itu, kening Onew berkerut. Apa ada yang salah?’ pikir Onew bingung.
hayan jongi wi eh geudel geulyuhyo
ddaddeut han misoga nal ana joonehyo
igeh sarangin gayo
doo nooneul gama bwado geudeh man bo ineun gulyo
Eun Ji semakin menunduk dalam. Ia terus berdoa dan berharap. Setelah ini adalah bagian dimana Shin Yeong sering melakukan kesalahan. ShinYeong-ah.. kau pasti bisa! Kau pasti bisa...’ bisik Eun Ji dalam hati.
I’ll be waiting for you
geudel gidal lilggehyo
duh isang apeun noonmool bo iji aneullehyo
you let me know guhjitmal
........”
Ah! SALAH!’ pekik Eun Ji dan Onew bersamaan, di dalam hati tentunya.
Dan benar saja, sedetik setelah itu Shin Yeong terdiam di tempatnya, begitu juga dengan permainan piano Mrs.Jung. “Salah! Bagian itu harusnya nada rendah, kenapa kau menggunakan nada tinggi?!” gertak Mrs.Jung keras.
Shin Yeong bungkam. Dalam hati ia meruntuki dirinya sendiri. Ia tau, ia sudah sangat berhati-hati pada bagian itu, tapi tetap saja....
 “Puahahaha~ Lihatlah yeoja itu. Bukankah dia benar-benar bodoh? Bahkan ia tidak bisa membedakan mana tanda untuk nada tinggi dan mana untuk yang lebih rendah” Key terbahak keras hingga semua mata kini beralih menatap ke arahnya.
“Huh, lihat, beginilah kemampuan orang yang gagal masuk audisi sebanyak 45 kali. Benar-benar payah!” celetuk Eun Bi lagi yang tiba-tiba tersenyum sumringah dan kali ini diikuti gelak tawa trainee yang lain.
 “Ahahahaha... Jinjja? Jadi yeoja kanibal itu gagal audisi sebanyak 45 kali?!” seru Key tiba-tiba. Mendadak kini semua pandangan kembali beralih menatapnya.
Mata Shin Yeong memanas. Apa salahnya jika kemampuan vokalnya memang buruk? Apa salahnya jika gagal lolos audisi sebanyak 45 kali? Apa itu suatu perbuatan hina? Apa itu lelucon yang benar-benar lucu?’ pikir Shin Yeong yang kali ini akhirnya benar-benar menangis. Ia di permalukan. Semua orang menertawakannya!
“Omo... Key, sepertinya kau membuatnya menangis” tegur Onew nyaris berbisik.
“Eh?!” mendadak tawa Key berhenti.
Key membatu saat di lihatnya Shin Young menangis dan menatapnya kesal. Tanpa ba-bi-bu lagi Shin Yeong berlari menabrak Key,Taemin dan Onew di ambang pintu dan pergi berlalu begitu saja.
Semua orang kembali ribut. Sementara Eun Ji, Soo Hyo dan Sang-mi terlihat panik. Ketiganya berdiri dari duduknya dan ikut berlari mengejar Shin Yeong. Key melirik Onew, ia meringis kecil.
“A...aku tidak tau kalau itu menyinggungnya. Aku tertawa begitu saja, itu refleks!” Key membela diri.
“Hyung.. tapi tetap saja, kau keterlaluan...” bisik Taemin.
Key akhirnya menyerah. Harus ia akui ia memang salah. Mendadak ingatan akan raut wajah dan tangis Shin Yeong tadi kembali terbesit di otaknya. Key merasa sangat menyesal. Ia benar-benar sudah membuat yeoja itu menangis.
TBC

PS : Thrailer nya sengaja nggak aku kasih supaya penasaran, wkwkwk 
*Kepedean
*siapa juga yang penasaran
COMENTnya jangan lupa ya ^^
Ghamsahamnida... *bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar