Title : ‘Beautiful Namja’
Author : Puthrie Shairis As
Main Cast : Cho Eun Sun, Lee Taemin a.k.a Taemin
SHINee
Genre : Romance, Komedi (?)
Lenght : Oneshoot
Disclaimer : This story
and the plot is
originally mine. So no plagiat and enjoy it guys.
Summary : Eun Sun really like a boy
who have a smooth hair, pink lips and face like a baby. And then, she got it,
her boyfriend have all about her ideal type. He’s look so beautiful, Lee
Taemin. But something occur, Taemin want Eun Sun look him as a MAN! And then...
- Eun Sun P.O.V –
“Eun Sun-ah, kau mau pergi ke kantin bersamaku?” tawar Geum begitu selesai
merapikan semua buku-bukunya dan memasukkannya kembali ke dalam tas.
Aku menoleh, “Ani. Aku membawa bekal” jawabku seraya memperlihatkan kotak
bekal porsi jumboku padanya. Geum mengangkat satu alisnya, “Kau membawa 2 porsi
lagi? Untuk Taemin?” tebaknya.
Aku terkekeh geli, “Neee.... Taeminnie ku harus makan yang banyak. Tubuhnya
terlalu kurus..” balasku antusias.
Geum memutar bola matanya gemas, “Geurae. Lakukan apapun yang kau inginkan
bersama pacar tercintamu itu.. Aku pergi” pamit Geum dengan nada sedikit
mencibir. Aku hanya balas menyeringai lebar, aku tau Geum tidak bermaksud
mengejekku, ia mungkin hanya sedikit... bosan karena aku lebih banyak
menghabiskan waktu bersama Taemin ketimbang bersamanya sejak aku dan Taemin
berpacaran.
Oh, aku lupa memperkenalkan diriku. Naega, Cho Eun Sun imnida. Aku duduk di
bangku kelas 2 di Seoul High School. Teman-temanku bilang, aku merupakan tipe
yeoja yang terlalu bersemangat. Hihihi.. Harus ku akui itu memang benar.
Tapi, aku mempunyai sedikit perbedaan dengan gadis-gadis lain. Jika para
yeoja itu menyukai tipe namja yang tampan, cool, dan berkharisma, maka aku
tidak. Sebaliknya, aku justru sangat menyukai namja yang memiliki kulit putih
seperti susu dan halus, rambut kecoklatan yang lembut juga bibir pink kecil
yang menggemaskan. Sangat sulit untukku menemukan namja yang benar-benar
merupakan tipe idealku sampai akhirnya aku menemukan dia, Nae Taeminnie.
Kyaaa... kalian harus melihatnya. Ia sangat imut seperti bayi, apalagi
ketika ia tersenyum. Omo... aku sangat gemas. Dimataku ia juga sangat cantik,
Aigo... Aku benar-benar jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Taeminnie
adalah Hoobaeku di sini, dia duduk di kelas 1-3. Meskipun gedung kelas 1 dan 2
terpisah oleh lapangan sepak bola, tetapi kelas kami bisa di bilang saling
bersebelahan kalau saja lapangan itu tidak ada. Setiap kali aku merindukannya,
aku selalu menengok keluar jendela dan... Tada~ tepat di sebrang sana, Taemin
sudah terlihat duduk manis di kelasnya. Tempat ini benar-benar strategis!
- Eun Sun P.O.V End –
Eun Sun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas menuju gedung anak
kelas 1 di sisi timur dengan kotak bekal porsi jumbo di dekapannya. Ia terlihat
girang, sesekali yeoja itu terdengar bersenandung. Begitu tiba di kelas Taemin,
tanpa memperdulikan tatapan aneh dari para juniornya, Eun Sun melenggang masuk
begitu saja.
Matanya sibuk mencari sosok sang pujaan hati di seluruh penjuru kelas.
Tatapannya berhenti begitu manik matanya berhasil menemukan sosok Taemin yang
tampak asik bercanda bersama teman-temannya di sudut ruangan. Taemin duduk di
atas meja dan memunggungi Eun Sun yang kini mulai berjalan mendekatinya.
“Taeminnie!!!” Tiba-tiba Eun Sun memeluk Taemin dari belakang hingga
mengejutkan namja ‘cantik’ itu. Taemin gelagapan, rona wajahnya tampak berubah
pink. Sekilas Taemin melirik teman-temannya, mereka semua terbahak geli melihat
tingkah Eun Sun yang tampak kekanak-kanakkan.
“No..noona..” tegur Taemin setegah berbisik.
“Hmm?” Eun Sun yang tadinya membenamkan wajahnya di pundak Taemin spontan
mengangkat wajahnya hingga kini wajahnya dan Taemin hanya berjarak beberapa
senti saja.
Taemin tampak terkejut, dengan cepat Taemin memalingkan wajahnya. Eun Sun
terlihat bingung, “Waeyo? Aku datang untuk mengajakmu makan siang. Kajja!” Eun
Sun melepaskan pelukannya dan menarik lengan Taemin agar mengikutinya.
“Taeminnie? Oo-itu manis sekali..” celetuk salah satu dari teman-teman
namja Taemin di pojokkan dengan nada mengejek. Taemin benar-benar malu di
buatnya, tapi ia tak membalas, ia hanya pasrah dan mengikuti Eun Sun yang
membawanya pergi menuju atap gedung sekolah.
Begitu tiba di sana, di tempat biasa, Eun Sun dan Taemin duduk bersila dan
mulai membuka kotak bekalnya. “Aku membawa banyak sekali, Umma membantuku
mempersiapkan semua ini tadi pagi. Kau harus makan yang banyak..” Eun Sun
menyodorkan sendok makannya pada Taemin.
“Noona, kau tidak perlu melakukan ini..” jawab Taemin tak nyaman.
“Gwenchana Taemin-ah. Oh, aku juga membawakanmu banana milk!” kini Eun Sun
menyodorkan sekotak kecil susu favorite Taemin tadi padanya.
Taemin menggaruk-garuk tekuknya, ia tampak bingung harus mengatakan apa
lagi setelah ini. Ia dan Eun Sun sudah berpacaran selama hampir 6 bulan lamanya
sejak ia menjadi siswa di sana, dan selama itu pulalah Eun Sun selalu
memanjakannya. Jujur saja, Taemin merasa senang karena Eun Sun begitu perhatian
padanya, tapi di sisi lain ia juga merasa tak nyaman. Eun Sun tidak pernah
memberinya kesempatan untuk balas memanjakannya, Taemin selalu merasa Eun Sun
hanya menganggapnya seperti bayi kecil, bukan sebagai seorang laki-laki yang
sesungguhnya.
“Makanlah, kajja..” tegur Eun Sun.
“Oo—Ne,” jawab Taemin menurut. Taeminpun mulai melahap makanannya,
sementara Eun Sun hanya duduk manis dan mengamati Taemin nyaris tanpa berkedip.
Yeoja itu terlihat sangat senang, sesekali ia menyunggingkan senyuman manisnya.
“Aigo~ Taeminnie, kau benar-benar manis... Bahkan saaat kau makanpun, kau
terlihat cute~” pekik Eun Sun gemas. Taemin meringis kecil, ia sudah
benar-benar hapal sifat yeojachingu nya itu.
“Noona, kau juga, makanlah... Nanti kau bisa sakit” Taemin balas menegur
Eun Sun yang sejak tadi tak menyentuh makanan nya. Eun Sun menggeleng, “Ani.
Hanya melihatmu saja itu sudah benar-benar mengisi seluruh tenagaku. Ha~ aku
merasa benar-benar beruntung bisa memilikimu.. Kyaa~ kau benar-benar manis!”
lagi-lagi Eun Sun melakukan kebiasaannya, tiba-tiba melompat dan memeluk Taemin
hingga semua bekal tadi berantakan di mana-mana.
“No..noona...” tegur Taemin kaget. Bukannya melepaskan pelukannya, Eun Sun
justru semakin mempereratnya. “Aigo~ Taeminnie... rambutmu benar-benar halus..”
gumam Eun Sun yang kini mengelus-elus rambut Taemin tanpa melepaskan pelukannya
se-inchipun. Taemin menghela nafas panjang, sebenarnya ia bisa saja melepaskan
pelukan itu secara paksa, tapi ia tidak bisa. Ia selalu kalah jika berhadapan
dengan Eun Sun, mungkin.. karena baginya, Eun Sun adalah yeoja yang sangat
penting. Cinta pertamanya...
***
“Waa~ lihat itu, Taeminnie, bukankah jepitan itu terlihat sangat imut?”
tunjuk Eun Sun menggebu-gebu. Seperti biasa, Eun Sun dan Taemin selalu pulang
bersama, selepas sekolah biasanya Taemin akan langsung mengantar Eun Sun pulang
naik bus, tapi hari ini, Eun Sun mengatakan jika ia ingin mampir sebentar di
toko aksesoris di perempatan jalan tak jauh dari sekolah. Maka dari itu, di
sinilah mereka sekarang.
“Ah, tapi yang ini lebih manis” Eun Sun memperlihatkan sebuah jepitan bunga
pada Taemin. “Menurutmu, mana yang lebih bagus?” tanya Eun Sun meminta
pendapat.
“Menurutku, apapun yang noona pakai, pasti akan terlihat bagus” jawab
Taemin nyengir. Eun Sun hampir saja pingsan mendengar gombalan namjachingunya
itu kalau saja ia tak ingat di mana ia sekarang, “U’uh... itu manis sekali!”
Eun Sun menarik lengan Taemin agar mendekat dan memeluknya.
“Oh!” seru Eun Sun tiba-tiba seraya melepaskan pelukannya.
“Taeminnie, coba pakai ini!” tunjuk Eun Sun pada jepitan bunga di
tangannya.
“M..mwo?” seru Taemin kaget.
“Coba ini... sini biar aku pakaikan..” Eun Sun menarik pundak Taemin agar
sedikit membungkuk. “Aa-no..noona.. apa yang kau lakukan? Ini memalukan” ucap
Taemin panik begitu mulai merasakan satu persatu pengunjung lain di toko itu
mulai memperhatikan mereka.
“Selesai!” seru Eun Sun puas tanpa memperdulikan ucapan Taemin barusan. Eun
Sun mundur beberapa senti, seakan menemukan harta karun yang bernilai ratusan
juta won, kedua bola mata Eun Sun berubah berbinar. Ia menggenggam
jemari-jemari tangannya gemas.
Wajah imut Taemin tampak cantik dengan jepitan bunga tadi di rambutnya.
Taemin tampak malu, tapi masih seperti biasa, ia tetap menurut. Bahkan ia tak
mencoba untuk melepaskan jepitannya.
“Kyaaaa~ itu manis sekali Taeminnie...” pekik Eun Sun akhirnya, yang
benar-benar sudah tidak tahan dengan pesona namjachingu nya itu.
“Aku akan belikan satu itu untukmu” lanjutnya girang.
“Eh? No..noona?” lagi-lagi Taemin di buat tersentak kaget olehnya. Eun Sun tak
peduli, ia justru menarik Taemin menuju kasir tanpa melepaskan jepitannya.
Beberapa pengunjung wanita di sana terlihat mengumbar senyum, “Lihat? Mereka bahkan
menyukaimu... hihihi” celetuk Eun Sun geli. Ternyata sejak tadi bahkan yeoja
ini menyadari tatapan aneh dari pengunjung lain, tapi ia tampak manganggap
semua itu hanya sebuah lelucon.
“Noona... aku tidak yakin mereka tertawa karena menyukaiku” balas Taemin
setengah berbisik dan lagi-lagi Eun Sun hanya menganggapinya dengan tawa
khasnya.
***
“Hhh... sepertinya aku benar-benar tidak bisa menolak apa yang noona
inginkan” gumam Taemin sambil sesekali memainkan jepitan rambut yang Eun Sun
belikan untuknya kemarin.
“Taemin-ah, kau tidak mau ganti seragam? Sebentar lagi jam olahraga” tegur
Dae Jun, salah satu teman sekelasnya. Taemin mengangkat wajahnya, buru-buru ia
menyelipkan jepitan tadi di dalam tasnya.
“Ah tunggu sebentar” Taemin mengambil baju olahraganya dan pergi menyusul
Dae Jun. “Taemin, tunggu sebentar. Aku mau lihat buku PR bahasa korea mulikmu..”
tahan Junha tiba-tiba.
Taemin yang tadinya sudah hampir sampai di ambang pintu mendadak berhenti,
“Ambil saja di tas!” serunya dan kembali bergerak. Tapi baru selangkah,
tiba-tiba Taemin teringat sesuatu. Mendadak raut wajahnya berubah panik, ia
beralih menatap Junha yang kini bergerak membuka tas sekolahnya.
“Tu..tunggu..!” tahan Taemin cepat, tapi terlambat. Bisa Taemin lihat
ekspresi bingung Junha begitu menemukan sebuah jepitan bunga di dalam sana.
Taemin berjalan mendekat, ia merebut jepitan tadi cepat dan menyembunyikannya
di balik tubuhnya.
“Kau.. punya jepitan? Hmpp..” celetuk Junha tiba-tiba. Sontak semua orang
di dalam kelas mendongak dan menatap Junha-Taemin bergantian karena celetukkan
Junha tadi bisa terbilang cukup keras.
“A..anio.. aku tidak.. ah, hei!” kata-kata Taemin terputus saat tiba-tiba
Hwang Ja, teman sekelas Taemin yang lainnya tiba-tiba merebut jepitan tadi dari
tangannya.
“Aigo~ ini manis sekali..” goda Hwang Ja jail.
“Kembalikan!” Taemin berusaha merebut jepitan tadi, tapi Hwang Ja bergerak
lebih cepat, ia melemparkan jepitan itu pada Junha. “Omo~ Ini bunga. Taemin-ah,
aku tidak menyangka kau akan menyimpan benda seperti ini. Kau benar-benar
feminim. Cocok sekali dengan julukkan dari si kakak kelas tersayangmu itu,
Taeminnie~” ejek Junha di ikuti riuh tawa anak-anak yang lain.
Taemin tetap mencoba bersabar, “Kembalikan. Itu bukan milikmu!”
“Ah~ benar. Ini milikmu kan?” sambung Hwang Ja yang lagi-lagi membuat semua
orang terbahak. Taemin mulai tampak kesal, ia mulai mendekati Junha dan kembali
berusaha merebut jepitan tadi.
“Eit.. jangan buru-buru. Ini hanya sebuah jepitan rambut anak perempuan.
Kenapa begitu penting untukmu?” sindir Junha yang dengan cepat bergerak mundur
menjauhi Taemin.
Taemin terlihat semakin kesal, tapi tampang marahnya itu justru membuat
Junha semakin bersemangat mengerjainya. Ia mulai melempar-lemparkan jepitan
tadi ke atas, lalu saat Taemin bergerak untuk merebutnya, Junha dengan cepat
melemparkannya pada Hwang Ja. Kini Taemin bergerak mendekati Hwang Ja, saat
hendak merebutnya, lagi-lagi Hwang Ja mengopernya pada Junha. Begitu
seterusnya. Mereka benar-benar puas mempermainkan Taemin saat itu.
“Ayolah ini hanya sebuah jepit!” Junha kembali mengoper jepitan tadi pada
Hwang Ja. Hwang Ja bergerak munduk untuk menangkap jepitan tadi, tapi meleset,
pinggulnya dengan sukses menghantam meja di belakangnya, tubuhnya oleng,
mendadak ia kehilangan keseimbangan hingga akhirnya jatuh terduduk di lantai
dengan keras.
‘Krekk’
Hwang Ja jatuh tepat di atas jepitan bunga milik Taemin yang tak berhasil
ia tangkap tadi. Semua orang terdiam, takut-takut Hwang Ja menggeser sedikit
bokongnya, wajahnya berubah pucat pasi saat menemukan jepitan tadi patah karena
ulahnya.
Di sisi lain, Taemin tampak lebih terkejut. Dengan gerak cepat ia berjalan
menghampiri Hwang Ja dan mendorong namja itu agar menjauh. Tangannya gemetar
saat memungut potongan jepitan tadi.
“Aa—Mianhae..” ucap Hwang Ja menyesal.
Taemin tak bergeming, ia justru berdiri dan menggenggam potongan jepitan
itu erat. Terbesit di dalam ingatannya ekspresi riang Eun Sun kemarin.
“Ayolah, itu hanya sebuah jepitan. Lagipula, aku pikir pacarmu itu hanya
melihatmu sebagai seorang namja cantik. Seperti halnya dia melihat wanita.
Bukannya sebagai laki-laki yang sebenarnya. Lihat cara dia memperlakukanmu,
mungkin dia punya kelainan..” ucap Junha panjang lebar.
Brakkkk
Tiba-tiba Taemin menggebrak meja keras. Tatapan matanya benar-benar
menunjukan kemarahan. “Kim Junha! Jaga ucapanmu!!!” gertaknya keras.
“Apa?! Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan. Dia menyukaimu hanya
karena kau ‘cantik’. Kalau saja kau terlihat benar-benar seperti laki-laki,
mungkin dia juga tidak mau menjadi pacarmu!” balas Junha tak mau kalah.
“Tidak! Eun Sun noona tidak begitu. Ia akan tetap menerima ku apapun
keadaannya!” elak Taemin cepat.
“Jeongmall?” jawab Junha dengan nada mengejek.
Kekesalan Taemin benar-benar sudah sampai di ubun-ubun sekarang. Ia
mendekati Junha penuh amarah, baru saja ia ingin melayangkan pukulannya,
tiba-tiba manik matanya menangkap bayangan sosok Eun Sun yang melambai dari
kelasnya.
Gerak Taemin berhenti, ia beralih memandang Eun Sun yang tampak melambai ke
arahnya sambil terus menyeringai lebar. Yeoja itu sama sekali tidak mengetahui
situasi panas yang terjadi di kelas Taemin sekarang.
“Huh, kekanak-kanakkan!” sindir Junha lagi.
Taemin melirik Junha kesal. Ia tidak bisa memukul namja itu jika di lihat
Eun Sun. Taemin kembali memandang Eun Sun dan memaksakan diri untuk tersenyum
lalu balas melambai.
“Noona.. katakan bahwa apa yang Junha katakan itu tidak benar. Kau tidak
berpacaran denganku karena aku... cantik kan?” gumamnya pelan, nyaris berbisik.
***
Eun Sun masih terus saja memandangi Taemin yang kini tengah asik bermain
sepak bola di lapangan. Kini kelas Taemin tengah ada jam olahraga, dan tentu
saja ini adalah kesempatan yang bagus untuk Eun Sun agar bisa terus memandangi
sang pujaan hatinya itu.
“Taemin terlihat keren, bukan kah begitu Eun Sun-ah?” tanya Geum tanpa
melepaskan pandangannya dari Taemin. “Ani. Di saat seperti ini dia justru
terlihat semakin cute~ Huaaa.. lihat, bahkan saat ia menepis keringatpun ia
terlihat cantik...” pekik Eun Sun yang juga tak ingin melepaskan pandangannya
dari Taemin.
Geum beralih melirik Eun Sun ngeri. “Eun Sun-ah, itu keterlaluan. Kau harus
melihat Taemin sebagai seorang namja! Yang tampan, bukan cantik!” tegur Geum
tak habis pikir.
“Tapi dia memang begitu” tunjuk Eun Sun membela diri.
“Taeminnie!!!” panggil Eun Sun tiba-tiba.
Taemin yang tadinya tengah sibuk dalam permainannya menoleh, Eun Sun
melambai padanya. Taemin balas melambai, “Berjuanglah! Aku mendukungmu~” teriak
Eun Sun keras.
Taemin menyeringai lebar dan menunjukkan jempolnya seolah berkata ‘siiipp’
tapi sedetik kemudian, tanpa sepengetahuan Eun Sun, raut wajah Taemin berubah
sendu. Sesuatu menganggu pikirannya.
***
“Srruupp...” Eun Sun menyeruput banana milknya hingga tetes terakhir. Ia
melepaskan sedotan itu dari bibirnya, “Yah, ini sudah habis” gumam Eun Sun yang
mulai membalik kotak susunya untuk mengecek tak ada lagi cairan susu yang
tersisa.
Taemin melirik Eun Sun dan tersenyum tipis, lalu sedetik kemudian ia
kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh deretan toko-toko yang mereka
lewati. Kali ini, selepas sekolah Taemin dan Eun Sun memutuskan untuk jalan-jalan
berkeliling sebentar.
Tidak seperti biasanya, kali ini Taemin tampak diam. Namja itu terlihat
memikirkan sesuatu. Saat sedang melihat-lihat, manik mata Taemin secara tak
sengaja melihat poster model di salah satu kaca jendela etalase toko pakaian di
sana. Di poster itu, terlihat dua orang model namja dengan style yang berbeda.
Satu dari namja itu tampak sangat cool dan berkharisma dengan potongan rambut
pendek dan di warnai, sedangkan namja yang satu lagi tampak riang dan tersenyum
lebar dengan potongan rambut yang sedikit lebih panjang.
Entah apa yang Taemin pikirkan, tiba-tiba ia berhenti dan menahan gerak Eun
Sun. Eun Sun menoleh, ia menatap Taemin bingung. “Noona, mana yang lebih kau
sukai? Namja ini atau yang ini?” tunjuk Taemin pada poster dua model namja
tadi.
Eun Sun mengikuti arah yang di tunjukkan Taemin, “Aku lebih suka yang itu..”
jawab Eun Sun kemudian, tangannya menunjuk pada gambar namja yang lebih ceria.
“Dia terlihat lebih cute. Kalau yang ini.. dia terlihat aneh. Ah~ lagipula
yang itu terlihat seperti dirimu Taeminnie, benar-benar manis~” lanjut Eun Sun gemas.
Taemin menggaruk tekuknya, Jadi
benar, noona lebih menyukai namja ‘cantik’?’ pikir Taemin menyimpulkan. Ia
kembali beralih memandangi poster itu, tetapi matanya justru terus tertuju pada
poster namja yang satunya, dengan style cool dan rambut pendek di warnai.
Taemin tampak berpikir, sepertinya ia baru saja mendapatkan ide bagus untuk
style barunya yang mungkin akan sedikit membuat gempar di sekolah besok.
***
Eun Sun dan Geum sedang berjalan menyusuri koridor menuju perepustakaan
sekolah pagi itu saat tiba-tiba mereka mendengar suara riuh dan jeritan para
yeoja dari arah lorong yang menghubungkan gedung kelas 1 dan 2 di sisi kanan
dari tempat mereka berdiri saat itu.
Langkah keduanya otomatis berhenti, mereka mendongak. Keduanya tampak
bingung melihat para yeoja-yeoja itu menjerit dan berjalan mundur seperti
mengikuti sesuatu yang berjalan mendekat ke arah mereka. Eun Sun dan Geum
saling bertukar pandang, keduanya tampak bingung. Tapi kebingungan keduanya
dengan cepat terjawab saat tiba-tiba seorang namja muncul dari balik kerumunan
yeoja-yeoja itu.
Namja itu melemparkan senyuman manisnya pada Eun Sun. Kening Eun Sun
berkerut, namja ini terlihat tidak asing. Eun Sun memandangi namja itu dari
ujung kaki sampai ujung rambut.
Sepatu olahraga, celana ketat, lengan baju yang di lipat dan rambut pendek berwarna
merah! Penampilannya benar-benar macho dan cool. Bisa Eun Sun lihat semua
yeoja-yeoja itu menatap namja ini dengan tatapan terpesona. Bahkan Geum
terlihat menahan nafas dan menatap namja ini hampir tak berkedip! Siapa?
Pikir Eun Sun bingung.
(kita-kira kayak gini potongan rambut barunya tetem, whehehe)
“Noona...” panggil namja itu menyapa Eun Sun.
Begitu mendengar kata ‘Noona’ dari bibir namja tampan itu, seakan di
tampar, Eun Sun tiba-tiba tersadar dengan apa yang terlihat di penglihatannya. Eun
Sun menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, lalu kembali menatap namja itu. Matanya
membola, ia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Mulutnya mengaga, “Ta..Taeminnie!”
seru tiba-tiba.
Taemin menyeringai lebar, ia berhenti tepat di depan Eun Sun. Eun Sun masih
mengerjap-ngerjapkan matanya, ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja
di lihatnya.
Rambut coklat Taemin yang sedikit panjang itu menghilang, seragam rapi
Taemin juga berubah, dan yang lebih parah, wajah ‘cantik’ Tamin lenyap begitu
saja dan di gantikan dengan wajah tampan dan cool!
Kyaaaaaa!!’ pekik Eun Sun dalam hati.
Ke..kemana
Taeminnieku?!’ lanjutnya menggebu-gebu.
“Noona, aku datang untuk mengantarkan buku sejarahmu yang kemarin
tertinggal di rumahku” kata Taemin membuyarkan lamunan Eun Sun.
“O-oo Ne..” jawab Eun Sun gelagapan.
“Ini...” Taemin menyodorkan buku yang sejak tadi di bawanya. Ragu-ragu Eun
Sun menyambut buku tadi, entah kenapa tiba-tiba ia merasa sangat gugup. Ia
bahkan tak berani menatap mata Taemin! Ini aneh, Taemin tetaplah Taemin. Yang
berdiri di depannya sekarang ini adalah namjachingu yang begitu ia sukai.
Taemin hanya merubah style nya, lalu.. kenapa Eun Sun benar-benar merasa gugup?
Bahkan ia bisa merasakan jantungnya tiba-tiba berdegup dengan sangat cepat di
luar kendali. Benar-benar tidak seperti biasanya.
“Ee—noona, gwenchana?” tanya Taemin khawatir melihat perubahan sikap Eun
Sun yang mendadak menjadi pendiam.
“A..aku baik-baik saja” jawab Eun Sun terbata, tetapi matanya sama sekali
tak berani menatap Taemin. Kini Taemin yang mendadak diam, raut wajahnya tampak
kecewa. Sesekali ia melirik Eun Sun yang bahkan sekarang berpura-pura sibuk
dengan buku-bukunya. Biasanya yeoja itu akan langsung berteriak histeris dan
memeluknya saat mereka bertemu. Tapi sekarang? Ia bahkan tak mau memulai
pembicaraan!
“Noona, bagaimana kalau bersantai sebentar di atap gedung?” usul Taemin
tiba-tiba. Eun Sun tampak sedikit terkejut, ia tak menjawab, ia hanya
menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
“Ya tuhan, apa dia benar Taemin? Dia benar-benar tampan!” bisik Geum yang
sampai sekarang pun tak bisa melepaskan pandangannya dari makhluk tampan itu.
***
Eun Sun terus duduk diam dan melemparkan pandangannya ke sembarang arah.
Kini mereka hanya berdua, hal ini membuat Eun Sun menjadi semakin gugup. Ia
juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba ia menjadi seperti ini, ia hanya berusaha
untuk mengikuti alur.
“Aku memotong rambutku sedikit, karena ingin gaya baru, jadi aku berpikir
untuk mewarnainya. Bagaimana menurutmu noona?” mulai Taemin setelah keduanya
hanya saling diam sejak tadi.
“I..itu bagus. Tapi kenapa tiba-tiba? Ka..u bahkan tak bertanya dulu padaku”
jawab Eun Sun melirik Taemin, tetapi begitu pandangan mereka bertemu, dengan
cepat Eun Sun kembali membuang arah pandangnya ke sembarang tempat.
“Aku ingin memberimu kejutan, hehehe...” jawab Taemin cengegesan.
Baiklah,
sepertinya kau berhasil Taeminnie. Aku benar-benar terkejut!’ pikir Eun Sun.
“Oh noona, apa hari ini kau membawa bekal lagi?” tanya Taemin, ia tetap berusaha
untuk mencari bahan pembicaraan.
“Ani. Aku tidak bawa. Oh, aku ada pekerjaan. Aku harus segera kembali ke
kelas. Mungkin jam istirahat nanti aku akan sibuk, jadi.. kau bisa makan di
kantin bersama teman-temanmu. Aku pergi!” pamit Eun Sun tiba-tiba seraya
berlari pergi meninggalkan Taemin begitu saja.
Taemin sedikit tersentak kaget, ia ingin menahan Eun Sun, tapi terlambat,
yeoja itu sudah menghilang dari balik pintu tangga turun menuju gedung. Raut
wajah Taemin berubah sendu, “Apa noona mengindariku?” gumamnya.
Tapi pikiran itu dengan cepat di tepisnya, Taemin menggeleng-gelengkan
kepalanya cepat. “Ani. Mungkin noona memang sedang sibuk sekarang. Kau tidak
boleh berpikir yang aneh-aneh Taemin!” tegur Taemin pada dirinya sendiri. Tapi
tetap saja. Sesuatu terasa mengganjal di hatinya.
Sementara itu, lari Eun Sun perlahan mulai melambat. Ia menoleh, Taemin tak
menyusulnya. “Hhh... syukurlah...” gumam Eun Sun lega. “Tapi.. kenapa aku harus
lari? Dan lagi...” kata-kata Eun Sun menggantung. Dalam hati, ia meruntukki
dirinya sendiri. Seperti biasa, tentu saja Eun Sun membawakan Taemin bekal,
bahkan lebih banyak dari biasanya, lalu kenapa tadi ia mengatakan tidak?
“Aisshh.. ada apa denganku?” runtuk Eun Sun tak habis pikir.
***
Kenapa aku
menghindari Taemin tadi pagi? Ada apa denganku? Apanya yang salah? Ah~ baiklah,
mungkin Taemin berbeda.. tapi aku lebih menyukai dirinya yang dulu. Aku lebih
suka saat ia terlihat cute~ kenapa dia memotong dan mewarnai rambutnya begitu
saja? Kenap...
Teeeett...Teetttt...Teettt...
Bunyi bel pertanda pulang mengejutkan Eun Sun. Lamunannya buyar, ia
menegakkan posisi duduknya dan menoleh, menatap Geum yang terlihat mulai
merapikan buku-bukunya.
“Baiklah. Pelajaran kita berakhir sampai disini. Selamat sore” ucap Mrs.Kim,
guru bahasa korea Eun Sun mengakhiri kelasnya.
“Hey, kau melamun lagi?!” tegur Geum.
“Ha?! Oh.. a..ani. Aku hanya....”
“Ya’! Eun Sun-ssi, kau di jemput tuh” seru salah satu teman sekelas Eun Sun
tiba-tiba. Refleks, Eun Sun dan Geum menoleh. Eun Sun mendadak panik saat
mendapati sosok Taemin sudah berdiri menunggunya di ambang pintu keluar kelas.
“Omo.. Ba..bagaimana ini?” kata Eun Sun gelagapan.
Geum menyenggol lengan Eun Sun pelan, “Ya ampun, Eun Sun-ah, berapa kalipun
aku lihat, dari sudut manapun, Taemin benar-benar cool. Aku lebih suka dia yang
seperti ini. Kau benar-benar beruntung!” bisik Geum.
“Tapi aku lebih suka dia yang dulu! Terlebih...” kata-kata Eun Sun menggantung
saat ujung matanya melihat Taemin yang mulai berjalan masuk menghampirinya.
Mendadak Eun Sun kembali panik, “Geum.. kau harus membantuku. Aku.. Ah~ aku
akan kerumahmu sekarang!” seru Eun Sun tiba-tiba.
“Mwo? Kenapa tiba-tiba?” tanya Geum bingung.
“Sudahlah! Pokoknya aku akan kerumahmu, aku...”
“Noona..” tegur Taemin akhirnya.
Eun Sun terdiam. Jantung nya benar-benar berdegup cepat, mendengar suara
Taemin, seperti mendengar suara hantu yang begitu menguji adrenaline nya.
Ragu-ragu Eun Sun menoleh, “O-oo Taeminnie.. kau sudah datang. Cepat sekali...”
jawab Eun Sun sekenanya.
“Noona, kau bahkan belum merapikan buku-bukumu” tunjuk Taemin.
Eun Sun beralih menatap mejanya yang masih berantakkan. Dengan gerak cepat
tangannya mulai merapikan buku-buku itu dan memasukkanya dengan paksa ke dalam
tas. “Hari ini.. aku akan pergi kerumah Geum. Jadi..kau bisa pulang sendiri!”
ucap Eun Sun berlagak sibuk dengan buku-buku itu.
Taemin hanya diam, matanya terus saja mengamati gerak tangan Eun Sun yang
terus mencoba memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. “Aku akan mengantarmu.
Biasanya juga seperti itu” jawab Taemin yang tiba-tiba menarik dan mengambil
alih tas Eun Sun lalu membantu merapikan buku-buku Eun Sun dan memasukkannya ke
dalam tas.
Eun Sun semakin panik, entah kenapa ia tak ingin pulang bersama Taemin hari
ini. “Ta..tapi kami akan pergi ke...” Eun Sun melirik Geum memohon bantuan.
Geum terlihat semakin bingung, Eun Sun menatapnya semakin memelas.
“Kami akan pergi ke rumah pamanku terlebih dahulu, aku dan Eun Sun sudah
berjanji akan membantu pamanku mempersiapkan pesta kejutan untuk hari ulang
tahun pernikahannya hari ini” Geum melanjutkan.
Taemin tampak diam, ia menatap Eun Sun dan Geum bergantian. “Ja..jadi, kau
bisa pulang sendirian. Aku akan lama. Kajja, Geum. Kita bisa terlambat!”
tiba-tiba Eun Sun berdiri dari duduknya, mengambil alih tasnya dari tangan
Taemin dan beranjak pergi begitu saja secepat yang ia bisa.
Taemin lagi-lagi di buat terkejut olehnya, Taemin baru saja hendak bergerak
menyusul Eun Sun, tetapi tiba-tiba Geum menahannya. “Kau pasti mengerti
Taemin-ah. Sepertinya Eun Sun sedang ingin sendiri hari ini. Sepanjang
pelajaran hari ini aku lihat ia terus melamun. Mungkin ia hanya sedikit shock
dengan perubahan yang terjadi padamu. Beri dia waktu, besok pasti dia akan
kembali seperti biasa” ucap Geum sebelum akhirnya melenggang pergi menyusul Eun
Sun.
Raut wajah Taemin lagi-lagi berubah keruh, “Jadi apa?” gumam Taemin pelan. “Bagaimana
jika noona masih berusaha menghindariku besok?” gumamnya khawatir.
***
Eun Sun berjalan gontai menuju kelasnya pagi itu. Yeoja itu tampak lemas
dan tak bersemangat. Sepanjang malam Eun Sun tidak bisa tidur dengan nyenyak. Di
kepalanya terus saja di penuhi dengan Taemin dan perubahan yang tarjadi
padanya.
Jika mengingat raut wajah Taemin kemarin, dengan rambut barunya itu,
mendadak Eun Sun bisa merasakan jantungnya berdegup cepat. Ini aneh sekali.
Berapa kalipun ia berpikir ‘kenapa?’, ia tidak pernah bisa menemukan
jawabannya.
“Jadi kau anak kelas 1? Kau benar-benar tampan”
“Tapi kenapa kami tidak pernah melihatmu?”
“Juga, apa yang kau lakukan di gedung anak kelas 2? Kau mencari seseorang?”
Tiba-tiba telinga Eun Sun menangkap pembicaraan yang begitu menarik
perhatiannya. Langkah Eun Sun berhenti, suara-suara itu berasal dari tikungan
koridor setelah ini. Hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya berdiri
sekarang.
Ragu-ragu, Eun Sun berjalan mendekat dan mengintip. Matanya membola begitu
dilihatnya Taemin tengah di kelilingi oleh anak-anak perempuan. Tapi anak-anak
perempuan itu yang membuatnya terkejut, melainkan Taemin yang sepagi ini sudah
berada di gedung anak kelas 2! Namja itu pasti mencarinya!
Eun Sun panik. Dengan cepat ia menarik tubuhnya untuk kembali bersembunyi
di balik tembok. “Aduh.. bagaimana ini? Ottokhae? Ottokhae? Aku belum siap
bertemu dengannya!” gumam Eun Sun panik.
Pelan-pelan Eun Sun kembali mengintip, Taemin terlihat kebingungan karena
terus mendapatkan pertanyaan yang begitu bertubi-tubi dari para sunbaenya itu.
Tapi walaupun begitu, namja itu tetap terlihat melemparkan senyuman ramahnya.
Bisa Eun Sun rasakan wajahnya yang merona juga degupan jantungnya yang
lagi-lagi bedegup cepat seenaknya di luar kendalinya, senyuman Taemin kali ini
terlihat berbeda. Itu begitu... manis. Taemin benar-benar tampan!
Di detik berikutnya, secara tak sengaja mata Taemin melihat sosok Eun Sun.
DEG.
Tatapan mereka bertemu!
“Ah~ Noona!!” panggil Taemin seraya keluar dari kerubutan yeoja-yeoja itu
dan berjalan menghampiri Eun Sun. Eun Sun panik, ia melompat-lompat kecil di
tempatnya, otaknya berpikir. Ia harus segera melarikan diri! Ia tak sanggup
jika harus berhadapan dengan Taemin.
“Ottokhae? Ottokhae?” gumam Eun Sun gelagapan.
“Noona~ ...” Sapa Taemin kemudian.
Eun Sun menoleh, “Aa—aku harus pergi!” pamit Eun Sun tiba-tiba dan melesat
pergi begitu saja. “Eh?!” seru Taemin bingung.
Ia terus memandangi Eun Sun yang berlari menjauhinya, bahkan yeoja itu
menabrak seseorang dan terjatuh. Taemin terkejut, ia baru akan bergerak untuk
menolong yeoja itu, tapi Eun Sun terlihat buru-buru berdiri dan melirik ke
arahnya. Eun Sun terlihat panik, lalu kembali melenggang pergi begitu saja.
“Eh? Noona... ada apa?” Taemin tak habis pikir.
***
“Noona!” panggil Taemin begitu ia berhasil menemukan sosok Eun Sun setelah
sepanjang pagi ini terus mencari yeoja itu. Eun Sun menoleh, yeoja itu terlihat
terkejut melihat Taemin yang berjalan mendekatinya. Entah kenapa, lagi-lagi Eun
Sun lari begitu saja menjauhi Taemin.
Langkah Taemin berhenti, Lagi. Ini terjadi lagi!
Lagi-lagi Eun Sun lari setiap kali melihatnya. Mata Taemin terus saja
menatap punggung Eun Sun yang bergerak semakin menjauh. Sesekali yeoja itu
terlihat hampir terjatuh, Taemin bingung. Tidak, lebih tepatnya kecewa.
Yeoja itu benar-benar terlihat menghindarinya. Ini sudah ketiga kalinya
untuk hari ini Eun Sun begini. Taemin benar-benar tak habis pikir, apa karena image nya berubah, sikap Eun Sun padanya
juga ikut berubah? Apa benar Eun Sun selama ini menyukainya hanya karena ia ‘cantik’
seperti yang Junha katakan? Molla. Yang Taemin tahu saat ini ia benar-benar merasa
kecewa. Ia pikir Eun Sun akan menerimanya apa adanya. Sampai kapan yeoja itu
akan terus menghindarinya? Ini tidak adil! Pikirnya.
***
“Huaaaa.... aku melakukannya lagi!! Benar-benar bodoh! Dasar Cho Eun Sun
bodoh!!!” pekik Eun Sun meruntukki dirinya sendiri.
Eun Sun terkulai lemas di mejanya. Kepalanya bertumpu di meja, pipi kanan
nya mencium permukaan mejanya dengan mulus. Bibirnya mengerucut, wajahnya
cemberut. Sesekali Eun Sun terdengar menggerutu pada dirinya sendiri.
Geum yang sejak tadi terus berusaha fokus pada buku yang di bacanya
akhirnya menyerah. Gerutuan Eun Sun benar-benar membuyarkan konsentrasinya.
Geum melirik Eun Sun sebal, “Apa?! Kau berlari menghindari Taemin lagi?!”
celetuknya keki.
“Aku juga tidak mengerti. Itu terjadi begitu saja. Entah kenapa aku selalu
panik jika bertemu dengannya. Jantungku berdegup dengan sangat cepat! Arrghh...
aku benar-benar tidak bisa mengerti diriku sendiri. Padahal aku ingin melihat
Taeminnie ku, memeluknya, bicara dengannya... Aku sangat merindukannya. Tapi kenapa????”
Eun Sun mulai berceloteh.
Geum bedecak kesal, ia baru saja bermaksud untuk membalas ucapan Eun Sun,
tapi tiba-tiba sesuatu terbesit di otaknya. Yeoja itu mendadak diam. Ia tampak
berpikir. “Tunggu dulu...” Geum menahan celotehan Eun Sun.
“Dulu... saat kau bersama Taemin, Ee—maksudku sebelum ia berubah menjadi gentle, apa kau juga berdebar?” tanya
Geum tiba-tiba.
“Eh?!” Eun Sun tersentak. Kemudian ia mulai berpikir dan mengingat-ngingat.
“A..ani. Rasanya tidak pernah. Yang ada, setiap kali aku melihatnya, aku akan
menjerit keras dan melompat ke arahnya! Saat itu dia benar-benar cute~ Kyaaa...
kalau mengingat itu, rasanya aku ingin mencubit pipinya dan memeluknya!” pekik
Eun Sun.
“Nah itu dia!” seru Geum tiba-tiba seraya menjentikkan jarinya. Eun Sun
berhenti, ia kini beralih memandang Geum bingung. “Apanya?”
Bukannya menjawab, Geum justru senyam-senyum penuh arti sambil sesekali memainkan
kedua alisnya naik turun. “Apa?!” tanya Eun Sun tak sabar.
“Kesimpulannya, Kau itu JATUH CINTA! Puahahaha...” Geum tiba-tiba terbahak
dan memukul-mukul pahanya sendiri gemas. “Hah?” kebalikannya, Eun Sun justru
tampak semakin kebingungan.
Yeoja itu tampak berpikir. Matanya dan mata Geum saling beradu. Seakan
keduanya saling berkomunikasi dengan cara baru. Geum kembali memainkan alisnya,
Eun Sun berpikir semakin keras. “Ah! Itu...” seru Eun Sun tiba-tiba. Mendadak
wajahnya merona. Sepertinya ia sudah menemukan jawabannya.
***
Taemin duduk diam di kursinya sementara tangannya tengah asik memainkan
jepitan rambut yang Eun Sun belikan waktu itu. Terakhir kali, jepitan itu patah
karena ulah Junha dan Hwang Ja, tapi semalam Taemin sudah merekatkannya kembali
dengan lem. Yah, walaupun bentuknya sudah tidak sebagus seperti semula, paling
tidak benda itu masih bisa di pakai. Taemin terlalu sayang untuk membuangnya.
Taemin mendesah panjang. Ingatannya kembali membawanya pada semua pola
tingkah laku Eun Sun yang sudah sangat terlihat jelas menjauhinya. Taemin
kembali murung, jika ia tahu keputusannya untuk memotong dan mewarnai rambutnya
seperti ini akan membuat yeoja itu menjauhinya, Taemin pasti tidak akan
melakukannya.
Yang terbesit di benaknya saat itu hanyalah ingin membuktikan apa yang
Junha katakan itu benar atau tidak. Tapi nyatanya memang benar, Taemin sudah
tidak bisa membantah. Eun Sun hanya menyukainya jika ia terlihat seperti itu, ‘beutiful
namja’.
Jika memikirkan Eun Sun yang terus menjauhinya, Taemin selalu saja di
hantui perasaan takut yang teramat besar. Bagaimana jika yeoja itu tiba-tiba
memutuskan hubungan mereka? Bagaimana jika Eun Sun benar-benar tidak mau lagi
berpacaran dengannya?
Tidak. Taemin tidak mau itu terjadi. Ia bahkan tidak pernah memikirkan
bahwa ia dan Eun Sun akan berpisah. Eun Sun terlalu berharga. Ia begitu
menyukai, tidak, ia begitu mencintai yeoja itu walaupun terkadang tingkahnya tampak
kekanak-kanakkan.
Taemin begitu merindukan tawa dan canda khas Eun Sun. Ia merindukan
sentuhan dan pelukan Eun Sun yang begitu tiba-tiba dan selalu mengejutkannya.
Taemin tidak mau berakhir seperti ini. Ia tidak mau kisah cintanya berakhir
tragis. Eun Sun adalah cinta pertamanya, dan Taemin ingin, Eun Sun jugalah yang
akan menjadi cinta terakhirnya.
Tekad Taemin sudah bulat. Ia tidak peduli meskipun akan di ejek oleh
teman-temannya. Jika Eun Sun memang menyukainya sebagai sosok ‘cantik’ , maka
ia akan menjadi seperti itu!
Tiba-tiba Taemin bangkit dari duduknya. Semua orang kini menatap ke
arahnya. Taemin tak peduli, tiba-tiba saja ia memasang jepitan bunga yang di
berikan Eun Sun waktu itu di rambutnya. Semua orang terbelalak kaget, tapi
sejurus dengan itu mereka semua terbahak.
“Puahahaha.. Lihatlah itu.. Taeminnie kita~” celetuk Junha keras.
Taemin tak peduli, ia tidak mau lagi termakan kata-kata Junha. Terakhir,
karena menanggapi omong kosong namja itu, hubungannya dan Eun Sun nyaris
terancam putus.
Tanpa banya bicara, Taemin beranjak pergi keluar kelas. Tinggal beberapa
langkah lagi ia akan mencapai mulut pintu, tiba-tiba langkahnya berhenti. Matanya
membola begitu melihat siapa gerangan yang tiba-tiba muncul di ambang pintu
kelasnya itu.
“Hhh..Hhh..Hhh... mau pergi kemana kau.. Taeminnie?” tegur Eun Sun
ngos-ngosan. Sepertinya yeoja ini baru saja berlari jauh.
“No..noona..” panggil Taemin kaget.
Eun Sun mengangkat wajahnya, ia menyeringai lebar. “Nee? Kenapa wajahmu
seperti itu? Kenapa ekspresimu terkejut seperti itu?! Bukankah aku selalu
datang ke kelasmu secara tiba-tiba?” ucap Eun Sun geli.
Di saat yang sama, tiba-tiba manik mata Eun Sun melihat jepitan bunga lecek
di rambut namjachingu nya itu. Mata Eun Sun membola, “Ya’! Kenapa kau
menggunakan jepitan itu di..depan semua orang?” tanya Eun Sun kaget.
Taemin ikut tersentak. Mendadak ia menunduk, menutupi wajahnya yang merona.
Bukan. Ia bukan malu karena menjadi pusat perhatian dan bahan tertawaan
teman-temannya, ia malu karena Eun Sun memergokinya menggunakan jepitan itu,
tanpa paksaan seperti biasanya.
Eun Sun berdecak gemas. Ia berjalan mendekati Taemin, “Aku hanya ingin
noona kembali seperti dulu. Aku tidak suka noona menjauhiku. Jika noona
menyukai diriku yang seperti ini, maka aku akan menjadi seperti ini. Aku akan
menjadi apapun yang noona sukai” ucap Taemin malu seraya menunjuk jepitan di
rambutnya.
Eun Sun tertegun. Jadi beginikah yang Taemin pikirkan? Perasaan Taemin yang
sesungguhnya? Mendengar ini, mendadak Eun Sun benar-benar merasa malu. Jadi
selama ini dialah yang telah bersikap egois. Ia sama sekali tak memikirkan
perasaan Taemin.
“Hiks..hiks..” Tiba-tiba Eun Sun menangis.
Taemin mendongak. Matanya semakin membola mendapati yeojachingunya itu
tiba-tiba menangis sesegukkan. Taemin panik, “No..noona? Waeyo?” serunya
gelagapan.
“Mianhae... jeongmall Mianhae Taeminnie.. Aku benar-benar pacar yang buruk.
Aku benar-benar egois” jawab Eun Sun di sela tangisnya.
Taemin kembali tersentak kaget, tapi sedetik setelah itu, ia tersenyum tipis,
dengan gerak cepat ia menarik Eun Sun masuk kedalam pelukannya. “Ani. Noona
tidak begitu. Noona adalah pacar terbaik di dunia, dan aku adalah namja
beruntung yang mendapatkanmu” bisik Taemin tulus.
Tangis Eun Sun semakin bertambah keras, ia balas memeluk Taemin erat. “Gomawo..
Taeminnie.. Jeongmall gomawo...” balas Eun Sun yang tenggelam dalam pelukan
Taemin.
“Saranghae.. Jeongmall saranghaeyo...” lanjutnya lagi.
Taemin tersenyum manis, kalimat yang keluar dari bibir Eun Sun barusan
terdengar begitu lembut di telinganya. “Na do.. saranghaeyo noona...” balasnya.
Eun Sun mengangkat wajahnya, keduanya saling berpandangan. Taemin yang
sudah terbawa suasana bemaksud untuk mencium yeojachingunya itu. Wajahnya
semakin mendekat, dekat, dekat...
“Taeminnie, jepitan itu terlihat buruk. Aku akan memberikanmu yang baru
nanti..” seru Eun Sun tiba-tiba, menghentikan gerakan Taemin.
“Ne?!” seru Taemin kaget.
Eun Sun tersenyum tipis, dengan gerakan cepat, Eun Sun berjinjit dan
mengecup bibir Taemin sekilas. Taemin membatu, wajahnya mendadak memerah
seperti udang rebus.
“Aku akan menerima kau apa adanya. Tidak ada lagi yang namja jepitan... aku
janji, hehehe~” jelas Eun Sun cengegesan yang diikuti riuh tawa dan sorak sorai
dari teman-teman sekelas Taemin.
***
- Eun Sun P.O.V -
Akhirnya aku mengerti. Saat Geum mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta.
Selama ini, ternyata aku memang melihat Taemin sebagai seorang bayi. Aku selalu
memeluk dan memanjakannya karena aku begitu gemas dengan wajahnya yang begitu
cute dan cantik.
Jadi, ketika Taemin benar-benar berubah menjadi seorang namja, aku
benar-benar di buat berdebar seperti halnya yeoja kebanyakan yang melihat pria
dan jatuh cinta. Baru aku sadari saat ini, bahwa ternyata, aku sudah jatuh
cinta pada Taemin sejak pandangan pertama ia tampil di depan mataku sebagai
seorang ‘namja yang sesungguhnya’. Membuka mataku, bahwa Taemin adalah seorang
laki-laki sejati, bukan bayi atau apalah itu.
Aku senang. Ini adalah kisah cinta yang terbaik. Taemin adalah cinta
pertamaku, dan aku ingin.. dia juga yang akan menjadi cinta terakhirku ©
“Noona...!” seru seseorang tiba-tiba.
Aku menoleh, senyuman manis mengembang di kedua sudut bibirku begitu mataku
menemukan sosok Taemin yang tengah melambai dan berlari menghampiriku. Hari ini
kami pergi berkencan. Kencan yang sesungguhnya.
Kenapa? Karena bisa di bilang, kami baru memulainya. Memulai hubungan ini kembali
dari awal. Benar-benar sebagai pasangan yang saling jatuh cinta.
“Taeminnie, kau terlambat!” ucapku merengut.
Taemin hanya cengar-cengir cengegesan, “Mianhae. Aku tadi pergi membeli
sesuatu terlebih dahulu...” balasnya seraya mengeluarkan sebuah jepitan rambut
berbentuk bunga dari kantong jaketnya, persis seperti yang ku belikan waktu
itu.
“Ini untukmu noona, aku ingin kau juga memilikinya. Sama dengan punyaku”
Taemin kembali mengeluarkan jepitan bunga yang sama dari kantong jaketnya yang
satu lagi. Jepitan bunga itu tampak jelek dengan bekas lem yang terlihat
menyatukan dua bagian yang sempat terpisah.
“Itu.. jepitan yang aku belikan dulu? Bukankah sudah patah? Kenapa tidak di
buang saja? Kau bisa membeli yang baru” tunjukku bingung.
Taemin menggeleng, “Ani. Sama seperti noona, jepitan ini juga tak bisa
tergantikan dengan yang baru. Sebagus apapun itu, aku tetap akan menyimpan ini.
Ini pemberianmu yang sangat berharga” jawabnya sembari menyunggingkan senyuman
manis.
Ouh tuhan. Lihatlah. Bukankah namja ini benar-benar manis? Kyaaa... dan dia
milikku!!!! He’s MINE! Yang sampai kapanpun akan tetap menjadi Nae Beautiful
Namja ©
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar