Senin, 12 Desember 2011

[FF] STEP - Part 2

Annyeong readers ^^
Hari ini hari minggu, sesuai janji aku posting next partnya.
Sebelumnya Mianhae kalau ada kesamaan dari segi ide FF ini sama FF lain, tapi FF ini ASLI pemikiran Author loh ya. Kalau ada yang keserempet dikit idenya, itu cuman kebetulan. Bukan maksud apa-apa. Ne????

Oh iya, yang sebelumnya sudah baca FF ini lebih dulu sebelum cover FF nya aku ganti, jangan pada bingung ya. "Kok cast nya mukanya beda sama yang kemarin?" hehehe
Soalnya gini, setelah di timbang-timbang dan di ukur (?), aku buat sedikit perubahan pada beberapa cast. Ya biar keliatan seger (?)  gitu lah, juga gara-gara waktu aku mau cari tau nama asli cast sebelumnya tapi nggak ketemu T.T makanya aku ganti yang aku tau Real Name nya biar enak *hah?
Hehehe.. Nggak apa-apa donk ya? kan baru part 2, whehehe ^^V
Moga nggak begitu menganggu kalian (_._)

Oh sedikit pengenalan tokoh, karena ada yang tanya umur. Hehehe ^^V
Umurnya rekayasa author ya, Mian kalau menurut kalau menurut kalian udah ketuaan buat jadi Trainee.
Namanya juga imajinasi, hehehe..

Choi Eun Ji = Kelahiran 91
Shin Soo Hyo = Kelahiran 92
Yoo Shin Yeong = Kelahiran 93
Goo Hye Sun = Kelahiran 93
Nam Sang-mi = Kelahiran 94

Nah langsung aja deh. Kebanyakan omongnya xD


Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast :  SHINee, Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Disclaimer : This story and the plot ia originally mine. This story is a FICTION, just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant and just enjoy it guys ^^V

Part 2
Taemin semakin membatu. Yeoja itu menoleh. Masih dengan nafas yang memburu dan keringat yang mengalir keluar dari setiap pori-pori kulit wajahnya, ia melemparkan pandangan penasarannya padanya. Tapi bukan itu, di saat seperti itu, kenapa yeoja itu justru terlihat sangat manis?
“Omo... yeppeo” gumam Taemin pelan.
“Siapa?” tanya nya lagi, membuyarkan lamunan Taemin.
Taemin gelagapan. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, entah kenapa ia menjadi salah tingkah. “Nugu? Apa kau tersesat?” tanya Sang mi polos karena namja asing yang di lihatnya itu tampak kebingungan.
“Eh?!  Itu.. sebenarnya...” Taemin bisa melihat yeoja itu jalan mendekat, nefasnya tertahan.
“Omo~ oppa? Taemin? Lee Taemin? Benarkan?” seru Sang-mi tiba-tiba.
“Huh?” Taemin bengong.
“Benar. Pasti benar. Huaahh... hebat!!” seru Sang-mi lagi. Yeoja itu terus mengamati Taemin dari ujung kaki sampai ujung rambut. Ia memandang Taemin dengan tatapan yang sulit di artikan. Rasa kagum, kaget dan tak percaya berbaur menjadi satu. Sementara itu, di sisi lain Taemin justru terlihat merona. Sedekat ini, yeoja itu terlihat semakin manis.
***
“Jadi, Nama mu Nam Sang-mi?” ulang Taemin mengumbar senyum.
Sang-mi mengangguk kecil. Kini mereka berdua tengah asik mengobrol dan saling bertukar cerita di sudut ruang koreo. Keduanya duduk manis di lantai di tengah keheningan siang di ruangan itu.
“Oppa, aku selalu suka gayamu saat dance di panggung. Benar-benar keren” puji Sang-mi lagi.
“Anio. Aku tidak sehebat itu” sergah Taemin cepat.
“Aku selalu datang saat kalian perform, dan aku paling suka saat bagian kau dance solo. Benar-benar memberiku inspirasi. Ghamsahamnida” lanjutnya.
“Aa..anio. Kenapa kau harus berterima kasih? Aku.. tidak melakukan apapun. Aku hanya ingin selalu menampilkan yang terbaik” elak Taemin lagi.
Sang-mi tersenyum manis. Ia mengangguk-angguk mengerti. “Aku juga, akan bekerja keras. Juga akan menampilkan yang terbaik. Supaya bisa menjadi sepertimu oppa” kata-kata Sang-mi kali ini benar-benar membuat Taemin malu setengah mati.
“Oh, aku baru ingat! Eomma memberiku bekal makan siang. Oppa mau makan bersamaku?” tawar Sang-mi tiba-tiba. Taemin menoleh, Sang-mi menarik kotak bekal ukuran jumbonya.
“Omo~ itu banyak sekali” celetuk Taemin kaget.
“Nah. Karena oppa sudah di sini, jadi kita makan sama-sama” balas Sang-mi seraya membuka kotak bekalnya. Di sana terlihat begitu banyak sekali menu makanan yang berbeda-beda. Walau bukan makanan mahal, tapi cukup berhasil membuat perut Taemin ikut menjadi lapar.
Maka siang itu, tanpa ada satu orangpun yang tau. Kedua remaja itu asik menyantap makan siang rahasia mereka sambil sesekali saling bertukar tawa dan cerita. Mungkin, dari sinilah semuanya akan di mulai.
***
Hari ini hari senin. Pagi yang cukup cerah untuk memulai Trainee. Semua sudah bangun dan merapikan diri. Beberapa dari para trainee ada yang terlihat sibuk berdoa agar hari pertama mereka berjalan lancar.
“Semoga hari ini berjalan lancar. Amin” Shin Yeong mengakhiri doanya. Ia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya pelan-pelan. “Baiklah! Aku siaaappp!!!” serunya tiba-tiba.
“Unnie, kau lihat surat ijin sekolahku?” potong Sang-mi tiba-tiba.
“Eh?! Surat ijin?” ulang Shin Yeong ragu.
“Ne. Seminggu ini aku harus absen sekolah. Katanya minggu pertama trainee harus bebas dari kegiatan di luar, jadi aku meminta pihak management memberikanku surat ijin untuk sekolah. Aku sangat yakin meletakkannya di dalam tasku semalam, tapi sekarang sudah tidak ada” cerita Sang-mi panjang lebar.
“Kau yakin? Jangan-jangan kau lupa meletakkannya Sang mi-ssi” jawab Eun Ji meyakinkan. Sang-mi tampak diam dan berpikir, semalam setelah ia pergi dari ruang koreo dan berpisah dengan Taemin, ia pergi menemui staff managemen dan meminta suratnya. Lalu di lobi...
“Aigo~ aku pasti menjatuhkannya!” seru Sang-mi tiba-tiba.
Eun Ji dan Shin Yeong hanya tersenyum kecil. “ck.. biarkan saja Sang-mi ah Kau kan bisa minta lagi nanti. Kajja. Kajja” Shin Yeong menarik lengan Sang-mi dan berjalan keluar menuju gedung SMent di ikuti Eun Ji di belakang.
Begitu tiba di gedung SMent, trainee-trainee sudah tampak berkumpul. Samuanya terlihat sangat bersemangat dan antusias, tetapi tidak dengan Sang-mi. Ia justru terlihat sangat gelisah. Berkali-kali ia terus melirik jam tangannya.
“Unnie.. aku harus menemukan surat itu” ucap Sang-mi lagi. Raut wajahnya terlihat cemas dan khawatir.
“Maksudmu surat ini? Milikmu kan?” jawab seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di depan ketiga yeoja itu sembari menyodorkan sebuah amplop putih pada Sang-mi.
Kompak, Eun Ji, Sang-mi dan Shin Yeong mendongak. Terlihat seorang namja muda berperawakan kurus, kulit putih bersih dengan rambut kecoklatan tengah melemparkan senyuman manisnya.

(Ya beginilah bentuk ini namja, ingat perkenalan di prolog kan?Menurut kalian cakep nggak? Whehehe *apa dah*) 

“Oh. Benar ini milikku!” Sang-mi mengambil alih amplop tadi dengan penuh syukur. “Aku menemukannya kemarin. Di sini. Aku pikir seseorang menjatuhkannya” namja itu menjelaskan.
“Oo-ne. Ghamsahamnida. Aku benar-benar membutuhkan ini” Sang-mi membungkukkan punggung nya dalam-dalam.
“Jangan sungkan. Aku hanya membantu” jawabnya ramah.
“Kau? Trainee juga?” celetuk Shin Yeong yang sejak tadi terus mengamati namja muda itu dengan cermat. Menurutnya, namja ini lumayan juga. LOL
“Oh, Anio. Bukan. Aku hanya seorang dancer. Jika artis-astis mulai manggung, ada kalanya kami akan ikut bergabung. Dancer tambahan biasa. Hehehe... sama sekali tidak keren” jawabnya malu.
“Ani. Menurutku itu keren” potong Eun Ji tiba-tiba. Namja itu menoleh, “Seorang pekerja keras yang sesungguhnya. Itu hebat” lanjutnya sembari mengumbar senyum.
Namja itu terdiam. Sekilas ia membuang pandangannya ke sembarang arah. “O-o begitukah?” jawabnya malu.
Shin Yeong yang melihat reaksi namja itu hanya nyengir-nyengir cengegesan. Sekilas ia melirik Eun Ji, yeoja cantik itu hanya mengedikkan bahu. “Naega, Nam Sang-mi imnida. Bangapseumnida. Terima kasih untuk bantuanmu hari ini” Sang-mi memperkenalkan dirinya tiba-tiba.
“Oh.  Aku lupa. Naega Yoo Shin Yeong imnida. Bangapseumnida” Shin Yeong ikut memperkenalkan diri. “Dan itu unnie kami, namanya Choi Eun Ji dan dia masih lajang” sambung Shin Yeong tiba-tiba seraya mengedipkan sebelah matanya genit dan membuat namja muda tadi salah tingkah di buatnya.
“Shin Yeong-ah! Itu tidak sopan” tegur Eun Ji yang merasa benar-benar di permalukan dengan tingkah dongsaengnya yang satu itu.
“Hehehe... oh dan kau?” Shin Yeong kembali mengamati namja tadi.
“Huh? Oh ye. Naega Park Hyung Seok imnida. Bangapseumnida” Hyung Seok ikut memperkenalkan diri. “Sekali lagi, senang bertemu kalian. Aku harus pergi sekarang” lanjutnya tiba-tiba.
“Ne. Sekali lagi terima kasih” Sang-mi kembali membungkuk. Hyung Seok hanya mengangguk kecil dan melirik Eun Ji sejenak sebelum akhirnya bergegas pergi.
“Ahahaha~ itu lucu sekali unnie!” tawa Shin Yeong akhirnya.
“Shin Yeong-ah! Berhentilah menggodanya!” ucap Eun Ji gemas.
“Unnie, aku pergi sebentar. Aku akan ke sekolah untuk menyerahkan ini lalu kembali sebelum masuk kelas” potong Sang-mi lagi.
Tawa Shin Yeong berhenti, “Oh-ne. Berhati-hatilah” ucapnya yang di ikuti anggukan Sang-mi sebelum akhirnya melesat pergi dengan sepedanya.
“Unnie, kau suka berondong?” goda Shin Yeong tiba-tiba begitu Sang-mi menghilang dari jangkauan penglihatannya dan berhasil membuat satu jitakkan dari Eun Ji tepat di kepalanya sedetik setelah ia menyelesaikan kalimatnya.
***
“Taemin-ah! Bergeraklah lebih cepat! Kau akan terlambat pergi ke sekolah nanti!” omel Key kesal melihat namja lelet (?) satu itu. “Sebentar~ hyung kau lihat buku kesenianku?” teriaknya dari dalam kamar.
“Ya ampun. Anak ini~” celetuk Jonghyun geleng-geleng kepala.
“Ini. Di sini. Sudah ku bilang jangan letakkan barang-barangmu sembarangan!” Key ngedumel begitu melihat raut wajah cengegesan Taemin yang berjalan keluar kamar.
“Baiklah, aku berangkat hyung” pamit Taemin di ikuti anggukkan Key, Jonghyun dan Minho. “Belajarlah yang giat, Taemin-ah!” seru Minho keras.
“Neee~” jawab Taemin panjang dan melesat turun menghampiri Onew yang sudah menunggu di depan gedung, siap mengantarkan Taemin dengan mobil yang disiapkan managemen untuk keperluan berpergian member SHINee.
“Aigo~ Kau benar-benar lamban” celetuk Onew begitu Taemin masuk dan duduk di sampingnya. “Hehehe... Mianhae hyung” jawab Taemin nyengir.
Baru saja Taemin bermaksud untuk menggunakan sabuk pengamannya, tiba-tiba matanya secara tak sengaja melihat bayangan yeoja yang melesat cepat dengan sepedanya  melewatinya. Taemin sedikit terlonjak kaget, kemudian ia menyipitkan matanya. Yeoja itu tampak tak asing.
“Ah~ dia.. Oh, bukankah hari ini hari pertama training?” seru Taemin tiba-tiba.
Onew menoleh, “Ee—aku dengar begitu. Waeyo?” tanya Onew bingung.
“Lalu apa yang dia lakukan di sini? Ah~ Apakah terjadi sesuatu?” gumam Taemin penasaran. “Hyung, aku harus pergi” tiba-tiba Taemin kembali turun dari mobil dan berlari cepat mengejar bayangan yeoja bersepeda tadi.
“Mwo? Ya’!! Lee Taemin! Kau akan terlambat ke sekolah!” teriak Onew yang mendongakkan kepalanya keluar jendela. Tapi percuma, namja itu sudah melesat jauh.
“Aigo~ apa yang dia lakukan?” runtuk Onew frustasi.
Di sisi lain, Taemin masih saja terus berlari. Matanya tetap mengunci bayangan yeoja tadi, seakan tak mau kehilangan sosok yeoja itu dari penglihatannya. Taemin berpikir cepat, hingga secara tak sengaja matanya menemukan sebuah tikungan jalan kecil, ia kembali melihat yeoja itu berbelok. “Tak akan terkejar, mungkin harus lewat jalan pintas” gumamnya yang kemudian berbelok ke jalan kecil tadi.
***
Cciiiitttt.
Terdengar suara decitan keras dari roda sepeda Sang-mi saat tiba-tiba seorang namja muncul dan menghalangi jalannya. Namja itu terlihat ngos-ngosan, sepertinya ia baru saja berlari jauh.
“Nam Sang-mi.. Hai.. hehehe” sapanya cengegesan di sela-sela nafasnya yang tak beraturan.
“Eh? Oppa!” seru Sang-mi kaget.
“Apa yang oppa lakukan di sini?” tanya Sang-mi bingung. Bisa ia lihat namja cute itu masih kelelahan dan berkeringat. Sang-mi menunggu sebentar, menunggu sampai Taemin kembali bisa menetralkan nafasnya.
“Apa yang.. Hhh.. Hhh... kau lakukan di sini?” Taemin balik bertanya. Kening Sang-mi berkerut, “Aku mau pergi ke sekolah..” jawabnya.
“Dan oppa harusnya ke sekolah!” tunjuk Sang-mi yang menyadari Taemin menggunakan seragam.
“Tapi hari ini adalah hari pertama training. Kau bukan bermaksud untuk kabur kan?” lanjut Taemin takut-takut.
“Huh? A—ani. Tentu saja tidak! Aku hanya mau mengantarkan ini. Surat ijin” balas Sang-mi cepat. “Euh?? Surat?” Taemin tampak berpikir.
“Oh. Hehehe~ aku pikir...” raut wajah Taemin berubah cengegesan.
“Ne?”
“A..ani. Bukan apa-apa. Lanjutkan saja. Aku hanya kebetulan lewat” Taemin menggaruk-garuk kepalanya malu. “Oo-ba..baiklah. Kalau begitu aku pergi” pamit Sang-mi yang masih terlihat kebingungan dengan kemunculan Taemin yang begitu tiba-tiba.
Taemin mengangguk kecil dan terus mengamati yeoja itu hingga menghilang dari penglihatannya. Taemin melihat sekeliling, kemudian teringat apa yang baru saja ia lakukan, “Aneh. Kenapa aku harus mengejarnya?” gumamnya bingung.
***
“Srruuupp...Unnie~ menurutku dia tampan. Oh yang di sana juga” tunjuk Shin Yeong semangat di sela-sela seruputan kopinya begitu melihat seorang namja muda melintas beberapa meter di depannya.
Eun Ji hanya mendesah panjang dan geleng-geleng kepala. Kini ia dan Shin Yeong memutuskan untuk duduk sejenak di sisi bagian kiri lobi sementara menunggu Sang-mi dan intruksi dari staff managemen. Sejak tadi ia hanya mendengarkan celotehan Shin Yeong yang terus tampak bersemangat.
“Unnie~ sebenarnya bagaimana tipe namja idealmu?” tanya Shin Yeong tiba-tiba.
“Eh? Kenapa?” jawab Eun Ji bingung.
“Aku hanya penasaran. Unnie kelihatannya bosan dan tidak tertarik pada namja. Jangan-jangan... Oh aku tau! Unnie menyukai Jinki sunbae kan?!” seru Shin Yeong keras yang berhasil membuat Eun Ji terlonjak kaget dan mebelalakkan matanya.
“Shin Yeong-ah!” tegur Eun Ji panik dan membekap mulut yeoja itu agar tak lagi bicara. “Aigo~ Kau ini... benar-benar...”
“Omo~ Lagi-lagi aku bertemu dengan yeoja-yeoja berisik ini” tegur seseorang tiba-tiba. Spontan Eun Ji dan Shin Yeong menoleh, terlihat seorang yeoja dangan rambut coklat bergelombang dengan tampang angkuh memandang mereka berdua sinis.
“Annyeong~” sapa yeoja di belakangnya ramah.
“Masih ingat denganku? Soo Hyo?” lanjutnya.
Eun Ji balas tersenyum ramah, “Tentu saja” balasnya.
“Oh, kurang satu. Di mana gadis manis itu?” celetuk Soo Hyo celingak-celinguk.
“Sang-mi? Dia pergi keluar sebentar” jawab Shin Yeong yang kini beralih melirik yeoja pendiam di belakang Soo Hyo. Goo Hye Sun.
“Apa dia tidak pernah bicara?” tanya Shin Yeong blak-blakkan.
Eun Ji yang mendengar itu dengan cepat menginjak kaki Shin Yeong gemas. “Aww! Unnie!” sungutnya merengut.
“Oh~ anio. Hanya saja dia sedikit... pendiam” jawab Soo Hyo ragu seraya ikut melirik Hye Sun di belakang. Yeoja itu tampak diam sambil sesekali memandang berkeliling.
“Ah~ Sudahlah. Kita pergi saja. Tidak baik kalau bergaul dengan yeoja berisik. Nanti bisa ketularan” sindir Eun Bi tiba-tiba. “Mwo?! Kau bilang apa?!” bentak Shin Yeong berdiri dari duduknya.
“Ssstt.. Shin Yeong-ah. Tenanglah..” Eun Ji menengahi.
“Ya’! Kau suka sekali berteriak! Kau pikir aku tuli?!” gertak Eun Bi kesal.
“Hisss... aku tidak akan berteriak kalau saja kau bicara sedikit lebih sopan!”
“Huh, aku dengar kau gagal audisi sebanyak 45 kali? Memalukan. Benar-benar tidak punya malu. Sudah gagal sebanyak itu masih ngotot minta di terima. Karena mereka bosan melihatmu, makanya kau di loloskan! Tidak punya kemampuan sebaiknya jangan memaksakan diri! Kajja. Lebih baik kita pergi!” cecar Eun Bi seraya berjalan menjauh meninggalkan Shin Yeong begitu saja.
“Euh~ Ee—kau baik-baik saja?” tanya Soo Hyo hati-hati.
Raut wajah Shin Yeong terlihat marah dan panas. Wajahnya memerah, tangannya mengepal kuat.  “Mwoya?! Tadi dia bilang apa????” ucap Shin Yeong kesal sampai ke ubun-ubun.
“MWOYA?!! Ya’! Dasar yeoja sombong, benar-benar menyebalkan! Rasakan ini!” Shin Yeong melemparkan gelas kopi plastiknya pada Eun Bi, tapi...
Byyuurr
Kopi tadi justru sukses tumpah ruah mengenai jaket seorang namja tampan yang baru saja memasuki gedung. Mata namja itu terbelalak kaget. “Omo..omo.. panas..panas...!! Ya’!! Siapa orang bodoh yang meleparkan ini?!” runtuknya keras.
Shin Yeong terdiam. Raut wajahnya yang tadi terlihat emosi dan marah perlahan berubah. “Ups.. gawat...” Shin Yeong meringis pelan. Ia melirik Eun Ji yang juga terlihat kaget.
“Ya’!! Ku bilang siapa yang melemparkan ini?!” serunya lagi.
Eun Bi yang menyadari kejadian barusan mendadak beralih memandang Shin Yeong. Melihat raut wajah Shin Yeong yang berubah pucat, membuat senyuman evil mengembang di kedua sudut bibirnya.
“Hey, itu Key kan?”
“Iya benar. Omo... lebih tampan dari di foto!”
“Aigo~ bahkan saat marah pun terlihat keren xD” celetukkan demi celetukkan pun mulai terdengar. Eun Bi semakin tersenyum lebar, dengan langkah pasti ia berjalan mendekati Key.
“Oppa.. gwenchana? Jeongmall mianhamnida. Yeoja itu, tadinya ia ingin melepariku, tapi malah mengenaimu. Mianhamnida. Ini kesalahanku” ucap Eun Bi dengan raut wajah menyesalnya seraya menunjuk ke arah Shin Yeong.
Key mengikuti arah yang di tunjukkan.
DEG.
Tatapan mereka bertemu. Shin Yeong meringis. Tatapan mata Key benar-benar tajam. Kelihatannya namja itu benar-benar kesal karenanya.
“Tidak apa-apa. Ini bukan salahmu. Seorang trainee junior harusnya bisa bersikap sedikit lebih sopan! Apalagi ini baru hari pertama, bagaimana bisa sudah membuat ulah?!” celetuk Key sinis.
“Aigo~ aku harus ganti baju. Sepertinya aku benar-benar sial!” Key melirik Shin Yeong tajam dan beranjak pergi begitu saja. Namja itu terlihat menggerutu sebal. Tepat ketika Key berlalu, seorang staff berjalan menghampiri Shin Yeong.
“Nona, apa yang kau lakukan? Tidak seharusnya kau membuat masalah. Ini bisa mengurangi poinmu” tegurnya.
“Mi..mianhamnida. Jeongmall mianhae” Shin Yeong cepat-cepat membungkuk.
Eun Bi tersenyum semakin lebar, sekilas ia melirik Eun Ji. Yeoja itu terlihat memandangnya kesal. Tapi Eun Bi tidak peduli, ia hanya menjulurkan lidahnya dan berbalik pergi.
***
“Shin Yeong-ah, gwenchana?” tegur Eun Ji khawatir.
“Kau baik-baik saja kan?” sambung Soo Hyo. Shin Yeong hanya mengangguk kecil dan menghela nafas berat. Ia sudah hampir menangis, tapi dengan cepat di tepisnya. Tidak. Aku tidak boleh menangis. Pikirnya.
“Aku baik-baik saja. Sungguh” Shin Yeong mengangkat wajahnya dan kembali melemparkan senyum. “Hhh.. lama-lama Eun Bi menyebalkan juga!” runtuk Soo Hyo kesal.
“Tapi namja itu.. mungkin kau harus minta maaf” kata Eun Ji tiba-tiba.
Shin Yeon beralih memandang Eun Ji sesaat. “Ne.. mungkin...” gumamnya.
“Tapi dia menyebutku bodoh!” sambungnya tiba-tiba.
“Dan kelihatannya dia juga menyebalkan!” lanjut Shin Yeong yakin.
“Aigo~ sekarang bukan saatnya mengatai orang!” ucap Soo Hyo gemas.
Shin Yeong manyun, ia tidak bisa membayangkan jika ia bertemu lagi dengan namja itu nanti.
***
Eun Ji terburu-buru menuju lobi gedung. Seharusnya ia sekarang sudah berada di kelas vokal di lantai 4, kelas sudah di mulai hampir satu jam yang lalu tapi tiba-tiba Sang-mi menghubunginya dan mengatakan kalau ia di bawah dan tersesat karena terlambat datang.
Saat hampir mencapai pintu, tiba-tiba langkah Eun Ji berhenti begitu di lihatnya seorang namja bermata sipit tengah berdiri diam seperti menunggu seseorang. Melihat namja itu mendadak membuat otak Eun Ji memutar balik semua kenangan 5 tahun lalu. Saat dimana pertama kali ia berkomunikasi dengan namja ini. Yang tak lain adalah sunbaenya di SMA saat itu.
~ Flashback ~
“Ku dengar suaranya sangat bagus, dia juga pintar”
“Ne, tapi dia sangat pemalu kan? Dia bahkan tidak mau bergaul dengan kita para yeoja”
“Tapi dia seorang pekerja keras. Tampangnya juga lumayan. Sayang sekali kita tidak bisa lebih dekat lagi. Bagaimana ini? Kau sudah memperhatikannya sejak SMP Eun Ji-ah, tapi karena Jinki oppa pemalu, kau jadi tidak punya kesempatan”
Eun Ji hanya tersenyum tipis. “Gwencahana. Bisa melihatnya saja sudah membuatku senang. Tidak apa jika ia tidak melihatku..”
----
Sore itu tiba-tiba turun hujan begitu deras.  Eun Ji terjebak sekolah. Ia tampak gelisah, langit terlihat gelap. Mungkin sepanjang sore ini akan terus hujan.
“Bagaimana ini? Aku harus segera pulang. Umma pasti khawatir” gumam Eun Ji bingung. Ia tampak berpikir sejenak. Jika menunggu hujan reda, pasti akan sangat lama. Akhirnya Eun Ji memutuskan untuk nekat berlari di tengah hujan hingga sampai di halte jauh di tikungan beberapa meter dari sekolah.
Eun Ji mengambil ancang-ancang untuk berlari, tapi baru saja ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba seseorang menegurnya.
“Jangan begitu, nanti kau bisa sakit”
“Eh?!” Eun Ji menoleh. Ia terkesiap. Seorang namja tampan bermata sipit terlihat membuka payung yang di bawanya.
“Ini, kau bisa pakai payungku” lanjutnya.
Eun Ji terdiam. Ia memandangi namja itu dengan jantung yang terus berdegup cepat. “O-o.. ne.. Ghamsa... Ah~” belum lagi Eun Ji mengucapkan terima kasih, tiba-tiba namja itu sudah melesat pergi begitu saja menerobos hujan.
“Oppa...”
~ Flashback End ~
“Onew hyung! Mianhae, kajja kita pergi” seruan Key membuyarkan lamunan Eun Ji. Saat itu juga Onew secara tak sengaja melihatnya, Eun Ji kembali terkesiap. Onew melihatnya. Apa namja itu masih ingat dengannya?
Onew melemparkan senyuman manisnya pada Eun Ji sebelum akhirnya benar-benar pergi. Eun Ji masih berdiri diam di tempatnya, matanya terus saja menatap punggung Onew yang berjalan menjauh. “Go..mawo..” mendadak Eun Ji tersenyum tipis. “Itu manis sekali...oppa” lanjutnya.
***
“Aigo~ ini baru hari pertama tapi sudah di beri pe-er?” celetuk Shin Yeong tak habis pikir. Kelas terakhir, koreografi baru saja berakhir. Sekilas Shin Yeong melirik jam tangannya, sudah pukul 9 malam!
“Dan kita baru selesai” lanjutnya lagi.
“Tapi..tapi.. kenapa hanya aku yang di beri pe-er? Kenapa hanya aku yang harus menghapalkan semua gerakan-gerakkan dance ini?” sambungnya lagi.
“Unnie... Hwaiting!!!” ucap Sang-mi menyemangati. Shin Yeong tersenyum tipis, “Aigo~ nae yeodongsaeng! Adik kesayanganku..” Shin Yeong memeluk Sang-mi gemas.
Di saat para trainee seharusnya kembali ke dorm, Soo Hyo justru terlihat menyelinap pergi  keluar asrama. “Oh, Soo Hyo-ssi!” panggil Shin Yeong menghentikan langkah yeoja itu.
“Kau mau kemana?” tanya Shin Yeong penasaran dan berlari menghampiri yeoja itu. “Ssttt... aduh. Ternyata benar, terkadang suara kerasmu itu memang menganggu” sungut Soo Hyo yang berhasil membuat Shin Yeong berkacak pinggang.
“Ya’! Apa maksudmu?!”
“Hey! Sudah ku bilang panggil aku Unnie! Aku setahun lebih tua!” Soo Hyo semakin gemas karena yeoja satu ini nggak sadar-sadar juga.
“Andwae! Kau terlihat terlalu nakal dan jail untuk yeoja seusiamu” tolak Shin Yeong dan lagi-lagi, ia berhasil mendapatkan satu jitakkan keras di kepalanya. Eun Ji berdiri tepat di belakangnya.
“Panggil dia Unnie! Kau ini...” tegur Eun Ji hampir putus asa.
Soo Hyo menahan tawa, “Ah~ sudahlah. Aku hanya ingin pergi sebentar. Mencari cemilan untuk makan malam. Whehehe... sebaiknya kalian cepat masuk ke asrama” ucap Soo Hyo lagi dan berlari pergi menjauh begitu saja.
“Mwo?! Ya’!! Mana bisa be...”
“Yoo Shin Yeong! Jangan berteriak, nanti dia ketahuan pergi! Kau ini, sebaiknya kita masuk!” Eun Ji masih membekap mulut Shin Yeong dan menyeretnya masuk. Sang-mi yang melihat itu hanya cengar-cengir cengegesan.
“Unnie... bagaimana caranya meredamkan semangatmu?”
***
“Ghamsahamnida ahjussi! Mie-mu memang yang paling enak!” pamit Soo Hyo setelah menghabiskan hampir 3 mangkuk mie ramennya malam itu.
“Hahaha~ Ye. datanglah lagi besok! Selera makanmu benar-benar bagus nona. Kalau semua pelangganku sepertimu, aku akan kaya. Hahaha..” tawa ahjussi itu.
Soo Hyo terkekeh geli. Sekilas ia melirik jam tangannya, hampir jam 11. Kelihatannya ia keluyuran terlalu lama. “Aduh. Kalau ketahuan bisa gawat” runtuknya.
Jalanan juga mulai tampak sepi. Dengan langkah yang sedikit tergopoh-gopoh Soo Hyo berjalan kembali menuju asrama. Ia memutuskan untuk melewati gang-gang sempit sebagai jalan pintas. Saat sampai di salah-satu sudut gang, tiba-tiba di lihatnya bayangan seorang namja dengan mantel hangat hitam tebal dan celana jeans tengah berdiri dan menyandarkan punggungnya di tembok jalan.
“Eh?!” langkah Soo Hyo melambat.
Sesaat ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru jalan, tidak ada orang lain selain namja itu. Apa yang di lakukan namja itu di sana? Hatinya bertanya-tanya. Soo Hyo berjalan semakin mendekat. Samar-samar bayangan namja itu semakin terlihat jelas.
Soo Hyo menghentikan langkahnya tiba-tiba. Matanya terus saja tertuju pada namja tadi. “Sepertinya.. tidak asing..” gumamnya.
“Ah! Benar, Kim Jonghyun! Apa yang dia lakukan malam-malam begini di sini? Apa dia mau kencan?!” serunya tiba-tiba setelah bisa melihat wajah namja itu dengan jelas di bawah cahaya lampu jalan.
Tepat tak lama setelah itu, terlihat seorang yeoja berjalan mendekati Jonghyun. Soo Hyo mengamati yeoja itu, bentuk tubuhnya bagus, rambutnya hitam dan panjang, dan dia juga... “Cantik..” pikirnya.
Selama beberapa menit Soo Hyo terus memperhatikan pasangan itu. Mereka terlihat sedang berbicara dengan serius, entah apa itu, tapi Soo Hyo bisa melihat raut wajah kecewa Jonghyun.
“Ada apa?”gumam Soo Hyo penasaran.
“Huaaaa... tapi kenapa tiba-tiba aku jadi penguntit seperti ini? Benar-benar memalukan!” serunya tiba-tiba. Teriakkan nya ternyata cukup keras hingga terdengar oleh kedua sejoli itu. Soo Hyo bisa melihat Jonghyun berjalan mendekat ke arahnya. Ia panik. Dengan cepat ia memutar tubuhnya dan berjalan menghindar. Tapi baru selangkah ia bergerak, tiba-tiba seseorang menahan lengannya dengan kasar.
“Jadi kau orangnya? Yang selama ini membuntuti kami dan menyebar luaskan foto-foto itu?” terdengar suara berat Jonghyun.
TBC

Gimana?? Nanggung ya? hehehe
Tenang, seperti part sebelumnya, kali ini juga ada trailers nya ^^d

Trailers for next part
“Jonghyun putus? Waeyo? Apa terjadi sesuatu?” seru Eun Bi kaget.
Soo Hyo yang mendengar itu mendadak bungkam. Apa karena semalam? Aigo~ Dasar Soo Hyo Pabo! Pabo!’
<skip>
“Tegakkan tubuhmu sedikit” bisik Minho gugup. Ia menekan sedikit punggung Hye Sun untuk membenarkan posisinya.
“Dan.. kau pengang pemukul ini seperti ini” Minho memeluk Hye Sun dari belakang agar bisa mencontohkan cara memegang pemukul baseball yang benar.
“Lihatlah ini, bukankah mereka serasi?” tawa sutradara menggema.
<skip>
“Berikan satu alasan kenapa aku harus memaafkanmu?” tantang Key jutek.
Shin Yeong merengut, “Pokoknya kau harus memaafkanku! Aku tidak mau point ku di kurangi!” tuding Shin Yeong ngotot.
“Hisss... Apa seperti ini sebuah permintaan maaf? Lagipula mau point mu di kurangi atau tidak, itu bukan urusanku!”
“Hiiaaaa... Kenapa bisa ada namja sepertimu?! Maafkan aku atau...”
<skip>
Taemin menatap namja itu tak senang. Entah kenapa melihat ia dan Sang-mi melakukan latihan dance berduaan di ruang koreo malam-malam begini membuatnya gerah.
Bukankah  dia salah satu dari dancer tambahan kami? Dance ku bahkan lebih baik, kenapa harus dia yang menemani Sang-mi berlatih?
Trailers End

Buat Flames, Mian, Minho absen dulu di part ini. hehehe
Pas Trainee di kelasnya author skip aja, takut salah.
Tapi di part2 nanti aku selingin deh ^^V

Jadi gimana? hehehe
di tunggu LIKE dan COMENT nya ya.
Juga minta doanya, sampai minggu besok aku masih ulangan semester. Doain moga lancar ^^
Ghamsahamnida *bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar