Senin, 26 Desember 2011

[FF] Beautiful Namja - Oneshoot



Title : ‘Beautiful Namja’
Author : Puthrie Shairis As
Main Cast : Cho Eun Sun, Lee Taemin a.k.a Taemin SHINee
Genre : Romance, Komedi (?)
Lenght : Oneshoot
Disclaimer : This story and the plot is originally mine. So no plagiat and enjoy it guys.
Summary : Eun Sun really like a boy who have a smooth hair, pink lips and face like a baby. And then, she got it, her boyfriend have all about her ideal type. He’s look so beautiful, Lee Taemin. But something occur, Taemin want Eun Sun look him as a MAN! And then...

- Eun Sun P.O.V –
“Eun Sun-ah, kau mau pergi ke kantin bersamaku?” tawar Geum begitu selesai merapikan semua buku-bukunya dan memasukkannya kembali ke dalam tas.
Aku menoleh, “Ani. Aku membawa bekal” jawabku seraya memperlihatkan kotak bekal porsi jumboku padanya. Geum mengangkat satu alisnya, “Kau membawa 2 porsi lagi? Untuk Taemin?” tebaknya.
Aku terkekeh geli, “Neee.... Taeminnie ku harus makan yang banyak. Tubuhnya terlalu kurus..” balasku antusias.
Geum memutar bola matanya gemas, “Geurae. Lakukan apapun yang kau inginkan bersama pacar tercintamu itu.. Aku pergi” pamit Geum dengan nada sedikit mencibir. Aku hanya balas menyeringai lebar, aku tau Geum tidak bermaksud mengejekku, ia mungkin hanya sedikit... bosan karena aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama Taemin ketimbang bersamanya sejak aku dan Taemin berpacaran.
Oh, aku lupa memperkenalkan diriku. Naega, Cho Eun Sun imnida. Aku duduk di bangku kelas 2 di Seoul High School. Teman-temanku bilang, aku merupakan tipe yeoja yang terlalu bersemangat. Hihihi.. Harus ku akui itu memang benar.
Tapi, aku mempunyai sedikit perbedaan dengan gadis-gadis lain. Jika para yeoja itu menyukai tipe namja yang tampan, cool, dan berkharisma, maka aku tidak. Sebaliknya, aku justru sangat menyukai namja yang memiliki kulit putih seperti susu dan halus, rambut kecoklatan yang lembut juga bibir pink kecil yang menggemaskan. Sangat sulit untukku menemukan namja yang benar-benar merupakan tipe idealku sampai akhirnya aku menemukan dia, Nae Taeminnie.
Kyaaa... kalian harus melihatnya. Ia sangat imut seperti bayi, apalagi ketika ia tersenyum. Omo... aku sangat gemas. Dimataku ia juga sangat cantik, Aigo... Aku benar-benar jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Taeminnie adalah Hoobaeku di sini, dia duduk di kelas 1-3. Meskipun gedung kelas 1 dan 2 terpisah oleh lapangan sepak bola, tetapi kelas kami bisa di bilang saling bersebelahan kalau saja lapangan itu tidak ada. Setiap kali aku merindukannya, aku selalu menengok keluar jendela dan... Tada~ tepat di sebrang sana, Taemin sudah terlihat duduk manis di kelasnya. Tempat ini benar-benar strategis!
- Eun Sun P.O.V End –
Eun Sun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas menuju gedung anak kelas 1 di sisi timur dengan kotak bekal porsi jumbo di dekapannya. Ia terlihat girang, sesekali yeoja itu terdengar bersenandung. Begitu tiba di kelas Taemin, tanpa memperdulikan tatapan aneh dari para juniornya, Eun Sun melenggang masuk begitu saja.
Matanya sibuk mencari sosok sang pujaan hati di seluruh penjuru kelas. Tatapannya berhenti begitu manik matanya berhasil menemukan sosok Taemin yang tampak asik bercanda bersama teman-temannya di sudut ruangan. Taemin duduk di atas meja dan memunggungi Eun Sun yang kini mulai berjalan mendekatinya.
“Taeminnie!!!” Tiba-tiba Eun Sun memeluk Taemin dari belakang hingga mengejutkan namja ‘cantik’ itu. Taemin gelagapan, rona wajahnya tampak berubah pink. Sekilas Taemin melirik teman-temannya, mereka semua terbahak geli melihat tingkah Eun Sun yang tampak kekanak-kanakkan.
“No..noona..” tegur Taemin setegah berbisik.
“Hmm?” Eun Sun yang tadinya membenamkan wajahnya di pundak Taemin spontan mengangkat wajahnya hingga kini wajahnya dan Taemin hanya berjarak beberapa senti saja.
Taemin tampak terkejut, dengan cepat Taemin memalingkan wajahnya. Eun Sun terlihat bingung, “Waeyo? Aku datang untuk mengajakmu makan siang. Kajja!” Eun Sun melepaskan pelukannya dan menarik lengan Taemin agar mengikutinya.
“Taeminnie? Oo-itu manis sekali..” celetuk salah satu dari teman-teman namja Taemin di pojokkan dengan nada mengejek. Taemin benar-benar malu di buatnya, tapi ia tak membalas, ia hanya pasrah dan mengikuti Eun Sun yang membawanya pergi menuju atap gedung sekolah.
Begitu tiba di sana, di tempat biasa, Eun Sun dan Taemin duduk bersila dan mulai membuka kotak bekalnya. “Aku membawa banyak sekali, Umma membantuku mempersiapkan semua ini tadi pagi. Kau harus makan yang banyak..” Eun Sun menyodorkan sendok makannya pada Taemin.
“Noona, kau tidak perlu melakukan ini..” jawab Taemin tak nyaman.
“Gwenchana Taemin-ah. Oh, aku juga membawakanmu banana milk!” kini Eun Sun menyodorkan sekotak kecil susu favorite Taemin tadi padanya.
Taemin menggaruk-garuk tekuknya, ia tampak bingung harus mengatakan apa lagi setelah ini. Ia dan Eun Sun sudah berpacaran selama hampir 6 bulan lamanya sejak ia menjadi siswa di sana, dan selama itu pulalah Eun Sun selalu memanjakannya. Jujur saja, Taemin merasa senang karena Eun Sun begitu perhatian padanya, tapi di sisi lain ia juga merasa tak nyaman. Eun Sun tidak pernah memberinya kesempatan untuk balas memanjakannya, Taemin selalu merasa Eun Sun hanya menganggapnya seperti bayi kecil, bukan sebagai seorang laki-laki yang sesungguhnya.
“Makanlah, kajja..” tegur Eun Sun.
“Oo—Ne,” jawab Taemin menurut. Taeminpun mulai melahap makanannya, sementara Eun Sun hanya duduk manis dan mengamati Taemin nyaris tanpa berkedip. Yeoja itu terlihat sangat senang, sesekali ia menyunggingkan senyuman manisnya.
“Aigo~ Taeminnie, kau benar-benar manis... Bahkan saaat kau makanpun, kau terlihat cute~” pekik Eun Sun gemas. Taemin meringis kecil, ia sudah benar-benar hapal sifat yeojachingu nya itu.
“Noona, kau juga, makanlah... Nanti kau bisa sakit” Taemin balas menegur Eun Sun yang sejak tadi tak menyentuh makanan nya. Eun Sun menggeleng, “Ani. Hanya melihatmu saja itu sudah benar-benar mengisi seluruh tenagaku. Ha~ aku merasa benar-benar beruntung bisa memilikimu.. Kyaa~ kau benar-benar manis!” lagi-lagi Eun Sun melakukan kebiasaannya, tiba-tiba melompat dan memeluk Taemin hingga semua bekal tadi berantakan di mana-mana.
“No..noona...” tegur Taemin kaget. Bukannya melepaskan pelukannya, Eun Sun justru semakin mempereratnya. “Aigo~ Taeminnie... rambutmu benar-benar halus..” gumam Eun Sun yang kini mengelus-elus rambut Taemin tanpa melepaskan pelukannya se-inchipun. Taemin menghela nafas panjang, sebenarnya ia bisa saja melepaskan pelukan itu secara paksa, tapi ia tidak bisa. Ia selalu kalah jika berhadapan dengan Eun Sun, mungkin.. karena baginya, Eun Sun adalah yeoja yang sangat penting. Cinta pertamanya...
***
“Waa~ lihat itu, Taeminnie, bukankah jepitan itu terlihat sangat imut?” tunjuk Eun Sun menggebu-gebu. Seperti biasa, Eun Sun dan Taemin selalu pulang bersama, selepas sekolah biasanya Taemin akan langsung mengantar Eun Sun pulang naik bus, tapi hari ini, Eun Sun mengatakan jika ia ingin mampir sebentar di toko aksesoris di perempatan jalan tak jauh dari sekolah. Maka dari itu, di sinilah mereka sekarang.
“Ah, tapi yang ini lebih manis” Eun Sun memperlihatkan sebuah jepitan bunga pada Taemin. “Menurutmu, mana yang lebih bagus?” tanya Eun Sun meminta pendapat.
“Menurutku, apapun yang noona pakai, pasti akan terlihat bagus” jawab Taemin nyengir. Eun Sun hampir saja pingsan mendengar gombalan namjachingunya itu kalau saja ia tak ingat di mana ia sekarang, “U’uh... itu manis sekali!” Eun Sun menarik lengan Taemin agar mendekat dan memeluknya.
“Oh!” seru Eun Sun tiba-tiba seraya melepaskan pelukannya.
“Taeminnie, coba pakai ini!” tunjuk Eun Sun pada jepitan bunga di tangannya.
“M..mwo?” seru Taemin kaget.
“Coba ini... sini biar aku pakaikan..” Eun Sun menarik pundak Taemin agar sedikit membungkuk. “Aa-no..noona.. apa yang kau lakukan? Ini memalukan” ucap Taemin panik begitu mulai merasakan satu persatu pengunjung lain di toko itu mulai memperhatikan mereka.
“Selesai!” seru Eun Sun puas tanpa memperdulikan ucapan Taemin barusan. Eun Sun mundur beberapa senti, seakan menemukan harta karun yang bernilai ratusan juta won, kedua bola mata Eun Sun berubah berbinar. Ia menggenggam jemari-jemari tangannya gemas.
Wajah imut Taemin tampak cantik dengan jepitan bunga tadi di rambutnya. Taemin tampak malu, tapi masih seperti biasa, ia tetap menurut. Bahkan ia tak mencoba untuk melepaskan jepitannya.
“Kyaaaa~ itu manis sekali Taeminnie...” pekik Eun Sun akhirnya, yang benar-benar sudah tidak tahan dengan pesona namjachingu nya itu.
“Aku akan belikan satu itu untukmu” lanjutnya girang.
“Eh? No..noona?” lagi-lagi Taemin di buat tersentak kaget olehnya. Eun Sun tak peduli, ia justru menarik Taemin menuju kasir tanpa melepaskan jepitannya. Beberapa pengunjung wanita di sana terlihat mengumbar senyum, “Lihat? Mereka bahkan menyukaimu... hihihi” celetuk Eun Sun geli. Ternyata sejak tadi bahkan yeoja ini menyadari tatapan aneh dari pengunjung lain, tapi ia tampak manganggap semua itu hanya sebuah lelucon.
“Noona... aku tidak yakin mereka tertawa karena menyukaiku” balas Taemin setengah berbisik dan lagi-lagi Eun Sun hanya menganggapinya dengan tawa khasnya.
***
“Hhh... sepertinya aku benar-benar tidak bisa menolak apa yang noona inginkan” gumam Taemin sambil sesekali memainkan jepitan rambut yang Eun Sun belikan untuknya kemarin.
“Taemin-ah, kau tidak mau ganti seragam? Sebentar lagi jam olahraga” tegur Dae Jun, salah satu teman sekelasnya. Taemin mengangkat wajahnya, buru-buru ia menyelipkan jepitan tadi di dalam tasnya.
“Ah tunggu sebentar” Taemin mengambil baju olahraganya dan pergi menyusul Dae Jun. “Taemin, tunggu sebentar. Aku mau lihat buku PR bahasa korea mulikmu..” tahan Junha tiba-tiba.
Taemin yang tadinya sudah hampir sampai di ambang pintu mendadak berhenti, “Ambil saja di tas!” serunya dan kembali bergerak. Tapi baru selangkah, tiba-tiba Taemin teringat sesuatu. Mendadak raut wajahnya berubah panik, ia beralih menatap Junha yang kini bergerak membuka tas sekolahnya.
“Tu..tunggu..!” tahan Taemin cepat, tapi terlambat. Bisa Taemin lihat ekspresi bingung Junha begitu menemukan sebuah jepitan bunga di dalam sana. Taemin berjalan mendekat, ia merebut jepitan tadi cepat dan menyembunyikannya di balik tubuhnya.
“Kau.. punya jepitan? Hmpp..” celetuk Junha tiba-tiba. Sontak semua orang di dalam kelas mendongak dan menatap Junha-Taemin bergantian karena celetukkan Junha tadi bisa terbilang cukup keras.
“A..anio.. aku tidak.. ah, hei!” kata-kata Taemin terputus saat tiba-tiba Hwang Ja, teman sekelas Taemin yang lainnya tiba-tiba merebut jepitan tadi dari tangannya.
“Aigo~ ini manis sekali..” goda Hwang Ja jail.
“Kembalikan!” Taemin berusaha merebut jepitan tadi, tapi Hwang Ja bergerak lebih cepat, ia melemparkan jepitan itu pada Junha. “Omo~ Ini bunga. Taemin-ah, aku tidak menyangka kau akan menyimpan benda seperti ini. Kau benar-benar feminim. Cocok sekali dengan julukkan dari si kakak kelas tersayangmu itu, Taeminnie~” ejek Junha di ikuti riuh tawa anak-anak yang lain.
Taemin tetap mencoba bersabar, “Kembalikan. Itu bukan milikmu!”
“Ah~ benar. Ini milikmu kan?” sambung Hwang Ja yang lagi-lagi membuat semua orang terbahak. Taemin mulai tampak kesal, ia mulai mendekati Junha dan kembali berusaha merebut jepitan tadi.
“Eit.. jangan buru-buru. Ini hanya sebuah jepitan rambut anak perempuan. Kenapa begitu penting untukmu?” sindir Junha yang dengan cepat bergerak mundur menjauhi Taemin.
Taemin terlihat semakin kesal, tapi tampang marahnya itu justru membuat Junha semakin bersemangat mengerjainya. Ia mulai melempar-lemparkan jepitan tadi ke atas, lalu saat Taemin bergerak untuk merebutnya, Junha dengan cepat melemparkannya pada Hwang Ja. Kini Taemin bergerak mendekati Hwang Ja, saat hendak merebutnya, lagi-lagi Hwang Ja mengopernya pada Junha. Begitu seterusnya. Mereka benar-benar puas mempermainkan Taemin saat itu.
“Ayolah ini hanya sebuah jepit!” Junha kembali mengoper jepitan tadi pada Hwang Ja. Hwang Ja bergerak munduk untuk menangkap jepitan tadi, tapi meleset, pinggulnya dengan sukses menghantam meja di belakangnya, tubuhnya oleng, mendadak ia kehilangan keseimbangan hingga akhirnya jatuh terduduk di lantai dengan keras.
‘Krekk’
Hwang Ja jatuh tepat di atas jepitan bunga milik Taemin yang tak berhasil ia tangkap tadi. Semua orang terdiam, takut-takut Hwang Ja menggeser sedikit bokongnya, wajahnya berubah pucat pasi saat menemukan jepitan tadi patah karena ulahnya.
Di sisi lain, Taemin tampak lebih terkejut. Dengan gerak cepat ia berjalan menghampiri Hwang Ja dan mendorong namja itu agar menjauh. Tangannya gemetar saat memungut potongan jepitan tadi.
“Aa—Mianhae..” ucap Hwang Ja menyesal.
Taemin tak bergeming, ia justru berdiri dan menggenggam potongan jepitan itu erat. Terbesit di dalam ingatannya ekspresi riang Eun Sun kemarin.
“Ayolah, itu hanya sebuah jepitan. Lagipula, aku pikir pacarmu itu hanya melihatmu sebagai seorang namja cantik. Seperti halnya dia melihat wanita. Bukannya sebagai laki-laki yang sebenarnya. Lihat cara dia memperlakukanmu, mungkin dia punya kelainan..” ucap Junha panjang lebar.
Brakkkk
Tiba-tiba Taemin menggebrak meja keras. Tatapan matanya benar-benar menunjukan kemarahan. “Kim Junha! Jaga ucapanmu!!!” gertaknya keras.
“Apa?! Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan. Dia menyukaimu hanya karena kau ‘cantik’. Kalau saja kau terlihat benar-benar seperti laki-laki, mungkin dia juga tidak mau menjadi pacarmu!” balas Junha tak mau kalah.
“Tidak! Eun Sun noona tidak begitu. Ia akan tetap menerima ku apapun keadaannya!” elak Taemin cepat.
“Jeongmall?” jawab Junha dengan nada mengejek.
Kekesalan Taemin benar-benar sudah sampai di ubun-ubun sekarang. Ia mendekati Junha penuh amarah, baru saja ia ingin melayangkan pukulannya, tiba-tiba manik matanya menangkap bayangan sosok Eun Sun yang melambai dari kelasnya.
Gerak Taemin berhenti, ia beralih memandang Eun Sun yang tampak melambai ke arahnya sambil terus menyeringai lebar. Yeoja itu sama sekali tidak mengetahui situasi panas yang terjadi di kelas Taemin sekarang.
“Huh, kekanak-kanakkan!” sindir Junha lagi.
Taemin melirik Junha kesal. Ia tidak bisa memukul namja itu jika di lihat Eun Sun. Taemin kembali memandang Eun Sun dan memaksakan diri untuk tersenyum lalu balas melambai.
“Noona.. katakan bahwa apa yang Junha katakan itu tidak benar. Kau tidak berpacaran denganku karena aku... cantik kan?” gumamnya pelan, nyaris berbisik.
***
Eun Sun masih terus saja memandangi Taemin yang kini tengah asik bermain sepak bola di lapangan. Kini kelas Taemin tengah ada jam olahraga, dan tentu saja ini adalah kesempatan yang bagus untuk Eun Sun agar bisa terus memandangi sang pujaan hatinya itu.
“Taemin terlihat keren, bukan kah begitu Eun Sun-ah?” tanya Geum tanpa melepaskan pandangannya dari Taemin. “Ani. Di saat seperti ini dia justru terlihat semakin cute~ Huaaa.. lihat, bahkan saat ia menepis keringatpun ia terlihat cantik...” pekik Eun Sun yang juga tak ingin melepaskan pandangannya dari Taemin.
Geum beralih melirik Eun Sun ngeri. “Eun Sun-ah, itu keterlaluan. Kau harus melihat Taemin sebagai seorang namja! Yang tampan, bukan cantik!” tegur Geum tak habis pikir.
“Tapi dia memang begitu” tunjuk Eun Sun membela diri.
“Taeminnie!!!” panggil Eun Sun tiba-tiba.
Taemin yang tadinya tengah sibuk dalam permainannya menoleh, Eun Sun melambai padanya. Taemin balas melambai, “Berjuanglah! Aku mendukungmu~” teriak Eun Sun keras.
Taemin menyeringai lebar dan menunjukkan jempolnya seolah berkata ‘siiipp’ tapi sedetik kemudian, tanpa sepengetahuan Eun Sun, raut wajah Taemin berubah sendu. Sesuatu menganggu pikirannya.
***
“Srruupp...” Eun Sun menyeruput banana milknya hingga tetes terakhir. Ia melepaskan sedotan itu dari bibirnya, “Yah, ini sudah habis” gumam Eun Sun yang mulai membalik kotak susunya untuk mengecek tak ada lagi cairan susu yang tersisa.
Taemin melirik Eun Sun dan tersenyum tipis, lalu sedetik kemudian ia kembali mengedarkan pandangannya ke seluruh deretan toko-toko yang mereka lewati. Kali ini, selepas sekolah Taemin dan Eun Sun memutuskan untuk jalan-jalan berkeliling sebentar.
Tidak seperti biasanya, kali ini Taemin tampak diam. Namja itu terlihat memikirkan sesuatu. Saat sedang melihat-lihat, manik mata Taemin secara tak sengaja melihat poster model di salah satu kaca jendela etalase toko pakaian di sana. Di poster itu, terlihat dua orang model namja dengan style yang berbeda. Satu dari namja itu tampak sangat cool dan berkharisma dengan potongan rambut pendek dan di warnai, sedangkan namja yang satu lagi tampak riang dan tersenyum lebar dengan potongan rambut yang sedikit lebih panjang.
Entah apa yang Taemin pikirkan, tiba-tiba ia berhenti dan menahan gerak Eun Sun. Eun Sun menoleh, ia menatap Taemin bingung. “Noona, mana yang lebih kau sukai? Namja ini atau yang ini?” tunjuk Taemin pada poster dua model namja tadi.
Eun Sun mengikuti arah yang di tunjukkan Taemin, “Aku lebih suka yang itu..” jawab Eun Sun kemudian, tangannya menunjuk pada gambar namja yang lebih ceria.
“Dia terlihat lebih cute. Kalau yang ini.. dia terlihat aneh. Ah~ lagipula yang itu terlihat seperti dirimu Taeminnie, benar-benar manis~” lanjut Eun Sun gemas.
Taemin menggaruk tekuknya, Jadi benar, noona lebih menyukai namja ‘cantik’?’ pikir Taemin menyimpulkan. Ia kembali beralih memandangi poster itu, tetapi matanya justru terus tertuju pada poster namja yang satunya, dengan style cool dan rambut pendek di warnai. Taemin tampak berpikir, sepertinya ia baru saja mendapatkan ide bagus untuk style barunya yang mungkin akan sedikit membuat gempar di sekolah besok.
***
Eun Sun dan Geum sedang berjalan menyusuri koridor menuju perepustakaan sekolah pagi itu saat tiba-tiba mereka mendengar suara riuh dan jeritan para yeoja dari arah lorong yang menghubungkan gedung kelas 1 dan 2 di sisi kanan dari tempat mereka berdiri saat itu.
Langkah keduanya otomatis berhenti, mereka mendongak. Keduanya tampak bingung melihat para yeoja-yeoja itu menjerit dan berjalan mundur seperti mengikuti sesuatu yang berjalan mendekat ke arah mereka. Eun Sun dan Geum saling bertukar pandang, keduanya tampak bingung. Tapi kebingungan keduanya dengan cepat terjawab saat tiba-tiba seorang namja muncul dari balik kerumunan yeoja-yeoja itu.
Namja itu melemparkan senyuman manisnya pada Eun Sun. Kening Eun Sun berkerut, namja ini terlihat tidak asing. Eun Sun memandangi namja itu dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Sepatu olahraga, celana ketat, lengan baju yang di lipat dan rambut pendek berwarna merah! Penampilannya benar-benar macho dan cool. Bisa Eun Sun lihat semua yeoja-yeoja itu menatap namja ini dengan tatapan terpesona. Bahkan Geum terlihat menahan nafas dan menatap namja ini hampir tak berkedip!  Siapa? Pikir Eun Sun bingung.

(kita-kira kayak gini potongan rambut barunya tetem, whehehe)

“Noona...” panggil namja itu menyapa Eun Sun.
Begitu mendengar kata ‘Noona’ dari bibir namja tampan itu, seakan di tampar, Eun Sun tiba-tiba tersadar dengan apa yang terlihat di penglihatannya. Eun Sun menggeleng-gelengkan kepalanya cepat, lalu kembali menatap namja itu. Matanya membola, ia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Mulutnya mengaga, “Ta..Taeminnie!” seru tiba-tiba.
Taemin menyeringai lebar, ia berhenti tepat di depan Eun Sun. Eun Sun masih mengerjap-ngerjapkan matanya, ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di lihatnya.
Rambut coklat Taemin yang sedikit panjang itu menghilang, seragam rapi Taemin juga berubah, dan yang lebih parah, wajah ‘cantik’ Tamin lenyap begitu saja dan di gantikan dengan wajah tampan dan cool!
Kyaaaaaa!!’ pekik Eun Sun dalam hati.
Ke..kemana Taeminnieku?!’ lanjutnya menggebu-gebu.
“Noona, aku datang untuk mengantarkan buku sejarahmu yang kemarin tertinggal di rumahku” kata Taemin membuyarkan lamunan Eun Sun.
“O-oo Ne..” jawab Eun Sun gelagapan.
“Ini...” Taemin menyodorkan buku yang sejak tadi di bawanya. Ragu-ragu Eun Sun menyambut buku tadi, entah kenapa tiba-tiba ia merasa sangat gugup. Ia bahkan tak berani menatap mata Taemin! Ini aneh, Taemin tetaplah Taemin. Yang berdiri di depannya sekarang ini adalah namjachingu yang begitu ia sukai. Taemin hanya merubah style nya, lalu.. kenapa Eun Sun benar-benar merasa gugup? Bahkan ia bisa merasakan jantungnya tiba-tiba berdegup dengan sangat cepat di luar kendali. Benar-benar tidak seperti biasanya.
“Ee—noona, gwenchana?” tanya Taemin khawatir melihat perubahan sikap Eun Sun yang mendadak menjadi pendiam.
“A..aku baik-baik saja” jawab Eun Sun terbata, tetapi matanya sama sekali tak berani menatap Taemin. Kini Taemin yang mendadak diam, raut wajahnya tampak kecewa. Sesekali ia melirik Eun Sun yang bahkan sekarang berpura-pura sibuk dengan buku-bukunya. Biasanya yeoja itu akan langsung berteriak histeris dan memeluknya saat mereka bertemu. Tapi sekarang? Ia bahkan tak mau memulai pembicaraan!
“Noona, bagaimana kalau bersantai sebentar di atap gedung?” usul Taemin tiba-tiba. Eun Sun tampak sedikit terkejut, ia tak menjawab, ia hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
“Ya tuhan, apa dia benar Taemin? Dia benar-benar tampan!” bisik Geum yang sampai sekarang pun tak bisa melepaskan pandangannya dari makhluk tampan itu.
***
Eun Sun terus duduk diam dan melemparkan pandangannya ke sembarang arah. Kini mereka hanya berdua, hal ini membuat Eun Sun menjadi semakin gugup. Ia juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba ia menjadi seperti ini, ia hanya berusaha untuk mengikuti alur.
“Aku memotong rambutku sedikit, karena ingin gaya baru, jadi aku berpikir untuk mewarnainya. Bagaimana menurutmu noona?” mulai Taemin setelah keduanya hanya saling diam sejak tadi.
“I..itu bagus. Tapi kenapa tiba-tiba? Ka..u bahkan tak bertanya dulu padaku” jawab Eun Sun melirik Taemin, tetapi begitu pandangan mereka bertemu, dengan cepat Eun Sun kembali membuang arah pandangnya ke sembarang tempat.
“Aku ingin memberimu kejutan, hehehe...” jawab Taemin cengegesan.
Baiklah, sepertinya kau berhasil Taeminnie. Aku benar-benar terkejut!’ pikir Eun Sun.
“Oh noona, apa hari ini kau membawa bekal lagi?” tanya Taemin, ia tetap berusaha untuk mencari bahan pembicaraan.
“Ani. Aku tidak bawa. Oh, aku ada pekerjaan. Aku harus segera kembali ke kelas. Mungkin jam istirahat nanti aku akan sibuk, jadi.. kau bisa makan di kantin bersama teman-temanmu. Aku pergi!” pamit Eun Sun tiba-tiba seraya berlari pergi meninggalkan Taemin begitu saja.
Taemin sedikit tersentak kaget, ia ingin menahan Eun Sun, tapi terlambat, yeoja itu sudah menghilang dari balik pintu tangga turun menuju gedung. Raut wajah Taemin berubah sendu, “Apa noona mengindariku?” gumamnya.
Tapi pikiran itu dengan cepat di tepisnya, Taemin menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. “Ani. Mungkin noona memang sedang sibuk sekarang. Kau tidak boleh berpikir yang aneh-aneh Taemin!” tegur Taemin pada dirinya sendiri. Tapi tetap saja. Sesuatu terasa mengganjal di hatinya.
Sementara itu, lari Eun Sun perlahan mulai melambat. Ia menoleh, Taemin tak menyusulnya. “Hhh... syukurlah...” gumam Eun Sun lega. “Tapi.. kenapa aku harus lari? Dan lagi...” kata-kata Eun Sun menggantung. Dalam hati, ia meruntukki dirinya sendiri. Seperti biasa, tentu saja Eun Sun membawakan Taemin bekal, bahkan lebih banyak dari biasanya, lalu kenapa tadi ia mengatakan tidak?
“Aisshh.. ada apa denganku?” runtuk Eun Sun tak habis pikir.
***
Kenapa aku menghindari Taemin tadi pagi? Ada apa denganku? Apanya yang salah? Ah~ baiklah, mungkin Taemin berbeda.. tapi aku lebih menyukai dirinya yang dulu. Aku lebih suka saat ia terlihat cute~ kenapa dia memotong dan mewarnai rambutnya begitu saja? Kenap...
Teeeett...Teetttt...Teettt...
Bunyi bel pertanda pulang mengejutkan Eun Sun. Lamunannya buyar, ia menegakkan posisi duduknya dan menoleh, menatap Geum yang terlihat mulai merapikan buku-bukunya.
“Baiklah. Pelajaran kita berakhir sampai disini. Selamat sore” ucap Mrs.Kim, guru bahasa korea Eun Sun mengakhiri kelasnya.
“Hey, kau melamun lagi?!” tegur Geum.
“Ha?! Oh.. a..ani. Aku hanya....”
“Ya’! Eun Sun-ssi, kau di jemput tuh” seru salah satu teman sekelas Eun Sun tiba-tiba. Refleks, Eun Sun dan Geum menoleh. Eun Sun mendadak panik saat mendapati sosok Taemin sudah berdiri menunggunya di ambang pintu keluar kelas.
“Omo.. Ba..bagaimana ini?” kata Eun Sun gelagapan.
Geum menyenggol lengan Eun Sun pelan, “Ya ampun, Eun Sun-ah, berapa kalipun aku lihat, dari sudut manapun, Taemin benar-benar cool. Aku lebih suka dia yang seperti ini. Kau benar-benar beruntung!” bisik Geum.
“Tapi aku lebih suka dia yang dulu! Terlebih...” kata-kata Eun Sun menggantung saat ujung matanya melihat Taemin yang mulai berjalan masuk menghampirinya.
Mendadak Eun Sun kembali panik, “Geum.. kau harus membantuku. Aku.. Ah~ aku akan kerumahmu sekarang!” seru Eun Sun tiba-tiba.
“Mwo? Kenapa tiba-tiba?” tanya Geum bingung.
“Sudahlah! Pokoknya aku akan kerumahmu, aku...”
“Noona..” tegur Taemin akhirnya.
Eun Sun terdiam. Jantung nya benar-benar berdegup cepat, mendengar suara Taemin, seperti mendengar suara hantu yang begitu menguji adrenaline nya. Ragu-ragu Eun Sun menoleh, “O-oo Taeminnie.. kau sudah datang. Cepat sekali...” jawab Eun Sun sekenanya.
“Noona, kau bahkan belum merapikan buku-bukumu” tunjuk Taemin.
Eun Sun beralih menatap mejanya yang masih berantakkan. Dengan gerak cepat tangannya mulai merapikan buku-buku itu dan memasukkanya dengan paksa ke dalam tas. “Hari ini.. aku akan pergi kerumah Geum. Jadi..kau bisa pulang sendiri!” ucap Eun Sun berlagak sibuk dengan buku-buku itu.
Taemin hanya diam, matanya terus saja mengamati gerak tangan Eun Sun yang terus mencoba memasukkan buku-bukunya ke dalam tas. “Aku akan mengantarmu. Biasanya juga seperti itu” jawab Taemin yang tiba-tiba menarik dan mengambil alih tas Eun Sun lalu membantu merapikan buku-buku Eun Sun dan memasukkannya ke dalam tas.
Eun Sun semakin panik, entah kenapa ia tak ingin pulang bersama Taemin hari ini. “Ta..tapi kami akan pergi ke...” Eun Sun melirik Geum memohon bantuan. Geum terlihat semakin bingung, Eun Sun menatapnya semakin memelas.
“Kami akan pergi ke rumah pamanku terlebih dahulu, aku dan Eun Sun sudah berjanji akan membantu pamanku mempersiapkan pesta kejutan untuk hari ulang tahun pernikahannya hari ini” Geum melanjutkan.
Taemin tampak diam, ia menatap Eun Sun dan Geum bergantian. “Ja..jadi, kau bisa pulang sendirian. Aku akan lama. Kajja, Geum. Kita bisa terlambat!” tiba-tiba Eun Sun berdiri dari duduknya, mengambil alih tasnya dari tangan Taemin dan beranjak pergi begitu saja secepat yang ia bisa.
Taemin lagi-lagi di buat terkejut olehnya, Taemin baru saja hendak bergerak menyusul Eun Sun, tetapi tiba-tiba Geum menahannya. “Kau pasti mengerti Taemin-ah. Sepertinya Eun Sun sedang ingin sendiri hari ini. Sepanjang pelajaran hari ini aku lihat ia terus melamun. Mungkin ia hanya sedikit shock dengan perubahan yang terjadi padamu. Beri dia waktu, besok pasti dia akan kembali seperti biasa” ucap Geum sebelum akhirnya melenggang pergi menyusul Eun Sun.
Raut wajah Taemin lagi-lagi berubah keruh, “Jadi apa?” gumam Taemin pelan. “Bagaimana jika noona masih berusaha menghindariku besok?” gumamnya khawatir.
***
Eun Sun berjalan gontai menuju kelasnya pagi itu. Yeoja itu tampak lemas dan tak bersemangat. Sepanjang malam Eun Sun tidak bisa tidur dengan nyenyak. Di kepalanya terus saja di penuhi dengan Taemin dan perubahan yang tarjadi padanya.
Jika mengingat raut wajah Taemin kemarin, dengan rambut barunya itu, mendadak Eun Sun bisa merasakan jantungnya berdegup cepat. Ini aneh sekali. Berapa kalipun ia berpikir ‘kenapa?’, ia tidak pernah bisa menemukan jawabannya.
“Jadi kau anak kelas 1? Kau benar-benar tampan”
“Tapi kenapa kami tidak pernah melihatmu?”
“Juga, apa yang kau lakukan di gedung anak kelas 2? Kau mencari seseorang?”
Tiba-tiba telinga Eun Sun menangkap pembicaraan yang begitu menarik perhatiannya. Langkah Eun Sun berhenti, suara-suara itu berasal dari tikungan koridor setelah ini. Hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya berdiri sekarang.
Ragu-ragu, Eun Sun berjalan mendekat dan mengintip. Matanya membola begitu dilihatnya Taemin tengah di kelilingi oleh anak-anak perempuan. Tapi anak-anak perempuan itu yang membuatnya terkejut, melainkan Taemin yang sepagi ini sudah berada di gedung anak kelas 2! Namja itu pasti mencarinya!
Eun Sun panik. Dengan cepat ia menarik tubuhnya untuk kembali bersembunyi di balik tembok. “Aduh.. bagaimana ini? Ottokhae? Ottokhae? Aku belum siap bertemu dengannya!” gumam Eun Sun panik.
Pelan-pelan Eun Sun kembali mengintip, Taemin terlihat kebingungan karena terus mendapatkan pertanyaan yang begitu bertubi-tubi dari para sunbaenya itu. Tapi walaupun begitu, namja itu tetap terlihat melemparkan senyuman ramahnya. Bisa Eun Sun rasakan wajahnya yang merona juga degupan jantungnya yang lagi-lagi bedegup cepat seenaknya di luar kendalinya, senyuman Taemin kali ini terlihat berbeda. Itu begitu... manis. Taemin benar-benar tampan!
Di detik berikutnya, secara tak sengaja mata Taemin melihat sosok Eun Sun.
DEG.
Tatapan mereka bertemu!
“Ah~ Noona!!” panggil Taemin seraya keluar dari kerubutan yeoja-yeoja itu dan berjalan menghampiri Eun Sun. Eun Sun panik, ia melompat-lompat kecil di tempatnya, otaknya berpikir. Ia harus segera melarikan diri! Ia tak sanggup jika harus berhadapan dengan Taemin.
“Ottokhae? Ottokhae?” gumam Eun Sun gelagapan.
“Noona~ ...” Sapa Taemin kemudian.
Eun Sun menoleh, “Aa—aku harus pergi!” pamit Eun Sun tiba-tiba dan melesat pergi begitu saja. “Eh?!” seru Taemin bingung.
Ia terus memandangi Eun Sun yang berlari menjauhinya, bahkan yeoja itu menabrak seseorang dan terjatuh. Taemin terkejut, ia baru akan bergerak untuk menolong yeoja itu, tapi Eun Sun terlihat buru-buru berdiri dan melirik ke arahnya. Eun Sun terlihat panik, lalu kembali melenggang pergi begitu saja.
“Eh? Noona... ada apa?” Taemin tak habis pikir.
***
“Noona!” panggil Taemin begitu ia berhasil menemukan sosok Eun Sun setelah sepanjang pagi ini terus mencari yeoja itu. Eun Sun menoleh, yeoja itu terlihat terkejut melihat Taemin yang berjalan mendekatinya. Entah kenapa, lagi-lagi Eun Sun lari begitu saja menjauhi Taemin.
Langkah Taemin berhenti, Lagi. Ini terjadi lagi!
Lagi-lagi Eun Sun lari setiap kali melihatnya. Mata Taemin terus saja menatap punggung Eun Sun yang bergerak semakin menjauh. Sesekali yeoja itu terlihat hampir terjatuh, Taemin bingung. Tidak, lebih tepatnya kecewa.
Yeoja itu benar-benar terlihat menghindarinya. Ini sudah ketiga kalinya untuk hari ini Eun Sun begini. Taemin benar-benar tak habis pikir, apa karena image nya berubah, sikap Eun Sun padanya juga ikut berubah? Apa benar Eun Sun selama ini menyukainya hanya karena ia ‘cantik’ seperti yang Junha katakan? Molla. Yang Taemin tahu saat ini ia benar-benar merasa kecewa. Ia pikir Eun Sun akan menerimanya apa adanya. Sampai kapan yeoja itu akan terus menghindarinya? Ini tidak adil! Pikirnya.
***
“Huaaaa.... aku melakukannya lagi!! Benar-benar bodoh! Dasar Cho Eun Sun bodoh!!!” pekik Eun Sun meruntukki dirinya sendiri.
Eun Sun terkulai lemas di mejanya. Kepalanya bertumpu di meja, pipi kanan nya mencium permukaan mejanya dengan mulus. Bibirnya mengerucut, wajahnya cemberut. Sesekali Eun Sun terdengar menggerutu pada dirinya sendiri.
Geum yang sejak tadi terus berusaha fokus pada buku yang di bacanya akhirnya menyerah. Gerutuan Eun Sun benar-benar membuyarkan konsentrasinya. Geum melirik Eun Sun sebal, “Apa?! Kau berlari menghindari Taemin lagi?!” celetuknya keki.
“Aku juga tidak mengerti. Itu terjadi begitu saja. Entah kenapa aku selalu panik jika bertemu dengannya. Jantungku berdegup dengan sangat cepat! Arrghh... aku benar-benar tidak bisa mengerti diriku sendiri. Padahal aku ingin melihat Taeminnie ku, memeluknya, bicara dengannya... Aku sangat merindukannya. Tapi kenapa????” Eun Sun mulai berceloteh.
Geum bedecak kesal, ia baru saja bermaksud untuk membalas ucapan Eun Sun, tapi tiba-tiba sesuatu terbesit di otaknya. Yeoja itu mendadak diam. Ia tampak berpikir. “Tunggu dulu...” Geum menahan celotehan Eun Sun.
“Dulu... saat kau bersama Taemin, Ee—maksudku sebelum ia berubah menjadi gentle, apa kau juga berdebar?” tanya Geum tiba-tiba.
“Eh?!” Eun Sun tersentak. Kemudian ia mulai berpikir dan mengingat-ngingat. “A..ani. Rasanya tidak pernah. Yang ada, setiap kali aku melihatnya, aku akan menjerit keras dan melompat ke arahnya! Saat itu dia benar-benar cute~ Kyaaa... kalau mengingat itu, rasanya aku ingin mencubit pipinya dan memeluknya!” pekik Eun Sun.
“Nah itu dia!” seru Geum tiba-tiba seraya menjentikkan jarinya. Eun Sun berhenti, ia kini beralih memandang Geum bingung. “Apanya?”
Bukannya menjawab, Geum justru senyam-senyum penuh arti sambil sesekali memainkan kedua alisnya naik turun. “Apa?!” tanya Eun Sun tak sabar.
“Kesimpulannya, Kau itu JATUH CINTA! Puahahaha...” Geum tiba-tiba terbahak dan memukul-mukul pahanya sendiri gemas. “Hah?” kebalikannya, Eun Sun justru tampak semakin kebingungan.
Yeoja itu tampak berpikir. Matanya dan mata Geum saling beradu. Seakan keduanya saling berkomunikasi dengan cara baru. Geum kembali memainkan alisnya, Eun Sun berpikir semakin keras. “Ah! Itu...” seru Eun Sun tiba-tiba. Mendadak wajahnya merona. Sepertinya ia sudah menemukan jawabannya.
***
Taemin duduk diam di kursinya sementara tangannya tengah asik memainkan jepitan rambut yang Eun Sun belikan waktu itu. Terakhir kali, jepitan itu patah karena ulah Junha dan Hwang Ja, tapi semalam Taemin sudah merekatkannya kembali dengan lem. Yah, walaupun bentuknya sudah tidak sebagus seperti semula, paling tidak benda itu masih bisa di pakai. Taemin terlalu sayang untuk membuangnya.
Taemin mendesah panjang. Ingatannya kembali membawanya pada semua pola tingkah laku Eun Sun yang sudah sangat terlihat jelas menjauhinya. Taemin kembali murung, jika ia tahu keputusannya untuk memotong dan mewarnai rambutnya seperti ini akan membuat yeoja itu menjauhinya, Taemin pasti tidak akan melakukannya.
Yang terbesit di benaknya saat itu hanyalah ingin membuktikan apa yang Junha katakan itu benar atau tidak. Tapi nyatanya memang benar, Taemin sudah tidak bisa membantah. Eun Sun hanya menyukainya jika ia terlihat seperti itu, ‘beutiful namja’.
Jika memikirkan Eun Sun yang terus menjauhinya, Taemin selalu saja di hantui perasaan takut yang teramat besar. Bagaimana jika yeoja itu tiba-tiba memutuskan hubungan mereka? Bagaimana jika Eun Sun benar-benar tidak mau lagi berpacaran dengannya?
Tidak. Taemin tidak mau itu terjadi. Ia bahkan tidak pernah memikirkan bahwa ia dan Eun Sun akan berpisah. Eun Sun terlalu berharga. Ia begitu menyukai, tidak, ia begitu mencintai yeoja itu walaupun terkadang tingkahnya tampak kekanak-kanakkan.
Taemin begitu merindukan tawa dan canda khas Eun Sun. Ia merindukan sentuhan dan pelukan Eun Sun yang begitu tiba-tiba dan selalu mengejutkannya. Taemin tidak mau berakhir seperti ini. Ia tidak mau kisah cintanya berakhir tragis. Eun Sun adalah cinta pertamanya, dan Taemin ingin, Eun Sun jugalah yang akan menjadi cinta terakhirnya.
Tekad Taemin sudah bulat. Ia tidak peduli meskipun akan di ejek oleh teman-temannya. Jika Eun Sun memang menyukainya sebagai sosok ‘cantik’ , maka ia akan menjadi seperti itu!
Tiba-tiba Taemin bangkit dari duduknya. Semua orang kini menatap ke arahnya. Taemin tak peduli, tiba-tiba saja ia memasang jepitan bunga yang di berikan Eun Sun waktu itu di rambutnya. Semua orang terbelalak kaget, tapi sejurus dengan itu mereka semua terbahak.
“Puahahaha.. Lihatlah itu.. Taeminnie kita~” celetuk Junha keras.
Taemin tak peduli, ia tidak mau lagi termakan kata-kata Junha. Terakhir, karena menanggapi omong kosong namja itu, hubungannya dan Eun Sun nyaris terancam putus.
Tanpa banya bicara, Taemin beranjak pergi keluar kelas. Tinggal beberapa langkah lagi ia akan mencapai mulut pintu, tiba-tiba langkahnya berhenti. Matanya membola begitu melihat siapa gerangan yang tiba-tiba muncul di ambang pintu kelasnya itu.
“Hhh..Hhh..Hhh... mau pergi kemana kau.. Taeminnie?” tegur Eun Sun ngos-ngosan. Sepertinya yeoja ini baru saja berlari jauh.
“No..noona..” panggil Taemin kaget.
Eun Sun mengangkat wajahnya, ia menyeringai lebar. “Nee? Kenapa wajahmu seperti itu? Kenapa ekspresimu terkejut seperti itu?! Bukankah aku selalu datang ke kelasmu secara tiba-tiba?” ucap Eun Sun geli.
Di saat yang sama, tiba-tiba manik mata Eun Sun melihat jepitan bunga lecek di rambut namjachingu nya itu. Mata Eun Sun membola, “Ya’! Kenapa kau menggunakan jepitan itu di..depan semua orang?” tanya Eun Sun kaget.
Taemin ikut tersentak. Mendadak ia menunduk, menutupi wajahnya yang merona. Bukan. Ia bukan malu karena menjadi pusat perhatian dan bahan tertawaan teman-temannya, ia malu karena Eun Sun memergokinya menggunakan jepitan itu, tanpa paksaan seperti biasanya.
Eun Sun berdecak gemas. Ia berjalan mendekati Taemin, “Aku hanya ingin noona kembali seperti dulu. Aku tidak suka noona menjauhiku. Jika noona menyukai diriku yang seperti ini, maka aku akan menjadi seperti ini. Aku akan menjadi apapun yang noona sukai” ucap Taemin malu seraya menunjuk jepitan di rambutnya.
Eun Sun tertegun. Jadi beginikah yang Taemin pikirkan? Perasaan Taemin yang sesungguhnya? Mendengar ini, mendadak Eun Sun benar-benar merasa malu. Jadi selama ini dialah yang telah bersikap egois. Ia sama sekali tak memikirkan perasaan Taemin.
“Hiks..hiks..” Tiba-tiba Eun Sun menangis.
Taemin mendongak. Matanya semakin membola mendapati yeojachingunya itu tiba-tiba menangis sesegukkan. Taemin panik, “No..noona? Waeyo?” serunya gelagapan.
“Mianhae... jeongmall Mianhae Taeminnie.. Aku benar-benar pacar yang buruk. Aku benar-benar egois” jawab Eun Sun di sela tangisnya.
Taemin kembali tersentak kaget, tapi sedetik setelah itu, ia tersenyum tipis, dengan gerak cepat ia menarik Eun Sun masuk kedalam pelukannya. “Ani. Noona tidak begitu. Noona adalah pacar terbaik di dunia, dan aku adalah namja beruntung yang mendapatkanmu” bisik Taemin tulus.
Tangis Eun Sun semakin bertambah keras, ia balas memeluk Taemin erat. “Gomawo.. Taeminnie.. Jeongmall gomawo...” balas Eun Sun yang tenggelam dalam pelukan Taemin.
“Saranghae.. Jeongmall saranghaeyo...” lanjutnya lagi.
Taemin tersenyum manis, kalimat yang keluar dari bibir Eun Sun barusan terdengar begitu lembut di telinganya. “Na do.. saranghaeyo noona...” balasnya.
Eun Sun mengangkat wajahnya, keduanya saling berpandangan. Taemin yang sudah terbawa suasana bemaksud untuk mencium yeojachingunya itu. Wajahnya semakin mendekat, dekat, dekat...
“Taeminnie, jepitan itu terlihat buruk. Aku akan memberikanmu yang baru nanti..” seru Eun Sun tiba-tiba, menghentikan gerakan Taemin.
“Ne?!” seru Taemin kaget.
Eun Sun tersenyum tipis, dengan gerakan cepat, Eun Sun berjinjit dan mengecup bibir Taemin sekilas. Taemin membatu, wajahnya mendadak memerah seperti udang rebus.
“Aku akan menerima kau apa adanya. Tidak ada lagi yang namja jepitan... aku janji, hehehe~” jelas Eun Sun cengegesan yang diikuti riuh tawa dan sorak sorai dari teman-teman sekelas Taemin.
***
- Eun Sun P.O.V -
Akhirnya aku mengerti. Saat Geum mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta. Selama ini, ternyata aku memang melihat Taemin sebagai seorang bayi. Aku selalu memeluk dan memanjakannya karena aku begitu gemas dengan wajahnya yang begitu cute dan cantik.
Jadi, ketika Taemin benar-benar berubah menjadi seorang namja, aku benar-benar di buat berdebar seperti halnya yeoja kebanyakan yang melihat pria dan jatuh cinta. Baru aku sadari saat ini, bahwa ternyata, aku sudah jatuh cinta pada Taemin sejak pandangan pertama ia tampil di depan mataku sebagai seorang ‘namja yang sesungguhnya’. Membuka mataku, bahwa Taemin adalah seorang laki-laki sejati, bukan bayi atau apalah itu.
Aku senang. Ini adalah kisah cinta yang terbaik. Taemin adalah cinta pertamaku, dan aku ingin.. dia juga yang akan menjadi cinta terakhirku ©
“Noona...!” seru seseorang tiba-tiba.
Aku menoleh, senyuman manis mengembang di kedua sudut bibirku begitu mataku menemukan sosok Taemin yang tengah melambai dan berlari menghampiriku. Hari ini kami pergi berkencan. Kencan yang sesungguhnya.
Kenapa? Karena bisa di bilang, kami baru memulainya. Memulai hubungan ini kembali dari awal. Benar-benar sebagai pasangan yang saling jatuh cinta.
“Taeminnie, kau terlambat!” ucapku merengut.
Taemin hanya cengar-cengir cengegesan, “Mianhae. Aku tadi pergi membeli sesuatu terlebih dahulu...” balasnya seraya mengeluarkan sebuah jepitan rambut berbentuk bunga dari kantong jaketnya, persis seperti yang ku belikan waktu itu.
“Ini untukmu noona, aku ingin kau juga memilikinya. Sama dengan punyaku” Taemin kembali mengeluarkan jepitan bunga yang sama dari kantong jaketnya yang satu lagi. Jepitan bunga itu tampak jelek dengan bekas lem yang terlihat menyatukan dua bagian yang sempat terpisah.
“Itu.. jepitan yang aku belikan dulu? Bukankah sudah patah? Kenapa tidak di buang saja? Kau bisa membeli yang baru” tunjukku bingung.
Taemin menggeleng, “Ani. Sama seperti noona, jepitan ini juga tak bisa tergantikan dengan yang baru. Sebagus apapun itu, aku tetap akan menyimpan ini. Ini pemberianmu yang sangat berharga” jawabnya sembari menyunggingkan senyuman manis.
Ouh tuhan. Lihatlah. Bukankah namja ini benar-benar manis? Kyaaa... dan dia milikku!!!! He’s MINE! Yang sampai kapanpun akan tetap menjadi Nae Beautiful Namja ©
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar