Hari ini hari minggu, sesuai janji aku posting next partnya.
Sebelumnya Mianhae kalau ada kesamaan dari segi ide FF ini sama FF lain, tapi FF ini ASLI pemikiran Author loh ya. Kalau ada yang keserempet dikit idenya, itu cuman kebetulan. Bukan maksud apa-apa. Ne????
Oh iya, yang sebelumnya sudah baca FF ini lebih dulu sebelum cover FF nya aku ganti, jangan pada bingung ya. "Kok cast nya mukanya beda sama yang kemarin?" hehehe
Soalnya gini, setelah di timbang-timbang dan di ukur (?), aku buat sedikit perubahan pada beberapa cast. Ya biar keliatan seger (?) gitu lah, juga gara-gara waktu aku mau cari tau nama asli cast sebelumnya tapi nggak ketemu T.T makanya aku ganti yang aku tau Real Name nya biar enak *hah?
Hehehe.. Nggak apa-apa donk ya? kan baru part 2, whehehe ^^V
Moga nggak begitu menganggu kalian (_._)
Oh sedikit pengenalan tokoh, karena ada yang tanya umur. Hehehe ^^V
Umurnya rekayasa author ya, Mian kalau menurut kalau menurut kalian udah ketuaan buat jadi Trainee.
Namanya juga imajinasi, hehehe..
Choi Eun Ji = Kelahiran 91
Shin Soo Hyo = Kelahiran 92
Yoo Shin Yeong = Kelahiran 93
Goo Hye Sun = Kelahiran 93
Nam Sang-mi = Kelahiran 94
Nah langsung aja deh. Kebanyakan omongnya xD
Title : STEP
Author : Puthrie Shairis As
Genre : Romance, Friendship
Lenght : Chaptered
Main cast : SHINee,
Choi Eun Ji, Shin Soo Hyo, Yoo Shin Yeong, Goo Hye Sun, Nam Sang-mi
Support Cast : Park Hyung Seok, Kang Eun Bi
Disclaimer : This story and the plot ia originally mine.
This story is a FICTION, just my IMAGINARY and the cast is NOT REAL. No bashing, No plagiant
and just enjoy it guys ^^V
Part 2
Taemin semakin membatu. Yeoja itu menoleh. Masih dengan
nafas yang memburu dan keringat yang mengalir keluar dari setiap pori-pori
kulit wajahnya, ia melemparkan pandangan penasarannya padanya. Tapi bukan itu,
di saat seperti itu, kenapa yeoja itu justru terlihat sangat manis?
“Omo... yeppeo” gumam Taemin pelan.
“Siapa?” tanya nya lagi, membuyarkan lamunan Taemin.
Taemin gelagapan. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, entah
kenapa ia menjadi salah tingkah. “Nugu? Apa kau tersesat?” tanya Sang mi polos
karena namja asing yang di lihatnya itu tampak kebingungan.
“Eh?! Itu..
sebenarnya...” Taemin bisa melihat yeoja itu jalan mendekat, nefasnya tertahan.
“Omo~ oppa? Taemin? Lee Taemin? Benarkan?” seru Sang-mi tiba-tiba.
“Huh?” Taemin bengong.
“Benar. Pasti benar. Huaahh... hebat!!” seru Sang-mi
lagi. Yeoja itu terus mengamati Taemin dari ujung kaki sampai ujung rambut. Ia
memandang Taemin dengan tatapan yang sulit di artikan. Rasa kagum, kaget dan
tak percaya berbaur menjadi satu. Sementara itu, di sisi lain Taemin justru
terlihat merona. Sedekat ini, yeoja itu terlihat semakin manis.
***
“Jadi, Nama mu Nam Sang-mi?” ulang Taemin mengumbar
senyum.
Sang-mi mengangguk kecil. Kini mereka berdua tengah asik
mengobrol dan saling bertukar cerita di sudut ruang koreo. Keduanya duduk manis
di lantai di tengah keheningan siang di ruangan itu.
“Oppa, aku selalu suka gayamu saat dance di panggung.
Benar-benar keren” puji Sang-mi lagi.
“Anio. Aku tidak sehebat itu” sergah Taemin cepat.
“Aku selalu datang saat kalian perform, dan aku paling
suka saat bagian kau dance solo. Benar-benar memberiku inspirasi.
Ghamsahamnida” lanjutnya.
“Aa..anio. Kenapa kau harus berterima kasih? Aku.. tidak
melakukan apapun. Aku hanya ingin selalu menampilkan yang terbaik” elak Taemin
lagi.
Sang-mi tersenyum manis. Ia mengangguk-angguk mengerti.
“Aku juga, akan bekerja keras. Juga akan menampilkan yang terbaik. Supaya bisa
menjadi sepertimu oppa” kata-kata Sang-mi kali ini benar-benar membuat Taemin
malu setengah mati.
“Oh, aku baru ingat! Eomma memberiku bekal makan siang.
Oppa mau makan bersamaku?” tawar Sang-mi tiba-tiba. Taemin menoleh, Sang-mi
menarik kotak bekal ukuran jumbonya.
“Omo~ itu banyak sekali” celetuk Taemin kaget.
“Nah. Karena oppa sudah di sini, jadi kita makan
sama-sama” balas Sang-mi seraya membuka kotak bekalnya. Di sana terlihat begitu
banyak sekali menu makanan yang berbeda-beda. Walau bukan makanan mahal, tapi
cukup berhasil membuat perut Taemin ikut menjadi lapar.
Maka siang itu, tanpa ada satu orangpun yang tau. Kedua
remaja itu asik menyantap makan siang rahasia mereka sambil sesekali saling
bertukar tawa dan cerita. Mungkin, dari sinilah semuanya akan di mulai.
***
Hari ini hari senin. Pagi yang cukup cerah untuk memulai
Trainee. Semua sudah bangun dan merapikan diri. Beberapa dari para trainee ada
yang terlihat sibuk berdoa agar hari pertama mereka berjalan lancar.
“Semoga hari ini berjalan lancar. Amin” Shin Yeong
mengakhiri doanya. Ia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya pelan-pelan.
“Baiklah! Aku siaaappp!!!” serunya tiba-tiba.
“Unnie, kau lihat surat ijin sekolahku?” potong Sang-mi
tiba-tiba.
“Eh?! Surat ijin?” ulang Shin Yeong ragu.
“Ne. Seminggu ini aku harus absen sekolah. Katanya minggu
pertama trainee harus bebas dari kegiatan di luar, jadi aku meminta pihak
management memberikanku surat ijin untuk sekolah. Aku sangat yakin
meletakkannya di dalam tasku semalam, tapi sekarang sudah tidak ada” cerita
Sang-mi panjang lebar.
“Kau yakin? Jangan-jangan kau lupa meletakkannya Sang
mi-ssi” jawab Eun Ji meyakinkan. Sang-mi tampak diam dan berpikir, semalam
setelah ia pergi dari ruang koreo dan berpisah dengan Taemin, ia pergi menemui
staff managemen dan meminta suratnya. Lalu di lobi...
“Aigo~ aku pasti menjatuhkannya!” seru Sang-mi tiba-tiba.
Eun Ji dan Shin Yeong hanya tersenyum kecil. “ck..
biarkan saja Sang-mi ah Kau kan bisa minta lagi nanti. Kajja. Kajja” Shin Yeong
menarik lengan Sang-mi dan berjalan keluar menuju gedung SMent di ikuti Eun Ji
di belakang.
Begitu tiba di gedung SMent, trainee-trainee sudah tampak
berkumpul. Samuanya terlihat sangat bersemangat dan antusias, tetapi tidak
dengan Sang-mi. Ia justru terlihat sangat gelisah. Berkali-kali ia terus
melirik jam tangannya.
“Unnie.. aku harus menemukan surat itu” ucap Sang-mi
lagi. Raut wajahnya terlihat cemas dan khawatir.
“Maksudmu surat ini? Milikmu kan?” jawab seseorang yang
tiba-tiba sudah berdiri di depan ketiga yeoja itu sembari menyodorkan sebuah
amplop putih pada Sang-mi.
Kompak, Eun Ji, Sang-mi dan Shin Yeong mendongak.
Terlihat seorang namja muda berperawakan kurus, kulit putih bersih dengan
rambut kecoklatan tengah melemparkan senyuman manisnya.
(Ya beginilah bentuk ini namja, ingat perkenalan di prolog kan?Menurut kalian cakep nggak? Whehehe *apa dah*)
“Oh. Benar ini milikku!” Sang-mi mengambil alih amplop
tadi dengan penuh syukur. “Aku menemukannya kemarin. Di sini. Aku pikir
seseorang menjatuhkannya” namja itu menjelaskan.
“Oo-ne. Ghamsahamnida. Aku benar-benar membutuhkan ini”
Sang-mi membungkukkan punggung nya dalam-dalam.
“Jangan sungkan. Aku hanya membantu” jawabnya ramah.
“Kau? Trainee juga?” celetuk Shin Yeong yang sejak tadi
terus mengamati namja muda itu dengan cermat. Menurutnya, namja ini lumayan
juga. LOL
“Oh, Anio. Bukan. Aku hanya seorang dancer. Jika
artis-astis mulai manggung, ada kalanya kami akan ikut bergabung. Dancer
tambahan biasa. Hehehe... sama sekali tidak keren” jawabnya malu.
“Ani. Menurutku itu keren” potong Eun Ji tiba-tiba. Namja
itu menoleh, “Seorang pekerja keras yang sesungguhnya. Itu hebat” lanjutnya
sembari mengumbar senyum.
Namja itu terdiam. Sekilas ia membuang pandangannya ke
sembarang arah. “O-o begitukah?” jawabnya malu.
Shin Yeong yang melihat reaksi namja itu hanya
nyengir-nyengir cengegesan. Sekilas ia melirik Eun Ji, yeoja cantik itu hanya
mengedikkan bahu. “Naega, Nam Sang-mi imnida. Bangapseumnida. Terima kasih untuk bantuanmu hari ini” Sang-mi
memperkenalkan dirinya tiba-tiba.
“Oh. Aku lupa.
Naega Yoo Shin Yeong imnida. Bangapseumnida” Shin Yeong ikut memperkenalkan diri. “Dan itu unnie
kami, namanya Choi Eun Ji dan dia masih lajang” sambung Shin Yeong tiba-tiba
seraya mengedipkan sebelah matanya genit dan membuat namja muda tadi salah
tingkah di buatnya.
“Shin Yeong-ah! Itu tidak sopan” tegur Eun Ji yang merasa
benar-benar di permalukan dengan tingkah dongsaengnya yang satu itu.
“Hehehe... oh dan kau?” Shin Yeong kembali mengamati
namja tadi.
“Huh?
Oh ye. Naega Park Hyung Seok imnida. Bangapseumnida” Hyung Seok ikut memperkenalkan diri. “Sekali lagi,
senang bertemu kalian. Aku harus pergi sekarang” lanjutnya tiba-tiba.
“Ne.
Sekali lagi terima kasih” Sang-mi kembali membungkuk. Hyung Seok hanya
mengangguk kecil dan melirik Eun Ji sejenak sebelum akhirnya bergegas pergi.
“Ahahaha~
itu lucu sekali unnie!” tawa Shin Yeong akhirnya.
“Shin
Yeong-ah! Berhentilah menggodanya!” ucap Eun Ji gemas.
“Unnie,
aku pergi sebentar. Aku akan ke sekolah untuk menyerahkan ini lalu kembali
sebelum masuk kelas” potong Sang-mi lagi.
Tawa
Shin Yeong berhenti, “Oh-ne. Berhati-hatilah” ucapnya yang di ikuti anggukan
Sang-mi sebelum akhirnya melesat pergi dengan sepedanya.
“Unnie,
kau suka berondong?” goda Shin Yeong tiba-tiba begitu Sang-mi menghilang dari
jangkauan penglihatannya dan berhasil membuat satu jitakkan dari Eun Ji tepat
di kepalanya sedetik setelah ia menyelesaikan kalimatnya.
***
“Taemin-ah!
Bergeraklah lebih cepat! Kau akan terlambat pergi ke sekolah nanti!” omel Key
kesal melihat namja lelet (?) satu itu. “Sebentar~ hyung kau lihat buku
kesenianku?” teriaknya dari dalam kamar.
“Ya
ampun. Anak ini~” celetuk Jonghyun geleng-geleng kepala.
“Ini.
Di sini. Sudah ku bilang jangan letakkan barang-barangmu sembarangan!” Key
ngedumel begitu melihat raut wajah cengegesan Taemin yang berjalan keluar
kamar.
“Baiklah,
aku berangkat hyung” pamit Taemin di ikuti anggukkan Key, Jonghyun dan Minho.
“Belajarlah yang giat, Taemin-ah!” seru Minho keras.
“Neee~”
jawab Taemin panjang dan melesat turun menghampiri Onew yang sudah menunggu di
depan gedung, siap mengantarkan Taemin dengan mobil yang disiapkan managemen
untuk keperluan berpergian member SHINee.
“Aigo~
Kau benar-benar lamban” celetuk Onew begitu Taemin masuk dan duduk di
sampingnya. “Hehehe... Mianhae hyung” jawab Taemin nyengir.
Baru
saja Taemin bermaksud untuk menggunakan sabuk pengamannya, tiba-tiba matanya
secara tak sengaja melihat bayangan yeoja yang melesat cepat dengan sepedanya melewatinya. Taemin sedikit terlonjak kaget,
kemudian ia menyipitkan matanya. Yeoja itu tampak tak asing.
“Ah~
dia.. Oh, bukankah hari ini hari pertama training?” seru Taemin tiba-tiba.
Onew
menoleh, “Ee—aku dengar begitu. Waeyo?” tanya Onew bingung.
“Lalu
apa yang dia lakukan di sini? Ah~ Apakah terjadi sesuatu?” gumam Taemin
penasaran. “Hyung, aku harus pergi” tiba-tiba Taemin kembali turun dari mobil
dan berlari cepat mengejar bayangan yeoja bersepeda tadi.
“Mwo?
Ya’!! Lee Taemin! Kau akan terlambat ke sekolah!” teriak Onew yang mendongakkan
kepalanya keluar jendela. Tapi percuma, namja itu sudah melesat jauh.
“Aigo~
apa yang dia lakukan?” runtuk Onew frustasi.
Di
sisi lain, Taemin masih saja terus berlari. Matanya tetap mengunci bayangan
yeoja tadi, seakan tak mau kehilangan sosok yeoja itu dari penglihatannya.
Taemin berpikir cepat, hingga secara tak sengaja matanya menemukan sebuah
tikungan jalan kecil, ia kembali melihat yeoja itu berbelok. “Tak akan
terkejar, mungkin harus lewat jalan pintas” gumamnya yang kemudian berbelok ke
jalan kecil tadi.
***
Cciiiitttt.
Terdengar suara decitan keras dari roda sepeda Sang-mi
saat tiba-tiba seorang namja muncul dan menghalangi jalannya. Namja itu
terlihat ngos-ngosan, sepertinya ia baru saja berlari jauh.
“Nam Sang-mi.. Hai.. hehehe” sapanya cengegesan di
sela-sela nafasnya yang tak beraturan.
“Eh?
Oppa!” seru Sang-mi kaget.
“Apa
yang oppa lakukan di sini?” tanya Sang-mi bingung. Bisa ia lihat namja cute itu
masih kelelahan dan berkeringat. Sang-mi menunggu sebentar, menunggu sampai
Taemin kembali bisa menetralkan nafasnya.
“Apa
yang.. Hhh.. Hhh... kau lakukan di sini?” Taemin balik bertanya. Kening Sang-mi
berkerut, “Aku mau pergi ke sekolah..” jawabnya.
“Dan
oppa harusnya ke sekolah!” tunjuk Sang-mi yang menyadari Taemin menggunakan
seragam.
“Tapi
hari ini adalah hari pertama training. Kau bukan bermaksud untuk kabur kan?”
lanjut Taemin takut-takut.
“Huh?
A—ani. Tentu saja tidak! Aku hanya mau mengantarkan ini. Surat ijin” balas
Sang-mi cepat. “Euh?? Surat?” Taemin tampak berpikir.
“Oh.
Hehehe~ aku pikir...” raut wajah Taemin berubah cengegesan.
“Ne?”
“A..ani.
Bukan apa-apa. Lanjutkan saja. Aku hanya kebetulan lewat” Taemin
menggaruk-garuk kepalanya malu. “Oo-ba..baiklah. Kalau begitu aku pergi” pamit
Sang-mi yang masih terlihat kebingungan dengan kemunculan Taemin yang begitu
tiba-tiba.
Taemin
mengangguk kecil dan terus mengamati yeoja itu hingga menghilang dari
penglihatannya. Taemin melihat sekeliling, kemudian teringat apa yang baru saja
ia lakukan, “Aneh. Kenapa aku harus mengejarnya?” gumamnya bingung.
***
“Srruuupp...Unnie~
menurutku dia tampan. Oh yang di sana juga” tunjuk Shin Yeong semangat di
sela-sela seruputan kopinya begitu melihat seorang namja muda melintas beberapa
meter di depannya.
Eun
Ji hanya mendesah panjang dan geleng-geleng kepala. Kini ia dan Shin Yeong
memutuskan untuk duduk sejenak di sisi bagian kiri lobi sementara menunggu
Sang-mi dan intruksi dari staff managemen. Sejak tadi ia hanya mendengarkan
celotehan Shin Yeong yang terus tampak bersemangat.
“Unnie~
sebenarnya bagaimana tipe namja idealmu?” tanya Shin Yeong tiba-tiba.
“Eh?
Kenapa?” jawab Eun Ji bingung.
“Aku
hanya penasaran. Unnie kelihatannya bosan dan tidak tertarik pada namja.
Jangan-jangan... Oh aku tau! Unnie menyukai Jinki sunbae kan?!” seru Shin Yeong
keras yang berhasil membuat Eun Ji terlonjak kaget dan mebelalakkan matanya.
“Shin
Yeong-ah!” tegur Eun Ji panik dan membekap mulut yeoja itu agar tak lagi
bicara. “Aigo~ Kau ini... benar-benar...”
“Omo~
Lagi-lagi aku bertemu dengan yeoja-yeoja berisik ini” tegur seseorang
tiba-tiba. Spontan Eun Ji dan Shin Yeong menoleh, terlihat seorang yeoja dangan
rambut coklat bergelombang dengan tampang angkuh memandang mereka berdua sinis.
“Annyeong~”
sapa yeoja di belakangnya ramah.
“Masih
ingat denganku? Soo Hyo?” lanjutnya.
Eun
Ji balas tersenyum ramah, “Tentu saja” balasnya.
“Oh,
kurang satu. Di mana gadis manis itu?” celetuk Soo Hyo celingak-celinguk.
“Sang-mi?
Dia pergi keluar sebentar” jawab Shin Yeong yang kini beralih melirik yeoja
pendiam di belakang Soo Hyo. Goo Hye Sun.
“Apa
dia tidak pernah bicara?” tanya Shin Yeong blak-blakkan.
Eun
Ji yang mendengar itu dengan cepat menginjak kaki Shin Yeong gemas. “Aww!
Unnie!” sungutnya merengut.
“Oh~
anio. Hanya saja dia sedikit... pendiam” jawab Soo Hyo ragu seraya ikut melirik
Hye Sun di belakang. Yeoja itu tampak diam sambil sesekali memandang
berkeliling.
“Ah~
Sudahlah. Kita pergi saja. Tidak baik kalau bergaul dengan yeoja berisik. Nanti
bisa ketularan” sindir Eun Bi tiba-tiba. “Mwo?! Kau bilang apa?!” bentak Shin
Yeong berdiri dari duduknya.
“Ssstt..
Shin Yeong-ah. Tenanglah..” Eun Ji menengahi.
“Ya’!
Kau suka sekali berteriak! Kau pikir aku tuli?!” gertak Eun Bi kesal.
“Hisss...
aku tidak akan berteriak kalau saja kau bicara sedikit lebih sopan!”
“Huh,
aku dengar kau gagal audisi sebanyak 45 kali? Memalukan. Benar-benar tidak
punya malu. Sudah gagal sebanyak itu masih ngotot minta di terima. Karena
mereka bosan melihatmu, makanya kau di loloskan! Tidak punya kemampuan
sebaiknya jangan memaksakan diri! Kajja. Lebih baik kita pergi!” cecar Eun Bi
seraya berjalan menjauh meninggalkan Shin Yeong begitu saja.
“Euh~
Ee—kau baik-baik saja?” tanya Soo Hyo hati-hati.
Raut
wajah Shin Yeong terlihat marah dan panas. Wajahnya memerah, tangannya mengepal
kuat. “Mwoya?! Tadi dia bilang apa????”
ucap Shin Yeong kesal sampai ke ubun-ubun.
“MWOYA?!!
Ya’! Dasar yeoja sombong, benar-benar menyebalkan! Rasakan ini!” Shin Yeong
melemparkan gelas kopi plastiknya pada Eun Bi, tapi...
Byyuurr
Kopi tadi justru sukses tumpah ruah mengenai jaket
seorang namja tampan yang baru saja memasuki gedung. Mata namja itu terbelalak
kaget. “Omo..omo.. panas..panas...!! Ya’!! Siapa orang bodoh yang meleparkan
ini?!” runtuknya keras.
Shin Yeong terdiam. Raut wajahnya yang tadi terlihat
emosi dan marah perlahan berubah. “Ups.. gawat...” Shin Yeong meringis pelan. Ia
melirik Eun Ji yang juga terlihat kaget.
“Ya’!! Ku bilang siapa yang melemparkan ini?!” serunya
lagi.
Eun Bi yang menyadari kejadian barusan mendadak beralih
memandang Shin Yeong. Melihat raut wajah Shin Yeong yang berubah pucat, membuat
senyuman evil mengembang di kedua sudut bibirnya.
“Hey, itu Key kan?”
“Iya benar. Omo... lebih tampan dari di foto!”
“Aigo~ bahkan saat marah pun terlihat keren xD”
celetukkan demi celetukkan pun mulai terdengar. Eun Bi semakin tersenyum lebar,
dengan langkah pasti ia berjalan mendekati Key.
“Oppa.. gwenchana? Jeongmall mianhamnida. Yeoja itu,
tadinya ia ingin melepariku, tapi malah mengenaimu. Mianhamnida. Ini
kesalahanku” ucap Eun Bi dengan raut wajah menyesalnya seraya menunjuk ke arah
Shin Yeong.
Key mengikuti arah yang di tunjukkan.
DEG.
Tatapan mereka bertemu. Shin Yeong meringis. Tatapan mata
Key benar-benar tajam. Kelihatannya namja itu benar-benar kesal karenanya.
“Tidak apa-apa. Ini bukan salahmu. Seorang trainee junior
harusnya bisa bersikap sedikit lebih sopan! Apalagi ini baru hari pertama,
bagaimana bisa sudah membuat ulah?!” celetuk Key sinis.
“Aigo~ aku harus ganti baju. Sepertinya aku benar-benar
sial!” Key melirik Shin Yeong tajam dan beranjak pergi begitu saja. Namja itu
terlihat menggerutu sebal. Tepat ketika Key berlalu, seorang staff berjalan
menghampiri Shin Yeong.
“Nona, apa yang kau lakukan? Tidak seharusnya kau membuat
masalah. Ini bisa mengurangi poinmu” tegurnya.
“Mi..mianhamnida. Jeongmall mianhae” Shin Yeong
cepat-cepat membungkuk.
Eun Bi tersenyum semakin lebar, sekilas ia melirik Eun
Ji. Yeoja itu terlihat memandangnya kesal. Tapi Eun Bi tidak peduli, ia hanya
menjulurkan lidahnya dan berbalik pergi.
***
“Shin Yeong-ah, gwenchana?” tegur Eun Ji khawatir.
“Kau baik-baik saja kan?” sambung Soo Hyo. Shin Yeong
hanya mengangguk kecil dan menghela nafas berat. Ia sudah hampir menangis, tapi
dengan cepat di tepisnya. Tidak. Aku
tidak boleh menangis. Pikirnya.
“Aku baik-baik saja. Sungguh” Shin Yeong mengangkat
wajahnya dan kembali melemparkan senyum. “Hhh.. lama-lama Eun Bi menyebalkan
juga!” runtuk Soo Hyo kesal.
“Tapi namja itu.. mungkin kau harus minta maaf” kata Eun
Ji tiba-tiba.
Shin Yeon beralih memandang Eun Ji sesaat. “Ne..
mungkin...” gumamnya.
“Tapi dia menyebutku bodoh!” sambungnya tiba-tiba.
“Dan kelihatannya dia juga menyebalkan!” lanjut Shin
Yeong yakin.
“Aigo~ sekarang bukan saatnya mengatai orang!” ucap Soo
Hyo gemas.
Shin Yeong manyun, ia tidak bisa membayangkan jika ia
bertemu lagi dengan namja itu nanti.
***
Eun Ji terburu-buru menuju lobi gedung. Seharusnya ia
sekarang sudah berada di kelas vokal di lantai 4, kelas sudah di mulai hampir
satu jam yang lalu tapi tiba-tiba Sang-mi menghubunginya dan mengatakan kalau
ia di bawah dan tersesat karena terlambat datang.
Saat hampir mencapai pintu, tiba-tiba langkah Eun Ji
berhenti begitu di lihatnya seorang namja bermata sipit tengah berdiri diam
seperti menunggu seseorang. Melihat namja itu mendadak membuat otak Eun Ji
memutar balik semua kenangan 5 tahun lalu. Saat dimana pertama kali ia berkomunikasi
dengan namja ini. Yang tak lain adalah sunbaenya di SMA saat itu.
~ Flashback ~
“Ku dengar suaranya sangat bagus, dia juga pintar”
“Ne, tapi dia sangat pemalu kan? Dia bahkan tidak mau
bergaul dengan kita para yeoja”
“Tapi dia seorang pekerja keras. Tampangnya juga lumayan.
Sayang sekali kita tidak bisa lebih dekat lagi. Bagaimana ini? Kau sudah
memperhatikannya sejak SMP Eun Ji-ah, tapi karena Jinki oppa pemalu, kau jadi
tidak punya kesempatan”
Eun Ji hanya tersenyum tipis. “Gwencahana. Bisa
melihatnya saja sudah membuatku senang. Tidak apa jika ia tidak melihatku..”
----
Sore itu tiba-tiba turun hujan begitu deras. Eun Ji terjebak sekolah. Ia tampak gelisah,
langit terlihat gelap. Mungkin sepanjang sore ini akan terus hujan.
“Bagaimana ini? Aku harus segera pulang. Umma pasti
khawatir” gumam Eun Ji bingung. Ia tampak berpikir sejenak. Jika menunggu hujan
reda, pasti akan sangat lama. Akhirnya Eun Ji memutuskan untuk nekat berlari di
tengah hujan hingga sampai di halte jauh di tikungan beberapa meter dari
sekolah.
Eun Ji mengambil ancang-ancang untuk berlari, tapi baru
saja ia melangkahkan kakinya, tiba-tiba seseorang menegurnya.
“Jangan begitu, nanti kau bisa sakit”
“Eh?!” Eun Ji menoleh. Ia terkesiap. Seorang namja tampan
bermata sipit terlihat membuka payung yang di bawanya.
“Ini, kau bisa pakai payungku” lanjutnya.
Eun Ji terdiam. Ia memandangi namja itu dengan jantung
yang terus berdegup cepat. “O-o.. ne.. Ghamsa... Ah~” belum lagi Eun Ji
mengucapkan terima kasih, tiba-tiba namja itu sudah melesat pergi begitu saja
menerobos hujan.
“Oppa...”
~ Flashback End ~
“Onew hyung! Mianhae, kajja kita pergi” seruan Key
membuyarkan lamunan Eun Ji. Saat itu juga Onew secara tak sengaja melihatnya,
Eun Ji kembali terkesiap. Onew melihatnya. Apa namja itu masih ingat dengannya?
Onew melemparkan senyuman manisnya pada Eun Ji sebelum
akhirnya benar-benar pergi. Eun Ji masih berdiri diam di tempatnya, matanya
terus saja menatap punggung Onew yang berjalan menjauh. “Go..mawo..” mendadak
Eun Ji tersenyum tipis. “Itu manis sekali...oppa” lanjutnya.
***
“Aigo~ ini baru hari pertama tapi sudah di beri pe-er?”
celetuk Shin Yeong tak habis pikir. Kelas terakhir, koreografi baru saja
berakhir. Sekilas Shin Yeong melirik jam tangannya, sudah pukul 9 malam!
“Dan kita baru selesai” lanjutnya lagi.
“Tapi..tapi.. kenapa hanya aku yang di beri pe-er? Kenapa
hanya aku yang harus menghapalkan semua gerakan-gerakkan dance ini?” sambungnya
lagi.
“Unnie... Hwaiting!!!” ucap Sang-mi menyemangati. Shin
Yeong tersenyum tipis, “Aigo~ nae yeodongsaeng! Adik kesayanganku..” Shin Yeong
memeluk Sang-mi gemas.
Di saat para trainee seharusnya kembali ke dorm, Soo Hyo
justru terlihat menyelinap pergi keluar
asrama. “Oh, Soo Hyo-ssi!” panggil Shin Yeong menghentikan langkah yeoja itu.
“Kau mau kemana?” tanya Shin Yeong penasaran dan berlari
menghampiri yeoja itu. “Ssttt... aduh. Ternyata benar, terkadang suara kerasmu
itu memang menganggu” sungut Soo Hyo yang berhasil membuat Shin Yeong berkacak
pinggang.
“Ya’! Apa maksudmu?!”
“Hey! Sudah ku bilang panggil aku Unnie! Aku setahun
lebih tua!” Soo Hyo semakin gemas karena yeoja satu ini nggak sadar-sadar juga.
“Andwae! Kau terlihat terlalu nakal dan jail untuk yeoja
seusiamu” tolak Shin Yeong dan lagi-lagi, ia berhasil mendapatkan satu jitakkan
keras di kepalanya. Eun Ji berdiri tepat di belakangnya.
“Panggil dia Unnie! Kau ini...” tegur Eun Ji hampir putus
asa.
Soo Hyo menahan tawa, “Ah~ sudahlah. Aku hanya ingin
pergi sebentar. Mencari cemilan untuk makan malam. Whehehe... sebaiknya kalian
cepat masuk ke asrama” ucap Soo Hyo lagi dan berlari pergi menjauh begitu saja.
“Mwo?! Ya’!! Mana bisa be...”
“Yoo Shin Yeong! Jangan berteriak, nanti dia ketahuan
pergi! Kau ini, sebaiknya kita masuk!” Eun Ji masih membekap mulut Shin Yeong
dan menyeretnya masuk. Sang-mi yang melihat itu hanya cengar-cengir cengegesan.
“Unnie... bagaimana caranya meredamkan semangatmu?”
***
“Ghamsahamnida ahjussi! Mie-mu memang yang paling enak!”
pamit Soo Hyo setelah menghabiskan hampir 3 mangkuk mie ramennya malam itu.
“Hahaha~ Ye. datanglah lagi besok! Selera makanmu
benar-benar bagus nona. Kalau semua pelangganku sepertimu, aku akan kaya.
Hahaha..” tawa ahjussi itu.
Soo Hyo terkekeh geli. Sekilas ia melirik jam tangannya,
hampir jam 11. Kelihatannya ia keluyuran terlalu lama. “Aduh. Kalau ketahuan
bisa gawat” runtuknya.
Jalanan juga mulai tampak sepi. Dengan langkah yang
sedikit tergopoh-gopoh Soo Hyo berjalan kembali menuju asrama. Ia memutuskan
untuk melewati gang-gang sempit sebagai jalan pintas. Saat sampai di salah-satu
sudut gang, tiba-tiba di lihatnya bayangan seorang namja dengan mantel hangat
hitam tebal dan celana jeans tengah berdiri dan menyandarkan punggungnya di
tembok jalan.
“Eh?!” langkah Soo Hyo melambat.
Sesaat ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru
jalan, tidak ada orang lain selain namja itu. Apa yang di lakukan namja itu di sana? Hatinya bertanya-tanya. Soo
Hyo berjalan semakin mendekat. Samar-samar bayangan namja itu semakin terlihat
jelas.
Soo Hyo menghentikan langkahnya tiba-tiba. Matanya terus
saja tertuju pada namja tadi. “Sepertinya.. tidak asing..” gumamnya.
“Ah! Benar, Kim Jonghyun! Apa yang dia lakukan
malam-malam begini di sini? Apa dia mau kencan?!” serunya tiba-tiba setelah
bisa melihat wajah namja itu dengan jelas di bawah cahaya lampu jalan.
Tepat tak lama setelah itu, terlihat seorang yeoja
berjalan mendekati Jonghyun. Soo Hyo mengamati yeoja itu, bentuk tubuhnya
bagus, rambutnya hitam dan panjang, dan dia juga... “Cantik..” pikirnya.
Selama beberapa menit Soo Hyo terus memperhatikan
pasangan itu. Mereka terlihat sedang berbicara dengan serius, entah apa itu,
tapi Soo Hyo bisa melihat raut wajah kecewa Jonghyun.
“Ada apa?”gumam Soo Hyo penasaran.
“Huaaaa... tapi kenapa tiba-tiba aku jadi penguntit
seperti ini? Benar-benar memalukan!” serunya tiba-tiba. Teriakkan nya ternyata
cukup keras hingga terdengar oleh kedua sejoli itu. Soo Hyo bisa melihat
Jonghyun berjalan mendekat ke arahnya. Ia panik. Dengan cepat ia memutar
tubuhnya dan berjalan menghindar. Tapi baru selangkah ia bergerak, tiba-tiba
seseorang menahan lengannya dengan kasar.
“Jadi kau orangnya? Yang selama ini membuntuti kami dan
menyebar luaskan foto-foto itu?” terdengar suara berat Jonghyun.
TBC
Gimana?? Nanggung ya? hehehe
Tenang, seperti part sebelumnya, kali ini juga ada trailers nya ^^d
Trailers for next part
“Jonghyun putus? Waeyo? Apa terjadi sesuatu?” seru Eun Bi
kaget.
Soo Hyo yang mendengar itu mendadak bungkam. Apa karena semalam? Aigo~ Dasar Soo Hyo
Pabo! Pabo!’
<skip>
“Tegakkan tubuhmu sedikit” bisik Minho gugup. Ia menekan
sedikit punggung Hye Sun untuk membenarkan posisinya.
“Dan.. kau pengang pemukul ini seperti ini” Minho memeluk
Hye Sun dari belakang agar bisa mencontohkan cara memegang pemukul baseball
yang benar.
“Lihatlah ini, bukankah mereka serasi?” tawa sutradara
menggema.
<skip>
“Berikan satu alasan kenapa aku harus memaafkanmu?”
tantang Key jutek.
Shin Yeong merengut, “Pokoknya kau harus memaafkanku! Aku
tidak mau point ku di kurangi!” tuding Shin Yeong ngotot.
“Hisss... Apa seperti ini sebuah permintaan maaf?
Lagipula mau point mu di kurangi atau tidak, itu bukan urusanku!”
“Hiiaaaa... Kenapa bisa ada namja sepertimu?! Maafkan aku
atau...”
<skip>
Taemin menatap namja itu tak senang. Entah kenapa melihat
ia dan Sang-mi melakukan latihan dance berduaan di ruang koreo malam-malam
begini membuatnya gerah.
Bukankah
dia salah satu dari dancer tambahan
kami? Dance ku bahkan lebih baik, kenapa harus dia yang menemani Sang-mi
berlatih?
Trailers End
Pas Trainee di kelasnya author skip aja, takut salah.
Tapi di part2 nanti aku selingin deh ^^V
Jadi gimana? hehehe
di tunggu LIKE dan COMENT nya ya.
Juga minta doanya, sampai minggu besok aku masih ulangan semester. Doain moga lancar ^^
Ghamsahamnida *bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar